BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
ISP ISPA (Infek (Infeksi si Salu Salura ran n Pern Pernap apasa asan n Akut) kut) adala adalah h infek infeksi si akut akut salu salura ran n pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah beserta adneksanya. ISPA merupakan penyakit penyakit Infeksi yang berlangsung sampai 14 hari lamanya. Virus Virus penyebab penyebab ISPA ISPA antara lain adalah golongan golongan ikso!irus" ikso!irus" Adno!irus Adno!irus
,
#orona!irus" Pikorna!irus" ikoplasma" $erpes!irus dan lain%lain. Sumber penularan adalah penderita ISPA yang menyebarkan kuman ke udara pada saat batuk atau bersin dalam bentuk droplet &initis alergi adalah inflamasi dari lapisan mukosa hidung yang di mediasi oleh Ig' Ig' dan memiliki memiliki karakteristik karakteristik geala geala nasal nasal berupa berupa rhinorhea rhinorhea anterior anterior atau atau posterior" bersin" hidung tersumbat dan gatal pada hidung. eala lain yang mungkin uga teradi adalah sefalgia" hiposmia" dan beberapa geala konungti!a. &initis alergi merupakan masalah kesehatan global yang mengenai kurang lebih 1*%+, - populasi di seluruh dunia. ata epidemiologik &hinitis alergi di Indone Indonesia sia berdas berdasark arkan an penelit penelitian ian dari dari beberap beberapaa sentra sentra pendid pendidika ikan n didapa didapatka tkan n angka pre!alensi yang ber!ariasi antara 1"14-%+/"/4-. 0$ melalui International &hinitis anagement 0orking 0orking roup dan Allergi2 &hinitis and its Impa2t on Asthma (A&IA) pada tahun +**1 mengklasifikasikan rinitis alergi berdasarkan tipenya yaitu intermiten dan persistendengan tingkat keparahan penyakit dibagi menadi deraat ringan dan sedang%berat. 1.2 Tujuan Petugas Puskesmas 3ntuk mengetahui pre!alensi keadian ISPA dan di Puskesmas Syamtalira •
•
ayu eni ening ngka katk tkan an kine kinera ra petu petuga gass Pusk Puskesm esmas as yang yang berk berkon ontri tribu busi si pada pada peningkatan kesehatan masyarakat.
1
Masyarakat •
eningkatkan deraat kesehatan masyarakat di wilayah kera Puskesmas
•
Syamtalira ayu. eningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga dapat menghindari
•
faktor%faktor pen2etus ISPA Agar dapat mengubah prilaku dan sikap masyarakat untuk lebih peduli
•
terhadap kesehatan tubuh masing%masing emanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia
Pemerintah Daerah • •
eningkatkan pelaksanaan dan e!aluasi program promosi kesehatan 5er2iptanya pola hidup sehat bagi masyarakat yang menderita ISPA
BAB II TINAUAN PU!TA"A
2.1 #a$ah %an "eja%ian Luar Biasa
0abah adalah berangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang umlah penderitanyameningkat se2ara nyata melebihi dari pada keadaan yang la6im pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
2
enteri menetapkan dan men2abut daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang terangkit wabah sebagai daerah wabah. #eadian 7uar iasa (#7) adalah timbulnya atau meningkatnya keadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna se2ar epidemiologi pada suatu daerah dalamkurun waktu tertentu. Penanggulangan #7 adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menangani penderita"men2egah perluasan keadian dan timbulnya pederita atau kematian baru pada suatu keadian luar biasa yang sedang teradi. eteksi dini #7 merupakan kewaspadaan terhadap kemungkinan teradinya #7 dengan 2ara melakukan intensifikasi pemantauan se2ara terus%menerus dan sistematis terhadap perkembangan penyakit berpotensi #7 dan perubahan kondisi rentan #7 agar dapat mengetahui se2ara dini teradinya #7. 2.2 I!PA 2.2.1 De&inisi
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah infeksi akut saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah beserta adneksanya. ISPA merupakan penyakit Infeksi yang berlangsung sampai 14 hari lamanya. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti &hinitis" fharingitis" dan otitis
serta saluran pernafasan bagian bawah seperti laryngitis" bron2hitis
bron2hiolitis dan pneumonia. 2.2.2 Eti'l'gi
'tiologi ISPA terdiri lebih dari /** enis bakteri" !irus dan riketsia. akteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus" Stafilokokus" Pneumokokus" $emofillus" ordetelia dan #orinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan ikso!irus" Adno!irus
,
#orona!irus" Pikorna!irus" ikoplasma" $erpes!irus dan lain%lain. 2.2.( Penularannya
3
Pada umumnya ISPA termasuk ke dalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara. Sumber penularan adalah penderita ISPA yang menyebarkan kuman ke udara pada saat batuk atau bersin dalam bentuk droplet. Inhalasi merupakan 2ara terpenting masuknya kuman penyebab ISPA ke dalam saluran pernapasan yaitu bersama udara yang dihirup" disamping itu terdapat uga 2ara penularan langsung yaitu melalui
per2ikan droplet yang dikeluarkan oleh
penderita saat batuk" bersin dan berbi2ara kepada orang di sekitar penderita" trasmisi langsung dapat uga melalui 2iuman" memegang8menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan penderita 2.2.) "lasi&ikasi
#lasifikasi ISPA menurut epkes &I (+**+) adalah 9 a. ISPA ringan" seseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan geala batuk" pilek dan sesak. b. ISPA sedang" apabila timbul geala sesak nafas" suhu tubuh lebih dari /: * ; dan bila bernafas mengeluarkan suara seperti mengorok. 2. ISPA berat" geala meliputikesadaran menurun" nadi 2epat atau tidak teraba" nafsu makan menurun" bibir dan uung nadi membiru (sianosis) dan gelisah.
2.2.* +ejala "linis
ISPA merupakan proses inflamasi yang teradi pada setiap bagian saluran pernafasan atas maupun bawah" yang meliputi infiltrat peradangan dan edema mukosa" kongestif !askuler" bertambahnya sekresi mukus serta perubahan struktur fungsi siliare. 5anda dan geala ISPA banyak ber!ariasi antara lain demam" pusing" malaise (lemas)" anoreksia (tidak nafsu makan)" !omitus (muntah)" photophobia (takut 2ahaya)" gelisah" batuk" keluar sekret" stridor (suara nafas)" dyspnea (kesakitan
4
bernafas)" retraksi suprasternal (adanya tarikan dada)" hipoksia (kurang oksigen)" dan dapat berlanut pada gagal nafas apabila tidak mendapat pertolongan dan mengakibatkan kematian. 2.2., -akt'r esik' 1.
=enis kelamin
ila dibandingkan antara orang laki%laki dan perempuan" laki%lakilah yang banyak terserang penyakit ISPA karena mayoritas orang laki%laki merupakan perokok dan sering berkendaraan"sehingga mereka sering terkena polusi udara. •
3sia
Anak balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak terserang penyakit ISPA. $al ini disebabkan karena banyaknmya ibu rumah tangga yang memasak sambil menggendong anaknya. •
Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kesehatan" karena lemahnya manaemen kasus oleh petugas kesehatan serta pengetahuan
yang
kurang
di
masyarakat
akan
geala
dan
upaya
penanggulangannya" sehingga banyak kasus ISPA yang datang kesarana pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan berat karena kurang mengerti bagaimana 2ara serta pen2egahan agar tidak mudah terserang penyakit ISPA.
b.
Status gi6i
enaga status gi6i yang baik" sebenarnya bisa uga men2egah atau terhindar dari penyakit terutama penyakit ISPA. isal dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat , sempurna dan memperbanyak minum air putih" olah raga yang teratur serta istirahat yang 2ukup.
5
#arena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh akan semakin menigkat" sehingga dapat men2egah !irus ( bakteri) yang akan masuk kedalam tubuh. •
&umah yang tidak bersih dan sehat uga salah satu fa2tor resiko teradinya ISPA. •
2.2./ Penatalaksanaan
Penatalaksanaan non medikamentosa diantaranya adalah bed rest atau istirahat total" kompres air hangat untuk menurunkan demam" diet gi6i seimbang" perbanyak minum air putih" dan hindari udara dingin" debu" dan polusi. Penatalaksanaan medikamentosa yaitu dengan pemberian obat simptomatis seperti 9 Para2etamol" ;5" efedrin8pseudoefedrin" prednisone" ambro>ol" "
6
e>tromethorphan. 3ntuk menurunkan panas" batuk" pilek" dan inflamasi yang teradi pada saluran pernafasan atas. Antibiotik biasanya uga diberikan mengingat faktor lingkungan dan faktor peamu yang mungkin kurang baik. Antibiotik yang umumnya digunakan yaitu amo>i2illin" peni2illin" atau ampisilin. 2.2.0 Penegahan enurut epkes &I" (+**+) pen2egahan ISPA antara lain9 a. enaga kesehatan gi6i agar tetap baik b. Imunisasi 2. en2egah seseorang berhubungan dengan penderita ISPA
2.( hinitis Alergi 2.(.1 De&inisi
&initis alergi adalah inflamasi dari lapisan mukosa hidung yang di mediasi oleh Ig' dan memiliki karakteristik geala nasal berupa rhinorhea anterior atau posterior" bersin" hidung tersumbat dan8atau gatal pada hidung. &initis alergi merupakan masalah kesehatan global yang mengenai kurang lebih 1*%+, populasi di seluruh dunia. 2.(.2 Eti'l'gi
Penyebab teradinya rhinitis alergi adalah alergen" bisa berupa makanan seperti ka2ang%ka2angan" protein seperti telur" udang" ikan" bulu%bulu hewan seperti ku2ing" debu" suhu 2ua2a dingin atau atau panas" dan lainnya. Alergi biasanya bersifat genetik yang diturunkan dari riwayat kekeluargaannya. erdasarkan 2ara masuknya alergen kedalam tubuh dibedakan dalam beberapa 2ara" yaitu 9 Alergen Inhalan yang masuk bersama dengan udara pernafasan"
misalnya debu rumah" tungau" serpihan epitel dari bulu binatang serta amur. Alergen Ingestan yang masuk ke saluran 2erna berupa makanan" misalnya susu" telur" ikan" udang" dan 2oklat. Alergen Injektan yang masuk melalui suntikan atau tusukan" misalnya penisilin atau sengatan lebah.
7
Alergen Kontaktan yang masuk melalui kontak dengan kulit atau
aringan mukosa" misalnya bahan kosmetik atau perhiasan. 2.(.( "lasi&ikasi
a. enurut lama atau tidaknya &hinitis Alergi dapat di bagi menadi dua ma2am" yaitu 9 • Rhinitis Alergi Intermitten yang biasanya akan berlangsung sekitar •
+%/ hari dalam 1 minggu" atau kurang dari 4 minggu. Rhinitis Alergi Persisten yaitu rhinitis yang akan berlanut sampai terus%menerus (lebih dari 4 hari dalam seminggu atau lebih dari 4 minggu). Seperti rhinits alergi yang dialami pada orang yang alergi
dengan 2ua2a dingin dan berada di daerah pegunungan. b. enurut tingkat berat ringannya penyakit" &hinitis alergi uga dibagi menadi 9 Ringan bila tidak ditemukan gangguan tidur" gangguan aktifitas • harian" bersantai" berolahraga" belaar" bekera" dan hal%hal lain yang •
mengganggu. Sedang atau Berat bila terdapat satu atau lebih dari gangguan diatas.
2.(.) +ejala "linis •
ersin%bersin berulang" namun hal ini bisa merupakan mekanisme fisiologik 8 normal" yaitu proses membersihkan sendiri (self 2leaning proses) dari kotoran atau uga bisa bersifat patologik 8 penyakit" bila teradi lebih dari , kali setiap serangan" sebagai akibat dilepaskannya histamin.
•
isebut uga sebagai bersin patologik. #eluar ingus (rhinore) yang en2er dan banyak" hidung tersumbat" hidung
•
gatal" lubang hidung bengkak. 5anda geala di mata gatal" yang kadang%kadang disertai dengan banyak air mata yang keluar (lakrimasi)" edema kelopak mata" kongesti konungti!a"
•
lingkar hitam dibawah mata (allergi2 shinner). ukosa hidung yang dapat mun2ul kebiruan.
8
•
5anda pada telinga termasuk retraksi membran timpani atau otitis media
•
serosa sebagai hasil dari hambatan tuba eusta2hii. 5anda faringeal termasuk faringitis granuler akibat hiperplasia submukosa aringan limfoid. 5anda laringeal termask suara serak dan edema pita
•
suara. eala lain yang tidak khas dapat berupa batuk" sakit kepala" gangguan dalam pen2iuman" mengi" penekann pada sinus dan nyeri waah. eberpa orang uga mengalami lemah dan lesu" mudah marah" kehilangan nafsu makan dan sulit tidur.
2.(.* Pat'&isi'l'gi
&hinitis alegi merupakan suatu penyait yang diawali dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi. &eaksi alergi terdiri dari + fase" yaitu 9 reaksi alergi fase 2epat yang berlangsung seak kontak dengan alergen sampai satu am setelahnya" dan reansi fase lambat yang berlangsung +%4 am dengan pun2ak ?%@ am (fase hiperaktifitas) setelah pemaparan dan dapat berlangsung sampai +4%4@ am. Pada kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitisasi" makrofag atau monosit yang berperan sebagai sel penyai akan menangkap alergen yang menepel di permukaan hidung. Setelah diproses" antigen akan membentuk fragmen pendek peptida dan bergabung dengan molekul $7A kelas II membentuk peptida $; ( ayor $isto ;ompatibility) kelas II" yang kemudian dipresentasikan oleh sel 5% helper ( 5h *). #emudian sel penyai akan melepas sitokin seperti interleukin I ( I7%1) yang akan mengaktifkan 5h * untuk berfloliferasi menadi 5h 1 dan 5h +. #emudian 5h + akan menghasilkan berbagai sitokin seperti I7%/" I7%4" I7%, dan I7%1/. I7%4 dan I7%1/ dapat diikat oleh reseptornya di permukaan sel limfosit " sehingga sel limfosit menadi aktif dan akan memproduksi imunoglobulin ' (Ig'). Ig' di sirkulasi darah akan masuknkearingan dan diikat oleh reseptor Ig' di permukaan sel mastosit atau basofil ( sel mediator) sehingga kedua sel ini menadi aktif. Proses ini disebut sensitisasi yang menghasilkan sel mediator yang tersensitisasi bila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar dengan alergen yang sama" maka kedua rantai Ig' akan mengikat alergen spesifik dan teradi
9
degranulasi (pe2ahnya dinding sel) mastosit dan basofil dengan akibat terlepasnya mediator kimia yang sudah terbentuk" terutama histamin. Selain histamin uga di keluarkan prostaglandin leukotrin 4" leukotrin ;4" brakinin" flatelet a2tifating fa2tor dan berbagai sitokin. Inilah yang disebut reaksi alergi fase 2epat. $istamin akan merangsang reseptor $1 pada uung !idianus sehingga menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin%bersin. $istamin uga meyebabkan kelenar mukosa dan sel globet mengalami hipersekresi. an permeabilitas kapiler meningkat sehingga teradi rhinore. eala lain adalah hidung tersumbat akibat !asodilatsi sinusoid. Selain histamin merangsang uung saraf !idianus ug menyebabkan rangsangan pada mukosa hidung sehingga teradi pengeluaran interseluler adhesion molekul. Pada reaksi alergi fase lambat" sel manosit akan melepasan molekul kemotaktif yang akan menyebabkan akumulasi sel eusinofil dan netrofil di aringan target. &espon ini tidak berhenti disini saa" tapi geala akan berlanut dan men2apai pun2ak ?%@ am setelah pemaparan. Pada reaksi ini" ditandai dengan penambahan enis dan umlah sel inflamasi seperti eosinofil" limfosit" netrofil" basofil dan mastosit di mukosa hidung serta peningkatan sitokin seperti I7%/" I7%4 dan I7%, dan granulosit makarofag koloni stimulating faktor pada sekret hidung. 5imbulnya geala hiperakif atau hiperresponsif hidung adalah akibat peranan eosinofil dengan mediator inflamasi dari granulnya. Pada fase ini selain faktor spesifik ( alergen) iritasi oleh faktor nonspesifik dapat memperberat geala seperti asap rokok" bau yang merangsang" perubahan 2ua2a dan kelembaban udara yang dingin. 2.(., Diagn'sis
iagnosis rinitis alergi dapat ditegakkan berdasarkan9
•
Anamnesis Pemeriksaan fisik 9 rinoskopi anterior Pemeriksaan sitologi hidung
•
3i kulit ( Pri2k 5est)
• •
10
2.(./ Penatalaksanaan
Pengobatan paling efektif dari rhinitis alergi adalah menyingkirkan faktor penyebab yang di2urigai ( a!oidan2e). ila faktor penyebab tidak mampu disingkirkan maka terapi selanutnya adalah pemberian farmakoterapi maupun tindakan bedah" yaitu 9 Antihistamin adalah obat yang paling diresepkan. bat ini bekera se2ara
kompetitif dengan mediator alergi" histamin" pada reseptor $istamin%1. 'feknya berupa mengurangi !asodilatasi" hipersekresi kelear mukus" dan reflek iritasi untuk bersin. Antihistamin yang bekera pada reseptor $%1 dibagi menadi dua " yaitu antihistamin generasi pertama seperti iphenhydramin" ;hlorpeniramin" $ydro>y6ine. Sedangkan antihistamin generasi kedua yang aman seperti ;etiri6ine" 7oratadine" ofenadine. Dekongestan oral bekera mengurangi edema pada membran mukus hidung karena bersifat !asokontriksi ( alfa adrenergik)" sehingga efek obat ini melengkapi pengobatan geala rhinitis alergi oleh antihstamin dengan menguragi edema membran mukus. ;ontoh obat dekongestan oral adalah pseudoefedrin" fenilpropanolamin" fenileprin. bat ini 2ukup diberikan beberapa hari saa. ianurkan pemberian dekongestan oral dibandingkan kongestan topikal karena efek rebound phenomena obat terhadap mukosa hidung yang dapat menyebabkan rhinitis medikamentosa. Pemberian obat ini merupakan kontraindikasi bila pasien sedang mengkomsumsi atau dalam fase tappering offB dari obat%obatan monoamin oksidase inhibitor karena bahaya akan teradinya krisis hipertensi. Kortikosteroid inhalasi bekera dengan mengurani histamin. #adar histamin dikurangi dengan men2egah kon!ersi asam amino histidin menadi histamin" selain itu kortikosteroid uga meningkatkan produksi 2%AP sel mast. Se2ara umum kortikosteroid men2egah epitel hidung bersifat sensitis terhadap rangsangan alergen baik pada fase 2epa t atau fase lambat. 'fek
kortikosteroid
bekera
se2ara
langsung
mengurangi
eksaserbasi. Preparat yang tersedia seperti beklometason" budesonid"
11
flunisolid. 'fek samping kortikosteroid inhalasi lebih ke2il dibandingkan steroid sistemik ke2uali pasien diberikan dalam dosis sangat tinggi atau •
sedang menalani pengobatan penyakit paru. Imunoterapi ika geala rhinitis alergi sudah sangat memberat dan
•
berlangsung lama dan 2ara lain tidak menunukkan perbaikan. Operatif ika teradi hipertropi berat pada 2on2ha inferior.
BAB III PEMA!ALAHAN
Angka kunungan pasien ISPA ke Puskesmas Syamtalira ayu dari tanggal +1 Co!ember +*1? D *+ esember +*1? sebanyak /? orang.
Adapun permasalahan yang didapat antara lain 9 1. Pola gaya hidup masyarakat yang masih sulit diubah yaitu menghindari faktor pen2etus yang bisa memperat ISPA. +. inimnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit rhinitis alergi.
12
BAB I3 PEEN4ANAAN DAN PEMILIHAN INTE3EN!I
3ntuk masyarakat 9 1. emberikan informasi kepada masyarakat mengenai definisi" penyebab" pen2egahan ISPA +. emoti!asi kepada masyarakat untuk dapat merubah pola hidup sehat dan menghindari faktor pen2etus ISPA
3ntuk Puskemas 9 • • •
7ebih menigkatkan kunungan ke desa%desa. eningkatkan pengetahuan tentang ISPA engadakan penyuluhan dan memberikan edukasi tentang ISPA
13
BAB 3 PELA"!ANAAN
Angka kunungan pasien ke Poli Pengobatan 3mum pada tanggal +1 Co!ember +*1? D *+ esember +*1?.
"ateg'ri
umlah "asus
1. 0abah % iare % ISPA +. Program % 5; % #usta % alaria %
14
+ /?
+ * *
% % % /. #7
iare #'# i6i uruk
* /?
* * *
BAB 3I "E!IMPULAN DAN !AAN
,.1 "esim5ulan
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah infeksi akut saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah beserta adneksanya. ISPA merupakan penyakit Infeksi yang berlangsung sampai 14 hari lamanya. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan ikso!irus" Adno!irus
,
#orona!irus" Pikorna!irus" ikoplasma" $erpes!irus dan lain%lain. Sumber penularan adalah penderita ISPA yang menyebarkan kuman ke udara pada saat batuk atau bersin dalam bentuk droplet &initis alergi adalah inflamasi dari lapisan mukosa hidung yang di mediasi oleh Ig' dan memiliki geala berupa rhinorhea anterior atau posterior" bersin" hidung tersumbat dan8atau gatal pada hidung. &initis alergi merupakan masalah kesehatan global yang mengenai kurang lebih 1*%+, - populasi di seluruh dunia. Penyebab teradinya rhinitis alergi adalah alergen. Alergi biasanya bersifat genetik yang diturunkan dari riwayat kekeluargaannya.erdasarkan 2ara
15
masuknya alergen kedalam tubuh dibedakan dalam beberapa 2ara" yaitu 9 Alergen Inhalan , Alergen Ingestan" Alergen Inektan dan Alergen #ontaktan . &hinitis alergi di klasifikasikan berdasarkan onsetnya di bagi dua yaitu 9 &hinitis alergi intermitten dan rhinitis alergi persisten. Sedangkan berdasarkan berat ringannya penyakit di bagi menadi rhinitis alergi ringan" rhinitis alergi sedang atau berat. Pengobatan paling efektif dari rhinitis alergi adalah menyingkirkan faktor penyebab yang di2urigai ( a!oidan2e). ila faktor penyebab tidak mampu disingkirkan maka terapi selanutnya adalah pemberian farmakoterapi maupun tindakan bedah.
,.2 !aran Untuk Masyarakat eningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ISPA. • endukung program%program kesehatan yang telah diren2anakan oleh •
•
•
puskesmas. enerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari%hari di dalam keluarga dan masyarakat. enaga kebersihan lingkungan sekitar.
Untuk Puskesmas •
eningkatkan penyuluhan tentang promosi kesehatan" penyebab dan pen2egahan ISPA.
Untuk Dinas "esehatan •
emperhatikan masalah pen2atatan dan pelaporan.
16
DA-TA PU!TA"A
1. https988www.s2ribd.2om8do28,14?@/:18&'<'&A5%&ICI5IS%A7'&I#A +. http988medi2astore.2om8penyakit8/?*E8&initisFAlergika.html /. http988repository.usu.a2.id8bitstream81+/4,?E@:8+1E,E8,8;hapter-+*I.pdf 4. http988repository.usu.a2.id8bitstream81+/4,?E@:844E/*8,8;hapter I.pd ,. http988eprints.undip.a2.id8/1++@8+8abF1.pdf ?. https988id.s2ribd.2om8do28++1E*:@+E8akalah%Ispa E. 5ohar A. &hinitis Alergi. iunduh dari9 http988www.s2ribd.2om8do28+4/?:*148&hinitis%Alergi. +*1E.
17
7'A& P'C'SA$AC 7AP&AC #'IA5AC P7I P'CA5AC ASA&
#3C=3CAC PASI'C ISPA I P7I 33 I P3S#'SAS SGA5A7I&A A&3 i 0ilayah #era Puskesmas Syamtalira ayu
engetahui9
Syamtalira ayu" +1 Co!ember +*1?
Pendamping
Peserta
18
%r. "EMALA!AI
%r. !6ADAA -UDU
Cip. 1:E*1111+**+1++**,
19