GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
Nomor
: 01
Materi
: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Kemih
Waktu
: 2x45 menit / 2 Jpl ( T= 1,P=1,PL=0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) (TPU) : Setelah mengikuti materi materi ini, peserta mampu menerapkan menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Pengendalian Infeksi Saluran Kemih Diruangan rawat Inap Rumah sakit sesuai dengan standar PPI
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 1.Peserta mampu Menjelaskan pengertian ISK
2.Peserta mampu Menjelaskan patogenesis ISK
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian ISK
Metode
2. Patogenesis ISK
CTJ Diskusi
CTJ Diskusi
Media dan Alat Bantu
Referensi
Komputer LCD,Proyektor Sound system Power point
Komputer LCD,Proyektor Sound system Power point
Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi, Depkes 2011 CDC/Medscape Collaboration
3.Peserta mampu menjelaskan Klasifikasi ISK
3. Klasifikasi ISK
CTJ Diskusi
Sub pokok bahasan :
Komputer LCD,Proyektor Sound system Power point
3.1. symptomatik 3.2.Asymptomatik 3.3. ISK lainnya 4.Peserta mampu Menerapkan Aplikasi Bundles ISK
4.Bundles ISK
CTJ Diskusi
Komputer LCD,Proyektor Sound system Power point
BAHAN AJAR PEMBELAJARAN MIKRO (MICRO TEACHING) A .Pendahuluan
ISK HAIs merupakan infeksi rumah sakit paling sering ditemukan sekitar 40% dari total infeksi Rumah Sakit. Secara teoritis ISK dapat terjadi melalui berbagai jalur, yaitu secara ascendens, hematogen, limfogen, dan perkontinuitatum.Pada anak dan dewasa umumnya ISK terjadi melalui jalur ascendens yaitu dari daerah perineum melalui orificium uretra ke vesika urinaria dan ginjal. Jalur hematogen diduga berperan penting dalam patogenesis ISK pada neonatus. ISK pada neonatus dapat juga terjadi secara ascendens, biasanya akibat tindakan instrumentasi tertentu seperti pemasangan kateter vesika urinaria atau sistoskopi. Pada keadaan ini, ginjal yang terinfeksi dapat menjadi sumber invasi bakteri patogen ke dalam peredaran darah dan terjadi urosepsis. B. Pengertian ISK HAIs/
Catheter associated urinary tract infection ( CA - UTI) INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ISK atau infeksi Saluran Kencing yang terjadi akibat pemasangan urine catheter > 48 jam (indwelling) terjadi akibat ditemukannya mikroorganisme dari hasil kultur urine dengan tanda klinis yang jelas serta tidak disertai infeksi yang lain dan/atau dokter yang merawat menyatakan infeksi. C. Faktor Resiko ISK
1. Kateterisasi menetap : a. Cara pemasangan kateter b. Lama pemasangan c. Kualitas perawatan kateter 2. Kerentanan pasien ( umur ) 3. Pasca persalinan
D. Patogenesis ISK Kuman di meatus uretra di bagian distal dapat langsung masuk ke saluran /kandung kemih ketika kateter dimasukkan. Mikroorganisme bermigrasi sepanjang permukaan luar kateter di mukosa periuretra atau sepanjang permukaan dalam kateter setelah terjadi kontaminasi pada kantong penampung urine atau sambungan antara kantong penampung dengan pipa drainase.
Dalam 8 jam setelah insersi terbentuk biofilm pada permukaan kateter , jenis bakteri yang terdapat : E.Coli,Klebsiella,Proteous ,pseudomonas,Serratia dan Candida. BioFilm Sama dengan “ Plak“ yaitu Kumpulan dari sel – sel mikroorganisme atau mikrobial khususnya bakteri yang melekat pada suatu permukaan dan oleh pelekat polisakarida yang di sekresikan oleh sel – sel bakteri
E.Klasifikasi ISK 1. ISK SIMPTOMATIK / Symptomatic Urinary Tract Infection (SUTI)
Kriteria 1. Didapatkan salah satu dari gejala / keluhan ini : a. b. c. d. e.
Demam > 38 C, axilar Disuri Polakisuri Nikuri ( anyang – anyangan ) Nyeri supra pubik dan hasil biakan urin porsi tengah ( midstream ) lebih dari 105 kuman perml urin dengan jenis kumam tidak lebih dari 2 species
Kriteria 2 Ditemukan dua diantara gejala / keluhan berikut :: a. b. c. d.
Demam > 38 C Disuri Polakisuri Nyeri supra pubik dan salah satu dari hal berikut : 1. Tes carik celup ( diptick ) positif untuk leukosit esterase dan atau nitrit 2. Piuri terdapat lebih dari 10 lekosit per ml atau terdapat lebih dari 3 lekosit per LPB 45 kali dari urin yang tidak dipusing 3. Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urin yang tidak dipusing ( decentrifuge ) 4. Biakan urin 2 kali berturut – turut menunjukkan jenis kumam urophatogen yang sama, dengan jumlah labih dari 100 koloni kumam per ml urin yang di ambil dengan kateter 5. Biakan urin menunjukkan 1 jenis urophatogen dengan jumlah < 105 koloni per ml pada penderita yang telah mendapat pengobatan anti mikroba yang sesuai 6. Atau di diagnosa ISK oleh dokter yang menangani 7. Telah mendapat pengobatan antimikroba yang sesuai oleh dokter yang menangani
Untuk bayi yang berumur < 12 bulan, apabila dijumpai satu kriteria tersebut dibawah ini : Kriteria 1 Ditemukan salah satu dari tanda / gejala : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Demam 38 C rektal Hipotermi < 37 C rektal Apnea Bradikardi < 100 / menit Disuri Letargi atau Muntah – muntah dan hasil biakan urin > 105 kumam / ml urin dengan tidak lebih dari 2 jenis kumam
Kriteria 2 Atau ditemukan salah satu dari tanda / gejala : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Demam 38 C rektal Hipotermi < 370 C rektal Apnea Bradikardi < 100 / menit Disuri Letargi atau Muntah – muntah dan salah satu dari hal berikut a. Test carik celup positif untuk lekosit esterase dan atau nitrit b. Piuri > 10 kkosit / mm3 atau > 3 kkosit perlapangan pandang besar c. Pewarnaan gram urin tanpa dipusing menunjukkan hasil positif d. Biakan urin 2 kali berturut – turut dengan jenis kumam yang sama dengan jumlah > 100 kumam per ml urin yang diambil dengan kateter e. Pada biakan urin ditemukan satu jenis urophatogen dalam jumlah < 105 koloni kumam per ml pada penderita yang telah di beri anti mikroba f. Di diagnosa ISK oleh dokter yang menangani
2.1. Asymptomatic Bacteremic Urinary Tract Infection (ABUTI)
Pasien dengan atau tanpa kateter urin
Tidak memiliki tanda atau gejala (yaitu, untuk pasien semua usia, tidak ada demam (> 38 ° C), frekuensi, disuria, nyeri suprapubik, atau nyeri sudut kostovertebral ATAU
untuk pasien ≤ 1 tahun, tidak ada demam (> 38 °C, hipotermia (<36 ° C inti), apnea, bradikardia, disuria, lesu, atau muntah) DAN
Kultur urin > 105 CFU / ml dengan tidak lebih dari 2 spesies mikroorganisme uropathogen * DAN
Kultur darah sama dengan setidaknya 1 mikroorganisme uropathogen dengan kultur urin
Mikroorganisme Uropathogen adalah: basil gram negatif, Staphylococcus spp, beta-hemolitik Streptococcus spp, Enterococcus spp, vaginalis G., Aerococcus urinae, dan Corynebacterium (urease positif)
3.1.
Other Urinary Tract Infection (OUTI) ( ginjal, ureter, kandung kemih, uretra, atau jaringan sekitarnya ruang retroperineal atau perinephric)
Seorang pasien dikatakan menderita ISK lain bila ditemukan kriteria berikut: a. Kriteria 1 Ditemukan kumam yang tumbuh dari biakan cairan bukan urin ( jaringan yang diambil dari lokasi yang dicurigai terinfeksi ) b. Kriteria 2 Adanya abses atau tanda infeksi lain yang dapat dilihat, baik secara pemeriksaan langsung, selama pembedahan, atau melalui pemeriksaan hispatologi. Kriteria 3 Dua dari tanda berikut : a. Demam > 380 C b. Nyeri local, nyeri tekan pada daerah yang di curigai terinfeksi. Dan salah satu dari tanda / gejala berikut : • Keluar pus atau aspirasi purulen dari tempat yang dicurigai terinfeksi • Ditemukan kumam pada biakan darah. Pemeriksaan radiologis memperlihatkan gambaran terinfeksi • Di diagnosis infeksi oleh dokter yang menangani c. Dokter yang menangani memberikan pengobatan antimikroba yang sesuai Untuk bayi berumur < 12 bulan Kriteria 4 Ditemukan salah satu tanda / gejala : a. Hipotermi < 37 C rektal b. Apnea c. Bradikardi < 100 / menit d. Letargi e. Muntah – muntah dan salah satu diantara keadaan berikut : Keluar pus dari lokasi yang terinfeksi Biakan darah positif Pemeriksaan radiologi memperlihatkan gambaran infeksi
Di diagnosa infeksi oleh dokter yang menangani Dokter yang menangani memberikan pengobatan antimikroba yang sesuai
C. Komponen Bundle UTI
1. Kaji Kebutuhan Hati – hati dalam menentukan pemasangan kateter untuk pemakaian kondom atau pemasangan Pertimbangkan intermitten Pemasangan kateter hanya jika betul- betul diperlukan seperti pada retensi urine, obstruksi kemih, kandung kemih neurogenik, pasca bedah urologi, untuk memonitor output yang ketat Segera lepas kateter jika sudah tidak diperlukan 2. Hand hygiene Segera lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter serta setelah memanipulasi kateter Pakailah sarung tangan jika memanipulasi kateter atau pengosongan urine bag 3. Insertion Technique Gunakan teknik aseptik saat pemasangan kateter, ( sarung tangan steril, tirai, cairan antiseptik yang tepat, dan membersihkan bagian meatus uretra). Kembangkan Balon dengan jumlah air yang direkomendasikan pabrik. 4. Catheter Maintenance Fiksasi Kateter untuk mencegah gerakan dan trauma pada meatus. Selalu meletakan urine bag lebih rendah dari kandung kemih. Tidak meletakan urine bag dilantai Periksa slang sesering mungkin jangan sampai terlipat ( kingking). Menjaga sistem drainase tertutup. Gunakan penampung pembuangan urine untuk satu pasien satu alat Gunakan teknik aseptik untuk mendapatkan spesimen. 5. Catheter Care Lakukan perawatan perineal sehari-hari dan setiap selesai buang air besar.
Gunakan kateter terkecil yang mencapai drainase Tidak ada penggunaan krim atau serbuk di daerah perineum Irigasi kandung kemih & pemakaian antibiotika tidak dapat mencegah infeksi saluran kemih
6. Catheter Removal Kateter segera lepas jika tidak diperlukan. Lepas kateter dalam waktu 24 jam masuk ke rumah sakit. Lepas atau ganti kateter jika pasien timbul gejala
atau ganti semua
KESIMPULAN
Pencegahan dan pengendalian dalam identifikasi ISK sangat penting dalam program PPI di pelayanan kesehatan
Pelaksanaan program PPI yang baik dan benar akan membantu dalam perencanaan strategik di tatanan Pelayanan Kesehatan
Pelaksanaan program pencegahan ISK akan membantu meningkatkan mutu di tatanan Pelayanan Kesehatan
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
Nama Diklat
: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Mata Diklat
: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ISK
Alokasi Waktu
: 2x45 menit / 2 JPL (T=1, P=1,PL=0)
Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu menerapkan pencegahan pengendalian ISK di Ruang rawat inap Rumah sakit sesuai dengan standar PPI 2. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Peserta mampu menjelaskan kembali tentang Pengertian ISK 2. Peserta mampu menjelaskan kembali tentang patogenesis ISK 3. Peserta mampu menjelaskan kembali tentang Klasifikasi ISK 4. Peserta mampu menerapkan aplikasi Bundles ISK
Pokok Bahasan
: 1. Pengertian ISK
Pokok Bahasan
: 2. Patogenesis ISK
Pokok Bahasan
: 3. Klasifikasi ISK
Sub Pokok Bahasan : 3.1. symptomatik : 3.2. Asymptomatik : 3.3. ISK lainnya Pokok Bahasan
: 4.Aplikasi Bundles ISK
Kegiatan Pembelajaran Tahap & Kegiatan Fasilitator 1.
Pendahuluan a. Menyampaikan salam b. Memperkenalkan diri c. Menyampaikan ruang lingkup bahasan d. Gali persepsi
2. Penyajian
a. Penyampaian Materi sesuai Metode b. Memberi Kesempatan Bertanya c. Menjawab pertanyaan peserta
3.
Penutup : a. Menyimpulkan materi b. Memberikan pertanyaan Evaluasi c. Memberikan tugas baca d. Mengucapkan salam akhir
Kegiatan Peserta Pendahuluan:
Metode Ceramah
Media/alat bantu Sound system
Menjawab Salam Menyimak dan Menjawab Mengajukan pertanyaan jika tidak jelas dan Menyimak bertanya Mendengarkan dan memperhatikan Kegiatan Inti :
Waktu
5 Menit
Mengajukan pertanyaan pada fasilitator Mendengarkan dan mencatat Memberikan jawaban
Mendengarkan dan mencatat Menjawab Pertanyaan
CTJ Diskusi
LCD, Laptop, Power Point
30 Menit
Hand Out
CTJ Diskusi Power Point
LCD, Laptop, Hand Out
10 menit
KESIMPULAN
Pengertian Catheter associated urinary tract infection ( CA - UTI) INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) atau infeksi Saluran Kencing yang terjadi akibat
pemasangan urine catheter > 48 jam (indwelling) terjadi akibat ditemukannya mikroorganisme dari hasil kultur urine dengan tanda klinis yang jelas serta tidak disertai infeksi yang lain dan/atau dokter yang merawat menyatakan infeksi. Faktor Resiko ISK yaitu : a. Kateterisasi menetap : Cara pemasangan kateter Lama pemasangan Kualitas perawatan kateter b. Kerentanan pasien ( umur ) c. Pasca persalinan Patogenesis ISK : Kuman di meatus uretra di bagian distal dapat langsung masuk ke saluran /kandung kemih ketika kateter dimasukkan. Mikroorganisme bermigrasi sepanjang permukaan luar kateter di mukosa periuretra atau sepanjang permukaan dalam kateter setelah terjadi kontaminasi pada kantong penampung urine atau sambungan antara kantong penampung dengan pipa drainase. Klasifikasi ISK ISK SIMPTOMATIK / Symptomatic Urinary Tract Infection (SUTI)
Asymptomatic Bacteremic Urinary Tract Infection (ABUTI)
Other Urinary Tract Infection (OUTI) ( ginjal, ureter, kandung kemih, uretra, atau jaringan sekitarnya ruang retroperineal atau perinephric) Komponen Bundle UTI Kaji Kebutuhan Hati – hati dalam menentukan pemasangan kateter untuk pemakaian kondom atau pemasangan Pertimbangkan intermitten Pemasangan kateter hanya jika betul- betul diperlukan seperti pada retensi urine, obstruksi kemih, kandung kemih neurogenik, pasca bedah urologi, untuk memonitor output yang ketat Segera lepas kateter jika sudah tidak diperlukan
Hand hygiene Segera lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah pemasangan kateter serta setelah memanipulasi kateter Pakailah sarung tangan jika memanipulasi kateter atau pengosongan urine bag Insertion Technique Gunakan teknik aseptik saat pemasangan kateter, ( sarung tangan steril, tirai, cairan antiseptik yang tepat, dan membersihkan bagian meatus uretra). Kembangkan Balon dengan jumlah air yang direkomendasikan pabrik. Catheter Maintenance Fiksasi Kateter untuk mencegah gerakan dan trauma pada meatus. Selalu meletakan urine bag lebih rendah dari kandung kemih. Tidak meletakan urine bag dilantai Periksa slang sesering mungkin jangan sampai terlipat ( kingking). Menjaga sistem drainase tertutup. Gunakan penampung pembuangan urine untuk satu pasien satu alat Gunakan teknik aseptik untuk mendapatkan spesimen. Catheter Care Lakukan perawatan perineal sehari-hari dan setiap selesai buang air besar. Gunakan kateter terkecil yang mencapai drainase Tidak ada penggunaan krim atau serbuk di daerah perineum Irigasi kandung kemih & pemakaian antibiotika tidak dapat mencegah infeksi saluran kemih Catheter Removal Kateter segera lepas jika tidak diperlukan. Lepas kateter dalam waktu 24 jam masuk ke rumah sakit. Lepas atau ganti kateter jika pasien timbul gejala
atau ganti semua
EVALUASI 1. Sebutkan pengertian ISK : Jawab : ISK atau infeksi Saluran Kencing yang terjadi akibat pemasangan urine
catheter > 48 jam (indwelling) terjadi akibat ditemukannya mikroorganisme dari hasil kultur urine dengan tanda klinis yang jelas serta tidak disertai infeksi yang lain dan/atau dokter yang merawat menyatakan infeksi 2. Jelaskan tentang patogenesis ISK : Jawab : Kuman di meatus uretra di bagian distal dapat langsung masuk ke saluran /kandung kemih ketika kateter dimasukkan. Mikroorganisme bermigrasi sepanjang permukaan luar kateter di mukosa periuretra atau sepanjang permukaan dalam kateter setelah terjadi kontaminasi pada kantong penampung urine atau sambungan antara kantong penampung dengan pipa drainase. Dalam 8 jam setelah insersi terbentuk biofilm pada permukaan kateter , jenis bakteri yang terdapat : E.Coli,Klebsiella,Proteous ,pseudomonas,Serratia dan Candida. 3. Sebutkan klasifikasi ISK : Jawab : a. symptomatik b.
Asymptomatik
c. ISK lainnya
4. Sebutkan komponen Bundle ISK : Jawab : a. Kaji Kebutuhan b. Hand hygiene c. Insertion Technique d. Catheter Maintenance e. Catheter Care f. Catheter Removal RANGKUMAN ISK atau infeksi Saluran Kencing yang terjadi akibat pemasangan urine catheter > 48 jam (indwelling) terjadi akibat ditemukannya mikroorganisme dari hasil kultur urine dengan tanda klinis yang jelas serta tidak disertai infeksi yang lain dan/atau dokter yang merawat menyatakan infeksi.
Patogenesis ISK adalah ketika Kuman di meatus uretra di bagian distal dapat langsung masuk ke saluran /kandung kemih ketika kateter dimasukkan. Mikroorganisme bermigrasi sepanjang permukaan luar kateter di mukosa periuretra atau sepanjang permukaan dalam kateter setelah terjadi kontaminasi pada kantong penampung urine atau sambungan antara kantong penampung dengan pipa drainase. Dalam 8 jam setelah insersi terbentuk biofilm pada permukaan kateter , jenis bakteri yang terdapat : E.Coli,Klebsiella,Proteous ,pseudomonas,Serratia dan Candida. Klasifikasi ISK yaitu symptomatik,Asymptomatik,ISK lainnya. Komponen bundle ISK yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kaji Kebutuhan Hand hygiene Insertion Technique Catheter Maintenance Catheter Care Catheter Removal
REFERENSI
Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi, Depkes 2011 CDC/Medscape Collaboration
Fasilitator
(TINA OKTARINA S.Kep,NERs)