BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Belakang Belakang
Sema Semaki kin n bany banyak ak oran orang g yang yang mela melaku kuka kan n olah olahrag ragaa rekr rekreas easio iona nall dapa dapatt mendor mendorong ong dirinya dirinya sendir sendirii diluar diluar batas batas kondis kondisii fisikny fisiknyaa dan terjadi terjadi lah cedera cedera olahraga. olahraga. Cedera terhadap terhadap sistem mukoluskletal mukoluskletal dapat bersifat bersifat akut (sprain, strain, dislok dislokasi, asi, fraktur fraktur)) atau atau sebaga sebagaii akibat akibat penggu penggunaa naan n berleb berlebiha ihan n secara secara bertah bertahap ap (kondromalasia, tendinitis, fraktur sterss). Atlet profesional juga rentan terhadap cedera, meskipun latihan mereka disupervisi ketat untuk meminimalkan terjadinya cede cedera ra.. Nam Namun seri serin ng kali ali atle atlett ters terseb ebut ut jug juga dap dapat men mengala galami mi cede cedera ra muskoluskletal, salah satunya adalah dislokasi. islok islokasi asi atau atau kesele keseleo o merupa merupakan kan cedera cedera umum umum yang yang dapat dapat menyer menyerang ang siapa saja, tetapi lebih mungkin terjadi pada individu yang terlibat dengan olahraga, aktivitas berulang, dan kegiatan dengan resiko tinggi untuk kecelakaan. !etika terluka terluka ligamen, ligamen, otot atau tendon mungkin rusak, atau terkilir yang mengacu pada liga ligame men n yang yang cede cedera ra,, liga ligame men n adal adalah ah pita pita sedi sediki kitt elas elasti tiss jari jaring ngan an yang yang meng menghu hubu bung ngka kan n
tula tulang ng
pada pada
send sendi, i,
menj menjag agaa
tula tulang ng
dite ditemp mpat at
seme sement ntar araa
memu memung ngkin kinka kan n gerak gerakan an.. ala alam m kond kondis isii ini, ini, satu satu atau atau lebih lebih ligam ligamen en yang yang direga diregangk ngkan an atau robek. robek. "ejalan "ejalanya ya melipu meliputi ti nyeri, nyeri, bengka bengkak, k, memar memar,, dan tidak tidak mampu bergerak. islokasi biasanya terjadi pada jari#jari, pergelangan kaki, dan lutut. $ila kekurangan ligamen mayor, sendi menjadi tidak stabil dan mungkin diperlukan perbaikan bedah. islokasi islokasi atau luksasio luksasio adalah kehilangan kehilangan hubung hubungan an yang normal normal antara kedua permukaan sendi secara komplet % lengkap ( &effrey m.spivak et al ,') terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan kesatuan sendi, dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahang rahangnya nya terlepa terlepass dari dari tempat tempatnya nya.. engan engan kata kata lain, lain, sendi sendi rahang rahangnya nya telah telah mengalami dislokasi.
'
islokasi yang sering terjadi pada olahragaan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). !arena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menj menjad adii macet macet.. Sela Selain in macet macet,, juga juga tera terasa sa nyer nyeri. i. Sebu Sebuah ah sendi sendi yang yang pern pernah ah mengalami mengalami dislokasi, dislokasi, ligamen#ligam ligamen#ligamennya ennya biasanya biasanya menjadi menjadi kendor kendor.. Akibatnya, Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi. Skel Skelet et atau atau kera kerang ngka ka adala adalah h rangk rangkaia aian n tula tulang ng yang yang mend menduk ukun ung g dan dan melin melindu dung ngii bebe beberap rapaa orga organ n luna lunak, k, teru terutam tamaa dala dalam m teng tengko korak rak dan dan pang panggu gul. l. !erang !erangka ka juga juga berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii alat alat ungkit ungkit pada pada geraka gerakan n dan menyed menyediak iakan an permukaan untuk kaitan otot#otot kerangka. *leh karena fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang. isl islok okas asii terj terjad adii saat saat liga ligarn rnen en rnam rnambe beri rika kan n jala jalan n sede sedemi miki kian an rupa rupa sehingga+ulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. islokasi dapat disebabkan disebabkan oleh oleh faktor penyakit penyakit atau trauma karena karena dapatan dapatan (acuired) (acuired) atau karena sejak lahir (kongenital).
B. Rumusan Rumusan Masalah Masalah '. Apa yang yang disebut disebut dengan dengan dislokasi dislokasi . Apa penyebab penyebab terjadinya terjadinya disloka dislokasi si /. Apa jenis#jenis jenis#jenis dislokasi dislokasi sendi 0. $agaimana $agaimana manifestasi manifestasi klinis klinis dari disloka dislokasi si 1. 2enjelaskan 2enjelaskan anatomi anatomi fisiologi fisiologi disloaksi disloaksi 3. 2enjelaskan 2enjelaskan patofisiolog patofisiologii dislokasi dislokasi 4. $agaima $agaimana na pathay pathay dislo dislokas kasii 5. $agaimana $agaimana penatalaksana penatalaksanaan an dislokas dislokasii . 2enjelaskan 2enjelaskan komplikasi komplikasi dislokasi dislokasi '6. $agaimana askep teoritis dislokasi -
C. Tujuan ujuan Makalah '. 7ntuk mengetah tahui definisi dislo slokas kasi . 7ntuk mengetah tahui etiologi dislokasi /. 7ntu ntuk men menge geta tah hui jeni jenis# s#je jeni niss dis dislo lok kasi asi sen sendi di 0. 7ntu 7ntuk k meng menget etah ahui ui bag bagai aima mana na man manif ifes esta tasi si kli klini niss dari dari dis dislo loka kasi si 1. 7ntu ntuk men menge geta tah hui anat anatom omii fis fisio iolo logi gi disl disloa oak ksi 3. 7ntu 7ntuk k meng menget etah ahui ui pato patofi fisi siol olog ogii dan dan path patha ay y disl dislok okas asii 4. 7ntu ntuk men mengeta getah hui pen penatal atalak aksa san naan aan dislo isloka kasi si 5. 7ntuk me mengetah tahui ko komplikasi di dislo slokasi . 7ntuk me mengetah tahui as askep te teorit ritis di dislo slokas
'6. BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
islokasi adalah cedera struktur ligameno di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau memutar % keadaan dimana tulang#tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan, secara anatomis (tulang lepas dari sendi). ($runner 8 Suddarth. 66). islokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif 2ansyur, 666). islokasi merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen penyangga yang mengelilingi sebuah sendi. $iasanya kondisi ini terjadi sesudah gerakan memuntuir yang tajam (!oalak, 6''). islokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. islokasi ini terdapat hanya kepada komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
B. Etilgi '. 7mur
9aktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi kekuatan serta kekenyalan jaringan. 2isalnya pada umur /6# 06 tahun kekuatan otot akan relative menurun. :lastisitas tendon dan ligamen menurun pada usia /6 tahun. .
+erjatuh atau kecelakan islokasi dapat terjadi apabila terjadi kecelakan atau terjatuh sehingga
lutut mengalami dislokasi. /.
;ukulan islokasi lutut dapat terjadi apabila mendapat pukulan pada bagian
lututnya dan menyebabkan dislokasi. 0.
+idak melakukan pemanasan ;ada atlet olahraga sering terjadi keseleo karena kurangnya pemanasan. /
1.
$enturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan
dislokasi. 3.
Cedera olahraga. ;emain basket dan kiper pemain sepak
bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari#jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain. 4. +erjatuh. +erjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin. 5. !ongenital < +erjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
C. !enis"jenis Dislkasi Sen#i islokasi sendi dapat dibedakan sebagai berikut< a. islokasi kongenital +erjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan b. islokasi patologik +erjadi akibat penyakit sendi dan jaringan sekitar sendi. 2isalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. =al ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang. c. islokasi traumatic !edaruratan orteoprodi( pasokan darh, susunan saraf rusuk dan mengalami stres berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat edema (karena mengalami pengerasan) terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekelilingnya dan merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan sistem vaskular. !ebanyakan terjadi pada orang deasa. $erdasarkan tipe kliniknya dibagi sebagai berikut< a.
islokasi akut 7mumnya terjadi pada shoulder, elbo, dan hip serta disertai nyeri akut
dan pembengkakan disekitar sendi b. islokasi berulang &ika suatu trauma dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. 7mumnya terjadi pada shoulder joint. islokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang yang disebabkan berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus%kontraksi otot dan tarikan. $erdasarkan tempaat terjadiny a.
islokasi sendi rahang
0
islokasi sendi rahang dapat terjadi karena menguap%terlalu lebar serta terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya penderita tidak dapat menutup mulutnya kembali b. islokasi sendi bahu ;ergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral berada dianteriordan medial glenoid (dislokasi anterior), di posteroir (dislokasi posterior), dan baah glenoid (dislokasi inferior). c. islokasi sendi siku 2ekanisme cideranya biasanya
jatuh
pada
tangan yang
dapat
menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan siku jelas berubah bentuk dengan kerusakan sambungan tonjolan#tonjolan tulang siku. d. islokasi sendi jari Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami dislokasi kearah telapak tangan % punggung tangan. e. islokasi sendi metacarpophalangeal dan interphalangeal 2erupakan dislokasi yang disebabkan oleh hiperektensi#ekstensi persendian f. islokasi panggul $ergesernya caput femur dari sendi panggul, berada diposterior dan atas acetabulum (dislokasi posterior), dianterior acetabulum(dislokasi anterior), dan caput femur menembus acetabulum(dislokasi sentra) g. islokasi patella islokasi patella paling sering terjadi kearah lateral. >eduksi dicapai dengan memberikan tekanan kearah medial pada sisi lateral patella sambil mengekstensikan lutut perlahan#lahan. Apabila dislokasi dilakukan berulang# ulang diperlukan stabilisasi secara bedah. islokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang%fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus%kontraksi otot dan tarikan.
D.
'. . /. 0. 1. 3. 4.
Mani$estasi %linis Adanya bengkak % oedema 2engalami keterbatasan gerak Adanya spasme otot(kekauan otot) Nyeri lokal (khususnya pada saat menggerakkan sendi) ;embengkakan dan rasa hangat akibat inflamasi "angguan mobilitas akibat rasa nyeri ;erubahan arna kulit akibat ekstravasasi darah ke
dalam jaringan sekitarnya (tampak kemerahan). 1
5. . '6. ''.
;erubahan kontur sendi ;erubahan panjang ekstremitas !ehilangan mobilitas normal ;erubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
E.
ANAT&MI ' (ISI&L&)I
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus pergerakan. !omponen utama sistem meskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sitem ini terdiri atas tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, dan jaringan khusus yang menghubungkan struktur#struktur ini. Secara garis besar, tulang dibagi menjadi enam < '. +ulang panjang < misalnya femur, tibia, fibula, ulna, dan humerus. idaerah ini sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit karena daerah ini merupakan daerah metabolik yang aktif dan banyak mengandung pembuluh darah. . /. 0. 1. 3.
+ulang pendek < misalnya tulang#tulang karpal. +ulang pipih < misalnya tulang parietal, iga, skapula dan pelvis. +ulang tak beraturan < misalnya tulang vertebra. +ulang sesamoid < misalnya tulang patela +ulang sutura < ada di atap tengkorak.
=istologi tulang < '.
+ulang imatur < terbentuknya pada perkembangan embrional dan tidak
terlihat lagi pada usia ' tahun. +ulang imatur mengandung jaringan kolagen.
3
.
+ulang matur < ada dua jenis, yaitu tulang kortikal (compact bone) dan
tulang trabekular (spongiosa). Secara histologi, perbedaan tulang matur dan imatur terutama dalam jumlah sel, dan jaringan kolagen.
(isilgi sel tulang
+ulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel < osteoblas, osteosit, osteoklas. '.
*steoblas, membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe ? dan
proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. . *steosit, sel tulang deasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiai melalui tulang yang padat. /. *steoklas, sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi. +idak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel ini menghasilkan en@im proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam aliran darah. alam keadaan normal, tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada suatu tingkat yang konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak#kanak yang lebih banyak terjadi pembentukan dari pada absorpsi tulang. ;roses ini penting untuk fungsi normal tulang. !eadaan ini membuat tulang dapat berespons terhadap tekanan yang meningkat dan mencegah terjadi patah tulang.
4
$entuk tulang dapat disesuaikan untuk menanggung kekuatan mekanis yang semakin meningkat. ;erubahan membantu mempertahankan kekuatan tulang pada proses penuaan. 2atriks organi yang sudah tua berdegenerasi sehingga membuat tulang relatif menjadi lemah dan rapuh. ;embentukan tulang yang baru memerlukan matriks organik baru sehingga memberi tambahan kekuatan pada tulang. 2etabolisme tulang diatur oleh beberapa hormon. ;eningkatan kadar hormon paratiroid mempunyai efek langsung dan segera pada mineral tulang yang menyebabkan kalsium dan fosfat diabsorpsi dan bergerak memasuki serum. ;eningkatan kadar hormon paratiroid secara perlahan meneyebabkan peningkatan jumlah dan aktivitas osteklas sehingga terjadi demineralisasi. 2etabaolisme kalsium dan fosfat sangat berkaitan erat. +ulang mengandung dari seluruh kalsium tubuh dan 6 dari seluruh fosfat tubuh. Bitamin memengaruhi deposisi dan absorpsi tulang. Bitamin dalam jumlah besar dapat menyebabkan absropsi tulang seperti yang terlihat pada kadar hormon paratiroid yang tinggi. $ila tidak ada vitamin , hormon paratiroid tidak akan menyebabkan absorpsi tulang. Bitamin dalam jumlah yang sedikit membantu klasifikasi tulang, antara lain dengan meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat oleh usus halus.
Anatmi Sen#i
5
Sendi adalah tempat pertemuan dua tulang atau lebih. +ulang#tulang ini dipadukan dengan berbagai cara,misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia, atau otot. Ada / tipe sendi sebagai berikut < '.
Sendi fibrosa (sinartrodial),merupakan sendi yang tidak dapat bergerak.
Sendi fibrosa tidak memiliki lapisan tulang raan. +ulang yang satu dengan tulang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. . Sendi kartilaginosa (amfiartrodia), merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak. Sendi kartilaginosa adalah sendi yang ujung#ujung tulangnya dibungkus oleh tulang raan hialin, disokong oleh ligamen, dan hanya dapat sedikit bergerak. /. Sendi sinovial (diartrodial), merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan bebas. Sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi tulang raan hialin. !apsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak, serta sinovium yang membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh sendi dan membungkus tendon#tendon yang melintasi sendi. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovial normalnya bening , tidak membeku, dan tidak berarna, jumlah yang ditimbulkan dalam tiap#tiap sendi relatif kecil ('#/ml). +ulang raan sendi pada orang deasa tidak mendapat aliran darah, limfe,atau persarafan. *ksigen dan bahan#bahan metabolisme lain dibaa oleh cairan sendi yang membasahi tulang raan tersebut. ;erubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah.beberapa kolagen baru pada tahap ini mulai membentuk kolagen tipe satu yang lebih fibrosa. ;roteoglikan dapat kehilangan sebagian kemampuan hidrofiliknya.
;erubahan
ini
berarti
tulang
raan
akan
kehilangan
kemampuannya untuk menahan kerusakan bila diberi beban berat. Aliran darah kesendi banyak yang menuju sinovium. ;embuluh darah mulai masuk melalui tulang subkondral pada tingkat tepi kapsul. åan kapiler sangat tebal dibagian sinovium yang menempel langsung pada ruang sendi. =al ini memungkinkan bahan#bahan didalam plasma berdifusi dengan mudah kedalam ruang sendi. ;roses peradangan dapat sangat menonjol
disinovium karena didaerah tersebut banyak mendapat aliran darah dan juga terdapat banyak sel mast dan sel lain serta @at kimia yang secara dinamis berinteraksi untuk merangsang dan memperkuat respon peradangan. åan yang ditemukan pada sendi dan daerah yang berdekatan terutama adalah jaringan penyambung yang tersusun dari sel#sel dan substansi dasar. ua macam sel yang ditemukan pada jaringan penyambung adalah sel#sel yang tidak dibuat dan tetap berada pada jaringan penyambung ( seperti sel mast, sel palsma, limfosit, monosit, dan leukosit polimorfonuklear). Serat# serat yang terdapat pada substansi dasar adalah kolagen dan elastin. !olagen dapat dipecahkan oleh kerja kolagenase. Serat#serat elastin memiliki sifat elastis, serat ini terdapat dalam ligamen, dinding pembuluh darah besar, dan kulit. :lastin dipecahkan oleh en@im yang disebut elastase.
(. Pat$isilgi
;enyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. ari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. ari / hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. islokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. an yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. ari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi. Adanya tekanan eksternal yang berlebih menyebabkan suatu masalah yang disebut dengan dislokasi yang terutama terjadi pada ligamen. igamen akan mengalami kerusakan serabut dari rusaknya serabut yang ringan maupun total ligamen akan mengalami robek dan ligamen yang robek akan kehilangan kemampuan stabilitasnya. =al tersebut akan membuat pembuluh darah akan terputus dan terjadilah edema. Sendi mengalami nyeri dan gerakan sendi terasa sangat nyeri. erajat disabilitas dan nyeri terus meningkat selama sampai / jam setelah
cedera
akibat
membengkak
dan
pendarahan
menimbulkan masalah yang disebut dengan dislokasi.
'6
yang
terjadi
maka
Path*a+
:tiologi
Cedera olahraga
+rauma kecelakaan
+erlepasnya kompresi jar. +ulang dari kesatuan sendi 2erusak struktur sendi, ligamen !ompresi jaringan tulang yg terdorong ke depan 2erobek kapsul%menyebabkan tepi glenoid teravulsi igamen memberikan jalan +lg. $erpindah dari posisi yg normal dislokasi
radang !etidakmampuan mengunyah
Cedera jar.lunak Spasme otot ''
ekstremitas Ham,atan m,ilitas $isik
%eti#ak seim,angan
N+eri akut
nutrisi kurang #ari ke,utuhan tu,uh ).
Penatalaksanaan
;enatalaksanaan keperaatan ;enatalaksanaan keperaatan dapat dilakukan dengan >?C:. >< >est D iistirahatkan adalah pertolongan pertama yang
a.
penting untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut. ? < ?ce D +erapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan
meredakan rasa nyeri. C< Compression D 2embalut gunanya membantu mengurangi
pembengkakan jaringan dan pendarahan lebih lanjut. :< :levasi D ;eninggian daerah cedera gunanya mengurangi
oedema (pembengkakan) dan rasa nyeri. ,. +erapi dingin Cara pemberian terapi dingin sebagai berikut < ')
!ompres dingin +eknik < potongan es dimasukkan dalam kantong yang tidak
tembus air lalu kompreskan pada bagian yang cedera. amanya < dua puluh E tiga puluh menit dengan interval kira#kira sepuluh menit. )
2assage es +ekniknya dengan menggosok#gosokkan es yang telah dibungkus
dengan lama lima # tujuh menit, dapat diulang dengan tenggang aktu sepuluh menit. /)
;encelupan atau perendaman +ekniknya yaitu memasukkan tubuh atau bagian tubuh kedalam
bak air dingin yang dicampur dengan es. amanya sepuluh E dua puluh menit. 0)
Semprot dingin +ekniknya dengan menyemprotkan kloretil atau fluorimethane
ke bagian tubuh yang cedera. -.
atihan >*2
'
+idak dilakukan latihan pada saat terjadi nyeri hebat dan perdarahan, latihan pelan#pelan dimulai setelah 4#'6 hari tergantung jaringan yang sakit. ;enatalaksanaan medis < 9armakologi Analgetik
#.
Analgetik biasanya digunakan untuk klien yang mengalami nyeri. $erikut contoh obat analgetik < ') Aspirin< !andungan < Asetosal 166mg F ?ndikasi < nyeri otot F osis deasa 'tablet atau /tablet perhari, anak G 1tahun setengah sampai 'tablet, maksimum ' H sampai /tablet perhari. )
$imastan <
!andungan < Asam 2efenamat 16mg perkapsul, 166mg perkaplet F ?ndikasi < nyeri persendian, nyeri otot F !ontra indikasi < hipersensitif, tungkak lambung, asma, dan ginjal F efeksamping < mual muntah, agranulositosis, aeukopenia F osis< deasa aal 166mg lalu 16mg tiap 3jam. /) ;emberian kodein atau obat analgetik lain (jika cedera berat).
H. %mlikasi
!omplikasi dislokasi meliputi < a.
!omplikasi dini Cedera saraf < saraf aksila dapat cedera. ;asien tidak dapat mengerutkan
oto deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tersebut. Cedera pembuluh darah < arteri aksilla dapat rusak 9raktur dislokasi !erusakan arteri ;ecahnya arteri karena trauma dapat ditandai dengan tidak adanya
nadi,C>+(capillary
refill
time)
menurun,sianosis
pada
bagian
distal,hematoma melebar,dan dingin pada ekstremitas yang disebabkan oleh tindakan darurat spilinting,perubahan posisi pada yang sakit,tindakan reduksi,dan pembedahan. b. Sindrome kompartemen Sindrom kompartemen merupakan komplikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. =al '/
ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang menentukan otot, saraf dan pembuluh darah, atau karena tekanan dari luar seperti gips dan pembebatan yang terlalu kuat. c. d.
!omplikasi lanjut !ekakuan sendi bahu ?mmobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu.
+erjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi. e. f.
!elemahan otot. islokasi yang berulang +erjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian
depan leher glenoid.
'0
BAB III ASUHAN %EPERA/ATAN A. Pengkajian a. Anamnesis '. ?dentitas klien meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa
yang digunakan, status perkainan, pendidikan, pekerjaan, asuransi golongan darah, nomor registrasi, tanggal dan jam masuk rumah sakit, (2>S), dan diagnosis medis. engan fokus ,meliputi < ') 7mur pada pasien lansia terjadi pengerasan tendon tulang sehingga menyebabkan fungsi tubuh bekerja secara kurang normal dan dislokasi cenderung terjadi pada orang deasa dari pada anak#anak, biasanya klien jatuh dengan keras dalam keadaan strecth out ) ;ekerjaan ;ada pasien dislokasi biasanya di akibatkan oleh kecelakaan yang mengakibatkan trauma atau ruda paksa, biasaya terjadi pada klien yang mempunyai
pekrjaan
buruh
bangunan.
Seperti
terjatuh,
atupun
kecelakaan di tempat kerja, kecelakaan industri dan atlit olahraga, seperti pemain basket , sepak bola dll /) &enis kelamin islokasi lebih sering di temukan pada anak laki E laki dari pada permpuan karna cenderung dari segi aktivitas yang berbeda . . !eluhan utama !eluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri, kelemahan dan kelumpuhan, ekstermitas, nyeri tekan otot, dan deformitas pada daerah trauma, untuk mendapatkan pengkajian yang lengkap mengenai nyeri klien dapat menggunakan metode ;I>S. /. >iayat penyakit sekarang !aji adanya riayat trauma akibat kecelakaan pada lalu lintas, kecelekaan industri, dan kecelakaan lain, seperti jatuh dari pohon atau bangunan, pengkajian yang di dapat meliputi nyeri, paralisis eJtermitras baah, syok. 0. >iayat penyakit dahulu ;enyakit yang perlu ditanyakan meliputi adanya riayat penyakit, seperti osteoporosis, dan osteoaritis yang memungkinkan terjadinya kelainan,
'1
penyakit alinnya seperti hypertensi, riayat cedera, diabetes milittus, penyakit jantung, anemia, obat#obat tertentu yang sering di guanakan klien, perlu ditanyakan pada keluarga klien . 1. ;engkajian ;sikososial dan Spiritual !aji bagaimana pola interaksi klien terhadap orang E orang disekitarnya seperti hubungannya dengan keluarga, teman dekat, dokter, maupun dengan peraat. ,.
Pemeriksaan $isik Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan klien
pemekrisaan fisik sangat berguna untuk mendukung pengkajian anamnesis sebaiknya dilakukan persistem $'#$3 dengan fokus pemeriksaan $/( brain ) dan $3 (bone) '. !eadaan umum !lien yang yang mengalami cedera pada umumnya tidak mengalami penurunan kesadaran, periksa adanya perubahan tanda#tanda vital yang meliputi brikardia, hipotensi dan tanda#tanda neurogenik syok. . $/ ( brain) +ingkat kesedaran pada pasien yang mengalami dislokasi adalah kompos mentis ;emeriksaan fungsi selebral Status mental
%lasi$ikasi Data
'3
A. ata subjektif a) !lien mengatakan nyeri apabila beraktivitas b) !lien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat c) !lien mengatakan terjadi kekauan pada sendi d) !lien mengatakan adanya nyeri pada sendi e) !lien mengatakan sangat lemas f)!lien bertanya#tanya tentang keadaannya g) !lien mengatakan susah bergerak $. ata objektif a0 !lien nampak lemas Kajah nampak meringis ,0 -0 !eterbatasan mobilitas Skala nyeri 3 (6#'6) #0 !lien nampak cemas e0 B. Diagnsa keera*atan a. "angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan. b. "angguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi. c. ;erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan atau absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pegetahuan tentang penyakit. e. "angguan body image berhubungan dengan deformitas dan perubahan bentuk tubuh. C. Inter1ensi keera*atan Diagnsa
Tujuan #an %riteria
Inter1ensi
Hasil nyeri teratasi
)angguan rasa
>asa
n+aman n+eri
dengan
,erhu,ungan
!riteria =asil <
#engan
#iskntinuitas
tampak
!lien
tidak
$erikan
i intensitas nyeri. ;osisi
pasien
pasien Ajarkan
teknik distraksi dan
tampak rileks
relaksasi $erikan
lingkungan yang nyaman, dan aktifitas hiburan '4
relaksasi
meringis lagi. !lien
2engetahu
posisi relaks pada
jaringan.
!aji skala
nyeri
Rasinal
pada dapat
mengalihkan focus pikiran
pasien
pada nyeri. +ehnik
relaksasi
dan
distraksi
dapat
mengurangi
rasa
!olaborasi
pemberian analgesic
nyeri.
2eningkat
kan
relaksasi
pasien
Analgesic
2engurangi nyeri )angguan
2emberikan
m,ilitas $isik
kenyamanan dan
mobilisasi pasien
an tingkat
,erhu,ungan
melindungi sendi
$erikan latihan
mobilisasi pasien
#engan
selama masa
>*2
dan menentukan
#e$rmitas #an penyembuhan. n+eri saat m,ilisasi
Anjurkan
penggunaan alat
!riteria hasil
!aji tingkat
bantu jika
melapor
diperlukan 2onitor
kan peningkatan
toleransi
tonus otot 2embantu
aktivitas
menunjukk
intervensi selanjutnya. 2emberika
n latihan >*2 kepada klien untuk mobilisasi Alat bantu
(termasuk
pasien untuk
aktivitas sehari#
imobilisasi baik
hari)
dari peraat
mobilisasi pasien Agar
maupun keluarga
mendapatkan data
menunju
kkan penurunan
memperingan
tanda intolerasi
yang akurat apat
fisiologis,
membantu pasien
misalnya nadi,
untuk imobilisasi
pernapasan, dan tekanan darah masih dalam Peru,ahan
rentang normal !ebutuhan nutrisi
nutrisi kurang
terpenuhi
riayat nutrisi,
fikasi defisiensi,
#ari
!riteria hasil<
termasuk makan
memudahkan
yang disukai *bservasi
intervensi 2engaasi
ke,utuhan
tu,uh ,.#
ukkan
2enunuj
'5
!aji
2engidenti
kegagalan
peningkatan
dan catat masukkan
masukkan kalori
untuk
atau
atau kualitas
men-erna atau
mempertahanka
makanan pasien +imbang
keti#ak
n berat badan
mamuan
dengan nilai
berat badan setiap hari.
men-erna
laboratorium
makanan
normal. +idak
2a,srsi nutrient +ang #ierlukan untuk em,entukan sel #arah merah
sering dan atau makan diantara
tanda mal
aktu makan *bservasi
nutrisi.
$erikan
dengan frekuensi
mengalami
2enunu
dan catat kejadian
njukkan
mual atau muntah,
perilaku,
flatus dan dan
perubahan pola
gejala lain yang
hidup untuk
berhubungan $erikan dan
meningkatkan
dan atau
$antu hygiene
mempertahanka
mulut yang baik <
n berat badan yang sesuai
penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi 2enurunka
n kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi gaster
"ejala "?
dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia)
sebelum dan
pada organ. 2eningkat
sesudah makan,
kan nafsu makan
gunakan sikat gigi
dan pemasukkan
halus untuk
oral. 2enurunkan
penyikatan yang
pertumbuhan
lembut. $erikan
bakteri,
pencuci mulut yang
meminimalkan
di encerkan bila
kemungkinan
mukosa oral luka. !olaborasi
infeksi. +eknik
< pantau hasil pemeriksaan laboraturium. !olaborasi
'
konsumsi makanan 2engaasi
makan sedikit
kekurangan
peraatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan
< berikan obat
rapuh%luka%perdara
sesuai indikasi
han dan nyeri berat.
2eningkat
akan efektivitas program pengobatan !ebutuhan
penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanya masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi. Ansietas
kecemasan pasien
,erhu,ungan
teratasi dengan
tingkat ansietas
i tingakat
#engan
kriteria hasil <
klien
kecemasan pasien
kurangn+a engetahuan
klien
!aji
$antu
pasien
tentang
tampak rileks klien
mengungkapkan
en+akit
tidak tampak
rasa cemas atau
bertanya E tanya
takutnya !aji
pengetahuan ;asien tentang prosedur yang akan dijalaninya. $erikan
informasi yang benar tentang prosedur yang akan
6
2engetahu
dan menentukan intervensi selanjutnya. 2engali
pengetahuan dari pasien dan mengurangi kecemasan pasien Agar
peraat tau seberapa tingkat pengetahuan pasien dengan penyakitnya
dijalani pasien
Agar
pasien mengerti tentang penyakitnya dan )angguan ,#i
;asien bisa mengatasi
image
body image pasien
tidak cemas lagi apat
!aji konsep
,erhu,ungan
diri pasien !embangka
mengetahui pasien 2enjalin
#engan
n $=S; dengan
saling percaya
#e$rmitas #an
pasien
pada pasien 2enjadi
eru,ahan ,entuk tu,uh
$antu
pasien
tempat bertanya
mengungkapkan
pasien untuk
masalahnya $antu
mengungkapkan
pasien mengatasi
masalahnya 2engetahu
masalahnya.
i masalah pasien
dan dapat memecahkannya
D. Imlementasi %eera*atan
iagnosa )angguan rasa n+aman n+eri
'.
?mplementasi +elah dilakukan pengkajian
skala nyeri. . +elah diberikan posisi
,erhu,ungan #engan #iskntinuitas jaringan.
relaksasi pada pasien. /. +elah diajarkan teknik distraksi dan relaksasi. 0. +elah diberikan lingkungan yang nyaman, dan pemberian aktifitas hiburan. 1. +elah dilakukan tindakan kolaborasi dalam pemberian
'
analgesic. '. +elah dilakukan pengkajian
)angguan m,ilitas $isik ,erhu,ungan
tingkat mobilisasi pasien. . +elah diberikan latihan
#engan #e$rmitas #an n+eri saat m,ilisasi.
>*2 /. +elah dianjurkan penggunaan alat bantu. 0. +elah dilakukan monitoring tonus otot. 1. +elah dilakukan tindakan membantu pasien untuk imobilisasi baik dari peraat maupun Peru,ahan nutrisi kurang #ari
keluarga. '. +elah dilakukan pengkajian
ke,utuhan tu,uh ,erhu,ungan #engan
riayat nutrisi , termasuk makan
kegagalan untuk men-erna atau
yang disukai. . +elah dilakukan observasi
keti#ak mamuan men-erna
dan pencatatan masukkan makanan
makanan 2a,srsi nutrient +ang
pasien. /. +elah dilakukan timbang
#ierlukan untuk em,entukan sel #arah merah
berat badan setiap hari. 0. +elah diberikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara aktu makan. 1. +elah dilakukan observasi dan pencatatan kejadian mual atau muntah, flatus dan gejala lain yang berhubungan. 3. +elah diberikan dan dibantu hygiene mulut yang baik, sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. +elah diberikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka. 4. +elah dilakukan kolaborasi
dengan memantau hasil pemeriksaan laboratorium 5. +elah dilakukan kolaborasi dengan memberikan obat sesuai indikasi. Ansietas ,erhu,ungan #engan
'.
kurangn+a engetahuan tentang
tingkat ansietas klien. . +elah dilakukan membantu
en+akit.
+elah dilakukan pengkajian
pasien mengungkapkan rasa cemas atau takutnya. /. +elah dilakukan pengkajian pengetahuan pasien tentang prosedur yang akan dijalaninya. 0. +elah diberikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan di jalani pasien. '. +elah dilakukan pengkajian
)angguan ,#i image ,erhu,ungan
konsep diri pasien. . +elah diajarkan pola $=S;
#engan #e$rmitas #an eru,ahan ,entuk tu,uh.
dengan pasien. /. +elah dilakukan tindakan membantu pasien mngungkapkan masalahnya. 0. +elah dilakukan tindakan membantu pasien mengatasi masalahnya. E. E1aluasi %eera*atan
iagnosa )angguan rasa n+aman n+eri
:valuasi S < ;asien mengatakan L Sus, saat ini saya
,erhu,ungan #engan #iskntinuitas
merasa lebih rileks dan bisa tidur dengan
jaringan.
nyenyakM. * < ;asien tidak terlihat meringis nyeri. A < 2asalah dapat teratasi. ; < ?ntervensi dihentikan
/
)angguan m,ilitas $isik ,erhu,ungan
S < ;asien berkata baha ia sudah bisa
#engan #e$rmitas #an n+eri saat
jalan#jalan dengan kruk.
m,ilisasi.
* < +ekanan darah '6%56 mm=g. A < 2asalah teratasi sebagian.
Peru,ahan nutrisi kurang #ari
; < ?ntervensi dilanjutkan. S < ;asien mengatakan L makanan saya
ke,utuhan tu,uh ,erhu,ungan #engan
pagi ini sudah saya habiskan, SusM.
kegagalan untuk men-erna atau keti#ak * < Adanya peningkatan berat badan. mamuan men-erna makanan 2a,srsi
A < 2asalah teratasi sebagian
nutrient +ang #ierlukan untuk
; < ?ntervensi dilanjutkan
em,entukan sel #arah merah Ansietas ,erhu,ungan #engan
S < ;asien mengatakan L Saya sudah tidak
kurangn+a engetahuan tentang
merasa cemas dengan penyakit ini L.
en+akit.
* < ;asien terlihat tenang. A < 2asalah teratasi sebagian.
)angguan ,#i image ,erhu,ungan
; < ?ntervensi dilanjutkan. S < ;asien mengatakan L saya sudah dapat
#engan #e$rmitas #an eru,ahan
menerima kondisi saya saat iniM.
,entuk tu,uh.
* < ;asien mulai nampak percaya diri dengan kondisi saat ini. A < 2asalah teratasi sebagian. ; < ?ntervensi dilanjutkan.
0
BAB I3 PENUTUP
A.
Simulan islokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. islokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. engan kata lain< sendi rahangnya telah mengalami dislokasi. islokasi yang sering terjadi pada olahragaan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). !arena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen#ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi. Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan me lindungin beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. !erangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menye diakan permukaan untuk kaitan otot#otot kerangka. *leh karena fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang. islokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehingga+ulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. islokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acuired) atau karena sejak lahir (kongenital). B. Saran ;enulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. *leh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. DA(TAR PUSTA%A
1
$runner 8 Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah,edisi 5, &akarta < :"C, 66 2ansyur arif, dkk (666). !apita Selekta !edokteran :disi ??? jilid ??. ;enerbit $uku Aesculapius 9akultas !edokteran ?B, &akarta ;rice, Sylvia A. 663. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Volume 2. &akarta< :"C NANA N?C N*C ?nternational. iagnosis Keperawatan. &akarta< :"C, 6'/ Arif 2uttain. !suhan Keperawatan Klien "angguan #istem Muskululoskeletal . &akarta < :"C, 665 $runner 8 Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah,edisi 5, &akarta < :"C, 66 Arif 2uttain. Buku #aku "angguan Muskuloskeletal, &akarta < :"C, 6'' https<%%.scribd.com%doc%0/1564%askep#dislokasi#sendi September 6'4 jam '.1/ K?$)
3
(diakses
tanggal
/