A. Kasu Kasuss
Pada Pada pasi pasien en yang yang meng mengal alam amii batu batuk k dan dan hipe hipert rten ensi si
dibe diberi rika kan n obat obat capt captop opri rill dan dan
furo furose semi mid, d, untu untuk k batu batuk k dibe diberi rika kan n deks dekstr trom ometo etorfa rfan. n. Laku Lakuka kan n tela telaah ah peng pengob obata atan n berdasarkan ketepatan obat, kemudian berikan saran, apakah pengobatan yang diberikan telah tepat indikasi.
B. Tinjauan Tinjauan Farmakolo Farmakologi gi Obat 1. Capto Captopri prill
a. Me Mek kan anis isme me Ker Kerja ja:: Captopril Capto pril yang merup merupakan akan Angiote (ACE)) inhib inhibitor itor Angiotensin nsin Conv Converti erting ng Enzy Enzyme me (ACE pertama yang digunakan secara klinis. ACE membantu produksi angiotensin II (berperan penting dalam regulasi tekanan darah arteri). ACE didistribusikan pada beber beberapa apa jar jaring ingan an dan ada pad padaa beb beberap erapaa tip tipee sel yan yang g ber berbed bedaa tet tetapi api pad padaa prin prinsi sipn pnya ya me meru rupa paka kan n se sell en endo doth thel elia ial. l. Ke Kemu mudi dian an,, te temp mpat at ut utam amaa pr prod oduk uksi si angiotensin II adalah pembuluh darah bukan ginjal. Inhibitor ACE mencegah perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II. ACE inhibitor juga mencegah degrad deg radasi asi bra bradik dikini inin n dan men mensti stimul mulasi asi sin sintes tesis is sen senya yawa wa vas vasod odilat ilator or lai lainny nnyaa termasuk prostaglandin E2 dan prostasiklin. Pada kenyataannya, inhibitor ACE menuru men urunka nkan n tek tekana anan n dar darah ah pad padaa pen pender derita ita den dengan gan akt aktivi ivitas tas ren rennin nin pla plasma sma normal, bradikinin, dan produksi jaringan ACE yang penting dalam hipertensi.
b.. Na b Nama ma Gen Generi erik k : Cap Capto topr pril il
c. Nama Dagang Dagang : Acepress Acepress : Tablet Tablet 12,5mg 12,5mg,, 25mg; 25mg; Capoten: Capoten: Tablet Tablet 12,5mg, 12,5mg, 25mg; 25mg; Captensin : Tablet 12,5mg, 25mg; Captopril Hexpharm : Tablet 12,5mg, 25mg, 50mg; Casipril : Tablet 12,5mg, 25mg; Dexacap : Tablet 12,5mg, 25mg, 50mg; Farmoten : Tablet 12,5mg, 25mg; Forten : Tablet 12,5mg, 25mg, 50mg; Locap : Tablet 25mg; Lotensin : Kapsul 12,5mg, 25mg; Metopril : Tablet salut selaput 12,5mg, 25mg; Kapsul salut selaput 50mg; Otoryl : Tablet 25mg; Praten : Kapsul 12,5mg; Scantensin : Tablet 12,5mg, 25mg; Tenofax : Tablet 12,5mg, 25mg; Tensicap : Tablet 12,5mg, 25mg; Tensobon : Tablet 25mg
d. Indikasi : a.
Hipertensi esensial (ringan sampai sedang) dan hipertensi yang parah.
b.
Hipertensi berkaitan dengan gangguan ginjal ( renal hypertension ).
Diabetic nephropathy dan albuminuria.
c. d.
Gagal jantung (Congestive Heart Failure ).
e. Postmyocardial infarction f.
Terapi pada krisis scleroderma renal.
e. Kontraindikasi : a.
Hipersensitif terhadap ACE inhibitor.
b.
Kehamilan.
c.
Wanita menyusui. d.
Angioneurotic edema yang berkaitan dengan penggunaan ACE inhibitor sebelumnya.
e. Penyempitan arteri pada salah satu atau kedua ginjal.
f. Bentuk sediaan : Tablet, Tablet salut selaput, Kaplet, Kaplet salut selaput.
g. Aturan pakai Captopril diberikan 3 kali sehari dan pada saat perut kosong yaitu setengah jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Hal ini dikarenakan absorbsi captopril akan berkurang 30%-40% apabila diberikan bersamaan dengan makanan.
h. Efek samping Batuk
kering
kronis,
hipotensi,
pusing,
disfungsi
ginjal,
hiperkalemia,
angioedema, ruam kulit, takikardi,dan proteinuria
i.
Resiko khusus :
-
Wanita hamil Captopril tidak disarankan untuk digunakan pada wanita yang sedang hamil karena dapat menembus plasenta dan dapat mengakibatkan teratogenik. Hal ini juga dapat menyebabkan kematian janin. Morbiditas fetal berkaitan dengan penggunaan ACE inhibitor pada seluruh masa trisemester kehamilan. Captopril
beresiko pada kehamilan yaitu pada level C (semester pertama) dan D (semester kedua dan ketiga). -
Wanita menyusui Captopril tidak direkomendasikan untuk wanita yang sedang menyusui karena bentuk awal captopril dapat menembus masuk dalam ASI sekitar 1% dari konsentrasi plasma. Akan tetapi tidak diketahui apakah metabolit dari captopril juga dapat menembus masuk dalam ASI.
-
Penyakit ginjal Penggunaan captopril (ACE inhibitor) pada pasien dengan gangguan ginjal akan memperparah kerusakan ginjal karena hampir 85% diekskresikan lewat ginjal (hampir 45% dalam bentuk yang tidak berubah) sehingga akan memperparah kerja ginjal dan meningkatkan resiko neutropenia. Apabila captopril digunakan pada pasien dengan gangguan ginjal maka perlu dilakukan penyesuaian dosis dimana berfungsi untuk menurunkan klirens kreatininnya.
2. Furosemide
a. Mekanisme Kerja Furosemid merupakan diuretik kuat, yang bekerja dengan menurunkan reabsorpsi sodium dan klorida di ascending loop Henle dan tubulus distal ginjal. Meningkatkan ekskresi sodium, air, klorida, kalsium, dan magnesium.
b. Indikasi Untuk edema, hiperkalsemia akut, hiperkalemia, oliguria karena gagal ginjal dan hipertensi.
c. Nama Generik : Furosemid tablet 40 mg
d. Nama dagang: Arsiret (Meprofarm) tablet 40 mg; Cetasix (Soho) tablet 40 mg; Classic (Kimia Farma) tablet 40 mg; Diurefo (Pyridam) tablet 40 mg; Farsiretic (Ifars) tablet 40 m; Farsix (Fahrenheit) cairan injeksi 10 mg/ml, tablet 40 mg; Furosix (Landson) cairan injeksi 10 mg/ml, tablet 40 mg; Gralixa (Graha) tablet 20 mg, 40 mg; Impugan (Alpharma) cairan injeksi 20 mg/2 ml, tablet 40 mg; Lasix (Hoechst Marion Roussel Indonesia) cairan injeksi 20 mg/2 ml, larutan infus 250 mg/25 ml, tablet 40 mg; Uresix (Sanbe) tablet ss. 40 mg; Yekasix (Yekatria) tablet 40 mg
e. Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap furosemid, sulfonylurea, anuria, kekurangan elektrolit
f.
Bentuk sediaan: Tablet, tablet salut selaput, cairan injeksi, larutan infus, kaplet
g. Dosis: Dosis dewasa: a. Oral : 20-80 mg/dosis, peningkatan dosis sampai 20-40 mg/dosis dengan interval 6-8 jam. Dosis dapat ditingkatkan sampai 600 mg/hari jika terjadi udem. b. IM, IV : 20-40 mg/dosis, dapat diulangi dalam 1-2 jam jika diperlukan, dan ditingkatkan sebesar 20 mg/dosis sampai mendapatkan efek yang diinginkan. Dosis anak-anak a. Oral : 1-2 mg/kg/dosis dapat ditingkatkan sebesar 1 mg/kg/dosis sampai mendapatkan efek yang diinginkan. Dosis maksimal sebesar 6 mg/kg/dosis. b. IM, IV : 1 mg/kg/dosis ditingkatkan sebesar 1 mg/kg/dosis pada interval 6-12 jam sampai mendapatkan efek yang diinginkan, dapat ditingkatkan sampai 6 mg/kg/dosis.
h. Aturan pakai: Injeksi secara IV harus diberikan secara perlahan, kecepatan maksimum pemberian adalah 4 mg/menit. Diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada saluran cerna.
i.
Efek samping: Rasa tidak enak di perut, hipotensi ortostatik, gangguan saluran cerna, penglihatan kabur, pusing, sakit kepala
j.
Resiko khusus: pada kehamilan obat ini dapat melewati sawar plasenta, meningkatkan produksi urin fetal, gangguan elektrolit. Biasanya penggunaan diuretik selama hamil dihindari karena adanya resiko penurunan perfusi plasenta.
3. Noscapine
Nama dagang: mercotin Indikasi: batuk karena salesma, bronkhitis akut dan kronis, asma bronchial, bronkiektasis, TBC, radang paru. Efek pereda batuk tidak sekuat kodein dan tidak mengakibatkan depresi pernafasan & obstipasi
Dosis : pada dewasa: 10 tetes, pada anak 6-12 tahun: 5 tahun, pada bayi: 2 tetes. Diberikan 3-4x sehari. Efek samping : jarang ditemukan Kontraindikasi: asma bronchial, depresi pernafasan, penggunaan bersama dengan MAOI Peringatan: pada penyakit hati dan ginjal yang mendapatkan terapi bersama obat depresan SSP. Juga menyebabkan ketergantungan fisik pada penggunaan jangka panjang. 1.
Bentuk sediaan: tetes 10 mg/ml
4. Dekstrometorfan
1. Nama Dagang - Alco - Andonex
- Alpara - Antiza
- Benadryl DMP
- Benadryl DMP Child
- Colfin - Cough EN plus - Dextrosin
- Corsagrip - Decolsin - Domeryl
- Farapon
- Flu Stop
-
Fludexin,
Flutamol/Flutamol-P - Ikadryl DMP - Konidin - Lapifed DM - Mixadin - Neo Davenol - Poncolin D
- Fluzep
- Halmezin
- Hustadin
- Intunal - Kontrabat - Lapisiv - Mixaflu - Neo Tusilan - Primadryl Plus
- Intunal F - Lacoldin - Licodril DMP - Mucotussan - Oskadryl - Promedex
- Kalibex - Ladecon/Ladecon Forte - Mersidryl - Neladryl DMP - Poncodryl DMP - Protusif Romilar/Romilar
- Pyridryl/Pyridryl Plus - Recomint -
Sanadryl/Sanadryl
DMP
- Rhinodin
- Scanidin
- Siladex
- Triaminic Batuk
- Tropidryl Plus
- Tusilan
- Tussigon - Wood's
- Valved Dm
2. Dosis:
- Anadex - Anakonidin - Bantif Child - Benacol DTM Benilin - Bronchophen Bisoltussin - Corsamyl - Cosyr - Dexmolex - Dextral/Dextral Forte - Donexan DX - Ersylan Fludane/Fludane - Flucadex Forte/Fludane Plus
Peppermint
Antitussive Syrup. (5,6)
- Tuseran Pedia DMP - Tuzalos - Actifed DM
Expectorant - Tilomix - Tuseran/Tuseran Forte - Ultragrip
Dosis dewasa : 10-20 mg secara oral setiap 4 jam atau 30 mg secara oral setiap 6-8 jam. Dosis max 120 mg/hari. Dosis anak-anak : Usia 6-12 tahun, 5-10 mg secara oral setiap 4 jam atau 15 mg secara oral setiap 6-8 jam, dosis maksimum : 60 mg/hari. Usia 2-6 tahun, 2.5-5 mg secara oral setiap 4 jam atau 7.5 mg secara oral setiap 6-8 jam, dosis maksimum 30 mg/hari.
3. Indikasi: Batuk kering
4. Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap dekstromethrofan, diberikan bersama dengan monoamine oxidase inhibitors.
5. Efek samping : pusing (ringan), mengantuk (ringan) dan fatigue (ringan). 6. Interaksi : Beberapa kasus interaksi yang berat dan fatal (serotonin syndrome) pernah dilaporkan setelah penggunaan dekstromethrofan pada pasien yang menerima MAOIs. Kemungkinan interaksi dengan inhibitor cytochrome P450 isoenzime CYP2D6 (amiodarone,
fluoxetine,
haloperidol,
paroxetine,
propafenone,
quinidine,
dan
thioridazine). 7. Mekanisme kerja : Dibandingkan dengan turunan morfin yang lain, dekstrometorfan hanya memiliki aktivitas antitusive. Memiliki efek menahan reflek batuk yang setara dengan kodein. Tidak memiliki efek ekspektoran. 8. Bentuk sediaan: sirup, tablet, kaplet, suspense, sachet, kaplet forte dan kapsul 9. Informasi pasien a. Jangan menggunakan obat ini apabila mempunyai riwayat alergi terhadapnya, atau bila menggunakan MAO inhibitor b. Cara menggunakan obat c. Apabila lupa menggunakan obat, sesegera mungkin gunakan obat, apabila jarak sudah terlalu dekat dengan waktu penggunaan obat berikutnya, tunggu sampai waktu penggunaan obat berikutnya. Jangan mendobel dosis. d. Informasikan kepada dokter jika sedang hamil, menyusui, penderita asma atau penderita live
C. PENGKAJIAN KASUS BERDASARKAN PRINSIP RASIONALITAS
1.
Tepat Indikasi
Pasien terdiagnosis mengalami hipertensi dan batuk. Untuk pengobatan hipertensi, penggunaan captopril yang dikombinasikan dengan furosemid sudah sesuai dengan indikasi pasien. Captopril yang merupakan golongan ACE inhibitor bekerja menurunkan tekanan darah dengan cara melebarkan pembuluh darah arteri. Furosemid yang merupakan golongan diuretika bekerja menurunkan tekanan darah dengan cara mengeluarkan natrium tubuh dan mengurangi volume darah. Furosemide dapat mengurangi udema yang timbul akibat tekana darah yang tinggi. Apabila kedua obat ini dikombinasikan, maka akan dapat mengoptimalkan terapi hipertensi. Akibat penggunaan captopril, timbul efek samping batuk kering kronis, sehingga diberikan obat antitusif. Namun, pemberian antitusif dextrometorfan dalam hal ini tidak tepat indikasi karena dextrometorfan tidak sesuai digunakan untuk batuk kering yang bersifat kronis (POM, tt). Oleh karena itu, penggunaan dextrometorfan diganti dengan noskapin.
2.
Tepat Pasien Dilihat dari sisi ketepatan pasien, pemberian obat-obat antihipertensi sudah sesuai dengan pasien yang terdiagnosis hipertensi
3.
Waspada Efek Samping Karena pemberian obat antihipertensi golongan ACE inhibitor (captopril) dapat menginduksi batuk kering kronis, maka diberikan pula terapi dengan golongan obat antitusif. Namun, dalam kasus ini pemberian terapi dengan dextrometorfan tidak sesuai untuk efek samping batuk kering kronis yang ditimbulkan selama terapi hipertensi.
4.
Tinjauan Biaya Pengobatan Dilihat dari segi biaya pengobatan, pemberian kombinasi captopril dan furosemid sudah memenuhi prinsip rasionalitas pengobatan. Harga captopril cukup murah dibandingkan dengan obat lain dalam golongannya, seperti losartan dan valsartan. Demikian pula dengan furosemid, harga
obatnya
cukup
terjangkau oleh masyarakat.
Untuk
dextrometorfan, jika dilihat dari segi harga obat, terapi dengan dextrometorfan cukup rasional terhadap pasien. Namun dilihat dari segi indikasi, pemberian dextrometrorfan tidak sesuai, sehingga diganti dengan noskapin. Harga noskapin tergolong terjangkau, sehingga memenuhi kriteria rasionalitas menurut WHO.
D. SARAN
Sebaiknya dilakukan penggantian obat dextrometorfan dengan noskapin yang dapat dibeli oleh pasien tanpa resep dokter. Perlu juga dilakukan monitoring terhadap penurunan tekanan darah pasien, di mana ketika level tekanan darah pasien sudah tergolong normal, terapi obat antihipertensi dapat dihentikan, sehingga efek samping berupa batuk kering kronis yang diderita pasien tidak berlangsung terlalu lama. Pada pemberian obat antihipertensi, apoteker harus memberikan KIE kepada pasien, yaitu pasien harus diberikan informasi bahwa selama terapi terhadap penyakit hipertensinya, pasien akan mengalami efek samping berupa batuk kering yang berlangsung lama, sehingga pasien juga diberikan obat untuk batuk kering tersebut, di mana obat batuk yang digunakan adalah noskapin. Pasien harus dinformasikan untuk mengkonsumsi obat secara teratur sesuai dengan aturan pemakaian agar efek terapi dapat tercapai. Pasien juga harus menjaga pola makan dan pola hidup sehat, serta harus banyak istirahat dan menghindari stres.