DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................ .............................................................................. ............................................. .................................. ........... 1 1.
Definisi ............................................. .................................................................... ............................................. ......................................... ................... 2
2.
Proses Membangun Dinamika Kelompok .................................................. ....................................................... ..... 2
3.
Jenis-Jenis Dinamika Kelompok ........................................... .................................................................. ........................... .... 5
4.
Menjaga Dinamika Kelompok ........................................... .................................................................. .............................. ....... 5
5.
Memanfaatkan Dinamika Kelompok untuk Mencapai Me ncapai Tujuan Organisasi ...... 6
6.
Faktor-Faktor yang MEmpengaruhi Dinamika Kelompok .............................. .............................. 7
7.
Manfaat Dinamika Kelompok dalam Organisasi ............................................. ............................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
Dinamika Kelompok 1.
Definisi
Dinamika kelompok atau group dynamic, muncul di Jerman pada menjelang tahun 1940-an yang dikemukakan berdasarkan teori kekuatan medan yang terjadi dalam sebuah kelompo, akibat interaksi antar anggota kelompok. Teori ini dikembangkan oleh para ahli psikologi Jerman penganut aliran Gestalt Psycology. Salah seorang tokohnya adalah Kurt Lewin yang terkenal dengan Force-Field Theor . Mereka melihat sebuah kelompok sebagai satu kesatuan yang utuh, bukan sebagai kumpulan indiviud-individu yang terlepas satu sama lain. Kesatuan ini muncul sebagai akibat dari adanya gaya tarik menarik yang kuat antar unsur — unsur yang terlibat di dalamnya. Unsur-unsurnya adalah manusia yang sama-sama memiliki ego dengan gaya tertentu, sehingga terjadilah saling gaya tarik-menarik yang kuat sehingga menjadi kekuatan kelompok. (1) Tim adalah kelompok kerja yang dibentuk dengan tujuan menyukseskan tujuan bersama sebuah kelompok organisasi. (2) Kelompok sendiri memiliki arti dua orang atau lebih yang berinteraksi secara bebas dengan berbagai norma dan tujuan bersama serta memiliki sebuah identitas yang sama.(3)
2.
Proses Membangun Dinamika Kelompok
Membangun tim bertujuan agar terjadi kerjasama yang teridentifikasi dalam unit kerja yang saling berhubungan. Terhadap beberapa pedoman umum dalam membangun tim,(2) yaitu: a. Menanamkan pada kepentingan bersama. b. Menggunakan seremoni dan ritual-ritual. c. Menggunakan symbol-simbol untuk mengembangkan identifikasi dengan unit kerja.
d. Mendorong dan memudahkan interaksi social yang memuaskan. e. Mengadakan pertemuan-pertemuan membangun. f. Menggunakan konsultan bila diperlukan. Menurut teori Pengembangan Kelompok menurut Bruce W. Tuckman yaitu Model Lima Tahap, digambarkan sebagai berikut: a. Tahap 1: Pembentukan ( Forming ) Selama tahap “pemecah kebekuan” ini, anggota-anggota kelompok cenderung tidak pasti merasa cemas mengenai beberapa hal seperti peran mereka, siapa yang bertanggung jawab, dan tetntang tujuan kelompok. Kepercayaan antar sesame rendah, dan terdapat sejumlah besar keengganan untuk melihat siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana. Jika pimpinan formal (misalnya, supervisor) tidak menyatakan otoritasnya, pemimpin yang muncul pada akhirnya bertindak untuk memenuhi kebutuhan kelompok atas kepemimpinan dan arahan. b. Tahap 2: Keributan (Storming ) Ini adalah masa pengujian. Individu menguji kebijakan dan asumsi pimpinan ketika mereka mencoba untuk menentukan bagaimana mereka bias cocok ke dalam struktur kekuasaan. Subkelompok mengambil bentuk, dan terjadi bentuk-bentuk penentangan secara halus,seperti penundaan. Banyak kelompok berhenti pada tahap 2 karena politik kekuasaan meledak menjadi penentangan terbuka. c. Tahap 3: Pembentukan norma ( Norming ) Kelompok yang berhasil melewati tahap 2 pada umumnya adalah karena seorng anggota yang dihormati, selain dari pimpinan,
menantang kelompok untuk menyelesaikan perebutan kekuasaan sehingga sesuatu dapat diselesaikan. Pertanyaan-pertanyaan mengenal otoritas dan kekuasaan diputuskan melalui diskusi kelompok sesuai fakta dan tidak emosional. Rasa semangat tim dialami karena para anggota percaya bahwa mereka telah menemukan peran mereka yang sesuai. Kekompakan kelompok didefinisikan sebagai “perasaan kebersamaan” yang mengikat para anggota kelompok bersama, yaitu hasil sampingan utama dari tahap 3. d. Tahap 4: Pelaksanaan ( Performing ) Aktifitas selama tahap ini terfokus pada penyelesaian masalah tugas. Sebagai anggota kelompok yang matang, para contributor dapat menyelesaikan pekerjaan mereka tanpa menghambat pekerjaan orang lain. Ada iklim komunikasi yang terbuka, kerjasama yang kuat, dan banyak perilaku yang mendukung. Konflik dan perselisihan atas batasan
pekerjaan
ditangani
secara
membangun
dan
efisien.
Kekompakan dan komitmen pribadi terhadap tujuan kelompok membantu kelompok mencapai lebih dari pada yangapat diperbuat oleh setiap orang bila sendirian. e. Tahap 5: Istirahat ( Adjourning ) Pekerjaan telah terselesaikan, inilah saatnya bergerak ke hal lainnya. Dengan
bekerja
sebegitu
keras
untuk
bekerja
bersama
dan
menyelesaikan segsala sesuatunya, banyak anggota mengalami tekanan rasa kehilangan. KEmbalinya kebebbasan dapat dipermudah dengan suatu ritual yang mendekatkan lagi suatu kelompok.
3.
Jenis-Jenis Dinamika Kelompok
Klasifikasi kelompok dapat di kelompokkan menjadi: a. Kelompok formal, yaitu suatu kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi. Contoh: Presiden dengan staf menterinya, ketua DPR dengan anggota komisi. b. Kelompok informal suatu kelompok yang terstruktur atau tidak terstruktur secara formal (ditetapkan oleh organisasi. Muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak social. Contoh: Kelompok organisasi yang ada di dalam masyarakat(kelompok pengajian, kelompok arisan, kelompok koor dalam gereja).
4.
Menjaga Dinamika Kelompok
a. Komitmen Bersama dan Kerja Sama Jon R Katzenbach dan Douglas K. Smith, konsultan manajemen di McKinsey & Company, menyatakan bahwa inti dari sebuah tim merupakan komitmen bersama. Tanpa hal tersebut kelompok bekerja secara individual sedangkan dengan komitmen bersama kelompok menjadi sebuah unit kerja kolektif yang amat kuat. Individu dikatakan bekerja sama jika upaya-upaya mereka secara sistematis terintegrasi untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Semakin besar integrasinya, semakin besar tingkat kerjasama. b. Kepercayaan Kepercayaan didefinisikan sebagai keyakinan timbal balik pada niat dan perilaku orang lain. Seorang professor (management consultant ), Fernando Bartolome, menawarkan enam pedoman untuk mmembangun dan menjaga kepercayaan (dalam organisasi) sebagai berikut.
1) Komunikasi 2) Dukungan 3) Rasa hormat 4) Keadilan 5) Dapat diprediksi (konsistensi dalam ucapan dan tindakan) 6) Kompetensi c. Kekompakan Merupakan sebuah rasa kepemilikan yang muncul untuk mengatasi perbedaan-perdbedaan dan motif-motif individual sehingga membantu kelompok untuk bersatu. 5.
Memanfaatkan Dinamika Kelompok untuk Mencapai Tujuan Organisasi
Kelompok kerja memiliki struktur yang dapat membentuk perilaku anggota kelompok tersebut. Ada beberapa variable struktur kelompok, yaitu: kepemimpinan formal, peran, norma, status kelompok, ukuran kelompok, dan komposisi kelompok. a.
Kepemimpinan Formal Pemimpin formal hamper selalu ada dalam setiap kelompok kerja. Pemimpin ini mempunyai peran penting dalam keberhasilan kelompok.
b.
Peran Masing-masing anggota kelompok memainkan suatu peran. Hasilnya akan baik apabila peran dimainkan dengan konsisten dan sering.
c. Norma Merupakan standar perilaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu kelompok dan digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut. Digunakan untuk mempengaruhi perilaku anggota dan norma tiap kelompok
akan berbeda dengan norma kelompok lain. Bersifat informal walaupun ada yang tertulis. d.
Status Merupakan posisi yang didefiniskan secara social yang diberikan kepada kelompok atau anggota oleh orang lain. Gunanya mempengaruhi kekuatan norma dan tekann dalam kelompok.
e.
Komposisi Untuk
menyelesaikan
suatu
kegiatan,
kelompok
yang
terdiri
dari
beranekaragam keterampilan dan pengetahuan akan lebih efektif disbanding kelompok yang anggotanya homogeny. 6.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Kelompok
Faktor-Faktor yang menyebabkan suatu kelompok lebih sukses daripada kelompok lain disebabkan: a.
Kemampuan Anggota Kelompok
b.
Ukuran Kelompok
c.
Tingkat Konflik dan Tekanan Internal Anggota untuk menyesuaikan diri pada norma kelompok
7.
Manfaat Dinamika Kelompok dalam Organisasi
a.
Peningkatan kinerja Tim (kualita kelompok)
b.
Peningkatan efektivitas dalam Tim kerja
c.
Tercapainya Visi dan Misi Organisasi dengan optimal
Kepustakaan:
1. 2. 3.
Irianto yC. 1991. Modul 4: DIanmika Kelompok [database on the Internet]. Universita Pendidikan Indonesia. . Rivai V, Mulyadi D. 2011 Kepemimpinandan Perilaku Organisasi. 2--8 ed. Jakarta: Rajawali Pers. Kreitner R, Kinicki A. 2005 Perilaku Organisasi. 5th ed. Jakarta: SakembaEmpat.