SISTEM IMUN & HIV/AIDS
Definisi Sistem Imun Salah satu sistem terpenting yang terus menerus melakukan tugas/kegiatan dan tidak pernah melalaikan tugasnya adalah sistem kekebalan tubuh atau biasa kita sebut dengan sistem imun. Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua jenis penyerang yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita. Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang sempurna. Setiap kegagalan dalam sistem akan menghancurkan tatanan ini. Sistem imun sangat sangat diperlukan diperlukan bagi tubuh kita. Sistem imun adalah sekumpulan sekumpulan sel, jaringan, dan organ yang terdiri atas : 1.
ertaha ertahanan nan lini lini pertama pertama tubuh tubuh ! "erupak "erupakan an bagian bagian yang yang dapat dapat dilihat dilihat oleh oleh tubuh tubuh dan berada pada permukaan tubuh manusia sepeti kulit, air mata, air liur, bulu hidung, keringat, cairan mukosa, rambut.
#.
ertahanan ertahanan lini lini kedua kedua tubuh tubuh ! "erupak "erupakan an bagian bagian yang yang tidak tidak dapat dapat dilihat dilihat seperti seperti timus, timus, limpa, sistem limfatik, sumsum tulang, sel darah putih/ leukosit, antibodi, dan hormon.
Semua bagian sistem imun ini bekerja sama dalam melawan masuknya $irus, bakteri, jamur, cacing, dan parasit lain yang memasuki tubuh melalui kulit, hidung, mulut, atau bagian tubuh lain. Sistem imun kita tersebar di seluruh tubuh dan tidak berada di bawah perintah otak, tetapi bekerja melalui rangkaian informasi pada tiap bagian dari sistem imun. %umlah sel&sel imun lebih banyak 1' kali lipat dari sistem saraf dan mengeluarkan mengeluarkan empat puluh puluh agen imun yang berbeda&beda untuk melindungi tubuh dari penyakit. Sistem pertahanan tubuh pada manusia atau lebih kita kenal sebagai sistem imun sering diartikan sebagai suatu efektor dalam menghalau (musuh) yang terdiri atas *at asing yang akan memasuki tubuh. Istilah +Imun +Imun berasal berasal dari dari suatu suatu istilah istilah pada pada era -omawi -omawi yang yang berart berartii suatu suatu keadaa keadaan n +bebas +bebas hutang hutang. . Dengan Dengan demiki demikian, an, sistem sistem imun imun lebih lebih tepat tepat diarti diartikan kan sebaga sebagaii suatu suatu sistem sistem yang yang menjamin menjamin terjalinny terjalinnyaa komunikasi komunikasi antara manusia manusia dan lingkungan lingkungan yaitu media hidupnya hidupnya secara setara dan tidak saling merugikan. Secara umum, sistem imun manusia dibagi menjadi dua, yaitu sistem imun alamiah innate/natural immunity immunity dan sistem imun adaptif adaptif spesific immunity. immunity. Sistem imun alamiah terdapat sejak kita lahir dan merupakan pertahanan pertama tubuh terhadap masuknya *at&*at
asing yang mengancam tubuh kita di mana sistem imun alamiah ini terentang luas mulai dari air mata, air liur, keringat, bulu hidung, kulit, selaput lendir, laktoferin dan asam neuraminik pada air susu ibu, sampai asam lambung. Di dalam cairan tubuh seperti air mata atau darah terdapat komponen sistem imun alamiah innate/natural immunity antara lain terdiri atas fasa cair
seperti Ig0
immunoglobulin 0, Interferon, omplemen, 2iso*im, atau juga 3- 3&-eacti$e rotein. Selain itu, fasa selular terdiri atas sel&sel pemangsa fagosit seperti sel darah putih "4& olimorfonuklear, sel&sel mononuklear monosit dan makrofag sel pembunuh alamiah natural killer , dan sel&sel dendritik. Sedangkan pada sistem imun adaptif spesific immunity terdapat sistem dan struktur fungsi yang lebih kompleks dan beragam. Sistem imun adaptif terdiri atas sub&sistem seluler, yaitu keluarga sel limfosit 5 5 helper dan 5 sitotoksik dan keluarga sel mononuklear. Subsistem kedua yaitu sub&sistem humoral yang terdiri dari kelompok protein globulin terlarut fasa cair, yaitu Immunoglobulin 6, 0, ", D, dan 7. Immunoglobulin dihasilkan oleh sel limfosit 8 melalui proses akti$asi khusus yang bergantung pada karakteristik antigen yang dihadapi. Secara berkesinambungan dalam jalinan koordinasi yang harmonis, sistem imun, baik yang alamiah maupun adaptif, senantiasa bahu&membahu menjaga keselarasan interaksi antara sistem tubuh manusia dan media hidupnya ekosistem. Sistem imun adalah serangkaian molekul, sel dan organ yang bekerja sama dalam mempertahankan tubuh dari serangan luar yang dapat mengakibatkan penyakit, seperti bakteri,jamur dan $irus. esehatan tubuh bergantung pada kemampuan sistem imun untuk mengenali dan menghancurkankan serangan ini. Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai : 1.
penangkal +benda asing yang masuk ke dalam tubuh9
#.
untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua9 dan
.
sebagai
pendeteksi
adanya
sel&sel
abnormal,
termutasi
atau
ganas,
serta
menghancurkannya. Sistem imun menyediakan kekebalan terhadap suatu penyakit yang disebut imunitas. -espon imun adalah suatu cara yang dilakukan tubuh untuk memberi respon terhadap masuknya patogen atau antigen tertentu ke dalam tubuh. Sistem pertahanan tubuh terbagi atas dua bagian yaitu : 0. ertahanan non spesifik, merupakan garis pertahan pertama terhadap masuknya serangan dari luar. ertahanan non spesifik terbagi atas bagian yaitu :
1. ertahanan fisik : kulit, mukosa membran #. ertahanan kimiawi: sali$a, air mata, liso*im en*im penghancur . ertahanan biologis: sel darah putih yang bersifat fagosit neutrofil,monosit,acidofil, protein antimikroba dan respon pembengkakan inflammatory. 8. ertahanan spesifik, dilakukan oleh sel darah putih yaitu sel darah putih 2imfosit. Disebut spesifik karena dilakukan hanya oleh sel darah putih 2imfosir, membentuk kekebalan tubuh, dipicu oleh antigen senyawa asing sehingga terjadi pembentukan antibodi dan setiap antibodi spesifik untuk antigen tertentu. 2imfosit berperan dalam imunitas yang diperantarai sel dan anibodi. omponen Dalam Sistem Imun omponen utama dalam sistem imun selain yang telah disebutkan diatas, adalah sel darah putih. Sistem kekebalan tubuh berkaitan dengan sel darah putih atau leukosit. 8erdasarkan adanya bintik&bintik atau granular, 2eukosit terbagi atas: 1.
6ranular, memiliki bintik&bintik. 2eukosit granular yaitu 8asofil, 0cidofil/7osinofil dan 4eutrofil.
#.
0granular, tidak memiliki bintik&bintik. 2eukosit 0granular yaitu "onosit dan 2imfosit. Selain itu, ada juga sel bernama "acrophage makrofag, yang biasanya berasal dari
monosit. "akrofag bersifat fagositosis, menghancurkan sel lain dengan cara memakannya. emudian, pada semua limfosit dewasa, permukaannya tertempel reseptor antigen yang hanya dapat mengenali satu antigen. 0da juga Sel emuncul 0ntigen Antigen Presenting Cells. Saat antigen memasuki memasuki sel tubuh, molekul tertentu mengikatkan diri pada antigen dan memunculkannya di hadapan limfosit. "olekul ini dibuat oleh gen yang disebut Major Histocompability Complex ";3 dan dikenal sebagai molekul ";3. ";3 1 menghadirkan antigen di hadapan 2imfosit 5 pembunuh dan ";3 II menghadirkan antigen ke hadapan 2imfosit 5 embantu. 2imfosit berperan utama dalam respon imun diperantarai sel. 2imfosit terbagi atas # jenis yaitu 2imfosit 8 dan 2imfosit 5. 8erikut adalah perbedaan antara 2imfosit 5 dan 2imfosit 8.
omponen&omponen Sistem Imun 2imfosit 8 2imfosit 5 Dibuat di sumsum tulang yaitu sel batang yang sifatnya pluripotensi pluripotent stem cells dan dimatangkan di sumsum tulang Bone Marrow, dibuat di sumsum tulang dari sel batang yang pluripotensi pluripotent stem cells dan dimatangkan di timus, berperan dalam
imunitas humoral, berperan dalam imunitas selular, menyerang antigen yang ada di cairan antar sel "enyerang antigen yang berada di dalam sel. 5erdapat jenis sel 2imfosit 8 yaitu : 1.
2imfosit 8 plasma, memproduksi antibodi.
#.
2imfosit 8 pembelah, menghasilkan 2imfosit 8 dalam jumlah banyak dan cepat.
.
2imfosit 8 memori, menyimpan mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh.
5erdapat jenis 2imfosit 5 yaitu: 1.
2imfosit 5 pempantu ;elper 5 cells, berfungsi mengantur sistem imun dan mengontrol kualitas sistem imun.
#.
2imfosit 5 pembunuhiller 5 cells atau 2imfosit 5 Sitotoksik, menyerang sel tubuh yang terinfeksi oleh pathogen.
.
2imfosit 5 surpressor Surpressor 5 cells, berfungsi menurunkan dan menghentikan respon imun jika infeksi berhasil diatasi.
roses ertahanan 4on Spesifik 5ahap ertama roses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami. 5ubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen. ulit menjadi penghalan bagi masuknya patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. 0ir mata memberikan perlawanan terhadap senyawa asing dengan cara mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut. "inyak yang dihasilkan oleh glandula sebaceae mempunyai aksi antimikrobial. "ukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang masuk ke dalam hidung atau bronkus dan akan dikeluarkan oleh paru&paru. -ambut hidung juga memiliki pengaruh karena bertugas menyaring udara dari partikel&partikel berbahaya. Semua *at cair yang dihasilkan oleh tubuh air mata, mukus, sali$a mengandung en*imm yang disebut liso*im. 2iso*im adalah en*im yang dapat meng&hidrolisis membran dinding sel bakteri atau patogen lainnya sehingga sel kemudian pecah dan mati. 8ila patogen berhasil melewati pertahan tahap pertama, maka pertahanan kedia akan aktif.
roses ertahanan 4on Spesifik 5ahap edua Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, di mana jika ada patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka sel yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Sinyal kimiawi berdampak pada dilatasi pelebaran pembuluh darah dan akhirnya pecah. Sel darah putih jenis neutrofil,
acidofil, dan monosit keluar dari pembuluh darah akibat gerak yang dipicu oleh senyawa kimia kemokinesis dan kemotaksis. arena sifatnya fagosit, sel&sel darah putih ini akan langsung memakan sel&sel asing tersebut. eristiwa ini disebut fagositosis karena memakan benda padat, jika yang dimakan adalah benda cair, maka disebut pinositosis. "akrofag atau monosit bekerja membunuh patogen dengan cara menyelubungi patogen tersebut dengan pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan lisosom. embunuh dengan bantuan lisosom bisa melalui # cara yaitu lisosom menghasilkan senyawa racun bagi si patogen atau lisosom menghasilkan en*im lisosomal yang mencerna bagian tubuh mikroba. ada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag yang tidak berpindah&pindah ke bagian tubuh lain, antara lain : paru&paru al$eolar macrophage, hati sel&sel upffer, ginjal sel&sel mesangial, otak sel
berperan dalam menghadapi
parasit¶sit besar. Sel ini akan
menempatkan diri pada dinding luar parasit dan melepaskan en*im penghancur dari granul& granul sitoplasma yang dimiliki. Selain leukosit, protein antimikroba juga berperan dalam menghancurkan patogen. rotein antimikroba yang paling penting dalam darah dan jaringan adalah protein dari sistem komplemen yang berperan penting dalam proses pertahan non spesifik dan spesifik serta interferon. Interferon dihasilkan oleh sel&sel yang terinfeksi oleh $irus yang berfungsi menghambat produksi $irus pada sel&sel tetangga. 8ila patogen berhasil melewati seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan segera berhadapan dengan pertahanan spesifik yang diperantarai oleh limfosit.
ertahanan Spesifik : Imunitas Diperantarai 0ntibodi =ntuk respon imun yang diperantarai antibodi, limfosit 8 berperan dalam proses ini, di mana limfosit 8 akan melalui # proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder. %ika sel limfosit 8 bertemu dengan antigen dan cocok, maka limfosit 8 membelah secara mitosis dan menghasilkan beberapa sel limfosit 8. Semua 2imfosit b segera melepaskan antibodi yang mereka punya dan merangsang sel "ast untuk menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang antigen untuk mengeluarkan histamin. Satu sel limfosit 8 dibiarkan tetap hidup untuk menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. 2imfosit 8 yang tersisa ini disebut limfosit 8 memori. Inilah proses respon imun primer. %ika suatu saat, antigen yang sama menyerang kembali, 2imfosit 8 dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel 2imfosit 8 daripada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang sel "ast mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut. emudian, 1 limfosit 8 dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari sebelumnya. ;al ini
menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih cepat daripada respon imun primer. Suatu saat, jika suatu indi$idu lama tidak terkena antigen yang sama dengan yang menyerang sebelumnya, maka bisa saja ia akan sakit yang disebabkan oleh antigen yang sama karena limfosit 8 yang mengingat antigen tersebut sudah mati. 2imfosit 8 memori biasanya berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen spesifik. %ika tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang sangat lama, maka 2imfosit b bisa saja mati, dan indi$idu yang seharusnya bisa resisten terhadap antigen tersebut bisa sakit lagi jika antogen itu menyerang, maka seluruh proses respon imun harus diulang dari awal.
ertahanan Spesifik : Imunitas Diperantarai Sel =ntuk respon imun yang diperantarai sel, limfosit yang berperan penting adalah limfosit 5. %ika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh kemudian dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah biasanya neutrofil, maka patogen itu dicerna dan materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak bersalah tersebut. "ateri yang tertempel itu disebut antigen. -espon imun akan dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu dengan limfosit 5 yang sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit 5 terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan antigennya. ermukaan 2imfosit 5 memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu antigen saja. %adi, jika antibodi dan antigennya cocok, 2imfosit 5 ini, yang disebut 2imfosit 5 pembantu mengetahui bahwa sel ini sudah terkena antigen dan mempunyai # pilihan untuk menghancurkan sel ters ebut dengan patogennya. ertama, 2imfosit 5 pembantu akan lepas dari sel yang diserang dan menghasilkan senyawa baru disebut interleukin #, yang berfungsi untuk mengaktifkan dan memanggil 2imfosit 5 Sitotoksik. emudian, 2imfosit 5 Sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel yang terkena penyakit tersebut. edua, 2imfosit 5 pembantu bisa saja mengeluarkan senyawa bernama perforin untuk membocorkan sel tersebut sehingga isinya keluar dan mati.
%enis&%enis 0ntibodi 0ntibodi adalah protein berbentuk > dan disebut Immunoglobulin Ig, hanya dibuat oleh 2imfosit 8. 0ntibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf >. 8entuk lengan ini akan menentukkan beberapa macam Ig yang ada, yaitu Ig", Ig6, Ig0, Ig7, dan IgD. Saat respon imun humoral, Ig" adalah antibodi yang pertama kali muncul. %enis lainnya akan muncul beberapa hari kemudian. 2imfosit 8 akan membuat Ig yang sesuai saat interleukin dikeluarkan untuk mengaktifkan 2imfosit 5 saat antigen menyerang. 0ntibodi juga dpat
menghentikan akti$itas antigen yang merusak dengan cara mengikatkan antibodi pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel yang ingin dirusak. roses ini dinamakan neuralisasi. Semua Ig mempunyai kemampuan ini. 0ntibodi juga mempersiapkan antigen untuk dimakan oleh makrofag. 0ntobodi mengikatkan diri pada antigen sehingga permukaannya menjadi lebih mudah menempel pada makrofag. roses ini disebut opsonisasi. Ig" dan Ig6 memicu sistem komplemen, suatu kelompok protein yang mempunyai kemampuan unutk memecah membran sel. Ig"dan Ig6 bekerja paling maksimal dalam sistem sirkulasi,Ig0 dapat keluar dari peredaran darah dan memasuki cairan tubuh lainnya. Ig0 berperan penting untuk menghindarkan infeksi pada permukaan mukosa. Ig0 juga berperan dalam resistensi terhadap banyak penyakit. Ig0 dapat ditemukan pada 0SI dan membantu pertahanan tubuh bayi. IgD merupakan antibodi yang muncul untuk dilibatkan dalam inisiasi respon imun. Ig7 merupakan antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi dan kemungkinan besar merespon infeksi dari proto*oa dan parasit. 0ntibodi tidak menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi menetralkannya atau menyebabkan antigen ini menjadi target bagi proses penghancutan oleh mekanisme opsonosasi, aglutinasi,presipitasi atau fiksasi komplemen. ?psonisasi, aglutinasi, dan presipitasi meningkatkan proses fagositosis dari komplek antigen&antibodi sementara fiksasi komplemen memicu proses lisis dati protein komplemen pada bakteri atau $irus.
elainan Sistem Imun : 0lergi 0lergi, kadang disebut hipersensiti$itas, disebabkan respon imun terhadap antigen. 0ntigen yang memicu alergi disebut allergen. -eaksi alregi terbagi atas # jenis yaitu reaksi alergi langsung dan reaksi alergi tertunda. -eaksi alergi langsung disebabkan mekanisme imunitas humoral. -eaksi ini disebabkan oleh prosuksi antibodi Ig7 berlebihan saat seseorang terkena antigen. 0ntibodi Ig7 tertempel pada sel "ast, leukosit yang memiliki senyawa histamin. Sel m0st banyak terdapat pada paru&paru sehingga saat antibodi Ig7 menempel pada sel "ast, histamin dikeluarkan dan menyebabkan bersin&bersin dan mata berair. -eaksi alergi tertunda disebabkan oleh perantara sel. 3ontoh yang ekstrim adalah saat makrofag tidak dapat menelan
antigen
atau
menghancurkannya.
0khirnya
2imfosit
5
segera
memicu
pembengkakan pada jaringan. 1.
elainan sistem imun:penolakan organ transplantasi Sistem imun menyerang sesuatu yang dianggap asing di dalam tubuh indi$idu normal, yang diserang adalah organ transplantasi. Saat organ ditransplantasikan, ";3 organ donor dikenali sebagai senyawa sing dan kemudian diserang. =ntuk mengatasi hal ini,
ilmuwan mencari donor transplantasi yang ";3 punya banyak kesamaan dengan milik si resipien. -esipien organ tranplantasi juga diberi obat untuk menekan sistem imun mereka dan menghindarkan penolakan dari organ transplantasi. %ika organ tranplantasi mengandung 2imfosit 5 yang berbeda jenisnya dengan 2imfosit 5 milik donor seperti pada cangkok sumsum tulang, 2imfosit 5 dari organ tranplantasi ini bisa saja menyerang organ dan jaringan donor. =ntuk mengatasi hal ini, ilmuwan meminimalisir reaksi graft $ersus host6@; dengan cara menghilangkan semua 2imfosit 5 dewasa sebelum dilakukan tranplantasi. #.
elainan sitem imun : defisiensi imun Salah satu penyakit defisiensi sistem imun yaitu 0IDS Acquired mmune !eficiency "yndrome yang disebabkan oleh ;I@ Human mmunodeficiency #irus. ;I@ menyerang 2imfosit 5 pembantu karena 2imfosit 5 pembantu mengatur jalannya kontrol sistem imun. Dengan diserangkan 2imfosit 5 pembantu, maka pertahanan tubuh akan menjadi lemah. Defisiensi sistem imun dapata terjadi karena radiasi yang menyebabkan turunnya produksi limfosit. Sindrom Di6eorge adalah kelainan sistem imun yang disebabkan karena penderita tidak punya timus dan tidak dapat memproduksi 2imfosit 5 dewasa. ?rang dengan kelainan ini hanya bisa mengandalkan imunitas humoralnya secara terbatas dan imunitas diperantarai selnya sangat terbatas. 3ontoh ekstrim penyakit defisiensi sistem imun yang diturunkan secara genetika adalah Se$ere 3ombined Immuno Deficiency S3I7D. enderita S3ID tidak punya 2imfosit 8 dan 5 maka ia harus diisolasi dari lingkungan luar dan hidup dengan betul&betul steril karena mereka bisa saja mati disebabkan oleh infeksi.
.
elainan sistem imun:penyakit autoimun 0utoimunitas adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ dan jaringan sendiri. 0utoimunitas bisa terjadi pada respon imun humoral atau imunitas diperantarai sel. Sebagai contoh, penyakit diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh membuat antibodi yang menghancurkan insulin sehingga tubuh penderita tidak bisa membuat gula. ada myasthenia gra$is, sistem imun membuat antibodi yang menyerang jaringan normal seperti neuromuscular dan menyebabkan paralisis dan lemah. ada demam rheumatik, antibodi menyerang jantung dan bisa menyebabkan kerusakan jantung permanen. ada 2upus 7rythematosus sistemik, biasa disebut lupus, antibodi menyerang bebeagai jaringan yang berbeda, menyebabkan gejala yang menyebar.
engertian dan 8ahaya ;I@ / 0IDS ;I@ dan 0IDS 0IDS Acquired mmune !eficiency "yndrome merupakan suatu penyakit yang cara kerjanya menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia. 0IDS disebabkan karena $irus yang bernama ;I@ Human mmunodeficiency #irus masuk ke dalam tubuh manusia. ;I@ dengan cepat akan melumpuhkan sistem kekebalan manusia. Setelah sistem kekebalan tubuh lumpuh, seseorang penderita 0IDS biasanya akan meninggal karena suatu penyakit disebut penyakit sekunder yang biasanya akan dapat dibasmi oleh tubuh seandainya sistem kekebalan itu masih baik. 0IDS adalah penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. @irus ;I@ yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh sistem imun, sehingga orang& orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap ;I@, belum tentu mengidap 0IDS. 8anyak kasus di mana seseorang positif mengidap ;I@, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. 4amun, ;I@ yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. 0kibatnya, $irus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh. Dari sur$ey orang dalam #' tahun terakhir terinfeksi lebih dari A' juta @irus ;I@. Dari jumlah itu, #' juta orang meninggal karena 0cBuired Immune Deficiency Syndrome 0IDS. 5ahun #''1, =40IDS =nited 4ations %oint rogram on ;I@ atau 0IDS memperkirakan, jumlah ?rang ;idup Dengan ;I@ atau 0IDS ?D;0 C' juta. asus 0IDS pertama kali ditemukan di 0merika Serikat, pada 1E1, tetapi kasus tersebut hanya sedikit memberi informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang ada bukti jelas bahwa 0IDS disebabkan oleh $irus yang dikenal dengan ;I@. ;I@ merupakan bagian dari kelompok $irus yang disebut lenti$irus yang ditemukan pada primata nonmanusia. Secara kolektif, 2enti$irus diketahui sebagai $irus monyet yang dikenal dengan nama Simian Immunodeficiency @irus SI@. ;I@ merupakan keturunan dari SI@. %enis SI@ tertentu mirip dengan dua tipe ;I@, yakni ;I@&1 dan ;I@, yang menyerang salah satu sel dari darah putih yaitu sel limfosit. Di Indonesia, kasus 0IDS pertama kali ditemukan pada tahun 1EF. Seorang wisatawan berusia CC tahun asal 8elanda meninggal di -umah Sakit Sanglah, 8ali. ematian lelaki asing itu disebabkan 0IDS. ;ingga akhir tahun 1EF, ada enam orang yang didiagnosis ;I@ positif, dua di antara mereka mengidap 0IDS. Sejak 1EF hingga Desember #''1, dari AF1 pengidap 0IDS, sebanyak #E' orang meninggal. ;I@ begitu cepat menyebar ke seluruh
dunia. Ibarat fenomena gunung es di lautan, penderita ;I@ atau 0IDS hanya terlihat sedikit di permukaan.
enularan ;I@ atau 0IDS 0IDS adalah salah satu penyakit yang menular. 4amun penularannya tak semudah seperti $irus influen*a atau $irus&$irus lainnya. @irus ;I@ dapat hidup di seluruh cairan tubuh manusia, akan tetapi yang mempunyai kemampuan untuk menularkan kepada orang lain hanya ;I@ yang berada dalam: darah, cairan $agina dan sperma.
enularan ;I@ atau 0IDS yang diketahui adalah melalui: 5ransfusi darah dari pengidap ;I@
◾
8erhubungan seks dengan pengidap ;I@
◾
Sebagian kecil #G&'H ibu hamil pengidap ;I@ kepada janinnya
◾
0lat suntik atau jarum suntik/alat tatoo/tindik yang dipakai bersama dengan penderita ;I@
◾
atau 0IDS9 serta 0ir susu ibu pengidap 0IDS kepada anak susuannya
◾
0pakah >ang Dimaksud 0IDS
0IDS Acquired mmunodeficiency "yndrome adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh $irus ;I@ Human mmunodeficiency #irus. 3elakanya, apabila $irus ;I@ sudah masuk ke dalam tubuh seseorang, secara pelan&pelan merusak sistem kekebalan tubuhnya sehingga serangan penyakit lain, yang biasanya tidak berbahaya, akan dapat menyebabkan kematian.
6ejala&6ejala enyakit 0IDS 0-3J0IDS -elated 3ompleK =ntuk memastikan apakah seseorang kemasukan $irus ;I@, ia harus memeriksakan darahnya dengan tes khusus dan berkonsultasi dengan dokter. %ika dia positif mengidap 0IDS, maka akan timbul gejala&gejala yang disebut dengan 0-3 0IDS -elati$e 3ompleK 0dapun gejala&gejala yang biasa nampak pada penderita 0IDS adalah : 1.
2elah berkepanjangan
#.
Sering demam LE 3
.
Sesak nafas dan batuk berkepanjangan
C.
8erat badan turun mencolok
G.
8ercak merah kebiruan pada kulit/mulut
A.
Diare lebih satu bulan tanpa sebab yang jelas
F.
8ercak putih/luka dalam mulut
8agaimana roses enularan ;I@/0IDS
3airan tubuh penderita 0IDS yang berperan dalam penularan adalah darah, sperma, cairan $agina, dan cairan tubuh lainnya yang tercemar ;I@, misalnya air ludah. 3ara penularan 0IDS terutama melalui : 1.
;ubungan seksual, baik dengan sejenis maupun berbeda jenis kelamin yang mengidap $irus ;I@.
#.
5ukar menukar jarum suntik, akupunktur, tato, dan alat cukur yang tercemar $irus ;I@.
.
5ransfusi darah yang tercemar $irus ;I@.
C.
Dari ibu hamil yang kemasukan $irus ;I@ kepada bayi yang dikandungnya.
G.
ertolongan persalinan yang tercemar $irus ;I@.
8agaimana 3ara erja ;I@ di Dalam 5ubuh "anusia 5ubuh manusia memiliki sistem kekebalan yang kerap kita sebut sel darah putih. Sistem kekebalan tubuh kita ini mempunyai # sel utama yang memiliki tugas yang tidak sama : yakni sel cdC positif bertugas sebagai sel yang mengetahui serta memberikan info bila ada benda atau sel asing yang masuk ke dalam tubuh, dan sel yang lain bertugas untuk menyerang serta melumpuhkan sel asing tersebut sesudah menerima info dari sel cdC positif. 5etapi $irus ;I@ yaitu $irus yang dengan spesial menjadikan sel cdC positif sebagai tujuan dari serangannya.
roses ;I@ "elumpuhkan Sistem ekebalan 5ubuh "anusia 1.
;I@ masuk ke dalam tubuh serta melacak beberapa sel cdC positif, lantas $irus ini masuk ke sel cdC positif, melumpuhkan serta menguasainya dengan langkah memperbanyak dirinya didalam sel cdC positif ini.
#.
2antas beberapa sel ;I@ yang baru yang sudah jadi banyak ini keluar serta melacak beberapa sel cdC positif yang lain serta mengulangi sistem yang sama.
.
8eberapa sel penyerang datang dan menghancurkan sel cdC positif yang sudah terinfeksi $irus ;I@, tetapi beberapa sel ;I@ yang baru sudah menjadi banyak dan dengan cepat melacak beberapa sel cdC positif serta memperbanyak diri lagi didalamnya.
C.
Sesudah melalui sekian waktu makin banyak tubuh kehilangan beberapa sel cdC positif serta sistem kekebalan tubuh jadi melemah, dikarenakan tugas beberapa sel cdC positif yaitu mengenali beberapa sel asing yang masuk ke didalam tubuh serta mengirim info supaya tubuh membentuk serta mengirim beberapa sel penyerang untuk melumpuhkan sel asing tersebut, maka dengan amat menyusut nya beberapa sel cdC positif didalam tubuh, tubuh tidak menerima info yang cukup untuk bisa membentuk beberapa sel penyerang yang di perlukan.
G.
Didalam situasi layaknya inilah beragam type penyakit bisa masuk ke tubuh tanpa bisa di ketahui serta di lawan, hingga selanjutnya akan membawa pada kematian.
engaruh ;I@ 5erhadap Sistem Imun
;I@ terutama menginfeksi limfosit 3DC atau 5 helper 5h, sehingga dari waktu ke waktu jumlahnya akan menurun, demikian juga fungsinya akan semakin menurun. 5h mempunyai peranan sentral dalam mengatur sistem imunitas tubuh. 8ila terakti$asi oleh antigen, 5h akan merangsang baik respon imun seluler maupun respon imun humoral, sehingga seluruh sistem imun akan terpengaruh. 4amun yang terutama sekali mengalami kerusakan adalah sistem imun seluler. %adi akibat ;I@ akan terjadi gangguan jumlah maupun fungsi 5h yang menyebabkan hampir keseluruhan respon imunitas tubuh tidak berlangsung normal. 1.
0bnormalitas pada Imunitas seluler =ntuk mengatasi organisme intra seluler seperti parasit, jamur dan bakteri intraseluler yang paling diperlukan adalah respon imunitas seluler yang disebut 3ell "ediated Immunity 3"I. Mungsi ini dilakukan oleh sel makrofag dan 352s cytotoKic 5 2ymphocyte atau 53, yang terakti$asi oleh sitokin yang dilepaskan oleh limfosit 3DC. Demikian juga sel 4 4atural iller, yang berfungsi membunuh sel yang terinfeksi $irus atau sel ganas secara direk non spesifik, disamping secara spesifik membunuh sel yang di bungkus oleh antibody melalui mekanisme antibody dependent cell mediated cytotoKicity 0D33. E,##C "ekanisme ini tidak berjalan seperti biasa akibat ;I@. Sel 5h : %umlah dan fungsinya akan menurun. ada umumnya penyakit indikator 0IDS tidak terjadi sebelum jumlah 3DC mencapai #''/u2 bahkan sebagian besar setelah 3DC mencapai 1''/u2.
"akrofag
:
Mungsi
fagositosis
dan
kemotaksisnya
menurun,
termasuk
juga
kemampuannya menghancurkan organisme intra seluler, misalnya kandida albikans dan toksoplasma gondii. Sel 5c : emampuan sel 5 sitotoksik untuk menghancurkan sel yang terinfeksi $irus menurun, terutama pada infeksi stadium lanjut, sehingga terjadi reakti$asi $irus yang tadinya laten, seperti herpes *oster dan retinitis sitomegalo. Demikian juga sering terjadi differensiasi sel ke arah keganasan atau malignansi. Sel 4 : emampuan sel 4 untuk menghancurkan secara langsung antigen asing dan sel yang terinfeksi $irus juga menurun. 8elum diketahui dengan jelas apa penyebabnya, diperkirakan kemungkinan karena kurangnya I2 atau efek langsung ;I@. #.
0bnormalitas pada imunitas humoral Imunitas humoral adalah imunitas dengan pembentukan antibodi oleh sel plasma yang berasal dari limfosit 8, sebagai akibat sitokin yang dilepaskan oleh limfosit 3DC yang terakti$asi. Sitokin I2, 836M 8 cell growth factors dan 83DM 8 cell differentiation factors akan merangsang limfosit 8 tumbuh dan berdifferensiasi menjadi sel lasma. Dengan adanya antibody diharapkan
akan meningkatkan daya fagositosis dan daya
bunuh sel makrofag dan neutrofil melalui proses opsonisasi .#1 ;I@ menyebabkan terjadi stimulasi limfosit 8 secara poliklonal dan sehingga terjadi hipergammaglobulinaemia memproduksi
lebih banyak immunoglobulin,
infeksi ;I@/0IDS tidak
non&spesifik,
terutama Ig0 dan Ig6. Disamping limfosit 8 pada odha orang dengan
memberi respon yang tepat.1&,E, 5erjadi perubahan dari
pembentukan antibodi Ig" ke antibodi Ig0 dan Ig6. Infeksi bakteri dan parasit intrasel menjadi masalah berat karena respons yang tidak tepat, misalnya reakti$asi 5oKoplasma gondii atau 3"@ tidak direspons dengan pembentukan immunoglobulin " Ig". -espons antibodi pasca $aksinasi dengan antigen protein atau polisaccharide sangat lemah, misalnya $aksinasi ;epatitis 8, Influen*a, pneumokokus, dll. Mungsi neutrofil juga
terganggu, karena itu sering terjadi infeksi oleh stafilokokus aureus yang
menyebabkan infeksi kulit dan pneumonia. 0palagi pemakaian obat antiretro$irus 0-@ seperti *ido$udine atau anti $irus sitomegalo yaitu ganciclo$ir dapat menimbulkan terjadinya neutropenia. 8anyak yang belum diketahui tentang antibodi terhadap ;I@. 0pakah antibodi bisa mencegah meluasnya infeksi ;I@ didalam tubuh, atau paling tidak berperan untuk menetralkan ;I@. roduksi antibodi terutama neutrali*ing antibodi kasus 0IDS stadium lanjut dimana limfosit 3DC N #''/u2 bila dibandingkan dengan orang tanpa ;I@,
ternyata sangat berbeda. Sedangkan pada stadium sebelumnya dimana sel 5h masih diatas #''&G''/ u2, produksi anitibodi tidak begitu berbeda. 0ntibodi spesifik terutama neutrali*ing antibody baru mulai muncul pada minggu kedua atau ketiga, bahkan bisa mundur beberapa bulan setelah infeksi. Secara umum dapat dikatakan respon antibodi terhadap ;I@ sangat lemah, dan hanya sebagian kecil saja dari fraksi antibodi ini yang dapat menetralisasi ;I@. arena itu ;I@ dapat melewati respon antibodi sehingga dapat bertahan hidup dan menginfeksi sel lainnya.
Mase Infeksi 0kut
Setelah transmisi ;I@ melalui mukosa genital yang merupakan transmisi utama, sel dendritic D3 yang ada di lamina propria mukosa $agina akan menangkap ;I@. D3 bertindak sebagai antigen presenting cell 03 dan mempresentasikan ;I@ ke sel limfosit 3DC sehingga
dapat merangsang limfosit 5 naO$e. ;al ini terjadi karena D3
mengekpresikan molekul major histocompatibility compleK ";3 klas I, ";3 klas II dan molekul kostimulator lain pada permukaannya. Setelah ;I@ tertangkap D3 akan menuju kelenjar limfoid dan mempresentasikannya kepada sel limfosit 5 nai$e. Disamping mengangkut ;I@ kekelenjar limfe, D3 juga mengakti$asi sel limfosit 3DC, dengan demikian akan meningkatkan infeksi dan replikasi ;I@ pada sel limfosit 5h. erlu diketahui terikatnya ;I@ ke D3 melalui pengikatan protein en$elop gp 1#' pada sekelompok molekul yang disebut 3&type lectin receptor. 5ermasuk dalam 3&type lectin receptor adalah dendritic cel
"obilisasi limfosit ke kelenjar ini justru menyebabkan makin banyak sel limfosit yang terinfeksi. Dalam beberapa hari akan terjadi limfopenia dan menurunnya limfosit 3DC dalam sirkulasi. Dalam fase ini didalam darah akan ditemukan ;I@ bebas titer tinggi dan komponen inti p#C, yang menunjukkan tingginya replikasi ;I@ yang tidak dapat dikontrol oleh sistim imun. Dalam #&C minggu akan terjadi peningkatan jumlah sel limfosit total yang disebabkan karena tingginya subset limfosit 3DE sebagai bagian dari respon imunitas seluler terhadap ;I@. Diperkirakan
paling sedikit 1' milyard
;I@ diproduksi dan dihancurkan setiap
harinya, karena waktu paruh $irus dalam plasma
adalah sekitar A jam. 5api ada yang
mengatakan turno$er ;I@ adalah #K1' milyard
perhari, sedangkan sebagai bandingan,
estimasi penurunan 3DC limfosit adalah #''' K 1 juta perhari dengan klirens waktu paruhnya sekitar dua hari.1 Setelah fase akut, akan terjadi penurunan jumlah ;I@ bebas dalam plasma maupun dalam sel. "asih belum jelas, mengapa bisa demikian, akan tetapi analogi dengan infeksi $irus pada umumnya. Sel limfosit 5 sitotoksik 3DE yang sebagai efektor sel dapat mengontrol infeksi akut oleh $irus, karena dia bisa mengenal dan menghancurkan sel yang telah terinfeksi ini kadang&kadang dapat merugikan juga, sehingga dapat mencegah replikasi dan pembantukan $irus baru. ada infeksi ;I@ sejak awal ditemukan tingginya jumlah sel 5 limfosit sitotoksik 532s atau 5c. Sel limfosit sitotoksik yang mempunyai petanda 3DE, akan terakti$asi oleh ;I@ dan akan mengeluarkan sejumlah solubel sitokin termasuk 30M , yang dapat menghambat replikasi ;I@ dalam limfosit 3DC. eadaan seperti ini juga terjadi pada infeksi ;I@ akut, bahkan sebelum serokon$ersi.1 Disamping jumlahnya menurun, maka fungsi limfosit 3DC juga terganggu, bahkan pada stadium dimana jumlahnya masih diatas G''/ml. 5ernyata kemampuannya untuk proliferasi karena rangsangan berbagai macam antigen dan kemampuannya untuk memproduksi sitokin untuk fungsi helper juga menurun.5erjadi penurunan respon pengenalannya terhadap antigen bakteri, $irus atau toksin yang pernah dikenal, lalu hilangnya respon terhadap sel asing allogeneic response, terakhir juga kehilangan
kemampuan untuk respon mitogen non&
spesifik seperti phytohaemaglutinin. -isiko infeksi oportunistik dipengaruhi oleh jumlah 3DC. ada jumlah 3DC dibawah 1'' dapat terjadi infeksi toksoplasma sedangkan pada jumlah 3DC dibawah G' dapat terjadi infeksi Sitomegalo
eranan elenjar 2imfe ada Infeksi rimer
enelitian tentang peranan kelenjar limfe dalam infeksi akut ;I@, dilakukan secara histopatologik biopsy kelenjar yang diikuti baik secara longitudinal, maupun cross sectional, pada percobaan rhesus monkey dengan SI@ dan orang yang terinfeksi ;I@. Didapatkan ;I@ telah berada dalam kelenjar limfe kera G hari setelah infeksi SI@, dan bila dilakukan analisis hibrida terhadap -40 ;I@/SI@ pada fase itu, ternyata ;I@ kebanyakan terdapat sebagai sel& sel indi$idual yang mengekspresikan -40, dan mencapai puncak pada hari ke F setelah inokulasi. 0nalisis biopsy kelenjar secara cross sectional pada orang yang terinfeksi ;I@ bersifat konsisten dengan model rhesus monkey. Dengan bukti itu, maka kelenjar limfe merupakan organ anatomi yang pertama yang terinfeksi ;I@. ada fase transisi ke fase kronik, terjadi switch dari ekspresi sel&secara indi$idual ke bentuk trapping ;I@ oleh jaringan sel dendritik folikuler didalam germinal senter kelenjar limfe. 8entuk ini mendominasi keberadaan ;I@ dan pada saat ini terjadi penurunan secara drastis
jumlah sel&sel indi$idual yang mengekspresikan ;I@. %adi pada fase akut ini dapat
dilihat adanya upaya sel&sel limfosit 5 sitotoksik untuk mengurangi jumlah ;I@. akan membentuk kompleks dengan imunoglobulin dan komplemen. ompleks ini akan terikat pada
reseptor komplemen pada
permukaan sel dendritik. Secara klinik akan terjadi
penurunan jumlah -40 ;I@ dalam plasma dan menghilangnya sindroma infeksi akut 5erjadinya
gejala&gejala 0IDS umumnya didahului oleh percepatan penurunan
jumlah limfosit 3DC, sering terjadi pada keadaan dimana sebelumnya jumlah limfosit 3DC diatas ''/u2. ada umumnya perubahan ini berkorelasi dengan munculnya strain ;I@ yang lebih $irulen, yaitu strain SI Syncitial Inducing, diikuti oleh gejala klinis menghilangnya gejala limfadenopati generalisata yang merupakan prognosis yang buruk. ;al ini terjadi akibat hilangnya kemampuan respon imun seluler untuk melawan turno$er ;I@ dalam kelenjar limfe, ditandai oleh membanjirnya ;I@ kedalam sirkulasi karena rusaknya struktur kelenjar limfe.
.
-eaksi 0utoantibodi -eaksi autoantibodi cenderung terjadi pada fase awal infeksi ;I@ pada saat sistem
imunitas masih relatif bagus. arena limfosit 8 tidak memberi respon yang tepat1&,E,, terbentuk autoantibodi terhadap beberapa protein tubuh, antara lain antibodi terhadap platelet, neutrofil, limfosit dan myelin. "ekanismenya tidak begitu jela s, ada dua jalur. ertama akibat
akti$asi sel 8 yang disregulasi sehingga terjadi poliklonal hipergammaglobulinemia. edua karena adanya molecular mimicry antara antigen ;I@ dengan beberapa protein tubuh. eadaan ini menimbulkan sindroma autoimun, antara lain 0utoimun trombositopenik purpura
0I5,
antiphospholipid
antibodi
020,
hipochlorhidria, autoimun hemolitik anemia 0I;0,
autoimun
gastropati
dengan
pruritic papulo$esicular eruption
@7. roses autoimun juga mempercepat penurunan jumlah 5 3DC.C ada stadium awal infeksi ;I@ juga dapat terjadi Sindroma yang dimediasi oleh limfosit 5&3DE, seperti sindroma Sjogren)s, 2ymphocytic Interstitial neumonitis 2I, 0utoimun olymyositis, 0utoimun chronic acti$e hepatitis dan 3ardiac myositis. Sindroma demyelinisasi, seperti
sindroma 6uillain 8arre, chronic idiopathic
demyelinating polyneuropathy dan sindroma kompleks imun seperti polyarteritis nodosa&like arteritis dan ;ypersensiti$ity $asculitis bisa timbul juga pada awal penyakit 6ambar G menunjukkan gejala klinik di hubungkan dengan lama infeksi dan jumlah 5h 3DC.#G %umlah 3DC menentukan manifestasi gejala klinik yang timbul melalui patogenesis yang berbeda. ada awal merupakan respon tubuh yang sama seperti infeksi oleh $irus lain, setelah itu, pada saat jumlah 3DC masih cukup tinggi G''&F'' dapat timbul gejala akibat reaksi autoantibodi. 6ejala klinik pada waktu 3DC sudah rendah NG'' merupakan infeksi oportunistik atau kanker oportunistik.
C. -eaksi ;ipersensiti$itas ada Infeksi ;I@ -eaksi hipersensiti$itas pada infeksi ;I@ tidak jarang terjadi, dan umumnya berkaitan dengan obat&obatan. Daftar obat&obatan yang diketahui menimbulkan reaksi hipersensiti$itas pada infeksi ;I@ semakin lama semakin bertambah. ejadian hipersensiti$itas terhadap obat jauh lebih tinggi pada infeksi ;I@ dibandingkan pada non ;I@. "isalnya hipersensiti$itas terhadap 5rimethoprim&sulfametoksa*ole dosis tinggi untuk mengobati 3 terjadi antara #FH&ACH, dibandingkan H pada orang imunokompeten atau imunodefisiensi karena non ;I@. ejadian hipersensiti$itas terhadap obat ini akan lebih buruk lagi karena selalu diperlukan obat pengganti, dimana obat ini mempunyai efektifitas kurang atau mempunyai efek yang lebih toksik. atogenesis terjadinya reaksi hipersensiti$itas ini diperkirakan melalui jalur reaksi alergi, jadi bersifat immune mediated atau karena toksik yang penyebabnya belum diketahui. 4amun reaksi hipersensiti$itas yang ditemukan pada infeksi ;I@ ini tidak dapat dimasukkan pada salah satu dari C tipe reaksi hipersensiti$itas menurut klasifikasi 6ell and
3oombs.G "emang
bertentangan sekali terjadi reaksi hipersensiti$itas pada orang yang
)anergi) terhadap beberapa stimulan lain, misalnya $aksinasi ;epatitis 8 atau tes tuberculin.
8eberapa keadaan yang diduga berperan adalah:
a.
Disregulasi
pada
sistem
imun.
-eaksi
terhadap
0moKycilin,
5rimethoprim&
sulfametoksa*ole dan obat anti 58 ?05 sering terjadi pada 3DC rendah #'&N#''/u2. emeriksaan histopatologi kulit menunjukkan kelainan yang sama, tidak tergantung obat pencetus, sehingga diperkirakan patogenesisnya bersifat umum.
b. oinfeksi $irus&$irus lain, seperti $irus 7pstein&8arr 78@, Sitomegalo 3"@ dan beberapa $irus saluran nafas dikatakan berhubungan dengan terjadinya rash kulit akibat 0mpisilin. 5idak ditemukan timbulnya rash kulit, bila fase infeksi akut oleh $irus&$irus tersebut sudah lewat.
c. 8esar dosis dan lama pemakaian obat. "isalnya ditemukan reaksi hipersensiti$itas pada pemakaian dosis tinggi trimethoprim&sulfametoksa*ole bila dibandingkan dengan pemakaian dosis rendah sebagai profilaksis. Dan semakin lama obat dikonsumsi, semakin tinggi kemungkinan terjadinya reaksi hipersensiti$itas.G
d. Maktor lain misalnya imunoglobulin yang spesifik untuk obat tertentu dan Struktur obat dan metabolismenya dalam tubuh.
G. 5imbulnya malignansi atau tumor sekunder pada infeksi ;I@
5elah diketahui bahwa degenerasi maligna akan disebabkan oleh adanya differensiasi dan proliferasi sel yang abnormal. erusakan genetik sel dapat berakibat kematian sel, atau beberapa sel dengan struktur genetik yang berubah tersebut masih dapat hidup dan menunjukkan fenotipe yang berbeda. Menotipe yang berbeda bisa berkembang kearah malignansi atau keganasan.
Disinilah peran sistem imun, terutama respon imun seluler berfungsi untuk menghancurkan antigen asing. Sebab bila tidak terjadi klirens, maka antigen asing tersebut merupakan stimuli
kronis terhadap proliferasi sel&sel imun yang cenderung berlebihan. "isalnya proliferasi poliklonal dari sel limfosit 8 dengan berbagai akibatnya
dan terjadinya limfadenopati
generalisata. Disamping itu sistem imun berfungsi untuk menghancurkan sel dengan fenotipe yang berubah kearah keganasan akibat adanya $irus yang bersifat onkogenik.
ada infeksi ;I@ dengan adanya defisiensi imun akan memungkinkan akti$asi $irus&$irus laten dalam tubuh sehingga terjadi keganasan sekunder, misalnya 78@ berkaitan dengan timbulnya 2imfoma 4on ;odgkin)s, ;@ human papiloma $irus berkaitan dengan timbulnya karsinoma leher rahim, dan ;uman herpes @irus E berkaitan dengan sarkoma aposi)s.A