[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] 2017 ] Diameter Mur dan Geometri Ulir
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
3.1
PROSEDUR PENGUKURAN
Dalam praktikum metrologi industri pada pos pengukuran diameter mur dan geometri ulir, langkah-langkah yang harus dilakukan oleh praktikan saat mengukur benda kerja dengan menggunakan menggunakan alat ukur adalah sebagai berikut. 3.1.1
Pengukuran Diameter Mur
Pengukuran diameter mur meliputi pengukuran diameter dalam, diameter luar, dan tebal mur. Berikut langkah-langkah pengukuran menggunakan Vernier caliper.
Gambar 3.1 Pengukuran diameter dalam mur (Laboratorium Metrologi
Industri, 2017) a.
Mempersiapkan alat dan bahan.
b.
Mempelajari fungsi masing-masing bagian dan cara menggunakan Vernier caliper .
c.
Menggerakkan rahang bebas sesuai dengan bagian ba gian yang ingin diukur.
d.
Menggunakan rahang luar pada Vernier caliper untuk mengukur diameter luar dan tebal mur, kemudian menggunakan rahang dalam untuk mengukur diameter dalam mur.
e.
Mencatat hasil pengukuran pada lembar kerja.
Teknik Mesin Universitas Diponegoro D iponegoro 33
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
3.1.1
Pengukuran Geometri Ulir
Pengukuran geometri ulir meliputi pengukuran jarak pitch, diameter pitch, diameter mayor, dan diameter minor. Berikut langkah-langkah pengukurannya. 1.
Pengukuran Jarak Pitch Berikut langkah-langkah pengukuran jarak pitch menggunakan screw pitch
gauge:
Gambar 3.2 Pengukuran jarak pitch (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
a.
Memilih screw pitch yang sesuai dengan ukuran geometri ulir.
b.
Setelah screw pitch sudah sesuai dengan ukuran pitch, mencatat angka yang terdapat pada screw pitch tersebut.
c.
Misal screw pitch menunjukkan 20 G, artinya dalam 1 inci terdapat 20 pitch. Dengan angka ini dapat diketahui jarak pitch.
2.
Pengukuran Diameter Mayor Berikut langkah-langkah pengukuran diameter mayor menggunakan
mikrometer outside: a.
Mempelajari fungsi masing-masing bagian dan cara menggunakan outside mikrometer.
b.
Memeriksa setting nol, dengan menggunakan kaliber hingga posisi nol.
c.
Melakukan pengukuran pada tiga tempat yang berbeda, sepanjang ulir tersebut. Gunakan rachet untuk memberikan tekanan yang relatif sama pada setiap pengukuran.
d.
Mencatat hasil pengukuran pada lembar kerja.
Gambar 3.3 Pengukuran diameter mayor (www.google.com, 2017)
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 34
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
3.
Pengukuran Diameter Pitch Berikut langkah-langkah pengukuran diameter pitch
menggunakan
mikrometer three wire unite gauge:
Gambar 3.4 Pengukuran diameter pitch (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
a. Memilih wire yang sesuai dengan ukuran ulir. b. Melakukan pengukuran dengan mengunci baut hingga tidak bergerak. c. Melakukan pengukuran pada lima baut dengan 3 tempat yang berbeda. d. Mencatat hasil pengukuran pada Tabel.
3.2
ALAT DAN BENDA UKUR
3.2.1
Alat Ukur Dalam praktikum metrologi industri pada pos pengukuran diameter mur dan
geometri ulir, alat ukur yang digunakan diantaranya: 1.
Mikrometer Outside Spesifikasi Mikrometer Outside: Merk
: Mitutoyo
Kecermatan
: 0.01mm
Kapasitas ukur : 0 – 25mm
Gambar 3.5 Mikrometer outside (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 35
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
Berdasarkan Gambar 4, mikrometer outside Mitutoyo merupakan assembly yang terdiri dari beberapa part , diantaranya a.
Frame U : merupakan pemberat micrometer sehingga pengukuran benda
kerja selalu berada dalam keadaan statis. b. Anvil
: bagian dari poros micrometer outside yang tidak bergerak.
c.
: bagian dari poros micrometer outside yang dapat digerakkan.
Spindle
d. Lock
: untuk mengunci spindle pada saat pengukuran berlangsung.
e.
Sleeve
: bagian micrometer dengan skala utama yang statis.
f.
Thimble : bagian dari micrometer dengan skala nonius yang dapat berotasi
akibat translasi spindle micrometer. g. Rachet
: digunakan untuk memutar thimble dengan sudut putar yang lebih kecil.
2.
Mikrometer Stand Spesifikasi Mikrometer Stand : Merk
: Mitutoyo
Gambar 3.6 Mikrometer stand (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 36
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
3.
Screw Pitch Gauge
Spesifikasi Screw Pitch Gauge: Merk
: Whitworth
Kapasitas ukur: 4G-62G Kecermatan
: 55o
Gambar 3.7 Screw pitch gauge (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
4.
Three Wires Unit Gauge
Spesifikasi Three Wires Unit Gauge: Merk
: Mitutoyo
Kapasitas ukur : Ø 0,17 – Ø 3,2 mm
Gambar 3.8 Three Wires Unit Gauge (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
3.2.2
Bahan Ukur Dalam praktikum metrologi industri, terdapat dua benda kerja yang
digunakan sebagai objek pengukuran yakni baut dan mur seperti yang terlihat pada Gambar 3.9.
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 37
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
Baut
Mur
Gambar 3.9 Mur dan Baut (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
3.2.3
Perhitungan Tiga Kawat Berikut rumus yang digunakan
untuk menghitung geometri ulir
menggunakan metode Three Wires : a.
Menghitung harga kedalaman ulir (H), diameter kawat (W), diameter minor (d), dan diameter pits (E).
b.
H
= 0.86603 P
(3.1)
W
= 0.57735 P
(3.2)
(d)
= D-2
(E)
= D-2
( ) ( )
(3.3)
(3.4)
Menghitung Dmax, Emax untuk kualitas G Esg
= - (15+11P) μm
(3.5)
(Dmax)
= d + Esg
(3.6)
(Emax)
= E + Esg
(3.7)
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 38
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
c.
d.
Menghitung Dmin, Emin apabila ulir dimisalkan mempunyai kualitas 6
√
–
. √
Td (6)
= 180
TE (6)
= 90 P0.4 D0.1
(Dmin )
= Dmax-Td (6)
(3.10)
(Emin )
= Emax – TE (6)
(3.11)
(3.9)
Menghitung toleransi jarak M (M max dan Mmin) (Mmax) = Emax + [3 + 0.076 (Mmin) = Emin + [3 + 0.076
3.3
(3.8)
(Emax ) (Emin )
2] W – H
(3.12)
2] W – H
(3.13)
PENGOLAHAN DATA
3.3.1 Data Hasil Pengukuran Tabel 3.1 Diameter Inside Mur (mm)
Diameter Mur ke-
Pengukuran Ke
Rata-Rata
1
2
3
1
8,20
8,00
8,00
8,10
2
9,22
9,24
9,26
9,24
3
8,56
8,58
8,54
8,56
4
8,80
9,00
9,20
9,00
5
9,10
9,12
9,14
9,12
Tabel 3.2 Diameter Outside Mur (mm)
Hasil pengukuran
Rata-rata
Diameter Mur ke
1
2
3
1
16,78
16,80
16,82
16,80
2
14,18
14,20
14,20
14.19
3
16,68
16,70
16,72
16,70
4
14,00
14,02
14,04
14,02
5
16,86
16,88
16,90
16,88
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 39
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
Tabel 3.3 Ketebalan Mur (mm)
Hasil pengukuran
Ketebalan Mur ke
Rata-rata
1
2
3
1
7,82
7,84
7,80
7,82
2
8,20
8,00
8,10
8,10
3
8,74
8,76
8,78
8,76
4
7,20
7,40
7,60
7,40
5
8,94
8,96
8,98
8,96
Tabel 3.4 Spesifikasi Ulir (mm)
Toleransi Yang Digunakan
Geometri Ulir Ke-
ISO
1
2
3
4
5
Jarak Pits, P
1,27
1,02
1,81
1,27
1,59
Profil Dasar Ulir
20 G
25 G
14 G
20 G
16 G
Tabel 3.5 Harga Diameter Mayor (mm)
Ulir ke-
Pengukuran Ke
Rata-Rata
1
2
3
1
9.61
9.63
9.62
9.62
2
6.35
6.34
6.34
6.34
3
10.84
10.85
10.85
10.84
4
11.74
11.72
11.72
11.73
5
9.68
9.68
9.78
9.71
Tabel 3.6 Harga Diameter Pits dengan 3 wire unit gauge (mm)
Ulir ke-
Hasil Pengukuran ke-
Rata-rata
1
2
3
1
11.04
11.05
11.06
11.05
2
7.89
7.91
7.81
7.91
3
11.73
11.74
11.76
11.74
4
13.31
13.33
13.35
13.33
5
10.95
10.93
10.94
10.94
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 40
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
3.3.2 a.
Perhitungan Teoritis Geometri Ulir Menghitung harga H, diameter kawat (W), diameter minor (d), dan diameter
pits (E). Harga H
= 0,86603 P = 0,86603 (1,27) = 1.0998581 = 1,09 mm (pembulatan)
Diameter Kawat (W)
= 0.57735 P = 0.57735 (1,27) = 0.7332345 = 0,73 mm (pembulatan)
Diameter minor (d)
= D – 2
( ) ( 1.09)
= 9.62 – 2
= 8.245 mm Diameter pits (E)
= D – 2
( ) ( 1.09)
= 9.62 – 2
= 8.80 mm b.
Perhitungan Dmax. Emax untuk kualitas G Esg
= - (15 +11P ) μm = - (15 +11 x 1.27) μm = -28.97 μm = -0.0298 mm
Diameter mayor maksimum (Dmax)
= d + Esg = 8.245 - 0.0298 = 8.21 mm
Diameter pits maksimum (Emax)
= E + Esg = 8.80 - 0.0298 = 8.77 mm
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 41
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
c.
Perhitungan Dmin. Emin apabila ulir dimisalkan mempunyai kualitas 6 Td (6)
= 180 = 180
√ .√ √1.27 . √ .
–
–
= 208.29 μm = 0.20829 mm = 90 P0.4 D0.1
TE (6)
= 90 x 1.27 0.4 x 9.620.1 = 124.19 μm = 0.12419 mm (Dmin )
= Dmax - Td (6) = 8.21 – 0.20829 = 8.0079 mm
(Emin )
= Emax - TE (6) = 8.77- 0.12419 = 8.6458 mm
d.
Perhitungan toleransi jarak M (M max dan Mmin) Jarak sisi luar maksimum (Mmax)
= Emax + [3 + 0.076
(Emax ) (.. )
2] W – H
= 8.77 + [ 3 + 0.076
2] 0.733 – 1.099
= 9.881 mm Jarak sisi luar minimun (Mmin)
= Emin + [3 + 0.076
(Emin ) (. . )
2] W – H
= 8.6458 + [ 3+ 0.076
2] 0.733 – 1.099
= 9.757 mm Tabel 3.7 Harga Teoritik Elemen Geometri dan Toleransi Ulir (mm)
Geometri
Rumus
Geometri Ulir Ke1
2
3
4
5
H
(4.1)
1.09
0.88
1.56
1.09
1.37
W
(4.2)
0.73
0.59
1.04
0.73
0.92
Diameter minor (d)
(4.3)
8.24
5.23
8.88
10.35
7.98
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 42
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
Diameter pits (E)
(3.4)
8.79
5.67
9.66
10.90
8.67
Esg
(3.5)
-0.0289
-0.0262
-0.0349
-0.0289
-0.0324
(3.6)
8.21
5.21
8.84
10.32
7.95
(3.7)
8.76
5.65
9.62
10.87
8.64
Td (6)
(3.8)
0.208
0.179
0.264
0.208
0.242
TE (6)
(3.9)
0.124
0.109
0.145
0.127
0.136
(3.10)
8.00
5.03
8.58
10.11
7.71
(3.11)
8.64
5.54
9.48
10.74
8.50
(3.12)
9.88
6.55
11.22
11.98
10.05
(3.13)
9.75
6.44
11.08
11.86
9.91
Diameter Mayor maksimum (Dmax) Diameter pits maksimum (Emax)
Diameter mayor minimum (Dmin) Diameter pits minimum (Emin) Jarak sisi luar kawat maksimum (Mmax) Jarak sisi luar kawat minimum (Mmin)
3.3.3 a.
Perhitungan Ralat Perhitungan Ralat Diameter Inside Mur
Contoh perhitungan ralat berdasarkan data diameter mur nomor 1 pada ta bel 3.1, maka perhitungan ralat diameter inside mur akan dijabarkan pada tabel 3.8 berikut. Tabel 3.8 Perhitungan Rata-Rata Diameter Inside Mur
D
Dn
D1
8,20
D2
8,00
D3
8,00
̅
8,10
̅
[Dn- ]2 0,01 0,01 0,01 ∑ = 0,03
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 43
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
Berdasarkan tabel 3.8 maka perhitungan ralat akan menjadi:
̅ = ̅ .100% = |8,108,20 8,10 |.100% = 1,23% = ̅ ̅ .100% = |8,108,00 8,10 |.100% = 1,23% ̅ = ̅ .100% = |8,108.00 8,10 |.100% = 1,23% ̅) = . = = ∑(Dn− (−) (−) ̅ ) [̅ ] [,, ] 0,070
Berdasarkan nilai
yang dihasilkan, maka hasil perhitungan ralat diameter inside
akan menjadi:
Nilai Sesungguhnya : ( +
= 8,10 + 0,070
Ralat Nisbi
:
.100% =
.100% = 0,864%
Keseksamaan
: 100% - R n = 100% - 0,864% = 99,136%
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Ralat Diameter Inside Mur
Ralat
Nisbi
1
0.070
2
Mur
Galat (%)
Keseksamaa
Nilai
n (%)
1
2
3
Sesungguhnya
0.864
99.13
1.23
1.23
1.23
8.10 + 0.070
0.018
0.197
99.80
0.432
0.228
0.216
9.24 + 0.018
3
0.011
0.134
99.86
0
0.218
0.233
8.56 + 0.011
4
0.115
1.283
98.71
2.22
0.485
2.22
9.00 + 0.115
5
0.011
0.126
99.87
0.219
0.219
0.219
9.12 + 0.011
b.
(%)
Perhitungan Ralat Diameter Outside Mur Berdasarkan data nomor 1 pada tabel 3.2, maka perhitungan ralat diameter
outside mur akan dijabarkan pada tabel 3.10 berikut.
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 44
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
Tabel 3.10 Perhitungan Rata-rata diameter outside mur
̅
D
Dn
[Dn- ]2
D1
16.78
0.0004
D2
16.80
0
D3
16.82
0.0004
̅
16.80
∑ = 0.0008
Berdasarkan tabel 3.9, maka perhitungan ralat akan menjadi:
̅ 78|.100% = 0.1190% = ̅ .100% = |16.816.016. 80 80|.100% = 0% = ̅ ̅ .100% = |16.816.016. 80 ̅ 82|.100% = 0.1190% = ̅ .100% = |16.816.016. 80 ̅) = . = = ∑(Dn− (−) (−) ̅ ) [̅ ] [.. ] 0.011
Berdasarkan nilai
yang dihasilkan, maka hasil perhitungan ralat diameter
outside akan menjadi:
Nilai Sesungguhnya : ( +
= 16.80 + 0.011
Ralat Nisbi
:
.100% =
.100% = 0.0687%
Keseksamaan
: 100% - R n = 100% - 0.0687%= 99.93%
Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Ralat Diameter Outside Mur
Ralat
Nisbi
1
0.011
2
Mur
Galat (%)
Keseksamaan
Nilai
(%)
1
2
3
Sesungguhnya
0.0687
99.93
0.119
0
0.119
16.80 + 0.011
0.007
0.0498
99.95
0.070
0.070
0.070
14.19 + 0.007
3
0.011
0.0691
99.93
0.119
0
0.119
16.70 + 0.011
4
0.011
0.0823
99.91
0.142
0
0.142
14.02 + 0.011
5
0.011
0.0684
99.93
0.118
0
0.118
16.88 + 0.011
(%)
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 45
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
c.
Perhitungan Ralat Ketebalan Mur Berdasarkan data nomor 1 pada tabel 3.3, maka perhitungan ralat ketebalan
mur akan dijabarkan pada tabel 3.11 berikut. Tabel 3.12 Perhitungan Rata-rata Ketebalan Mur
̅
D
Dn
[Dn- ]2
D1
7.82
0
D2
7.84
0.0004
D3
7.80
0.0004
̅
7.82
∑ = 0.0008
Berdasarkan tabel 3.11, maka perhitungan ralat akan menjadi:
= ̅ ̅ .100% = |7.827.82 7.82 |.100% = 0 ̅ = ̅ .100% = |7.827.84 7.82 |.100% = 0.255 = ̅ ̅ .100% = |7.827.80 7.82 |.100% = 0.255 ̅) = . = = ∑(Dn− (−) (−) ̅ ) [̅ ] [.. ] 0.011
Berdasarkan nilai
yang dihasilkan, maka hasil perhitungan ralat ketebalan mur
akan menjadi:
Nilai Sesungguhnya : ( +
= 7.82 + 0.011
Ralat Nisbi
:
.100% =
.100% = 0.147%
Keseksamaan
: 100% - R n = 100% - 0.147% = 99.85%
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 46
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Ralat Ketebalan Mur
Ralat
Nisbi
1
0.011
2
Mur
Galat (%) Keseksamaa
Nilai
n (%)
1
2
3
Sesungguhnya
0.147
99.85
0
0.255
0.255
7.82 + 0.011
0.057
0.712
99.28
1.234
1.234
0
8.10 + 0.057
3
0.011
0.131
99.86
0.228
0
0.228
8.76 + 0.011
4
0.115
1.560
98.44
2.702
0
2.702
7.40 + 0.115
5
0.011
0.128
99.87
0.223
0
0.233
8.96 + 0.011
d.
(%)
Perhitungan Ralat Diameter Mayor Ulir Berdasarkan data nomor 1 pada tabel 3.5, maka perhitungan ralat diameter
mayor ulir. akan dijabarkan pada tabel 3.14 berikut. Tabel 3.14 Perhitungan Rata-rata Diameter Mayor Ulir
̅
D
Dn
[Dn- ]2
D1
9.61
0.0001
D2
9.63
0.0001
D3
9.62
0
̅
9.62
∑ =0.0002
Berdasarkan tabel 3.13 maka perhitungan ralat akan menjadi:
̅ = ̅ .100% = |9.619.62 9.62 |.100% = 0.0001% = ̅ ̅ .100% = |9.639.62 9.62 |.100% = 0.0001% ̅ = ̅ .100% = |9.629.62 9.62 |.100% = 0% ̅) = . = = ∑(Dn− (−) (−) 0.0057
Berdasarkan nilai
yang dihasilkan, maka hasil perhitungan ralat diameter ma yor
ulir akan menjadi:
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 47
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
̅ ) [̅ ] [.. ]
Nilai Sesungguhnya : ( +
= 9.62 + 0.005
Ralat Nisbi
:
.100% =
.100% = 0.06%
Keseksamaan
: 100% - R n = 100% - 0.06% = 99.94%
Tabel 3.15 Hasil Perhitungan Ralat Diameter Mayor Ulir
Ralat
Ulir
D
ke-
nisbi (%)
Galat (%)
Keseksamaan
Nilai
(%)
1
2
3
Sesungguhnya
1
0.0057
0.060
99.94
0.104
0.104
0
9.62 0.005
2
0.0041
0.064
99.93
0.157
0
0
6.34 0.004
3
0.0057
0.053
99.94
0
0.092
0.092
10.84 0.005
4
0.0070
0.060
99.94
0.085
0.085
0.085
11.73 0.070
5
0.0334
0.344
99.65
0.309
0.309
0.721
9.71 0.033
e.
Perhitungan Ralat Diameter Pits Ulir Berdasarkan data nomor 1 pada tabel 3.6, maka perhitungan ralat diameter
pits ulir. akan dijabarkan pada tabel 3.16 berikut. Tabel 3.16 Perhitungan Rata-rata diameter pits ulir
̅
D
Dn
[Dn- ]2
D1
11.04
0.0001
D2
11.05
0
D3
11.06
0.0001
̅
11.05
∑ = 0.0002
Berdasarkan tabel 3.16 maka perhitungan ralat akan menjadi:
̅ 04|.100% = 0.090% = ̅ .100% = |11.011.511. 05 05|.100% = 0% = ̅ ̅ .100% = |11.011.511. 05 Teknik Mesin Universitas Diponegoro 48
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
06|.100% = 0.090% = ̅ ̅ .100% = |11.011.511. 05 ̅) = . = = ∑(Dn− (−) (−) ̅ ) [̅ ] [..] 0.0057
Berdasarkan nilai
yang dihasilkan, maka hasil perhitungan ralat diameter pits
ulir akan menjadi:
Nilai Sesungguhnya : ( +
= 11.86 + 0.020
Ralat Nisbi
:
.100% =
.100% = 0.175%
Keseksamaan
: 100% - R n = 100% - 0.175% = 99.82%
Tabel 3.17 Hasil Perhitungan Ralat Diameter Pits Ulir
Ulir ke-
Ralat D
Nisbi (%)
Galat (%)
Keseksamaan
Nilai
(%)
1
2
3
Sesungguhnya
1
0.0057
0.052
99.91
0.090
0
0.090
11.04 0.005
2
0.0115
0.146
99.85
0.252
0
0.252
7.91 0.011
3
0.0091
0.077
99.92
0.085
0
0.170
11.74 0.009
4
0.0115
0.086
99.91
0.150
0
0.150
13.33 0.011
5
0.0057
0.052
99.94
0.0001
0.0001
0
10.94 0.057
3.3.4
Gambar 2D dan 3D Menggunakan Dimensi Hasil Pengukuran
1.
Gambar 2D dan 3D Mur (Terlampir)
2.
Gambar 2D dan 3D Baut (Terlampir)
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 49
[PRAKTIKUM METROLOGI 2017] Diameter Mur dan Geometri Ulir
3.4
APLIKASI PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
Mur dan baut digunakan secara luas dalam kehidupan, terutama dalam perancangan mesin. Dalam perancangan mesin, pemilihan sambungan baut dan mur harus dipikirkan dengan cermat karena merupakan salah satu aspek keberhasilan atau kegagalan dalam permesinannya. Salah memilih baut dan mur dapat menyebabkan kegagalan yang merusak mesin maupun sistem itu sendiri. Penggunaan sambungan sangat banyak digunakan dalam dunia mechanical. sehingga bisnis desain dan manufaktur baut dan mur ini sangat dominan. baik dari kuantitas maupun perputaran uang didalamnya. Pada mesin kapal KMP Royal Nusantara misalnya. Mur dan baut digunakan dalam pondasi mesin kapal, seperti mesin induk dan mesin bantu dengan standarstandar tertentu. Ini dilakukan agar komponen-komponen bisa diperbaiki jika ada reparasi atau diganti. Pemasangan mur dan baut pada mesin induk menggunakan mur dan baut dengan ukuran lebih besar karena memerlukan pondasi yang lebih kuat dibandingkan mesin bantu.
Gambar 3.10 Penerapan sambungan mur dan baut pada mesin kapal (Indonesiaferry, 2012)
Teknik Mesin Universitas Diponegoro 50