MK : Sistem Manajemen Mutu
PENGAMPU : Ir. I Gusti Apriadi Aviantara, MT.
DIAGRAM PARETO
Oleh : I Made Sucipta (1211305005)
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
PENGERTIAN DIAGRAM PARETO
Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari Italia yang bernama Vilfredo Frederigo Samoso pada tahun 1897 merupakan pendekatan logic dari tahap awal pada proses perbaikan suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal sebagai konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan menyebab utamanya. kemudian digunakan oleh Dr. M. Juran secara luas dalam kegiatan kendali mutu untuk menangani kerangka proyek; proses program; kombinasi pelatihan, proyek dan proses, sehingga sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi para pekerja dalam meningkatkan mutu pekerjaan
Diagram pareto yang digunakan untuk analisis dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Diagram pareto mengenai fenomena
Yaitu yang berkaitan dengan hasil-hasil yang tidak diinginkan dan digunakan untuk mengetahui masalah utama yang ada. Misalnya:
- Kualitas : kerusakan, kegagalan, keluhan, perbaikan, dll
- Biaya : jumlah kerugian, ongkos pengeluaran, dll
- Delivery : penundaan delivery, keterlambatan pembayaran, dll
- Keamanan : kecelakaan, kesalahan, gangguan, dll
2.Diagram pareto mengenai penyebab
Yaitu yang berkaitan dengan penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk mengetahui apa penyebab utama dari masalah yang ada. Misalnya:
- Operator : umur, pengalaman, keterampilan, sifat individual, dll
- Mesin : peralatan, instrumen, dll
- Bahan baku : pembuatan bahan baku, macamnya, dll
- Metoda operasi : kondisi operasi, metode kerja, sistem pengaturan, dll
MANFAAT DIAGRAM PARETO
Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu untuk mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan lagi pula dianggap sebagai suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja tidak terlalu terdidik, serta sebagai perangkat pemecahan dalam bidang yang cukup kompleks. Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah). Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk mem¬bandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses
Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip bahwa 20% penyebab bertanggung jawab terhadap 80% masalah yang muncul atau sebaliknya. Kedua aksioma tersebut menegaskan bahwa lebih mudah mengurangi bagian lajur yang terletak di bagian kiri diagram Pareto daripada mencoba untuk menghilangkan secara sistematik lajur yang terletak di sebelah kanan diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto dapat menghasilkan sedikit sebab penting untuk meningkatkan mutu produk atau jasa. Keberhasilan penggunaan diagram Pareto sangat ditentukan oleh partisipasi personel terhadap situasi yang diamati, dampak keuangan yang terlihat pada proses perbaikan situasi dan penetapan tujuan secara tepat. Faktor lain yang perlu dihindari adalah jangan membuat persoalan terlalu kompleks dan juga jangan terlalu mencari penyederhanaan pemecahan.
Tahapan penggunaan dari Diagram Pareto adalah mencari fakta dari data ciri gugus kendali mutu yang diukur, menentukan penyebab masalah dari tahapan sebelumnya dan mengelompokkan sesuai dengan periodenya, membentuk histogram evaluasi dari kondisi awal permasalahan yang ditemui, melakukan rencana dan pelaksanaan perbaikan dari evaluasi awal permasalahan yang ditemui, melakukan standarisasi dari hasil perbaikan yang telah ditetapkan dan menentukan tema selanjutnya.
Adapun kegunaan dari diagram pareto antara lain:
1. Untuk menganalisa suatu fenomena, agar dapat diketahui hal-hal yang prioritas dari fenomena tersebut.
2. Untuk dapat menentukan"pangkal persoalan".
3. Sebagai alat interpretasi dalam menentukan frekuensi atau tingkat kepentingan relatif dari berbagai persoalan atau sebab.
4. Menfokuskan pada pokok persoalan vital dengan cara mengurutkan berdasarkan kepentingan.
5. Menunjukkan hasil perbaikan. Sesudah dilakukan tindakan koretif berdasarkan prioritas, kita dapat mengadakan pengukuran ulang dan membuat diagram pareto baru. Apabila terdapat perubahan dalam diagram pareto yang baru itu, maka tindakan korektif tersebut ada dampaknya.
6. Menyusun data menjadi informasi yang berguna. Dengan menggunakan diagram pareto sejumlah data yang besar dapat disaring menjadi informasi yang signifikan
Saya ambil contoh diagram pareto mengenai suatu fenomena. Di suatu Desa tertentu sering terjadi permasalahan seperti masyarakatnya selalu bangun kesiangan sehingga mengalami keterlambatan dalam melakukan aktifitas seperti sekolah, kuliah, kerja maupun berjualan. Maka dilakukan suatu pengamatan dengan menggunakan konsep diagram pareto.
Data yang diperoleh sebagai berikut :
NO
KEGIATAN
JUMLAH
1
NONTON TV
56
2
NONGKRONG
30
3
MINUM MINUMAN KERAS
23
4
NONTON BALAP LIAR
20
5
BUAT TUGAS
13
6
JUDI
11
7
DUGEM
7
8
NGAPEL
5
9
LAIN LAIN
4
Data akumulasi :
Cara untuk mencari accumulative pada data ini yaitu menggunakan rumus =SUM($I$4:I4)/SUM($I$4:$I$12)
NO
KEGIATAN
JUMLAH
ACCUMULATIVE
1
NONTON TV
56
33%
2
NONGKRONG
30
51%
3
MINUM MINUMAN KERAS
23
64%
4
NONTON BALAP LIAR
20
76%
5
BUAT TUGAS
13
84%
6
JUDI
11
91%
7
DUGEM
7
95%
8
NGAPEL
5
98%
9
LAIN LAIN
4
100%
DIAGRAM PARETO
Dari diagram diatas terlihat bahwa penyebab orang bangun kesiangan yang paling berpengaruh yaitu karena nonton tv.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi.2013.Pengertian, Manfaat, dan Contoh Diagram Pareto.taufikafandii.blogspot.com/2013/10/diagram-pareto-pareto-chart.html. Diakses pada tanggal 22 April 2014
Anonymous.2008.Mengenal Konsep Pareto.ilmusdm.wordpress.com/2008/01/23/mengenal-konsep-pareto/. Diakses pada tanggal 22 April 2014
Anonymous.2013.Membuat Pareto Chart dengan Excel 2007.www.belajarexcel.info/2013/01/membuat-pareto-chart-dengan-excel-2007.html. Diakses pada tanggal 22 April 2014