DETERGEN DAN SABUN Jayanti Praharsari Jayanti Kurnia Ifah N. W Lulut Septiarini Magdalena Lawing Marzela Riyaya S. Meiliana Suryandari Meliana Indra Indrawati wati Merlin Herofian Herofianti ti Murti Zulfan Rusadi Norma Ayun Ayunita ita Normalita Nugrohow Nugrohowati ati
P07134112063 P07134112064 P07134112065 P07134112066 P07134112067 P07134 112067 P07134112068 P07134112069 P07134112070 P07134112071 P07134112072 P07134112073
A. Pengertian 1. Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. 2. Sabun adalah suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi. Saponifikasi Saponifik asi adalah reaksi hidrolisis hidrolisis asam lemak oleh adanya adanya basa lemah (misalnya NaOH). Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah gliserol. Reaksi pertama : Hidrolisa mendidih Lemak + NaOH Gliserol + Asam lemak Reaksi kedua : 3RCOOH + NaOH
Penyabunan
RCOONa + H2O
Selain C12 dan C16, sabun juga disusun oleh gugus asam karboksilat.
B. Klasifikasi deterjen dan sabun berdasark berdasarkan an struktur kimia 1.
Detergen a. Berdasarkan Kandungan Gugus Aktif yang Terkandung 1) Detergen jenis keras Detergen jenis keras sukar dirusak oleh mikroorganisme meskipun bahan tersebut dibuang akibatnya zat tersebut masih aktif. Jenis inilah yang menyebabkan pencemaran air. Contoh: Alkil Benzena Sulfonat (ABS). 2)
Detergen jenis lunak Bahan penurun tegangan permukaannya mudah dirusak oleh mikroorganisme, mikroorg anisme, sehingga tidak aktif lagi setelah dipakai . Contoh: Lauril Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat. (LAS).
B. berdasarkan muatannya 1. Deterjen Anion Deterjen bermuatan bermuatan negatif negatif yang berasal berasal dari gugus alkil sulfat seperti alkil benzen sulfonat.
2. Deterjen Kation Deterjen bermuatan positif yang berasal dari gugus amonia. Umumnya digunakan untuk germisida germisida pada rumah sakit, sampo, dan pembilas baju.
3. Deterjen Nonionik Deterjen bermuatan netral, umumnya dipakai untuk pencuci piring dan berbusa sedikit dibanding dengan deterjen ionik lainnya. Mempunyai Mempunyai gugus polar yaitu gugus alkohol alk ohol dan ester serta non polar yaitu rantai hidrokarbon yang panjang.
2. Sabun Berdasarkan bentuknya, sabun ada 3 macam:
a.
Sabu Sa bun n Na Natr tron on (s (sab abun un keras as)) Adalah garam natrium asam lemak seperti pada contoh reaksi kimia : C17H35COOH + Na(OH) → C17H35COONa + H2O Asam stear stearat at
b
basa
sabun
Sabun lunak adalah garam kalium asam lemak yang diperoleh dari reaksi asam lemak dengan basa K(OH). Sabun lemak diberi pewarna yang menarik dan pewangi (parfum) yang enak serta bahan antiseptic seperti pada sabun mandi.
c Sabun Toilet Sabun yang bahan dasarnya garam kalium dengan penambahan parfum dan zat aditif.
C. Sifat- sifat Detergen dan Sabun 1. Detergen –
–
–
Dalam air akan mengalami ionisasi membentuk komponen bipolar aktif (terbentuk pada ujung dodecylbenzen-sulfonat dodecylbenzen-sulf onat ) yang tidak akan mengikat ion Ca dan ion Mg pada air sadah. Untuk dapat membersihkan kotoran dengan baik, deterjen diberi bahan pembentuk yang bersifat alkalis. Contoh : natrium tripoliposfat. Dapat membersihkan membersihkan pada air sadah.
2. Sabun –
Bersifat basa NaOH karena terjadi hidrolisis sebagian,
–
sabun menyatukan menyatukan air dan minyak. Sabun + air larutan koloid.
–
Dalam air terlarut secara koloidal dan bersifat surfaktan yang terdiri dari molekul yang yang suka air (hidrofil) dan tidak suka air hidrofob.
–
Larutan sabun membentuk anion dari alkil karboksilat, yang aktif sebagai pencuci (ZAP), mempunyai sifat membersihkan karena dapat mengemulsikan kotoran yang melekat pada badan atau pakaian.
–
Sabun dengan air sadah tidak dapat membentuk busa, tidak dapat membersihkan membersih kan pada pada air sadah, tapi dalam air sadah mengandun mengandung g Ca dan Mg berlebih sehingga akan membentuk endapan sebagai sabun kalsium / natrium : 2(C17H35COONa) + CaSO4 →
↓(C17H35COO)2Ca + Na2SO4
–
Sabun larut dalam alcohol dan sedikit larut dalam pelarut lemak.
–
Dalam asam, sabun akan terhidrolisa menjadi asam lemak kembali RCOONa + HCl RCOOH + NaCl.
–
Hidrolisis dalam air bersifat alkai dan terbentuk molekul RCOONa, RCOOH, RCOOH, dan ion-ion RCOOH-, OH-, NA+
–
Panjang rantai alkil akan mempengaruhi sifat fisik sabun seperti derajat hidrolisa, suhu titer titer,, dan titik keruh. Sabun jumlah C-nya 14,15, 14,15, dan 17
Pembeda
Detergen
Sabun
Komposisi
Terbuat dari senyawa
Terbuat
kimia
benzene
karboksilat ( asam alkanoat ). Yang memiliki
sulphonate / sulfionat
struktur umum CnH2nO2, contohnya cuka,
(ABS)
C2H4O.
alkil
dari
garam
dari
asam
/alkali
Sabun adalah Garam natrium atau kalium dari asam lemak
yang dapat diturunk diturunkan an
dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80 –100 °C melalui proses saponifikasi. Kegunaan
Penghilang
kotoran
digunakan
berupa
minyak
produk yang berhubungan langsung dengan
dengan
cara
mengemulsi
lemak,
untuk
kulit manusia
membersihkan
suatu
Keung Ke unggul gulan an a. Da Daya ya cuci lebih lebih baik, leb lebih ih a. Mo Mole leku kull
mudah terdegradasi oleh
kesadahan air air..
bakteri pengurai.
deterg dete rgen en
tidak tida k b. Tid Tidak ak bisa bisa dip dipak akai ai untu untuk k
bereaksi dengan ion Ca 2+ dan ion
Mg2+.
sehingga
membersihkan/
dapat
mencuci
pada air sadah.
a.
negatif
Surf Su rfak akta tan n da dapa patt me men nyeb ebab abk kan
tertelan, non biodegradable Sukar Suk
ter erd deg egrrad adas asii
mencuci dalam air sadah, karena
oleh ol eh
sabun
akan
bereaksi dengan ion Ca 2+
dan Mg2
kulit kasar, bersifat toksik jika
b.
lebih lebi h
murah, dan tidak terpengaruhi
b. Mo Molek lekul ul
Dampak
sabun sabu n
D. Deterjen dan sabun termasuk non biodegradable •
Deterjen dan sabun termasuk non biodegradable karena senyawa Alkil Benzene Sulphonat yang terkandung dalam deterjen mempunyai tingkat biodegradable yang sangat rendah. dalam pengolahan limbah konvesional, ABS tidak dapat diurai sekitar
50% bahan aktif ABS lolos dari
pengolahan dan masuk dalam sistem pembuangan.
hal
ini dapat menimbulkan masalah keracunan pada biota air dan penurunan penuruna n kualitas air air..
E. Efek Deterjen dan Sabun 1. Ef Efek ek Terhadap Terhadap Lingkungan
–
–
–
Bahan buangan berupa sabun dan deterjen di dalam air lingkungan lingkung an akan mengganggu karena alasan berikut ber ikut : Larutan sabun akan menaikkan pH air sehingga dapat menggangg menggang g kehidupan organisme di dalam air. air. Deterjen yang menggunakan menggunakan bahan non-Fosfa non-Fosfatt akan menaikkan pH air sampai sekitar 10,5-11. Bahan antiseptic yang ditambahkan ke dalam sabun/deterjen juga mengganggu kehidupan mikro organisme di dalam air, bahkan dapat mematikan Ada sebagian bahan sabun atau deterjen yang tidak dapat dipecah (didegradasi) oleh mikro organisme organisme yang ada di dalam air. air. Keadaan ini sudah barang tentu akan merugikan lingkungan.
2. Dampak Pencemar Pencemaran an Air Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori kategori (KLH, 2004) - dampak terhadap kehidupan biota air - dampak terhadap kualitas air tanah - dampak terhadap kesehatan kesehatan - dampak terhadap estetika estetika lingkungan
F. Penetapan Kadar Deterjen dan Sabun 1. Penentuan Surfaktan dengan Metilen Biru
Metode ini membahas tentang perpindahan metilen biru yaitu larutan kationik dari larutan air ke dalam larutan organik yang tidak dapat campur dengan air sampai pada titik jenuh (keseimbangan). Hal ini terjadi melalui formasi (ikatan) (ikatan) pasangan ion antara antar a anion dari MBAS (methylene blue active substances) dan kation dari metilen biru. Intensit Intensitas as warna biru yang dihasilkan dalam fase organik merupakan ukuran ukuran dari MBAS (sebanding dengan jumlah surfaktan). surfaktan).
2. Analisis Spektrof Spektrofotometri otometri pada Metode MBAS Spektrometri merupakan metode pengukuran yang didasarkan pada pa da interaksi radiasi elektromagnetik dengan partikel, dan akibat dari interaksi tersebut menyebabkan energi diserap atau dipancarkan oleh partik partikel el dan dihubungkan pada konsentrasi konsentrasi analit dalam larutan