Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 1. Usaha Mikro
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp50.000.000,-. Ciri-ciri usaha mikro:
Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti; Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat; Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha; Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai; Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah; Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;
Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. 2. Usaha Kecil Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No .9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala b erskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,(lima ratus juta rupiah). Ciri-ciri usaha kecil:
Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;
1
Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah pindah; Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha; Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP; Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam wira usaha; Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti perencanaan bisnis (business planning). 3. Usaha Menengah Usaha Menengah sebagaimana dimaksud dalam pasal No. 10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Ciri-ciri usaha menengah:
Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan; Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll; Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan; Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
2
Data Perkembangan UMKM di Kota Makassar dari 2013-2015 No
Jenis Usaha
1 2 3
2013 94.537 7.949 668 103.154
Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Jumlah
Jumlah Usaha (Unit) 2014 2015 100.526 112.896 5.893 5.577 989 107.048 118.473
Sumber:
Badan Pusat Statistik Kota Makassar http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/16419/SKRIPSI%20MUH %20RACHDIAN%20RACHMAN%20E21110109.pdf?sequence=1 (Hal. 77, Skripsi Strategi Pembinaan Usaha Kecil Menengah (Ukm) Dinas Koperasi Dan Ukm Kota Makassar, Muh Rachdian Rachman, Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin)
Usaha Mikro 115000 112896 110000
105000 100526
100000
95000
94537
90000
85000
2013
2014
2015
Usaha Kecil 9000 8000
7949
7000 6000
5893
5577
5000 4000 3000 2000 1000 0
2013
2014
2015
3
Usaha Menengah 1200
1000
989
800 668 600
400
200
0
2013
2014
2015
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat adanya pertumbuhan jumlah usaha, khususnya jumlah Usaha Mikro yang meningkat dari tahun 2013 sampai dua tahun berikutnya. Sementara Usaha Kecil tidak mengalami peningkatan melainkan penurunan, di mana Usaha Kecil menurun 2.056 pada tahun 2014 dan dari tahun 2014 ke tahun 2015 jumlahnya justru berkurang sebanyak 316. Untuk Usaha Menengah, jumlahnya hanya bertambah sekitar 321 saja dan belum diketahui jumlahnya pada tahun 2015. Secara keseluruhan, kita dapat menyimpulkan bahwa jumlah UMKM di kota Makassar yang terus meningkat menunjukkan semakin banyaknya pengusaha-pengusaha kecil yang bermunculan karena adanya kemudahan dan kesempatan berbisnis di masa kini. Diharapkan perkembangan UMKM kota Makassar akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dari data tersebut diperoleh rata-rata perkembangan UMKM di Makassar yaitu sebesar 109.558,3 unit ([103.154+107.048+118.473]/3)
4