BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dislokasi atau luksasio luksasio adalah kehilangan hubungan yang normal antara antara kedua permukaan sendi secara komplet / lengkap ( Jeffrey. 1999) 1999) terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi, Dislokasi ini dapat hanya hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain : sendi rahangnya telah mengalami dislokasi. Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi s endi pinggul (paha). Karena terpeleset te rpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi. Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan me lindungin beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak t engkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menye diakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh karena fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang. Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehinggaTulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).
1
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
B. Rumusan Masalah 1. Konsep Medis a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dislokasi? b. Jelaskan anatomi dan fisiologi dislokasi? c. Jelaskan klasifikasi dislokasi? d. Jelaskan etiologi dislokasi? e. Jelaskan patofisiologi dislokasi? f. Jelaskan manifestasi klinis dislokasi? g. Bagaimana pemeriksaan diagnosatik dislokasi? h. Apa komplikasi dislokasi? i. Jelaskan penatalaksanaan dislokasi? 2. Konsep Keperawatan a. Jelaskan pengkajian dislokasi? b. Apa diagnosa keperawatan dislokasi? c. Bagaimana intervensi keperawatan dislokasi? d. Bagaimana implementasi keperawatan dislokasi? e. Bagaimana evaluasi keperawatan dislokasi? C. Tujuan Penulis 1. Konsep Medis a. Untuk mengetahui definisi dislokasi. b. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dislokasi. c. Untuk mengetahui klasifikasi dislokasi. d. Untuk mengetahui etiologi dislokasi. e. Untuk mengetahui patofisiologi dislokasi. f. Untuk mengetahui manifestasi klinis dislokasi. g. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnosatik dislokasi. h. Untuk mengetahui komplikasi dislokasi. i. Jelaskan penatalaksanaan dislokasi 2. Konsep Keperawatan a. Untuk mengetahui pengkajian dislokasi. b. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan dislokasi. c. Untuk mengetahui intervensi keperawatan dislokasi. d. Untuk mengetahui implementasi keperawatan dislokasi. e. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan dislokasi.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB II PEMBAHASAN I.
Konsep Medis A. Pengertian Dislokasi Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain : Sendi rahangnya telah mengalami dislokasi (Taqiyyah dan Mohammad, 2013). Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi (Taqiyyah dan Mohammad, 2013). Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan, secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner & Suddarth)Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.(Arif Mansyur, dkk. 2000). Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi.( Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138). Berpindahnya ujung tulang patah, karena tonus otot, kontraksi cedera dan tarikan Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi sering di temukan pada orang dewasas dan jarang di temukan pada anak-anak, biasanya klien jatuh dengan ekerasa dalam keadaan tangan out stretched. Bagian distal humerus terdorong ke depan melalui kapsul anterior .misalkan oada radius dan ulna mengalami dislokasi pada posterior oleh karna itu brakhialis yang mengalmi robekan pada proseus karanoid . B. Anatomi Fisologi a. Histologi Tulang Secara histologinya, pertumbuhan tulang di bagi dalam 2 jenis (Arif Musstaqin, 2008) yaitu : 1. Tulang Imatur, terbentuk pada perkembangan emrional dan tidak terlihat lagi pada usia satu sa tu tahun. Tulang imatur mengandung jaringan kolagen. 2. Tulang Matur, ada 2 jenis yaitu tulang kortikal dan tulang trabekular.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
b. Komponen Penyusun Tulang Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun atas tiga jenis sel : 1. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe 1 dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. osifi kasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas menyekresi sejumlah besar fosfatase alkali yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang. Sebagai fosfatase dari alkali akan memasuki aliran darah sehingga kadar fosfatase alkali dalam darah dapat menjadi indicator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang. 2. Osteosit adalah sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. 3. Osteoklas adalah sel besar yang berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang diabsorpsi. Tidak seperti osteoblast dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel ini menghasilkan proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam aliran darah (Arif Mustaqqin, 2008). c. Fungsi Utama Tulang Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai fungsi utama yaitu : 1. Membentuk rangka badan 2. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot 3. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alatalat dalam (seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung, dan paru paru). 4. Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, fosfat, magnesium, dan garam. 5. Ruang ditengah tulang tertentu sebagai organ yang mempunyai fungsi tambahan lain, yaitu sebagai jaringan hemopoletik untuk memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (Arif Mustaqqin, 2008) D. Klasifikasi Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Dislokasi Kongenital Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan. 2. Dislokasi Patologik Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3. Dislokasi Traumatic Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi menjadi : a. Dislokasi Akut Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi. b. Dislokasi Berulang Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint. Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang/ fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan. E. Etiologi Dislokasi disebabkan oleh : 1. Cedera Olahraga Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olahraga yang berisiko jatuh misalnya : Terperosok akibat bermain ski, senamm, voli. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain. 2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga. Benturan keras pada sendi saat kecelakan motor biasanya menyebabkan dislokasi. 3. Terjatuh Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin. 4. Patologis Terjadinya Tear ligament dan kapsul artikuler yang merupakan komponen Terjadinya vital penhubung tulang. F. Patofisiologi Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan. Humerus terdorong kedepan, merobek kapsul atau menyebakan tepi glenoid teravulsi. Kadangkadang bagian posterolateral kaput hancur. Mesti jarang prosesus akromium dapat mengungkit kaput kebawah dan menimbulkan luksasio erekta (dengan tangan mengarah) ; tengan ini hampir selalu jatuh membawa kaput ke posisi bawah karakoid) (Taqiyyah dan Mohammad, 2013).
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
G. Manifestasi Manifestasi Klinis Nyeri terasa hebat .Pasien menyokong lengan itu dengan dengan tangan sebelahnya dan segan menerima pemeriksaan apa saja .Garis gambar lateral bahu dapat rata dan ,kalau pasien tak terlalu berotot suatu tonjolan dapat diraba tepat di bawah klavikula. 1. Deformitas pada persendiaan Kalau sebuah tulang diraba secara sering akan terdapat suatu celah. 2. Gangguan gerakan Otot-otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut. 3. Pembengkakan Pembengkakan ini dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi deformitas. 4. Rasa nyeri sering terdapat pada dislokasi Sendi bahu, sendi siku, metakarpal phalangeal dan sendi pangkal paha servikal. 5. Kekakuan. H. Pemeriksaan Diagnosatik Dengan cara pemeriksaan sinar-X (Pemeriksaan X-Rays) pada bagian anteroposterior akan memperlihankan bayangan yang tumpang-tindih antar kapit humerus dan fossa Glenoid. Kaput biasanya terletak dibawah dan melalui terhadap mengkuk sendi. I. Penatalaksanaan 1. Dislokasi Reduksi : dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat. 2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi. 3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil. 4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 34X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi 5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan. J. Komplikasi a. Cedera Saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut b. Cedera Pembuluh Darah : Arteri aksilla dapat rusak c. Fraktur Disloksi Komplikasi lanjut. 1. Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
II.
2. Dislokasi yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid. 3. Kelemahan otot. Konsep Keperawatan A. Pengkajian 1. Anamnesis a. Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,asuransi golongan darah ,nomor registrasi , tanggal dan jam masuk rumah sakit, (MRS), dan diagnosis medis. Dengan fokus ,meliputi : 1) Umur , pada pasien lansia terjadi pengerasan tendon tulang sehingga menyebabkan fungsi tubuh bekerja secara kurang normal dan dislokasi cenderung terjadi pada orang dewasa dari pada anakanak , biasanya klien jatuh dengan keras dalam keadaan strecth out. 2) Pekerjaan, Pada pasien dislokasi biasanya di akibatkan oleh kecelkaan yang mengakibatkan trauma atau ruda paksa, biasaya terjadi pada klien yang mempunyai pekrjaan buruh bangunan. Seperti terjatuh , atupun kecelakaan di tempat kerja , kecelakaan industri dan atlit olahraga, seperti pemain basket , sepak bola bola dll. 3) Jenis kelamin, Dislokasi lebih sering di temukan pada anak laki – laki dari pada permpuan karna cenderung dari segi aktivitas yang berbeda . b. Keluhan utama Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri, kelemahan dan kelumpuhan, ekstermitas, nyeri tekan otot, dan deformitas pada daerah trauma,untuk mendapatkan pengkajian yang lengkap mengenai nyeri klien dapat menggunakan metode PQRS. c. Riwayat penyakit sekarang Kaji adanya riwayat trauma akibat kecelakaan pada lalu lintas
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
e. Pengkajian Psikososial dan Spiritual Kaji bagaimana pola interaksi klien klien terhadap orang – orang disekitarnya seperti hubungannya dengan keluarga, teman dekat, dokter, maupun dengan perawat. 2. Pemeriksaan Fisik Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan klien pemekrisaan fisik sangat berguna untuk mendukung pengkajian anamnesis sebaiknya dilakukan persistem B1-B6 dengan fokus pemeriksaan B3( brain ) dan B6 (bone) a. Keadaan Umum Klien yang yang mengalami cedera pada umumnya tidak mengalami penurunan kesadaran ,periksa adanya perubahan p erubahan tanda-tanda vital ,yang meliputi brikardia, hipotensi dan tanda-tanda neurogenik syok. 1. B3 ( brain) a) Tingkat kesedaran pada pasien yang mengalami dislokasi adalah kompos mentis. b) Pemeriksaan fungsi selebral Status mental : Observasi penampilan ,tingkah laku gaya bicara, ekspresi wajah aktivitas motorik klien. c) Pemeriksaan saraf kranial. d) Pemeriksaan refleks .pada pemeriksaan refleks dalam ,reflecs achiles menghilang dan refleks patela biasanya meleamh karna otot hamstring melemah 2. B6 (Bone) a) Paralisis motorik ekstermitas terjadi apabila trauma juga mengompresi sekrum gejala gangguan motorik juga sesuai dengan distribusi segmental dan saraf yang terken. b) Look, pada insfeksi parienum biasanya di dapatkan adanya pendarahan ,pembengkakakn dan deformitas c) Fell, kaji adanya derajat ketidakstabilan daerah trauma dengan palpasi pada ramus dan simfisi fubis.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
C. Intervensi Keperawatan No 1.
Diagnosa Keperawatan Keperawatan Domain : 12 (kenyamanan) (kenyamanan) Kelas : 1 (Kenyamanan Fisik) Kode : 00132 Halaman : 469 Diagnosa : Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera fisik (misalnya mengangkat berat dan olahraga berlebihan).
NOC Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka di harapkan nyeri berkurang/terkontrol berkurang/terkontrol dengan indikator : 1. Pasien dapat mengenali kapan nyeri terjadi. 2. Pasien dapat menggambarkan faktor penyebab nyeri. nyeri. 3. Pasien dapat menggunakan tindakan pencegahan. 4. Menggunakan analgesic yang direkomendasikan. direkomendasikan. 5. Pasien melaporkan nyerinya terkontrol.
NIC Manajemen Nyeri : 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, kualitas, intensitas atau beratnya yeri dan factor pencetus. 2. Pastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakukan dengan pemantauan yang yang ketat. 3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman pengalaman nyeri dan sampaikan penerumaan pasien terhadap terhadap nyeri. 4. Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap terhadap nyeri 5. Ajarkan prinsip prinsip manajemen manajemen nyeri 6. Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri ketika memilih strategi penurunan nyeri nyeri 7. Berikan individu penurun nyeri yang optimal dengan peresepan analgesic. analgesic. 8. Dorong pasien untuk
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
gangguan muskuloskeletal, 5. Berjalan baik. kaku sendi dan pergerakan.
3.
Domain : 11 (keamanan/ (keamanan/
Setelah dilakukan tindakan
pergerakan sendi. 3. Monitor lokasi dan kecenderugan adanya nyeri dan ketidaknyamanan selama pergerakan atau aktivitas. 4. Pakaikan baju yang tidak menghambat pergerakan pasien. 5. Lindungi pasien dari trauma selama latihan. 6. Bantu pasien mendapatkan posisi tubuh yang optimal untuk pengerakan sendi pasif maupun aktif. 7. Lakukan latihan ROM pasif atau ROM dengan bantuan, sesuai sesuai indikasi. 8. Bantu untuk melakukan pergerakan sendi yang ritmis dan teratur sesuai kadar nyeri yang bisa ditoleransi, ketahanan dan pergerakan sendi. 1. Monitor ketat area yang
perlindungan)
keperawatan selama 3x24 jam
mengalami kemerahan
Kelas : 2 (cedera fisik)
maka
Kode : 00046
menunjukkan
Halaman : 425
diharapkan
dapat
kulit
seperti
penyembuhan penyembuhan dan komplikasi
pelembab
atau penyerap
Diagnosa : Kerusakan Kerusakan
dengan indicator :
cairan, untuk mengatasi
integritas kulit berhubungan berhubungan
1. Tidak terdapat ruam kulit
basah berlebih berlebih
dengan dislokasi.
peningkatkan
2. Berikan perlindungan pada
setempat (local)
3. Lembabkan
kulit
krim
yang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
4.
Domain 11 :
Setelah dilakukan tindakan
Kontrol infeksi
(Keamanan/perlindungan)
keperawatan selama 3x24
1. Bersihkan
Kelas : 1 (Infeksi)
jam, diharapkan diharapkan status
dengan
Kode. 00004
imunitas meningkat dengan
lingkungan aseptik yang
Diagnosa :
kriteria hasil:
optimal.
Risiko infeksi
1. Integritas kulit normal 2. Suhu tubuh dalam batas normal 3. Skrining untuk infeksi bejalan dengan dengan baik.
lingkungan
baik
dan
jaga
2. Tempatkan isolasi sesuai tindakan pencegahan yang sesuai. 3. Anjurkan
pasien
dan
keluarga mengenai teknik mencuci
tangan
dengan
tepat. 4. Gosok kulit pasien dengan agen
anttibakteri
yang
sesuai. 5. Anjrkan
pasien
meminum
untuk
antibiotik
seperti yang diresepkan. Perlindungan Infeksi 1. Monitor
tanda-tanda
sistemik dan lokal dan gejala infeksi. 2. Pertahankan Pertahankan teknik isolasi. 3. Ajarkan keluarga
pasien
dan
bagaimana
menghindari infeksi,
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
D. Implementasi Implementasi Keperawatan
Implementasi
keperawatan
merupakan
proses
keperawatan
dengan
melaksanakan berbagai strategi tindakan keperawatan yang telah direncanakan. E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan suatu aktifitas yang direncanakan, terus menerus, aktifitas yang disengaja yaitu klien, keluarga, perawat dan petugas kesehatan lain menentukan kemajuan klien terhadap outcome yang outcome yang dicapai dan keefektifan dari rencana asuhan keperawatan.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Terlepasnya jaringan kompresi dari kesatuan Struktur sendi dan ligamen Penguatan jaringan yang terdorong kedepan Merobek atau menyebabkan glenoid teravulasi Tulang berpindah dari posisi normal (Dislokasi)
Deformitas
Hambatan Mobilitas Fisik
N eri Ak Akut
Perubahan jaringan jaringan sekitar sendi
Laserasi kulit
Kerusakan Integritas kulit Resiko Infeksi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi. Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Doengoes, Mariliynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC Muttaqin.A. (2008). Asuhan (2008). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Gangguan Sistem Muskuloskletal , Jakarta : EGC Bararah, Tagiyyah dan Mohammad Jauhar. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Lengkap Menjadi Perawat Profesional, Jilid 2. 2 . Jakarta : Prestasi Pustaka http://www.slideshare.net/ardiartana/savedfiles?s_title=askepdislokasi&user_login=septianraha. Diakses dislokasi&user_login=septianraha. Diakses pada tanggal 25 Juli 2018.