Definisi
Berbagai pendapat telah dikemukakan mengenai definisi hemoptoe yang pada dasarnya hampir sama.
Hemoptoe adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan batuk darah atau sputum yang berdarah. (10) Batuk darah adalah batuk yang disertai pengeluaran pengeluaran darah dari paru atau saluran pernapasan. (11) Hemoptoe atau batuk darah adalah ekspektorasi darah atau dahak mengandung darah, berasal dari saluran napas di bawah pita suara. (3) II. Perbedaan hemoptoe dengan hematemesis
Untu Untuk k memb membed edak akan an antar antaraa munt muntah ah dara darah h (hem (hemat atem emes esis is)) dan batuk batuk darah darah (hemoptoe) bila dokter tidak hadir pada waktu pasien batuk darah, maka pada batuk darah (hemoptoe) akan didapatkan tandatanda sebagai berikut ! (1",13) #andatanda batuk darah! 1. $idahului batuk keras yang tidak tertahankan ". #erdengar adanya gelembunggelembung udara ber%ampur darah di dalam saluran napas 3. #erasa asin & darah dan gatal di tenggorokan '. arna darah yang dibatukkan merah segar ber%ampur buih, beberapa hari kemudian warna menadi lebih tua atau kehitaman *. pH alkalis +. Bisa berlangsung beberapa hari
. -enyebabnya ! kelainan paru #andatanda muntah darah ! 1. #anpa batuk, tetapi keluar darah waktu muntah ". uara napas tidak ada gangguan 3. $idahului rasa mual & tidak enak di epigastrium '. $arah berwarna merah kehitaman, bergumpalgumpal ber%ampur sisa makanan *. pH asam +. /rekuensi muntah darah tidak sekerap hemoptoe . -enyebabnya ! sirosis hati, gastritis gastritis III. Etiologi
-enyebab dari batuk darah (hemoptoe) dapat dibagi atas ! (') 1. nfeksi, terutama tuberkulosis, abses paru, pneumonia, dan kaerne oleh karena amur dan sebagainya. ". 2ardioaskuler, stenosis mitralis dan aneurisma aorta. 3. eoplasma, terutama karsinoma bronkogenik dan poliposis bronkus. '. 4angguan pada pembekuan darah (sistemik). *. Benda asing di saluran pernapasan. +. /aktorfaktor ekstrahepatik dan abses amuba. -enyebab terpenting dari hemoptisis masif adalah (*) !
1. #umor ! a. 2arsinoma. b. 5denoma. %. 6etastasis endobronkial dari massa tumor ekstratorakal. ". nfeksi a. 5spergilloma. b. Bronkhiektasis (terutama pada lobus atas). %. #uberkulosis paru. 3. nfark -aru '. Udem paru, terutama disebabkan oleh mitral stenosis *. -erdarahan paru a. istemi% 7upus 8ritematosus b. Goodpasture’s syndrome. syndrome. %. Idiopthic %. Idiopthic pulmonary haemosiderosis. haemosiderosis. d. Bechet’s d. Bechet’s syndrome. syndrome. +. 9edera pada dada&trauma a. 2ontusio pulmonal. b. #ransbronkial biopsi. %. #ranstorakal biopsi memakai arum.
. 2elainan pembuluh darah a. 6alformasi arterioena. b. Hereditary b. Hereditary haemorrhagic teleangiectasis. teleangiectasis. :. Bleeding diathesis. -enyebab hemoptoe banyak, tapi se%ara sederhana dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu ! infeksi, tumor dan kelainan kardioaskular. (+) nfeksi merupakan penyebab yang sering didapatkan antara lain ! tuberkulosis, bronkiektasis dan abses paru. -ada dewasa muda, tuberkulosis paru, stenosis mitral, dan bronkiektasis merupakan penyebab yang sering didapat. -ada usia diatas '0 tahun karsinoma bronkus merupakan penyebab yang sering didapatkan, diikuti tuberkulsosis dan bronkiektasis. (+) IV. IV. Patofisiologi
etiap proses yang teradi pada paru akan mengakibatkan hiperaskularisasi dari %abang%abang arteri bronkialis yang berperanan untuk memberikan nutrisi pada aringan paru bila teradi kegagalan arteri pulmonalis dalam melaksanakan fungsinya untuk pertukaran gas. #erdapatnya aneurisma ;asmussen pada kaerna tuberkulosis yang merupakan asal dari perdarahan pada hemoptoe masih diragukan. #eori teradinya perdarahan akibat pe%ahnya aneurisma dari ;amussen ini telah lama dianut, akan tetapi beberapa laporan autopsi membuktikan bahwa terdapatnya hiperaskularisasi bronkus yang merupakan per%abangan dari arteri bronkialis lebih banyak merupakan asal dari perdarahan pada hemoptoe. (') 6ekanisma teradinya batuk darah adalah sebagai berikut ! 1. ;adang mukosa -ada trakeobronkitis akut atau kronis, mukosa yang kaya pembuluh darah menadi rapuh, sehingga trauma yang ringan sekalipun sudah %ukup untuk menimbulkan batuk darah. ". nfark paru
Biasanya disebabkan oleh emboli paru atau inasi mikroorganisme pada pembuluh darah, seperti infeksi %o%%us, irus, dan infeksi oleh amur. 3. -e%ahnya pembuluh darah ena atau kapiler $istensi pembuluh darah akibat kenaikan tekanan darah intraluminar seperti pada dekompensasi %ordis kiri akut dan mitral stenosis. '. 2elainan membran aleolokapiler 5kib 5kibat at adany adanyaa reaks reaksii anti antibod bodii terh terhad adap ap memb membra ran, n, seper seperti ti pada pada Goodpasture’s syndrome. syndrome. *. -erdarahan kaitas tuberkulosa -e%ahnya pembuluh darah dinding kaitas tuberkulosis yang dikenal dengan aneurisma ;asmussen< pemekaran pembuluh darah ini berasal dari %abang pembuluh darah bronkial. -erdarahan pada bronkiektasis disebabkan pemekaran pembuluh darah %abang bronkial. $iduga hal ini teradi disebabkan adanya anastomosis pembuluh darah bronkial dan pulmonal. -e%ahnya pembuluh darah pulmonal dapat menimbulkan hemoptisis masif. +. nasi tumor ganas . 9edera dada 5kibat benturan dinding dada, maka aringan paru akan mengalami transudasi ke dalam aleoli dan keadaan ini akan mema%u teradinya batuk darah. V. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya dikenal berbagai ma%am batuk darah (1') ! 1. Batuk darah idiopatik atau esensial dimana penyebabnya tidak diketahui 5ngka keadian batuk darah idiopatik sekitar 1*= tergantung fasilitas penegakan diagnosis.
-ria terdapat dua kali lebih banyak daripada wanita, berumur sekitar 30 tahun, biasanya perdarahan dapat berhenti sendiri sehingga prognosis baik. #eori perdarahan ini adalah sebagai berikut ! a. 5danya ulserasi mukosa yang tidak dapat di%apai oleh bronkoskopi. b. Bronkiektasis yang tidak dapat ditemukan. %. nfark paru yang minimal. d. 6enstruasi ikariensis. e. Hipertensi pulmonal. ". Batuk darah sekunder, yang penyebabnya dapat di pastikan -ada prinsipnya berasal dari ! a. aluran napas >ang sering ialah tuberkulosis, bronkiektasis, tumor paru, pneumonia dan abses paru. 6enu 6enuru rutt Banne Bannet, t, :" ? :+= :+= batuk batuk dara darah h dise disebab babka kan n oleh oleh tube tuberk rkul ulos osis is paru paru,, karsinoma paru dan bronkiektasis. >ang arang diumpai adalah penyakit amur (aspergilosis), silikosis, penyakit oleh karena %a%ing. b. istem kardioaskuler >ang sering adalah stenosis mitral, hipertensi. >ang arang adalah kegagalan antung, infark paru, aneurisma aorta. %. 7ainlain
$isebabkan oleh benda asing, ruda paksa, penyakit darah seperti hemofilia, hemosiderosis, sindrom 4oodpasture, eritematosus lupus sistemik, diatesis hemoragik dan pengobatan dengan obatobat antikoagulan. Berdasarkan umlah darah yang dikeluarkan maka hemoptisis dapat dibagi atas (') ! 1. Hemoptisis masif Bila darah yang dikeluarkan adalah 1001+0 %% dalam "' am. ". 2riteria yang digunakan di rumah sakit -ersahabatan @akarta ! Bila perdarahan lebih dari +00 %% & "' am Bila perdarahan kurang dari +00 %% dan lebih dari "*0 %% & "' am, akan tetapi Hb kurang dari 10 g=. Bila perdarahan lebih dari +00 %% & "' am dan Hb kurang dari 10 g=, tetapi dalam pengamatan ': am ternyata darah tidak berhenti. (') 2esulitan dalam menegakkan diagnosis ini adalah karena pada hemoptoe selain teradi asokonstriksi perifer, uga teradi mobilisasi dari depot darah, sehingga kadar Hb tidak selalu memberikan gambaran besarnya perdarahan yang teradi. 2riteria dari umlah darah yang dikeluarkan selama hemoptoe uga mempunyai kelemahan oleh karena ! •
@umlah darah yang dikeluarkan ber%ampur dengan sputum dan kadangkadang dengan %airan lambung, sehinga sukar untuk menentukan umlah darah yang hilang sesungguhnya.
•
ebagia ebagian n dari dari darah darah tertel tertelan an dan dikelu dikeluark arkan an bersam bersamas asama ama dengan dengan tina, tina, sehingga tidak ikut terhitung
•
ebagian dari darah masuk ke paruparu akibat aspirasi.
Aleh karena itu suatu nilai kegawatan dari hemoptoe ditentukan oleh ! •
5pakah teradi tandatanda hipotensi yang mengarah pada renatan hipoolemik (hypoolemik sho%k).
•
5pakah teradi obstruksi total maupun parsial dari bronkus yang dapat dinilai dengan adanya iskemik miokardium, baik berupa gangguan aritmia, gangguan mekanik pada antung, maupun aliran darah serebral. $alam hal kedua ini dilakuk dilakukan an pemant pemantauan auan terhada terhadap p gas darah, darah, disamp disamping ing menent menentuka ukan n fungsi fungsi fungsi ital. Aleh karena itu suatu tingkat kegawatan hemoptoe dapat teradi dalam dua bentuk, yaitu bentuk akut berupa asfiksia, sedangkan bentuk yang lain berupa renatan hipoolemik.
Bila teradi hemoptoe, maka harus dilakukan pe nilaian terhadap! •
arna darah untuk membedakannya dengan hematemesis.
•
7amanya perdarahan.
•
#eradinya mengi (wheeing) untuk menilai besarnya obstruksi.
•
2eadaan umum pasien, tekanan darah, nadi, respirasi dan tingkat kesadaran.
2lasifikasi menurut -usel () ! C ! batuk dengan perdarahan yang hanya dalam bentuk garisgaris dalam sputum CC ! batuk dengan perdarahan 1 ? 30 ml CCC ! batuk dengan perdarahan 30 ? 1*0 ml CCCC ! batuk dengan perdarahan D 1*0 ml -ositif satu dan dua dikatakan masih ringan, positif tiga hemoptisis sedang, positif empat termasuk di dalam kriteria k riteria hemoptisis masif.
VI. Diagnosis
Hal utama yang penting adalah memastikan apakah darah benar benar bukan dari muntahan dan tidak berlangsung saat perdarahan hidung. Hemoptisis sering mudah dila%ak dari riwayat. $apat ditemukan bahwa pada hematemesis darah berwarna ke%oklatan atau kehitaman dan sifatnya asam. $arah dari epistaksis dapat tertelan kembali melalui faring dan terbatukkan yang disadari penderita serta adanya darah yang meman%ar dari hidung. (:) Untuk menegakkan diagnosis, seperti halnya pada penyakit lain perlu dilakukan urutanurutan dari anamnesis yang teliti hingga pemeriksaan fisik maupun penunang sehingga penanganannya dapat disesuaikan. 1. 5namnesis Untuk mendapatkan riwayat penyakit yang lengkap sebaiknya diusahakan untuk mendapatkan datadata ! @umlah dan warna darah 7amanya perdarahan Batuknya produktif atau tidak Batuk teradi sebelum atau sesudah perdarahan akit dada, substernal atau pleuritik Hubungannya perdarahan dengan ! istirahat, gerakan fisik, posisi badan dan batuk heeing ;iwayat penyakit paru atau antung terdahulu. (") -erdarahan di tempat lain serempak dengan batuk darah -erokok berat dan telah berlangsung lama
akit pada tungkai atau adanya pembengkakan serta sakit dada Hematuria yang disertai dengan batuk darah. (3) Untu Untuk k memb membeda edaka kan n anta antara ra batuk batuk darah darah denga dengan n munt muntah ah dara darah h dapa dapatt digun digunak akan an petunuk sebagai berikut (3) ! 2eadaan 1. -rodromal
Hemoptoe ;asa tidak enak di
Hematemesis 6ual, stoma%h distress
". Anset
tenggorokan, ingin batuk $arah dibatukkan, dapat $arah dimuntahkan dapat
disertai batuk disertai batuk 3. -enampilan darah Berbuih #idak berbuih '. arna 6erah segar 6erah tua *. si 7ekosit, mikroorganisme, isa makanan makrofag, hemosiderin +. ;eaksi 5lkalis (pH tinggi) . ;iwayat -enyakit 6end 6ender erit itaa kelai kelaina nan n paru paru
5sam (pH rendah) 4ang 4anggu guan an lam lambu bung ng,,
$ahulu :. 5nemi E. #ina
kelainan hepar elalu #ina bisa berwarna
2adangkadang arna tina normal Guaiac test () ()
hitam, Guaiac test () ()
". -emeriksaan fisik -ada pemeriksaan fisik di%ari geala&tanda lain di luar paru yang dapat mendasari terad teradiny inyaa batuk batuk darah, darah, antara antara lain lain ! ari ari tabuh, tabuh, bising bising sisto sistolik lik dan opening snap, snap, pembesaran kelenar limfe, ulserasi septum nasalis, nasalis, teleangiektasi. (3) 3. -emeriksaan penunang /oto /oto toraks toraks dalam dalam posisi posisi 5- dan latera laterall hendakl hendaklah ah dibuat dibuat pada setiap setiap penderi penderita ta hemoptisis masif. 4ambaran opasitas dapat menunukkan tempat perdarahannya. (3) '. -emeriksaan bronkoskopi
ebaiknya dilakukan sebelum perdarahan berhenti, karena dengan demikian sumber perdarahan dapat diketahui. 5dapun indikasi bronkoskopi pada batuk darah adalah ! 1. Bila radiologik tidak didapatkan kelainan ". Batuk darah yang berulang ? ulang 3. Batuk darah masif ! sebagai tindakan terapeutik (1') #inda #indaka kan n bron bronkos koskop kopii meru merupak pakan an sara sarana na untuk untuk mene menent ntuk ukan an diag diagno nosi sis, s, lokas lokasii perdarahan, maupun persiapan operasi, namun waktu yang tepat untuk melakukannya merupak merupakan an pendapa pendapatt yang masih masih kontro kontroers ersial ial,, mengin mengingat gat bahwa bahwa selama selama masa masa perdarahan, bronkoskopi akan menimbulkan batuk yang lebih impulsif, sehingga dapat memperhebat perdarahan disamping memperburuk fungsi pernapasan. 7aase dengan bronkoskop fiberoptic dapat fiberoptic dapat menilai bronkoskopi merupakan hal yang mutlak untuk menentukan lokasi perdarahan. (') $alam men%ari sumber perdarahan pada lobus superior, bronkoskop serat optik auh lebih unggul, sedangkan bronkoskop metal sangat bermanfaat dalam membersihkan alan napas dari bekuan darah serta mengambil benda asing, disamping itu dapat melakukan penamponan dengan balon khusus di tempat teradinya perdarahan. (3) VII. Penanganan
-ada umumnya hemoptoe ringan tidak diperlukan perawatan khusus dan biasanya berhenti sendiri. >ang perlu mendapat perhatian yaitu hemoptisis yang masif. #uuan pokok terapi ialah (1,")! 1. 6en%egah tersumbatnya saluran napas oleh darah yang beku ". 6en%egah kemungkinan penyebaran infeksi
3. 6enghentikan perdarahan asara asarans nsasa asaran ran terapi terapi yang utama utama adalah adalah member memberika ikan n suport suport kardio kardiopul pulman maner er dan mengendalikan perdarahan sambil men%egah asfiksia yang merupakan penyebab utama kematian pada para pasien dengan hemoptisis masif. (E) 6asalah utama dalam hemoptoe adalah teradinya pembekuan dalam saluran napas yang menyebabkan asfiksi. Bila teradi afsiksi, tingkat kegawatan hemoptoe paling tinggi dan menyeb menyebabka abkan n kegagal kegagalan an organ organ yang multip multipel. el. Hemopt Hemoptoe oe dalam dalam umlah umlah ke%il ke%il dengan dengan reflek reflekss batuk batuk yang buruk buruk dapat dapat menyeb menyebabka abkan n kemati kematian. an. $alam $alam umlah umlah banyak banyak dapat dapat menimbukan renatan hipoolemik. (') -ada prinsipnya, terapi yang dapat dilakukan adalah ! #erapi konseratif (') #erapi definitif
(E)
atau pembedahan. ()
1. #erapi konseratif (',+) -asien harus dalam keadaan posisi istirahat, yakni posisi miring (lateral de%ubitus). (') 2epala lebih rendah dan miring miring ke sisi yang sakit untuk men%egah aspirasi aspirasi darah ke paru yang sehat. () 6elakukan suction 6elakukan suction dengan dengan kateter setiap teradi perdarahan. Batuk se%ara perlahan ? lahan untuk mengeluarkan darah di dalam saluran saluran napas untuk men%egah bahaya sufokasi. $ada dikompres dengan es ? kap, hal ini biasanya menenangkan penderita. -emberian obat ? obat penghenti perdarahan (obat ? obat hemostasis), misalnya it. 2, ion kalsium, trombin dan karbaokrom. 5ntibiotika untuk men%egah infeksi sekunder.
-emberian %airan atau darah sesuai dengan banyaknya perdarahan yang teradi. -emberian oksigen. #indakan selanutnya bila mungkin () ! 6enentukan asal perdarahan dengan bronkoskopi 6enentukan 6enentukan penyebab dan mengobatiny mengobatinya, a, misal misal aspirasi aspirasi darah dengan bronkoskopi bronkoskopi dan pemberian adrenalin pada sumber perdarahan. ". #erapi pembedahan ;eseksi bedah segera pada tempat perdarahan merupakan pilihan. (E) #indakan operasi ini dilakukan atas pertimbangan (') ! a. #eradinya hemoptisis masif yang mengan%am kehidupan pasien. b. -engalaman berbagai penyelidik menunukkan bahwa angka kematian pada perdarahan yang masif menurun dari 0= menadi 1:= dengan tindakan operasi. %. 8tiologi dapat dihilangkan sehingga faktor penyebab teradinya hemoptoe yang berulang dapat di%egah. Busron (1E:) menggunakan pula indikasi pembedahan sebagai berikut (') ! 1. 5pab 5pabil ilaa pasi pasien en meng mengal alam amii batu batuk k dara darah h lebi lebih h dari dari +00 +00 %% & "' am am dan dan dala dalam m pengamatannya perdarahan tidak berhenti. ". 5pabila pasien mengalami batuk darah kurang dari +00 %% & "' am dan tetapi lebih dari "*0 %% & "' am am dengan kadar Hb kurang dari 10 g=, sedangkan batuk darahnya masih terus berlangsung.
3. 5pabila pasien mengalami batuk darah kurang dari +00 %% & "' am dan tetapi lebih dari "*0 %% & "' am dengan kadar Hb kurang dari 10 g=, tetapi selama pengamatan ': am yang disertai dengan perawatan konseratif batuk darah tersebut tidak berhenti. ebelum pembedahan dilakukan, sedapat mungkin diperiksa faal paru dan dipastikan asal perdarahannya, sedang enis pembedahan berkisar dari segmentektomi, lobektomi dan pneumonektomi dengan atau tanpa torakoplasti. () -enting uga dilakukan usahausaha untuk menghentikan perdarahan. 6etode yang mungkin digunakan adalah (') ! $engan memberikan %airan es garam yang dilakukan dengan bronkoskopi serat lentur dengan posisi pada lokasi bronkus yang berdarah. 6asukkan larutan a9l fisiologis pada suhu 'F9 sebanyak *0 %%, diberikan selama 30+0 detik. 9airan ini kemudian dihisap dengan su%tion. $engan menggunakan kateter balon yang panangnya "0 %m penampang :,* mm. VIII. Komplikasi
2omplikasi yang teradi merupakan kegawatan dari hemoptoe, yaitu ditentukan oleh tiga faktor (') ! 1. #eradinya asfiksia oleh karena terdapatnya bekuan darah dalam saluran pernapasan. ". @umlah darah yang dikeluarkan selama teradinya hemoptoe dapat menimbulkan renatan hipoolemik. 3. 5spira 5spirasi, si, yaitu yaitu keadaa keadaan n masukn masuknya ya bekuan bekuan darah darah maupun maupun sisa sisa makana makanan n ke dalam dalam aringan paru yang sehat bersama inspirasi. IX. Prognosis
-ada hemopt hemoptoe oe idiopa idiopatik tik progno prognosis sisnya nya baik baik ke%ual ke%ualii bila bila pender penderit itaa mengal mengalami ami hemoptoe yang rekuren.
edan edangk gkan an pada pada hemo hemopt ptoe oe seku sekunde nderr ada ada beber beberapa apa fakt faktor or yang yang menen menentu tukan kan prognosis ! 1. #ingkatan hemoptoe ! hemoptoe yang teradi pertama kali mempunyai prognosis yang lebih baik. ". 6a%am penyakit dasar yang menyebabkan hemoptoe. 3. 9epatnya kita bertindak, misalnya bronkoskopi yang segera dilakukan untuk menghisap darah yang beku di bronkus dapat menyelamatkan penderita.(1,1') BAB III KESIMPUA!
1. Hemoptoe merupakan salah satu geala pada penyakit paru saluran pernapasan dan atau kardioaskuler yang disebabkan oleh berbagai ma%am etiologi. ". -e%a -e%ahny hnyaa aneu aneuri rism smaa dari dari ;asm ;asmmu muse senG nGss pada pada dindi dinding ng kai kaita tass paru paru dise disert rtai ai fibr fibros osis is periaskuler merupakan penyebab utama hemoptoe yang masif. 3. ampai saat ini klasifikasi hemoptisis masih didasarkan pada penyebab dan banyaknya darah yang keluar bersama batuk. '. ebagi ebagian an besar besar hemopt hemoptisi isiss sekunde sekunderr diseba disebabkan bkan oleh oleh tuberk tuberkulo ulosis sis paru, paru, karsin karsinoma oma dan bronkiektasis. Bila ditemukan pada usia relatif muda harus dipikirkan pertama ? tama tuberkulosi tuberkulosiss paru, lalu bronkiektas bronkiektasis, is, kemudian stenosis stenosis mitral. edangkan hemoptoe hemoptoe pada usia usia lebih lebih dari dari '0 tahun tahun kemung kemungkin kinan an urutan urutannya nya adalah adalah karsin karsinoma oma bronkog bronkogeni enik, k, lalu lalu tuberkulosis, kemudian bronkiektasis. *. Bronkoskopi pada saat ini merupakan %ara pembantu diagnosis dan tindakan terapeutik terapeutik yang penting pada hemoptisis masif dan harus dikerakan pada waktu perdarahan masih berlangsung.
+. 2omplikasi yang paling sering teradi dari hemoptisis adalah teradinya asfiksia, renatan hipoolemik dan bahaya aspirasi. . -ada prinsipnya penanganan hemoptoe dituukan untuk memperbaiki kondisi kardiopulmoner dan men%egah semua keadaan yang dapat menyebabkan kematian. -enanganan tersebut dilaku dilakukan kan se%ara se%ara konser konserati atiff maupun maupun dengan dengan operasi operasi,, tergant tergantung ung indika indikasi si serta serta berat berat ringannya hemoptisis yang teradi. :. -rognosis dari hemoptoe ditentukan oleh tingkatan hemoptoe, ma%am penyakit dasar dan %epatnya tindakan yang dilakukan.
DA"#A$ PUS#AKA
1. 5meri%an #hora%i% so%iety. #he 6anagement 6ana gement of hemoptysis. 5 tatement by the %ommittee on #herapy, 5m re ;espir $is. 1EE+. (E3) ! '1 ? '' ". 5mirana, et al. 5n 5ggressie urgi%al ap proa%h to ignifi%ant hemoptysis in -atients with -ulmonary #uber%ulosis 5m ;e ;espir $is. 1E+:. (E) ! 1: ? 1E" 3. oeroso H7. usilo H. -arhussip ;. u mari. Usman. Hemoptisis Usman. Hemoptisis Masif . 9ermin $unia 2edokteran. 1EE". (:0) ! E0 ? E' '. ;ab #. Prinsip #. Prinsip Gawat Paru. Paru. ed.". 849. @akarta. 1EE+. p. 1:* ? "01 *. 6oham. Symptoms And Sign in Respiratory isease. isease. 6edi%ine nternat. -ar 8ast 8d. 1EE1. '(1') ! 3+'' ? 3+'E +. >usuf . 6anifestasi 2linis -enyakit -aru. dalam Ilmu dalam Ilmu Penya!it alam. alam. oeparman. aspadi, editor. B-/2U @akarta. 1E:. p. +:: . -urwandianto 5. ampurna B. "edaruratan B. "edaruratan Medi! . ed. 3. Bina ;upa 5ksara. @akarta. p.1E ? "0
:. 9rofton @. $ouglas 5. Respiratory 5. Respiratory iseasses. iseasses. 3rd ed. Bal%kwell %ientifi% -ubli%ations. Aford. 1E:3. -.0 ? 1 E. oodley 6. helan 5. Pedoman 5. Pedoman Pengobatan Pengobatan.. (6anual of 6edi%al #herapeuti%s). 5ndi offset. >ogyakarta. 1EE*. p. 3"+ ? 3" 10. -ri%e 5.ilson 76. Patofisiologi 76. Patofisiologi "onsep "lini! Proses#proses Proses#proses Penya!it (-athophysiology (-athophysiology 9lini%al 9onsepts of $iseases -ro%esses) alih bahasa 5di $harma. 849. @akarta. 1E:'. p. *31. 11. 5lsagaff H. ;ai B. 5lrasyid H. Penanggulangan H. Penanggulangan Batu! arah dalam arah dalam imposium lmu 2edokteran $arurat. /2 ? Unair. urabaya. 1EE. p.1+" ? 1+' 1". Bua 76, et al. -ulmonary -u lmonary 5leolar Hemorrhage ! 5 %ommon finding in patiens with seere %ardia% disease. 5m @ 9ardiol, 1E1. " ! 1+: ? 1" 13. ;oger 6. igns and ymptoms. Hemoptysis. 'th ed. @B 7ippin %ott 9ompany. -hiladelphia. 1E+'. -p. 3"0 ? 3"3 1'. luiter H@, 7eerboek 7ong Iiekten. Jan 4orkom, 5ssen&6aastri%ht. 1E:* /iled under! nterna