BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Tujuan Pr Praktikum
Prak Prakti tikum kum Pene Peneta tapa pan n Kada Kadarr Mn
deng dengan an spek spektr trof ofot otom omet etri ri Visibe sibell ini ini
bertujuan diantaranya sebagai sebagai berikut: 1. Dapat mengope mengoperasi rasikan kan alat alat spektrofot spektrofotomet ometri ri sinar sinar tampak tampak dengan dengan baik dan dan benar 2. Dapat Dapat menent menentuka ukan n variabel variabel-va -varia riabel bel valida validasi si 1.2.
Latar Belakang
Mangan adala unsur kimia dalam kimia dalam tabel periodik yang periodik yang memiliki lambang Mn dan no nomo morr at atom om 2!. 2!. Mang Mangan an dala dalam m bent bentuk uk seny senya" a"aa Kali Kalium um Perm Perman anga gana natt #KMn$%& merupakan senya"a yang ber"arna mera anggur #dalam konsentrasi renda& renda& jika direaksik direaksikan an dengan dengan air. air. 'eingga 'eingga senya"a senya"a Kalium Kalium Permanga Permanganat nat dalam air merupakan senya"a yang dapat diukur absorbansinya menggunakan spektr spektrofo ofotom tomete eterr visibl visible. e. (amun) (amun) tentu tentu penguk pengukura uran n tidak tidak akan akan akurat akurat 1**+ 1**+ dengan asil sebenarnya. ,isa dikarenakan alat yang suda kurang baik) operator yang kurang andal) ataupun karena baan yang digunakan tidak murni. Maka dari itu) dilakukan penentuan kadar Mn menggunakan spektrofotometer visible untuk untuk menga menganal nalisa isa kadar kadar Mn dari dari sampel sampel dan juga juga menga menganal nalisa isa parame parameter ter- parameter seperti akurasi) presisi) linieritas) dan sebagainya) untuk menentukan nilai yang tepat juga kesalaan kesalaan yang terjadi.
1|
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Valia!i "et#a Anali!i!
Validasi metode adala suatu proses untuk mengkonfirmasi ba"a prosedur analitik yang digunakan untuk suatu pengujiantest kusus sesuai untuk tujuan penggunaannya. ujuan dari pelaksanaan Validasi Metode /nalisa #VM/& adala untuk menunjukkan ba"a semua metode tetap yang digunakan sesuai dengan tujuan penggunaannya dan selalu memberikan asil yang dapat diper0aya. adi) dalam Validasi metode analisa yang diuji atau divalidasi adala PROTAP #prosedur tetap& pengujian yang bersangkutan.
Misalnya)
Validasi
Metode
/nalisa
Penetapan
Kadar
3at
/ktif Paracemol dalam ablet ,iogesi04 dengan Metode 'pektrofotometri 5VVis6) maka yang divalidasi atau diuji validitasnya adala Prosedur etap Penetapan Kadar 3at /ktif Paracemol dalam ablet ,iogesi04 dengan Metode 'pektrofotometri 5VVis6. P7$/P tersebut bisa disusun ole ,agian 89 atau ole ,agian 7D. /pabila P7$/P-nya belum tersedia maka arus dibuat terlebi daulu) baru divalidasi. P7$/P metode analisa tersebut) bisa jadi disusun berdasarkan : 1.
Diambil #di-adopsi& dari berbagai literatur resmi) misalnya ;armakope
2.
,erasal dari pengembangan sendiri # Eksporasi&
=.
Modifikasi dari prosedur pengujian yang tela ada # Modifikasi&.
Ruang Lingku$
Validasi Metode /nalisa dilakukan untuk '>M5/ metoda analisa yang digunakan untuk penga"asan kegiatan produksi) termasuk metode analisis yang digunakan dalam menetapkan residu ?at aktif pada validasi prosedur pembersian. Validasi metode analisa umumnya dilakukan teradap % jenis) yaitu :
2|
1. 2. =. %.
uji identifikasi@ uji kuantitatif kandungan impuritas #impurity&@ uji batas impuritas@ dan uji kuantitatif ?at aktif dalam sampel baan aktif obat atau obat atau komponen tertentu dalam obat.
Dilakukan dengan semua peralatan yang tela dikalibrasi dan diuji kesesuaian sistemnya #alat dan sistem suda dikualifikasi&. Dan menggunakan baan baku pembanding yang suda dibakukan dan disimpan ditempat yang sesuai. Parameter uji validasi meliputi) antara lain :
• •
akurasi #/00ura0y&@ presisi #pre0ision&@
- ripitabilitas #repeatibilty&@ - Presisi antara #intermediate pre0ision&@ - reprodusibilitasketerulangan #reprodu0ibility& • • • • •
spesivisitas #spe0ify&'elektifitas #sele0tivity&@ batas deteksi #limit of dete0tionA$D&@ batas kuantitasi #limit of BuantitationA$8&@ linearitas #Ainearity&@ dan rentang #range&.
2.2. S$ektr#%#t#meter Vi!i&le
'pektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Cang dimaksud sinar tampak adala sinar yang dapat diliat ole mata manusia. 9aaya yang dapat diliat ole mata manusia adala 0aaya dengan panjang gelombang %**-** nm dan memiliki energi sebesar 2EEF1%E kmol. >lektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan energi terenda disebut keadaan dasar #ground-state&. >nergi yang dimiliki sinar tampak mampu membuat elektron tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energi lebi tinggi atau menuju keadaan tereksitasi. 3|
9aaya yang diserap ole suatu ?at berbeda dengan 0aaya yang ditangkap ole mata manusia. 9aaya yang tampak atau 0aaya yang diliat dalam keidupan seari-ari disebut "arna komplementer . Misalnya suatu ?at akan ber"arna orange bila menyerap "arna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu ?at akan ber"arna itam bila menyerap semua "arna yang terdapat pada spektrum sinar tampak Pada
spektrofotometer
sinar
tampak)
sumber
0aaya
biasanya
menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu "olfram. Golfram merupakan sala satu unsur kimia) dalam tabel periodik unsur "olfram termasuk golongan unsur transisi tepatnya golongan V<, atau golongan H dengan simbol G dan nomor atom I%. Golfram digunakan sebagai lampu pada spektrofotometri tidak terlepas dari sifatnya yang memiliki titik didi yang sangat tinggi yakni !E=* J9.
ambar 1. 'pe0troni0-2* yang bekerja pada rentang panjang gelombang sinar tampak
BAB III "ETODOLO'I PER(OBAAN 2.1.
Alat an Ba)an
4|
/lat dan baan yang digunakan pada praktikum ini tertera pada ta&el 1. sebagai berikut:
2.2. 2.2.1.
Alat 'pektronik-2* Aabu akar !* mA #H bua& elas Kimia !** #2 bua& 9orong elas ,atang Pengaduk Lot Plate ,uret 9oklat 2! mA #2 bua& (ara *erja Pem&uatan Larutan Inuk
Ba)an Kalium Permanganat /Buades Kertas 'aring
Menimbang Kalium Permanganat ke dalam gelas kimia !** mA
Melarutkan Kalium Permanganat tadi sengan sejumla /Buades
Memanaskan gelas kimia sampai Kalium Permanganat larut
Menyaring larutan kemudian mendinginkannya semalaman
Menandabataskan sampai 1** mA
2.2.2. Pem&uatan Larutan Stanar
5|
Mengen0erkan larutan induk 1***ppm Menjadi 1**ppm dengan menambakan aBuades
Mengen0erkan Aarutan Kalium Permanganat 1**ppm menjadi 1ppm) 2ppm) =ppm) %ppm) !ppm dengan aBuades
2.2.+. Penentuan Panjang 'el#m&ang "ak!imum
Memanaskan 'pektronik-2* dengan menyalakannya selama 1! menit
Memasukkan larutan blanko #/Buades& kedalam kuvet lalu mengukur +transmitannya dan mengubanya menjadi 1**+
Memasukkan larutan standar =ppm kedalam blanko lalu mengukur +transmitan pada panjang gelombang %*-!*nm
Menentukan panjang gelombang maksimum dari absorbansi larutan yang paling besar
2.2.,. Penentuan *ur-a *ali&ra!i
Memasukkan larutan blanko #/Buades& kedalam kuvet lalu mengukur +transmitannya dan mengubanya menjadi 1**+
Mengukur larutan standar 1 s.d. ! pada panjang gelombang maksimum
Membuat kurva kalibrasi dengan adala konsentrasi dan C adala absorbansi
6|
BAB IV PEN'OLAHAN DATA
,.1 Data Pengamatan ,.1.1. Penentuan $anjang gel#m&ang mak!imum
,erikut adala ta&el 2 pengukuran panjang gelombang maksimum dari range !**-!* nm. Panjang gel#m&ang
T
A&!#r&an!i
%* nm
1
*)*E2
%E* nm !** nm
I% HI
*)1=1 *)1I%
!1* nm
H*
*)222
!2* nm
!=
*)2IH
!=* nm !%* nm
!1 !=
*)2E2 *)2IH
!!* nm !H* nm
!I H!
*)2%% *)1I
!I* nm !* nm
I= =
*)1=I *)*1
Ta&el 2 Panjang gelombang maksimum Mn
,.1.2. Pengukuran a&!#r&an!i larutan !tanar "n
,erikut adala tabel = dan tabel % pengukuran absorbansi larutan dengan menggunakan pipet dan buret dengan tiga #=& kali pengukuran. *#n!entra! i
T
A
T
A
T
A
1 ppm
I
*)1*
IE
*)1*2
!
*)*I1
2 ppm = ppm
H1 !1
*)21! *)2E2
H2 !*
*)2* *)=*1
I= H=
*)1=I *)2*1
7|
% ppm ! ppm
%* =2
koefisien determinan
*)=E *)%E!
%* ==
*)EE=
*)=E *)%1
!! %H
*)EE%
*)2H* *)==I
*)EE%
Ta&el + Pengukuran absorbansi dengan metode pipet *#n!entra! i
T
A
T
A
T
A
1 ppm 2 ppm
IH !H
*)11E *)2!2
! H%
*)*I1 *)1E%
I !
*)1* *)2=I
= ppm % ppm ! ppm
%I =I =*
*)=2 *)%=2 *)!2=
!* %* =*
*)=*1 *)=E *)!2=
%H = =*
*)==I *)%2* *)!2=
koefisien determinan
*)EE=%
*)EE2
*)EE%=
Ta&el , Pengukuran absorbansi dengan metode bure ,.2. Peng#la)an Data ,.2.1. Pengukuran Akura!i
,erikut adala tabel ! dan H pengukuran nilai persen kesalaan yang menyatakan keakurasian pengukuran penetapan Mn. Pengukuran ke/
konse ntrasi teruku r
1 konse ntrasi sebena rnya
1 ppm
*)EE
2 ppm
2)12
= ppm
2)E%
% ppm ! ppm
%)*! !)*
+ak urasi EE)% I)E * E%)1 2 E%)! E2)= !
2 +kesa laan
konse ntrasi sebena rnya
02
*)E%
1210
2)*!
55
=)*=
,2 63
%)*! %)E%
+ak urasi E=)H % E!)= ! EH) * E%)! E=)! !
= +kesa laan
konse ntrasi sebena rnya
3+3
*)H*
,3
1)=*
+20
1)EI
,2 3,
2)H* =)%1
+ak urasi
+kesa laan
H*)11 2E) =
+454
-2)H %*)% I !)H
10235
6016
1,0,6 1531
8|
1
Ta&el Pengukuran nilai persen kesalaan dengan metode pipet
konse ntrasi teruku r
1 konse ntrasi sebena rnya
1 ppm
1)=E
2 ppm
2)!E
= ppm
=)2
% ppm
%)21
! ppm
!)*%
+ak urasi
+kesa laan
H*) % %1)1 % I2)% I I)I * EH)! *
+413 553 26+ 21+0 +0
Pengukuran ke2 konse ntrasi +ak +kesa sebena urasi laan rnya E!)2 ,61 *)E! E E=)% 2)*I 32 EH)I =)*= 2 +25 E*)I =)E1 % 423 EH)! !)*% * +0
= konse ntrasi sebena rnya
+ak urasi
1)2E 2)%! =)=H %)11 !)*%
I1)* 2 !%)E * H%)* % E)1 ! EH)! *
+kesa laan
2545 ,10 +43 105 +0
Ta&el 3 Pengukuran nilai persen kesalaan dengan metode buret
,.2.2. Pengukuran Pre!i!i
,erikut adala tabel I dan pengukuran nilai persen 7'D menyatakan kepresisian pengukuran penetapan Mn. *#n!entra!i
SD
rata/rata
RSD
1 ppm
*)*2*1
*)*E%
21)!2
2 ppm
*)*%=1
*)1H
2=)1!
= ppm
*)*!!H
*)2H!
21)*2
% ppm
*)*IE
*)=!2
22)HE
! ppm
*)*I%
*)%=
1E)EH
Ta&el 6 Pengukuran nilai presisi dengan metode pipet *#n!entra!i
SD
rata/rata
RSD
1 ppm 2 ppm = ppm
*)*2!% *)*=*1 *)*1
*)*EE *)22I *)=22
2!)H% 1=)22 !)%
% ppm
*)*1I2
*)%1I
%)1=
9|
! ppm
*)****
*)!2=
*)**
Ta&el 5 Pengukuran nilai presisi dengan metode buret
,.2.+. Pengukuran nilai linierita!
,erikut adala tabel E dan 1* pengukuran nilai linieritas pengukuran penetapan Mn. Pengukura n ke-
1
2
=
koefisien determinan
*)EE=
*)EE%
*)EE%
Ta&el 4 Pengukuran nilai koefisien determinan#7 2& dengan metode pipet Pengukura n ke-
1
2
=
koefisien determinan
*)EE=%
*)EE2
*)EE%=
Ta&el 10 Pengukuran nilai koefisien determinan#7 2& dengan metode buret ,.2.,. Pengukuran LOD an LO7
,erikut adala tabel NNN pengukuran nilai A$D dan A$8 pengukuran penetapan Mn. Pengen0era n ke-
+
1
=1
2
!H
=
I2
%
!
!
E
3
4+
absorbans i *)!*H= = *)2!112 *)1%2HHI ! *)*I*!1 1 *)*!*H1 00+116 1
konsentras i #ppm& ! 2)! 1)2! *)H2! *)=12! 0132
10 |
Ta&el 11 Pengukuran nilai A$D dan A$8 se0ara praktikum metode buret
11 |
BAB V PE"BAHASAN Validasi penetapan Mn kami lakukan se0ara spektrofotometri visible. Mangan yang kami uji berasal dari KMn$% yang memberikan "arna ungu seingga pengukuran dapat dilakukan dengan alat spektrofotometer visible. 5ntuk validasi kami menetapkan empat variabel persyaratan validasi yang dapat kami lakukan di laboratorium. Aangka a"al yang kami lakukan adala penentuan panjang gelombang maksimum dari larutan standar Mn = ppm. Menurut literatur) panjang gelombang KMn$% adala sebesar !2! nm) namun yang kami ukur menggunakan spe0troni02* adala sebesar !=* nm. Lal ini mendekati literatur dan dapat memberikan informasi ba"a alat yang digunakan masi memiliki kemampuan pemba0aan yang baik. Penentuan variabel validasi dilakukan dengan menentukan akurasi) presisi) linieritas serta A$D dan A$8. Kami membuat larutan standar dengan konsentrasi 1 ppm) 2 ppm) = ppm)% ppm) serta ! ppm. Aarutan dengan konsentrasi tersebut masi menampakan "arna ungu seingga masi bisa dilakukan pengukuran. 5ntuk pengukuran yang kami lakukan) kami menggunakan dua metode penggunaan alat) yakni dengan menggunakan pipet dan buret dalam perlakuan sampel. Pengukuran akurasi pada penetapan Mn dinyatakan dengan persen nilai kesalaan dari konsentrasi terukur dan konsentrasi sebenarnya. Pengukuran akurasi yang kami lakukan adala dengan metode Spiking . Dari data yang disajikan pada Ta&el dan Ta&el 3 pada pengukuran dengan menggunakan metode pipet) kami menggunakan persamaan asil pengukuran kedua yang
12 |
memberikan koefisien determinan tertinggi yakni *)EE%. Pada metode pipet) persen kesalaan terke0il adala sebesar *)!2 dan persen kesalaan terbesar adala 1!)H1. Lal ini disebabkan karena kemungkinan Mn yang diuji tela terjadi penguraian karena teroksidasi yang disebabkan ole 0aaya karena larutan Mn sensitif teradap 0aaya. (amun dari data yang disajikan) pengukuran Mn memiliki akurasi yang 0ukup baik karena tidak memberikan asil yang tidak terlalu signifikan. Pada pengukuran akurasi menggunakan buret yang disajikan pada ta&el 3 pengukuran dengan tingkat kesalaan di ba"a 1*+ terlampau sedikit. Lal ini dapat disebabkan sala satu penggunaan buret dengan ukuran yang tidak sesuai dengan pengambilan larutan dan tidak gelap. Variabel berikutnya adala penentuan kepresisian yang dinyatakan dalam +7'D. Lasil pengukuran yang disajikan pada tabel I dan tabel ) keduanya menunjukan sala satu dari tiga pengukuran sangat menyimpang dari kedua pengukuran lainnya. Lal ini mungkin disebabkan karena Mn saat dibuat larutan standar tidak langsung diukur seingga kemungkinan terjadi oksidasi. Dari data dengan metode yang berbeda tersebut menunjukan dua pengukuran yang dapat me"akili kepresisian dari penetapan Mn. ika diliat dari pengukuran dengan buret pada konsentrasi 1 ppm) kepresisiannya terliat besar dibanding dengan pengukuran konsentrasi yang lain pada pengukuran dengan metode buret. Lal ini disebabkan karena pengambilan larutan dengan menggunakan buret sulit dilakukan karena buret tidak memiliki skala yang ke0il dalam pembuatan larutan standar. (amun ketika dibandingkan dengan konsentrasi yang lainnya dari kedua metode tersebut) terliat ba"a buret lebi presisi dibanding dengan penggunaan pipet.
13 |
Dari pengukuran larutan standar yang dilakukan) koefisien determinan dari setiap pengukuran dapat digunakan untuk penentuan konsentrasi sebenarnya. Lal ini dapat diliat dari koefisien determinan yang diasilkan lebi dari *)EE. Penetapan Mn yang
kami lakukan memiliki linieritas yang baik seingga
persamaan yang diasilkan juga dapat digunakan. 5ntuk penentuan A$D dan A$8) kami anya melakukan pengukuran se0ara praktikum yang tidak menggunakan pengukuran standar pada konsentrasi yang sangat ke0il yang masi mampu dideteksi alat. Dari pengukuran yang kami lakukan) kami ambil dari larutan standar dengan konsentrasi terbesar yang dien0erkan 2N dari konsentrasi a"al #!ppm&. /lat masi dapat mendeteksi keberadaan Mn yang mengalami pengen0eran 12N dari larutan a"al. /bsorbansi yang diba0a alat sangat ke0il seingga kemungkinan A$D dan A$8 se0ara praktikum adala sebesar *)*= ppm. Aarutan *)*= ppm ini masi memiliki "arna sedikit ungu namun "arna yang ditunjukan sangat pudar ampir mirip dengan blanko yang digunakan saat pengukuran larutan standar.
14 |
BAB VI *ESI"PULAN DAN SARAN H.1. Kesimpulan Dari asil praktikum yang kami lakukan) variabel validasi yang kami lakukan meliputi penentuan akurasi) presisi) linieritas) batas deteksi serta batas kuantifikasi. Variabel validasi yang diasilkan adala :
/kurasi penetapan kadar Mn adala sebesar *)!2+. Presisi penetapan kadar Mn adala sebesar *)*+. Ainieritas penetapan kadar Mn #7 2& adala sebesar *)EE%. LOD dan LOQ se0ara praktikum adala sebesar *)*= ppm.
H.2. 'aran 5ntuk kelompok berikutnya yang melakukan penetapan kadar Mn dengan spektrofotometri visible adala :
Penggunaan buret dengan skala yang tepat. Penyimpanan larutan standar Mn yang dibuat tidak terkena 0aaya se0ara terus menerus #setela dibuat langsung simpan dalam la0i untuk konsentrasi 1** ppm&
15 |
BAB VII DA8TAR PUSTA*A
/nonim. 2*1*.
ttps:priyambodo1EI1."ordpress.0om0pobkualifikasi-dan-
validasi-paradigma-baruvalidasi-metode-analisa-vma) #diakses pada
%
$ktober 2*1!& /nonim. 2*1*. ttps:"anibesak."ordpress.0om2*11*I*%spektrofotometrisinar-tampak-visible #diakses pada % oktober 2*1!& andjar)
'anta.
t.
Measuring
Manganese
Concentration
sing
Spectrop!otometr".
16 |