Pengertian dan Landasan Syariah Distribusi Bagi Hasil
FAKULTAS FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM HUKU M UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013
Landasan Syariah Sistim Distribusi Hasil Usaha (Fatwa DSN No 14 / DSN-MUI/IX/2000) a. Bahwa dalam sistem pencatatan pencatatan dan pelapo pelaporan ran (akun (akuntansi) tansi) keuangan keuangan dikenal dikenal ada dua sistem, yaitu Cash Basis, yakni “ prinsip akuntansi yang mengharuskan mengharuskan pengakuan biaya dan pendapatan pada saat terjadinya” terjadinya” dan Accrual Basis, yakni “ prinsip akuntansi yang membolehkan pengakuan biaya dan pendapatan didistribusikan pada beberapa periode” periode ”; dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan; b. Bahwa kedua sistem tersebut pada dasarnya dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha dalam Lembaga Le mbaga Keuangan Syari'ah (LKS); c. Pada prinsipnya, prinsipnya, LKS boleh menggunakan menggunakan sistem Accrual Basis maupun maupun Cash Basis dalam administrasi keuangan. d. Dilihat dari segi kemaslahatan, dalam pencatatan sebaiknya sebaiknya digunakan sistem Accrual Basis; akan tetapi, dalam distribusi hasil usaha hendaknya ditentukan atas dasar penerimaan yang benar-benar terjadi (Cash Basis).
2
Landasan Syariah Prinsip Distribusi Hasil Usaha Usaha (Fatwa DSN No 15 / DSN-MUI/IX/2000) a. Bahwa pembagian hasil usaha di antara antara para pihak (mitra) dalam suatu suatu bentuk usaha kerjasama boleh didasarkan pada prinsip Bagi Untung (Profit Sharing), yakni bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana, dan boleh pula didasarkan pada prinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing), yakni bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana; dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan; b. Bahwa kedua prinsip tersebut pada dasarnya dapat diguna-kan untuk keperluan distribusi hasil usaha dalam Lembaga Le mbaga Keuangan Syari'ah (LKS); c. Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan menggunakan prinsip prinsip Bagi Hasil (Revenue (Revenue Sharing) maupun Bagi Untung (Profit Sharing) dalam pembagian hasil usaha dengan mitra (nasabah)-nya. d. Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini, pembagian pembagian hasil usaha usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing). e. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha usaha yang dipilih harus disepakati disepakati dalam akad.
3
4
Al-Qur’an & Hadis Distribusi Hasil Usaha (Fatwa DSN No 14 & 15 / DSN-MUI/IX/2000) 1. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 282: …
“Hai orang yang beriman! Jika kamu melakukan transaksi hutang iutang untuk jangka waktu yang ditentukan, tuliska nlah...”
2. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1: …
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad -akad itu….”
3. Hadis Nabi riwayat Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf:
.
Perdamaian “
dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecual erdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan ang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syara mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal ata menghalalkan yang haram .”
Landasan Syariah Al-Qur’an & Hadis Distribusi Hasil Usaha (Fatwa DSN No 14 & 15 / DSN-MUI/IX/2000)
4. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari ‘Ubadah bi Shamit, riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas, dan Mali dari Yahya:
. “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain.”
5. Kaidah fiqh:
. “Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalat boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
.
“Di mana terdapat kemaslahatan, di sana terdapat hukum Allah."
Pengertian Distribusi Hasil Usaha •
Perhitungan pembagian hasil usaha antara shahibul maal dengan mudharib sesuai dengan nisbah yang disepakati di awal akad
•
Perhitungan besaran hasil usaha yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan
6
CARA MENGHITUNG PROFIT SHARING LAPORAN LABA RUGI PT. BANK SYARIAH SAPEN PENDAPATAN •
•
•
PENDAPATAN BAGI HASIL PENDAPATAN ATAS KEUNTUNGAN 400.000 PENDAPATAN FEE BASED SUB TOTAL
700.000 300.000 1.400.000
BIAYA •
•
•
BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONALIA BIAYA UMUM SUB TOTAL
500.000 300.000 50.000
LABA/RUGI
850.000 550.000
SISTEM BAGI HASIL PROFIT & LOSS DISTRIBUTION
7
CARA MENGHITUNG REVENUE SHARING LAPORAN LABA RUGI PT. BANK SYARIAH SAPEN PENDAPATAN •
•
•
PENDAPATAN BAGI HASIL PENDAPATAN ATAS KEUNTUNGAN PENDAPATAN FEE BASED SUB TOTAL
700.000 400.000 300.000 1.400.000
- 300.000 1.100.000
BIAYA •
•
•
BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONALIA BIAYA UMUM SUB TOTAL
500.000 300.000 50.000
LABA/RUGI
850.000 250.000
SISTEM BAGI HASIL REVENUE DISTRIBUTION
8
Korelasi Hasil Penyaluran Dana Dengan Bagi Hasil Dana (60:40) •
•
•
Hasil penyaluran dana Rp.1.000.000 Hasil penyaluran dana Rp.800.000 Hasil penyaluran dana Rp.0;
•
•
•
Bagi Hasil Untuk deposan Rp.600.000 Bagi hasil untuk deposan Rp.480.000 Bagi hasil untuk deposan Rp.0
9
Porsi Pendapatan Pada Unsur Distribusi Bagi Hasil No
Penghimpunan Dana
Penyaluran Dana
Pendapatan Penyaluran
Pendapatan Yang Dibagikan
Keterangan
1.
150.000
150.000
325
325
• Semua pendapatan penyaluran dibagikan
2.
150.000
175.000
350
312
• 150.000 / 175.000 x 350 • Sebesar porsi penghimpunan dana saja
3.
150.000
125.000
275
275
• Semua pendapatan dibagikan • Ada dana yang belum disalurkan
10
Tabel Distribusi Bagi Hasil JENIS SIMPANAN
RATA2 SEBULAN SALDO HARIAN
PENDAPATAN YANG DIBAGI
(A) GIRO WADIAH TABUNGAN MUDHARABAH
PORSI SHAHIBUL MAAL NISBAH
PENDAPATAN
(B)
(C)
A1
B1
A2
1 BLN
PORSI MUDHARIB RTN
NISBAH
PENDAPATAN
(D)=(B)X(C)
(E)
(F)=(B)X(E)
C1
D1
E1
F1
B2
C2
D2
E2
F2
A3
B3
C3
D3
E3
F3
3 BLN
A4
B4
C4
D4
E4
F4
6 BLN
A5
B5
C5
D5
E5
F5
12 BLN
A6
B6
C6
D6
E6
F6
A
B
RTN
DEPOSITO MUDHARABAH
GRAND TOTAL
D
F
11
Keterangan Tabel •
RATA-RATA SEBULAN SALDO HARIAN (KOLOM – A) –
Sumbernya: dari saldo SSL yang bersangkutan (mis: saldo akhir tgl 1=a1, tgl 2 = a2 dst … tgl 31 = a31)
–
Perhitungannya : a1 + a2 + a3 + ………. a31 Jumlah hari dalam bulan ybs
•
PENDAPATAN (kolom – B) Porsi pendapatan pengelolaan dana mudharabah yang akan didistribusikan (sebagai unsur pendapatan pada distribusi bagi hasil / pendapatan) Pendapatan tersebut berupa : Margin (prinsip jual beli – murabahah, istishna, salam dsb) Bagi hasil (prinsip bagi hasil – mudharabah, musyarakah) Perhitungan: Pendapatan per produk (misalnya tabungan mudharabah – kolom B2) adalah : Saldo rata-rata tabungan mudharabah (A2) x total porsi pendapatan mudharabah (B) Total jumlah penghimpunan dana mudharabah (A) –
–
•
•
•
–
Keterangan Tabel (lanjutan) •
NISBAH NASABAH (PEMILIK DANA/SHAHIBUL MAAL) (Kolom – C) Angka pembagian untuk pemilik dana (shahibul maal) yang telah disepakati dari awal –
•
PENDAPATAN PEMILIK DANA (SHAHIBUL MAAL – kolom D) Adalah porsi pendapatan penyimpan dana dalam rupiah (nominal) Perhitungan : D2 = B2 x nisbah untuk shahibul maal –
–
•
•
Perhitungan indikasi rate masing-masing produk adalah: Pendapatan penyimpanan dana 365 x Rata-rata sebulan saldo harian Y*) NISBAH BANK (MUDHARIB) – kolom E –
•
Angka nisbah untuk pengelola dana / bank (mudharib)
PENDAPATAN BANK (MUDHARIB) – kolom F –
Adalah porsi pendapatan bank (mudharib) dalam rupiah (nominal)
–
Perhitungan : F2 = B2 x nisbah bank
*) umur bulan yang bersangkutan
RUMUS & PENENTUAN TINGKAT BOBOT Bobot adalah tingkat persentase produk pendanaan Bank Syariah yang dapat dimanfaatkan untuk disalurkan ke pembiayaan Bank Syariah. Dengan demikian tidak semua dana pihak ketiga (Tabungan, Giro, Deposito) pada Bank Syariah dapat digunakan untuk pembiayaan. Hal ini disebabkan adanya tuntutan dari regulator harus dilaksanakannya sistem prudential banking dan terpenuhinya kecukupan likwiditas Bank Syariah. Dibawah ini beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat bobot adalah sbb : 1. Ketetapan Bank Sentral tentang Giro Wajib Minimum (GWM) dimana regulasi GWM untuk rupiah saat ini adalah 5%. 2. Untuk menjamin terlaksananya operasional bank maka bank akan menyimpan cadangan dananya diatas kewajiban yang 5 % hal ini disebut Excess Reserve. 3. Tingkat besarnya dana-dana yang ditarik dan setor oleh para nasabah serta investor hal ini disebut dengan Floating Rate.
Tingkat Bobot = 1 – (GWM + Excess Reserve + Floating Rate)
PENENTUAN TINGKAT BOBOT DAN DPK UNTUK PEMBIAYAAN 1. Metode Saldo Bulanan. Saldo Bulanan dari dana pihak ketiga (DPK) Bank Syariah Kertamukti adalah sbb : 1. Saldo Bulanan Giro
Rp 1.600.000.000,-
2. Saldo Bulanan Tabungan Mudharabah Rp 2.400.000.000,3. Saldo Bulanan Deposito Mudharabah
Rp 4.800.000.000,-
Bila diasumsikan bahwa regulator Bank Sentral mengeluarkan regulasi untuk Giro Wajib Minimum (GWM) adalah 5% dan manajemen Bank Syariah Kertamukti telah menyepakati bahwa Excess Reserve adalah 3% untuk Giro, 2% untuk Tabungan dan Deposito serta besarnya dana-dana yang ditarik dan setor oleh nasabah (Floating Rate) masing-masing untuk Giro sebesar 4%, Tabungan 3% dan Deposito 2%. Berdasarkan data-data di atas maka : • Hitunglah tingkat bobot untuk masing-masing jenis produk DPK Bank Kertamukti tsb • Hitunglah total dana pihak ketiga yang dapat digunakan sebagai dana pembiyaan
CONTOH PENENTUAN TINGKAT BOBOT DAN DPK UNTUK PEMBIAYAAN (Dengan Metode Saldo Bulanan)
Jenis DPK
Giro
GWM Excess Reserve Floating Rate Bobot
Saldo Bulanan Saldo Tertimbang
5%
3%
4%
88%
1.600.000.000
1.408.000.000
Tabungan Mudharab 5%
2%
3%
90%
2.400.000.000
2.160.000.000
Deposito Mudharab 5%
2%
2%
91%
4.800.000.000
4.368.000.000
Tingkat Bobot = 1 – (GWM + Excess Reserve + Floating Rate) Giro
= 1-(5%+3%+4%)----
88%
Tabungan
= 1-(5%+2%+3%)---
90%
Deposito
= 1-(5%+2%+2%)---
91%
PENENTUAN TINGKAT BOBOT DAN DPK UNTUK PEMBIAYAAN 2. Metode Saldo Harian. Oleh karena didalam saldo harian perhitungannya telah menggunakan saldo rata-rata harian, maka nilai nominal dana pihak ketiga telah merefleksikan saldo yang mengendap di bank Syariah yang dapat digunakan untuk melakukan pembiayaan oleh karena itu Excess Reserve dan Floating Rate tidak perlu dihitung lagi jadi hanya GWM saja yang diperhitungkan. Saldo rata-rata hariah dana pihak ketiga (DPK) Bank Syariah Kertamukti adalah sbb : 1. Saldo Giro Rp 1.600.000.000,2. Saldo Tabungan Mudharabah Rp 2.400.000.000,3. Saldo Deposito Mudharabah Rp 4.800.000.000,Bila diasumsikan bahwa regulator Bank Sentral mengeluarkan regulasi untuk Giro Wajib Minimum (GWM) adalah 5% dan manajemen Bank Syariah Kertamukti telah menyepakati bahwa Excess Reserve adalah 3% untuk Giro, 2% untuk Tabungan dan Deposito serta besarnya dana-dana yang ditarik dan setor oleh nasabah (Floating Rate) masing-masing untuk Giro sebesar 4%, Tabungan 3% dan Deposito 2%. Berdasarkan data-data diatas maka : • Hitunglah tingkat bobot untuk masing-masing jenis produk DPK Bank Kertamukti tsb • Hitunglah total dana pihak ketiga yang dapat digunakan sebagai dana pembiyaan
CONTOH PENENTUAN TINGKAT BOBOT DAN DPK UNTUK PEMBIAYAAN (Metode Saldo Rata-Rata Harian) GWM Excess Reserve a b
Floating Rate Bobot c d=1-(a+0+0)
Saldo Bulanan e
Saldo Tertimbang f=dxe
5%
3%
4%
95%
1.600.000.000
1.520.000.000
5%
2%
3%
95%
2.400.000.000
2.280.000.000
5%
2%
2%
95%
4.800.000.000
4.560.000.000
Tingkat Bobot = 1 – (GWM + 0 + 0 ) Giro
=1-(5%+0%+0%)----
95%
Tabungan = 1-(5%+0%+0%)---
95%
Deposito
95%
= 1-(5%+0%+0%)---
PENENTUAN TINGKAT BOBOT DAN DPK UNTUK PEMBIAYAAN
3. GMW + ER + FR dari Modal. Didalam prakteknya, perbankan Syariah dapat saja menanggung kewajiban GWM+ER+FR dari modal sendiri dengan demikian Bank Syariah dalam hal ini tidak mengenakan bobot dari masing-masing DPK nasabah, sehingga rumus penentuan bobot menjadi : Bobot = 1 – (GWM+ER+FR)
Bobot = 1 - 0
Saldo rata-rata hariah dana pihak ketiga (DPK) Bank Syariah A adalah : 1. Saldo Giro
Rp 1.600.000.000,-
2. Saldo Tabungan Mudharabah Rp 2.400.000.000,3. Saldo Deposito Mudharabah
Rp 4.800.000.000,-
Bila diasumsikan bahwa regulator Bank Sentral mengeluarkan regulasi untuk Giro Wajib Minimum (GWM) adalah 5% dan Excess Reserve adalah 3% serta Giro, 2% untuk Tabungan dan Deposito serta besarnya dana-dana yang ditarik dan setor oleh nasabah (Floating Rate) masing-masing untuk Giro sebesar 4%, Tabungan 3% dan Deposito 2%. Manajemen Bank Syariah Kertamukti memutuskan GWM, ER dan FR ditanggung dari Modal Bank Syariah A. Berdasarkan data-data di atas maka :
• Hitunglah tingkat bobot untuk masing-masing jenis produk DPK Bank Syariah A • Hitunglah total dana pihak ketiga yang dapat digunakan untuk Pembiayaan
CONTOH PENENTUAN TINGKAT BOBOT DAN DPK UNTUK PEMBIAYAAN (GWM+ER+FR ditanggung Modal Bank Syariah)
Jenis DPK
GWM Excess Reserve Floating Rate Bobot Saldo Bulanan Saldo Tertimbang a b c d=1-(0+0+0) e f=dxe
Giro
5%
3%
4%
100%
1.600.000.000
1.600.000.000
Tabungan Mudharabah
5%
2%
3%
100%
2.400.000.000
2.400.000.000
Deposito Mudharabah
5%
2%
2%
100%
4.800.000.000
4.800.000.000
Tingkat Bobot = 1 – (0+ 0 + 0 ) Giro
= 1-(0%+0%+0%)----
100%
Tabungan = 1-(0%+0%+0%)---
100%
Deposito
100%
= 1-(0%+0%+0%)---
PERHITUNGAN DISTRIBUSI BAGI HASIL DENGAN METODE SALDO AKHIR BULAN JENIS Dana Pihak Ketiga (DPK)
Saldo Akhir Bulan (DPK)
BOBOT
PORSI PENDAPATAN TERTIMBANG
(A)
(B)
(A)X(B)=(C)
GIRO WADIAH
A1
B1
TABUNGAN MUDHARABAH
A2
1 BLN
DISTRIBUSI PENDAPATAN
PORSI NISBAH PENYIMPAN DANA (SHAHIBUL MAL) NISBAH
PENDAPATA N
(D)
(E)
C1
D1
B2
C2
A3
B3
3 BLN
A4
6 BLN 12 BLN
E.RATE
PORSI NISBAH BANK (MUDHARIB) NISBAH
PENDAPATA N
(F)=(D)X(E)
(G)
(H)=(D)X(G)
E1
F1
G1
H1
D2
E2
F2
G2
H2
C3
D3
E3
F3
G3
H3
B4
C4
D4
E4
F4
G4
H4
A5
B5
C5
D5
E5
F5
G5
H5
A6
B6
C6
D6
E6
F6
G6
H6
C
D
DEPOSITO MUDHARABAH
GRAND TOTAL
A
F
H
E.RATE
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN DISTRIBUSI BAGI HASIL DENGAN METODE SALDO AKHIR BULAN 1. Kolom Dana Pihak Ketiga Bank (DPK) merupakan pengelompokkan produk-produk DPK Bank Syariah menjadi Giro, Tabungan, Deposito 1 bulan, Deposito 2 bulan, Deposito 3 bulan, Deposito 6 bulan dan Deposito 12 bulan.
2. Kolom A adalah saldo akhir bulan dari masing-masing jenis rekening dana pihak ketiga di buku besar (general ledger). 3. Kolom B adalah karena tidak semua DPK dapat disalurkan oleh Bank Syariah karena harus memperhitungkan GWM, Excess Reserve dan Floating Rate, hal-hal inilah yang merupakan faktor pengurang bagi DPK untuk dapat disalurkan. 4. Kolom C adalah saldo yang benar-benar dapat disalurkan melalui pembiayaan oleh Bank Syariah atau dengan kata lain kolom C adalah hasil perkalian saldo akhir bulanan DPK (kolom A) dikalikan dengan bobot dari masing-masing DPK (kolom B). 5. Kolom D adalah pendistribusian pendapatan yang diperoleh oleh bank ke dalam masing-masing jenis dana. 6. Kolom E adalah besarnya persentase Nisbah yang diterima oleh nasabah (shahibul Mal) sesuai dengan akad awal. 7. Kolom F adalah pendapatan yang diterima oleh nasabah untuk masing-masing jenis dana dalam rupiah dalam hal ini F = D x E, kemudian apabila kita ingin tahu jumlah ini dalam persentase (Equivalen Rate) maka F/C x 100% 8. Kolom G adalah besarnya persentase Nisbah yg diterima oleh Bank (mudharib). 9. Kolom H adalah pendapatan yang diterima oleh Bank untuk masing-masing jenis dana dalam rupiah dalam hal ini H = D x G, kemudian apabila kita ingin tahun jumlah ini dalam persentase (Equivalen rate) maka H/C x12x 100%
CONTOH PERHITUNGAN DISTRIBUSI BAGI HASIL DENGAN METODE SALDO AKHIR BULANAN
Posisi saldo akhir bulan dana pihak ketiga (DPK) PT. Bank Syariah A adalah sbb : Giro
Rp
1.000.000.000,- Bonus 20%
Tabungan
Rp
2.000.000.000,- Nisbah 35 : 65
Deposito 1 bulan
Rp
1.500.000.000,- Nisbah 30 : 70
Deposito 3 bulan
Rp
250.000.000,- Nisbah 25 : 75
Deposito 6 bulan
Rp
750.000.000,- Nisbah 20 : 80
Deposito 12 bulan
Rp
500.000.000,- Nisbah 15 : 85
Giro Wajib Minimum 5%, Excess Reserve 1% dan Floating Rate 2%. Bank menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 6.000.000.000,- dengan keuntungan dari pembiayaan tersebut adalah sebesar Rp 1.600.000.000,-. Jika Pak Azhar adalah satu nasabah yang memiliki Tabungan dengan saldo sebesar Rp 250.000.000,- . a. Buatlah tabel distribusi hasil usaha PT.Bank Syariah A! b. Berapakah pendapatan yang akan diterima oleh Pak Azhar?
23
PERHITUNGAN DISTRIBUSI BAGI HASIL DENGAN METODE SALDO AKHIR BULANAN
0,92
920.000.000
266.666.667 0,20
53.333.333
5,33% 0,80
213.333.333
21,33%
0,92
1.840.000.000
533.333.333 0,35
186.666.667
9,33% 0,65
346.666.667
17,33%
0,92
1.380.000.000
400.000.000 0,30
120.000.000
8,00% 0,70
280.000.000
18,67%
0,92
230.000.000
66.666.667 0,25
16.666.667
6,67% 0,75
50.000.000
20,00%
0,92
690.000.000
200.000.000 0,20
40.000.000
5,33% 0,80
160.000.000
21,33%
0,92
460.000.000
133.333.333 0,15
20.000.000
4,00% 0,85
113.333.333
22,67%
5.520.000.000
1.600.000.000
436.666.667
1.163.333.333
Bagi hasil yang diterima oleh Pak Azhar pertahunnya adalah : Rp 250.000.000,- x 5,33% = Rp 13.325.000,-
24
25
PERHITUNGAN DISTRIBUSI BAGI HASIL DENGAN METODE SALDO RATA-RATA HARIAN JENIS Dana Pihak Ketiga (DPK)
Saldo RataRata Hariah (DPK)
PORSI PENDAPATAN TERTIMBANG**
BOBOT *
(A)
(B)
(A)X(B)=(C)
GIRO WADIAH
A1
B1
TABUNGAN MUDHARABAH
A2
1 BLN
DISTRIBUSI PENDAPATAN
PORSI NISBAH PENYIMPAN DANA (SHAHIBUL MAL) NISBAH
PENDAPATA N
(D)
(E)
C1
D1
B2
C2
A3
B3
3 BLN
A4
6 BLN 12 BLN
E.RATE
PORSI NISBAH BANK (MUDHARIB) NISBAH
PENDAPATA N
(F)=(D)X(E)
(G)
(H)=(D)X(G)
E1
F1
G1
H1
D2
E2
F2
G2
H2
C3
D3
E3
F3
G3
H3
B4
C4
D4
E4
F4
G4
H4
A5
B5
C5
D5
E5
F5
G5
H5
A6
B6
C6
D6
E6
F6
G6
H6
C
D
E.RATE
DEPOSITO MUDHARABAH
GRAND TOTAL
A
F
H
* Bobot = 1-GWM **Karena digunakan saldo rata-rata, maka nilai ini telah menggambarkan saldo yang mengendap (faktor pengurang hanya GWM)
26
PERHITUNGAN DISTRIBUSI BAGI HASIL (GWM+ER+FR ditanggung Modal Bank Syariah) JENIS Dana Pihak Ketiga (DPK)
Saldo RataRata Hariah (DPK)
PORSI PENDAPATAN TERTIMBANG**
BOBOT *
(A)
(B)
(A)X(B)=(C)
GIRO WADIAH
A1
B1
TABUNGAN MUDHARABAH
A2
1 BLN
DISTRIBUSI PENDAPATAN
PORSI NISBAH PENYIMPAN DANA (SHAHIBUL MAL) NISBAH
PENDAPATA N
(D)
(E)
C1
D1
B2
C2
A3
B3
3 BLN
A4
6 BLN 12 BLN
E.RATE
PORSI NISBAH BANK (MUDHARIB) NISBAH
PENDAPATA N
(F)=(D)X(E)
(G)
(H)=(D)X(G)
E1
F1
G1
H1
D2
E2
F2
G2
H2
C3
D3
E3
F3
G3
H3
B4
C4
D4
E4
F4
G4
H4
A5
B5
C5
D5
E5
F5
G5
H5
A6
B6
C6
D6
E6
F6
G6
H6
C
D
DEPOSITO MUDHARABAH
GRAND TOTAL
A
F
* Bobot = 1 **Karena GWM + ER + FR ditanggung modal Bank Syari’ah
H
E.RATE
LATIHAN SOAL PERHITUNGAN DISTRIBUSI BAGI HASIL (KUI-C)
Posisi saldo akhir bulan dana pihak ketiga (DPK) PT. Bank Syariah Darun Najah adalah sbb : Giro Wadi’ah
Rp
600.000.000,- Bonus 20%
Tabungan Mudharabah
Rp
1.000.000.000,- Nisbah 30 : 70
Deposito 1 bulan
Rp
575.000.000,- Nisbah 35 : 65
Deposito 3 bulan
Rp
450.000.000,- Nisbah 35 : 65
Deposito 6 bulan
Rp
825.000.000,- Nisbah 40 : 60
Deposito 12 bulan
Rp
740.000.000,- Nisbah 45 : 55
Giro Wajib Minimum 5%, Excess Reserve 5% dan Floating Rate 2%. Pendapatan dari pembiayaan tersebut adalah sebesar Rp 1.800.000.000,-. Dari data tersebut,: a. Hitunglah bobot dengan menggunakan metode saldo bulanan, rata-rata harian, dan bobot ketika GWM, ER dan FR ditanggung oleh modal bank! b. Buatlah tabel distribusi bagi hasil dengan menggunakan metode saldo rata-rata harian!
27
LATIHAN SOAL PERHITUNGAN DISTRIBUSI BAGI HASIL (KUI-D)
Posisi saldo akhir bulan dana pihak ketiga (DPK) PT. Bank Syariah Darun Najah adalah sbb : Giro Wadi’ah
Rp
500.000.000,- Bonus 25%
Tabungan Mudharabah
Rp
1.500.000.000,- Nisbah 30 : 70
Deposito 1 bulan
Rp
525.000.000,- Nisbah 25 : 75
Deposito 3 bulan
Rp
360.000.000,- Nisbah 20 : 80
Deposito 6 bulan
Rp
575.000.000,- Nisbah 35 : 65
Deposito 12 bulan
Rp
740.000.000,- Nisbah 40 : 60
Giro Wajib Minimum 5%, Excess Reserve 3% dan Floating Rate 2%. Pendapatan dari pembiayaan tersebut adalah sebesar Rp 1.450.000.000,-. Dari data tersebut,: a. Hitunglah bobot dengan menggunakan metode saldo bulanan, rata-rata harian, dan bobot ketika GWM, ER dan FR ditanggung oleh modal bank! b. Buatlah tabel distribusi bagi hasil dengan menggunakan metode saldo rata-rata bulanan!
28
LATIHAN SOAL PERHITUNGAN DISTRIBUSI BAGI HASIL (KUI-A)
Posisi saldo akhir bulan dana pihak ketiga (DPK) PT. Bank Syariah Andalas adalah sbb : Giro Wadi’ah
Rp
450.000.000,- Bonus 23%
Tabungan Mudharabah
Rp
1.050.000.000,- Nisbah 31 : 69
Deposito 1 bulan
Rp
550.000.000,- Nisbah 39 : 61
Deposito 3 bulan
Rp
730.000.000,- Nisbah 40 : 60
Deposito 6 bulan
Rp
950.000.000,- Nisbah 43 : 57
Deposito 12 bulan
Rp
1.000.000.000,- Nisbah 45 : 55
Giro Wajib Minimum 5%, Excess Reserve (Giro 5%, Tabungan 4%, Deposito 3%) dan Floating Rate (Giro 3%, Tabungan 2%, Deposito 1%). Pendapatan dari pembiayaan tersebut adalah sebesar Rp 2.000.000.000,-. Dari data tersebut,: a. Hitunglah bobot dengan menggunakan metode saldo bulanan, rata-rata harian, dan bobot ketika GWM, ER dan FR ditanggung oleh modal bank! b. Buatlah tabel distribusi bagi hasil dengan menggunakan metode saldo rata-rata bulanan!
29