BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para perempuan tidak lahir rentan terhadap HIV, tetapi mereka menjadi rentan karena ketidak adilan adilan gender. Demikian dikatakan dikatakan Assoc. Prof. Dr. Rosalia Sciortino, Pemerhati/Ahli Sosial Kesehatan pada acara sarasehan ‘Selamatkan ‘Selamatkan Ibu dan Bayi dari Infeksi HIV’ di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Rosalia, ketidakadilan gender di masyarakat menyebabkan program pencegahan HIV/AIDS di Indonesia maupun di negara-negara lain terhambat. Banyak ketimpangan yang terjadi. Dalam akses layananan pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS seringkali antara perempuan dan laki-laki tidak sama. Padahal gender bukan masalah yang sulit dan rumit untuk berubah di Indonesia. Dalam sejarahnya masalah masalah gender selalu berubah berubah di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini mencoba menganalisis hubungan antara gender dan HIV & AIDS. 1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak melebar penulis menetapkan beberapa batasan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Perbedaan antara gender dan sex 2. Interaksi antara gender dan HIV 3. Peran laki-laki dan perempuan dalam pencegahan HIV
1
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
4. Makalah ini tidak membahas secara medalam mengenai epidemiologi dari HIV & AIDS. 1.4 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memahami mengenai hubungan gender dan HIV & AIDS. Serta cara pencegahan dan penanggulangan dengan memperhatikan masalah gender. 1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini ialah metode studi pustaka di mana penulis mengambil bahan dari berbagai sumber pustaka.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB II
ANALISIS HUBUNGAN HUBUNGAN ANTARA GENDER GENDER DAN HIV & AIDS
2.1 Perbedaan antara Gender dan Seks
Istilah gender diambil dari kata dalam bahasa Arab “Jinsiyyun” yang kemudian diadopsi dalam bahasa Perancis dan Inggris menjadi “gender” (Faqih,
1999). Gender diartikan sebagai perbedaan peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara sosial. Gender berhubungan dengan bagaimana persepsi dan pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena perbedaan biologis. Peran gender dibentuk secara sosial. institusi sosial memainkan peranan penting dalam pembentukkan peran gender dan hubungan. Menurut WHO (2010) perbedaan gender dan sex adalah sebagai berikut: “Sex”
refers
to
the
biological
and
physiological characteristics that define men and women.
“Gender”
refers
to
the
socially
constructed roles, behaviours, activities, and attributes appropriate
that
a for
given men
society and
considers women.
(http://www.who.int/gender/whatisgender/en/) Gender membagi atribut dan pekerjaan menjadi “maskulin” dan “feminin”.
Gender yang berlaku dalam suatu masyarakat ditentukan oleh pandangan masyarakat tentang hubungan antara laki-laki dan kelaki-lakian dan antara perempuan dan keperempuanan. Pada umumnya, jenis kelamin laki-laki berhubungan dengan gender maskulin, sementara jenis kelamin perempuan berkaitan dengan gender feminin. Akan tetapi, hubungan itu bukan merupakan
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Hubeis (2010:71) memaparkan bahwa memang ada perbedaan mendasar antara perempuan dan laki-laki dalam ciri biologis yang primer dan sekunder. Ciri biologis primer yaitu tidak dapat dipertukarkan atau diubah (sulit) dan merupakan pemberian atau ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa, kecuali dengan cara operasi seperti kasus artis Dorce Gamalama yang berubah dari laki-laki menjadi perempuan, tapi tetap tidak memiliki kemampuan untuk hamil karena diluar kemampuan medis (ciptaan Tuhan). Begitupun untuk kasus Thomas Beatie yang berganti kelamin dari perempuan menjadi laki-laki, tapi tetap mampu mengandung seorang bayi sebab bagaimanapun ia tidak bisa menghilangkan kodratnya sebagai seorang perempuan, yakni menstruasi, hamil, dan melahirkan. Adapun ciri biologis sekunder tidak mutlak menjadi milik dari lelaki atau perempuan, misalnya suara halus dan lembut tidak selalu milik seorang perempuan karena ada laki-laki yang suaranya halus dan lembut. Begitupun dengan rambut panjang, juga bukan milik manusia berjenis kelamin perempuan karena laki-laki pun ada yang berambut panjang (tidak hanya masa sekarang, dahulu pun tepatnya pada zaman raja-raja masa lalu di Inggris, misalnya, dimana laki-laki bangsawan juga berambut panjang selain perempuan). Berbeda dengan sex, gender tidak bersifat universal. Ia bervariasi dari masyarakat yang satu ke masyarakat yang lain dan dari waktu ke waktu. Sekalipun demikian, ada dua elemen gender yang bersifat universal: 1) Gender tidak identik dengan jenis kelamin; 2) Gender merupakan dasar dari pembagian kerja di semua masyarakat (Gallery dalam Susilastuti, 1993: 30). Gender dapat beroperasi di masyarakat dalam jangka waktu yang lama karena didukung oleh sistem kepercayaan gender (Gender belief system). Sistem kepercayaan gender ini mengacu pada serangkaian kepercayaan dan pendapat tentang laki-laki dan perempuan dan tentang kualitas maskulinitas dan femininitas. Sistem ini mencakup stereotype perempuan dan laki-laki, sikap
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
terhadap peran dan tingkah laku yang cocok bagi laki-laki dan perempuan, sikap terhadap individu yang dianggap berbeda secara signifikan dengan “pola baku”. Dengan kata lain, sistem kepercayaan gender itu mencakup elemen deskriptif dan preskriptif, yaitu kepercayaan tentang ”bagaimana sebenarnya
laki-laki dan perempuan itu” dan pendapat tentang ”bagaimana seharusn ya lakilaki dan perempuan itu” (Deaux & Kite dalam Susilastuti, 1993:31). Sistem
kepercayaan gender itu sebetulnya merupakan asumsi yang benar sebagian, sekaligus salah sebagian. Tidak dapat disangsikan lagi bahwa beberapa aspek stereotype gender dan kepercayaan tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan itu memang didasarkan pada realitas. Aspek-aspek ini sekaligus merupakan pencerminan distribusi perempuan dan laki-laki ke dalam beberapa peranan yang berbeda. Pada saat yang sama, tidak dapat diragukan lagi bahwa kepercayaan orang bukanlah merupakan gambaran akurat suatu realitas karena ia mengandung bias persepsi dan kesalahan interpretasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap kebudayaan mempunyai citra yang jelas tentang bag aimana ”seharusnya” laki-laki dan perempuan itu. Penelitian Williams dan Best (seperti dikutip oleh Deaux & Kite dalam Susilastuti, 1993: 31) yang mencakup 30 negara menampilkan semacam konsensus tentang atribut laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sekalipun gender itu tidak universal, akan tetapi “generalitas pankultural” itu
ada. Pada umumnya laki-laki dipandang sebagai lebih kuat dan lebih aktif, serta ditandai oleh kebutuhan besar akan pencapaian, dominasi, otonomi dan agresi. Sebaliknya perempuan dipandang sebagai lebih lemah dan kurang aktif, lebih menaruh perhatian pada afiliasi, keinginan untuk mengasuh dan mengalah. Adapun citra laki-laki dan perempuan ini pertama kali terbentuk mengenai gambaran ideal tentang laki-laki dan perempuan melalui sosialisasi dalam
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
keluarga. Sosialisasi sendiri merupakan proses yang berlangsung seumur hidup dan dapat terjadi di berbagai institusi selain keluarga, misalnya sekolah dan Negara. Identifikai perbedaan perbedaan laki-laki dan perempuan menurut konsep konsep sex dan konsep gender: a. Menurut konsep sex perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai berikut: No
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1
Membuahi ovum (sel telur)
Menstruasi
2
Memiliki jakun
Mengandung
3
Memiliki penis
Melahirkan
4
Mimpi basah
Menyusui
5
Memiliki jenggot
Manopuos
6
Perubahan suara menjadi lebih besar
Memiliki vagina
7
Memiliki payudara
8
Menghasilkan sperma
Menghasikan sel telur (ovum)
b. Menurut konsep gender perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai berikut : NO
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1
Tegas, gagah
Lemah lembut, cengeng
2
Bekerja disektor publik (politik,
Bekerja disektor domestik (ibu rumah
ekonomi dan birokrasi)
tangga)
3
Lebih cocok sebagai pemimpin
Lebih cocok mengurus anak
4
Pembagian warisan
Ngidam
5
Kepala rumah tangga
Ibu rumah tangga
6
Pencari nafkah
Memiliki sifat cemburu
7
Fisiknya lebih tangguh
Fisiknya lemah
8
Berpikir lebih menggunakan logika
Berpikir lebih menggunakan
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Sumber: WHO, 2012 Karaketistik Jenis Kelamin (Seks)
Wanita mengalami menstruasi sedangkan laki-laki tidak Pria memiliki testis sementara wanita tidak Perempuan telah mengembangkan payudara yang mampu untuk menyusui, sedangkan pria belum Pria umumnya memiliki tulang yang lebih besar daripada wanita
Karakteristik Gender
Di Amerika Serikat (dan kebanyakan negara lain), perempuan mendapatkan uang jauh lebih sedikit daripada pria untuk pekerjaan yang sama Di Vietnam, banyak pria lebih dari wanita merokok, karena perokok wanita dianggap tidak tradisional Pada pria Arab Saudi yang diizinkan untuk mengendarai mobil sementara perempuan tidak Di sebagian besar dunia, perempuan melakukan pekerjaan rumah tangga lebih banyak dari pria
Kesetaraan gender adalah tidak adanya diskriminasi berdasarkan jenis kelamin seseorang dalam memperoleh kesempatan dsan alokasi sumber daya, manfaat atau atau dalam mengakses pelayanan. pelayanan. Berbeda halnya dengan keadilan keadilan gender merupakan merupakan
keadilan pendistribusian manfaat dan tanggung tanggung jawab
perempuan dan laki-laki. Konsep yang mengenali adanya perbedaan kebutuhan dan kekuasaan antara perempuan dan laki-laki, yang harus diidentifikasi dan diatasi dengan cara memperbaiki ketidakseimbangan antara jenis kelamin. Masalah gender muncul bila ditemukan perbedaan hak, peran dan tanggung jawab karena adanya nilai-nilai sosial budaya yang tidak menguntungkan salah satu jenis kelamin (lazimnya perempuan). 2.2 Interaksi antara Gender dan HIV
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
ekonomi
dan
emosional
terhadap
laki-laki
(suami).
Walaupun
dalam
perkembangan ada beberapa perempuan yang bekerja di bidang publik namun masih saja masyarakat kita belum mau terbuka akau fenoeman sosial tersebut karena pada dasarnya konsep budaya patriakhi masih mengakar bukan hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Permasalahan diatas juga berimbas kepada perlakuan masyarakat yang bias gender kepada penderita HIV/AIDS karena masih banyak yang merendahkan dan menyatakan bahwa perempuan sebagai penyebab dari adanya penyakit tersebut yang memang pernyataan tersebut masih jadi perdebatan padahal masyarakat lupa atau bahkan tidak peduli bahwa melalui perempuan dan lakilaki yang tidak hanya sebagai obyek tetapi sebenarnya secara bersama-sama dapat mengupayakan suatu usaha sebagai pelaku dalam upaya pencegahan bahaya HIV dan AIDS. Beberapa wacana yang berkembang dari ketidakadilan dan ketidaksetaraan ketidaksetaraan gender dalam HIV dan AIDS antara lain menyebabkan Perempuan Indonesia masih belum optimal dapat mengontrol kesehatannya sendiri termasuk hak-hak reproduksinya; Peran perempuan dalam sektor publik dan politik masih rendah (perjuangan untuk kebutuhan strategis gender yang berhubungan dalam pencegahan terhadap HIV dan AIDS lemah); Akses terhadap pelayanan kesehatan maupun informasi masih rendah sehingga pengetahuan perempuan terutama mengenai HIV dan AIDS lebih rendah; Kontrol terhadap perilaku seksual baik perempuan itu sendiri maupun pasangannya masih lemah; Faktor
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2.3 Peran Laki-Laki dan Perempuan dalam pencegahan HIV
Kesetaraan
gender
dalam
keluarga
dan
masyarakat
akan
dapat
mengeliminasi kerentanan perempuan terhadap HIV dan AIDS. Ketidaksetaraan relasi gender, baik sosial, ekonomi maupun kuasa, merupakan motor penggerak utama tersebarnya wabah HIV. Artinya bila kesetaraan gender terjadi antara lakilaki dan perempuan, maka perempuan dapat membuat keputusan sendiri mengenai aktivitas seksualitasnya, karena banyak perempuan menjadi rentan karena perilaku beresiko oleh orang-orang terdekatnya, perempuan dapat meminta suami atau pasangan yang mempunyai kecenderungan berisiko untuk menggunakan kondom ketika berhubungan seks, dan bisa menolak berhubun gan atau menikah dengan laki-laki dewasa yang mungkin sudah terinfeksi HIV. Akibat ketidakadilan dan ketidaksetaraan tersebut mengakibatkan kondisi perempuan akan akses dalam menerima upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS sangat rendah dibandingkan laki-laki. Berbicara tentang permasalahan HIV dan AIDS dalam perspektif kesetaraan gender mewujudkan bahwa permasalahn ini adalah permasalahan bersama yang harus dilakukan bersama pula oleh laki-laki dan perempuan dalam hal penanggulangan HIV dan AIDS. Walaupun sebagaimana yang dinyatakan oleh UNAIDS melaporkan bahwa jutaan rumah tangga telah terkena dampak epidemi HIV dan AIDS, dimana pengaruh terbesar adalah pada perempuan dan anak. Anak perempuan yang keluar dari sekolah untuk merawat orang tua yang sakit atau saudara kandungnya yang lebih muda. Perempuan yang lebih tua sering
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
proporsional kepada laki-laki dan perempuan. Pemahaman konsep gender amat penting dalam konteks perawatan orang dengan HIV dan AIDS. Peran dan tanggung jawab laki-laki dalam perawatan penderita HIV dan AIDS harus ditingkatkan. Untuk itu, peran perempuan yang selama ini dianggap sebagai Main Nurturer (Perawat/pengasuh Utama) harus mulai dihilangkan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan secara bersama-sama oleh perempuan dan laki-laki dalam pencegahan HIV dan AIDS antara lain dalam hal pendataan menggunakan data terpilah bagi penderita sehingga perlakuan dalam hal perawatan sesuai dengan kebutuhan khusus antara laki-laki dan perempuan, meberikan pemahaman kepada setiap pasangan agar mampu secara terbuka tentang kesehatan reproduksi beserta resikonya, memberikan pengetahuan tentang hak-hak kesehatan reproduksi tidak hanya terbatas kepada remaja putri tetapi juga remaja putra sehingga pengetahuan dan akses mereka dalam hal kesehatan reprduksi dapat dipahami secara bersama-sama dan juga dapat mengembangkan pelayanan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual yang ramah
laki-laki
karena
da
kecenderungan
laki-laki
merasa
tabu
jika
memeriksakan diri yang berkaitan dengan dua hal tersebut sehingga dalam beberapa langkah tersebut dapat mewujudkan pelayanan dan pencegahan HIV dan AIDS yang berprespektif gender. Oleh karena itu sebenarnya upaya untuk penanggulangan masalahmasalah HIV dan AIDS tidak hanya difokuskan kepada satu sisi peran saja apakah itu hanya di sisi perempuan ataupun hanya di sisi laki-laki tetapi harus
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB III
KASUS GENDER DAN HIV
3.1 Kasus
Di Indonesia jumlah pengidap HIV/AIDS HIV/AIDS meningkat lebih cepat dikalangan dikalangan perempuan. Dari jumlah infeksi baru, yang terjadi setiap hari pada tahun 2004, 60% terjadi pada perempun. Menurut Dr. Rosalia bahwa perempuan tidak lahir rentan terhadap HIV, tetapi mereka menjadi rentan karena ketidakadilan gender. Ketidakadilan gender di masyarakat menyebabkan program pencegahan HIV/AIDS di Indonesia maupun di negara-negara lain terhambat. Banyak ketimpangan yang terjadi. Dalam akses layanan pencegahan dan pengobatan seringkali antara perempuan dan laki-laki tidak sama. Padahal gender bukan masalah yang sulit dan rumit untuk berubah di Indonesia. Indonesia. Dalam sejarahnya masalah masalah gender selalu berubah di di Indonesia. Gender merupakan masalah sosial. Persoalan gender terjadi karena peran laki-laki dan perempuan dikonstruksi secara sosial dan hubungan antara peranperan tersebut. Peran laki-laki dan perempuan diterima sebagai kenyataan yang statis dan tidak ada usaha untuk mempertanyakan keadilan dari peran-peran tersebut. Persepsi yang salah juga mempengaruhi persoalan gender. Antara gender dan seks tidaklah sama. Ketidakadilan gender mempunyai dampak
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
akibat kaum hawa berada dalam posisi lemah dan kurang mengetahui beberapa hal akibat gender yang timpang. Seperti kurang mengetahui tentang HIV/AIDS, merasa aman karena berpikir tidak berisiko, kurang berdaya membicarakan seks dengan suami atau pasangan, dan kurang berdaya melakukan negosiasi kondom. Selain itu, dari studi dan analisis HIV/AIDS, ketidakadilan gender juga dapat dicermati pada fokus perhatiannya. Fokus perhatian hanya terbatas pada kelompok tertentu. Analisa kekuasaan gender kurang dilakukan. Misalnya pekerja seks tetap dianggap sebagai fokus, bukan kliennya atau pasangannya. Preferensi untuk pendekatan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS adalah analisa perilaku, bukan sistem dan kondisi sosio-ekonomis yang membuat perempuan rentan terhadap HIV. Ketimpangan gender dalam pencegahan HIV menurut Rosalia juga dapat dilihat dari program yang hanya difokuskan pada individu,
bukan relasi atau jaringan sosial yang terikat terikat individu dengan
kekuasaan yang berbeda. 3.2 Pembahasan
Isu gender sebenarnya bukanlah sesuatu hal yang baru, karena sejak
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
tersebut menggambarkan bahwa dalam menjalani kehidupannya perempuan kurang sehat dibandingkan laki-laki. Penjelasan terhadap paradoks ini berakar pada hubungan yang kompleks antara faktor biologis, jenis kelamin dan sosial (gender) yang berpengaruh terhadap kesehatan. Laki-laki dan perempuan cenderung diperlakukan secara berbeda oleh sistem pelayanan kesehatan. Perbedaan tersebut dapat berakibat terhadap perbedaan akses dan kualitas pelayanan yang diterima. Hambatan dalam akses terhadap pelayanan kesehatan terutama dialami oleh perempuan dan dari keluarga miskin, akibat tidak tersedianya biaya dan transportasi, pelayanan yang tidak sesuai dengan budaya atau tradisi, tidak mendapat izin dari suami sebagai orang miskin. Contoh ketidaksetaraan gender dalam bidang kesehatan 1.
Bias gender dalam penelitian kesehatan
Dalam penelitian banyak menyebutkan bahwa gangguan kesehatan yang dialami perempuan merupakan gangguan biasa sehingga tidak mendapat
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
berbagai faktor yang menjadi penyebabnya agar diperoleh solusi yang tepat sesuai dengan persoalannya. Salah satu persoalan yang cukup dekat dan kerap mendera perempuan dan penting sekali dipercakapkan adalah masalah HIV/AIDS, secara kuantitas penyakit ini lebih banyak menyerang kaum perempuan, penderita HIV/AIDS didominasi kaum yang selama ini dianggap sebagai kelompok nomor dua dalam sistem sosio-kultural masyarakat. Penyebab meningkatnya kasus HIV/AIDS yang dialami perempuan karena ketidakadilan gender disebabkan antara lain : Pertama, kerentanan kultur atau budaya. Kekuatan budaya patriaki lazimnya di negeri ini sering menimbulkan ketidakadilan gender (gender inequalities) yang berdampak pada pola relasi laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang. Dalam kultur masyarakat kita, laki-laki selalu ditempatkan pada posisi yang paling atas. Laki-laki kerap kali menjadi penentu setiap keputusankeputusan baik yang menyangkut persoalan publik maupun domestik.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Kondisi ini tentu sangat berpengaruh terhadap sulitnya perempuan untuk masuk ke wilayah-wilayah publik guna mengaktualisasikan mengaktualisasikan dirinya melalui bidang profesi yang bisa dibanggakan, sehingga banyak diantara mereka yang terpaksa memilih profesi sebagai pembantu rumah tangga (PRT) dan pekerja seks komersial (PSK) untuk menunjang kehidupan perekon omiannya. Kondisi ekonomi juga mendorong perempuan terjebak dalam perkawinan yang penuh kekerasan atau menjadi korban trafficking, merupakan kondisi-kondisi yang kerap menjerumuskan perempuan dalam hubungan seksual dengan laki-laki yang HIV positif tanpa perlindungan. Perlakuan kurang simpatik dari masyarakat terhadap profesi “rendahan”
yang dijalani perempuan membuat mereka cenderung kurang diterima dalam lingkungan yang berbeda. Implikasinya adalah, ketika perempuan mencoba masuk ke dalam lingkungan yang berbeda itu, yang diterima justru tekanan yang bertubi-tubi dari berbagai pihak, apalagi terhadap mereka yang yang berprofesi PRT dan PSK. Akibatnya profesi PRT sering kali mengundang pelecehan terhadap
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Berbeda dengan perempuan. Apakah seorang perempuan telah terjangkit suatu penyakit seksual tertentu atau tidak, sulit mendeteksinya sejak dini. Sebab alat
reproduksi
perempuan
berada
di
dalam
organ
tubuh
sehingga
penanganannya relatif mengalami keterlambatan. Permukaan (mukosa) genital perempuan juga lebih luas dibanding permukaan alat kelamin laki-laki, dan karena di dalam tubuh, menjadi semacam wadah penampung, tentu mempermudah penularan PMS. Selain tiga kerentanan di atas, satu hal lagi yang menyebabkan penderita HIV/AIDS lebih banyak menimpa kaum perempuan adalah stereotipe. Memberi stereotipe pada
perempuan banyak banyak sekali sekali menimbulkan menimbulkan ketidakadilan ketidakadilan dan
merugikan perempuan. perempuan. Stereotipe ini bersumber bersumber dari pandangan pandangan gender yang keliru. Misalnya perempuan dianggap sebagai pelayan laki-laki, perempuan adalah kaum yang mengundang syahwat laki-laki dan sebagainya. Sehingga jika terjadi kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan, stereotipe itu akan dikaitkan. Ini pun akan membuka peluang besar bagi perempuan untuk tertular
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
pencegahan penularan HIV/AIDS dewasa ini didasarkan pada upaya pemantapan atau modivikasi peran gender. Cara-cara pemecahan masalah menanggulangi ketimpangan gender dalam penyakit HIV/AIDS yaitu dengan Program-program nasional yang semestinya menfokuskan pada perempuan secara keseluruhan, tidak terbatas pada pekerja seks. Sementara pada aksi kampanye nasional, kondom misalnya, terjadi bias gender dalam promosi kondom. Perlu ada akses informasi yang sama bagi perempuan, termasuk perlu ada alokasi dana khusus bagi kelompok perempuan dalam program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS Agar kebijakan HIV/AIDS lebih efektif maka program dan pelaksanaannya harus merefleksikan perspektif gender. Perlu ada pengakuan pentingnya gender
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Perbedaan gender masih banyak ditemui dalam masyarakat dan hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi kesehatan perempuan b. Perbedaan gender juga menjadi penyebab kerentanan perempuan terinfeksi HIV/AIDS lebih tinggi. c. Untuk
mengurangi
peningkatan
HIV/AIDS
pada
perempuan,
dicanangkan upaya-upaya sebagai berikut: i. Program-program nasional yang semestinya menfokuskan pada
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
Fakih, Mansour, 1996. Menggeser Konsepsi Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hubeis, Aida.2010. Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor. IPB Press. Susanto. 2005. Analisis Gender dalam Memahami Persoalan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan. Jurnal Spirit Publik UNS, Volume 1 No.1. Susilastuti, Dewi H. 1993. Gender Ditinjau dari Perspektif Sosiologi, dalam Dinamika Gerakan Perempuan di Indonesia, Yogyakarta: Tiara Wacana.