Endometriosis yaitu suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi berada di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar dan stroma, terdapat di dalam endometrium ma…Full description
obgyn
REFERAT Endometriosis
Endometriosis yaitu suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi berada di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar dan stroma, terdapat di dalam endometrium mataupun ...
Askep EndometriosisDeskripsi lengkap
Pasien mengatakan nyeri panggul dan mengeluh sakit saat berhubungan,mengeluh nyeri pada perut bagian bawah Pasien datang ke IGD pada tanggal 27 mei 2015 jam 07.00, kemudian dipindah kebangsa…Full description
;)
ENDOMETRIOSIS BAB I PENDAHULUAN
A. LAT LATAR BEL BELAKA AKANG NG Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih
berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma. Bila jaringan endometium terdapat di dalam miometrium dissbut adenomiosis. Endometriosis paling sering ditemukan pada wanita yang melahirkan di atas usia 30 tahun disertai dengan gejala menoragia dan dismenorea yang progresif. progresif. Sebagian besar susunan endometrio endometriosis sis terdapat terdapat dipelvis dipelvis yaitu yaitu ovarium ovarium peritoneum peritoneum ligamentum ligamentum utero sakral sakral kavum douglasi dan septum rekto vaginal. !okasi yang paling sering adalah para organ dalam dalam pelvis pelvis dan perito peritoneu neum. m. Endome Endometri triosi osiss dipenga dipengaruh ruhii oleh oleh hormon hormon estrog estrogen en dan progesteron yang se"ara periodik mengalami perdarahan dan jaringan sekitarnya mengalami inflamasi dan pelekatan. Endometriosis sering ditemukan pada wanita usia produktif namun terdapat juga pada remaja dan wanita pas"a menopause yang mendapat terapi hormonal. #enurut Ja"ob $%00&' angka kejadian endometriosis di (ndonesia belum dapat diperkirakan karena belum ada studi epidemiologik. )api dari data yang ada di rumah sakit sakit angkanya angkanya berkisar berkisar antara *3+ - +, pada kelompok kelompok infertili infertilitas. tas. Bila presentase presentase tersebut dikaitkan dengan jumlah penduduk sekarang maka di (ndonesia diperkirakan ada sekitar *3 juta penderita endometriosis pada wanita usia produktif. /ada wanita yang dilakuk dilakukan an laparo laparosko skopi pi diagnos diagnostik tik ditemu ditemukan kan endomet endometrio riosis sis sebany sebanyak ak 0-3 0-3 pada kelomp kelompok ok wanita wanita dengan dengan infert infertili ilitas tas yang yang belum belum diketa diketahui hui penyeb penyebabny abnyaa ditemu ditemukan kan endometriosis sebanyak &0-10 sedangkan pada kelompok wanita dengan infertilitas primer ditemukan endometriosis sebanyak %.
B. ETIOPATOLOGI )eori tentang terjadinya endometriosis adalah sebagai berikut2 1. Teori retrograde menstrasi )eori pertama yaitu teori retrograde menstruasi juga dikenal sebagai teori
implantasi jaringan endometrium yang viable $hidup' dari Sampson. )eori ini didasari atas 3 asumsi2 a. )erdapat darah haid berbalik melewati tuba falopii asil penelitian dengan laporoskopi ditemukan darah haid dalam "airan peritoneum pada &-,0 wanita dengan tuba falopii paten saat menstruasi. b. Sel-sel endometrium yang mengalami refluks tersebut hidup dalam rongga peritoneum ". Sel-sel endometrium yang mengalami refluks tersebut dapat menempel ke peritoneum dengan melakukan invasi implantasi dan proliferasi. !. Teori meta"#asia soe#omi$ )eori ini pertama kali diperkenalkan pada abad ke-%0 oleh #eyer. )eori ini menyatakan bahwa endometriosis berasal dari perubahan metaplasia spontan dalam sel-sel mesotelial yang berasal dari epitel soelom $terletak dalam peritoneum dan pleura'. /erubahan metaplasia ini dirangsang sebelumnya oleh beberapa faktor seperti infeksi hormonal dan rangsangan induksi lainnya. )eori ini dapat menerangkan endometriosis yang ditemukan pada laki-laki sebelum pubertas dan gadis remaja pada wanita yang tidak pernah menstruasi serta yang terdapat di tempat yang tidak biasanya seperti di pelvik rongga toraks saluran ken"ing dan saluran pen"ernaan kanalis inguinalis umbilikus dimana faktor lain juga berperan seperti transpor vaskular dan limfatik dari sel endometrium. %. Teori trans"#antasi #angsng )ransplantasi langsung jaringan endometrium pada saat tindakan yang kurang hati-hati seperti saat seksio sesaria operasi bedah lain atau perbaikan episiotomi dapat mengakibatkan timbulnya jaringan endometriosis pada bekas parut operasi dan pada perineum bekas perbaikan episiotomi tersebut.
&. Teori geneti$ dan imn Semua teori diatas tidak dapat menjawab kenapa tidak semua wanita yang
mengalami haid menderita endometriosis kenapa pada wanita tertentu penyakitnya berat wanita lain tidak dan juga tidak dap at menerangkan beberapa tampilan dari lesi.
/enelitian tentang genetik dan fungsi imun wanita dengan endometriosis dan lingkungannya dapat menjawab pertanyaan diatas. Endometrosis +-& kali lebih sering ditemukan pada hubungan keluarga ibu dan anak dibandingkan populasi umum karena endometriosis mempunyai suatu dasar genetik. #atriks metaloproteinase $##/' merupakan en4im yang menghan"urkan matriks ekstraseluler dan membantu lepasnya endometrium normal dan pertumbuhan endometrium baru yang dirangsang oleh estrogen. )ampilan ##/ meningkat pada awal siklus haid dan biasanya ditekan oleh progesteron selama fase sekresi. )ampilan abnormal dari ##/ dikaitkan dengan penyakit-penyakit invasif dan destruktif. /ada wanita yang menderita endometriosis ##/ yang disekresi oleh endometrium luar biasa resisten terhadap penekanan progesteron. )ampilan ##/ yang menetap didalam sel-sel endometrium yang terkelupas dapat mengakibatkan suatu potensi invasif terhadap endometrium yang berbalik arah sehingga menyebabkan invasi dari permukaan peritoneum dan selanjutnya terjadi proliferasi sel. /ada penderita endometriosis terdapat gangguan
respon
imun
yang
menyebabkan pembuangan debris pada darah haid yang membalik tidak efektif. #akrofag merupakan bahan kun"i untuk respon imun alami bagian sistem imun yang tidak
antigen-spesifik
dan
tidak
men"akup
memori
imunologik.
#akrofag
mempertahankan tuan rumah melalui pengenalan fagositosis dan penghan"uran mikroorganisme yang jahat dan juga bertindak sebagai pemakan membantu untuk membersihkan sel apoptosis dan sel-sel debris. #akrofag mensekresi berbagai ma"am sitokin faktor pertumbuhan en4im dan prostaglandin dan membantu fungsi-fungsi faktor diatas disamping merangsang pertumbuhan dan proliferasi tipe sel yang lain. #akrofag terdapat dalam "airan peritoneum normal dan jumlah serta aktifitasnya meningkat pada wanita dengan endometriosis. /ada penderita endometriosis makrofag yang terdapat di peritoneum dan monosit yang beredar teraktivasi sehingga penyakitnya berkembang melalui sekresi faktor pertumbuhan dan sitokin yang merangsang
proliferasi
dari
endometrium
ektopik
dan
menghambat
fungsi
pemakannya. 5atural killer juga merupakan komponen lain yang penting dalam proses terjadinya endometriosis aktifitas sitotoksik menurun dan lebih jelas terlihat pada wanita dengan stadium endometriosis yang lanjut. '. (a$tor Endo$rin
/erkembangan dan pertumbuhan endometriosis tergantung kepada estrogen $estrogen-dependent disorder'. /enyimpangan sintesa dan metabolisme estrogen telah diimplikasikan dalam patogenesa endometriosis. 6romatase suatu en4im yang merubah androgen androstenedion dan testosteron menjadi estron dan estradiol. 6romatase ini ditemukan dalam banyak sel manusia seperti sel granulosa ovarium sinsisiotrofoblas di plasenta sel lemak dan fibroblas kulit.
Biosinteis estrogen wanita pada usia reproduksi 7ista endometriosis dan susukan endometriosis diluar ovarium menampilkan kadar aromatase yang tinggi sehingga dihasilkan estrogen yang tinggi pula. 8engan kata lain wanita dengan endometriosis mempunyai kelainan genetik dan membantu perkembangan produksi estrogen endometrium lokal. 8isamping itu estrogen juga dapat merangsang aktifitas siklooksigenase tipe-% lokal $9:;-%' yang membuat prostaglandin $/<'E% suatu perangsang poten terhadap aromatase dalam sel stroma yang berasal dari endometriosis sehingga produksi estrogen berlangsung terus se"ara lokal.
). KLASI(IKASI 7lasifikasi tingkat endometriosis didasarkan pada Revised American Fertility
Society (AFS) yang diperbaharui. /embagian ini berdasarkan permukaan ukuran dan kedalaman implantasi ovarium dan peritoneum. 5amun kelemahan pembagian ini adalah derajat beratnya klasifikasi endometriosis tidak selalu merujuk beratnya derajat nyeri yang ditimbulkan ataupun efek infertilitasnya.
)abel *. 7lasifikasi tingkat endometriosis berdasarkan Revised American Society Classification of Endometriosis )abel *. Jika ujung fimbria tuba =allopii tertutup sempurna penilaian densitas menjadi *+. 8alam hal ini permukaan uterus disebut peritoneum.
American Society for Reproductive Medicine Revised Classification of Endometriosis Evaluasi lengkap penilaian endometriosis dilakukan searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Saat melakukan pemeriksaan panggul perhatikan penomoran ukuran lokasi implantasi endometriosis plak endometrioma dan atau perlekatan. #isalnya terdapat implantasi superfisial peritoneum berukuran 0 "m $total % "m' maka penilaiannya adalah %. D. GE*ALA KLINIS
*. 8ismenorea 5yeri haid yang disebabkan oleh reaksi peradangan akibat sekresi sitokin dalam rongga peritoneum akibat perdarahan lo"al pada sarang endometriosis dan oleh adanya infiltrasi endometriosis ke dalam syaraf rongga panggul. %. 5yeri /elvik 6kibat perlengketan lama-lama dapat mengakibatkan nyeri pelvik yang kronis. 8ua pertiga perempuan dengan endometriosis mengalami rasa nyeri intermenstrual. 3. 8ispareuni /aling sering timbul terutama bila endometriosis sudah tumbuh di sekitar 7avum 8ouglas dan ligamentum sakrouterina dan terjadi perlengketan sehingga uterus dalam posisi retrofleksi. >. 8iske4ia 7eluhan sakit buang air besar bila endometriosis sudah tumbuh dalam dinding rekto sigmoid dan terjadi hematoke4ia pada saat siklus haid. . Subfertilitas /erlengketan pada ruang pelvis yang diakibatkan endometriosis dapat mengganggu pelepasan oosit dari ovarium atau menghambat perjalanan ovum untuk bertemu dengan sperma. Endometriosis meningkatkan volume "airan peritoneal peningkatan konsentrasi makrofag yang teraktivasi prostaglandin interleukin-* tumor nekrosis fa"tor dan protease. 6ntibodi (g6 (g< dan limfosit dapat meningkat di endometrium perempuan yang terkena endometriosis. 6bnormalitas ini dapat mengubah reseptivitas endometrium
dan
implantasi
embrio.
/ada
penderita
endometriosis dapat juga terjadi gangguan hormonal dan ovulasi termasuk sindroma Luteinized Unruptured Follicle $!?=' defek fase luteal pertumbuhan folikel abnormal dan lonjakan ! dini.
E. DIAGNOSIS *. ?ltrasonografi $?S<' ?S< hanya dapat digunakan untuk mendiagnosis endometriosis $kista
endometriosis'
@*
"m
tidak
dapat
digunakan
untuk
melihat
bintik-bintik
endometriosis ataupun perlengketan. %. /emeriksaan serum 96 *% Serum 96 *% adalah pertanda tumor yang sering digunakan pada kanker ovarium. /ada endometriosis juga terjadi peningkatan kadar 96 *%. 5amun pemeriksaan ini mempunyai nilai sensitivitas yang rendah. 96 *% juga dapat
digunakan sebagai monitor prognosti" pas"aoperatif endometriosis. Bila nilainya tinggi berarti prognosti" kekambuhannya tinggi. 3. Bedah !aparoskopi !aparoskopi merupakan alat diagnosti" baku emas untuk mendiagnosis endometriosis. !esi aktif yang baru berwarna merah terang sedangkan lesi aktif yang sudah lama berwarna merah kehitaman. !esi nonaktif terlihat berwarna putih dengan jaringan parut. Biasanya isinya berwarna "oklat yang disebut dengan kista "oklat. >. /emeriksaan /atologi 6natomi /emeriksaan pasti dari lesi endometriosis adalah didapatkan adanya kelenjar dan stroma endometrium. (. PENANGANAN Endometriosis bisa diterapi dengan medikamentosa dan atau pembedahan.
/engobatan endometriosis juga bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan atau memperbaiki fertilitas. 1. Endometriosis dan subfertilitas 6dhesi peritubal dan periovarian dapat menginterferensi dengan transportasi ovum se"ara mekanik dan berperan dalam menyebabkan subfertilitas. Endometriosis peritoneal telah terbukti berperan dalam menyebabkan subfertilitas. 8engan "ara berinteferensi dengan motilitas tuba follikulogenesis dan fungsi korpus luteum. 6romatase diper"aya dapat meningkatkan kadar prostaglandin E melalui peningkatan ekspresi 9:;-%. Endometriosis juga dapat menyebabkan subfertilitas melalui peningkatan jumlah sperma yang terikat ke epitel ampula sehingga mempengaruhi interaksi sperm-endosalpingeal. /emberian medikamentosa pada endometriosis minimal atau sedang tidak terbukti meningkatkan angka kehamilan. Endometriosis sedang sampai berat harus dioperasi. /ilihan lainnya untuk mendapatkan kehamilan adalah inseminasi intrauterine superovulasi dan fertilisasi invitro. /ada suatu penelitian "ase-"ontrol rata-rata kehamilan dengan injeksi sperma intrasitoplasmik tidak dipengaruhi oleh kehadiran endometriosis. !ebih jauh analisis lainnya menunjukkan peningkatan kejadian kehamilan akibat fertilisasi in vitro dengan preterapi endometriosis tingkat 3 dan > dengan agonis gonadotropin-releasing hormone $
Beberapa peneliti per"aya bahwa endometriosis dapat ditekan dengan pemberian profilaksis berupa kontrasepsi oral kombinasi berkesinambungan analog
a. )erapi bedah definitif meliputi histerektomi total dengan salfingo-ooferektomi bilateral. Setelah pembedahan definitive dilakukan pasien diberikan terapi sulih hormone $ Hormone Replacement !erap!y'. b. )erapi bedah konservatif bertujuan untuk mengembalikan posisi anatomi panggul mengangkat semua lesi endometriosis yang terlihat dan melepaskan perlengketan perituba dan periovarian yang menjadi sebab timbulnya gejala nyeri dan mengganggu transportasi ovum. /endekatan laparoskopi adalah metode pilihan untuk mengobati endometriosis se"ara konservatif. 6blasi bisa dilakukan dengan dengan laser atau elektrodiatermi. Se"ara keseluruhan angka rekurensi adalah *,. /embedahan ablasi laparoskopi dengan diatermi bipolar atau laser efektif dalam menghilangkan gejala nyeri pada 1& kasus. 7ista endometriosis dapat diterapi dengan drainase atau kistektomi. 7istektomi laparoskopi mengobati keluhan nyeri lebih baik daripada tindakan drainase. )erapi medis dengan agonis . /embedahan Semi 7onservatif (ndikasi pembedahan jenis ini adalah wanita yang telah melahirkan anak dengan lengkap dan terlalu muda untuk menjalani pembedahan radikal dan merasa terganggu oleh gejala-gejala endometriosis. /embedahan yang dimaksud adalah
histerektomi dan sitoreduksi dari jaringan endometriosis pelvis. 7ista
endometriosis bisa diangkat karena sepersepuluh dari jaringan ovarium yang berfungsi diperlukan untuk memproduksi hormon. /asien yang dilakukan
histerektomi dengan tetap mempertahankan ovarium memiliki risiko enam kali lipat lebih besar untuk mengalami rekurensi dibandingkan dengan wanita yang dilakukan histerektomi dan ooforektomi.
6lgoritma /enatalaksanaan Endometriosis
G. DIAGNOSIS BANDING
6denomiosis uteri radang pelvik dengan tumor adneksa dapat menimbulkan kesukaran dalam diagnosis. /ada kelainan di luar endometriosis jarang terdapat perubahan-perubahan berupa benjolan ke"il di kavum 8ouglasi dan ligamentum sakrouterina. 7ombinasi adenomiosis uteri atau mioma uteri dengan endometriosis dapat pula ditemukan. Endometriosis ovarii dapat menimbulkan kesukaran diagnosis dengan kista ovarium. Sedangkan endometriosis yang berasal dari rektosigmoid perlu dibedakan dari karsinoma. H. PROGNOSIS
Endometriosis dapat mengalami rekurensi ke"uali telah dilakukan dengan histerektomi dan ooforektomi bilateral. 6ngka kejadian rekurensi endometriosis setelah dilakukan terapi pembedahan adalah %0 dalam waktu tahun. 6blasi komplit dari endometriosis efektif dalam menurunkan gejala nyeri sebanyak ,0 kasus. Beberapa ahli mengatakan eksisi lesi adalah metode yang baik untuk menurunkan angka kejadian rekurensi dari gejala-gejala endometriosis. /ada kasus infertilitas keberhasilan tindakan bedah
berhubungan
dengan
tingkat
berat
ringannya
penyakit.
/asien
dengan
endometriosis sedang memiliki peluang untuk hamil sebanyak +0 sedangkan pada kasus-kasus endometriosis yang berat keberhasilannya hanya 3.
DA(TAR PUSTAKA
6meri"an
So"iety.
Endometriosis
a
guide
for
patient2
http2www.asrm.org/atientspatientbookletsendometriosis.pdf 9unningham. et al . %00. :bstetri Cilliams.Ed %*. 6lih bahasa artono 6 et al. E<9. Jakarta. http2www.n"bi.nlm.nih.govpubmedhealth/#000*,*3 http2www.nlm.nih.govmedlineplusendometriosis.html http2www.emedi"inehealth."omendometriosisarti"leDem.htm http2www.emedi"inehealth."omendometriosispage+Dem.htm"lassifi"ationDofDendometrio sisDstages 5S Eviden"e 6nnual Eviden"e ?pdate on Endometriosis F Epidemiology and etiology.http2www.library.nhs.ukwomenshealthGiewAesour"e.aspHI res(8%1,1*Ktab(8%,0K"at(8**>&% /rawirodihardjo S. %0**. %lmu &andun"an Edisi &eti"a. Editor2 #o"hamad 6nwar 6li Ba4iad A. /rajitno /rabowo. B/-S/. Jakarta.