SISTEM REPRODUKSI TUJUAN 1. Mendeskripsikan struktur anatomi testis ikan, katak, kadal, merpati, dan marmot. 2. menyebutkan saluran reproduksi jantan pada ikan, katak, kadal, merpati, dan marmot. 3. membuat skema lintasan sperma dari testis keluar tubuh. 4. mendeskripsikan organ kopulatoris untuk hewan yang melakukan fertilisasi internal. 5. mendeskripsikan kelenjar seks asesori pada mamlia jantan. 6. Mendeskripsikan struktur anatomi ovarium ikan, katak, kadal, merpati, dan marmot 7. Menyebutkan saluran reproduksi betina pada ikan, katak, kadal, merpati, dan marmot 8. Mendeskripsikan organ reproduksi eksternal mamalia betina. DASAR TEORI Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran rreproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada beberapa hanya satu) dan sdaluran reproduksi betina. Pada mamlia yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Tenzer, 2003:19) Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik padda umumnya melakukan fertilisasid\ di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna). (Pratiwi,1996:101). Bagi hewan yang melakukan fertilisasi interna dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. ALAT DAN BAHAN o Alat 1. Seperangkat alat bedah 2. Papan seksi 3. Penyungkup 4. Jarum pentul 5. Lup o Bahan 1. Hewan segar; ikan tombro (Cypinus carpio), katak (Rana sp), kadal (Mabouya multifasciata), merpati (Columbia livia), dan Marmot (Corvia cobaya). 2. Kapas 3. Lrutan klorofom PROSEDUR Pengamatan ini dilakukan dengan metode pengamatan langsung dengan mata telanjang. Prosedur yang dilakukan yaitu: 1. Memasukkan hewan amatan kedalam penyungkup dan membiusnya dengan klorofom. 2. Melakukan pembedahan hewan jantan di atas papan seksi. Kemudian mengamati bentuk dan posisi organ-organ penyusun sistem reproduksi jantan pada ikan, katak, kadal, merpati, dan
marmot. 3. Menggambar saluran reproduksi mulai dari testis sampai menuju luar tubuh. 4. Mengamati strutur anatomi dan posisi organ kopulatoris dan kelenjar seks asesori. 5. Melakukan pembedahan hewan betina di atas papan seksi. Kemudian mengamati bentuk dan posisi organ-organ penyusun sistem reproduksi betina pada ikan, katak, kadal, merpati, dan marmot. 6. Menggambar saluran reproduksi mulai dari ovarium sampai menuju luar tubuh 7. Mengamati susunan kelenjar susu dan vulva mamalalia. PEMBAHASAN Untuk mempertahankan jenisnya maka, suatu organnisme akan melakukan perkembangbiakan. Sistem yang berperan dalam perkembangbiakan hewan adalah sistem reproduksi. Sistem reproduksi pada vertebrata adalah sistem reproduksi seksual. Secara umum sistem reproduksi pada vertebrata terdiri atas kelenjar kelamin (gonad), saluran reproduksi, dan kelenjar seks aksesori (pada mamalia). Hewan-hewan yang melakuakan vertilisasi secara internal, yang jantan memiliki organ kopulatoris yang berfungsi untuk menyalurkan sperma dari organisme jantan ke saluran reproduksi betina. Organ utama penyusun sistem reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan, gonadnya berupa testis sedangkan pada yang betina disebut ovarium. Gonad berfungsi sebagai penghasil sel kelamin (sel gamet). Gamet jantan disebut spermatozoa sedang yang betina sel telur (ovum). Perbandingan Sistem Reproduksi pada Vertebrata 1. Pisces Sistem Genitalia Jantan a. Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus. b. Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Baian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah. Sistem Genitalia Betina a. Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang. b. Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi) 2. Amphibi Sistem Genitalia Jantan a. Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium.
Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen. b. Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai. Sistem Genitalia Betina a. Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium. b. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II, diktat asistensi Anatomi Hewan). 3. Reptil Sistem Genitalia Jantan a. Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin. b. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek. Sistem Genitalia Betina a. Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis. b. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi). 4. Aves Sistem Genitalia Jantan a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa. b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang
bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimisyang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka. Sistem Genitalia Betina a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi). 5. Mamalia Sistem Genitalia Jantan a. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal. b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu kea rah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktud deferen, dan vesikula seminalis. Sistem Genitalia Betina a. Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis. b. Saluran reproduksi Pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus, dan vvagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom. Ada 4 macam tipe uterus: o Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina. o Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui lubang. o Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang. o Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus. Kelenjar seks asesori Jantan Vesika Seminalis Berupa sepasang kantong yang dindingnya berkelok-kelok, salurannya bermuara setelah bagian ampuladuktus deferen. Sekretnya berfungsi sebagai sumber energi bagi sperma serta menetralkan sifat asam vagina. Kelenjar Prostat
Pada mamalia merupakan kelenjar tunggal, terletak di bagian inferior kantong urin, mengelilingi uretra prostetik. Kelenjar Cowper Pada manusia berjumlah sepasang, ukurannya kecil, bentuknya menyerupia kacang polong, terletak di bawahnya kelenjar prostat. Organ Kopulatoris (Jantan) 1. Pisces Organ kopulatoris merupakan modifikasi sirip anal maupun sirip pelvis. Sirip pelvis pada elasmoranchi akan termodifikasi menjadi clasper. Pada teleostei sirip anal memanjang membentuk gonopodium. 2. Amphibi Tidak memiliki organ kopulatoris jarena fertilisasinya terjadi secara eksternal. 3. Reptil Semua reptil selain spenodon memilikiorgan kopulatoris, ular dan kadal mempunyai hemi penis, sedangkan pada buaya penis. 4. Aves Berupa penis yang serupa dengan penis pada kura-kura maupun buaya. 5. Mamalia Pada monotremata mirip dengan yang terdapat pada kura-kura, sedangkan untuk mamalia yang lebih tinggi, penis terletak di sebelah anterior skrotum. Organ Reproduksi Interna (Betina) Vulva pada primata terdapat dua lapisan kulit, yaitu labia minora yang terletak di tepi vestibulumyang terbuka. Pada kera dan manusia terdapat labia mayora. Di bagian dinding ventral dari vestibula terdapat klitoris yang homolog dengan penis. Di kedua sisi vesti bulum terdapat kelenjar seks asesori yaitu kelenjar Bartholin. Kelenjar Susu (Betina) Kelenjar susu hanya terdapat pada mamalia. Kelenjar susu merupakan modifikasi dari kelenjar keringat. Perkembangannya dikontrol oleh hormon estrogen dan progesterone. Produksi susu dirangsang oleh hormon prolaktin, sedangkan pengeluaran susu dirangsang oleh hormon oksitosin. KESIMPULAN Jenis reproduksi yang terjadi pada vertebrata adalah reproduksi seksual. System reproduksi pada vertebrata secara umum terdiri atas kelenjar kelamin, saluran reproduksi dan kelenjar seks asesori. Hewan yang melakuakan fertilisasi internal dilengkapi dengan organ kopulatoris pada yang jantan. Organ utama penyusun system reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan gonadnya disebut testis, sedang pada hewan betina disebut ovarium. Pada mamlia jantan dilengkapi dengan adanya kelenjar asesori yang menghasilkan cairan sebagai medium sperma.sedang pada betina terdapat uterus, khusus pada mamlia terdapat 4 macam tipe uterus: o Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina. o Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui lubang. o Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan
satu lubang. o Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus. DAFTAR PUSTAKA Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga Radiopoero.1998. Zoologi. Jakarta. Erlangga Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Malang. Dirjen Dikti Tim Asistensi. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Jurusan Zoologi UGM
BAB I PENDAHULUAN AVES (UNGGAS) A.
KARAKTERISTIK KELAS AVES Aves adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal epidermal),
sedangkan hewan lainnya tidak ada yang berbulu. Aves adalah vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Sayap pada aves berasal dari elemen-elemen tubuh tengah dan distal. (Pada fosil Pterodactyla = reptilian dan Chiroptera = mammalian terbang, sayap berasal dari elemen-elemen tubuh distal). Kaki pada aves digunakan untuk berjalan, bertengger, dan berenang (dengan selaput interdigital). Karakteristik tengkorak meliputi tulangtulang tengkorak yang berfunsi kuat, paruh berzat-tanduk. Aves tidak bergigi. Mata besar, kondil oksipetal tuggal. Telinga tengah mempunyai sebuah osikel auditori. Ada sebuah meatus auditori eksternal. Mata berkembang baik, dengan kelopak mata dan membran niktilans. Pada mata terdapat struktur vascular yang disebut pekten yang terletak dalam rongga humor vitreus. Mempunyai kelenjar air mata. Otak mempunyai serebrum dan lobus optikus yang berkembang baik, mempunyai 12 pasang saraf kranial. Respirasi dengan paruparu yang berhubungan dengan sejumlah kantung-kantung udara sebagai alat pernapasan tambahan. Jantung terbagi menjadi menjadi 2 aurikel dan 2 ventrikel. Ventrikel terpisah sempurna, sehingga sirkulasi pulmoner terpisah dari sirkulasi sistematik. Lengkung sorta hanya satu buah dan terletak di sisi kanan. Temperatur tubuh tinggi dan dipertahankan tetap (homoioterm) dengan bantuan bulu. Saluran pencernaan meliputi tembolok (crop), lambung kelenjar, dan lambung muscular (gizzard, empedal), dua buah sekum (caecum ), usus besar dan kloaka. Ginjal tipe metanefros. Vena porta ginjal tidak terbagi-bagi ke dalam kapiler-kapiler ginjal. Tidak mempunyai kandung kemih. Ekskresinya semisolid.
Fertilisasi internal. Pada burung jantan jarang yang mempunyai organ intromitten (seperti penis dan sebagainya). Semua burung ovipar. Telur berkulit keras (cangkang). Yang betina biasanya hanya mempunyai satu ovarium (kiri). Burung menempati semua daratan sampai ketinggian 6.000 m, dari lautan sampai daerah Arktik (80 oLU) dan Antartik. Temperatur tubuh berkisar antara 40,542,0oC) tergantung spesies. B.
KELAS PADA AVES Kelas aves terbagi dalam begitu banyak bangsa (ordo) yang dikenal baik
karakteristiknya. 1.
Sub-kelas
Archaeornithes (burung
bengkarung)
Burung-burung bergigi, telah punah. Hidup dalam periode Jurrasik. Metacarpal terpisah. Tidak ada pigostil. Vertebrata kaudal masing-masing dengan bulu-bulu berpasangan. Contoh : Archaeopterygiformes 2.
Sub-kelas
Neonithes
Ada yang telah punah, tetapi ada yang termasuk burung modern. Bergigi atau tidak bergigi. Metacarpal bersatu. Vertebrata kaudal tidak ada yang mempunyai bulu berpasangan. Kebanyakan mempunyai pigostil. Sternum ada yang berlunas, ada pula yang rata. Mulai ada sejak zaman Kretaseus. a.
Odontognathae . Contoh : Hesperornis dan Ichthyornis , keduanya telah punah. Bergigi. Ditemukan di Amerika Serikat
b.
Palaeognathae . Burung berjalan atau sedikit saja terbang. Tulang sternum tidak berlunas. Semua dengan tulang vomer yang membentuk jembatan pada tulang langitlangit. Tidak ada gigi, vertebrata kaudal bebas, tulang korakoid dan scapula kecil.
Ordo Struthioniformes . Contoh : burung unta ( Struthio camelus , tinggi 2,5 m, berat 150 kg, hidup bergerombol, sophagu, seekor jantan mempunyai 4-5 betina. Berasal dari Afrika dan Arabia. Ordo Rheiformes . Contoh : burung rea ( Rhea sp.) Tidak dapat terbang, tidak berlunas. Tinggi 1,2 m. Berasal dari Amerika Latin. Ordo Casuariiformes . Contoh : burung kasuari (emu). Tidak dapat terbang, tidak berlunas, sayap kecil, tinggi 1,7 m, kepala dan leher tidak berbulu. Banyak terdapat di Australia dan Irian.
c.
Ordo Dinornithiformes . Burung moa. Terdapat di Selandia Baru Ordo Aepyornithiformes . Terdapat di Malagasi Ordo Apterygiformes . Burung Kiwi. Terdapat di Selandia Baru. Ordo Tinamiformes . Burung tinamu. Sayap dapat digunakan untuk terbang. Berlunas. Biasanya berlarinya sedikit terbang. Contoh : Tinamus sp., Rhynchotus sp . Terdapat di Amerika Latin.
Impennes . Burung penguin. Sayap (anggota gerak anterior) digunakan untuk berenang, tidak dapat terbang. Metatarsus bersatu, tetapi tidak sempurna. Empat buah jari terarah ke muka, jari-jari dengan selaput kulit. Bulu kecil-kecil menutup seluruh tubuh. Di bawah kulit terdapat lapisan lemak tebal. Berdiri tegak pada metatarsus. Dapat dengan cepat menyelam. Terdapat 20 jenis dari golongan ini. Ordo Sphenisciformes . Contoh : Aptenodytes forsteri, penguin raja diraja. Tinggi 1m lebih. Jenis yang lain kecil.
d. Neognathae. Burung-burung modern. Berlunas, metatarsus bersatu. Vomer kecil dan tidak membentuk jembatan pada langit-langit.
Ordo Gaviiformes , Burung lun. Kaki pendek pada ujung tubuh. Jari-jari penuh dengan membran kulit. Patella kecil-kecil. Terbang cepat melayanglayang, dan menukik. Makan ikan. Contoh : Gavia immer , di belahan bumi utara Ordo Podicipitiformes . Burung grebe. Ekor berbulu kapas. Kaki jauh di bagian belakang tubuh. Dapat menyelam dengan cepat (hilang sekejap mata). Hidup di air tawar atau pantai laut. Omnivore. Contoh : Podicepsauritus , Podilymbus podiceps. Ordo Procellariiformes. Burung albatross. Hidup di lautan. Bertelur di pulaupulau. Contoh : Diomedea exulans. Albatross berkelana ikut perahu di laut selatan, sayap 3 m. Oceanodroma sp . Albatross kecil. Ordo Pelecaniformes. Burung pelican, burung gannet. Morus bassana banyak terdapat di daerah tropis (burung camar). Ordo Ciconiiformes . Hidup di sawah: burung blekok, flamingo. Leher panjang, kaki panjang. Makanannya ikan dan hewan air lainnya. Hidup berkoloni. Contoh: Ardea Herodias (blekok biru), Butorides virescens (blekok hijau), Phoenicopterus ruber (flamingo), Casmerodius albus (blekok putih).
C.
Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ
a.
Sistem skeleton dan muscular Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai 2 permukaan artikular dorsal. Semua
tulang pelvis bersatu. Ada sebuah pigostil. Sternum mempunyai 4 buah takik (celah)
posterior. Otot pektoralis mayor dimulai pada lunas tulang sternum, dan menarik tulang humerus ke bawah (berarti menarik sayap ke bawah). Sebaliknya, otot pektoralis minor menarik sayap ke atas. b.
Sistem Pencernaan Saluran pencernaan terdiri dari esophagus, proventrikulus (lambung, kelenjar),
empedal (gizzard), usus halus, dan usus besar. Pada merpati (burung umumnya) tidak mempunyai kandung empedu, walaupun mungkin terdapat pada beberapa jenis. Sebuah tembolok bermuara pada sophagus. Sel-sel pelapis tembolok itu mudah lepas dan membentuk “susu merpati” yang dipakai sebagai makanan anak -anaknya. Ada 2
buah sekum (caecum) pada permulaan usus besar. c.
Sistem respirasi trakea melanjut sebagai 2 buah bronki pada siring (alat suara). Paru-paru
dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada 9 buah, 4 berpasangan, dan 1 median). Fase aktif respirasi itu adalah ekspirasi dan fase pasif adalah inhalasi. d.
Sistem sirkulasi Sistem peredaran darah tipikal pada burung, yaitu seperti pada mammalia,
bedanya hanya lengkung arteri tunggal yang terletak pada sebelah kanan, sedangkan pada mammalia terletak di sebelah kiri. e.
Sistem ekskresi Ginjal bertipe metanefros, berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara
langsung pada kloaka. Tidak ada kandung kemih. Ekskret semisolid (mengandung urat). f.
Kelenjar endokrin Kelenjar pituitary (hipofisis) terletak di dasar otak. Kelenjar tiroid di bawah vena
jugularis dekat permulaan arteri subklavia dan karotis. Pankreas terdiri atas pulau-pulau Langerhans . Kelenjar adrenal sepasang, dengan panjang 8-10 cm, pada permukaan ventral ginjal. Sekret dari gonad mengatur karakteristik seksual sekunder (bulu, jengger, dan gembel), misalnya vila ovarium dibuang, bulu akan berubah warnanya, dan sebagainya. g.
Sistem saraf dan sensori
Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum, dan ventral lobus optikus. Lubang telinga Nampak dari luar, dengan meatus auditori eksternal terus ke
membran
timpani
(gendang
telinga).
Telinga
tengah
dan
saluran-saluran
semisirkular terus ke koklea. Pendengaran burung dara baik. Dari telinga tengah ada saluran Eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langit bagian belakang. Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan 2 lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indera pencium pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten, yaitu sebuah membran, bervaskulasi, dan berpigmen yang melekat pada mangkok optic, dan melanjut ke dalam humor vitreus. Saraf optic memasuki sklera mata di tempat yang disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi (berfokus) pada berbagai jarak. Organ perasa di langit-langit mulut dan sisi lidah. Pemilihan makanmakanan mungkin hanya tergantung pada organ perasa itu. h.
Reproduksi dan perkembangan Fertilisasi internal. Tidak ada organ kopulasi khusus. Ovarium hanya satu yang
sebelah kiri. Sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk. Masa inkubasi 16-18 hari. Burung muda yang baru menetas berada dalam kondisi yang sangat lemah, disebut kondisi altrisial (pada ayam, itik, disebut kondisi prekosial). Anak merpati yang baru menetas sedikit sekali bulu kapasnya. Merpati muda dapat terbang setelah 4 minggu kemudian.
BAB II PENUTUP
A. KESIMPULAN Aves adalah sebuah kelas yang terdapat dalam vertebrata (bertulang belakang)yang mencakup hewan-hewan unggas yang ditandai oleh adnya bulu dan adaptasi terbang lainnya. Bangsa ini merupakan bangsa yang berevolusi dari reptilian terbang. Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk. Kesemuanya itu menjadikan aves/burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring
lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito.____. BIOLOGI DASAR Untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) dan Permulaan Pendidikan Tersier (Fakultas-Fakultas : Biologi, Kedokteran, Kedokteran Hewan, Peternakan, Pertanian, dan Farmasi . Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada http://artofgreen.wordpress.com/2010/06/07/aves/ http://okaok.multiply.com/journal/item/76/Laporan_Praktikum_Aves http://www.google.co.id/search?sourceid=chrome&ie=UTF-8&q=kesimpulan+aves
Sistem Respirasi Aves Bangsa burung mempunyai system pernafasan paru-paru yang unik, yaitu pernafasan paru-paru yang diperlengkapi dengan system kantong-kantong udara. Sepasang paru-parunya relative kecil, hanya dapat mengembang sedikit, dan dibungkus oleh selaput yang disebut pleura. Selama inspirasi (pemasukan udara), relaksasi otot-otot toraks dan abdomen memperluas rongga toraks dan abdomen; dan kontraksi otot-otot tersebut mengeluarkan udara pernafasan selama ekspirasi. Udara masuk melalui lubang hidung luar dan memasuki faring melalui lubang hidung dalam. Udara melewati glottis. Suatu ruangan sempit yang dibatasi oleh laring, menuju trachea. Trakhea merupakan suatu pipa yang tersusun oleh cincin-cincin tulang rawan. Trachea bercabang menjadi dua bronchus primer, tempat percabangan disebut biturkatio trachea. Dari bronchus primer tumbuh 4 bronkhus sekunder atau ventrobronkhi yang memasuki paru-paru di bagian ventral agak ke anterior, berlanjut ke bagian ventromedial paru-paru. Bronkhus primer kemudian menumbuhkan 7-10 dorsobronkhi di atas permukaan dorsolateral paru-paru. Ventrobronkhi dan dorsobronkhi dihubungkan oleh ratusan parabronkhi yang berdiameter sekitar 1 mm. Beribu-ribu kapiler udara bercabang tegak lurus dari setiapparabronkhus dan di dalam ruangan inilah terjadi pertukaran udara pernafasan. Kantung udara (sakus pneumatikus) adalah suatu kantong berdinding tipis yang merupakan penonjolan dariparu-paru. Umunya burung mempunyai lima pasang kantong udara, yaitu (1) Kantong servikal, (2) kantong interklavikula, (3) kantong torasika anterior, (4) kantong torasika posterior dan (5) kantong udara abdominal. Bronkhus primer berakhir pada kantong udara abdominal. Kantong-kantong torasika posterior berhubungan dengan bronkhus primer melalui laterobronkhi, pasangan kantong torasika anterior berhubungan dengan ventrobronkhus yang ketiga, sedangkan kantong-kantong servikal berhubungan dengan ventrobronkhus pertama. Di samping berfungsi untuk membantu pernafasan (terutama pada waktu terbang), kantong-kantong udara juga berfungsi untuk mencegah hilangnya panas badan yang berlebihan, mengatur jenis badan dan membantumemperkeras suara. Burung mempunyai siring (kotak suara) yang unik,terdapat pada bifurkatic trachea. Siring tersusun dari beberapa cincin tulang rawan trakhea yang paling kaudaldan cincin tulang rawan bronchus yang paling cranial.