PROGRAM DAN MEKANISME PELAKSANAAN PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RS MUTIARA HATI MOJOKERTO =============================================================== A. PENDAHULUAN. a. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar yang sudah ditentukan. b. Yang dimaksud dengan pengendalian infeksi di rumah sakit adalah pengendalian
infeksi
nosokomial,
yang
bertujuan
melindungi
pasien,
keluarga/pengunjung dan petugas, untuk mecapai cost efektif, angka infeksi yang rendah, serta kewaspadaan pada KLB. c. Pengendalian Infeksi Nosokomial adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pembinaan dalam upaya menurunkan nagka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit. d. Surveilans adalah kegiatan pengamatan sistematis aktif dan terus menerus terhadap timbulnya dan penyebaran infeksi nosokomial pada suatu peristiwa yang menyebabkan meningkat atau menurunnya resiko yang mungkin terjadi. B. TUJUAN a. TUJUAN UMUM : Tercapainya kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persayaratan agar menjamin pencegahan infeksi nosokomial dan membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu pelayanan serta cakupan dan efisiensi. b. TUJUAN KHUSUS 1. Dapat melaksanakan pengendalian infeksi nosokomial dengan baik. 2. Dapat mencegah dan menanggulangi bila terjadi kejadian luar biasa 3. Dapat meningkatkan penggunaan antibiotika secara rasional. C. PROGRAM PENGENDALIAN INFEKSI Seperti kita ketahui bersama bahwa kegiatan pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit merupakan suatu keharusan guna menurunkan angka kejadian infeksi di rumah sakit. Apalagi belakangan ini banyak muncul penyakit infeksi baru ataupun perubahan tanda klinis penyakit infeksi yang sudah ada seperti SARS, AIDS, Avian Influenza,
dll,
yang
dapat
menimbulkan
malapetaka
yang
besar
apabila
penanganannya tidak sesuai prosedur yang berlaku. Permasalahan ini menjadi semakin berat akibat munculnya resistensi kuman terhadap antibiotika akibat
penggunaannya yang tidak rasional. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan kultur dan sensitinity test menunjukkan adanya beberapa antibiotika seperti ampicillin, erythromycin, amoxicillin dan cefotaxim yang resisitensinya sudah mencapai 70 %, tetapi masih dipergunakan sebagai antibiotika profilaksis maupun terapeutic. Disatu sisi kita melihat pentingnya pelaksanaan pengendalian infeksi nosokomial, disisi lain kita melihat bahwa peran serta staf rumah sakit, khususnya peran serta anggota Sub Komite Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Sanglah, dalam pelaksanaan dan pemantauan program belum optimal. Hal ini secara umum dapat dilihat dari rendahnya kesadaran petugas untuk melaksanakan kewaspadaa universal serta pelaksanaan surveilans yang telah dilaksanakan selama ini belum dapat dilaksanakan dengan baik, dimana jumlah lembar pengumpul data yang terkumpul kurang dari 50 % dan masih banyak yang belum diisi secara lengkap. Memperhatikan berbagai permasalahan yang ada saat ini maka program pengendalian infeksi yang harus dilaksanakan meliputi : 1. Pencegahan Infeksi Rumah Sakit. 1.1. Penerapan kewaspadaan standar 1.2. Penerapan kewaspadaan berdasar transmisi 1.3. Penerapan pemrosesan alat dan linen yang aman 1.4. Penerapan pelayanan sterilisasi yang memenuhi persyaratan 1.5. Penerapan pelayanan gizi yang memenuhi persyaratan 1.6. Pelaksanaaan pengolahan sampah dan limbah rumah sakit 1.7. Pelaksanaan pengelolaan sumber air rumah sakit 1.8. Pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan mesin pendingin ruangan 1.9. Penerapan isolasi untuk pasien menular/suspect 1.10. Penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja 1.11. Pemantauan penggunaan antibiotika secara bijaksana 2. Surveilans. 1.1. Pemantauan dan pengumpulan data infeksi luka operasi 1.2. Pemantauan dan pengumpulan data infeksi kanula intravena 1.3. Pemantauan dan pengumpulan data infeksi neonatus 1.4. Pemantauan
dan
pengumpulan
data
penggunaan
antibiotika
pada
pembedahan 3. Pencegahan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa 4. Pendidikan dan Pelatihan tentang Pengendalian Infeksi Rumah Sakit. 1.1. Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai baru, mahasiswa dan siswa 1.2. Pendidikan dan pelatihan bagi staf pengendalian infeksi dan sterilisasi 1.3. Pendidikan dan pelatihan bagi staf rumah sakit D. KERANGKA ACUAN. 1. KERANGKA ACUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI Secara umum program ini bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi nosokomial di RS Mutiara Hati Mojokerto. Adapun kegiatan-kegiatan
yang diprogramkan meliputi semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi pada semua kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di RS Mutiara Hati Mojokerto, seperti : a. Persiapan penderita prabedah. b. Persiapan alat dan kamar operasi. c. Preparasi perlengkapan kamar operasi d. Persiapan pemasangan kateter kandung kencing. e. Persiapan pemasangan kateter intra vena dan vena sentral. f. Pelaksanaan kewaspadaan universal, khususnya cuci tangan. g. Persiapan pengambilan, penyimpanan dan pengiriman bahan pemeriksaan laboratorium. h. Pelaksanaan isolasi penderita. i. Pelaksanaan pelayanan sterilisasi rumah sakit. j. Pelaksanaan pengelolaan linen rumah sakit. k. Pelaksanaan pengelolaan sumber air rumah sakit. l. Pelaksanaan pengelolaan sampah dan kebersihan rumah sakit. Kerangka acuan masing-masing kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diatas secara lengkap dapat dilihat pada Dokumen Sub Komite Pengendalian Infeksi RS Mutiara Hati Mojokerto Nomor: RSMH/PT-E8-YM/0203 tentang Kerangka Acuan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit yang telah diberlakukan oleh Direktur sejak tanggal juni 2011. 2. KERANGKA ACUAN SURVEILANS PENGENDALIAN INFEKSI Surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus, aktif dan sistematis terhadap kejadian dan penyebaran infeksi rumah sakit pada suatu populasi serta peristiwa yang mempengaruhi terjadinya infeksi di rumah sakit. Adapun tujuan pelaksanaan surveilans pengendalian infeksi ini adalah untuk menurunkan resiko terjadinya infeksi rumah sakit di RS Mutiara Hati Mojokerto. Secara detail SPO surveilans ini dapat dilihat pada Dokumen Sub Komite Pengendalian Infeksi RS Mutiara Hati Mojokerto Nomor: RSUP/PT-E8YM/02-03 tentang SPO Surveilans Infeksi Rumah Sakit yang telah diberlakukan oleh Direktur sejak tanggal juni 2011. E. MEKANISME PELAKSANAAN DAN PEMANTAUAN. 1.
Pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan program lintas sektoral seperti pengelolaan linen, pelayanan sterilisasi, pengelolaan air bersih, pelayanan gizi, pengelolaan sampah dan limbah rumah sakit, pemeliharaan mesin pendingin ruangan, dan lain lain, dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan rumah sakit. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing unit kerja. Khusus untuk pemeriksaan kultur untuk mengetahui mutu hasil kerja di masingmasing unit kerja, harus dilakukan minimal 2 kali dalam setahun dan pelaporan
hasil pemeriksaan ditembuskan ke Sub Komite Pengendalian Infeksi Nosokomial RS Mutiara Hati Mojokerto.. 2.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, setiap petugas yang bekerja di RS Mutiara Hati Mojokerto harus menerapkan kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar transmisi seperti cuci tangan, penggunaan sarung tangan, pemakaian masker dan pelindung mata/wajah, dan lain-lain, sedangkan pemantauan pelaksanaannya dilakukan oleh seluruh anggota Sub Komite Pengendalian Infeksi, khususnya oleh 5 tenaga paramedis yang ditunjuk sebagai Perawat Pengendali Infeksi/ICN (Infection Control Nurse) dibantu oleh paramedis ICLN (Infection Control Link Nurse) yang telah ditunjuk di masing-masing ruang perawatan. Petugas ICN dan ICLN mencatat setiap temuannya didalam buku pemantauan, memberikan rekomendasi atau usulan untuk mengatasi masalah dan mendiskusikan temuannya pada rapat rutin yang diselenggarakan setiap bulan sekali oleh ketua Pokja IV bidang pengendalian. Terhadap hasil temuan yang penanganannya bersifat mendesak, petugas ICN/ICLN dapat melaporkannya langsung kepada ketua Pokja IV ataupun ketua Sub Komite Pengendalian Infeksi Nosokomial agar permasalahan segera dapat diatasi. Untuk pelaporan kejadian/permasalahan tersebut dapat disusulkan kemudian sambil mengatasi permasalahan tersebut.
3.
Pelaksanaan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Rumah Sakit dilaksanakan oleh Sub Komite Farmasi dan Terapi RS Mutiara Hati Mojokerto, sedangkan Sub Komite Pengendalian Infeksi Nosokomial melaksanakan pemantauan penggunaan antibiotika pada pembedahan dengan cara melakukan evaluasi terhadap data yang dikumpulkan melalui LPD Infeksi Luka Operasi oleh sekretaris Sub Komite dan data yang terkumpul dievaluasi pada rapat berkala yang diadakan setiap 3 bulan sekali untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan Sub Komite Farmasi dan Terapi.
4.
Kegiatan surveilans dilakukan oleh semua petugas yang melaksanakan asuhan keperawatan, baik itu dokter spesialis, residen PPDS I, dokter umum maupun paramedis. Pemantauan kegiatan surveilans dilakukan oleh ICN/ICLN dengan memantau pengisian LPD di ruangannya masing-masing, mengumpulkan LPD yang telah terisi dan melaporkannya pada rapat rutin setiap bulan sekali, untuk selanjutnya dilaporkan oleh ketua Pokja IV pada rapat berkala tiap 3 bulan sekali.
5.
Pemantauan terhadap berbagai keadaan yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa dilakukan oleh semua anggota Sub Komite, khususnya ICN/ICLN. Adanya kecurigaan berbagai kondisi yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, dicatat dalam buku pemantauan dan dengan sepengetahuan kepala ruangan melaporkannya secara langsung kepada ketua Pokja IV ataupun Ketua Sub Komite Pengendalian Infeksi Nosokomial agar segera bisa ditindak lanjuti secara lintas sektoral ataupun lintas fungsi sesuai kebutuhan. Pelaporan secara tertulis oleh kepala ruangan dapat disusulkan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
6.
Kegiatan Pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian infeksi rumah sakit dilakukan oleh Pokja III bekerjasama dengan Diklat RS Mutiara Hati Mojokerto. Ketua Pokja III mencatat setiap kegiatan yang dilakukan, mengumpulkan fotocopy sertifikat staf yang mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan melaporkannya pada rapat berkala setiap 3 bulan sekali.
F. JADWAL KEGIATAN. Secara umum, semua kegiatan pencegahan dan pengendalian serta surveilans infeksi rumah sakit dilaksanakan secara terus menerus oleh seluruh pegawai rumah sakit dibawah pengawasan Sub Komite Pengendalian Infeksi Nosokomial, khususnya petugas ICN dan ICLN, sedangkan program pendidikan dan pelatihan akan dijadwalkan setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan saat itu. Secara lengkap jadwal kegiatan tahunan dapat dilihat pada lampiran program ini. G. PELAPORAN. Setiap kegiatan yang dilaksanakan di Sub Komite Pengendalian dicatat oleh anggota sub komite sesuai pokjanya masing-masing untuk selanjutnya dilakukan evaluasi pada rapat berkala yang diadakan setiap 3 bulan sekali. Khusus untuk kegiatan surveilans, pemantauan dan pencatatan dilakukan oleh ICN dan ICLN untuk selanjutnya dievaluasi pada rapat rutin yang diadakan setiap bulan sekali oleh pokja IV bidang pengendalian, untuk selanjutnya dibawakan pada rapat berkala sub komite. Formulir pencatatan kegiatan surveilans secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Sub Komite Pengendalian Infeksi Nosokomial akan melaporkan hasil kegiatannya setiap 3 bulan sekali, termasuk pembuatan laporan tahunan, kepada Komite Medik dengan tembusan kepada Direktur Medik dan Pelayanan. H. PENUTUP. Program pengendalian infeksi nosokomial dan mekanisme pemantauannya ini masih jauh dari sempurna sehingga berbagai usul maupun saran yang bersifat konstruktif akan kami jadikan bahan pertimbangan guna penyempurnaanya dikemudian hari. Mojokerto, Komite Pengendalian Infeksi Nosokomial Ketua,