KHIYAR Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Mua’malah Dosen Pengampu : Imam Mustofa, S.HI., M.SI.
Disusun oleh: Muhammad Ridho Prayogo 141268610 S1 Perbankan Syariah Kelas B
PROGRAM STUDY PERBANKAN SYARIAH JURUSAN SYARIAH/EKONOMI SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI METRO TAHUN 2016
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena atas berkat dan limpahan rahmat dan Hidayah-Nya, maka tugas makalah mengenai “ Hukum Khiyar Dalam Jual Beli “ ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktu yang ditentukan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah sederhana ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menghanturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu terselesainya makalah ini. Penulis juga memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya konstruktif dalam perbaikan makalah kami. Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang sangat memperhatikan kebutuhan. Sebagai makhluk nsure tentu manusia memerlukan interaksi nsure (Mu’amalah) dalam hambaNya memenuhi kebutuhannya seperti makanan, minum, pakaian dan lain-lain. Dalam Kitab-Nya dan Sunnah RasulNya telah ditetapkan nsur-hukum mu’amalah, salah satunya jual beli adalah hal yang dibolehkan menurut Syara’. Jual Beli merupakan perbuatan yang diperbolehkan atau dihalalkan oleh Agama Islam. Dalam bertransaksi ( jual – beli ) di semua kegiatan berekonomi tentunya tidak akan terlepas dari sebuah penawaran, baik yang dilakukan oleh penjual atau pembeli, dalam islam disebut dengan istilah khiyar artinya tawar – menawar. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi kami pribadi. Amiin Mero, 22 November 2016
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. KATA PENGANTAR............................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................. C. Tujuan ..................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Khiyar ................................................................... B. Syarat Khiyar .......................................................................... C. Dasar Hukum dan Landasan Khiyar .......................................... D. Fungsi Kiyar ............................................................................... E. Macam-Mcam Khiyar .................................................................. F. Cara Pengguguran Khiyar ....................................................... BAB III PENUTUP A. PENUTUP .................................................................................. B. SARAN ................................................................................... DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Disadari ataupun tidak, kita sering melakukan khiyar dalam kehidupan sehari-hari. Yakni dalam proses jual beli. Misalnya saja, kita membeli pakaian atau barang yang lain ketika dibawa kerumah barang ini tidak sesuai dengan kebutuhan kita atau terdapat cacat pada barangnya, sehingga kita mengembalikan dan menukarnya kepada pedagang karena ketika membeli kita sudah ada perjanjian dengannya apabila tidak muat boleh dikembalikan. Hal itu adalah salah satu cntoh dari pada Khiyar. Khiyarr adalah pemilihan di dalam melakukan akad jual beli apakah mau meneruskan akad jal beli atau mengurungkanya/menarik kembali kehendak untuk melakukan jual beli. Dalam pertimbangan bisnis dan ekonomi khiyar ini menjadi penting dengan adanya khiyar. Orang yng melakukan transaksi bisnis yang berjual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan dikemudian hari lantaran merasa ketipu. B. Runusan masalah 1) Apa pengertian dan Syaat Khiyar? 2) Ada Berapa Jenis Khiyar? 3) Cara Pengguguran Khiyar? C. Tujuan penulisan 1) Untuk menyelesaikan tuga makalah mata kuliah fiqih muamalah 2) Mengetahui dan memahami dari Khiyar
4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Khiyar Dalam perspektif Islam, jelas bahwa acuan kejujuran dalam berdagang harus diletakkan dalam kerangka ukuran-ukuran yang bersumber dari ajaran Islam, yakni Al-Qur‟an dan Hadis. Karena itu, sistem nilai yang Islami yang mendasari perilaku perdagangan merupakan masalah penting untuk diungkapkan. Dari perspektif Islam tersebut, perdagangan ternyata memiliki dua dimensi, yakni dimensi duniawi dan dimensi ukhrawi. Perdagangan yang dijalankan berlandaskan nilai-nilai Islam dalam penelaahan ini dipahami sebagai yang berdimensi ukhrawi, dan demikian sebaliknya berdimensi duniawi apabila suatu aktivitas perdagangan terlepas dari nilai-nilai Islam yang dimaksud.1 Secara etimologi, khiyar artinya:memilih, menyisihkan, dan menyaring. Secara umum artinya adalah menentukan yang terbaik dari dua hal (atau lebih) untuk dijadikan orientasi. Secara terminologis dalam ilmu fiqih artinya: Hak yang dimiliki orang yang melakuan perjanjian usaha untuk memilih antara dua hal yang disukainya, meneruskan perjanjian tersebut atau membatalkannya. Khiyar artinya boleh memilih antara dua, meeruskan akad jual beli atau mengurungkan (menarik kembali,tidak jadi jal beli). Diadakan khiyar oleh syara’ agarkedua orang tadi yang berjual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan dikemudian hari lantaran merasa tertipu.2 Khiyar menurut pasal 20 ayat 8 Komplikasi Hukum Ekonomi Syariah yaitu hak pilih bagi penjul dan pembeli untuk melanjutkan akad jual beli yang dilakukan. 1
Jusmaliani dkk, Bisnis Berbasis Syariah, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm.14.
2
Sulaiman rasjid, fiqh islam, (Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2002), hal. 286.
5
Jadi hak khiyar itu ditetapkan dalam islam untuk menjamin kerelaan dan kepuasan timbal balik pihak-pihak yag melakukan jual beli. Dari satu segi memang khiyar (memilih) ini tidak praktis karena mengandung arti ketidak pastian suatu transaksi, namun dari segi kepuasan pihak yang melakukan transaksi, khiyar ini yaitu jalan terbaik.3 B. Syarat khiyar a. Pendapat ulama tentang syarat khiyar dalam orang yang menjual terhadap dirinya sendiri. Imam Syafi’i berpendapat : ∑
Kepemilikan mabi’ masih ditangguhkan
∑
Berpindah kepemiikan dan jatuhnya khiyar
∑
Kepemiikan bisa berpindah dengan terjadinya akad
∑
Waktunya harus tiga hari
Syarat : 1) Barang yang dikhiyarkanhendaknya jelas 2) Barang yang dikhiyarkan hendaklah ditentukan harganya 3) Pembeli harus melihat barang yang dikhiyarkan C. Dasar Hukum atau Landasan Khiyar Berdasarkan prinsip wajib menegakkan kejujuran dan kebenaran dalam perdagangan, maka haram bagi penjual menyembunyikan cacat barang. Apabila dalam barang yang akan dijual itu terdapat cacat yang diketahui oleh pemilik barang (penjual), maka wajiblah dia menerangkan hal itu dan tidak boleh menyembunyikannya. Menyembunyikan cacat barang dengan sengaja termasuk penipuan dan kecurangan.4
3
DR. Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta,Prenada Media, 2013), hal. 105.
4
Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, hlm. 408.
6
Khiyar hukumnya boleh berdasarkan sunnah Rasulullah saw. Diantara sunnah tersebut adalah hadis yang diriwaytkan oleh AlBukhari dari Abdullah bin Al-Harits: ِ ﻗ ﺎه اﯨ ﺣﺎزث: ﺳﻌت ِ ً ع ﷲ ز ﺿ ﻲ ﺣزا َ ﻲ ? ِع ٌ ب ﺣﻧ ِب ﷲ ﻋ ﺑ د ع ﺻﻲ اﯨْﺑﻲ ﻋﯾﻲ ﷲ ﻲ ٌ ﯾ ﺗ ﻔ ﺳ ﻘﺎ, ُ ﺻدﻗ ﺎ ﻓﺎ ٚ ٌ ه ﻗ ﺎ ٗ◌ﺳ: ُ ى ٍ◌ا ﺑ ﺎﯨ ﺧ ﯾﺎز اﯨﺑﯾﻌﺎ ٔ ى ٖ◌ا ﺑ٘ زك ٗ◌ﺑﯾْﺎ َ ﺑﯾ َﻊ ٖ◌ا ﺑ ﺳﻣﺔ ﻗ ت ٍ◌ح ٗ◌ﻣﺗ َﺎ ﻣرﺑ ﺎ ٗ◌ا ُ ﺑﯾ َﻊ ٖ◌ا ﻓ ﻲ. Artinya: Dari Abdullah bin al-harits ia berkata: saya mendengar Hakim bin Hizam r.a dari Nabi saw beliau bersabda: “ penjual dan pembeli boleh melakukan khiyar selama mereka berdua belum berpisah. Apabila mereka berdua benar dan jelas, maka mereka berdua diberi keberkahan didalam jual beli mereka, dan apabila mereka berdua berbohong dan merahasiakan, maka dihapuslah keberkahan jual beli mereka berdua. ( HR. Al-Bukhari).
Adapun landasan khiyar sebagai berikut : a. Al-Quran surat : ,ض ِّﻣْﻧُﻛْم )اﻟﻧﺳﺎء ٍ ﯾﺎ اﱠﯾَﮭﺎ اﻟِّذْﯾَن ا ََﻣﻧُْوا َﻻ ﺗ َﺄ ُْﻛﻠُوا أ َْﻣَواﻟَُﻛْم ﺑَْﯾَﻧُﻛْم ﺑِﺎ ْﻟﺑَﺎِطِل ِاﻻﱠ أ َْن ﺗ َُﻛْوَن ﺗَِﺟﺎَرة ً َﻋْن ﺗ ََر (29 .4 Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengaan jalan perniagaan berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.5 b. Al-Hadist ْ ﺻدﱠَﻗﺎ َوﺑَﯾﱠﻧَﺎ ﺑُْوِرَك َﻟُﮭَﻣﺎ ِﻓْﻲ ﺑَْﯾِﻌِﮭَﻣﺎ َواِْن َﻛﺗ ََﻣﺎ َوَﻛذﱠﺑَﺎ ُﻣِﺣﱠﻘ ت ﺑَْرَﻛﺔ ُ ﺑَْﯾِﻌِﮭَﻣﺎ )رواه َ َﻓِﺎْن,اﻟﺑَْﯾﻌَﺎِن ﺑِﺎ ْﻟِﺧﯾَﺎِر َﻣﺎ َﻟْم ﯾَﺗ َﻔَﱠرَﻗﺎ (اﻟﺑﺧﺎري وﻣﺳﻠم Artinya : “Dua orang yang melakukan jual bei boleh melakukan khiyar selama belum berpisah. Jika kedua benar dan jelas maka keduanya diberkahi diberkahi dalam jual beli mereka. Jika mereka menyembunyikan dan berdusta, dan akan dimusnakanlah keberkahan jual beli mereka”. (HR.Bukhari Muslim) 5
Qs. An-Nisa 4:29
7
c. Ijma “Ulama” Status khiyar dam pandangan ulama Fiqh adalah di syariatkan atau dibolehkan, karena suatu keperluan yang mendesak dalam mempertimbangkan kemaslahatan masing-masing pihak yang melakukan transaksi. Di zaman sekarang yang serba canggih ini, dimana sistem jual beli yang semakin mudah dan peraktis, masalah khiyar ini masih tetap diberlakukan, hanya tidak menggunakan kata-kata Khiyar dalam mempromosikan barang-barang yang dijualnya, tetapi dengan ungkapan singkat dan menarik, misalnya : “. Ini berarti bahwa pembeli diberi hak khiyar (memilih) dengan hati-hati dan cermat dalam menjatuhkan pilihannya untuk membeli, sehingga ia merasa puas terhadap barang yang benar-benar ia inginkan.6 D. Fungsi Khiyar Fungi khiyar adalah supaya kedua orang yang berjual beli dapat memikirkan lebih lanjut mengenai dampak positif atau negatifnya bagi mereka masing-masing. Dengan demikian diantara kedua belah pihak tidak akan tejadi penyesalan dibelakang hari karena adanya penipuan,kesalahan, dan paksaan.7
E. Macam-Macam Khiyar Khiyar terbagi kepada tiga macam yaitu : 1) Khiyar Majlis
6
Amir Syarifuddin, Fiqh Muamalah, (Jakarta, Pranada Media, 2005), hal. 213.
7
Sudarsono, Pokok-Pook Hukum Islam, (Jakarta, Rineke Cipta, 2001), hal. 407.
8
Tempat transaksi, dengan demikian khiyar majlis bearti hak pelaku transaksi untuk meneruskan atau membatalkan akad selagi mereka berada dalam tempat transaksi dan belum berpisah. Jadi khiyar majlis adalah khiyar yang dilkukan pada suatu tempat. Mauqud ‘alaih (barang) menjadi sah miik penjual atau pembeli ketika keduanya sudah berpisah.batasannya satu tempat tersebut meurut jumhur ulama berdasarkan adat. Seperti kejadian berikut, ronald penjual buku budi pembelinya. Di toko ronald sudah ada tulisan, “barang tidak boleh dikembalikan sesudah meninggalkan lokasi toko”. Dengan ketentuan di atas, jika budi jadi membeli buku maka ronald sudah tidak bertangggung jawab terhadap buku tersebut ketika Budi meninggalkan toko dan buku tersebut sepenuhna milik budi. Jika budi sempat memilih buku dan akhirnya tidak jadi membeli karena tidak sepakat harga atau lainya, maka buku tersebut tetap milik ronald dan ia berhak menjual buku tersebut kepada oran lain. Khiyar Mjlis, yaitu hak pilih kedua belah pihak yang berakad untuk mematalkan akad, selama keduanya masih brada dalam majelis akad diruangan toko) dsn belum berpisah badan. Artinya,suatu transaksi baru dianggap sah apabila kedua belah pihak yang melaksanakan akad telah berpisah badan atau salah seorang di antara mereka telah melakukan piihan untuk menjual dan atau membeli. Khiyar seperti ini hanya berlaku dalam suatu transaksi yang bersifat mengikat kedua belah pihak yang melaksanakan transaksi, seperti jual beli dan sewamenyewa.8 2) Khiyar Syarat Kedua pihak atau salah satu nya berhak memberikan persyaratan khiyar dalam waktu tertentu. Khiyar syarat merupakan hak yang disyaratkan oleh seorang atau kedua belah pihak untuk membatalkan 8
Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Di Indonesia, (Jakarta, Kencana, 2007), hal. 223.
9
suatu kontrak yangtelah diikat. Misalnya, pembeli mengatakan kepada penjual: “saya beli barang ini dari anda, tetapi saya punya hak untuk mengembalikan barang ini dalam tiga hari.” Begitu periode yang diisyaratkan berakhir, maka hak yang untuk membatalkan yang ditimbulkan oleh syarat ini tidak berlaku lagi. Sebagai dari hak ini, maka kontrak yang pada awalnya bersifat mengikat menjadi tidak mengikat. Hak untuk memberi syarat jal beli ini membolehkan suatu pihak untuk menunda eksekusi kontrak itu. Tujuan dari hak ini untuk memberikan kepada orang yang menderita kerugian untuk membatalkan kontrak dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini berupaya untuk pencegahan terhadap kesalahan, cacat barang,ketadaan pengetahuan kualitas barang, dan kesesuain dengan kualitas yng diinginkan. Dengan demikian, hak ini melindungi pihak-pihak yang lemah dari kerugian. 3) Khiyar aib Suatu hak yang diberikan kepada pembeli dalam kontrak jual beli untuk mematalkankontrak jika si pembeli menemukan cacat dalam barang yang telah dibelinya sehingga menurunkan nilai barang itu. Hak ini telah digariskan oleh hukum, dan pihak-pihak yang terlibat tidak boleh melanggarnya dalam kontrak. Kebaikan dari hak ini, pembeli yang menemukan cacat pada barang yang dibeli mempunyai hak untuk mengembalikan kepada penjual, kecuali dia mengetahui tentang cacat barang itu sebelum diberikan. Hukum kerusakan barang baik yang rusak seluruhnya atau sebagian, sebelum akad dan sesudah akad terdapat beberapa ketentuan yaitu: a. Barang rusak sebelum diterima pembeli 1) Barang rusak dengan sendirinya atau rusak oleh penjual, maka jual beli batal. 2) Barang rusak oleh pembeli, maka akad tidak batal dan pembeli harus membayar.
10
3) Barang rusak oleh orang lain, maka jual beli tidaklah batal, tetapi pembeli harus khiyar antara melanjutkan atau membatalkan akad jual beli.9 4) Khiyar Ru‟yah Khiyar ru‟yah adalah hak pembeli untuk membatalkan akad atau tetap melangsungkannya ketika ia melihat obyek akad dengan syarat ia belum melihatnya ketika berlangsung akad atau sebelumnya ia pernah melihatnya dalam batas waktu yang memungkinkan telah jadi batas perubahan atasnya. Konsep khiyar ini disampaikan oleh fuqoha Hanafiyah, Malikiyah, Hanabilah dan Dhahiriyah dalam kasus jual beli benda yang ghaib (tidak ada ditempat) atau benda yang belum pernah diperiksa. Sedangkan menurut Imam Syafi‟i khiyar ru‟yah ini tidak sah dalam proses jual beli karena menurutnya jual beli terhadap barang yang ghaib (tidak ada ditempat) sejak semula dianggap tidak sah.10 Selain itu, kategori khiyar tersebut, Prof. Dr. Muhamad Tahir Mansoori membagi khiyar kepada beberapa macam tambahannya adalah khiyar al-ghabn (hak untuk membatalkan kontrak karena penipuan). Khiyar al-ghabn dapat diimplementsikan dalam situasi seperti berkut ini: a) Tasriyah Tasriyah bermakna mengikat kantong susu unta betina atau kambing supaya air susu binatang itu berkumpul dikantong susunya untuk memberikan kesan kepada yang berniat membeli bahwa air susunya sudah banyak. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah ikat susu unta atau kambing. Jika salah
9
Rahmat Syafi‟i, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001, hlm. 90.
10
Sayyid Sabiq. op.cit. hlm. 156.
11
seorang diantara kamu membeli seekor unta betina atau kambing yang susunya diikat, maka dia memiliki hak (setelah memerah susunya) untuk tetap menjaganya, atau mengembalikannya berama-sama dengan sejumlah kurma (jika susunya telah dikonsumsi oleh pembeli)”. Tindakan tasriyah membuat kontrak dapat dibatalkan, tergantung pilhan pembeli yang telah menderita karna penipuan ini. Inilah pandangan mayoritas ulama. Ulama mazhab hanafi tidak menyetujui pembatalan kontrak. Mereka mengizinkan orang yang ditipu itu untuk menuntut tambahan yang tidak memberatkan dari penjual. b) Tanajush Tanajush bermakna menawar harga yang tinggi untuk suatu barang tanpa niat untuk memelinya, dengan tujuan untuk sematamata untuk menipu orang lain yang ingin benar-benar membeli barang tersebut. c) Ghabn Fahisy Ghabn Fahisy adalah kerugian besar yan diderita oleh suatu pihak dari konrak sebagai hasil dari penggelapan atau penggambaranya salah, atau penipuan yang dilakukan oleh pihak lain. Ulama mahab Hanafi berpendapat bahwa kerugian besar yang diderita oleh suatu pihak, bukan merupakan penyebab untuk membatalkan kontrak. Kontrak hanyadapat dibatalkan jika disebabkan oeh peipuan atau penggambaran yang salah. Misalnya si A menjual sebuah jam tangan yang nilainya Rp 50.000,- dengan harga Rp 90.000,- kepada si B dngan mengklaim hargabarang itu adalh Rp. 100.000,- , karena percaya pada klaim si A, si B kemdian membeli barang tersebut dengan harga Rp. 90.000,-. Dalam hal ini si B telah menderita ghabn al-fahisy seperti ini memberikan hak kepada si B untuk membatalkan kontrak.
12
d) Talaqqi al-rukban merupakan transaksi di mana orang kota mengambil keuntungan ketidaktahuan orang badui yang membawa barang primer dan kebutuhan pokok untuk dijual, dan menipunya dalam perjalanan ke tempat penjualan (pasar). Orangorang pasar pergi keluar kota untuk menyongsong orang Badui dan membel barang yang dibawanya dengan harga murah, menghilangkan kesempatan buat orang Badui untuk terlei dahulu menyurvei harga, agar ia tau harga pasar. Ini merpakan bentuk lain dari penipuan yang meggambarkan keliru yang memberkan hak kepada pembeli untuk membatalkan kontrak.11
F. Cara Pengguguran Khiyar Cara mengugurkan khyar dngan tiga cara: a. Menggugurkan khiyar dengan cara yang pasti (isqoth sharih) yang dilakukan oleh orang yang berkhiyar, misalnya dengan berkhiyar mengtakan :”saya setuju kalau khiyar ini dibatalkan”, dan pernyataan-pernyataan lainnya yang mirip dengan ucapan itu. Dengan adanya pernyataaan-ernyataan ini maka akad menjaditidak terikat. Sebalikna akad akan batal engan ucapanucaan seperti itu: “sudah saya batalkan atau saya gugurkan akad ini). b. Pengguguran dengan dilalah adalah adanya tasharruf (beraktifitas dengan barang tersebut) dari peaku khiyar yang menunjukkan bahwa jual beli tersebut jadi dilakukan, seperti pembeli menghibahkan barang terseut kepada orang lain, dan sebagainnya.
11
DR. Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta,Prenada Media, 2013), hal. 106-108.
13
c. Penggugura khiya secara outomatik (keadaatan) terhadap beberapa keadaan sebagai berikut. 1) Batas waktu khiyar habis. 2) Seseorang yang memberikan syarat meninggal. 3) Adanya hal-hal yang serupa dengan mati, seperti gila, mabuk, dan lain-lan. Dengan demkian, jika akal seseorang karena gila,abuk, tidur atau hal-ha lainnya maka akad enadi terikat. 4) Barang rusak ketika masa khiyar.12
12
Wahbah Zuhaili, Fiqh Dan Islam Perundangan, jilid IV, Terj. Syed Ahmad Syed Husen, (Malaysia;Dewan Bahasa Dan Pustaka, 2002), hal. 111.
14
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Secara etimologi, khiyar artinya:memilih, menyisihkan, dan menyaring. Secara umum artinya adalah menentukan yang terbaik dari dua hal (atau lebih) ntuk dijadikan orientasi. Secara terminologis dalamlmu fiqih artinya: Hak yang dimiliki orang yang melakuan perjanjian usaha untuk memilih antara dua hal yang disukainya, meneruskan perjanjian tersebut atau membtalkannya. Secara umum artinya menentukan yang terbaik dari dua hal atau lebih untuk dijadikan orientasi. Khiyar terbagi beberapa jeis yang paling utama ada 3 yaitu : khiyar Majelis, Khiyar Syarat, Khiyar Aib.
B. Saran Kepada mahasiswa/mahasiswi dan teman-eman sekalia, etela membaca makalah ini, bisa mengetahui dan dapat mempraktekan tentang Khiyar ini dalam keidupan sehari-hari pada saat melakukan transaksi jual beli secara baik dan benar-benar sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan. Supaya transaksi jual bel kita ini tidak ada yang dirugikan satu sama lain.
15
DAFTAR PUSTAKA Jusmaliani dkk, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Sulaiman Rasjid, fiqh islam, (Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2002) DR. Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta,Prenada Media, 2013) Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992) Amir Syarifuddin, Fiqh Muamalah, (Jakarta, Pranada Media, 2005) Sudarsono, Pokok-Pook Hukum Islam, (Jakarta, Rineke Cipta, 2001) Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Di Indonesia, (Jakarta, Kencana, 2007) Rahmat Syafi‟i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001)
16