Tinjauan Kepustakaan Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Universitas Padjajaran Bandung 2015Deskripsi lengkap
Dislokasi HipFull description
REFERATGILUT DISLOKASI TMJFull description
Makalah DislokasiDeskripsi lengkap
Kedokteran
---Full description
jjhfFull description
DISLOKASI SENDI PINGGUL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang belakang Dislokasi sendi pinggul terjadi ketika kaput femur keluar dari soket n!a pada tulang panggul "pel#is$.%eara umum& dislokasi sendi panggul dapat diklasi diklasifik fikasik asikan an atas atas kongen kongenita itall dan traumat traumatik. ik. Insiden Insidensi si dislok dislokasi asi sendi sendi panggul kongenital setiap ta'unn!a adala' sekitar ()* kasus per 1+++ kela'iran& dan sekitar ,+),-penderitan!a adala' anak perempuan. Dislokasi sendi sendi panggu panggull kongen kongenita itall biasan biasan!a !a disebab disebabkan kan terjadi terjadin! n!adis adisplas plasia ia kaput kaput femur. Pada Pada seki sekita tarr /+ /+ pasie pasien n !ang meng mengala alami mi disl dislok okasi asi sendi sendi pang panggu gull traumatik& tulang femur terdorong keara' belakang "dislokasi posterior$ !ang men!ebabkan panggul menjadi kaku& bengkok dan terputar ke ara' medial tubu'. tubu'. 0emur 0emur juga juga bisa bisa terdoro terdorong ng ke depan depan "dislo "dislokasi kasi anteri anterior$ or$ se'ing se'ingga ga panggul 'an!a bengkok sedikit&dan tungkai akan terputar menjau'i tubu' "ara' lateral$. Dengan Dengan meningkatn! meningkatn!aa angka keelakaan keelakaan
semakin sering terjadi ditemukan. 0ragmen tulang !ang keil sering menonjol karena sendi berdislokasi kalau kalau terdapat fragmen !ang besar atau kominusi& ini dianggap sebagai jenis 0raktur 2 dislokasi. 3edera digolongkan menurut ara' dislokasi posterior " sejau' ini tipe ini !ang paling sering ditemukan$& anterior dan pusat " fraktur kominutif atau fraktur pergeseran pada asetabulum$.
1
BAB II PE4BAHA%AN (.1 DE0INI%I Dislokasi %endi pinggul adala' keadaan dimana kaput femur keluar dari soketn!a pada tulang panggul "pel#is$. 4enurut Brunner dan %uddart' "(++($& Dislokasi adala' suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang !ang membentuk sendi tak lagi dalam 'ubungan anatomis.
(.( E5I6L67I 8lasifikasi menurut pen!ebabn!a 8lasifikasi dislokasi menurut pen!ebab dikelompokkan menjadi 1. Dislokasi Panggul kongenital !aitu dislokasi !ang terjadi sejak la'ir&akibat kesala'an pertumbu'an& paling sering terjadi pada sendi pinggul (. Dislokasi Panggul traumati 9aitu dislokasi akibat idera dimana sendi mengalami kerusakan akibat kekerasan atau traumadengan ga!a atau tekanan !ang besar seperti keelakaan kendaraan bermotor& pejalan kaki ditabrak mobil& keelakaan mobil atau jatu' dari ketinggian. Diklasifikasikan menurut ara' pergeseran kaput femoral •
!aitu posterior& anterior dan sentral
(.: EPIDE4I6L67I Dislokasi pinggul posterior lebi' sering ditemukan dibanding dislokasi pinggul anterior !aotu sekitar /+ dari semua jenis dislokasi 'ips. 0rekuensi menurun dengan dipakain!a sabuk pengaman ketika berkendaraan. Anterior dan entral dislokasi terjadi sekitar 1+ dari seluru' dislokasi 'ips. Insidensi ongenital 'ip disloations kira kira 1 dari -++ populasi. Data penelitian men!ebutkan ba';a pre#alensi ongenital 'ip disloation kira kira -,<.:1+ kasus.
2
(.* ANA564I %ENDI PIN77UL %endi panggul terbentuk atas sambungan kaput femur dan asetabulum dari pel#is& dan merupakan sendi dengan tipe ball)and)soket. Permukaan sendi aetabulum berbentuk tapal kuda dan dibagian ba;a' membentuk takik disebut inisura aetabuli. =ongga aetabulum diperdalam dengan adan!a fibroartilago dibagian pinggrin!a !ang disebut sebagai labrum aetabuli. Labrum ini meng'ubungkan inisura aetabuli dan disini dikenal sebagai ligamentum trans#ersum aetabuli. Persendian ini dibungkus ole' apsula dan melekat di medial pada labrum aetabuli Ligamentum
Ligamen iliofemoral meletakkan ke anterior inferior ilia spine of t'e pel#is Dan intertro'anteri line of t'e femur . Ligamen pubofemoral berasal dari ramus pubis superior& juga meletakkan
•
ke intertro'anteri line of t'e femur. Ligamen Is'iofemoral meng'ubungkan is'ium ke greater tro'anter of
4erupakan suatu fase ketidakstabilan sendi panggul pada ba!i baru la'ir. Dalam keadaan normal& panggul ba!i baru la'ir dalam keadaan stabil dan sedikit fleksi. Insidensi ketidakstabilan adala' -)(+ per 1+++kela'iran 'idup& namun biasan!a pinggul menjadi stabil seara spontan dan dengan pemeriksaan ulang : minggu setela' kela'iran insidensi berkurang menjadi 1): per 1+++ kela'iran 'idup. Etiologi dan &athogenesis
i. faktor geneti& karena dislokasi ongenital enderung berlangsung dalam keluarga. ii. faktor 'ormonal !aitu tinggin!a kadar esterogen&proesteron& dan relaksin pada ibu dalam beberapa minggu terak'ir ke'amilan dapat memperlonggar ligamentum pada ba!i 5
iii.4alposisi intrauterin "terutama posisi bokong dengan kaki !ang ekstensi$
dapat
mempermuda' terjadin!a
dislokasi
'al
ini
ber'ubungan dengan lebi' tinggin!a insisdensi pada ba!i !ang merupakan anak sulung dimana #ersi spontan lebi' sedikit kemungkinan
untuk
terjadi.
Dislokasi
unilateral
biasan!a
mempengaru'i pinggul kiri ini sesuai dengan posisi #erteks biasa "oksiput anterior kiri$ dimana pinggul kiri agak beradduksi. i#. 0aktor pasa kela'iran& dilokasi sering ditemukanpada lapps dan orang
Indian
menggendongn!a
amerika
!ang
membedong
dengan kaki merapat&
ba!in!a
pinggul
dan
dan lutut
sepenu'n!a ekstensi dan jarang pada pada orang ina selatan dan negro afrika!ang memba;a ba!i pada pungungn!a dengan kedua kaki berabduksi lebar 2 lebar.
Gambaran %linis
Asimetri pada lipatan lipatan kulit pa'a. Pemeriksaan klinik untuk mengeta'ui dislokasipanggul ba;aan pada ba!i baru la'ir adala'.
a.
Uji 6rtolani Pada pemeriksaan ini ibu jari pemeriksa memegang pa'a ba!i bagian medial dan jari lainn!a pada tro'anter ma!or. %endi panggul difleksikan /+ derajat kemudian di abduksi seara 'ati 'ati. Pada ba!i normal abduksi dpat sebesar -),+ derajat dapat dengan muda' dilakukan& dan bila abduksi kurang dari + derajat maka 'arus diurigai adan!a dislokasi panggul ba;aan dan kemudian jika tro'anter ma!or ditekan terdengar bun!i klik maka 'al ini menandakan adan!a reduksi dislokasi dan kemudian pinggul berabduksi sepenu'n!a dan disebut uji ortolani C. ika abduksi ber'enti ditenga' jalan dan tidak ada sentakan ke dalam& mungkin adan!a suatu dislokasi !ang tidak dapat direduksi.
b. Uji Barlo;
6
Dilakukan dengan ara !ang sama& tetapi disini ibu jari pemeriksa ditempatkan pada lipatan pa'a dan& dengan memegang pa'a bagian atas& diusa'akan mengungkit kaput femoris ke dalam dan keluar asetabulum baik dalam keadaan abduksi dan adduksi. Bila aput femoris dapat dikeluarkan dari soketn!a
"asetabulum$ dan
dimasukkan kembali disebut disloatableunstable of t'e 'ip.
Pencitraan
Ultrasonografi
seara
luas
menggantikan
radiografi
untuk
penitraan pinggul neonates..Pada saat kela'iran aput femoris dan aetabulum
pada
ba!i
baru
la'ir
tidak
dapat
dinilai
dengan #isualisasi langsung& karena aput femur belum mengalami ossifikasi
dan
merupakan
tulang
ra;an
tubu' !ang tidak
di#isualisasikan pada sinar ? ra!. %inar @ polos bermanfaat setela' bulan pertama karena Pusat ossifikasi untuk aput femoris umumn!a munul antara tiga ) enam bulan. Pengukuran digunakan untuk menge#aluasi 'ubungan aput femoral dan aetabulum termask garis Hilgenreiner& indeks aetabular& garis Perkin)6mbredanne& line %'enton)4enard.
7aris Perkins)6mbredanne adala'
garis
lurus dengan garis)9& melalui tepi palinglateral
!ang
ditarik tegak
tulang
ra;an
aetabular&!ang sebenarn!a sesuai dengan %IAI pada ba!i baru la'ir& aspek medial le'er femoralis 'arusn!a berada pada lo;er inner >uadran . 4unuln!a
sala'
satu
dari struktur di luar kuadran
tersebut menunjukkan subluksasi atau dislokasi pinggul.
7aris Hilgenreiner atau 9)line adala' garis !ang ditarik melalui bagian superior dari tulang ra;an triradiate. Pada ba!i normal& jarak di;akili ole' garis "ab$ tegak lurus ter'adap garis)9 pada titik paling proksimal dari le'er femoralis 'arus sama pada kedua sisi panggul& sebagaimana se'arusn!a jarak di;akili ole' garis "b$ !ang
7
ditarikbertepatan dengan garis)9 medial ke lantai aetabular. Pada usia ba!i enam sampai tuju' bulan& nilai rata)rata untuk jarak "ab$ tela' bertekad untuk menjadi 1/&: mm C ) 1&- mmF untuk jarak "b$& 1,&( mm C ) 1&* mm. Indeks aetabular adala' sudut !ang dibentuk ole' garis singgung ditarik ke atap aetabular dari titik "$ di lantai aetabular di garis)9. Nilai normal sudut ini berkisar dari (- derajat 'ingga (/ derajat. 7aris %'enton)4enard adala' garis !ang ditarik melalui aspek medial le'er femoralis di perbatasan superior foramen obturatorius
Penatala%sanaan '() Bulan Pertama
ika uji ortolani dan barlo; positif& 'arus diurigai dan dira;at dengan popok dobel atau bantal abduksi selama minggu. Pada stadium ini diuji lagi& ba!i !ang pingguln!a stabil dibiarkan bebas tetapi tetap dalam penga;asan setidakn!a dalam bulan pertama& jika tetap dalam ketidakstabilan maka dilakukan pembebatan abduksi !ang lebi' formal setidakn!a selama bulan& sampai rontgen sinar @ memperli'atkan ba';a atap asetabulum berkembang dengan baik "biasan!a :) bulan$. 8arena ,+)/+ pinggul !ang tak stabil pada saat kela'iran akan stabil seara spontan dalam : minggu& maka pembebatan tidak perlu segera dilakukan keuali dislokasi suda' jelas terjadi. ika setela' : minggu dislokasi masi' terjadi maka pembebatan abduksi dilakukan. 8alau pinggul suda' mengalami dislokasi pada pengujian pertama dengan 'ati 'ati pinggul ditempatkan dalam posisi reduksi dan pembebatan abduksi dilakukan. =eduksi diperta'ankan jika pinggul stabil& dan pembebtana sebaikn!a diperta'ankan 'ingga sinar)@ memperli'atkan
suatu
atap
asetabulum
!ang
baik
5ujuan pembebatan adala' memperta'ankan pinggul agar berfleksi dan berabduksi. Untuk ba!i !ang baru la'ir & popok dobel atau bantal abduksi ukup memadai. Bebat #an rosen adala' bebat suatu bebat
8
lunak berbentuk H !ang bermanfaat karna muda' digunakan. 5iga aturan pembebatan !ang terbaik adala' pinggul 'arus direduksi sebagaimana
mestin!a
sebelum
dibebat& posisi ekstrim
'arus
di'indari& dan pinggul dapat digerakkan.
Dislo%asi ang meneta& )(*+ bulan
ika setela' terapi dini pinggul belum tereduksi dengan sempurna maka dapat dilakukan reduksi tertutup namun jika diperlukan operasi dan tetap direduksi 'ingga perkembangan asetabulum memuaskan.
) =eduksi tertutup Ideal tetapi memiliki resiko rusakn!a pasokan dara' pada aput femoris dan men!ebabkan nekrosis. Untuk memperkeil resiko ini reduksi dilakukan berangsur angsur& traksi dilakukan pada kedua kaki& dan berangsur angsur abduksi ditingkatkan 'ingga dalam : minggu kaki direntangkan lebar lebar. Pembebatan pinggul !ang direduksi sita'an dalam spika gips dalam posisi + derajat fleksi& *+ derajat abduksi dan (+ derajat rotasi internal. %etala' minggu spika digantikan dengan bebat !ang men!ebabkan abduksi dan diperta'ankan selama :) bulan. 8alau reduksi belum terapai dilakukan reduksi terbuka.
Dislo%asi meneta& *+ bulan $ batas umur
Pada umur 1, bulan ke atas reduksi tertutup jarang ber'asil& se'ingga dilakukan reduksi terbuka dan melakukan artografi.la' operasi pinggul dita'an dalam spika gips selama : bulan dan kemudian dengan bebat !ang memungkinkan beberapa pergerakan pinggul selama 1): bulan selanjutn!a sambil memriksa dengan sinar ? apaka' pinggul suda' tereduksi dan berkembang seara memuaskan.
Dislo%asi di atas batas umur
9
Istila' batas umur menerangkan diatas umur tertentu & reduksi dislokasi tidakla' bijaksana& jika dilakukan reduksi nekrosis a#askular meningkat. Pada penderita dislokasi unilateral batas umurn!a adala' 1+ ta'un. Bila terdapat dislokasi bilateral& risiko inter#ensi dengan operasi juga meningkat karna kegagalan pada satu sisi akan men!ebabkan terjadin!a deformitas asimetri& se'ingga a'li beda' meng'indari operasi diatas umur ta'un keuali n!eri atau deformitasn!a sangat 'ebat.
Dislo%asi meneta& &ada orang de,asa
Untuk orang de;asa& !ang suda' beradaptasi selama berta'un ta'un pada usia :+)*+ an ta'un akan merasakan tidak n!aman !ang semakin meningkat akibat dislokasi kongenital !ang tidak direduksi berjalan semakin melela'kan disertai n!eri punggung.
II" Dislo%asi Panggul &osterior -e%anisme .edera
Empat dari lima dislokasi pinggul traumati adala' posterior. Biasan!a fraktur ini dapat terjadi akibat traumadengan ga!a atau tekanan !ang besar dalam keelakaan lalu lintas bila seseorang !ang duduk dalam truk atau mobil !ang terlempar keara' depan& se'ingga lutut terbentur pada das'board. Dengan demikian 0emur terdorong 8e atas dan 8aput femoris keluar dari mangkukn!a sering sepotong tulang pada punggung asetabulum terpotong " fraktur 2 dislokasi$. Gambaran Klini%
) )
8aki pendek dan beradduksi Berotasi internal
10
)
Dan sedikit berfleksi 5etapi bila sala' satu tulang panjang mengalami fraktur " biasan!a femur $ edera pinggul dengan muda' dapat terle;at.
Pemeri%saan /ontgen
Dilakukan foto anteroposterior )
5erli'at kaput femoris diluar mangkukn!a
dan di atas
asetabulum. ) %egmen atap asetabular atau kaput femoris mungkin tela' pata' dan bergeser ) 0oto oblik berguna untuk menunjukan ukuran fragmen itu ) 35 san adala' ara terbaik untuk menunjukan fraktur asetabulum atau setiap fragmen tulang Klasi!i%asi
Ada
beberapa
klasifikasi
!ang
digunakan
untuk
mendeskripsikan dislokasi posterior. 8alisikasi5'ompson)Epstein didasarkan pada penemuan radiografi& !aitu
11
III"
DISLOKASI AN0E/IO/
Pen!ebab !ang laGim adala' keelakaan lalu lintas atau keelakaan penerbangan. Dislokasi bisa pada satu atau kedua pinggul bisa terjadi kasus apabila buru' tambang atau bangunan kejatu'an benda berat pada punggungn!a saat mereka sedang bekerja dengan posisi kaki !ang merentang lutut lurus dan punggung membungkuk kedepan. Gambaran Klinis
) ) ) )
8aki =otasi luar Abduksi dan sedikit fleksi 8aki tidak memendek 5onjolan anterior pada kaput !ang dislokasi tampak jelas& Bila
)
dili'at dari ara' samping 7erakan pinggul tak dapat digerakan.
Pemeri%saan &enun1ang
0oto rontgren anteroposterior dislokasi dan ara' lateral Klasi!i%asi
I2"
Dislo%asi Sentral
12
-e%anisme trauma
Dislokasi sentral terjadi kalau trauma datang dan ara' samping se'ingga trauma ditransmisikan le;at trokanter ma!or mendesak terjadi fraktur aetabulum se'ingga aput femors masuk ke rongga pel#is. Gambaran %linis
Didapatkan perdara'an dan pembengkakan di daera' tungkai bagian proksimal tetapi posisi tetap normal. N!eri pada daera' trokanter. 7erakan sendi panggul sangat terbatas.
/adiologis
Adan!a pergeseran dari aput femur menembus panggul& 5ampak kaput femoris begerser ke medial dan lantai asetabulum mengalami fraktur.
Penatala%asanaan Dislo%asi &osterior
Dislokasi 'arus direduksi seepat mungkin diba;a' anestesi umum. Pada sebagian besar kasus dilakukan =eduksi 5ertutup " Non operatif$ . 1.
=eduksi 5ertutup
seorang
Asisten mena'an pel#is kemudian
a'li beda' memfleksikan pinggul dan lutut pasien sampai /+ derajat dan menarik pa'a ke atas seara #ertikal. Bila terdapat keurigaan ba';a fragmen tulang tela' terperangkap didalam (.
selama : minggu. 7erakan dan lati'an dimulai segera setela' n!eri mereda dan pada ak'ir minggu ke tiga diperbole'kan berjalan dengan kruk penopang.
13
*.
ika
pemeriksaan
%inar
@
atau
35
pasa
reduksi
memperli'atkan adan!a fragmen intraartikular& 0ragmen itu -.
'arus dibuang dan sendi dibilas melalui pendekatan posterior 0raktur 2 dislokasi a. tipe II Epstein sering diterapi reduksi terbuka segera dan fiksasi anatomi& tetapi kalau tidak tersedia a'li beda' !ang terampil maka pinggul direduksi seara tertutup dan traksi di perta'ankan selama minggu b. 5ipe III diterapi seara tertutup . 5ipe I dan pada a;aln!a diterapi dengan reduksi tertutup&
bila terdapat fragmen kaput
femoris
pada
tempatn!a ini dapat dipastikan dengan 35 pasa reduksi. 4etode Allis Penderita dalam posisi terlentang& 4elakukan immobilisasi pada panggul& 4elakukan fleksi pada lutut sebesar /+ dan tungkai diadduksi ringan dan rotasi medial& 4elakukan traksi #ertial dan kaput femur diangkat dari bagian posterior asetabulum& Panggul dan lututdiekstensikan seara 'ati) 'ati
4etode stimson Pasien dalam posisi tengkurap& tungkai ba;a' !ang mengalami traumadibiarkan menggantung& Panggul diimmobilisasi dengan menekan sarum& 5angan ki r i dokte r memegang pergelangan kaki dan melakukan fleksi /+& 5angan ka na n m e m e g ang keba;a' daera' diba;a' lutut& Dengan gerakan roking dan rotasi serta tekanan langsung dapat dilakukan reposisi
14
15
0era&i dislo%asi anterior
4aneu#er !ang digunakan 'ampir sama dengan !ang digunakan untuk mereduksi dilokasi posterior& keuali ba';a& se;aktu pa'a !ang berfleksi itu ditarik keatas& pa'a 'arus beradduksi. 5erapi berikutn!a mirip dengan terapi pada dislokasi posterior. Nekrosis a#askular adala' komplikasi satu)satun!a 0era&i dislo%asi sentral
Dilakukan reposisi dengan skietal traksi se'ingga self reposisi pada fraktur aetabulum tanpa penonjolan kaput femur ke dalam panggul dilakukan terapi konser#atif dengan traksi tulang *) minggu. Pada fraktur dimana aput femur tembus ke dalam asetabulum& sebaikin!a dilakukan traksi pada ( komponene !aitu komponene longitudinal dan lateral selama minggu dan setela' , minggu diperbole'kan untuk berjalan dengan menggunakan penopang berat badan. Indi%asi o&erati!
1. Bila fragmen tak tereduksi " fragmen keil dapat dibuang sementara fragmen besar 'arus diganti$. Lalu kaput femoris didislokasikan dan fragmen diikat pada posisin!a dengan sekrup 3ountersunk. Pasa operasi & traksi diperta'ankan selama * minggu dan pembebanan penu' ditunda selama 1( minggu. (. Dislokasi !ang tak dapat direduksi tertutup apabila setela' beberapa minggu dislokasi tidak diterapi se'ingga diperlukan reduksi terbuka :. 5erjadi fraktur ollum femur ipsilateral *. Adan!a lesi N. is'iadikus Kom&li%asi
A;al 1. 3edera ner#us skiatikus.
8adang
2kadang mengalami edera tapi
biasan!a dapat membaik (. 3edera pembulu' dara' Arteri gluteal superior !ang terobek :. 0raktur batang femoris !ang men!ertai& bila ini terjadi bersamaan dengan dislokasi pinggul & biasan!a keadaan dislokasi terle;atkan.
16
Lanjut 1. Nekrosis a#askular Persediaan dara' pada kaput femoris sangat terganggu sebesar 1+ pada dislokasi pinggul& jika penangan reduks ditunda dan lebi' beberapa jam& maka angkan!a meningkat jadi *+ (. Dislokasi !ang tak dapat direduksi tertutup apabila setela' beberapa minggu dislokasi tidak diterapi se'ingga diperlukan reduksi terbuka. :. 6steoart'ritis sekunder %ering terjadi dan diakibatkan ole' kerusakan kartilago pada saat dislokasi atau adan!a fragmen !ang berta'an dalam sendi& nekrosis iskemik pada kaput femoris. Kom&li%asi dislo%asi sentral
Pada ta'ap dini seperti fraktur lainn!a mungkin terjadi edera #iseral ataupun s!ok. Pada ta'ap lebi' lanjut kekakuan sendi dengan atau tanpa osteoartritis sering terjadi.
DA05A= PU%5A8A 1. Aple!& A gra'am. 3edera 5ungkai Ba;a' dalam Buku ajar 6rtopedi 0raktur s!stem aple!& edisi <. Hal :*)<
17
(. =asjad& 'airudin. Dislokasi panggul dalam pengantar ilmu beda' ortopedi . 'al *+1)+:. Bintang lamumpatue. :. Aple!& A gra'am. 3edera 5ungkai Ba;a' dalam Buku ajar 6rtopedi 0raktur s!stem aple!& edisi <. Hal *),