BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr B Bel elak akan ang g Mas Masal alah ah
Teknik Teknik perawatan luka (wound dressing) saat dressing) saat ini berkembang pesat dan dapat dapat memban membantu tu perawa perawatt dan pasien pasien untuk untuk menyem menyembuh buhkan kan luka luka kronis kronis.. Prinsi Prinsip p lama lama yang yang menyeb menyebutk utkan an penang penangana anan n luka luka harus harus dalam dalam keadaa keadaan n kering, ternyata dapat menghambat penyembuhan luka, karena menghambat proliferasi sel dan kolagen, tetapi luka yang terlalu basah juga akan menyebabkan maserasi kulit sekitar luka. Memahami konsep penyembuhan luka lembab, pemilihan bahan balutan, balutan, dan prinsip-prinsip prinsip-prinsip intervensi intervensi luka yang ang
opti optim mal
merup erupak akan an
konsep sep
kun kunci
untu untuk k
mendu enduku kung ng
pros proses es
penyembuhan luka. Perawatan luka menggunakan prinsip kelembapan seimbang (moisture (moisture balance) dikena dikenall sebaga sebagaii metode metode modern dressing dressing dan memakai alat ganti balut yang lebih modern (onald, !"#$%. Teknik Teknik perawatan luka saat ini sudah mengalami mengalami perkembangan perkembangan yang sangat sangat pesat, pesat, dimana dimana perawa perawatt luka luka sudah sudah mengg mengguna unakan kan modern modern dressing dressing . Produk Produk perawatan perawatan luka modern memberikan memberikan kontribusi kontribusi yang yang sangat besar untuk untuk perbaikan perbaikan pengelolaan pengelolaan perawatan perawatan luka khususnya khususnya pada luka kronis kronis seperti seperti luka luka diabet diabetes. es. Prinsi Prinsip p dari dari produk produk perawat perawatan an luka luka modern modern adalah adalah menj menjag agaa keha kehang ngat atan an dan dan kele kelemb mbab aban an ling lingku kung ngan an sekit sekitar ar luka luka untu untuk k
1
meningkatk meningkatkan an penyembuh penyembuhan an luka dan mempertahan mempertahankan kan kehilangan kehilangan cairan jaringan dan kematian sel (&e 'aune, #) dalam Peter *heehan, !""+%. !""+%. Pada Pada awalny awalnyaa para para ahli ahli berpen berpendap dapat at bahwa bahwa penye penyembu mbuhan han luka luka akan akan sangat baik bila luka dibiarkan tetap kering. Mereka berpikir bahwa infeksi bakteri dapat dicegah apabila seluruh cairan yang keluar dari luka terserap oleh pembalutnya. kibatnya sebagian besar luka dibalut oleh bahan kapas pada kondisi kering. Penelitian yang dilakukan inter inter (#!% tentang keadaan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka menjadi dasar diketahuinya konsep Moist konsep Moist Wound Wound Healing Healing (Morrison, (Morrison, !""/%. Moist Wound Wound Healing adalah adalah metode untuk mempertahankan kelembaban luka luka
deng dengan an
meng menggu guna naka kan n
balu baluta tan n
pena penaha han n
kele kelemb mbab aban an,,
sehi sehing ngga ga
penyembuhan luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami. Muncul Munculny nyaa konsep konsep Moist Wound Healing disertai disertai dengan dengan teknologi teknologi yang mendukun mendukung, g, hal tersebut menjadi menjadi dasar munculnya munculnya pembalut pembalut luka modern modern (Mutiara, !""%. Penggunaan dan pemilihan produk-produk perawatan luka yang kurang sesuai akan menyebabka menyebabkan n proses inflamasi yang memanjang memanjang dan kurangny kurangnyaa suplai oksigen di tempat luka. 0al-hal tersebut akan memperpanjang waktu penyembuhan luka. 'uka yang lama sembuh disertai dengan penurunan daya taha tahan n
tubu tubuh h
pasi pasien en memb embuat uat
luka luka sem semakin akin rent rentan an untu ntuk
terp terpaj ajan an
mikroorganisme yang menyebabkan infeksi (Morrison, !""/%.
2
meningkatk meningkatkan an penyembuh penyembuhan an luka dan mempertahan mempertahankan kan kehilangan kehilangan cairan jaringan dan kematian sel (&e 'aune, #) dalam Peter *heehan, !""+%. !""+%. Pada Pada awalny awalnyaa para para ahli ahli berpen berpendap dapat at bahwa bahwa penye penyembu mbuhan han luka luka akan akan sangat baik bila luka dibiarkan tetap kering. Mereka berpikir bahwa infeksi bakteri dapat dicegah apabila seluruh cairan yang keluar dari luka terserap oleh pembalutnya. kibatnya sebagian besar luka dibalut oleh bahan kapas pada kondisi kering. Penelitian yang dilakukan inter inter (#!% tentang keadaan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka menjadi dasar diketahuinya konsep Moist konsep Moist Wound Wound Healing Healing (Morrison, (Morrison, !""/%. Moist Wound Wound Healing adalah adalah metode untuk mempertahankan kelembaban luka luka
deng dengan an
meng menggu guna naka kan n
balu baluta tan n
pena penaha han n
kele kelemb mbab aban an,,
sehi sehing ngga ga
penyembuhan luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami. Muncul Munculny nyaa konsep konsep Moist Wound Healing disertai disertai dengan dengan teknologi teknologi yang mendukun mendukung, g, hal tersebut menjadi menjadi dasar munculnya munculnya pembalut pembalut luka modern modern (Mutiara, !""%. Penggunaan dan pemilihan produk-produk perawatan luka yang kurang sesuai akan menyebabka menyebabkan n proses inflamasi yang memanjang memanjang dan kurangny kurangnyaa suplai oksigen di tempat luka. 0al-hal tersebut akan memperpanjang waktu penyembuhan luka. 'uka yang lama sembuh disertai dengan penurunan daya taha tahan n
tubu tubuh h
pasi pasien en memb embuat uat
luka luka sem semakin akin rent rentan an untu ntuk
terp terpaj ajan an
mikroorganisme yang menyebabkan infeksi (Morrison, !""/%.
2
1alu 1aluta tan n mode modern rn (hidrogel) dapat dapat mengen mengendali dalikan kan infeks infeksii lebih lebih baik baik dibanding balutan kasa, pada balutan modern dilaporkan rata-rata infeksi luka adalah !,2 sedangkan sedangkan pada balutan kasa 3,#2. Penderita Penderita dengan luka kaki diabetes membutuhkan perawatan jangka panjang sampai sembuh kembali. Perawatan pasien dengan luka kaki diabetes akan menunjukkan penutupan luas area luka pada / minggu pertama dan sembuh total pada #! minggu (Peter *heehan, !""+%. &ari hasil penelitian balutan lembab, peneliti pertama kali dilakukan oleh inter (#!% dalam Peter *heehan (!""+% berpendapat bahwa luka yang ditutu ditutup p dengan dengan baluta balutan n lembab lembab mempun mempunya yaii laju epitel epitelisa isasi si dua kali lebih cepa cepatt dari dari pada pada luka luka yang yang dibi dibiar arka kan n keri kering ng.. owe owell (#3 (#3"% "% dalam dalam Pete Peter r *heeha *heehan n (!""+% (!""+% mengua menguatkan tkan bahwa bahwa lingku lingkunga ngan n lembab lembab mening meningkat katkan kan migrasi sel epitel ke pusat luka sehingga luka lebih cepat sembuh. 1ahkan Thomson (!"""% mengambil kesimpulan bahwa tingkat kejadian infeksi pada semua jenis balutan lembab sebesar !,$2, sedangkan balutan kering memiliki tingkat kejadian infeksi 2 (Peter *heehan, !""+%. Parameter Parameter pelayanan pelayanan keperawatan yang berkualitas berkualitas di rumah sakit salah satu satuny nyaa adal adalah ah terk terken enda dali liny nyaa infeksi infeksi nosoko nosokomia mial l . Penge engen ndali dalian an infeksi nosokomial menjadi menjadi demikian penting karena semakin canggihnya peralatan 4 peralatan rumah sakit, namun disisi yang lain semua upaya pemeriksaan cender cenderung ung dilaku dilakukan kan dengan dengan prosed prosedur ur invasif . Perawat Perawat profesi profesiona onall yang yang bertugas di rumah sakit semakin diakui eksistensinya dalam setiap tatanan pelayanan kesehatan,
sehingga dalam
memberikan pelayanan secara 3
interdepend interdependen en tidak terlepas dari kepatuhan kepatuhan perawat dalam setiap prosedural prosedural yang bersifat invasif dan non invasif invasif tersebut seperti halnya perawatan luka operasi (*etiyawati 5 *upratman, !"")%. Perawatan luka yang tidak tepat dapat membuat penderitaan pasien akan berkepanjangan dan tidak nyaman. *elama ini beberapa dokter atau perawat meng menggu guna naka kan n cara cara pera perawa wata tan n luka luka konv konven ensi sion onal al.. 6ara 6ara itu itu bias biasan any ya mem memerlu erluka kan n kasa kasa seba sebaga gaii balu baluta tan n dan dan cair cairan an natr natriu ium m klor klorid idaa untu untuk k membasa membasahi hi agar agar tercip tercipta ta suasan suasanaa lembab lembab.. Perawa Perawatan tan luka luka konven konvensio sional nal meme memerl rluk ukan an peng pengga gant ntian ian kasa kasa yang yang serin sering g kare karena na luka luka haru haruss serin sering g diko dikomp mpre ress dan dan diga digant ntii sebe sebelu lum m kasa kasa meng menger erin ing. g. 1ahk 1ahkan an tak tak jara jarang ng penggantian kasa menimbulkan trauma pada luka yang baru sembuh dan bahkan rasa sakit pada pasien (disaputra, !"#$%. Peraw Perawata atan n luka luka deng dengan an meng menggu guna nakan kan prin prinsip sip moisture moisture balance balance ini dike dikena nall sebag sebagai ai meto metode de modern dressing dressing dengan dengan memakai dressing dressing yang yang lebi lebih h mode modern rn.. Meto Metode de ini ini belu belum m bany banyak ak dike dikena nall dala dalam m duni duniaa medis medis di 7ndone 7ndonesia. sia. Asia Pacific Wound Care Congress Congress (P66% mencatat bahwa hing hingga ga tahun tahun !"#! !"#!,, di 7ndo 7ndone nesi siaa setid setidak akny nyaa baru baru ada ada !$ ruma rumah h saki sakit, t, khususnya di Pulau 8awa yang telah menerapkan manajemen perawatan luka modern (disaputra, !"#$%. &engan &engan jumlah jumlah !$ rumah rumah sakit sakit tentu tentu saja sangat kecil karena karena hanya hanya mewakili sekitar !,/2 dari total #."#! rumah sakit di 7ndonesia. 7tu sebabnya, pihak P66 yang merupakan aktivitas para tim medis tergerak untuk terus
4
menginformasikan metode perawatan luka ke seluruh wilayah sia Pasifik hingga metode modern ini menjadi standar (disaputra,!"#$%. 1eberapa penelitian berkaitan dengan perawatan luka. Menurut fitri yulianti (!"#$% perawat perlu memperbarui wawasan keilmuannya. Termasuk pada perawatan luka (wound care) yang mungkin belum banyak masyarakat mengetahuinya. *ampai sekarang ini perawat luka yang berkompeten tercatat /.""" orang di 7ndonesia. &ari hasil penelitian yang dilakukan ohmayanti (!"#!% dengan judul 97mplementasi Perawatan 'uka Modern &i * 0arapan Magelang: dengan hasil penelitiannya di umah *akit wilayah ;ks
Pada
Perawatan
'uka
di
*=&
&r.
&jasamen
*aragih
Pematangsiantar: dengan hasil penelitian yang dilakukan pada +" orang perawat, ditemukan bahwa seluruh perawat (#""2% di *=& &r. &jasamen *aragih Pematangsiantar tidak menggunakan bahan perawatan luka yang sesuai dengan karakteristik luka pasien. alaupun penggunaan bahan perawatan luka mayoritas tidak sesuai dengan karakteristik luka, masih ada
5
penggunaan bahan yang tepat yaitu pemakaian salin normal sebagai larutan pembersih luka. 0asil penelitian menunjukkan bahwa seluruh perawat (+" orang% menggunakan salin normal sebagai cairan pembersih pada perawatan luka akut seperti luka operasi, luka superfisial, dan luka kronik, termasuk luka kronik yang menghasilkan jaringan nekrotik. Meidina (!"#!% menunjukkan hasil dari penelitiannya seluruh perawat (#""2% menggunakan povidone iodine sebagai larutan antiseptik pada luka bedah (akut% dan !+ perawat (3."2% menggunakan povidone iodine sebagai larutan antiseptik pada luka kronik, termasuk juga pada luka kronik yang menghasilkan jaringan nekrotik. Meidina (!"#!% menunjukkan hasil dari penelitianya #""2 (+" perawat% tidak menggunakan balutan yang dapat mempertahankan kelembaban ( moist wound healing % seperti balutan oklusif ataupun balutan yang menyerap cairan (absorben dressing %. 0asil peneltian ini juga menunjukkan bahwa seluruh perawat (+" orang% menggunakan balutan basah kering untuk merawat semua jenis luka akut dan +.+)2 (!) perawat% menggunakan balutan basah kering (wet to dry% pada luka kronik termasuk luka kronik yang disertai dengan jaringan nekrotik. Perawatan luka yang dilaksanakan di ruangan hanya dilaksanakan se batas mengganti balutan luka, membersihkan balutan luka kemudian selesai, tanpa adanya proses paripurna>komprehensif, yaitu meliputi pengkajian, pemilihan dressing, implementasi, dokumentasi dan evaluasi. 0al ini terjadi karena pola
6
fikir lama yang salah dan sudah membudaya dikalangan perawat.
tekanan,
dan
mekanisme
psikologis
yang
dimaksudkan
merupakan akumulasi faktor-faktor internal dan eksternal. ?aktor internal
7
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal bersumber dari luar individu (Titik, !"#$%. Motivasi merupakan tenaga penggerak dan kadang-kadang dilakukan dengan mengeyampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan. &engan motivasi, manusia akan lebih cepat dan bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan. *uatu motivasi murni yang betul-betul didasari akan pentingnya suatu perilaku dan didasarkan sebagai suatu kebutuhan (Titik, !"#$%. 1eberapa penelitian berkaitan dengan motivasi. 0asil dari penelitian dari &ecy (!"")% dengan judul 9Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca 1edah &i uang awat 7nap * =mum &r. Pirngadi
tangan
kusus%,
serta
kurangnya kesadaran
perawat
tentang
pencegahan infeksi untuk pasien pasca bedah. 0asil dari penelitian dari devi (!"#+% dengan judul 90ubungan Motivasi &engan
8
Motivasi perawat pelaksana di *=& 1atang dapat dilihat bahwa dari +/ responden lebih dari separuh yaitu !" responden ($),)2% mempunyai motivasi rendah dan kurang dari separuh yaitu #/ responden (/#,!2% mempunyai motivasi tinggi. &ari data tersebut artinya lebih dari separuh responden menyatakan bahwa perawat pelaksana
di *=& 1atang
motivasinya rendah dalam melaksanakan perawatan luka post operasi.
dresssing (balutan luka%. Pemilihan balutan luka yang tepat dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan pasien yang mengalami luka sehingga akan meringankan biaya dan menghemat waktu perawat. awancara pada bulan Covember kepada kepala ruang perawatan penyakit bedah * 7slam Cahdlotul =lama &emak M Cur syiD menyampaikan bahwa staf perawat di ruangannya belum mempunyai motivasi yang tinggi dalam pelaksanaan perawatan luka modern. 7nstansi * juga belum pernah menyelenggarakan seminar atau workshop perawatan luka modern, dan kurang mendorong para perawatnya untuk mengikuti pelatihan perawatan luka modern seperti 666 (Certified Wound Care Clinician Associate) &ukungan dari dokter terutama dokter spesialis penyakit bedah belum optimal dalam kolaborasi perawatan luka seperti penentuan bahan dan alat ganti balut.
B. Rumusan Masalah
Motivasi merupakan faktor pendukung penting yang harus dimiliki oleh setiap perawat karena motivasi yang baik dapat membawa seseorang melakukan suatu tindakan yang optimal. Perawatan luka yang baik dan benar
10
sangat penting untuk proses penyembuhan luka akan semakin cepat. Perawatan luka yang salah akan mengakibatkan luka semakin parah. 'uka yang tak terawat dengan baik dapat terkontaminasi mikroba, mengalami infeksi lokal dan meluas menjadi infeksi sistemik bahkan bisa berakibat fatal bagi pasien seperti amputasi anggota tubuh (&evi, !"#+% 1erdasarkan fenomena yang ada, Peneliti merumuskan masalah 9pakah ada hubungan motivasi dengan perawatan luka modern di ruang rawat inap * 7slam Cahdlotul =lama &emak:.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi dengan perawatan luka modern di ruang rawat inap * 7slam Cahdlotul =lama &emak.
. Tujuan !husus
a.
=ntuk mendeskripsikan motivasi dalam perawatan luka modern.
b.
=ntuk mendeskripsikan perawatan luka modern di ruang rawat inap * 7slam Cahdlotul =lama &emak.
c.
=ntuk menganalisis hubungan motivasi dengan perawatan luka modern di ruang rawat inap * 7slam Cahdlotul =lama &emak.
11
D. Man"aat Penelitian 1. Man"aat Te#ritis
&iharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan tentang perkembangan ilmu perawatan luka modern.
. Man"aat Praktis
0asil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat untuk E
a.
Institusi Pen$i$ikan
Memberikan informasi tentang kemajuan perawatan luka modern. Memberikan masukan untuk merancang dan mengelola mata ajar perawatan luka modern agar lebih disukai mahasiswa.
%.
Rumah sakit
*ebagai masukan untuk * 7slam Cahdlotul =lama &emak dalam menyusun suatu kebijakan yang terkait motivasi kerja karyawan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan.
&.
Mahasis'a
Mengenal teknik perawatan luka modern, sehingga dapat memberikan kesiapan dalam melakukan perawatan luka modern di lahan praktek.
12
$.
Pera'at
Memberikan wawasan dan motivasi agar lebih mengenal dan mengaplikasikan tindakan perawatan luka modern agar pasien puas terhadap pelayanan.
e.
Mas(arakat
Masyarakat dapat merasakan perawatan luka modern sehingga mengurangi hari rawat.
BAB II TIN)AUAN PU*TA!A
13
A. !#nse+ Pera'atan Luka 1. Pengertian Luka
'uka adalah semua kerusakan di dalam kulit. Mungkin disengaja misal pada operasi, atau tak disengaja, seperti akibat trauma. 8enis luka meliputi luka bedah, goresan (seperti pisau%, penghancuran, terbakar, pencabikan, gigitan (manusia, binatang%, dan luka tekan. *egera setelah terjadi luka, radang dimulai dengan agresi keping darah. vaskuler, luka tekanan, luka keganasan>luka kanker. 'uka adalah terputusnya kontiunitas suatu jaringan oleh karena adanya cidera atau proses pembedahan (gustina dalam li !"#$% . !lasi"ikasi Luka
a.
1erdasarkan kedalaman jaringan !) Partial "heckness 'uka mengenai lapisan epidermis dan dermis
14
#) $ull "hickness 'uka mengenai lapisan epidermis, dermis dan subcutaneus. &an termasuk mengenai otot, tendon, dan tulang. b.
1erdasarkan waktu dan lamanya #% kut 'uka baru, terjadi mendadak dan penyembuhannya sesuai dengan waktu yang diperkirakan. 'uka akut merupakan luka trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi. 6ontoh E luka sayat, luka bakar, luka tusuk !%
c.
'uka operasi #% 'uka @perai 1ersih a) Pembuatan luka > operasi pada daerah kulit yang pda kondisi pra bedah
tanpa
peradangan
dan
tidak
membuka
traktus
15
respiratorius% traktus gastrointestinal% traktus orofaring% traktus urinarius atau traktus bilier b) Pembuatan luka > operasi berencana dengan penutupan kulit primer dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup, misalnya luka pada daerah wajah, kepala, ekstremitas atas > bawah. !% 'uka 1ersih Terkontaminasi a) Pembuatan 'uka > operasi dengan membuka traktus digestive% traktus bilier% traktus urinarius% traktus respiratorius sampai dengan orofaring , traktus reproduksi kecuali ovarium. b) Pembuatan 'uka > operasi tanpa pencemaran nyata (gross spilage) 6ontoh E operasi pada traktus bilier% apendiks% vagina&orovaring% laparotomi% trakeostomi% neprostomi +% 'uka kotor > kronik a% Pada fase perforasi traktus digestivus% dehiscein. b% Melewati daerah purulen, inflamasi memanjang. c% 'uka bersih > akut terbuka lebih dari jam. d% 0asil klinis atau swab menunjukkan adanya infeksi. (;rfandi, !"#+%
16
,. Pr#ses Pen(em%uhan Luka (Wound Healing)
a.
?ase inflamasiE #% Merupakan awal dari proses penyembuhan luka sampai hari kelima !% Proses peradangan akut terjadi dalam !/-/) jam pertama setelah cedera. +% Proses epitelisasi mulai terbentuk pada fase ini beberapa jam setelah terjadi luka. /% Terjadi reproduksi dan imigrasi sel dari tepi luka menuju ketengah luka. $% ?ase ini mengalami kontriksi dan retraksi disertai reaksi hemostatis yang melepaskan dan mengaktifkan sitokin yang berperan untuk terjadinya kemotaksis retrofil% makrofag% mast sel% sel endoteleal dan firoblas. % Pada fase ini kemudian terjadi vasodilatasi dan akumulasi lekosit dan mengeluarkan mediator inflamasi TF? beta # akan mengaktivasi fibroblas untuk mensistesis kolagen.
b.
?ase Proliferasi
17
#% ?ase ini mengikuti fase inflamasi dan berlangsung selama ! sampai + minggu. Pada fase ini terjadi neoangiogenesis membentuk kapiler baru. !% ?ase ini disebut juga fibroplasi menonjol perannya. $ibroblas mengalami proliferasi dan berfungsi dengan bantuan vitamin 1 dan vitamin 6 serta oksigen dalam mensintesis kolagen. +% *erat kolagen kekuatan untuk bertautnya tepi luka. Pada fase ini mulai terjadi granulasi, kontraksi luka dan epitelisasi. c.
?ase 'emodelling atau Maturasi #% ?ase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan luka. !% Terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan pematangan parut. +% ?ase ini berlangsung mulai + minggu sampai ! tahun. khir dari penyembuhan ini didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan )"2 dari kulit normal. (;rfandi, !"#+%
-. isi#l#gi +en(em%uhan luka 1agan fisiologi penyembuhan lukaE 18
7njuri jaringan
Haemoragik , aktivasi platelet dan degranulasi, aktivasi komplemen, pembekuan dan haemostasis
ekrut sel melalui kemotaksis, fagositosis dan debridement
Pengeluaran sitokain, dan mediator bioaktif lain, pertumbuhan sel dan aktivasi, reepitelisasi fagositosis dan debridement
eovaskularisasi, pembentukan jaringan granulasi, kontraksi luka
Terputusnya jaringan baru, remodelling ekstraselluler matrik dan penutupan luka (;rfandi, !"#+% 1agan !.+ fisiologi penyembuhan luka /. akt#r0"akt#r (ang mem+engaruhi +r#ses +en(em%uhan luka
a. ?aktor umum #% perfusi dan oksigenasi jaringan proses
penyembuhan luka bergantung suplaioksigen. oksigen
merupakan kritikal untuk leukosit dalam menghancurkan bakteri dan untuk fibroblast dalam menstimulasi sintesis kolagen. selain itu kekurangan oksigen dapat menghambat aktivitas fagositosis. dalam
19
keadaaan anemia dimana terjadi penurunan oksigen jaringan maka akan menghambat proses penyembuhan luka (;rfandi, !"#+% Menurut Cancy dkk dalam ;rfandi (!"#+%, menyatakan bahwa dengan adanya tegangan oksigen tidak menurun bila pasien dengn anemia sepanjang pasien mempunyai adeDuat sirkulasi volume intravaskuler, kemudian juga dilaporkan tingkat hydroGyproline adalah komponen kolagen, tidak menurun pada pasien dengan anemia. !% *tatus nutrisi
serum
albumin
rendah
akan
menurunkan
difusi
(penyebaran% dan membatasi kemampuan neutrofil untuk membunuh bakteri. oksigen rendah pada tingkat kapiler membatasi proliferasi jaringan granulasi yang sehat. &efisiensi Hat besi dapat melambatkan kecepatan epitelisasi dan menurunkan kekuatan luka dan kolagen. jumlah vitamin dan 6 Hat besi dan tembaga yang memadai diperlukan untuk pembetukan kolagen yang efektif. *intesis kolagen juga tergantung pada asupan protein, karbohidrat dan lemak yang tepat. Penyembuhan luka membutuhkan dua kali lipat kebutuhan protein dan karbohidrat dan biasanya untuk segala nutrisi. Malnutrisi menyebabkan terhambatnya proses penyembuhan luka dan meningkatkan terjadinya infeksi. 0al ini dapat timbul karena kurangnya intake nutrisi (misalnya sindrome malabsorbsi%.
20
diet seimbang mengandung bahan nutrisi yang dibutuhkan untuk perbaikan luka E a% sam amino &ibutuhkan untuk revaskularisasi, proliferasi fibroblas, sintesis kollagen dan pembentukan lympatik. b% ;nergi sel &igunakan untuk proliferasi sel dan aktifitas fagostatik. c% Iitamin 6 Merupakan bahan untuk sintesa collagen% produksi fibroblas dan mengurangi resiko infeksi. d% Iitamin &ibutuhkan untuk epitelisasi dan sintesa Collagen e% Iitamin 1 &ibutuhkan untuk fungsi lymfosit dan prodiksi antobodi. f% Jinc &ibutuhkan untuk proses mitosis sel dan proliferasi. g% 1ahan mineral Merupakan penting dari penyembuhan.
21
h% ir Merupakan sesuatu yang penting untuk perkembangan jaringan. +% Penyakit Misalnya
E &iabetes melitus, anemia, keganasan>malignan,
heumathoid rthritis, gangguan auto-imun, gangguan hepatik, =remia, inflammatory bowel disease. /% Terpi @bat a% @bat anti-inflamasi bon steroid . Pengkajian Luka
=ntuk menentukan tingkat keberhasilan intervensi perawatan luka yang optimal, maka seorang perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pengkajian luka secara benar. 0al ini merupakan dasar yang sangat penting dalam menentukan jenis intervensi yang akan diberikan untuk masing-masing klien. 0al-hal yang harus dikaji oleh seorang perawat ketika mendapat seorang klien yang menderita luka, antara lainE a. 'okasi dan 'etak luka 0al ini dapat digunakan sebagai indikator terhadap kemungkinan penyebab terjadinya luka sehingga kejadian luka dapat diminimalkan. b. *tadium 'uka
22
Terdapat beberapa klasifikasi atau stadium yang dapat digunakan untuk menilai suatu kondisi luka, antara lain E #% *tadium 1erdasarkan natomi
E 0ilangnya lapisan dermis sampai lapisan
subkutan c) *tadium 7
E
lapisan epidermis yang hilang d) *tadium 77
E
0ilangnya
sebagian
lapisan
epidermis>lecet
sampai batas dermis paling atas ditandai dengan blister dan abrasi e) *tadium 777 E usaknya lapisan dermis bagian bawah hingga lapisan subcutan dan fascia f) *tadium 7I E usaknya lapisan subkutan dan fasica hingga otot, tendon dan tulang
!%
arna &asar 'uka ( etherlands Woundcare Consultant *ociety, #)/% a) 'ed>Merah
E (pink>merah>merah tua% disebut dengan jaringan
sehat, granulasi% epitelisasi% vaskularisasi
23
b) +ellow>
E
(kuning
muda>kuning
kehijauan>kuning
tua>kuning kecoklatan% disebut jaringan mati yang lunak, fibrinolitik% sloughy% avaskularisasi c) ,lack>hitam E 8aringan nekrosis% avaskularisasi
+%
*tadium agner =ntuk 'uka &iabetik (&ikutip dari Fitarja, !""!% a%
*uperficial lcer (!) *tadium " dengan
E Tidak terdapat lesi, kulit dalam keadaan baik tapi bentuk
tulang,
kaki
yang
menonjol>charcot
arthropathies (#) *tadium #
E 0ilang lapisan kulit hingga dermis dan kadang-
kadang tampak tulang menonjol b%
-eep lcer (#% *tadium 77 E 'esi terbuka dengan penetrasi ke tulang atau tendon (dengan underminning>goa% (!% *tadium 777 E Penetrasi dalam, osteomyelitis% pyarithrosis% plantar abses atau infeksi hingga tendon
c%
.angrene (!) *tadium 7I E .angrene sebagian, menyebar hingga sebagian dari jari kaki, kulit sekitarnya selulitis, gangrene lembab>kering (#) *tadium I E *eluruh kaki dalam, kondisi nekrotik& gangrene
24
/%
*tadium 'uka 1akar
a% &erajat 7 (#% /pidermis yang terkena (!% Cyeri 0ebat (0) /ritrema (/% 1lister tidak ada ($% *embuh dalam 3-#" hari secara spontan tanpa obat-obatan (% Tanpa bekas
b% &erajat 77 (#% ;pidermis dan dermis rusak (!% Cyeri sangat hebat (+% danya blisters>bula yang sangat besar (/% *embuh secara spontan bila tidak terinfeksi (#"-! minggu%
c% &erajat 777 (#% *eluruh lapisan kulit termasuk fascia otot dan tulang (!% nalgesia (+% Tidak ada blister (/% arna kulit menjadi hangus, putih ($% *embuh dalam jangka waktu lama dan cacat c. 1entuk dan ukuran luka
25
Pengukuran secara tiga dimensi (panjang, lebar dan kedalaman% dan penentuan underminning >goa dengan menggunakan patokan searah jarum jam serta tunneling >terowongan. d. ;ksudat
e. Malodor danya bau yang tidak sedap yang dikeluarkan oleh luka f.
*tatus 1askular Penilaian ini berhubungan dengan transportasi oksigen dan suplai nutrisi yang adekuat ke seluruh lapisan sel merupakan hal yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka. Pengkajian berupaE cek cafillary refill time% edema% temperatur kulit.
g. *tatus eurologik 6ek fungsi motorik berupa adanya kelemahan otot secara umum, perubahan bentuk tubuh terutama kaki pada penderita &M, kehilangan sensasi pada ujung-ujung ekstremitas, dan kelembaban kulit. h. Cyeri Periksa nyeri pada area luka dengan menggunakan format PK*T, dan pain rating scale "-#"
26
i.
Tanda-tanda 7nfeksi
j.
Perdarahan
2. !#nse+ Dasar Pera'atan Luka
Teknik perawatan luka terbagi menjadi ! yaitu Perawatan luka konvensional (konsep lama% dan Perawatan luka modern (konsep baru%E a. Perawatan luka konvensional (konsep lama% Perawatan luka konvensional tidak mengenal perawatan luka lembab. 1iasanya hanya menggunakan betadin saja sebagai antiseptik 1eberapa kekurangan perawatan luka konvensional yaitu E #% 'uka dalam kondisi kering. !% Perawatan luka terbuka. +% Perawatan luka kering>basah. /% 1erdarah berarti bagus lukanya $% 1alutan luka hanya menggunakan kasa. (li, !"#$% b. Perawatan luka modern (konsep baru% Pada tahun #!, Profesor F.& inter melakukan studi klinik yang dipublikasikan dalam jurnal ature tentang keadaan lingkungan yang 27
optimal untuk penyembuhan luka, hasil penelitian yang dilakukan pada binatang dan manusia telah menunjukkan bahwa proses peyembuhan luka dengan kondisi lingkungan yang lembab ternyata lebih cepat jika dibandingkan dengan luka yang dibiarkan terbuka dan kering. 0al ini diperkuat oleh Turner (#"% yang menyatakan bahwa perawatan luka dengan konsep lembab yang dilakukan secara kontinyu akan mempercepat pengurangan ukuran luka dan mempercepat proses pembentukan jaringan granulasi dan reepitelisasi. dapun alasan rasional dari teori perawatan luka dalam suasana lembab antara lainE #% Mempercepat fibrinolisis ?ibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab !% Mempercepat angiogenesis &alam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang lebih cepat pembentukan pembuluh darah yang baru (anggiogenesis). +% Menurunkan resiko infeksi
28
komponen tersebut lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang lembab. $% Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif Pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini. (&ikutip dari Fitarja, !""!% 3. ungsi %alutan luka 4'#un$ $ressing5
Pada dasarnya prinsip pemilihan balutan yang akan digunakan harus memenuhi kaidah-kaidah fungsi sebagai berikut E a%
balutan
untuk
dapat
menyerap
cairan
yang
dikeluarkan oleh luka b%
c%
Meningkatkan kemampuan rehidrasi luka
d%
Melindungi dari kehilangan panas tubuh akibat penguapan
e%
Mempunyai kemampuan atau potensi sebagai sarana pengangkut atau untuk mendistribusikan obat antibiotik ke seluruh bagian luka (0ana , !""!% Menurut
@vington
menyatakan
bahwa
perawatan
luka
secara
konvensional yaitu penggunaan kassa baik dengan cara kering atau dilembabkan dengan Ca6l dalam perawatan luka mempunyai beberapa kekurangan, antara lainE
29
a% &apat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasien akibat rasa nyeri yang ditimbulkan pada saat mengganti balutan. b% &apat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasien akibat rasa nyeri yang ditimbulkan pada saat mengganti balutan. c% Menunda proses penyembuhan terutama proses epitelisasi karena pada saat mengganti balutan jenis ini biasanya jaringan yang baru juga ikut terangkat karena sifatnya non-selektif d% Meningkatkan resiko infeksi karena walaupun luka dalam keadaan tertutup dan berlapis-lapis tetapi permukaan balutan tersebut masih memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroorganisme dari luar e% &itinjau dari segi penggunaan waktu dan tenaga kesehatan khususnya perawat pada saat mengganti balutan kurang efektif dan efisien karena penggunaan balutan konvensional ini memerlukan frekuensi penggantian yang lebih sering karena sifatnya kurang absorbtif sehingga waktu pelaksanaan tindakan menjadi lebih lama. 1erdasarkan penelitian yang dilakukan @vington di merika *erikat pada tahun # ternyata jika ditinjau dari segi ekonomi, penggunaan balutan konvensional itu tidak cost effective, hal tersebut berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan oleh seorang pasien ternyata lebih besar jika dibandingkan dengan penggunaan modern dressing karena harus membayar ekstra tenaga kesehatan dan peralatan yang digunakan. Menurut Tan (!""!%, cost effective merupakan isu yang paling penting pada perawatan luka saat ini karena hal yang dimaksud disini berkaitan dengan pemberian tindakan yang efektif,
30
yang menunjang terbentuknya hasil klinis yang lebih baik, meningkatkan rasa nyaman klien dan memberikan kepuasan terhadap hasil terapi. (0ana .L Majalah
3. Prinsi+ Pemilihan Balutan $an T#+i&al Tera+i
*aat ini banyak pilihan balutan modern (modern dressing) atau topical therapy yang beredar dan sering digunakan untuk membalut luka. =ntuk mendapatkan
hasil
yang
optimal,
seorang
perawat
harus
dapat
menggunakannya dengan tepat sesuai dengan prinsip penggunaan dan pengenalan terhadap produk yang akan digunakan. Menurut Fitarja (!""!%, prinsip pemilihan topikal terapi tersebut antara lain E a.
Membuang jaringan nekrotik yang dapat meningkatkan infeksi
b.
7dentifikasi dan meminimalkan infeksi
c.
&apat mengisi jaringan mati
d.
&apat mengabsorbsi eksudat yang berlebihan
e.
Menjaga lingkungan tetap lembab
f.
Melindungi luka dari trauma dan invasi kuman
g.
Menjaga temperatur luka tetap konstan *edangkan untuk tujuan pemilihan balutan, Fitarja (!""!% menyatakan
sebagai berikut E a.
Membuang jaringan yang mati
b.
31
c.
Mempertahankan kelembaban
d.
bsorbsi eksudat yang berlebihan
e.
Cyaman digunakan
f.
*teril
g
Cost effective
B. !#nse+ M#ti6asi 1. De"inisi M#ti6asi
Motivasi berasal dari motive atau dengan prakata bahasa latinnya, yaitu movere yang berarti 9mengerahkan:. Martoyo dalam ;lDorni (!"")% motive atau dorongan adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. *eseorang yang sangat termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial, guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya, dan organisasi dimana ia bekerja. *eseorang yang tidak termotivasi, hanya memberikan upaya minimum dalam hal bekerja.
0al
ini
termasuk
faktor-faktor
yang
menyebabkan
dan
mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Titik, !"#$% 32
Menurut *ondang (!"#!% yang dimaksud dengan motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuanya. 1isa dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut winardi (!""3% Motivasi adalah suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah, dan membuat persisten (berulangulang% dari suatu perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi juga dapat diartikan sebagai perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku ( *uchri dan anyan, !""3%
. Te#ri $an ke%utuhan M#ti6asi
a%
Teori kebutuhan sebagai hirarki *alah seorang pelopor yang mendalami teori motivasi adalah braham 0.
Maslow yang berkarya sebagai ilmuwan yang telah menuangkan hasil karyanya dalam buku yang berjudul
3Motivation and Personality4
pendapat
yang
mengatakan
bahwa
kebutuhan
manusia
itu
dapat
diklasifikasikan pada lima hirarki kebutuhan, yaitu E #% rasa memiliki. /%
%$
rasa memiliki
Motivasi
1ekerja
1agan !.! E Model karangka teori motivasi menurut Maslow (Titik,!"#
%$ b%. Teori Motivasi ;F Teori motivasi
;F
dikembangkan
oleh 6layton
lderfer
dari
=niversitas ale. 8ika dilihat sepintas terdapat persamaan antara teori lderfer dengan teori Maslow. Teori ini membagi tingkat kebutuhan manusia ke dalam + tingkatan yaitu E !)
mendasar. yang tergolong dalam kebutuhan ini adalah sama dengan tingkatan # dan ! dari teori Maslow. &alam perspektif organisasi, kebutuhan yang dikategorikan kedalam kelompok ini adalah E kebutuhan primer, gaji, insentif, kondisi kerja, keselamatan kerja, keamanan, jabatan. #)
Tidak ada hubungan ('elatedness) Tercermin pada sifat dasar manusia sebagai insan sosial. *etiap orang ingin mengaitkan keberadaanya
dengan orang lain dan dengan
lingkungannya , keberadaan seseorang dapat dikatakan tidak mempunyai makna yang hakiki.
Pertumbuhan (.rowth)
dalam peningkatan
keterampilan dalam bidang pekerjaan atau profesi seseorang yang memungkinkannya meraih apa yang secara umum disebut sebagai 9kemajuan: dalam perjalanan hidup seseorang.
35
fenomena sosial sebenarnya sama, akan tetapi klasifikasi atau istilah berbeda (*ondang, !"#!%.
c%. Teori Motivasi 0igiene Teori ini dikembangkan oleh ?rederick 0erHberg tentang motivasi yang mempertajam pengertian mengenai efektifitas dari situasi dalam situasi kerja.teori tersebut terkenal dengan teori 0ygiene-motivasi atau teori ! faktor, yaitu internal dan eksternal. 0erHberg menyatakan apabila pekerja merasa puas dengan pekerjaanya, kepuasan itu didasarkan pada faktor yang internal, sebaliknya apabila para pekerja tidak puas dengan pekerjaanya ketidakpuasan itu umumnya dikaitkan dengan sifatnya eksternal. 1aik faktor internal maupun faktor eksternal berpengaruh terhadap motivasi seseorang. #. ?aktor internal Meliputi E perawat yang berambisi untuk maju dalam mencapai prestasi, tingkat pendidikan perawat, perkembangan ilmu pengetahuan perawat, kemajuan skil perawat dan perawat selalu bertanggung jawab atas pekerjaannya. !. ?aktor eksternal Meliputi E status kepegawaian perawat, dukungan rekan kerja di lingkungan *, supervisi yang baik, gaji perawat yang sesuai atau diatas =M, Tunjangan pekerjaan yang sesuai, reward atau penghargaan dari * bagi perawat yang berprestasi bisa berbentuk pelatihan atau uang, kondisi lingkungan * yang nyaman dan fasilitas yang mendukung kinerja perawat, kebijakan * yang mendorong pegawai mengasilkan 36
prestasi, keamanan dan keselamatan kerja yang telah standar (Titik, !"#$%. 7mplikasi teori ini adalah bahwa seorang pekerja mempunyai persepsi berkarya tidak sekedar mencari nafkah. *elain mencari nafkah berkarya juga sebagai wahana untuk memuaskan berbagai kepentingan dan kebutuhannya. 1gaimanapun kebutuhan itu dikategorissikan (*ondang,!"#!%. d%. Teori 9N: dan 9: &ouglas Mc.Fregor (dalam teori motivasi dan aplikasinya oleh sondang, !"")% membuat ! klasifikasi yaitu teori N yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung berperilaku negatif dan teori yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung berperilaku positif. Mengemukakan bahwa teori ini didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori N dan mana yang menganut teori . Pada asumsi teori N menandai kondisi dengan hal-hal seperti karyawan tidak berambisi untuk maju dan selalu menghindar dari tanggung jawab, para karyawan pada dasarnya tidak senang bekerja, mereka harus dipaksa, diperintah dan diawasi, karyawan lebih mementingkan dirinya sendiri. *edangkan pada asumsi teori menggambarkan suatu kondisi seperti karyawan rata-rata rajin bekerja.
menerima tanggung jawab, karyawan menunjukkan
kreativitasnya,berambisi untuk maju dalam mencapai prestasi, karyawan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi (sandong, !"#!%.
37
e%. Teori Penguatan Teori penguatan menggunakan pendekatan keperilakuan, dalam arti bahwa penguatan menentukan perilaku seseorang. Para penganut teori penguatan melihat perilaku seseorang sebagai akibat lingkungannya. ang dimaksud dengan faktor-faktor penguatan adalah setiap konsekuensi yang apabila timbul mengikuti suatu respon, memperbesar kemungkinan bahwa tindakan itu akan diulangi lagi. *ecara sederhana dapat dikatakan bahwa inti teori ini terletak pada pandangan yang mengatakan bahwa jika tindakan seorang manajer oleh bawahan dipandang mendorong perilaku positif tertentu, bawahan yang bersangkutan akan cenderung mengulangi tindakan serupa. *ebaliknya, jika seorang menejer menegur bawahannya karena melakukan sesuatu hal yang tidak seharusnya dilakukannya, bawahan tersebut akan cenderung tidak mengulangi tindakan tersebut terlepas dari bersangkutan. Motivasi seorang bawahan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar dirinya seperti sikap pimpinan, pengaruh rekan sekerja, dan sejenisnya, bukan karena faktor-faktor kognitif yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan sendiri. Teori ini mengabaikan perasaan, sikap, harapan dan variabel-variabel kognitif lainnya. Pada hal faktor-faktor tersebut pasti berpengaruh pada perilaku seseorang yang pada gilirannya akan tercermin pada tinggi rendahnya motivasi intrinsiknya untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
38
,.
Tujuan M#ti6asi
*ecara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu. &isini akan disebutkan tujuan-tujuan motivasi adalah sebagai berikut E a%
Meningkatkan moral dan kepuasan pekerja.
b%
Meningkatkan produktivitas.
c%
Mempertahankan kestabilan pekerja.
d% Meningkatkan kedisplinan. e%
Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
f%
Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya (Titik, !"#$%. Menurut Mitchell (dalam inardi, !""/% tujuan dari motivasi adalah
memperediksi perilaku perlu ditekankan perbedaan-perbedaan antara motivasi, perilaku dan kinerja (performa%. Motivasilah penyebab perilakuL andai kata perilaku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi. 0al yang mungkin lebih penting dibandingkan dengan pilihan sebuah definisi khusus tentang motivasi adalah pandangan bahwa motivasi memiliki sejumlah sifat yang mendasarinya. dapun sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikutE a. Motivasi merupakan sebuah fenonim individual Masing-masing individu bersifat unik dan fakta tersebut harus diingat pada riset motivasi. 39
b. Motivasi bersifat intensional pabila seorang karyawan melaksanakan suatu tindakan, maka hal tersebut disebabkan karena orang tersebut secara sadar telah memilih tindakan tersebut. c. Motivasi memiliki macam-macam faset Para periset telah menganalisis macam aspek motivasi dan termasuk didalamnya bagaimana motivasi tersebut ditimbulkan, diarahkan, dan pengaruh apa yang menyebabkan persistensinya dan bagaiman motivasi tersebut dapat dihentikan. d. Tujuan teori motivasi adalah memprediksi perilaku Perlu ditekankan perbedaan-perbedaan antara motivasi, perilaku, dan kinerja (performa%. Motivasilah penyebab perilaku, andaikata perilaku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi (Mitchell dalam inardi, !""/%.
-. *um%er0sum%er M#ti6asi
Menurut Titik (!"#$% sumber-sumber motivasi dibagi menjadi + yaitu E a%
Motivasi 7ntrinsik aitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Termasuk motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas ketika dia berada di rumah sakit.
40
b%
Motivasi ;kstrinsik aitu motivasi yang datangnya dari luar individu. Misalnya saja dukungan verbal dan nonverbal yang diberikan oleh teman dekat atau keakraban sosial.
c%
Motivasi Terdesak aitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya dalam serentak serta menghentak dan cepat sekali.
/. )enis0jenis M#ti6asi
Menurut 0asibuan (!""#% da dua jenis motivasi positif dan motivasi negatif yaitu motivasi positif (incentive positive) dan motivasi negatif (incentive negative) Motivasi positif (incentive positive) adalah suatu dorongan yang bersifat positif, yaitu jika pegawai dapat menghasilkan prestasi di atas prestasi standar, maka pegawai diberikan insentif berupa hadiah. *ebaliknya, motivasi negatif (incentive negative)% adalah mendorong pegawai dengan ancaman hukuman, artinya jika prestasinya kurang dari prestasi standar akan dikenakan hukuman. *edangkan jika prestasi diatas standar tidak diberikan hadiah. *edangkan menurut 'uthans (!""$%, ada tiga kategori motivasi atau motif, yakni E a. Motif Primer &ua kriteria yang harus dipenuhi agar motif dapat dimasukkan dalam klasifikasi primer, yaituE motif harus tidak dipelajariL dan juga motif harus didasarkan secara fisiologis. &engan definisi tersebut, motif primer yang 41
paling dikenal secara umum adalah lapar, haus, tidur, menghindari sakit, seks, dan perhatian maternal (ibu%. b. Motif =mum Motif umum sepertinya diperlukan karena adanya area antara motif primer dan sekunder. gar masuk ke dalam klasifikasi umum, sebuah motif haruslah tidak dipelajari, tetapi tidak didasarkan pada fisiologis. *ementara kebutuhan primer mengurangi stimulasi, kebutuhan umum justru diperlukan seseorang untu meningkatkan sejumlah stimulasi. Meskipun tidak semua psikolog sependapat, namun motif keingin tahuan, manipulasi, aktifitas, dan (mungkin% afeksi atau cinta sepertinya paling mungkin untuk memenuhi klasifikasi tersebut. c. Motif *ekunder *ebuah motif harus dipelajari agar bisa dimasukkan kedalam klasifikasi sekunder. 1erbagai motif penting yang masuk kedalam kriteria tersebut adalah motif kekuasaan, motif
pencapaian>berprestasi, motif
afiliasi, motif keamanan, dan motif status.
/.
akt#r0"akt#r M#ti6asi
FouHaly (!"""% mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kedalam dua kelompok yaitu, faktor eksternal (karakteristik organisasi% dan faktor internal (karakteristik pribadi%. ?aktor eksternal (karakteristik organisasi% yaitu E lingkungan kerja yang menyenangkan, tingkat kompensasi, supervisi yang baik, adanya penghargaan atas prestasi, status dan tanggung jawab. ?aktor internal (karakteristik pribadi% yaitu E 42
tingkat kematangan pribadi, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, kebutuhan, kelelahan dan kebosanan. Menurut sondang (!"#!% manajer harus mengenal para bawahan sebagai individu dengan karakteristiknya yang khas berarti memahami delapan faktor untuk menerapkan teori motivasi yang tepat yaitu karakteristik biografikal, kepribadian, persepsi kemampuan belajar, nilai-nilai yang dianut, sikap, kepuasan kerja dan kemampuan. Menurut Titik (!"#$% ada ) faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu E a%
?aktor fisik Motivasi yang ada di dalam diri individu yang mendorong untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan jasmani, raga, materi, benda atau berkaitan dengan alam. ?aktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan dan kondisi seseorang, meliputi E kondisi fisik lingkungan, keadaan atau kondisi kesehatan, umur dan sebagainya.
b%
?aktor herediter Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia seseorang.
c%
?aktor intrinsik seseorang Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan.
d% ?asilitas (sarana dan prasarana%
43
Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang memudahkan dengan tersedianya sarana-sarana yang dibutuhkan untuk hal yang di inginkan. e%
*ituasi dan kondisi Motivasi yang timbul berasarkan keadaan yang terjadi sehingga mendorong memaksa sesorang untuk melakukan sesuatu.
f%
Program dan aktivitas Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak lain yang didasari dengan adanya kegiatan (program% rutin dengan tujuan tertentu.
g% udio fisual (media% Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang didapat dari perantara sehingga mendorong atau menggugah hati seseorang untuk melakukan sesuatu. h%
=mur *emakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang berfikir logis dan bekerja, sehingga motivasi seseorang kuat dalam melakukan sesuatu hal.
.
Cara Meningkatkan M#ti6asi
44
Menurut Titik (!"#$% ada + cara untuk meningkatkan motivasi, yaitu E a)
Memotivasi kekerasan (motivating by force) aitu cara memotivasi dengan ancaman hukuman atau kekerasan dasar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan.
b)
Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement) aitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu harapan yang memberikan motivasi.
c)
Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification on egoinvoiremen) aitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran.
C. !#nse+ Perilaku 1.
Pengertian +erilaku
Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah
proses
interaksi
individu
dengan
lingkungannya
sebagai
manifestasi hayati bahwa dia adalah mahluk hidup (Titik !"#$%. .
Bentuk +erilaku
Titik (!"#$% menjelaskan perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. *ecara garis besar bentuk perilaku ada ! macam, yaitu E a%
Perilaku pasif (respon internal% Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu 45
dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata. b%
Perilaku aktif (respon eksternal% Perilaku yang sifatnya terbuka, perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung berupa tindakan yang nyata.
+.
?aktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Perilaku manusia dipengaruhi oleh ! faktor pokok. ang pertama faktor perilaku (behavior causes), dan kedua faktor diluar (non behavior causes). *elanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari + faktor yaitu E #. ?aktor predisposisi ang mencakup pengetahuan perawat, sikap dan sebagainya. !. ?aktor pemungkin ang mencakup lingkungan dan kondisi *, tersedia>tidak tersedianya fasilitas>sarana keselamatan kerja,misal P&, pelatihan P, pelatihan pengenalan penggunaan alat baru di * dll. +. ?aktor penguat faktor ini meliputi undang-undang, peraturan-peraturan dan kebijakan di *, pengawasan>supervisi dan sebagainya (Cotoatmojo dalam Titik, !"#$%.
-.
Perilaku terha$a+ sistem +ala(anan kesehatan
46
Perilaku ini adalah respon individu terhadap sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisonal, meliputi E a%
espon perawat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
b%
espon perawat terhadap cara pelayanan kesehatan.
c%
espon perawat terhadap petugas kesehatan lainnya.
d%
espon perawat terhadap pemberian obat-obatan kepada pasien. espon tersebut terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan
penggunaan fasilitas, petugas maupun penggunaan obat-obatan.
Teori Motivasi 0igiene ?aktor perilakuE #. ?aktor internal #. ?aktor predisposisi Meliputi E perawat yang berambisi untuk maju dalam mencapai prestasi, ang mencakup pengetahuan tingkat pendidikan perawat, perawat, sikap dan sebagainya. perkembangan ilmu pengetahuan perawat, kemajuan skil perawat dan !. ?aktor pemungkin perawat selalu bertanggung jawab atas ang mencakup lingkungan pekerjaannya. dan kondisi *, tersedia>tidak !. ?aktor eksternal tersedianya fasilitas>sarana Meliputi E status kepegawaian keselamatan kerja,misal P&, perawat, dukungan rekan kerja di pelatihan P, pelatihan lingkungan *, supervisi yang baik, gaji pengenalan penggunaan alat baru perawat yang sesuai atau diatas =M, di * dll. Tunjangan pekerjaan yang sesuai, reward atau penghargaan dari * bagi perawat +. ?aktor penguat yang berprestasi bisa berbentuk pelatihan D. !#nse+ Hu%ungan M#ti6asi $an Tin$akan Pera'atan Luka m#$ern atau uang, kondisi lingkungan * yang faktor ini meliputi undangnyaman dan fasilitas yang mendukung undang, peraturan - peraturan dan kinerja perawat, kebijakan * yang kebijakan di *, mendorong pegawai mengasilkan 47 dan pengawasan>supervisi prestasi, keamanan dan keselamatan sebagainya (Cotoatmojo dalam kerja yang telah standar (?rederick Titik, !"#$%. 0erHberg dalam Titik, !"#$%.