DIFUSI DAN DISOLUSI
DIFUSI
Difusi Difusi merupa merupakan kan peristi peristiwa wa mengal mengalirny irnyaa atau berpin berpindah dahnya nya suatu suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah, sedangkan osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Contoh peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar dan contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke dalam air garam. Kecepatan difusi ditentukan oleh : Jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua cara, yaitu : a. elalu elaluii celah pada lapisan lapisan lipid lipid ganda, ganda, khusus khususny nyaa jika jika bahan berdifu berdifusi si terlarut lipid b. elalui saluran licin pada beberapa protein transpor. Difusi obat berbanding lurus dengan konsentrasi obat, koefisien difusi, !iskositas dan ketebalan membran. Di samping itu difusi pasif dipengaruhi oleh koefisien partisi, yaitu semakin besar koefisien partisi maka semakin cepat difusi obat. Difusi pasif merupakan bagian terbesar dari proses trans"membran bagi umumny umumnyaa obat. obat. #enaga enaga pendor pendorong ong untuk untuk difusi difusi pasif pasif ini adalah adalah perbed perbedaan aan konsen konsentras trasii obat obat pada pada kedua kedua sisi membran membran sel. sel. enuru enurutt hukum hukum difusi difusi $ick, $ick, moleku molekull obat obat berdif berdifusi usi dari dari daerah daerah dengan dengan konsen konsentras trasii obat obat tinggi tinggi ke daerah daerah konsentrasi obat rendah. Keterangan: D%&Dt ' (aju difusi D
' Koefisien difusi
K
' Koefisien partisi
)
' (uas permukaan membran
h
' #ebal #ebal membran
Cs"C ' *erbedaan *erbedaan antara antara konsentrasi konsentrasi obat obat dalam pembawa dan medium ekanisme Difusi
a. Difusi sederhana +simple difusion Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul"molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak +lipid sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. embran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, !itamin ), D, -, dan K serta bahan"bahan organik yang larut dalam lemak, elain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti /,C/ 0, 1/, dan 1 0/. b. Difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran +simple difusion by chanel formed. 2eberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion"ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. aluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. c. Difusi difasilitasi +fasiliated difusion. olekul 3 molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam 3 garam mineral, tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran.
*roses masuknya molekul besar yang melibatkan
transporter dinamakan difusi difasilitasi. $aktor"faktor yang mempengaruhi difusi : a. uhu semakin tinggi, difusi semakin cepat. b. 2 semakin besar, difusi semakin lambat. c. Kelarutan dalam medium semakin besar, difusi semakin cepat. d. *erbedaan konsentrasi semakin besar, proses difusi yang terjadi semakin besar. e. emakin dekat jarak tempat terjadinya difusi, semakin cepat proses difusi yang terjadi. f. emakin luas area difusi, semakin cepat proses difusi.
DISOLUSI Disolusi merupakan proses dimana suatu zat padat masuk ke dalam pelarut
menghasilkan suatu larutan. (aju pelarutan obat dalam cairan saluran cerna
merupakan salah satu tahapan penentu +rate limiting step absorpsi sistemik obat. (aju pelarutan obat di dalam saluran cerna dipengaruhi oleh kelarutan obat itu sendiri. *eningkatan laju disolusi obat merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki permasalahan bioa!aibilitas 4ji disolusi berguna untuk mengetahui seberapa banyak obat yang melarut dalam medium asam atau basa +lambung dan usus halus. (aju disolusi suatu obat adalah kecepatan perubahan dari bentuk padat menjadi terlarut dalam medianya setiap waktu tertentu Jadi, disolusi menggambarkan kecepatan obat larut dalam media disolusi. Kecepatan disolusi adalah suatu ukuran yang menyatakan banyaknya suatu zat terlarut dalam pelarut tertentu setiap satuan waktu. uatu hubungan yang umum menggambarkan proses disolusi zat padat telah dikembangkan oleh 5oyes dan 6hitney dalam bentuk persamaan berikut :
d.dt"7: kecepatan disolusi
dM dt
DS =
h
( Cs
−
C ) D
:
koefisien difusi
: luas permukaan zat
Cs
: kelarutan zat padat
C
: konsentrasi zat
1
: tebal lapisan difusi
Dalam teori disolusi atau perpindahan massa, diasumsikan bahwa selama proses disolusi berlangsung pada permukaan padatan terbentuk suatu lapisan difusi air atau lapisan tipis cairan yang stagnan dengan ketebalan 1. 2ila konsentrasi zat terlarut di dalam larutan +C jauh lebih kecil dari pada kelarutan zat tersebut +Cs sehingga dapat diabaikan, maka harga +Cs"C dianggap sama dengan Cs. Jadi, persamaan kecepatan disolusi dapat disederhanakan menjadi :
dM
DSCs =
dt
h FENOMENA ANTAR MUKA
$enomena antar muka dibagi menjadi 0 kelompok, yaitu : 7. )ntar muka cairan : a. istem antar muka cair&gas b. istem antar muka cair&cair 0. )ntar muka padatan : a. istem antar muka padat&gas b. istem antar muka padat&cair 2ila fase"fase berada bersama"sama, batas antara keduanya disebut suatu antar muka. ifat dari molekul"molekul yang membentuk antar muka tersebut sering cukup berbeda dari sifat 8fase antar muka9. 2eberapa jenis antar muka dapat terjadi bergantung pada apakah kedua fase yang berdekatan adalah dalam keadaan padat, cair atau gas. 4ntuk mudahnya dibagi ke dalam dua kelompok yakni antar muka cairan dan antar muka padatan. Dalam kelompok pertama membicarakan tentang penggabungan dari suatu fase cair dengan suatu fase gas atau dengan fase cair lain. 2agian antar muka padat membicarakan sistem antar muka padat&gas dan antarmuka padat&cair. 6alaupun antar fase padat&padat mempunyai makna praktis dalam farmasi +sebagai contoh adhesi antar granul, pembutan tablet berlapis hanya sedikit informasi yang tersedia untuk mengukur besarnya interaksi ini. ehinga sistem padat"padat tidak dibicarakan. Penggolongan Antarmuka Fase
Tipe dan onto! Antarmuka
as&gas
#idak ada kemungkinan ada antarmuka
as&cairan
*ermukaan cairan, air yang berada di atmosfir
as&padatan
*ermukaan padat, bagian atas meja
Cairan&cairan
)ntarmuka cairan"cairan, emulsi
Cairan&padatan
)ntarmuka cairan"padatan, suspense
*adatan&padatan
)ntarmuka padatan"padatan, partikel serbuk yang saling me melekat
;stilah tegangan pemukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antar muka gas&padat atau gas&cair dan setiap permukaan adalah suatu antarmuka. $enomena antarmuka dalam farmasi dan kedokteran adalah faktor"faktor yang berarti yang mempengaruhi : • • • •
)dsorpsi obat pada bahan pembantu padat dalam bentuk sediaan, *enetrasi molekul melalui membran biologis, *embentukan dan kestabilan emulsi dan Dispersi +penyebar"rataan dari partikel yang tidak larut dalam media cair untuk membentuk suspensi. #egangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus
dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. 1al tersebut terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi +antara cairan dan udara lebih kecil dari pada gaya khohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan. #egangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. #egangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara. *engukuran tegangan permukaan atau tegangan antar muka :
etode kenaikan kapiler #egangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air&cairan yang
naik melalui suatu kapiler. etode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan anta r muka.
etode tersiometer Du"5ouy etode cincin Du"5ouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan ataupun tegangan antar muka. *rinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.
R"EOLO#I
antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil +dr. b. hearing stress += atau $ $>&) untuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran.
7.
*enerapan
partikelpartikel zat terdispersi perubahan dalam sifat"sifat aliran dari suspensi bila wadahnya dikocok dan bila produk tersebut dituang dari botol dan kualitas penyebaran dari cairan +lotio bila digunakan untuk suatu bagian permukaan yang akan diobati. *ertimbangan rheologi juga penting dalam pembuatan suspensi.
atu"satunya shear yang terjadi dalam suatu suspensi pada penyimpanan adalah lantaran pengendapan dari partikel"partikel yang tersuspensi. aya ini diabaikan dan bisa dibuang. #etapi jika wadah dikocok dan produk dituang dari botol terdapat laju shearing yang tinggi. @at pensuspensi yang ideal harus mempunyai !iskositas yang tinggi pada shear yang dapat diabaikan yakni selama penyimpanan dan zat pensuspensi itu harus mempunyai !iskositas yang rendah pada laju shearing yang tinggi yakni ia harus bebas mengalir selama pengocokan, penuangan, dan penyebarannya ini.
0.
ifat
selama pembuatan atau penggunaanya. *ada kebanyakan proses ini sifat aliran produk akan menjadi sangat penting untuk penampilan emulsi yang tepat pada kondisi penggunana dan pembuatannya. Jadi penyebaran produk dermatologik dan produk kosmetik harus dikontrol agar didapat suatu preparat yang memuaskan. )liran emulsi parenteral melalu jarum hipodermik, pemindahan suatu emulsi dari botol atau tube dan sifat dari satu emulsi dalam berbagai proses penggilingan yang digunakan dalam pembuatan produk ini secara besar"besaran, menunjukkan perlunya karakteristik aliran yang tepat. Kebanyakan emulsi, kecuali emulsi encer menunjukkan aliran non 5ewton yang mempersulit interpretasi data dan perbandingan kuantitatif antara sistem" sistem dan formulasi"formulasi yang berbeda. $aktor"faktor
yang berhubungan
dengan fase
terdispersi
meliputi
perbandingan dengan fase terdispers meliputi perbandingan !olume fase, distribusi ukuran partikel dan !iskositas dari fase dalam itu sendiri. Jadi, jika konsentrasi !olume dari fase terdispers rendah +kurang dari A,AB, sistem tersebut adalah 5ewton. Dengan naiknya konsentrasi !olume, sistem tersebut menjadi lebih tahan terhadap aliran dan menujukkan karekteristik aliran pseudoplastis. *ada konsentrasi yang cukup tinggi, terjadi aliran plastis. Jika konsentrasi !olume mendekati A, mungkin terjadi in!ersi dengna berubahnya !iskositas secara nyata. *engurangan ukuran partikel rata"rata akan menaikkan !iskositas. akin luas distribusi ukuran partikel, makin rendah !iskositasnya jika dibandingkan
dengan sistem yang memiliki ukuran partikel rata"rata serupa tetapi dengan distribusi ukuran partikel yang lebih sempit.
E.
ifat
untuk mengontrol konsistensi bahan non"5ewton. ;nstrumen yang paling baik untuk menentukan sifat"sifat rheologi dari semisolid di bidang $armasi adalah !iskometer putar +rotational !iscometer. 4ntuk berbentuk emusi dan suspensi digunakan
analisis semisolid yang
cone"plate !iscometer. ?iscometer
tormer terdiri dari cup yang stationer dan bob yang berputar, dan alat ini juga baik untuk semisolid.
.
ifat )liran *ada erbuk erbuk bulk agak analog dengan cairan non 5ewton menunjukkan aliran
plastik dan kadang"kadang dilatansi partikel"partikel dipengaruhi oleh gaya tarik menarik sampai derajat
yang ber!ariasi. /leh karena itu, serbuk bisa jadi
mengalir bebas +free"flowing atau melekat. Dalam pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas dan kerapatan, dan kehalusan permukaan. ifat"sifat dari zat padat yang menentukan besarnya interaksi partikel"partikel. )kan halnya partikel"partikel yang relati kecil +kurang dari 7AFm, aliran partikel melalui lubang dibatasi karena gaya lekat antara partikel besarnya sama dengan gaya gra!itasi. Karena gaya yang terakhir ini merupakan fungsi dari garis tengah yang di naikkan pangkat tiga, gaya"gaya tersebut menjadi lebih bermakna apabila ukuran partikel meningkan dan aliran dipermudah. (aju aliran maksimum dicapai setelah aliran berkurang apabila ukuran partikel mendekati besarnya lubang tersebut. Jika suatu serbuk mengandung sejumlah partikel"partikel kecil, sifat"sifat aliran serbuk bisa diperbaiki dengan menghilangkan Gfines9 atau mengadsorbsinya pada partikel"partikel yang lebih besar. Kadang kadang, aliran yang jelek bisa diakibatkan karena adanya kelembapan dalam hal mana pengeringan partikel"partikel akan mengurangi lekatnya partikel"partikel tersebut. *artikel"partikel panjang atau plat cenderung untuk mengepak walaupun dengan sangat longgar sehingga memberikan serbuk yang mempunyai porositas
tinggi. *artikel"partikel dengan kerapatan tinggi dan porositas dalam rendah cenderung untuk mempunyai sifat"sifat bebas mengalir. ;ni dapat dikurangi dengan kasarnya permukaan, yang cenderung mengakibatkan karakteristik aliran yang jelek disebabkan oleh gesekan dan kelekatannya. erbuk yang mengsalir tidak baik atau granulat memberikan banyak kesulitan pada industri farmasi. *roduksi unit sediaan tablet yang seragam terbukti bergantung pada beberapa sifat granulat. Jika ukuran granular berkurang, !ariasi berat tablet
pun berkurang. ?ariasi berat minimum dicapai pada granul yang
mempunyai garis tengah AA sampai HAA Fm. Jika ukuran granul dikurangi lagi, granul mengalir kurang bebas dan !ariasi berat granul meningkat. Distribusi ukuran partikel mempengaruhi aliran dalam dan pemisahan dari suatu granulat.
DISPERSI KASAR
istem dispersi adalah sistem dimana suatu zat tersebar merata + fase terdispersi didalam zat lain + fase pendispersi atau medium . (arutan adalah keadaan dimana zat terlarut + molekul, atom, ion terdispersi secara homogeny dalam zat pelarut. (arutan bersifat stabil dan tidak dapat disaring. Diameter partikel zat terlarut lebih kecil dari 7A" cm, contoh : larutan gula, larutan garam. Dalam larutan dikenal juga kelarutan + solubility yaitu jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu atau larutan pada suhu tertentu, jadi jika suatu zat dilarutkan pada suatu pelarut atau larutan dan ternyata telah melewati batas kelarutan larutan tersebut maka sebagian zat akan terlarut dan sebagian lagi akan mengendap. istem terdispersi terdiri dari partikel"partikel kecil yang dikenal sebagai fase terdispersi yang terdistribusi secara merata keseluruh medium kontinu atau medium dispersi. 2ahan"bahan yang terdispersi bisa saja memiliki ukuran partikel berdimensi atom atau molekul sampai partikel yang dapat diukur dengan satuan milimeter. /leh karena itu, cara paling mudah untuk menggolongkan sistem dispersi adalah berdasarkan diameter dari partikel rata"rata dari bahan yang terdispersi. 4mumnya, sistem dispersi digolongkan menjadi tiga, yaitu: 7. Dispersi olekular + larutan . 0. Dispersi Koloidal. E. Dispersi Kasar + suspensi . uspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat yang terbagi secara halus disebarkan secara merata dalam pembawa obat dimana obat tersebut menunjukkan kelarutan yang sangat minimum. 2eberapa suspensi resmi diperdagangkan dalam bentuk siap pakai, ada juga yang tersedia dalam bentuk serbuk kering (dry syrup) untuk disuspensikan dalam cairan pembawa +umumnya berupa air, salah satu contohnya adalah suspensi antibiotika yang biasa ditemukan dalam bentuk dry syrup. Dispersi kasar terbagi ke dalam E kelompok: a iItura untuk pemakaian oral. b (otio untuk pemakaian luar. c ediaan ;njeksi.
uatu suspensi dalam bidang farmasi adalah suatu dispersi kasar dimana partikel zat padat yang tidak larut terdispersi dalam suatu medium cair +artin, 7E : 770. enurut $; ed ;;;, suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawanya. uatu suspensi yang dapat diterima mempunyai kualitas tertentu yang diinginkan : 7. @at yang tersuspensi +disuspensikan tidak boleh cepat mengendap. 0. *artikel"partikel tersebut walaupun mengendap pada dasar wadah tidak boleh membentuk suatu gumpalan padat tapi harus dengan cepat terdispersi kembali menjadi suatu campuran homogen bila wadahnya dikocok. E. uspensi tersebut tidak boleh terlalu kental untuk dituang dengan mudah dari botolnya. #erdapat beberapa point yang dapat menjadi penilai kestabilan sediaan suspense, yaitu: 7. ?olume sedimentasi )dalah uatu rasio dari !olume sedimentasi akhir +?u terhadap !olume mula"mula dari suspensi +?o sebelum mengendap.
F =
V i V o
0. Derajat flokulasi. )dalah uatu rasio !olume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi +?u terhadap !olume sedimentasi akhir suspensi deflokulasi +?oc.
β =
volumesuspensi flokulasi volume suspensideflokulasi
E. etode reologi 2erhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menemukan perilaku pengendapan, mengatur !ehicle dan susunan partikel untuktujuan perbandingan.
. *erubahan ukuran partikel
Digunakan cara $reeze"thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titikbeku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihatpertumbuhan kristal, yang pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikeldan sifat Kristal. *ersyaratan zat pensuspensi antara lain : 7. 0. E. . B.
*ada konsentrasi yang digunakan tidak memberikan efek terapi. ecara kimia relati!e inert pada jarak p1 yang luas. emberikan dispersi yang kental pada konsentrasi rendah ?iskositas tidak berubah selama waktu penyimpanan 1arus mempunyai afinitas terhadap medium dispersi. Dua parameter yang berguna yang bisa diturunkan dari penyelidikan
sedimentasi adalah !olume sedimentasi dan derajat flokulasi. ?olume sedimentasi +$ didefinisikan sebagai perbandingan dari !olume akhir dari endapan +?u terhadap !olume awal dari suspensi +?o sebelum mengendap. Derajat $lokulasi adalah rasio !olume awal akhir sediaan suspensi flokulasi dengan !olume akhir sediaan suspensi deflokulasi.
POLIMER
*olimer adalah makromolekul yang biasanya memiliki bobot molekul tinggi, dibangun dari pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana.
Kesatuan"kesatuan berulang itu setara dengan monomernya, yaitu bahan dasar pembuat polimer. )kibatnya molekul"molekul polimer umumnya mempunyai massa molekul yang sangat besar. Dalam kehidupan sehari"hari, polimer sering disebut dengan plastic, yang keberadaannya sangat lekat dengan kehidupan manusia.
acam"macam polimer acam"macam
polimer
bisa
dilihat
dari
asalnya,
jenis
reaksi
pembentukannya, jenis monomernya, dan juga sifatnya terhadap panas. a acam"macam polimer menurut asalnya $% *olimer alam erupakan macam polimer yang tersedia di alam dan terbentuk secara alami tanpa rekayasa oleh manusia. Contoh polimer alam adalah : TA&EL MAAM'MAAM POLIMER ALAM
42-<&
*/(;-<
/5/-<
*/(;-<;);
*rotein
)sam amino
Kondensasi
6ol, sutera
Karet alam
;soprena
)disi
etah pohon karet
elulosa
lukosa
Kondensasi
Kayu+tumbuhan
)milum
lukosa
Kondensasi
2eras, gandum
)sam nukleat
5ukleotida
Kondensasi
D5), <5)
#-
(% *olimer intetis
*olimer buatan dibuat sebagai tiruan. *olimer sintetis meliputi plastik, karet sintetis, dan serat sintetis. Contohnya adalah plastik polietilena, *?C, polipropilena, teflon, karet neoprena, karet 2<, nilon, dan tetoron. TA&EL MAAM'MAAM POLIMER SINTETIS
42-<&
*/(;-<
/5/-<
*/(;-<;);
*olietilena
-tena
)disi
#-
*?C
?inilklorida
)disi
*elapis lantai, pipa
polipropilena
*ropena
)disi
+tali,karung, botolplastik
#eflon
#etraflouroetilena
)disi
asket,
panci
anti
lengket
b acam"macam polimer menurut reaksi pembentukan 7. *olimer dari reaksi adisi yaitu polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi adisi +penggabungan molekul"molekul yang berikatan rangkap membentuk rantai molekul yang panjang +polimer contoh polimernya seperti polietena yang berasal dari etena. 0. *olimer dari reaksi Kondensasi yaitu polimer yang terbentuk dari reaksi kondensasi.Contohnya adalah pembentukan nilon dari asam adipat dan heksametilendiami. c acam"macam polimer menurut jenis monomernya 7. 1omopolimer +polimer yang terbentuk dari monomer yang sejenis. Contoh
homopolimer
:
polietilen,
polipropilen,
teflon,
*?C,
poliisoprena +karet alam, amilum dan selulosa. 0. Kopolimer +polimer yang terbentuk dari monomer tak sejenis. Contoh : kopolimernilon LL, dakron dan bakelit.
d acam"macam polimer menurut sifatnya terhadap panas 7. *olimer #ermoplas erupakan polimer tidak tahan terhadap pemanasan, mudah meleleh jika dipanaskan, dan dapat recycle atau bisa didaur ulang. Contohnya : polietilen, *?C, polipropilen, dan polistirena. 0. *olimer #ermoset (awan dari polimer termoplastik, polimer termosetting sifatnya tahan terhadap pemanasan, tidak melunak jika dipanaskan, dan tidak dapat didaur ulang. *olimer ini terdiri dari molekul rantai lurus dengan ikatan yang kuat antarsesamanya. Contohnya : bakelit atau fenol"formaldehida yang biasanya digunakan sebagai plastik untuk alat"alat listrik, urea" formaldehida dan melamin"formaldehida.
ifat *olimer 7. ifat #hermal ifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak jika dipanaskan dan
keras jika didinginkan, polimer seperti ini disebut termoplas. Contohnya : plastik yang digunakan untuk kantong dan botol plastik. edangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan disebut termoset, contohnya melamin. 0. ifat Kelenturan *olimer akan mempunyai kelenturan yang berbeda dengan polimer sintetis. *olimer alam agak sukar untuk dicetak sesuai keinginan,sedangkan polimer sintetis lebih mudah dibuat cetakan untuk menghasilkan bentuk tertentu. Karet akan lebih mudah mengembangdan kehilangan kekenyalannya setelah terlalu lama kena bensin atau minyak. E. Ketahanan terhadap ikroorganisme *olimer alam seperti wool, sutra, atau selulosa tidak tahan terhadap mikroorganisme atau ulat +rayap. edangkan polimer sintetis lebih t ahan terhadap mikroorganisme atau ulat.
DAFTAR PUSTAKA
iancoli, Douglas C., 0AA7, $isika Jilid ; +terjemahan, Jakarta : *enerbit -rlangga. artin )lfred.7HE. Farmasi Fisik Edisi III Jilid I . Jakarta. 4; *ress. artin )lfred.7HE. Farmasi Fisik Edisi III Jilid II. Jakarta. 4; *ress. artin, )lfred. 0AAH. Farmasi Fisik . Jakarta: 4; *ress. hargel, (eon. 0AAB. Biofarmasetika dan Farmakokinetika erapan Edisi II . urabaya: )irlangga 4ni!ersity *ress. ulistia . dkk.7B. Farmakologi dan erapi Edisi I! Farmakologi F" #I . Jakarta : 4; *ress. ?oight. 7B7. ekhnologi Farmasi. Jakarta. 4; *ress.