PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM a.
Pengertian Perawatan Luka Perineum Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2001). Jadi perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil ( Anonimity, 2009 ). b. Gangguan Integritas Kulit pada Proses Persalinan 1) Episiotomi Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina. Jenis episiotomi ditentukan berdasarkan tempat dan arah insisi antara lain : a) Episiotomi garis medial Paling sering dilakukan. Episiotomi ini efektif, mudah diperbaiki, dan biasanya nyeri yang timbul lebih ringan. Kadang-kadang dapat terjadi perluasan melalui sfingter rectum (laserasi derajat ketiga ) atau bahkan ke kanal ani (laserasi derajat keempat ). b) Episiotomi mediolateral Dilakukan pada persalinan dengan tindakan jika ada kemungkinan terjadi perluasan kearah posterior. Meskipun dengan demikian robekan derajat empat dapat dihindari, tetapi robekan derajat tiga dapat terjadi. Selain itu, Jika dibandingkan dengan episiotomi medial, kehilangan darah akan lebih banyak dan perbaikan lebih sulit serta lebih nyeri. 2) Laserasi a) Laserasi Perineum (Robekan Perineum) Robekan pada perineum terjadi pada hampir semua persalinan dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya, namun hal ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan jalan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Robekan perineum dapat di bagi 4 tingkat : (1) Tingkat 1 : Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum. (2) Tingkat 2 : Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinel transversalis, tetapi tidak mengenai otot sfingter ani. (3) Tingkat 3 : Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani. (4) Tingkat 4 : Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum b) Laserasi Vagina c) Laserasi Serviks (Cedera Serviks) (Bobak dkk, 2004)
c. 1) 2) 3) 4)
d. 1)
2)
3)
e.
1) a) b) c) d) e) 2) a) b)
c)
Tujuan Perawatan Luka Perinium Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam uterus Untuk penyembuhan luka perinium (jahitan perineum) Untuk kebersihan perineum dan vulva Untuk mencegah infeksi seperti diuraikan diatas bahwa saat persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman. Bila daerah vulva dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum saluran vagina dan uterus. (Wahyu, 2011) Waktu Perawatan Luka perineum Saat mandi Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum. Setelah buang air kecil Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum. Setelah buang air besar. Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan (Wilujeng, 2011). Cara Perawatan Luka Perineum Perawatan perineum dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan cara menjaga kebersihan perineum caranya sebagai berikut: Persiapan : Siapkan air hangat Sabun dan washlap Handuk kering dan bersih Pembalut ganti yang secukupnya Celana dalam yang bersih Cara merawatnya : Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan ke belakang Washlap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahan washlap yang sudah ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak dibersihkan dengan benar maka darah kotor akan menempel pada luka jahittan dan dan menjadi tempat kuman kuman berkembang berkembang biak. Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa luka benar – benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin kecil.
d) Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat dengan menggunakan tempat rendam khusus. Atau bila tidak bisa melakukan perendaman dengan air hangat cukup di siram dengan air hangat. e) Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam yang bersih dari bahan katun. Jangan mengenakan celana dalam yang bisa menimbulkan reaksi alergi. f) Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh, semakin bersih luka jahitan maka akan semakin cepat sembuh dan kering. g) Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka jahitan cepat sembuh. Makanan berprotein ini bisa diperoleh dari telur, ikan, ayam dan daging, tahu, tempe. Jangan pantang makanan, ibu boleh makan semua makanan kecuali bila ada riwayat alergi. h) Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa seizin dokter atau bidan. 3) Lamanya jahitan mengering Luka jahitan rata-rata akan kering dan baik dalam waktu kurang dari satu minggu. Bila keluar darah kotor bau busuk dari jalan lahir, ibu panas, dan luka jahitan bengkak kemerahan terasa sangat nyeri atau luka jahitan bernanah. Ada beberapa catatan yang perlu diketahui: a) Luka jahitan terasa sedikit nyeri Jangan cemas, rasa nyeri ini akibat terputusnya jaringan syaraf dan jaringan otot , namun semakin sering di gerakkan maka nyeri akan berkurang. Bila ibu hanya berbaring terus menerus dan takut bergerak karena nyeri akan menghambat proses penyembuhan. Sirkulasi darah pada luka menjadi tidak lancar. b) Luka terlihat sedikit bengkak dan merah Pada proses penyembuhan luka tubuh secara alami akan memproduksi zat – zat yang merupakan reaksi perlawanan terhadap kuman. Sehingga dalam proses penyembuhan luka kadang terjadi sedikit pembengkakan dan kemerahan. Asalkan luka bersih ibu tak perlu cemas. Bengkak dan merah ini bersifat sementara. Beberapa keluarga masih ada yang menganjurkan untuk mengurangi minum air putih agar jahitan cepat kering. Hal ini sama sekali tidak dibenarkan. Justru ibu harus minum yang banyak, minimal 8 gelas sehari untuk memperlancar buang air kecil, mengganti cairan tubuh yang hilang dan memperlancar proses pengeluaran ASI. http://wahyulovelyta.blogspot.com/2013/02/perawatan-luka-jahitan-perineum.html
Ibu yang bersalin secara normal, beberapa ada yang tidak mengalami robekan karena jalan lahirnya cukup elastis ketika dilalui bayi saat proses persalinan. Namun ada ibu yang memerlukan bantuan dokter maupun bidan untuk memperlebar jalan lahir dengan dilakukan pengguntingan jaringan di daerah perineum yakni jaringan otot kerampang antara dubur dan vagina. Pengguntingan jaringan otot perineum ini disebut tindakan episiotomi . Setelah selesai persalinan maka dokter atau bidan akan menjahit dan menyatukan kembali luka tersebut sedemikian rupa agar nantinya sembuh dengan sempurna. Nah untuk mempercepat pemulihan luka tersebut diperlukan perawatan yang benar. Mengapa perawatan luka bekas jahitan ini penting ? Karena luka bekas jahitan jalan lahir ini bila tidak dirawat dapat menjadi pintu masuk kuman dan menimbulkan infeksi, ibu menjadi panas, luka basah dan jahitan terbuka, bahkan ada yang mengeluarkan bau busuk dari jalan lahir ( vagina ) Kapan dimulai perawatan luka jalan lahir ini? Sesegera mungkin setelah melahirkan serta ganti pembalut sesering mungkin. Setelah 6 jam dari persalinan normal, Ibu akan dilatih dan dianjurkan untuk mulai bergerak duduk dan latihan berjalan.Tentu saja bila keadaan ibu cukup stabil dan tidak mengalami komplikasi misalnya tekanan darah tinggi atau pendarahan Bagaimana persiapan dan caranya merawat? 1. Siapkan air hangat 2. Sabun dan waslap 3. Handuk kering dan bersih 4. Pembalut ganti yang secukupnya 5. Celana dalam yang bersih Caranya yaitu: Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan ke belakang 1. Waslap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahanwaslap yang sudah ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak dibersihkan dengan benar maka darah kotor akan menempel pada luka jahittan dan menjadi tempat kuman berkembang biak. 2. Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa luka benar – benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin kecil. 3. Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat dengan menggunakan tempat rendam khusus. Atau bila tidak bisa melakukan perendaman dengan air hangat cukup disiram dengan air hangat. 4. Mengenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam yang bersih dari bahan katun. Jangan mengenakan celana dalam yang bisa menimbulkan reaksi alergi. 5. Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh, semakin bersih luka jahitanmaka akan semakin cepat sembuh dan kering. Lakukan perawatan yang benar setiap kali ibu buang air kecil atau saat mandi dan bila mengganti pembalut. 6. Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka jahitan cepat sembuh. Makanan berprotein ini bisa diperoleh dari telur, ikan, ayam dan daging, tahu, tempe. Jangan pantang makanan, ibu boleh makan semua makanan kecuali bila ada riwayat alergi.
7. Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa seijin dokter atau bidan Lakukan latihan kegel dan senam nifas. Yaitu senam untuk ibu setelah melahirkan, latihan kegel ini berguna untuk menguatkan kembali otot dasar panggul setelah proses persalinan. Untuk senam bisa diawali di tempat tidur dengan gerakan sederhana, misalnya boleh mengangkat kaki saat tiduran secara bergantian. Kaki diangkat satu persatu secara bergantian mulai setinggi 45 ˚ sampai 90 ˚. Perbanyak latihan jalan dengan posisi badan lurus jangan membungkuk. Boleh jongkok pelan – pelan. Jangan kuatir jahitan akan lepas karena jahitan sangat kuat. Lepasnya jahitan seringkali karena ibu tidak rajin membersihkan luka jahitan sehingga terjadi infeksi. Atau pada beberapa kasus yang sangat jarang ibu alergi benang jahitan tersebut. Berapa lama jahitan akan kering? Luka jahitan rata – rata akan kering dan baik dalam waktu kurang dari satu minggu. Keluhan yang bagaimana yang perlu penanganan dokter atau bidan ? Bila keluar darah kotor bau busuk dari jalan lahir, ibu panas, dan luka jahitan bengkakkemerahan terasa sangat nyeri atau luka jahitan bernanah. Ada beberapa hal yang perlu ibu ketahui 1. Luka jahitan memang akan terasa sedikit nyeri - Jangan cemas, rasa nyeri ini akibat terputusnya jaringan syaraf dan jaringan otot , namun semakin sering di gerakkan maka nyeri akan berkurang. Bila ibu hanya berbaring terus menerus dan takut bergerak karena nyeri akan menghambat proses penyenbuhan. Sirkulasi darah pada luka menjadi tidak lancar. 2. Luka terlihat sedikit bengkak dan merah Pada proses penyembuhan luka tubuh secara alami akan memproduksi zat – zat yang merupakan reaksi perlawanan terhadap kuman. Sehingga dalam proses penyembuhan luka kadang terjadi sedikit pembengkakan dan kemerahan. Asalkan luka bersih ibu tak perlu cemas. Bengkak dan merah ini bersifat sementara. Beberapa keluarga masih ada yang menganjurkan untuk mengurangi minum air putih agar jahitan cepat kering. Hal ini sama sekali tidak dibenarkan. Justru ibu harus minum yang banyak, minimal 8 gelas sehari untuk memperlancar buang air kecil, mengganti cairan tubuh yang hilang dan memperlancar proses pengeluaran ASI. Sebagai pengetahuan tambahan yang perlu kita ketahui adalah tingkatan luka jalan lahir atau robekan Perineum Robekan pada luka perineum ini sebenarnya ada beberapa tingkatan, yakni secara sederhana dapat di jelaskan sebagai berikut : Jahitan pada robekan jahitan jalan lahir tingkat 1, yakni jahitan yang hanya menyatukan kulit luar yang robek, lalu yang berikut jahitan pada robekan jalan lahir tingkat II, yang menyatukan kulit dan jaringan otot ( ini yang paling sering terjadi ), dan terakhir adalah jahitan yang menyatukan robekan jalan lahir tingkat III yang robek sampai dubur. Semoga bermanfaat Bidan Romana Tari http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2010/06/25/perawatan-luka-jahitan-setelahmelahirkan-177220.html
Bagi ibu yang melahirkan tanpa episiotomi, perawatan "Miss V" cukup dilakukan dengan cebok dengan air hangat atau larutan antiseptik. Sedangkan bagi ibu melahirkan yang mengalami episiotomi, perawatan "Miss V" pasca melahirkan dapat dilakukan dengan cara:
Untuk mengurangi rasa sakit atau menenangkan luka, ibu dapat menggunakan kompress pada luka jahitan. Ibu bisa menggunakan es yang dibungkus kain bersih dan menempelkannya pada bekas jahitan.
Ibu harus selalu memastikan bahwa luka bekas jahitan selalu bersih. Membersihkan luka ini bisa dilakukan dengan menggunakan botol semprot yang diisi air untuk membersihkan area perineum setelah ibu buang air kecil atau besar. Selain itu, untuk membersihkan bekas jahitan ibu juga bisa menggunakan waslap yang dibasahi dan sabun. Buatlah busa di waslap tersebut. Bersihkan seluruh luka dengan waslap tersebut, pastikan daerah bekas jahitan benar-benar bersih.
Siramlah dengan air dingin "Miss V" saat ibu sedang buang air kecil. Kemudian lakukan cebok dari arah depan ke belakang dengan air bersih (jangan sebaliknya, karena jika terbalik cara ceboknya, justru akan mengumpulkan bakteri dari anus ke "Miss V"), dan lakukan dengan hati-hati atau menggunakan botol semprot yang berisi air tadi.
Saat buang air besar, kemungkinan akan terasa sakit pada area bekas jahitan. Gunakan bantalan lembut dan bersih pada luka bekas jahitan, dan tekan ke bagian atas pada bekas luka untuk menghindarkan tekanan atau menghindari robek kembali.
Hindari aktivitas berlebih saat minggu-minggu pertama pasca melahirkan. Seringlah berbaring atau duduk, dan hindarkan sering berjalan. Saat duduk lakukan dengan hati-hati, kalo bisa usahakan mencari bantalan duduk berbentuk donat untuk menghindari tekanan pada daerah bekas luka.
Perbanyak lah konsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran dan buah-buahan. Dengan demikian diharapkan, tinja yang dikeluarkan saat BAB tidak keras dan hal ini menghindarkan sakit berlebih saat BAB.
Lakukan latihan senam kegel untuk mengencangkan bagian sekitar panggul. Lakukan senam kegel ini beberapa hari pasca melahirkan.
Seringlah ibu melakukan pergantian celana dalam dan usahakan menggunakan bahan yang mampu menyerap keringat. Ibu bisa menggunakan panty liner untuk membantu "Miss V" agar terhindar dari kelembaban yang berlebih. Selain itu, mencukur rambut "Miss V" juga dapat membantu mengurangi kelembaban.
Luka jahitan dapat di olesi dengan menggunakan salep antibiotik, tapi harus sesuai dengan anjuran dokter http://bidanku.com/tips-perawatan-qmiss-vq-pasca-melahirkan
Episiotomi adalah pengguntingan kulit dan otot antara vagina dan anus. Tujuannya untuk melebarkan jalan lahir. Biasanya dokter akan memberikan anestesi lokal untuk menghilangkan nyeri. Namun, dalam keadaan darurat episotomi dilakukan tanpa anestesi lokal. Episiotomi dilakukan untuk melebarkan jalan lahir, jika: . Dokter memperkirakan memang diperlukan, misanya jika bahu bayi tersangkut dan dokter atau bidan memperkirakan bahu tetap tersangkut jika tidak dibantu dengan episiotomi. . Janin dalam keadaan stres dan dokter menginginkan persalinan berlangsung lebih cepat. . Episiotomi merupakan bagian dari persalinan yang dibantu dengan forsep atau vakum. . Daerah otot-otot perineum sangat kaku, sehingga kemungkinan Anda akan mengalami luka yang lebih luas diperineum atau labia (lipatan disisi kanan dan kiri vagina) jika tidak dilakukan episiotomi. Episiotomi dilakukan menggunakan sepasang gunting khusus episiotomi, atau dengan pisau bedah. Ada dua tipe irisan: midline atau garis tengah, yang potongannya lurus ke bawah dengan anus atau mediolateral, yaitu agak rendah ke sudut. Irisan midline umum di Amerika. Di negara lain irisan mediolateral lebih populer. Midline merupakan metode episiotomi yang paling mudah dilakukan juga paling cepat dalam proses perbaikannya, namun cukup beresiko karena robekan bisa sampai ke anus. Sedangkan Medio cukup sulit dalam proses perbaikan namun cukup melindungi anus. Episiotomi dilakukan untuk mencegah robekan yang luas dan tidak beraturan pada daerah perineum. Keuntungan dilakukannya episiotomi, robeknya lebih mudah dijahit dan hasilnya lebih bagus. Sedangkan kerugiannya, ada kemungkinan terjadi robekan yang meluas sampai ke anus jika epsiotomi dalakukan tidak benar. Kemunginan lain adalah nyeri setelah melahirkan serta nyeri saat berhubungan intim. Dahulu episiotomi dilakukan secara rutin, namun tidak lagi saat ini. Banyak dokter dan beberapa studi klinik yang menunjukan bahwa episiotomi dilakukan untuk menghindari luka parineum yang lebih parah, tidak lagi diperlukan saat ini. Selain itu, luka yang terjadi jad i le bi h mu da h se mbuh se ca ra al am i di ba ndi ng ka n lu ka ak ib at epi sio tomi . Na mun , ada beberapa dokter yang masih tetap melakukan episiotomi setiap kali ia menolong persalinan. Pertimbangan apakah akan dilakukan episiotomi atau tidak, t entunya tergantung pada keadaan Anda dan janin pada saat itu. Percayalah bahwa dokter akan melakukan hal terbaik bagi Anda. Adakah cara lain yang bisa dilakukan oleh ibu hamil, agar pada saat proses melahirkan nanti terhindar dari episiotomi? jawabannya adalah ada yaitu dengan melakukan pijatan perineum pada 2 bulan terakhir menjelang persalinan atau latihan Kegel (terutama pada fase relaksasi) dapat menghindari episiotomi. Kadang digunakan kompres hangat untuk membantu perineum relaks. Ketika bayi akan keluar, dokter atau bidan akan menahan perineum dengan jari mereka. Kemungkinan paling efektif menghindari tindakan episiotomi adalah dengan melakukan proses persalinan yang benar, misal perlahan
mengeluarkan kepala bayi sesuai dengan tingkatan pembukaan vagina. Tunggulah refleks menekan secara alamiah yang akan Anda alami. Hindarilah tekanan yang terlalu dipaksakan. http://bidanku.com/mengenal-episiotomi
11 Tips Cara Merawat Luka Bersalin Normal (Luka Episiotomi) agar cepat sembuh Cobalah amalkan 11 tips ini: Pad Ice . Setelah melahirkan, letakan pad es pada luka, ia tidak hanya mendorong luka cepat baik malahan mengurangi sakit. Parkir pada luka selama 10 menit 3-4 jam sekali. Pastikan area perineum bersih . Darah nifas dan air kencing dapat menyebabkan infeksi pada luka. Pastikan luka bersih dengan mencuci mengunakan air biasa atau lebih baik lagi mengunakan cairan desinfektan yang dipreskripsi oleh dokter.Tidak perlu gunakan cairan sabun yang kuat. Bersih dari depan kebelakang untuk mengelakan cemaran najis. Selama kecing, mencoba duduk secara jongkok ( squat) dan siram air hangat saat kencing. Pastikan ia kering . Mengeringkan area luka mendorong proses pemulihan. Bilas vagina 2-3 jam sekali dan biarkan kering dari darah nifas. Anda dapat mengunakan pengering rambut jika ingin. Anda juga dianjurkan untuk mengungkapkan luka sesekali. Jangan duduk atau berbaring terlalu lama . Gunakan bantal donat atau pelampung berenang berbentuk bulat untuk menghindari tekanan pada luka. Saat buang air besar , tekan dengan lembut area episiotomi untuk mengurangi tegangan. Ia juga dapat mengurangi sakit dan menghindari jahitan terbuka. Dapat pil penahan sakit jika sakit . Anda dapat makan paracetamol atau obat yang lebih efektif seperti ponstan. Elak dari sembelit . Pastikan minum air secukup untuk meluncurkan perjalanan usus. Banyakkan makan fiber atau jika ingin, dapat mencoba Lactulose atau Fybogel. Tersedia di apotek terdekat. Obat enema tidak di galakan jika luka Anda parah. Sitz bath . Amalkan sitz bath dengan merendam pungung Anda dalam besin berisi air garam. Ini mengurangi sakit dan pembersihan luka sehingga dalam vagina. Latihan Pelvic floor . Buat latihan kegel secara rutin. Ini membuat luka cepat sembuh dengan mendorong sirkulasi vagina. Buat 100-200 kali sekali. Anda akan dapat melihat perubahannya. Pastikan tidak ada tanda infeksi seperti rasa sakit dan pembengkakan. Periksakan ke dokter jika ada masalah i ni. Jangan percaya pada mitos . Mitos seperti minum air banyak akan meyebabkan peranakan berair atau memakan sayuran karena menyebabkan angin adalah tidak benar sama sekali. Minum air secukupnya penting karena setelah 1-3 hari bersalin badan secara alami akan membuang air kelebihan yang terakumulasi selama kehamilan dan ini akan membuat tubuh kekurangan air medadak, menjurus ke masalah sembelit dan kekurangan susu badan. Kekurangan air juga menyebabkan luka episiotomi sulit sembuh dan masalah sembelit pula akan menyebabkan nyeri tajam pada luka Anda. (Sumber: http://portal.alamhamil.com )
PASCA-PERSALINAN NORMAL Setelah persalinan normal berlangsung, dokter biasanya akan melakukan beberapa pemantauan yang dilakukan selama 2 jam di ruang pemulihan. Yang dipantau adalah kesadaran ibu, tekanan darah, dan perdarahan yang terjadi pada vagina. Jika tak ada perdarahan, komplikasi, atau pembengkakan jalan lahir, dan sebagainya, ibu dialihkan ke ruang perawatan. Seperti diketahui, rahim akan membesar selama kehamilan dan akan mengerut setelah si kecil lahir ke dunia. Namun terkadang ukuran rahim tak berangsur mengecil. Nah, dokter juga akan mewaspadai kemungkinan ari-ari atau ketuban masih tertinggal di dalam. Terjadinya infeksi juga akan mengganggu pengecilan rahim (involusi) sehingga rahim akan tetap membesar (sub-involusi). Infeksi yang sudah menjalar ke rahim dapat mengakibatkan perdarahan sehingga ibu biasanya akan diberi obat-obatan untuk membuat dinding dalam rahim berkontraksi sehingga darah dapat dikeluarkan.
PASCA-PERSALINAN SESAR Jika proses persalinan dilakukan dengan sesar, setelah itu biasanya tim medis akan melihat apakah ibu muntah atau tidak. Muntahan ini bisa masuk ke dalam paru-paru dan memicu pneumonia (infeksi atau peradangan pada jaringan paru-paru) jika tidak dipantau. Pascaoperasi ibu juga akan merasakan nyeri di daerah jahitan ketika me lakukan aktivitas. Disarankan ibu menghindari segala aktivitas fisik yang berlebihan selama beberapa hari (lihat boks Perhatikan Tahap Mobilisasi, hlm. v). Tindakan operasi pun bisa meninggalkan “bekas” yang disebut
keloid (jaringan parut di atas luka, keras, gat al dan bisa membengkak). Namun lambat laun keloid bisa menipis atau hilang dengan sendirinya.
PERAWATAN PRIBADI SETELAH EPISIOTOMI Sekadar mengingatkan yang dimaksud dengan tindakan episiotomi adalah pengguntingan jaringan yang terletak di antara lubang kemaluan (vagina) dan lubang pelepasan (anus). Tujuannya untuk memperlebar jalan lahir sehingga memudahkan proses lahirnya bayi. Jika persalinan normal sampai memerlukan tindakan episiotomi, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar proses pemulihan berlangsung seperti yang diharapkan. Inilah cara perawatan setelah episiotomi: * Untuk menahan rasa sakit akibat proses jahitan, dokter akan memberikan obat penahan rasa sakit. * Untuk menghindari rasa sakit kala buang air besar, ibu dianjurkan memperbanyak konsumsi serat seperti buah-buahan dan sayuran. Dengan begitu tinja yang dikeluarkan menjadi tidak keras dan ibu tak perlu mengejan. Kalau perlu, dokter akan memberikan obat untuk melembekkan tinja. * Dengan kondisi robekan yang terlalu luas pada anus, hindarkan banyak bergerak pada minggu pertama karena bisa merusak otot-otot perineum. Banyak-banyaklah duduk dan berbaring. Hindari berjalan karena akan membuat otot perineum bergeser. * Jika kondisi robekan tidak mencapai anus, ibu disarankan segera melakukan mobilisasi setelah cukup beristirahat (lihat boks Perhatikan Tahapan Mobilisasi hlm. v).
* Setelah buang air kecil dan besar atau pada saat hendak mengganti pembalut darah nifas, bersihkan vagina dan anus dengan air seperti biasa. Jika ibu benar-benar takut untuk menyentuh luka jahitan disarankan untuk duduk berendam dalam larutan antiseptik selama 10 menit. Dengan begitu, kotoran berupa sisa air seni dan feses juga akan hilang. * Bila memang dianjurkan dokter, luka di bagian perineum dapat diolesi salep antibiotik.
BILA TERJADI INFEKSI Infeksi bisa terjadi karena ibu kurang telaten melakukan perawatan pascapersalinan. Ibu takut menyentuh luka yang ada di perineum sehingga memilih tidak membersihkannya. Padahal, dalam keadaan luka, perineum rentan didatangi kuman dan bakteri sehingga mudah terinfeksi. Gejala-gejala infeksi yang dapat diamati adalah: * suhu tubuh melebihi 37,5° C. * menggigil, pusing, dan mual * keputihan * keluar cairan seperti nanah dari vagina * cairan yang keluar disertai bau yang sangat * keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri * terasa nyeri di perut * perdarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit. Misalnya, seminggu sesudah melahirkan, pendarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah kembali banyak keluar. Bila ada tanda-tanda seperti di atas, sege ra periksakan diri ke dokter. I nfeksi vagina yang ringan biasanya ditindaklanjuti dengan penggunaan antibiotik yang adekuat untuk membunuh kuman-kuman yang ada di situ.
ALASAN MENJAGA KEBERSIHAN VAGINA Setelah seluruh hasil pemantauan dinyatakan baik, ibu bisa meneruskan perawatan secara pribadi. Selama masa pascapersalinan, entah itu normal atau sesar, akan terjadi perdarahan selama 40 hari atau masa nifas. Di sinilah pentingnya menjaga kebersihan di daerah seputar vagina dengan saksama. Kebersihan vagina selama masa nifas harus dilakukan karena beberapa alasan, seperti: * Banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina. * Vagina merupakan daerah yang dekat dengan tempat buang air kecil dan tempat buang air besar yang tiap hari kita lakukan. * Adanya luka di daerah perineum yang bila terkena kotoran dapat t erinfeksi. * Vagina merupakan organ terbuka sehingga memudahkan kuman yang ada di daerah te rsebut menjalar ke rahim.
TRIK AGAR VAGINA BERSIH * Siram vagina dan anus dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang digunakan tak perlu matang asal bersih. Basuh hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina, baik kotoran dari air seni, darah nifas, maupun feses, karena bisa menimbulkan infeksi pada luka robekan atau jahitan.
* Cara membilas yang benar adalah dari depan ke belakang. Bukan sebaliknya. Proses membersihkan dari belakang ke depan dapat mengakibatkan bakteri dan kuman yang ada di anus masuk ke vagina sehingga kemungkinan infeksi bisa menjadi lebih besar. * Keringkan bibir vagina dengan handuk lembut, lalu gantilah pembalut. Yang perlu dicermati, pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB atau minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasa tak nyaman. Bila tidak sering diganti, daerah seputar vagina akan lembap serta penuh kuman yang menyebabkannya rawan terinfeksi. Pilih pembalut yang higienis, antitoksik, dan cukup menampung darah nifas.
PERHATIKAN TAHAP MOBILISASI Memang benar, persalinan merupakan proses yang melelahkan. Itulah mengapa ibu disarankan tak langsung turun ranjang setelah melahirkan karena dapat menyebabkan jatuh pingsan akibat sirkulasi darah yang belum berjalan baik. Namun setelah istirahat 8 jam, mobilisasi sangatlah perlu agar tidak terjadi pembengkakan akibat tersumbatnya pembuluh darah ibu. Mobilisasi hendaknya dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan gerakan miring ke kanan dan ke kiri, lalu menggerakkan kaki. Selanjutnya cobalah untuk duduk di tepi tempat tidur. Kemudian, ibu bisa turun dari ranjang dan berdiri. Khusus bagi ibu yang menjalani sesar dianjurkan untuk turun dari tempat tidur setelah beristirahat selama 24 jam. Setelah itu, ibu bisa pergi ke kamar mandi. Dengan begitu, sirkulasi darah di tubuh akan berjalan dengan baik. Gangguan yang tak diinginkan pun bisa dihindari. Terkait dengan mobilisasi, ibu sebaiknya mencermati faktor-faktor berikut ini: 1. Mobilisasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan ibu terjatuh. Khususnya jika kondisi ibu masih lemah atau memiliki penyakit jantung. Meski begitu, mobilisasi yang terlambat dilakukan juga sama buruknya, karena bisa menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh, aliran darah tersumbat, terganggunya fungsi otot, dan lain-lain. 2. Yakinlah ibu bisa melakukan gerakan-gerakan di atas secara bertahap. 3. Kondisi tubuh akan cepat pulih jika ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat. Tidak cuma itu. Sistem sirkulasi di dalam tubuh pun bisa berfungsi normal kembali akibat mobilisasi. Bahkan, penelitian menyebutkan early ambulation (gerakan sesegera mungkin) bisa mencegah aliran darah terhambat. Hambatan aliran darah bisa menyebabkan terjadinya trombosis vena dalam atau DVT ( Deep Vein Thrombosis) dan bisa menyebabkan infeksi.
4. Jangan melakukan mobilisasi secara berlebihan karena bisa membebani jantung. Konsultan Ahli : dr. Ali Sungkar, Sp.OG dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
https://babyorchestra.wordpress.com/tag/perawatan-pribadi-setelah-episiotomi-pengguntinganvagina/
Pengertian Perawatan Luka Perinium Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil. Tujuan Perawatan Perineum Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan. Sedangkan menurut Moorhouse et. al. (2001), adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi. Bentuk Luka Perineum Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu : 1. Rupture Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002). 2. EpisotomiEpisiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996). Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002). Pada gambar berikut ini dijelaskan tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan yaitu : 1. Episiotomi medial 2. Episiotomi mediolateral Sedangkan rupture meliputi 1. Tuberositas ischii 2. Arteri pudenda interna 3. Arteri rektalis inferior
Gambar 1. Tipe-Tipe Episiotomi
Lingkup Perawatan Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampunglochea (pembalut) (Feerer, 2001). Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah 1. Mencegah kontaminasi dari rektum 2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma 3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau. Waktu Perawatan Menurut Feerer (2001), waktu pe rawatan perineum adalah 1. Saat mandi Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum. 2. Setelah buang air kecil Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum. 3. Setelah buang air besar. Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan. Penatalaksanaan 1. Persiapan a. Ibu Pos Partum Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka. b. Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik (Fereer, 2001). 2. Penatalaksanaan Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan meningkatkan penyembuhan dengan prosedur pelaksanaan menurut Hamilton (2002) adalah sebagai berikut: a. Mencuci tangannya b. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke rectum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik. d. Berkemih dan BAB ke toilet e. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air f. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang. g. Pasang pembalut dari depan ke belakang. h. Cuci kembali tangan
3. Evaluasi Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah: a. Perineum tidak lembab b. Posisi pembalut tepat c. Ibu merasa nyaman Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum 1. Gizi Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein. 2. Obat-obatan a. Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon inflamasi normal. b. Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi. c. Antibiotik spektrum luas / spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular. 3. Keturunan Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori. 4. Sarana prasarana Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik. 5. Budaya dan Keyakinan Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka. Dampak Dari Perawatan Luka Perinium Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini : 1. Infeksi Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. 2. Komplikasi Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. 3. Kematian ibu post partum Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Suwiyoga, 2004). http://creasoft.wordpress.com/2008/04/21/perawatan-luka-perineum-pada-post-partum/
EPISIOTOMI Episiotomi adalah prosedur bedah minor di mana kulit dan otot-otot yang mendasari daerah
perineum-antara
vagina
dan
rektum-dipotong pada saat kala 2 (kepala crowning) untuk membantu dalam proses melahirkan
dengan
memperbesar
pembukaan jalan lahir dan memungkinkan bayi untuk melalui vagina dengan lebih mudah. Meskipun
tindakan
episiotomi
adalah
intervensi yang umum, tapi sebenarnya tindakan ini harusnya bukan menjadi tindakan /intervensi rutin di setiap pertolongan persalinan pervagina, sekitar lebih dari 70% dari semua persalinan per vagina tidak perlu episiotomi. Anda dapat mencoba untuk menghindari kebutuhan akan episiotomi dengan pijat perineum, dan mengontrol nafas serta mengontrol kapan harus mengejan dan kapan tidak.Episiotomi dimulai dengan anesthestic lokal (baik blok saraf atau injeksi epidural) untuk mematikan rasa di daerah dimana pemotongan akan dibuat. Dua jari ditempatkan antara gunting dan kepala bayi untuk perlindungan. Ini diikuti dengan pemotongan secara mediolateral (miring ke satu sisi vagina untuk menghindari otot sfingter anus) atau pemotongan garis pertengahan atau median (potongan lurus kurang dari satu inci arah anus). Memotong memperbesar lubang vagina dan membantu dalam melahirkan bayi Anda. Jika Anda memerlukan forsep atau pengiriman vakum, maka panjang sayatan akan lebih panjang dari yang seharusnya jika bayi Anda lahir tanpa dibantu instrumen. Setelah bayi dan plasenta lahir, maka jalan lahir akan diperiksa untuk setiap robekan yang perlu perbaikan. Sayatan episiotomi dilakukan pada otot, kulit dan kulit perineum vagina dijahit menggunakan jahitan yang dapat diserap (langsung jadi kulit). Biasanya ini membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit. Sayatan dijahit segera setelah melahirkan
untuk
mencegah
kehilangan
darah
dan
mengurangi kemungkinan infeksi. Sayatan
median
termudah
untuk
membuat
dan
memperbaiki, tetapi jika robekannya mellebar maka tidak memberikan perlindungan apapun untuk anus, artinya bisa sampai anusnya iikut robek. Potongan mediolateral lebih sulit untuk memperbaiki namun memberikan
perlindungan terbaik terhadap kerusakan pada sfingter anal dan paling sesuai dengan tujuan episiotomi.
Mengapa Anda Perlu sebuah Episiotomi? Sebuah persalinan per vagina normal melibatkan kontraksi yang intens dan memerlukan dorongan mengejan dari sang ibu. Waktu dan kesabaran diperlukan dalam persalinan untuk melahirkan seorang bayi. Mengejan dengan tidak berpola seringkali menyebabkan adanya robekan pada perineum. Episiotomi dapat dilakukan untuk mencegah robekan yang tak beraturan yang mungkin terjadi: jika
presentasi bayi bukan belakang kepala (bisa muk a, ubun-ubun besar, sungsang atau lainnya)
jika
Anda memiliki bekas luka hasil dar i robekan di persalinan sebelumnya
jika
Anda pernah menjalani operasi sebelumnya untuk memperbaiki luka perineum atau prolaps
uterus
Episiotomi juga dapat dilakukan: jika
bayi Anda tercekik karena kekurangan oksigen (tali pusar "tertekuk" atau dikompresi, atau
tampaknya ada masalah pada tali pusat (** contoh pada kasus talipusat menumbung) dan bayi perlu lahirkan dengan cepat jika
bayi Anda besar atau kepala terlalu besar
jika
bayi Anda tertekan atau tertahan terlalu lama di jalan lahir
jika
bahu bayi Anda terjebak dalam vagina (D istosia bahu)
jika
ada keadaan darurat dan tidak ada cukup ruang untuk melahirkan bayi Anda dengan forsep
jika
bayi Anda yang pertama (sungsang) dan butuh lebih banyak ruang untuk keluar
untuk
mencegah peregangan berlebihan dari otot-otot yang dapat menyebabkan prolaps.
Salah satu alasan utama untuk episiotomi adalah menghindari robekan yang tak eraturan karena dirasakan bahwa dengan episiotomi maka lebih mudah untuk memperbaikinya/lebih mudah saat menjahitnya daripada sobekan yang terjadi secara alami.
Ketika kepala bayi Anda melewati vagina, perineum Anda bisa saja terjadi cider. Nah Cedera perineum dapat terjadi saat: saat
permukaan sobek, tetapi mungkin tidak perlu dijahit
ketika
lapisan vagina dan beberapa jaringan ikat ikut robek
robekan
yang melewati otot di sekitar anus
robekan
yang melewati vagina dan ke dalam rektum
Peregangan perineum yang menyebabkan robekan kecil mungkin tidak perlu di jahit.
Keuntungan dari Episiotomi Meskipun ada rasa sakit dan ketidaknyamanan setelah episiotomi, ada keuntungan yang Anda rasakan. Episiotomi
dapat membuat proses persalinan lebih mudah dan ibu tidak perlu banyak usaha saat
mengejan untuk melahirkan bayi. Bayi
Anda dapat dilahirkan dengan cepat dalam situasi darurat tertentu.
Lebih
mudah untukmemperbaiki atau menjahit robekannya daripada robekan terjadi secara alami.
Kemungkinan Komplikasi Episiotomi Episiotomi dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, pembengkakan, memar atau terinfeksi. Hal ini juga dapat terjadi jika sayatan meluas ke rektum atau luka episiotomi tidak dijahit kembali bersama-sama dengan baik. Hindari hubungan seksual selama beberapa minggu sampai episiotomi benar -benar sembuh. Dalam beberapa kasus, mungkin anda akan merasakan sesuatu yang menyakitkan ketika berhubungan seksual bahkan setelah sayatan episiotomi telah sepenuhnya sembuh.
Bagaimana Perawatan untuk Episiotomi Episiotomi membutuhkan waktu sekitar 4-6 minggu untuk sembuh tergantung pada ukuran sayatan, bahan yang digunakan untuk jahitan, gaya hidup an nutrisi yang ibu konsumsi setelah melahirkan. Namun untuk robekan alami biasanya lebih cepat sembuhnya sekitar 1-2 minggu. Jika Anda melihat jahitan pada pembalut Anda, periksa bekas episiotomi Anda dengan cermin untuk memastikan kulit masih tertutup dan terlihat sembuh. Kebanyakan ibu tidak merasa sakit ketika sedang dilakukan episiotomi karena efek dari anestesi. Namun, periode pemulihan dapat menyakitkan dan tidak nyaman bagi ibu dengan luka jahitan, terutama saat duduk.
Tips berikut dapat membantu meringankan rasa sakit dan ketidaknyamanan: Terapi-menggunakan
dingin kompres es -pada jahitan dapat memati rasa di daerah tersebut dan
mengurangi rasa sakit serta pembengkakan. Es dapat digunakan selama 24 jam pertama. Jangan menempelkan es langsung ke kulit. Es hanya di tempelkan (** di beri pelapis) selama 20 menit dan 10 menit dan beberapa kali sehari. Pembengkakan kulit bisa menyebabkan jahitan terasa tertarik sehingga terasa nyeri. Bantal
duduk dari busa yang berbentuk cincin ini bisa meningkat sirkulasi udara, dan dapat membuat
duduk terasa lebih nyaman. Situs
sayatan harus dibersihkan dengan air hangat jangan disabun untuk menghindari iritasi.
Mandi
air hangat atau duduk dalam bak air hangat selama 20 menit beberapa kali sehari dapat
membantu mengurangi rasa sakit. Setelah mandi, bekas sayatan/jahitan harus di keringkan dengan handuk tau kassa yang lembut.
Paparan
jahitan dengan udara setidaknya dua kali sehari selama 10 menit atau lebih. Artinya dalam
satu waktu biarkan Anda tidur berebah dengan tutut di tekuk dan biarkan vagina Anda terpapar langsung dengan udara. obat
seperti acetaminophen dapat konsumsi jika rasa sakit sangat menyiksa. Namun, jangan minum
obat tanpa resep dari dokter/bidan Anda, terutama jika Anda sedang menyusui. Ketika
Anda buang air kecil, basuhi dulu perineum Anda dengan air hangat supaya terasa nyaman
Hindari
sembelit supaya Anda tidak mengejan terlalu keras saat defekasi atau poop karena ini akan
memberi banyak tekanan pada jahitan saat buang air besar. Minum banyak cairan dan makan diet seimbang dengan banyak serat membantu mencegah sembelit. Konsultasikan dulu kepada dokter/bidan Anda tentang menggunakan pelunak tinja /pencahar untuk membuat tinja lebih mudah dikeluarkan. Jika Anda sedang menyusui, minum pencahar dapat menyebabkan mencret pada bayi Anda, juga. Memegang
kertas toilet dan menekannya ke arah jahitan Anda selama buang air besar dapat
membantu meringankan rasa sakit dari jahitan. Setelah buang air besar, bersihkan dari depan ke belakang dengan kertas toilet. Kemudian dengan lembut mengusap atau menepuk, lagi dari depan ke belakang. Rapatkan
bokong Anda saat duduk atau bangun dari posisi duduk untuk membantu meringankan
ketidaknyamanan dari jahitan Anda. Jika
Anda tidak dapat menghilangkan nyeri atau jika Anda demam di atas 39°C, hubungi dokter/bidan
Anda segera karena ini bisa menjadi tanda-tanda infeksi yang perlu diobati. sangat penting untuk mencegah infeksi jahitan Anda yang dapat menginfeksi vagina.
Setelah Anda tiba di rumah, hubungi dokter/bidan Anda: Jika
Anda memiliki tanda-tanda infeksi seperti demam dan menggigil, kemerahan, nyeri atau bengkak
di tempat sayatan, atau Anda memiliki bau busuk atau pendarahan dari bekas episiotomi Jika
rasa sakit tidak dikontrol dengan obat-obatan yang diresepkan dokter
Jika
Anda memiliki masalah pengendalian saat BAB Atau BAK
TIPS Lainnya: Selalu cuci tangan dengan bersih sebelum dan setelah ke kamar mandi atau mengganti pembalut. Mencuci tangan yang benar adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk diri sendiri dan bayi Anda untuk mencegah infeksi.
Efek jangka panjang dari Episiotomi Karena suplai darah yang baik ke daerah tersebut, episiotomi sembuh dengan cepat dan biasanya tanpa masalah. Jahitan episiotomi diserap oleh tubuh dan tidak perlu di cabut. Rasa sakit dan ketidaknyamanan dapat
dihilangkan dengan obat-obatan dan dengan menggunakan kompres es dalam 24 jam dilanjutkan dengan mandi air hangat. Anda bisa berjalan segera setelah Anda merasa mampu. Aktivitas sehari-hari dapat dilanjutkan segera setelah prosedur, meskipun jahitan mungkin memakan waktu untuk sembuh sepenuhnya.
Cara untuk Menghindari Episiotomi Ini adalah ide yang baik untuk berbicara dengan dokter Anda tentang perasaan Anda tentang episiotomi. Sertakan pengalaman anda, serta pikiran dokter Anda dalam Anda birth plan *** Untuk memahami lebih lanjut tentang birth plan silahkan baca link:
- http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=351:contoh-birthplan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56 - http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=374:mari-menyusun-birth-planperencanaan-persalinan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56. Ada kalanya episiotomi tidak dapat dihindari. Namun, ada cara-cara yang dapat membantu mencegahnya. Metode berikut dapat dicoba untuk melahirkan bayi Anda dengan mudah dan tanpa episiotomi.
Pijat perineum
Memijat daerah perineum dan vagina membantu dalam peregangan jaringan dan membantu dalam melahirkan tanpa episiotomi atau robek pada kulit dan otot. Pemijatan harus dilakukan untuk setidaknya mulai 5-10 menit setiap hari mulai dari minggu ke-34 sampai melahirkan. Pelumas seperti jelly KY, minyak zaitun, minyak almond atau minyak nabati murni dapat digunakan untuk pijat. Pastikan kuku Anda dipotong dan tangan Anda bersih sebelum melakukan pemijatan. Konsultasikan dengan dokter/bidam Anda sebelum memulai pijat, terutama jika Anda memiliki riwayat infeksi vagina atau berisiko untuk lahir prematur. Untuk melakukan pijat perineum : Oleskan pelumas larut air seperti jelly KY ke ibu jari atau jari telunjuk, dan
masukkan jari atau ibu jari ke dalam vagina sekitar satu inci. Geser atau lebit tepatnya pijat atau tekan jari dengan tekanan dalam gerakan setengah lingkaran, mulai di sisi vagina dan bergerak ke arah anus, dan kembali ke sisi lain dari vagina. Lakukan pijat selama 5 menit setiap hari. Membersihkan kelebihan miny ak ketika Anda selesai sehingga Anda tidak akan berbekas di pakaian Anda. Ketika Anda hendak melahirkan, beritahu dokter kandungan Anda bahwa Anda telah melakukan pijat perineum. Tidak ada jaminan Anda tidak akan membutuhkan episiotomi, tetapi dengan melakukan pemijatan, Anda dapat mengurangi trauma perineum saat melahirkan.
Latihan Kegel
Anda mungkin bisa melakukan latihan Kegel saat Anda sedang hamil dan Anda harus terus melakukannya setelah bayi Anda lahir. Otot panggul hanya seperti yang lain , olahraga membuat mereka kuat. Latihan kegel termasuk
pengetatan dan relaksasi otot-otot panggul. Latihan Kegel dapat membantu memperkuat otot-otot perineum yang mendukung organ-organ dalam panggul (rahim, usus, kandung kemih). Pertama Anda harus mengetahui otot-otot mana yang akan di latih. Untuk menemukan otot-otot ini, secara bergantian mulai dan menghentikan aliran air seni di tengah anda buang air kecil di toilet. Ini hanya untuk mengetahui atau memastikan serta memberikan visualisasi kepada Anda untuk mengerutkan otot daerah itu. Namun, bila Anda melakukan latihan kegel, jangan lakukan mereka saat Anda sedang buang air kecil. latihan Kegel dilakukan saat berbaring, duduk, berdiri, berjalan, dan mengemudi untuk membuat otot-otot panggul menjadi lebih. Saat melakukan kengetatan/mengerutkan otot Anda bisa sambil visualisasi seolah-olah sedang menghentikan aliran air seni ketika Anda buang air kecil tadi.
Latihan Kegel : Kencangkan otot perineum perlahan-lahan pada suatu waktu, lalu longgarkan dan ulangi beberapa kali. Latihan ini bisa dilakukan dimana saja contohnya seperti ketika setiap kali Anda naik lift, duduk nonton TV, setelah makan, saat dikamar mandi atau sebelum tidur. Mulailah secara bertahap misalnya dengan 5-10 kali dan kemudian sampai 20-30 setiap kali. Lakukan latihan 3 kali sehari-pagi, siang dan sore. Cobalah untuk menjaga jadwal rutin dan disiplin. Cobalah untuk tidak meremas bokong atau perut Anda saat Anda memperketat karena hal ini menempatkan tekanan pada otot-otot dasar panggul. Jaga otot-otot perut, paha dan pinggul rileks. Pikirkan tentang otot-otot perineum Anda ketika Anda mengangkat pantat, bersin, batuk atau tertawa dan kemudian lakukan Kegels, juga. Setelah beberapa saat itu akan menjadi kebiasaan dan Anda tidak akan harus berpikir atau mengingat-ingat untuk melakukan k egel .
Tehnik Pernapasan dan Tehnik Mengejan yang benar Selama persalinan Mengontrol dan mengendalikan nafas, dengan tehnik mengejan yang tepat akan sangat membantu Anda untuk melahirkan dnegan lancar dan nyaman bahkan tanpa robekan di jalan lahir. Dengarkan naluri Anda sendiri dan biarkan rahim Anda yang menuntun Anda. Balaskas mengingatkan kita bahwa, "Jika Anda tidak terburu-buru selama proses persalinan maka, perineum Anda akan punya waktu untuk meregang dengan baik" Beberapa tehnik yang harus Anda lak ukan adalah Super Crowning: Yaitu dimana Anda berhenti mengejan lalu nafas pendek-pendek ketika kepala bayi sudah crowning (membuka pinti vagina selebar 5 cm) ini untuk menghindari mengejan dan untuk memungkinkan peregangan lembut pada perineum. http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=411:episiotomi&catid=44:naturalchildbirth&Itemid=56
Kesehatan Kebidanan Episiotomi Apa itu episiotomi? episiotomi merupakan suatu tindakan insisi pada perineum yang dimulai dari cincin vulva kebawah, menghindari anus dan muskulus spingter dimana insisi menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum untuk melebarkan orifisium ( lubang / muara ) vulva sehingga mempermudah jalan keluar bayi dan mencegah ruptur perinii totalis. Keterangan : Perineum adalah : daerah yang terletak antara vulva (organ genetalia eksterna wanita) dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm, atau antara bagian bawah vagina dengan bagian atas anus. Perineum meregang pada saat persalinan kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah robekan.
Rupture Perinii adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan, berbeda dengan episiotomy, robekan ini sifatnya traumatic karena perineum tidak kuat menahan regangan pada saat janin lewat. Adanya tindakan epistomi ini bertujuan salah satunya untuk mencegah terjadinya ruptur perinii.
Apa tujuan episiotomy? Tujuan episiotomi yaitu membentuk insisi atau sayatan bedah yang lurus, sebagai pengganti robekan tak teratur yang mungkin terjadi akibat ruptur perineii.
Episiotomi dapat mencegah vagina robek secara spontan, karena jika robeknya tidak teratur maka menjahitnya akan sulit dan hasil jahitannya pun tidak r api.
Tujuan lain episiotomi yaitu mempersingkat waktu ibu dalam mendorong bayinya keluar atau dengan kata lain mempercepat persalinan dengan melebarkan jalan lahir lunak atau mempersingkat kala II
Epistomy juga bertujuan mengurangi tekanan kepala anak sehingga dapat mencegah trauma kepala pada janin akibat jalan lahir yang sempit dan juga mencegah kerusakan pada spintcher ani akibat desakan kepala bayi
Kontra indikasi episiotomi antara lain adalah: Bila persalinan tidak berlangsung pervaginam
Bila terdapat kondisi untuk terjadinya perdarahan yang banyak seperti penyakit kelainan darah maupun terdapatnya varises yang luas pada vulva dan vagina.
Apa saja jenis episiotomi?
Sayatan episiotomi umumnya menggunakan gunting khusus, tetapi dapat juga sayatan dilakukan dengan pisau.
Sebelumnya ada 4 jenis episiotomi berdasarkan arah insisinya yaitu; Episiotomi medialis, Episiotomi mediolateralis, Episiotomi lateralis, dan Insisi Schuchardt. Namun menurut Benson dan Pernoll (2009), sekarang ini hanya ada dua jenis episiotomi yang di gunakan yaitu Episiotomi pada garis tengah (midline epuisiotomy) dan Episiotomi mediolateral
Episiotomi pada garis tengah (midline epuisiotomy) atau median
Sayatan yang di buat di garis tengah, dimana Insisi atau sayatan dimulai dari ujung terbawah introitus vagina atau pada garis tengah komissura posterior sampai batas atas otot- otot sfingter ani (tidak sampai mengenai serabut sfingter ani)
Keuntungan dari episiotomi medialis ini adalah:
Perdarahan yang timbul dari luka episiotomi lebih sedikit oleh karena daerah yang relatif sedikit mengandung pembuluh darah.
Sayatan bersifat simetris dan anatomis sehingga penjahitan kembali lebih mudah dan penyembuhan lebih memuaskan.
Tidak akan mempengaruhi keseimbangan otot dikanan kiri dasar pelvis
Insisi akan lebih mudah sembuh, karena bekas insisi tersebut mudah dirapatkan.
Tidak begitu sakit pada masa nifas yaitu masa setelah melahirkan
Dispareuni jarang terjadi
Kerugiannya adalah terjadi perluasan laserasi ke sfingter ani (laserasi median sfingter ani) sehingga terjadi laserasi perinei tingkat III inkomplet atau laserasi menjangkau hingga rektum (laserasi dinding rektum), sehingga terjadi ruptur perineii komplit yang mengakibatkan kehilangan darah lebih banyak dan lebih sulit dijahit.
Episiotomi mediolateral
Sayatan yang di buat dari garis tengah kesamping menjauhi anus yang sengaja dilakukan menjauhi otot sfingter ani untuk mencegah ruptura perinei tingkat III, dimana insisi dimulai dari ujung terbawah introitus vagina menuju ke belakang dan samping kiri atau kanan ditengah antara spina ischiadica dan anus.
Dilakukan pada ibu yang memiliki perineum pendek, pernah ruptur grade 3, dengan Panjang sayatan kirakira 4 cm dan insisi dibuat pada sudut 45 derajat terhadap forset posterior pada satu sisi kanan atau kiri tergantung pada kebiasaan orang yang melakukannya.
Keuntungan dari epistomi mediolateral adalah Perluasan laserasi akan lebih kecil kemungkinannya mencapai otot sfingter ani dan rektum sehingga dapat mencegah terjadinya laserasi perinei tingkat III ataupun laserasi perineum yang lebih parah yang sampai pada rectum.
Kerugian episiotomi mediolateral
Perdarahan luka lebih banyak oleh karena melibatkan daerah yang banyak pembuluh darahnya. Daerah insisi kaya akan fleksus venosus
Otot-otot perineum terpotong sehingga penjahitan luka lebih sukar dan penyembuhan terasa lebih sakit dan lama
Insisi lateral akan menyebabkan distorsi (penyimpangan) keseimbangan dasar pelvis.
Otot – ototnya agak lebih sulit untuk disatukan secara benar (aposisinya sulit), sehingga terbentuk jaringan parut yang kurang baik
Rasa nyeri pada sepertiga kasus selama beberapa hari dan kadang – kadang diikuti dispareuni (nyeri saat berhubungan)
http://arumwijayanti08.blogspot.com/2012/10/episiotomi.html BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bila seorang ibu bersalin setelah anak lahir mengalami perdarahan, pertama -tama disangka perdarahan tersebut disebabkan oleh retensio plasenta atau plasenta lahir t idak lengkap. Pada keadaan dimana plas enta lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir. Perlukaan ini dapat terjadi karena kesalahan sewaktu memimpin persalinan, pada waktu persalinan operatif melalui vagina seperti ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, embriotomi, atau trauma akibat alat-alat yang dipakai. Selain itu perlukaan pada jalan lahir dapat pula terjadi oleh karena memang disengaja seperti pada ti ndakan episiotomy. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadi robekan perineum yang luas dan dalam dis ertai pinggir yang tidak rata, di mana penyembuhan luka akan lambat atau terganggu.
B.
Tujuan
1. 1.
Mahasiswa mengetahui definisi dari episiotomy,
2.
Mahasiswa mengetahui jenis-jenis episiotomy,
3.
Mahasiswa mengetahui indikasi dilakukannya episiotomy,
4.
Mahasiswa mengetahui kontra indikasi dari episiotomy,
5.
Mahasiswa mengetahui cara melakukan episiotomy,
C.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai definisi episiotomi, jenis-jenis episiotomy, cara melakukan episiotomy, kelebihan dan kekurangan jenis-jenis episiotomy, cara melakukan episiotomy, resiko episiotomy, serta komplikasi yang berhubungan dengan episiotomy. Dan banyak hal lainnya yang akan dibahas mengenai episiotomy. BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi
Episiotomi adalah suatu tindakan operatif berupa sayatan p ada perineum meliputi selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fascia perineum dan kulit depan perineum. Episiotomi adalah insisi dari perineum untuk memudahkan persalinan dan mencegah rupture penrineum totalis (FK UNPAD). Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lender vagina, cicin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum (Ilmu Bedah Kebidanan). Episiotomi membuat luka yang lurus dan rapi, sehingga mudah di jahit dan lebih c epat sembuh daripada ruptura perineum.Mengurangi tekanan kepala pada janin. Mempersingkat k ala II. Episiotomi lateralis dan m ediolateralis mengurangi ruptura perineum totalis B. 1.
Jenis-jenis Episiotomi Episiotomi medialis.
Sayatan dimulai pada garis tengah komissura posterior lurus ke bawah tetapi tidak sampai mengenai serabut sfingter ani. 1.
Episiotomi mediolateralis
Sayatan disini dimulai dari bagian belakang introitus vagina menuju ke arah belakang dan samping. Arah sayatan dapat dilakukan ke arah kanan ataupun kiri, tergantung pada kebiasaan orang yang melakukannya. Panjang sayatan kira-kira 4 cm. 1.
Episiotomi lateralis
Sayatan disini dilakukan ke arah lateral mulai dari kira-kira jam 3 atau 9 menurut arah jarum jam. Episiotomi ini sudah jarang dilakukan, karena banyak menimbulkan komplikasi. C.
Indikasi
Pada janin 1.
Sewaktu melahirkan janin prematur. Tujuannya untuk mencegah terjadinya trauma yang berlebihan pada kepala janin.
2.
Sewaktu melahirkan janin letak sungsang, letak defleksi, janin besar.
3.
Pada keadaan dimana ada indikasi untuk mempersingkat kala II seperti pada gawat janin, tali pusat menumbung.
Pada ibu 1.
Umumnya pada primigravida.
2.
Perineum kaku dan riwayat robekan perineum pada persalinan yang lalu.
3.
Apabila terjadi peregangan perineum yang berlebihan misalnya pada persalinan sungsang, persalinan dengan cunam, ekstraksi vakum dan anak besar.
4.
Arkus pubis yang sempit.
D.
Kontra Indikasi
1.
Bila persalinan tidak berlangsung pervaginam.
2.
Bila terdapat kondisi untuk terjadinya perdarahan yang banyak seperti penyakit kelainan darah maupun terdapatnya varises yang luas pada vulva dan vagina.
E.
Kelebihan dan Kekurangan
1. 1.
Episiotomi Medialis
Kelebihan Perdarahan yang timbul dari luka episiotomi lebih s edikit oleh karena merupakan daerah yang relatif s edikit mengandung pembuluh darah. Kekurangan Dapat terjadi ruptur perinei tingkat III inkomplit (laserasi m.sfingter ani) atau komplit (laserasi dinding rektum). 1.
Episiotomi Mediolateralis
Kelebihan Mencegah ruptura perinei tingkat III. Perdarahan luka lebih banyak oleh karena melibatkan daerah yang banyak pembuluh darahnya. Kekurangan Otot-otot perineum terpotong sehingga penjahitan luka lebih sukar. Penjahitan dilakukan sedemikian rupa sehingga setelah penjahitan selesai hasilnya harus simetris. 1.
Episiotomi Lateralis
Jarang dilakukan karena luka sayatan dapat melebar ke arah dimana t erdapat pembuluh darah pudendal interna, sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang banyak. Selain itu parut yang terjadi dapat menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu penderita. F. 1.
Saat Melakukan Episiotomi Bila episiotomi dilakukan terlalu cepat, maka perdarahan yang timbul dari luka episiotomi bisa terlalu banyak, sedangkan bila episiotomi dilakukan terlalu lambat maka otot-otot dasar panggul sudah sangat teregang sehingga salah satu tujuan episiotomi itu sendiri tidak akan tercapai.
2.
Berdasarkan hal-hal tersebut banyak penulis menganjurkan episiotomi dilakukan pada saat kepala janin sudah terlihat dengan diameter 3 – 4 cm pada waktu his.Pada penggunaan cunam beberapa penulis melakukan episiotomi setelah cunam terpasang tetapi sebelum traksi dilakukan, dengan alasan bahwa bila dilakukan sebelum pemasangan, akan memperbanyak perdarahan serta memperbesar resiko perluasan luka episiotomi yang tidak terkontrol selama pemasangan cunam.
3.
Pada persalinan letak sungsang, episiotomi sebaiknya dilakukan sebelum bokong lahir, dengan demikian luasnya episiotomi dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
G.
Resiko episiotomi
1.
Kehilangan darah yang lebih banyak.
2.
Pembentukan hematoma.
3.
Kemungkinan infeksi lebih besar.
4.
Introitus lebih lebar.
5.
Luka lebih terbuka lagi.
Lapisan yang terinsisi pada tindakan episiotomi adalah :
1.
Dinding posterior lapisan mukosa vagina.
2.
Lapisan kulit perineum serta jaringan subkutisnya.
3.
Muskulus bulbokavernosus.
4.
Muskulus transversus perinei superfisialis.
5.
Muskulus transversus perinei profundus.
6.
Muskulus bulbococcygeus.
Robekan perineum dibagi atas 4 tingkatan :
H.
Tingkat I Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan atau
tanpamengenai kulit perineum.
Tingkat II Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei transversalis tetapi tidak mengenai otot sfingter ani. Tingkat III Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani. Tingkat IV Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rektum. I.
Prosedur Kerja
1. 1.
Mempersiapkan alat
2.
Memberitahukan pada ibu tentang apa yang akan dilakukan dan bantu agar ibu tetap tenang atau merasa tenang.
3.
Melakukan tindakan desinfektan sekitar perineum dan vulva
4.
Anestesi lokal caranya :
a)
Bahan anestesi (lidokain HCL 1% atau xilokain 10 mg/ml)
b)
Tusukkan jarum tepat dibawah kulit perineum pada daerah komisura posterior (fourchette).
c)
Arahkan jarum dengan membuat sudut 45 derajat kesebelah kiri atau kanan garis tengah perineum. Lakukan
aspirasi. d)
Sambil menarik mundur jarum suntik, infiltrasikan 5 – 10 ml lidokain 1%.
e)
Tunggu 1 – 2 menit agar efek anestesi bekerja maksimal sebelum episiotomi dilakukan.
J.
Cara Melakukan Episiotomi
1.
K. 1.
1.
Pegang gunting yang tajam dengan satu tangan.
2.
Letakkan jari telunjuk dan tengah diantara kepala bayi dan perineum, searah dengan rencana sayatan.
3.
Tunggu fase puncak his, kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka diantara jari telunjuk dan tengah.
4.
Gunting perineum, dimulai dari komissura posterior 45 derajat ke lateral (kiri atau kanan).
5.
Lanjutkan pimpinan persalinan.
Penjahitan Episiotomi cuci tangan secara seksama dan gunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril. Ganti sarung tangan jika ada terkontaminasi atau jika tertusuk jarum maupun peralatan tajam lainnya.
2.
pastikan dan bahan-bahan yang digunakan sudah didesinfeksi tingkat tinggi.
3.
setelah memberikan anestesi local dan memastikan bahwa daerah tersebut sudah dianestesi, telusuri dengan hati-hati menggunakan satu jari untuk secara jelas menentukan batas luka. Nilai kedalaman luka dan lapisan jaringan mana yang terluka. Dekatkan tepi laserasi untuk menentukan cara menjahitnya menjadi satu dengan mudah.
4.
buat jahitan pertama kurang lebih 1cm diatas ujung laserasi dibagian dalam vagina. Setelah membuat tusukan pertama, buat ikatan dan potong pendek benang yang lebih pendek dari ikatan.
5.
tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit kebawah kearah cincin hymen.
6.
tepat sebelum cincin hymen, masukkan jarum kedalam mukosa vagina lalu kebawah cincin hymen sampai jarum berada dibawah laserasi. Periksa kebagian antara jarum diperineum dan bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum kepuncak luka.
7.
teruskan kearah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur hingga mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan jarak tiap jahitan sama dan otot yang terluka telah dijahit. Jika laserasi meluas kedalam otot, mungkin perlu satu atau dua lapisan jahitan terputus-putus untuk menghentikan perdarahan dan mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.
8.
setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum keatas dan teruskan penjahitan menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subkutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapis kedua.Periksa lubang bekas jarum tetap terbuka berukuran 0,5 cm a tau kurang. Luka akan menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan.
9.
tusukkan jarum dari robekan perineum kedalam vagina. Jarum harus keluar dari belakang cincin hymen.
10. ikat benang dengan membuat simpul didalam vagina.potong ujung benang dan sisakan sekitar 1,5cm. Jika ujung benang dipotong terlalu pendek , simpul akan longgar dan laserasi akan membuka. 11. ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan tidak ada kasa taau peralatan yang tertinggal didalam. 12. dengan lembut masukkan jari paling kecil kedam anus, raba apa ada jahitan pada rectum. Jika teraba ada jahitan ulangi pemeriksaan rectum 6 minggu pascapersalinan, jika penyembuhan belum sempurna, segera rujuk. 13. 13. cuci genetalia dengan lembut dengan sabun dan air desinfeksi tingkat tinggi. Bantu ibu mencari posisi yang lebih nyaman . 14. nasehati ibu untuk
a. menjaga perineumnya selalu bersih dan kering b. hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineum c. cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir tiga sampai empat kali per hari kembali dalam seminggu untuk memeriksakan penyembuhan lukanya. Ibu kembali lebih awal jika mengalami demam atau mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari daerah luka atau daerah tersebut menjadi lebih nyeri. 15.
Komplikasi
1. 1.
Nyeri post partum dan dyspareunia.
2.
Rasa nyeri setelah melahirkan lebih sering dirasakan pada pasien bekas episiotomi, garis jahitan (sutura) episiotomi lebih menyebabkan rasa sakit. Jaringan parut yang terjadi pada bekas luka episiotomi dapat menyebabkan dyspareunia apabila jahitannya terlalu erat.
3.
Nyeri pada saat menstruasi pada bekas episiotomi dan terabanya massa .
4.
Trauma perineum posterior berat.
5.
Trauma perineum anterior
6.
Cedera dasar panggul dan inkontinensia urin dan feses
7.
Infeksi bekas episiotomi, Infeksi lokal sekitar kulit dan fasia superfisial akan mudah timbul pada bekas insisi episiotomi.
8.
Gangguan dalam hubungan seksual, Jika jahitan yang tidak cukup erat, menyebabkan akan menjadi kendur dan mengurangi rasa nikmat untuk kedua pasangan saat melakukan hubungan seksual.
BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan
Episiotomi adalah suatu tindakan operatif berupa sayatan p ada perineum meliputi selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fascia perineum dan kulit depan perineum. Jenis-jenis episiotomi ialah : 1.
Episiotomi medialis.
2.
Episiotomi mediolateralis.
3.
Episiotomi lateralis.
Komplikasi yang dapat terjadi pada episiotomi ialah : 1.
Nyeri pada saat menstruasi pada bekas episiotomi dan terabanya massa .
2.
B.
Trauma perineum posterior berat. 1.
Trauma perineum anterior
2.
Cedera dasar panggul dan inkontinensia urin dan feses
Saran
Setelah membaca makalah ini kami berharap agar pembaca lebih memahami tentang episiotomi sehingga dapat menambah wawasan bagi pembaca dan pembaca dapat m engetahui bagaimana cara melakukan penaganan episiotomi serta indikasi nya. DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2007. Bagian Obsgyn FK Univ. Padjadjaran. Obstetri Fisiologi. Eleman. Bandung. 1983 Kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/episiotomy