TUGAS : STUDI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN USAHA PENAMBANGAN GOLONGAN GALIAN C (PASIR dan BATU)
OLEH : NAHDIA / P0302216004
PROGRAM STUDI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PROGRAM PASCA SARJANA / S2 UNIVERSITAS HASANUDDIN 2016
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG
Kebutuhan akan bahan bangunan seperti pasir dan batu dewasa ini meningkat seiring dengan peningkatan teknologi dan kebutuhan pengembangan wilayah. Kegunaan pasir digunakan untuk pengembangan perumahan, bahan bangunan maupun industri. Pesatnya pembangunan di wilayah perkotaan menjadikan kebutuhan akan bahan bangunan berupa pasir dan batu (Sirtu) yang termasuk Bahan Galian Golongan C sangat meningkat. Peraturan yang tertuang dalam regulasi dan ketentuan dari pemerintah lebih detail tentang segala bentuk rencana kegiatan pembangunan yang diprediksi akan memberikan dampak penting dan besar terhadap lingkungan, termasuk kegiatan pertambangan mineral dengan segala bentuk kegiatan yang terkait didalamnya adalah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan selanjutnya Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Mengacu pada perundang-undangan dan peraturan-peraturan tersebut, maka pihak merupakan perusahaan swasta bergerak di bidang pertambangan umum harus merencanakan melakukan studi AMDAL atas rencana kegiatan pada areal Izin Usaha Tambang Golongan Galian-C dengan luas 100 ha, yang izin eksplorasinya telah dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati. Kegiatan eksploitasi yang diharapkan kegiatan tersebut menjadi penggerak ekonomi wilayah sekitar khususnya, sumber penerimaan negara melalui devisa serta meningkatkan kualitas sosial ekonomi dan budaya masyarakat melalui peningkatan pendapatan dan kesempatan berusaha serta alih teknologi. Disamping dampak dampak positif tersebut tentunya tentunya ak an timbul dampak negatif, baik langsung maupun tidak langsung pada komponen lingkungan fisik kimia, biologi maupun sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat, karena usaha penambangan tersebut mempunyai interaksi yang kuat kuat dengan lingkungan hidup. hidup.
Page | 1 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
1.2. TUJUAN DAN MANFAAT 1.2.1. Tujuan
Rencana kegiatan penambangan yang akan dilakukan Tambang Golongan Galian-C (pasir dan batu) secara umum bertujuan untuk : a. Mengelola potensi sumber daya alam berupa pasir dan batu (SIRTU) (S IRTU) yang terkandung di wilayah Kabupaten Sleman untuk kepentingan ekonomis; Memenuhi permintaan pasokan pasir dan batu lokal wilayah secara khusus dan nasional secara umum; (SIRTU) yang dilaksanakan di lokasi penambangan tersebut; serta b. Meningkatkan pendapatan perusahaan dari kegiatan penambangan pasir dan batu c. Meningkatkan penerimaan daerah dari sektor non migas melalui pajak perusahaan.
1.2.2. Manfaat
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan Tambang Golongan Galian-C (pasir dan batu) adalah :
Bagi Perusahaan : a. Keuntungan ekonomis bagi keberlanjutan usaha perusahaan; b. Memenuhi permintaan pasokan pasir dan batu dari industri-industri mitra yang membutuhkan; serta c. Meningkatkan pendapatan perusahaan dari usaha pertambangan.
Bagi Pemerintah : a. Penggerak percepatan pertumbuhan wilayah ( growth development ) b. Penggerak dan pendorong pengembangan sektor inti dan sektor strategis st rategis daerah prime mover ); ( prime ); serta
c. Meningkatkan pendapatan negara melalui pajak dan royalti.
Bagi Masyarakat a. Meningkatkan tingkat kesejahteraan ekonomi dan sosial melalui penciptaan peluang kerja dan berusaha; serta b. Penyerapan tenaga kerja produktif di daerah sekitar kegiatan.
Page | 2 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
1.3.1
PERUNDANG-UNDANGAN
Landasan hukum yang dipakai sebagai payung dalam menyusun dokumen AMDAL rencana kegiatan penambangan Galian C (pasir dan batu) berupa peraturan perundangundangan dan kebijaksanaan pemerintah yang berlaku. Tabel 1.1. Undang-Undang terkait dengan Studi Amdal penambangan Galian C
(pasir dan batu) No
Undang-Undang
Tentang
1
No. 5 Tahun 1990
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem
2
No. 41 Tahun 1999
Kehutanan
3
No.7 Tahun 2004
Sumber daya Air
4
No.16 Tahun 2004
Penggunaan Tanah
5
No.32 Tahun 2004
Kewenangan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
6
No. 26 Tahun 2007
Penataan Ruang
7
No. 22 Tahun 2009
Lalulintas dan Angkutan Jalan
8
No. 32 Tahun 2009
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Alasan
Upaya pengelolaan berlandaskan konservasi SDA Acuan dasar pemanfaatan dan pengelolaan wilayah kawasan hutan Acuan Pengelolaan sumber daya air Ketentuan dalam perolehan hak atas tanah Acuan pembagian kewenangan pemerintah Arahan Kesesuaian dan Penataan Ruang Penggunaan jalan Provinsi dan jalan-jalan umum untuk kegiatan proyek Pedoman Umum Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
Page | 3 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
1.3.2. Peraturan Pemerintah Tabel 1.2. Peraturan Pemerintah terkait dengan Studi Amdal penambangan Galian C (pasir
dan batu) No
Peraturan Pemerintah
Tentang
1
No. 20 Tahun 1990
Pengendalian Pencemaran Air dan Lampirannya
2
No. 12 Tahun 2012
3
No. 41 Tahun 1999
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Pengendalian Pencemaran Udara
4 5
No. 75 Tahun 2001 No. 82 Tahun 2001
Perubahan UU Pertambangan Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
6
No. 34 Tahun 2002
7
No. 6 Tahun 2007
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Penataan Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan
Alasan
Kegiatan Potensial menyebabkan perubahan kualitas air Acuan dalam proses pelaksanaan Studi Amdal Pedoman pelaksanaan Pengendalian pencemaran udara Acuan pokok pertambangan Pedoman pelaksanaan kegiatan untuk meminimalisir pencemaran air Dasar pengelolaan kawasan hutan Telaah penataan dan pemanfaatan wilayah hutan
1.3.3 Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri Tabel 1.3. Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri terkait dengan Studi Amdal
penambangan Galian C (pasir dan batu). No
Keputusan / Peraturan Menteri
Tentang
Alasan
1
Kep. Men. LH No. 37 Tahun 2003
Metode Analisis Kualitas Air Permukaan
Panduan pengukuran parameter kualitas air permukaan
2
Kep. Men. LH No. 115 Tahun 2003
Pedoman Penentuan Status Mutu Air
Pedoman penetapan kualitas dan mutu air di sekitar lokasi sebelum
3
Permen LH No. 12Tahun 2012
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib AMDAL
Pedoman dan landasan hukum penyusunan studi AMDAL Page | 4
Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Tahap Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan
Untuk menguraikan rencana kegiatan penambangan Golongan C (pasir dan batu) secara jelas dan komprehensif maka akan diuraikan sesuai dengan tahap berikut ini. a. Tahap Prakonstruksi
Pada tahap prakonstruksi, kegiatan yang dilakukan dengan survey studi kelayakan dan studi detail desain dan perizinan lokasi. instruksi, operasional dan pasca operasi. 1) Studi kelayakan dan studi detail desain
Studi kelayakan dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran mengenai cadangan, penambangan, sarana/infrastruktur yang diperlukan serta evaluasi ekonomis dengan contoh perhitungan target produksi 100 truck/hari pada lahan 100 ha. Asumsi I ha (10000 m2 tebal material 5 meter dari permukaan tanah menjadi 50.000 m2/ha. Sehingga deposit untuk masa usaha sebesar 5.000.000 m2. Produksi per hari 2 ret dengan kapasitas muatan 3 m2/unit truk dengan 100 truck hari menjadi 600 m2/hari. Sehingga umur tambang selama 22 tahun. b. Tahap Konstruksi
Kegiatan tahap konstruksi meliputi mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi alat berat dan material, pembangunan jalan, pembangunan dermaga dan sarana penunjang (seperti bengkel kerja, kantor, gudang, base camp, laboratorium, rumah genset, pompa BBM, barak poliklinik, mess, dan lain-lain). 1) Mobilisasi Tenaga Kerja
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kegiatan penambangan pasir dan batu, direncanakan suatu organisasi kerja. Dengan rencana produksi per tahun sekitar /tahun, tenaga non skill operasi produksi akan diserahkan kepada pihak ketiga ( out sourching) dan tenaga kerja outsourching dapat diambil dari masyarakat setempat.
Page | 5 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
2) Mobilisasi Alat dan Material
Selama kegiatan penambangan berlangsung dengan mempertimbangkan kondisi lapangan maka disarankan untuk membangun sarana jalan perkerasan di areal penambangan untuk kapasitas 12,5 ton. Dimana jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten atau antar ibukota dan jalan strategis provinsi. Peralatan utama yang akan akan dimobilisasi untuk digunakan selama kegiatan pertambangan adalah excavator, bulldozer , motor grader , wheel loader dan dump truck . Pemilihan besar dan kapasitas peralatan dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan kondisi variasi kualitas dan tebal deposit yang akan ditambang secara selektif. 3) Pembangunan akses jalan
Akses jalan masuk menuju tapak proyek yang disiapkan untuk 2 arah jalur pengangkutan dump truck berkecepatan maksimum 40 km/jam, dan kecepatan dump truck bermuatan di tikungan tidak boleh lebih dari 25 km/jam. 4) Pembangunan sarana penunjang
a) Bengkel (workshop), merupakan tempat perawatan dan perbaikan peralatan tambang sehingga alat-alat tersebut dapat beroperasi secara terus-menerus dan tidak mengalami penurunan produktivitas. Gudang berfungsi menyimpan suku cadang dan peralatan yang digunakan. Fasilitas bengkel dibangun dekat lokasi perkantoran. b) Sarana perkantoran, yang merupakan pusat pengendalian semua kegiatan penambangan, baik kegiatan administrasi maupun kegiatan operasional di lapangan. c) Perumahan/mess, yang berfungsi sebagai tempat tinggal para pekerja selama kegiatan penambangan berlangsung. d) Sedimentation pond , berfungsi untuk mengendalikan air permukaan memperkecil erosi dan pencemaran. Sediment pond berada di daerah sekitar stockpile disposal, temporary stockpile dan area pront penambangan. Sediment pond ini juga berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang bercampur dengan air dari front penambangan sebelum dialirkan ke sungai-sungai. e) Tempat pembibitan tanaman ( nursery) untuk reklamasi bekas tambang, berlokasi dekat pintu masuk ke tambang dengan kapasitas sekitar 10.000 pohon dengan jenis yang bervariasi.
Page | 6 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
c. Tahap operasional 1) Clearing dan Striping Tanah Penutup
Proses pengupasan dan penambangan tidak memerlukan peledakan untuk melubangi melainkan langsung dengan teknik pengerukan. Berdasarkan perbedaan topografi maka pengupasan yang dipakai yaitu teknik pengupasan dengan excavator hidrolik → pengangkutan dengan dump truck. Lapisan overburden dan mineral langsung dikeruk menggunakan excavator untuk selanjutnya loading. Teknik pengupasan yang dipakai adalah teknik pengupasan vertikal. Maka urutan proses pengupasan adalah dari bawah ke atas. Maka urutan penambangan adalah dari atas ke bawah. Yang perlu dipersiapkan untuk proses pengupasan adalah : a). Tinggi stage : 6-10 meter b). Lebar minimum : 30 meter – 35 meter c). Lebar kanal pembuka : 10 meter – 15 meter 2) Penambangan dan Pembangunan jalan Angkut
Dalam kegiatan yang akan dilakukan per-block pengambilan pasir dan batu alam sampai ke dalam 6-10 dan dilaksanakan selama 1,5 tahun pada setip blok. Selama proses penambangan akan terjadi lubang yaitu perubahan topografi lokal dan bersifat sementara, penambangan bisa dilakukan dari bawah atau dari atas, tergantung dari kondisi front yang ditambang. Penggalian/pemuatan menggunakan alat gali-muat excavator ( back hoe) dan alat angkut dump truck. Pengangkutan berawal dari front tambang dan langsung ditumpahkan ke stockpile. Jalan utama tambang ( main haulage) yang menghubungkan jalan tambang dengan stockpile mempunyai jarak yang bervariasi tergantung pada lokasi yang ditambang. Kemiringan jalan disesuaikan dengan kemampuan dump truck, yaitu maksimum 8 %. Lebar jalan yang direncanakan adalah 15 meter dengan sudut elevasi jalan sebesar 1,5% dan pada sisi jalan dibuat parit. Berikut ini Gambar 2.1. mengenai rencana pembuatan jalan angkut di areal penambangan.
Page | 7 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
Gambar 2.1 Penampang Jalan Angkut
Alat yang diperlukan untuk di front tambang adalah alat gali – muat, yaitu : PC 200 dengan kapasitas bucket 0.8 m3 dengan kemampuan alat per jam sebesar 60 ton, sedangkan alat angkut pasir dan batu dari front tambang menggunakan dump truck 10 roda dengan daya angkut sebesar 20 ton dengan kapasitas per jam sebesar 40 ton dan untuk perawatan jalan menggunakan motor grader. Jumlah alat yang dibutuhkan untuk kegiatan dapat dilihat pada tabel kebutuhan berat. 3) Reklamasi lahan
Setiap selesainya penambangan pada tiap blok, langsung dilakukan reklamasi dengan cara revegetasi dengan terlebih dahulu mengembalikan topsoil (tanah pucuk) yang telah dikupas sebelumnya. Tanah ini kemudian ditebarkan kembali ke area bekas tambang yang siap untuk direhabilitasi kembali. Tanaman yang digunakan menggunakan tanaman
Page | 8 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
setempat yang memiliki sifat tanaman cepat tumbuh ( fast growing) yang berfungsi produktif. 4) Pengangkutan dan Pemuatan Hasil Tambang
Alat bucket yang digunakan untuk kegiatan ini adalah kombinasi alat muat Wheel Loader WA 180 kapasitas 2,50 m3 dan alat angkut dump truck dengan daya angkut 10 ton. Hasil tambang ini kemudian diangkut ke lokasi stockpile. 5) Operasional Sarana Penunjang
Sarana penunjang yang penting dioperasikan di lokasi penambangan pada saat kegiatan operasi adalah bengkel, laboratorim, workshop, dan genset. Dalam operasional ini akan dibutuhkan bahan-bahan penunjang yang mendukung operasional berupa oli, pelumas, dan bahan lain yang dibutuhkan.
Page | 9 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP
Rona lingkungan hidup adalah gambaran awal kegiatan yang didapatkan berdasarkan data primer hasil survey dan data sekunder, serta hasil penelitian sebelumnya. Komponen rona lingkungan yang ditelaah dalam studi ini adalah : a. Komponen abiotik
Komponen abiotik meliputi : -
Iklim
-
kualitas udara
-
fisiologi dan geologi
-
hidrologi
-
kualitas air.
b. Komponen biotik
Komponen biotik meliputi : -
flora
-
fauna darat dan air.
c. Komponen sosial ekonomi budaya
Adapun komponen sosial ekonomi meliputi : -
kepadatan penduduk
-
agama
- pencaharian, dan pendapatan penduduk. Komponen sosial budaya meliputi :
-
asal usul penduduk
-
adat istiadat
-
interaksi sosial budaya
-
persepsi masyarakat terhadap proyek.
d. Komponen kesehatan masyarakat.
Komponen kesehatan masyarakat meliputi : -
kondisi kesehatan masyarakat
-
kesehatan lingkungan.
Page | 10 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
BAB IV RUANG LINGKUP STUDI
4.1. Dampak Penting yang Ditelaah
Potensi dampak penting dari kegiatan penambangan Golongan Galian C (pasir dan batu) merupakan hasil telaahan terhadap kegiatan yang akan dilakukan pada seluruh tahapan kegiatan. Dampak penting yang diperkirakan timbul tersebut merupakan hasil dari rangkaian proses identifikasi dan pelingkupan dampak potensial dengan mendasarkan pada interaksi antara deskripsi rencana kegiatan dengan kondisi rona lingkungan hidup awal. Proses pelingkupan yang dilakukan untuk menelaah dampak potensial dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi Dampak Potensial
Secara hipotetik, komponen lingkungan yang potensial terkena dampak proyek adalah sebagai berikut : a) Komponen fisik kimia 1) Perubahan Bentang Lahan
Dampak terhadap komponen fisik kimia berupa perubahan bentang lahan merupakan dampak primer yang disebabkan oleh kegiatan penambangan terutama akibat kegiatan pembukaan lahan untuk badan jalan angkut material, pembersihan dan pengupasan tanah penutup pada tahap kegiatan penambangan. Perubahan bentang lahan ini akan berdampak terhadap perubahan jenis dan fungsi ekosistem (komponen biologi), dan peningkatan erosi. Beberapa kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap komponen bentang lahan antara lain : Operasional : Pembukaan jalan angkut material, clearing (pembersihan) dan stripping (pengupasan) tanah pucuk dan tanah. b) Komponen biologi
1) Tergangunya biota darat
Komponen biota darat dijabarkan dalam kepadatan satwa dan vegetasi baik yang dilindungi maupun tidak. Dengan adanya kegiatan penambangan ini, dampak yang Page | 11 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
timbul terhadap biota darat adalah menurunnya populasi satwa liar dan dilindungi maupun vegetasi darat. Kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap komponen biota darat tersebut antara lain : Operasional : Kegiatan clearing (pembersihan) dan stripping (pengupasan) tanah pucuk dan tanah penutup, penambangan Golongan Galian C (pasir dan batu), dan reklamasi, serta pemuatan hasil tambang ke kapal. Pasca Operasi : Kegiatan reklamasi lahan/revegetasi lahan bekas tambang. 2) Tergangunya produktivitas lahan pertanian dan perkebunan
Komponen produktivitas lahan ini merupakan aspek penting yang harus diperhatikan terutama jika terdapat aktivitas pertanian dan perkebunan masyarakat setempat. Dengan adanya kegiatan penambangan ini, dampak yang timbul terhadap komponen ini adalah menurunnya produktivitas lahan pertanian dan perkebunan warga. Kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap komponen ini tersebut antara lain : Operasional : Kegiatan clearing (pembersihan) dan stripping (pengupasan) tanah pucuk dan tanah penutup, reklamasi, serta penambangan Golongan Galian C (pasir dan batu). 3) Terganggunya biota perairan
Terganggunya biota perairan berupa terganggunya kehidupan nekton di sungai. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan ini adalah berupa menurunnya kuantitas biota perairan tersebut. Kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap komponen biota perairan antara lain : Operasional : Kegiatan clearing (pembersihan) dan stripping (pengupasan) tanah pucuk dan tanah penutup, penambangan pasir dan batu, serta operasional sarana penunjang. Pasca Operasi : Kegiatan rehabilitasi/penataan dan reklamasi lahan/ vegetasi lahan bekas tambang Menurunnya biota perairan terutama nekton akan berdampak pada menurunnya pendapatan (mata pencaharian) sebagian masyarakat yang sehari-harinya menangkap ikan di perairan sekitar areal penambangan. Page | 12 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
c) Komponen sosial ekonomi budaya dan kesmas 1) Kesempatan kerja dan peluang berusaha
Kegiatan penambangan akan menimbulkan dampak positif dengan terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat. Dampak ini merupakan dampak primer yang terjadi dalam tempo yang cukup lama. Kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap komponen kesempatan kerja dan berusaha tersebut antara lain : Konstruksi : Kegiatan mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi alat dan material, serta pembangunan sarana penunjang dan perumahan. Operasional : Kegiatan clearing (pembersihan) dan stripping (pengupasan) tanah pucuk dan tanah penutup, penambangan pasir dan batu, reklamasi, pengangkutan dan pemuatan hasil tambang, operasional sarana penunjang. Pasca Operasi : Kegiatan reklamasi lahan/revegetasi lahan bekas tambang. 2) Kesehatan masyarakat
Komponen kesehatan masyarakat terutama disebabkan oleh perubahan kualitas llingkungan akibat kegiatan konstruksi dan operasional penambangan. Beberapa kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap komponen ini antara lain : Konstruksi : Kegiatan mobilisasi alat dan material Operasional : Kegiatan clearing (pembersihan) dan stripping (pengupasan) tanah pucuk dan tanah penutup, penambangan pasir dan batu. Pasca Operasi : Kegiatan reklamasi lahan/revegetasi lahan bekas tambang Selengkapnya dampak potensial yang berpengaruh terhadap komponen lingkungan terlihat pada Tabel 4.1. berikut ini.
Page | 13 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
Tabel 4.1. Dampak potensial penambangan Galian C (pasir dan batu) yang berpengaruh
terhadap komponen lingkungan Rencana Kegiatan
PRAKONS
in jar
at ai e a
la
K g a n n T c n e tm
AI
g
d aJ
ar
r
at
a
al ni
n a a
ai
k
ur R
Iklim Mikro
Transportasi
Kerusakan jalan
X
Gangguan lalu lintas
X
b
a g m g
d
m
b
a
P
k
a
e P a
a m
n n
e e P
h
n
n
u e
n
u n
b L
Iklim
a
at
a d
a
n
g
at
n
n
a
n
b
a
la
a
m
n
C M
e
a P
a
s
ut
u
o
a
k
et
B
el b
n r
ri
at
i
ial S
n
il
is o
n
d
as e
R
ai
l d
a M
is
n
a n
S P
p
a
PASCA OPERASIONAL
s n
a
e e
a
B M
tr ar
a
s
us
at
e
ri
e
pi
k g
tu a
k p
n
OPEARSIONAL ss
g
n
Komponen Lingkungan
KONSTRUKSI
P
e P
X X
X
X
X
X
X
X
Kualitas udara
Debu, Bisi ng, Bau
X
-
Tanah
Sedimentasi dan erosi
X
SI
Hidrologi
Aliran permukaan Kualitas air permukaan
X X
X X
Kualitas air tanah Kualitas air sungai
X X
X X
X
Perubahan bentang lahan Vegetasi
X
X
X
X
L
Fauna
X
B
Biota perairan
X
K
IM KI F
I
Perubahan bentang lahan Biologi G O IO
Sosial ekonomi D U B K E S O S
Sosial budaya
KESMAS Kesmas
X
X
X X
X
X
Kesempatan kerja Kesempatan berusaha
X X
X X
X X
X X
X X
Pendapatan Aksesibilitas
X
X
X X
X
X X
X
X
Persepsi masyarakat Keresahan masyarakat Penyakit
X X
X
X X X
X
X
X
4.2. Evaluasi Dampak Potensial a. Komponen fisik kimia 1) Perubahan bentang lahan
Dampak terhadap perubahan bentang lahan disebabkan oleh kegiatan penambangan terutama dengan pembersihan dan pengupasan tanah penutup. Dampak ini berlangsung lama dan menyebabkan dampak lanjutan pada komponen lingkungan lain. Dengan menggunakan kriteria dampak besar dan penting maka dampak terhadap bentang lahan merupakan dampak negatif besar dan penting. 2) Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
Komponen udara akan mengalami dampak oleh aktivitas proyek, yang menyebabkan perubahan dan penurunan kualitas udara, baik konsentrasi gas ambien, debu, maupun Page | 14 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
meningkatnya kebisingan. Dampak ini berlangsung lama dan menyebabkan dampak lain berupa perubahan tingkat kesehatan masyarakat, sehingga dengan kriteria dampak besar dan penting, dampak ini tergolong dampak negatif besar dan penting. 3) Transportasi
Komponen transportasi yang akan terkena dampak adalah peningkatan volume lalu lintas akibat kegiatan penambangan ini. Dampak ini berlangsung lama (selama kegiatan penambangan), jumlah manusia yang terkena cukup banyak, dan dampak ini berpotensi mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas, kerusakan jalan, dan kemacetan lalu lintas, sehingga merupakan dampak negatif besar dan penting. Kecelakaan dan kemacetan tidak termasuk dampak besar dan penting karena jumlah manusia yang terkena dampak relatif kecil (intensitas kecil) dan dapat ditanggulangi secara sederhana dengan pemasangan rambu-rambu lalu lintas sepanjang jalan. 4) Sedimentasi dan erosi
Komponen erosi dan sedimentasi tergolong dampak negatif besar dan penting karena berlangsung cukup lama (selama kegiatan penambangan berlangsung) dan cakupan wilayah yang terkena dampak ini cukup luas (termasuk sungai), serta mempengaruhi komponen lingkungan hidup lainnya. 5) Penurunan kualitas air sungai
Komponen perairan sungai yang akan terkena dampak adalah akibat meningkatnya laju erosi dan sedimentasi daari kegiatan penambangan ini. Dampak ini berpengaruh luas dan berlangsung lama, berdampak pada komponen lain dan akan berbalik terhadap keberlanjutan rencana kegiatan, sehingga tergolong dampak negatif besar dan penting. b. Komponen biologi 1) Tergangunya biota darat
Komponen biota darat dijabarkan dalam kepadatan satwa dan vegetasi baik yang dilindungi maupun tidak. Dampak terhadap biota darat ini akibat perubahan bentang lahan, sehingga sebagian vegetasi pada lahan tersebut mengalami distorsi. Karena fungsi ekosistem kawasan yang banyak, maka dampak yang muncul termasuk dampak negatif besar dan penting.
Page | 15 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
2) Terganggunya biota perairan
Terganggunya biota perairan berupa terganggunya kehidupan nekton. Komponen ini merupakan salah satu rantai dalam ekosistem, meskipun tidak memiliki peran secara luas. Dampak terhadap biota perairan berdampak cukup luas sehingga dikategorikan sebagai dampak besar dan negatif penting. c. Komponen sosial ekonomi budaya dan kesmas 1) Kesempatan kerja dan peluang berusaha
Peluang bekerja dan berusaha merupakan dampak yang dapat berlangsung lama, jumlah manusia yang terkena dampak juga banyak, dan dapat berbalik selama ada penerimaan tenaga kerja dan peluang berusaha. Dampak ini akan menurun pada peningkatan pendapatan masyarakat, sehingga dampak ini tergolong dampak positif besar dan penting. 2) Persepsi masyarakat
Komponen persepsi masyarakat merupakan dampak turunan dari kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada semua tahap kegiatan proyek. Persepsi beragam ini merupakan turunan dari peningkatan pendapatan masyarakat dan perekonomian daerah. Dengan demikian dampak ini tergolong besar dan penting. 3) Kesehatan masyarakat
Komponen kesehatan masyarakat terutama disebabkan oleh perubahan kualitas lingkungan akibat kegiatan konstruksi dan operasional penambangan serta pasca operasi. Dampak ini bersifat lama, akumulatif, berdampak luas, sehingga dikategorikan dampak negatif besar dan penting. 4.3. Hasil Proses Pelingkupan Dampak penting hipotetik
Setelah dilakukan evaluasi terhadap potensi dampak dari kegiatan penambangan Galian C (pasir dan batu) maka diperoleh dampak penting hipotetik antara lain : a. Komponen Geofisik kimia
1) Perubahan bentang lahan 2) Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan 3) Gangguan lalu lintas
Page | 16 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
4) Sedimentasi dan erosi 5) Penurunan kualitas air sungai 6) Kerusakan Jalan 7) Kualitas tanah b. Komponen biologi
1) Terganggunya biota darat 2) Terganggunya biotas perairan
c. Komponen sosial ekonomi budaya dan kesmas
1) Kesempatan kerja dan peluang berusaha 2) Persepsi masyarakat 3) Kesehatan masyarakat
Page | 17 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
BAB V PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
5.1. Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan penambangan Galian C (pasir dan batu ) dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, baik yang bersifat positif maupun negatif serta bersifat penting maupun tidak penting. Besaran dampak ini akan dievaluasi menggunakan metode Leopold modifikasi. Skala kualitas lingkungan ditentukan berdasarkan besaran ( Magnitud e) dan tingkat kepentingan dampak ( Importance). Berikut ini Tabel 5.1. mengenai besaran dampak yang diklasifikasikan menjadi 5 kategori. Tabel 5.1. Skala besaran dampak No
Skala
Persentase (%)
Keterangan Dampak
1
1
10-20
Sangat Kecil
2
2
20-40
Kecil
3
3
40-60
Sedang
4
4
60-80
Besar
5
5
80-100
Sangat Besar
Prakiraan dampak besar dikaji berdasarkan tahapan- tahapan kegiatan penambangan, berikut ini hasil analisis tim memprakirakan dampak besar pada setiap tahap kegiatan. Berikut ini tahapan-tahapan pada setiap kegiatan hasil hipotetik prakiraan dampak: A. Tahap Pra Konstruksi
1. Perizinan Lokasi 2. Rekrutmen Tenaga Kerja B. Tahap Konstruksi
3. Mobilisasi Peralatan dan Material 4. Land Clearing dan Stripping 5. Pembuatan Jalan Masuk 5. Pembuatan Base camp
Page | 18 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
C. Tahap Operasi
7. Penambangan Sirtu 8. Pengangkutan Material Sirtu D. Tahap Pasca Operasi
9. Penataan Lahan (Reklamasi dan Rehabilitasi)
Tabel 5.2. Dampak besar terhadap komponen lingkungan pada tahap konstruksi
No
Komponen Lingkungan
Rona lingkungan Awal Skala
Prakiraan dampak Penting Skala
A.
Abiotik (Fisik-Kimia)
1
Perubahan bentuk lahan
3
2
2
Kualitas udara dan kebisingan
4
2
3
Gangguan lalu lintas
3
2
4
Erosi dan sedimentasi
5
2
5
Kerusakan jalan
4
2
6
Penurunan kualitas air permukaan
4
2
7
Penurunan kualitas air tanah
4
2
8
Penurunan kualitas tanah
3
2
B
Biotik
1
Vegetasi
3
2
2
Fauna
3
3
3
Biota air
3
2
C
Sosekbudkesmas
1
Persepsi masyarakat
2
1
2
Gangguan kesehatan masyarakat
3
2
Keterangan
Besar Negatif Besar Negatif Besar Negatif Besar Negatif Besar Negatif Besar Negatif Besar Negatif Kecil Negatif Kecil Negatif Kecil Negatif Kecil Negatif Kecil Negatif
Page | 19 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
Tabel 5.3. Dampak besar terhadap komponen lingkungan pada tahap operasional
No
Komponen Lingkungan
Rona lingkungan Awal Skala
Prakiraan dampak Penting Skala
Keterangan
A.
Abiotik (Fisik-Kimia)
1
Perubahan bentuk lahan
3
2
2
Kualitas udara dan kebisingan
4
3
3
Gangguan lalu lintas
3
2
4
Erosi dan sedimentasi
5
2
5
Kerusakan jalan
4
2
6
Penurunan kualitas air permukaan
4
2
7
Penurunan kualitas air tanah
4
3
8
Penurunan kualitas tanah
3
2
B
Biotik
1
Biota air
3
2
Kecil Negatif
C
Sosekbudkesmas
1
Persepsi masyarakat
2
3
2
Gangguan kesehatan masyarakat
3
2
Kecil Positif Besar Negatif
Besar Negatif Negatif Besar Negatif Besar Negatif Besar Negatif Besar Negatif Besar Negatif Besar Negatif Besar
5.2. Prakiraan Sifat Penting Dampak
Kriteria ukuran dampak penting dapat ditetapkan atas pertimbangan salah satu atau beberapa faktor dari 6 kriteria dampak. Berikut ini pada Tabel 5.4. mengenai 6 dampak kriteria berdasarkan UU No 32. Tahun 2009 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Page | 20 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
Tabel 5.4. Kriteria dampak berdasarkan UU No 32. Tahun 2009 mengenai Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. No
Kriteria
Klasifikas kepentingan
Keterangan
1
Jumlah manusia terkena dampak
1
Tidak penting
2
Luas wilayah persebaran dampak
2
Kurang penting
3
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
3
Cukup penting
4
Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
4
Penting
5
Sifat kumulatif dampak
5
Sangat penting
6
Berbalik tidaknya dampak
6
Sumber : UU No 32. Tahun 2009
Kategori untuk setiap parameter dikelompokkan dalam skala berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1. Jumlah Manusia yang terkena dampak
1 2 3 4 5
= Kurang Penting, bila manusia yang terkena dampak < 10% dari manusia yang memperoleh manfaat. = Cukup Penting, bila manusia yang terkena dampak 11-20% dari manusia yang memperoleh manfaat. = Penting, bila manusia yang terkena dampak 21-30% dari manusia yang memperoleh manfaat. = Lebih Penting, bila manusia yang terkena dampak 31-40% dari manusia yang memperoleh manfaat. = Sangat Penting, bila manusia yang terkena dampak >51% dari manusia yang memperoleh manfaat.
2. Luas Persebaran Dampak
1 2 3 4 5
= = = = =
Kurang Penting, bila sangat sempit (< luas kecamatan) Cukup Penting, bila relatif sempit (seluas kecamatan) Penting, bila lebih sempit dari luas kabupaten Lebih Penting, dampak lebih luas dari kabupaten Sangat Penting, bila melebihi batas nasional
3. Intensitas Dampak dan Lama Dampak Berlangsung
Page | 21 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
1 2 3 4 5
= = = = =
Dampak sangat singkat, intensitas ringan (intensitas sesaat) Dampak singkat, intensitas sedang (1 tahap saja) Dampak berlangsung 1 – 2 tahap, intensitas berat Dampak mulai pra-konstruksi-operasi, dengan onstruksi lebih berat Dampak sangat panjang, dengan intensitas sangat berat
4. Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
1 = Sangat Sedikit 2 = Sedikit 3 = Sedang 4 = Banyak 5 = Sangat Banyak
5. Sifat Kumulatif Dampak
1 2 3 4 5
= = = = =
Antagonis saling meniadakan Dampak muncul kumulatif sedang Dampak muncul kumulatif lama Dampak muncul kumulatif relatif singkat Dampak muncul kumulatif sangat singkat
Page | 22 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
BAB VI EVALUASI DAMPAK PENTING
Evaluasi dampak penting kegiatan penambangan Golongan Galian C (pasir dan baru) berdasarkan hasil prakiraan dampak yang meliputi tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi dapat menimbulkan dampak pada komponen fisik - kimia, biotik, sosial ekonomi budaya, dan kesehatan masyarakat. Evaluasi dampak penting dilakukan untuk mengkaji secara holistik atas berbagai komponen lingkungan hidup yang diprakirakan akan timbul dikaitkan dengan isu pokok yang ada dengan menggunakan metode matriks Leopold dimodifikasi.
1.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAHAP PRAKONSTRUKSI a. Kegiatan Perizinan Lokasi 1. Dampak timbulnya persepsi negatif - Timbulnya keresahan masyarakat.
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial budaya yang meliputi persepsi negatif dan keresahan masyarakat.
Tolok Ukur Dampak
-
Jumlah masyarakat yang berpersepsi negatif terhadap kegiatan survey penetapan lokasi.
-
Jumlah masyarakat yang mengalami keresahan pada saat terjadi kegiatan survey penetapan lokasi.
b.
Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi 1. Dampak peningkatan kesempatan kerja – Dampak peningkatan pendapatan
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial ekonomi berupa kesempatan kerja dan pendapatan.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah : -
Jumlah masyarakat sekitar tapak proyek yang diterima sebagai tenaga kerja konstruksi.
-
Besarnya pendapatan masyarakat yang bekerja sebagai tenaga konstruksi. Page | 23
Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
2. Dampak terbukanya pendapatan
kesempatan
berusaha – Dampak
peningkatan
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial ekonomi berupa kesempatan berusaha dan pendapatan.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah : -
Jumlah toko/warung/kios tukang ojek/ transportasi lainnya
dan
perusahaan pemasok material yang beroperasi saat konstruksi berlangsung -
Besarnya pendapatan masyarakat pemasok kebutuhan perkebunan kelapa sawit selama konstruksi.
3. Dampak timbulnya Persepsi Negatif – Dampak timbulnya keresahan masyarakat
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial budaya berupa persepsi negatif dan keresahan masyarakat.
Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah : - Jumlah masyarakat yang berpersepsi negatif terhadap kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi. -
Jumlah masyarakat mengalami keresahan pada saat terjadi penerimaan tenaga kerja konstruksi.
Page | 24 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
2. PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA TAHAP KONSTRUKSI a. Kegiatan Mobilisasi Peralatan dan Material 1. Dampak penurunan kualitas udara – Dampak peningkatan intensitas bising – Dampak Gangguan kesehatan – Dampak timbulnya keresahan masyarakat
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen fisik kimia berupan kualitas udara dan intensitas bising yang berlanjut pada komponen kesehatan dan komponen sosial budaya berupa keresahaan masyarakat.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah sebagai berikut: -
Kualitas udara : kandungan partikel debu dan gas (NO x, SO 2, NH3, CO, O3, Pb) di udara berdasarkan PP No. 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
-
Bising:
intensitas
bising
berdasarkan
Kepmen
LH
No.KEP-
48/MENLH/11/96 Tentang Baku Tingkat Kebisingan -
Kesehatan masyarakat : pola penyakit.
-
Keresahan masyarakat: Jumlah masyarakat mengalami keresahan akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material.
b. Kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp 1. Dampak gangguan estetika – Dampak gangguan kesehatan masyarakat.
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kompenen fisik kimia berupa estetika dan komponen kesehatan.
Sumber Dampak
Dampak tersebut bersumber dari kegiatan pembangunan dan pengoperasian basecamp pada tahap konstruksi.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah sebagai berikut: Tolok ukur dampak adalah gangguan estetika: jumlah timbulan limbah padat (sampah) yang dihasilkan selama kegiatan pembangunan dan pengoperasian basecamp dan pola penyakit.
Page | 25 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
c. Kegiatan Land Clearing dan Stripping 1. Dampak gangguan flora dan fauna – Dampak timbulnya keresahan masyarakat
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen biologi berupa flora dan fauna dan komponen sosial budaya berupa keresahan masyarakat.
Sumber Dampak
Dampak tersebut bersumber dari kegiatan penyiapan lahan kegiatan Land Clearing dan Stripping pada tahap konstruksi.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah sebagai berikut: Tolok ukur dampak adalah keanekaragaman jenis flora dan fauna dan jumlah masyarakat yang resah akibat kekhawatiran adanya gangguan terhadap flora dan fauna. d. Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana 1. Dampak Timbulnya kecelakaan kerja
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen kesehatan berupa kecelakaan kerja.
Sumber Dampak
Dampak tersebut bersumber dari kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pada tahap konstruksi.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah jumlah pekerja mengalami kecelakaan kerja.
3. PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA TAHAP OPERASIONAL a. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional 1. Dampak terbuka kesempatan kerja – Dampak peningkatan pendapatan
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial ekonomi berupa kesempatan kerja dan pendapatan. Page | 26 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap operasional.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah : - Jumlah masyarakat sekitar tapak proyek yang diterima sebagai tenaga kerja operasional. - Besarnya pendapatan masyarakat yang bekerja sebagai tenaga operasional. 2. Dampak
terbukanya
kesempatan
berusaha – Dampak
peningkatan
pendapatan
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah sosial ekonomi berupa kesempatan berusaha dan pendapatan.
Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap operasional.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah : -
Jumlah toko/warung/kios tukang ojek/ transportasi lainnya perusahaan
pemasok
material
yang
beroperasi
saat
dan
operasional
berlangsung -
Besarnya pendapatan masyarakat pemasok kebutuhan perkebunan kelapa sawit selama operasional.
3. Dampak timbulnya persepsi negatif – Dampak timbulnya keresahan masyarakat
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial budaya berupa persepsi negatif dan keresahan masyarakat.
Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap operasional.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah :
Page | 27 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
-
Jumlah masyarakat yang berpersepsi negatif terhadap kegiatan penerimaan tenaga kerja operasional.
-
Jumlah masyarakat mengalami keresahan pada saat terjadi penerimaan tenaga kerja operasional.
c. Kegiatan Penambangan Sirtu 1. Dampak penurunan kualitas air – Dampak gangguan biota perairan dan Dampak gangguan kesehatan – Dampak penurunan pendapatan dan Dampak timbulnya keresahan masyarakat
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen fisik kimia berupa kuantitas air, komponen biologi berupa biota perairan, komponen kesehatan dan komponen sosial ekonomi berupa pendapatan serta komponen sosial budaya berupa keresahan masyarakat.
Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan penambangan sirtu pada tahap operasional.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah : - Kualitas air :jumlah residu pupuk yang tercuci dan masuk ke badan air (air permukaan) dan mencemari sungai-sungai di sekitar lokasi perkebunan serta baku mutu kandungan TSS, kekeruhan, BOD, COD, DO dan pH berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. - Biota perairan : nilai populasi dan keragaman jenis plankton dan benthos. - Kesehatanmasyarakat : pola penyakit dan kejadian keracunan pestisida. - Keresahan masyarakat: Jumlah masyarakat mengalami keresahan. 2. Dampak penurunan kualitas udara
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen fisik kimia berupa kualitas udara.
Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan penambangan sirtu pada tahap operasional. Page | 28 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah adanya bau/odor pada daerah dengan sistem applikasi lahan. 3. Dampak peningkatan kualitas tanah
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen fisik kimia berupa kualitas tanah.
Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan penambangan sirtu pada tahap operasional.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah pengkatan kualitas kesuburan tanah.
d. Kegiatan Pengangkutan 1. Dampak penurunan Kualitas Udara – Dampak peningkatan intensitas bising – Dampak gangguan kesehatan – Dampak timbulnya keresahan masyarakat
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen fisik kimia berupa kualitas udara dan intensitas bising, komponen kesehatan dan komponen sosial budaya berupa keresahan.
Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pengangkutan pada tahap operasional.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah : - Kualitas udara: kandungan partikel debu dan gas (NO x, SO 2, NH3, CO, O 3, Pb) di udara berdasarkan PP No. 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional - Bising:
intensitas
bising
berdasarkan
Kepmen
LH
No.KEP-
48/MENLH/11/96 Tentang Baku Tingkat Kebisingan - Kesehatan masyarakat: pola penyakit. - Keresahan masyarakat: jumlah masyarakat yang menjadi resah akibat kegiatan panen (pengangkutan). Page | 29 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
2. Dampak terjadinya kerusakan jalan – Dampak timbulnya keresahan masyarakat
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen fisik kimia berupa kerusakan jalan dan komponen sosial budaya berupa keresahan masyarakat.
Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pengangkutan pada tahap operasional.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah : -
Jenis dan panjang jalan yang mengalami kerusakan.
-
Jumlah masyarakat mengalami keresahan akibat kerusakan jalan.
3. Dampak timbulnya kemacetan dan kecelakaan lalu lintas – Dampak timbulnya keresahan masyarakat
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen fisik kimia berupa kemacetan dan kecelakaan lalau lintas dan komponen sosial budaya berupa keresahan masyarakat.
Sumber Dampak
Dampak tersebut bersumber dari kegiatan pengangkutan
pada tahap
operasional.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah : -
Jumlah dan jenis kecelakaan lalulintas yang terjadi saat pengangkutan
-
Kemacetan yang terjadi saat pengangkutan penambangan sirtu.
-
Jumlah masyarakat yang menjadi resah akibat kegiatan pengangkutan.
Page | 30 Tugas Mata Kuliah : AMDAL
Analisi Dampak Lingkungan Kegiatan Usaha Penambangan Golongan Galian C (Pasir dan Batu)
4. Dampak terbukanyan kesempatan berusaha
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah komponen sosial ekonomi berupa kesempatan berusaha.
Sumber Dampak
Dampak – dampak tersebut bersumber dari kegiatan pengangkutan pada tahap konstruksi.
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah jumlah toko/warung/kios tukang ojek/ sewa transportasi pengangkut hasil panen.
`
Page | 31 Tugas Mata Kuliah : AMDAL