Nama : Vidi Pangestu
Kelas : 1D Ilmu Komunikasi
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Politik
Darwinisme Sosial
Sejarah Darwinisme Sosial
Darwinisme sosial adalah nama baru yang diberikan untuk berbagai teori
masyarakat yang muncul di Britania Raya, Amerika Utara, dan Eropa Barat
pada tahun 1870-an yang diklaim telah menerapkan konsep-konsep biologi
seperti seleksi alamdan sintasan yang terbugar dalam sosiologi dan politik.
Para Darwinis sosial umumnya berpendapat bahwa kaum yang kuat melihat
kekayaan dan kekuasaannya meningkat, sedangkan kaum yang lemah melihat
kekayaan dan kekuasaannya menurun. Darwinis sosial pun memiliki pandangan
yang berbeda mengenai kelompok masyarakat yang tergolong kuatdan lemah;
mereka juga berbeda pendapat soal mekanisme yang tepat untuk mengutamakan
kekuatan dan meredam kelemahan. Pandangan seperti ini menegaskan persaingan
antarindividu dalamkapitalisme laissez-faire, sedangkan pandangan lainnya
mendorong terciptanya pemikiran eugenika, rasisme, imperialisme, fasisme,
Nazisme, dan perebutan kekuasaan antarsuku bangsa atau antarras. Istilah
Darwinisme sosial mendapat perhatian luas ketika digunakan oleh penentang
konsep sebelumnya setelah tahun 1944. Kebanyakan mereka yang digolongkan
sebagai Darwinis sosial tidak menganggap dirinya penganut Darwinisme
sosial.
Kaum kreasionis berpendapat bahwa Darwinisme sosial—yang menghasilkan
kebijakan -kebijakan yang menindas kaum lemah—adalah konsekuensi logis dari
"Darwinisme" (teori seleksi alam dalam biologi). Para ahli biologi dan
sejarawan menyatakan bahwa kesesatan berpikir ini merupakan pendasaran alam
(appeal to nature), karena teori seleksi alam hanya bertujuan menjelaskan
fenomena biologi dan bukan untuk dinilai atau dijadikan panduan moral umat
manusia. Meski sejumlah pengamat melihat adanya kaitan sejarah antara
ketenaran teori Darwin dan bentuk-bentuk Darwinisme sosial, mereka juga
menegaskan bahwa Darwinisme sosial merupakan konsekuensi nyata dari prinsip-
prinsip evolusi biologi.
Para ahli mempersoalkan bagaimana ideologi Darwinis sosial mencerminkan
pandangan Charles Darwin terhadap permasalahan sosial dan ekonomi manusia.
Tulisan-tulisan Darwin mengandung kalimat yang dapat ditafsirkan sebagai
penolakan terhadap individualisme agresif, sedangkan kalimat lainnya seolah
mendukung individualisme agresif. Sejumlah pengamat berpendapat bahwa
pandangan Darwin perlahan berubah dan ikut menyertakan pandangan sejumlah
penafsir teorinya dalam ilmu sosial seperti Herbert Spencer, tetapi ide
evolusi masyarakat Lamarckian yang dipegang Spencer diterbitkan sebelum
Darwin menerbitkan teorinya untuk pertama kali, dan kedua tokoh ini
memiliki definisi nilai moralnya masing-masing. Spencer mendukung
kapitalismelaissez-faire berdasarkan kepercayaan Lamarckiannya bahwa
perjuangan bertahan hidup mendorong terbentuknya sikapmemperbaiki diri
sendiri yang dapat diwariskan.
Tidak ada konsep tunggal didefinisikan dengan baik, namun berbagai ideologi
yang berusaha untuk menerapkan konsep-konsep biologis yang berhubungan
dengan Darwinisme atau teori evolusi lain untuk sosiologi, ekonomi dan
politik, seringkali dengan asumsi bahwa konflik atau kerja sama antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat mengarah ke kemajuan sosial sebagai
kelompok superior outcompete yang rendah.
The Darwinisme sosial Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan
penggunaan konsep perjuangan untuk eksistensi dan survival of the fittest
untuk membenarkan kebijakan-kebijakan sosial yang tidak membeda-bedakan
orang yang mampu menghidupi diri dan mereka yang tidak mampu untuk
menghidupi diri sendiri. Banyak pandangan seperti kompetisi stres antara
individu dalam kapitalisme laissez-faire, tetapi konsep serupa telah
memotivasi gagasan eugenika, rasisme, imperialisme, fasisme, Nazisme dan
perjuangan antara kelompok-kelompok nasional atau rasial.
Kreasionis sering menyatakan bahwa Darwinisme sosial mengarah pada
kebijakan yang lemah harus binasa adalah entailment logis "Darwinisme";
ahli biologi dan sejarawan telah menyatakan bahwa ini adalah kesalahan
naturalistik mengklaim bahwa teori evolusi menggambarkan apa yang sebagai
panduan moral apa yang harus untuk menjadi. Darwinisme Sosial berutang
lebih Nonconformism Protestan, genetika dan ide-ide Herbert Spencer
daripada penelitian Charles Darwin. Sementara sebagian ulama mengenali
beberapa hubungan sejarah antara popularisation teori Darwin dan bentuk
Darwinisme sosial, mereka juga berpendapat bahwa Darwinisme sosial bukanlah
konsekuensi dari prinsip-prinsip evolusi biologis.
Para sarjana memperdebatkan sejauh mana berbagai ideologi mencerminkan
pandangan Charles Darwin sendiri pada isu-isu sosial dan ekonomi manusia.
Tulisannya memiliki bagian-bagian yang dapat diartikan sebagai lawan
individualisme agresif, sementara bagian-bagian lain muncul untuk
mempromosikannya. Beberapa sarjana berpendapat bahwa pandangan Darwin
bertahap berubah dan datang untuk memasukkan pandangan dari penafsir sosial
terkemuka teorinya seperti Spencer, tetapi ide-ide evolusi Lamarck Spencer
tentang masyarakat diterbitkan sebelum Darwin pertama kali diterbitkan
teorinya, dan keduanya dipromosikan nilai-nilai moral. Spencer didukung
laissez faire usaha bebas atas dasar keyakinan Lamarck bahwa perjuangan
untuk bertahan hidup memacu perbaikan diri yang bisa diwariskan. Darwinisme
ortodoks, yang setia pada pendapat Darwin paling awal, menyatakan bahwa
Seleksi Alam terjadi pada jenjang individu dan berlangsung lambat-laun
sebagai akibat tidak langsung perubahan dan persaingan mutasi di aras
genetik. Biologi sosial menolak gagasan itu. Mereka berpendapat bahwa
Seleksi Alam bertarung di jenjang kelompok sosial. Kelompok sosial terdiri
atas individu yang mewarisi kepentingan genetik dan sosial yang bertarung
memenangkan Seleksi Alam. Kelompok sosial tersusun atas individu. Individu
tersusun atas materi genetik yang mengarahkan secara langsung perilaku
individu. Karena individu bagian masyarakat, maka gen berpengaruh pulalah
pada kelompok sosial itu. Biasanya perdebatan ilmiah terjadi pada forum
ilmiah dan dilangsungkan dengan saling unjuk hasil penelitian. Namun
perseteruan dua kubu ini meluas dan memanas sampai di luar forum ilmiah
sehingga lantas sarat emosi. Penggagas biologi sosial ialah Edward O.
Wilson. Ia ilmuwan di Universitas Harvard. Gagasan biologi sosial
dikumandangkan lewat buku Sociobiology: The New Synthesis yang terbit pada
1975. Dalam buku ini ia berpendapat bahwa perilaku sosial hanya bisa
dipahami dengan menarik hubungan sebab-akibat langsung dengan gen. Secara
analogi, kubu biologi sosial memandang hubungan gen seperti tali kekang
kuda dengan kusir. Sejumlah ilmuwan menganggap biologi sosial adalah
perpanjangan darwinisme sosial. Darwinisme sosial punya reputasi buruk
karena membela rasialisme dan menganggap hirarki sosial benar-benar ada
akibat faktor keturunan. Bagi biolog sosial, ada ras unggul dan pecundang.
Ada juga orang yang lahir sampai mati khusus untuk jadi korban dan
sebaliknya ada yang terlahir sebagai penguasa. Harold Bloom dalam Lucifer
Principle memaparkan dengan bersemangat bagaimana proses-proses
sejarahmanusia—peperangan, agama, etnisitas— bisa disebabkan oleh faktor
genetik. Darwinis yang secara terbuka memerangi biologi sosial adalah
Stephen Jay Gould, Richard Lewontin, dan Daniel Dennet. Dennet dalam buku
Darwin's Dangerous Idea: Evolution and The Meaning of Life, memaki gagasan
biologi sosial sebagai bualan ngawur ketika diterapkan pada manusia. "Kita
memang berasal dari ikan, tapi bukan berarti perilaku kita bisa disamakan
dengan ikan", tulis Dennet dalam buku ini. Pada manusia, evolusi sudah
sedemikian rumit sehingga memungkinkan kehadiran otak serumit yang dimiliki
manusia. Otak yang sedemikian kompleks punya kemampuan membuat keputusan
yang bertanggungjawab. Manusia bertindak—apalagi yang berdampak
sosial—terutama karena telah melewati pertimbangan di otak. Sejauh ini
tidak ada bukti gen mempengaruhi langsung keputusan -keputusan sosial.
Banyak rujukan yang memakai pendapat Richard Dawkins (termasuk Wilson)
dalam The Selfish Gene (1976), sebagai landasan biologi sosial. Tapi
setelah menyimak dengan hati-hati buku itu, rujukan itu meleset. Dawkins
berpendapat bahwa panggung Seleksi Alam ada di tingkat gen, bukan individu
apalagi sosial. Pada satu masa, memang kebudayaan adalah perpanjangan
langsung gen (extended phenotype). Kepingan penyusun kebudayaan itu
dinamakan oleh Dawkins meme. Meme lantas berevolusi seperti gen, tanpa
maksud, tanpa tujuan, melulu memperbanyak diri. Kalau perlu meme akan
membuat individu menderita, demi upaya memperbanyak diri. Dawkins memberi
banyak contoh sarang burung untuk memberi ilustrasi bagaimana gen dan meme
saling terkait. Pembuatan sarang burung terutama melindungi telur dan anak
burung, dan samasekali bukan untuk kenyamanan induk. Ia memberi contoh
bagaimana susah-payah dan derita induk selama mengerami dan membesarkan
anak. Kebudayaan, sebagai perluasan fenotip, lahir pada awalnya melulu
untuk kemaslahatan gen dan samasekali tidak untuk kejayaan individu apalagi
kelompok sosial. Kebetulan, dua dari kubu anti-biologi sosial—Lewontin dan
Gould—adalah penulis sains populer yang kondang. Mereka memperluas medan
perang ini ke tingkat publik. Meski kedua ilmuwan dan Wilson bekerja di
universitas yang sama, bahkan di gedung yang sama, silang-pendapat
dilakukan lewat media massa. Apabila mau, bisa saja Gould dan Lewontin
turun ke lantai tempat Wilson berkantor dan membahas perdebatan pendapat
mereka secara tertutup. Gould sangat sadar bahwa dampak biologi sosial
sangat luas. Ia ingin masyarakat menyadari dampak itu dan ikut serta dengan
pemahaman yang jernih mengenai duduk-perkara ini. Gould sengaja menulis
buku yang bagus, Mismeasure of Man untuk menghantam Wilson dkk. Tapi
rupanya tidak cukup. Gould juga memperluas perang dengan menyerang biologi
sosial lewat media elektronik dan cetak. Dampak kampanye Gould segera
terasa. Dalam satu seminar, Wilson pernah dilempari telur busuk oleh
demonstran yang marah dan mengumpat "enyahlah kau rasis!". Perang antara
Darwinisme melawan biologi sosial memang belum berhenti. Tapi bagi ilmu-
ilmu sosial, biologi sosial menyediakan sarana analisis bergengsi yang
mendudukkan ilmu sosial sejajar Sains—kendati bagi ilmuwan biologi dianggap
sebagai ilmu yang ngawur. Dalam sejarah Indonesia pernah terjadi peristiwa
agung yang membantah biologi sosial. Pada 28 Oktober 1928, perwakilan etnik
se-Hindia Belanda sepakat menghimpun diri dalam satu satu tanahair, satu
bangsa, dan satu bahasa. Bahkan etnik mayoritas di Hindia -Belanda, yakni
Jawa tidak ngotot menjadi mayoritas dalam kesepakatan ini.
Contoh Kejadian Darwinisme Sosisal Saat Ini
Dalam perkembangannya seiring waktu teori Evolusi sosial Charles Darwin
telah berkembang semakin jauh dan menyentuh kedalam pola pikir dan bahkan
merubah pandangan para aristorkrat Eropa yang kemudian menjadi pembenaran
atas dominasi bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa-bangsa di luar Eropa.
Teori ini di artikan lebih jauh dengan pandangan yang sangat sarat
diskriminasi dan penuh kebencian kepada Bangsa-bangsa di luar Eropa
sehingga "Semakin jauh dari Eropa, maka Orang-orang semakin bukan manusia"
inilah salah satu hasil dari penerapan prinsip-prinsip teori evolusi kepada
kehidupan sosial. Dalam perkembangannya faham ini di sebut " Darwinisme
Sosial" yang mengacu pada gagasan bahwa persaingan memacu pertumbuhan dalam
kelompok, masyarakat, dan budaya¹. Sebagai contohnya adalah " Survival of
the fittest", yang di aplikasikan oleh kolonialisme dengan berbagai
perilaku diskriminasi dan dominasi atas masyarakat koloninya. Dalam
penerapanya yang paling gampang di pahami adalah: kolonialisme menganggap
orang-orang koloninya sebagai orang yang terbelakang, tidak berbudaya,tidak
beragama, primitif dan anggapananggapan lain yang secara umum menganggap
orang-orang di tanah koloni lebih rendah kedudukannya dari para kolonial
itu sendiri. Sehingga mereka perlu di angkat dari situasinya, sehingga
mereka perlu dimajukan, perlu di samakan dalam cara berpakaian,
berperilaku, berbahasa, berbudaya dan bahkan sampai beragama seperti
kolonial itu.
Setelah masa-masa suram Kolonialisme, dan perubahan tatanan Dunia yang
begitu cepat dan menuju kepada jalur baru atas apa yang di namakan
Egalitarianisme atau prinsipprinsip kesetaraan atas bangsa-bangsa, ternyata
penerapan teori-teori Charles Darwin masih berkembang dengan subur dan
menjadi alat dominasi terutama dominasi atas kaum yang lemah. Darwinisme
sosial telah berkembang dan masuk kedalam berbagai disiplin ilmu, dan di
rekonstruksi dengan substansi yang hampir tidak berubah. Bahkan para
pemeluk agama yang merupakan penentang teori evolusi Darwin pun menerapkan
prinsip-prinsip ini dalam pergaulanya.
Dalam realitanya saat ini telah terjadi di Republik ini, orang yang berbeda
dalam pola hidup, sistem hukum, dan perilaku dianggap sebagai orang
terbelakang, primitif dan sebutan lain yang diskriminatif. "Liyan" dianggap
sebagai gangguan. Sistem hidup tidak boleh menyalahi prinsip-prinsip umum
kaum dominan. Nah apabila perbedaan tidak diperbolehkan, yang kuat
mendominasi yang lemah, yang berkuasa semena-mena terhadap rakyat,
perbedaan pendapat dilarang, maka sudah dipastikan mereka itulah para
pembaharu faham Darwinisme Sosial era ini.
Situasi saat ini dimana perbedaan dianggap sebagai sesuatu yang harus
ditiadakan, sesuatu yang harus di seragamkan, sudah masuk kedalam
Konstitusi Republik Indonesia. Contoh nyata adalah gagasan-gagasan
modernisasi kepada Masyarakat adat, penyeragaman pola kehidupan, melalui
program-program pembangunan dan investasi yang pada penerapanya telah
memberangus banyak pengetahuan-pengetahuan masyarakat adat, kehidupan
sosial, Ekonomi, politik, budaya, dan penyingkiran orangorang adat dari
akar sejarah, budaya bahkan tanah kelahirannya. Situasi ini masih terjadi
pada Masyarakat Adat di Nusantara.
Pertanyaannya bagaimana mungkin teori evolusi sosial ini berkembang tanpa
disadari dan terekonstruksi dengan kuat di ingatan para orang-orang sampai
sekarang?
Memaksakan Masyarakat adat untuk selaras dengan perkembangan zaman telah
terbukti menghancurkan ikatan sosial dan sejarah antara warga adat dengan
tanahnya, antara warga adat dengan identitas budaya dan sistem sosialnya.
Program modernisasi ini telah banyak menyingkirkan Masyarakat adat dari
tanah leluhurnya: seperti Suku Sakai di Riau, Talang Mamak di Riau, Suku
Punan di Kalimantan Utara, di Papua banyak lagi lainnya.
Konstitusi sebagai pondasi yang sangat dasar dari berdirinya suatu Negara
adalah suatu konsep dan wujud "Bangunan Kokoh" yang bisa menampung,
melindungi dan menjaga semua warga Negara Republik Indonesia. Sehingga
sebagai suatu Negara maka tujuan untuk tetap berdaulat, mandiri dan
bermartabat, akan ditopang oleh perasaan yang sama senasib dalam bentuk
kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi warganya tanpa rasa keberatan dan
pembangkangan. Karena itu hal-hal yang diskriminatif sudah selayaknya untuk
segera di buang jauh-jauh dari segala pola pikir dan kebijakan, agar
Republik ini menjadi Negara besar yang didukung oleh segenap warga
negaranya tanpa terkecuali.
Abad 20 yang baru saja kita lewati adalah masa yang dipenuhi dengan
peperangan, konflik, bencana, kesengsaraan, pembantaian, kemelaratan dan
kehancuran yang luar biasa. Jutaan manusia dibantai, dibunuh dan dibiarkan
mati, hidup tanpa rumah dan tempat berlindung. Maka semua dikorbankan demi
membela berbagai ideologi menyesatkan. Di setiap peristiwa tampak selalu
terpampang nama-nama mereka yang bertanggung jawab : Stalin, Lenin, Trosky,
Mao, Pol Pot, Hitler,Mussolini, Franco.
Selanjutnya teori evolusi atau Darwinisme tidak terbatas hanya pada bidang
biologi dan paleontologi, tetapi merambah pada bidang-bidang sosial,
sejarah, politik dan mempengaruhi berbagai sisi kehidupan.
Oleh karena sejumlah pernyataan-pernyataan khusus Darwinisme mendukung
sejumlah aliran pemikiran yang di masa itu sedang tumbuh dan berkembang,
Darwinisme mendapat dukungan luas dari kalangan ini. Orang-orang berusaha
menerapkan keyakinan bahwa terdapat "peperangan (perjuangan) untuk
mempertahankan hidup" pada mahluk hidup di alam. Oleh sebab itu, ide bahwa
"yang kuat tetap hidup dan yang lemah akan musnah" mulai diterapkan juga
pada manusia dan kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Justifikasi ilmiah
Darwinisme inilah yang kemudian digunakan oleh :
a. Hitler untuk membangun rassuper
b. Karl marx untuk mengatakan bahwa "sejarah manusia adalah sejarah
peperangan antar kelas masyarakat"
c. Kaum kapitalis yang percaya bahwa "yang kuat tumbuh menjadi semakin
kuat dengan mengorbankan yang lemah".
d. Bangsa kolonial untuk menjajah dunia ketiga dan perlakuan biadab
mereka.
e. Tindakan rasisme dan diskriminasi.
Mekipun demikian, seorang pendukung teori evolusi dalambukunya The Moral
Animal, Robert Wright, mengulas secara singkat tentang bencana kemanusiaan
akibat munculnya teori evolusi, bahwa:
"Tidak dapat dipungkiri, teori evolusi memiliki sejarah panjang yang kelam
dalam penerapannya pada hubungan antar manusia. Setelah bercampur dengan
filsafat politik di sekitar peralihan abad ini, untuk membentuk ideologi
yang tidak jelas, yang dikenal dengan "Darwinisme Sosial", ideologi ini
digunakan oleh kaum rasis, fasis dan kapitalis yang tidak memiliki hati
nurani" 1 Rasisme Darwin dan Kolonialisme Teman dekat Darwin, Profesor Adam
Sedgwick adalah satu di antara sekian banyak orang yang melihat bahaya yang
akan ditimbulkan oleh teori evolusi di masa mendatang. Setelah membaca dan
memahami buku Darwin The Origin of Species, ia menyatakan bahwa "Jika buku
ini diterima masyarakat luas, [maka buku] ini akan memunculkan kebiadaban
ras manusia yang belum pernah tersaksikan sebelumnya " 2. Dan waktu
menunjukkan bahwa Sedgwick benar. Sejarah mencatat bahwa abad 20 adalah
periode gelap dimana manusia melakukan pembantaian hanya karena ras atau
suku bangsa mereka. kemanusiaan 01 Darwin mengklaim bahwa "fight for
survival (perjuangan untuk mempertahankan hidup)" juga terjadi antar ras-
ras manusia. "Ras pilihan" muncul sebagai pemenang dalam peperangan ini.
Menurut Darwin ras pilihan adalah bangsa kulit putih Eropa. Sedangkan ras-
ras Asia dan Afrika, mereka telah kalah dalam peperangan mempertahankan
hidup. Darwin berkata lebih jauh bahwa ras-ras ini akan segera kalah dalam
peperangan mempertahankan hidup di seluruh dunia dan akhirnya punah : "Di
masa mendatang tidak sampai berabad-abad lagi, ras-ras menusia beradab
hampir dipastikan akan memusnahkan dan menggantikan ras-ras biadab di
seluruh dunia. Pada saat yang sama kera-kera antromorfosis (menyerupai
manusia) …tidak diragukan lagi akan musnah, selanjutnya jarak antara
manusia dengan padanan terdekatnya akan lebih lebar, karena jarak ini akan
memisahkan manusia dalam keadaan yang lebih beradab, sebagaimana yang kita
harapkan, dari Kaukasian sekalipun, dengan jenis-jenis kera serendah babon,
tidak seperti sekarang yang hanya memisahkan negro atau penduduk asli
Australia dengan gorila." 3 Pada bagian lain The Origin of Species, Darwin
mengklaim bahwa bagi ras-ras inferior perlu untuk punah dan tidak ada
perlunya bagi ras-ras yang telahmaju untuk melindungi mereka dan menjaga
mereka agar tetap hidup. Darwin mengibaratkan hal ini dengan mereka yang
memelihara hewan-hewan untuk dikembangbiakan : "Pada manusia-manusia
primitif, kelemahan pada tubuh dan akal akan segera dieliminir dan mereka
yang tetap hidup biasanya memperlihatkan kondisi kesehatan yang prima.
Sekalipun kita manusia-manusia beradab berusaha secara maksimal untuk
mengawasi proses eliminasi ini, kita bangun rumah-rumah perawatan bagi
orang-orang yang sakit jiwa, cacat dan sakit, kita terapkan undang-undang
bagi kaum miskin.. Ada alasan yang bisa dipercaya bahwa vaksinasi telah
menyehatkan ribuan orang, yang sebelumnya orang-orang yang lemah fisiknya
akan mati karena cacar. Dengan demikian orang-orang yang lemah dari
masyarakat beradab melangsungkan keturunannya. Tidak ada seorang pun yang
pernah mempelajari pembiakan hewan-hewan piaraan akan ragu bahwa tindakan
ini akan sangat merugikan bagi ras manusia." Teori Darwin yang menolak
eksistensi Tuhan telah menyebabkan sebagian orang tidak melihat manusia
sebagai sosok yang diciptakan Tuhan dan bahwa semua manusia diciptakan
setara. Ini adalah salah satu fakta di balik munculnya rasisme dan
penerimaannya secara cepat di seluruh dunia. kemanusiaan 03 Kolonialisme
erat kaitannya dengan Darwinisme; dan negara yang sangat diuntungkan oleh
pandangan rasis Darwin adalah negeri Darwin sendiri: Inggris. Di masa
ketika Darwin mengemukakan teorinya, Inggris sedang mendirikan imperium
kolonial nomor 1 di dunia. Semua sumber daya alam di negeri-negeri yang
dijajahnya dari India hingga Amerika Latin dirampok oleh imperium Inggris.
Sudah barang tentu negeri-negeri penjajah tersebut tidak ingin dituliskan
dalam sejarah sebagai negeri perampok dan untuk menutupi kebiadaban ini
mereka mencari alasan pembenaran tindakan tersebut. Salah satunya adalah
dengan menganggap bangsa jajahan sebagai " orang primitif" atau "makhluk
mirip binatang". Dengan pandangan ini mereka dibantai dan disiksa secara
biadab karena bukanlah manusia, akan tetapi makhluk separuh manusia separuh
binatang, dan tindakan penjajah tersebut tidak bisa dikatagorikan sebagai
kriminal. Aliansi Fasisme dan Darwinisme Nazisme lahir di tengah-tengah
kekacauan di Jerman yang kalah dalam perang dunia I. Pemimpin partai Nazi
adalah seorang agresif yang sangat benci agama-agama samawi bernama Adolf
Hitler. Rasisme adalah cara pandang Hitler, dan ia percaya bahwa ras Arya,
komponen utama bangsa Jerman, lebih tinggi dibanding ras-ras lain dan wajib
memimpin mereka. Ia memimpikan bangsa Arya akan membangun imperium yang
akan bertahan selama 1000 tahun. Landasan berpijak ilmiah teori rasis
Hitler adalah teori evolusi Darwin. Tokoh yang sangat mempengaruhi
pemikiran Hitler adalah seorang sejarawan rasis Jerman Heinrich von
Treitschke, sosok yang sangat terpengaruhi oleh teori evolusi Darwin dan
mendasarkan pandangan rasisnya pada Darwinisme. Ia berpendapat, "Bangsa-
bangsa hanya akan maju melalui kompetisi sengit sebagaimana [pendapat]
Darwin [tentang kemampuan] individu yang kuat [untuk] tetap bertahan
hidup," dan menyatakan bahwa ini berarti peperangan panjang yang tak
terelakkan. Ia berpandangan bahwa, " Penaklukan dengan pedang adalah cara
untuk membangun peradaban dari kebiadaban dan ilmu pengetahuan dari
kebodohan." Ia berpandangan bahwa: "Ras-ras kuning tidak memahami seni dan
kebebasan politik. Sudah menjadi takdir ras-ras hitam untuk melayani
[bangsa kulit] putih dan sebagai sasaran kebencian [orang] kulit putih
untuk selama-lamanya" Ketika Hitler membangun teorinya, ia mendapatkan
inspirasi dari Darwin, khususnya pemikiran Darwin tentang pertarungan
(perjuangan) untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Bukunya yang terkenal
diberi judul Mein Kampf ("Perjuagan Saya") terinspirasi dari pertarungan
(perjuangan) untuk mempertahankan kelangsungan hidup ini. Sebagaimana
Darwin, Hitler memberikan status kera pada ras-ras non-Eropa, dan
mengatakan, "Hapuskan [ras] Jerman Nordik dan tidak ada yang tersisa
kecuali tarian para kera." Sekutu Hitler di Eropa adalah Mussolini (Italia)
dan Franco (Spanyol). Mussolini adalah Darwinis tulen yang menjadikan kapak
sebagai simbol Fasisme dan Partai Fasis, sebab kapak adalah simbol
peperangan, kekerasan, kematian dan pembantaian. Pada tahun 1935 ia
menjajah Ethiopia dan berhasil memusnahkan 15000 orang hingga tahun 1941.
Selain mendukung dan membenarkan pendudukannya atas Ethiopia dengan
pendapat Darwin yang rasialis, Mussolini berpendapat bahwa Ethiopia adalah
bangsa inferior (kelas rendah) sebab mereka adalah ras hitam; dan
diperintah oleh ras superior seperti bangsa Italia merupakan sebuah
kehormatan bagi bangsa Ethiopia. Libia pun tidak lepas dari kolonialisme
Mussolini, dimana sekitar 1.5 juta kaum Muslimin terbunuh. Gerakan Nazi dan
Rasisme kini bangkit lagi dalam bentuk Neo-Nazi, dengan sumber inspirasi
yang tidak berbeda dengan pendahulunya, yakni Darwinisme. Darwinisme:
Sumber Kekejaman Komunis Ideologi yang mengakibatkan malapetaka yang paling
dasyat bagi kemanusiaan di abad yang baru saja kita tinggalkan adalah
Komunisme. Komunisme, yang mencapai puncak sejarahnya oleh dua tokoh filsuf
Jerman Karl Marx dan Friedrich Engels di abad 19, menumpahkan darah lebih
banyak dibanding kaum Nazi dan imperialis. Dua orang ini adalah tokoh ateis
tulen yang sangat membenci agama. kemanusiaan 02 Akan tetapi Marx dan
Engels memerlukan penjelasan atau pembenaran ilmiah bagi ideologi mereka
agar dapat menarik simpati masyarakat luas. Sungguh menarik bahwa teori
evolusi yang dikemukakan Darwin dalam buku The Origin of Species berisi
penjelasan yang dicari-cari oleh Marx dan Engels. Darwin mengatakan bahwa
makhluk hidup muncul sebagai hasil dari proses "perjuangan untuk
mempertahankan hidup" atau "konflik dialektik". Tambahan lagi, Darwin
adalah seorang yang menolak adanya penciptaan dan mengingkari kepercayaan
agama. Ini adalah kesempatan baik bagi Marx dan Engels yang tidak boleh
dilewatkan. Darwinisme memiliki kaitan yang sedemikian sangat penting
dengan Komunisme sehingga beberapa bulan setelah buku Darwin terbit,
Friedrich Engels menulis kepada Karl Marx, "Darwin, yang [bukunya] kini
sedang saya baca, sungguh bagus." 7 Karl Marx lalu membalas surat Engels
pada tanggal 19 Desember 1860, "Ini adalah buku yang berisi dasar berpijak
pada sejarah alam bagi pandangan kita." 8 Dalam sebuah surat yang ditulis
Marx kepada Lassalle, seorang rekan sosialisnya, pada tanggal 16 Januari
1861, ia mengatakan, "Buku Darwin sangatlah penting dan membantu saya
[meletakkan] landasan berpijak dalam ilmu alam bagi perjuangan kelas dalam
sejarah." 9 Lenin adalah sosok yang menjadikan proyek revolusi Komunis Karl
Marx terealisasi melalui revolusi Bolshevik yang berhasil menggulingkan
Tsar Rusia melalui kudeta bersenjata di bulan Oktober 1917. Setelah itu,
Rusia menjadi ajang perang saudara antara kaum Komunis dan para pendukung
Tsar Rusia selama sekitar tiga tahun. Tak berbeda dengan pendahulunya,
Lenin adalah pengagum Darwinisme dan mengatakan, "Darwin telah membungkam
kepercayaan bahwa spesies hewan dan tumbuhan tidak memiliki kaitan satu
sama lain, kecuali secara kebetulan, dan bahwa mereka diciptakan oleh
Tuhan, dan oleh karenanya tidak bisa mengalami perubahan."10 Trotsky boleh
dibilang arsitektur paling penting dalam revolusi Bolshevik setelah Lenin.
Ia pun tak lepas dari kekagumannya kepada Darwin, "Penemuan Darwin adalah
kemenangan terbesar dialektika di segala aspek kehidupan". 11 Setelah
kematian Lenin di tahun 1924, Stalin, yang dianggap sebagai diktator paling
berdarah-darah dalam sejarah dunia, menaiki tahta Partai Komunis. Di tangan
Stalin, Komunisme tampak jelas sebagai sistem ideologi yang paling sadis.
Sekitar 20 juta manusia tak berdosa mati di masa pemerintahan tangan
besinya. Para sejarawan mengungkapkan bahwa kebrutalan ini memberikan
kebahagiaan tersendiri baginya. Ia sangat bahagia ketika duduk di mejanya
di Kremlin sambil membaca dengan seksama orang-orang yang mati di kamp-kamp
konsentrasi ataupun yang telah tewas dieksekusi. Hal yang menjadikannya
jagal biadab adalah filsafat materialis yang diyakininya. Dalam perkataan
Stalin sendiri, dasar berpijak utama filsafatnya adalah teori evolusi
Darwin. Ia menjelaskan betapa pentingnya ia memegang pemikiran Darwin:
"Tiga hal yang kita lakukan untuk menghormati akal para pelajar seminari
kita. Kita harus ajarkan kepada mereka usia bumi, asal-muasal bumi, dan
ajaran-ajaran Darwin." 12 Satu lagi rejim komunis yang menjadikan
Darwinisme sebagai pijakan ilmiah telah didirikan di China. Para pendukung
komunis di bawah pimpinan Mao Tse Tung memegang kendali kekuasaan pada
tahun 1949 setelah perang saudara yang berkepanjangan. Maomendirikan rejim
yang kejam dan opresif sebagaimana sekutunya, Stalin. Mao secara terang-
terangan mengumumkan landasan filosofis sistem yang dibangunnya dengan
mengatakan, "Sosialisme China dibangun di atas Darwin dan teori evolusi."
13 Kapitalisme dan Seleksi Alamdi Bidang Ekonomi Istilah kapitalisme
berarti kedaulatan kapital, sistem ekonomi bebas tanpa kendala yang
didasarkan pada keuntungan, di mana masyarakat berkompetisi dalam batasan-
batasan. Terdapat tiga elemen penting dalam kapitalisme: individualisme,
kompetisi dan mengeruk kuntungan. Individualisme penting dalam kapitalisme,
sebab manusia melihat diri mereka sendiri bukanlah sebagai bagian dari
masyarakat, akan tetapi sebagai " individu-individu" yang sendirian dan
harus berjuang sendirian untuk memenuhi dirinya sendiri. "Masyarakat
kapitalis" adalah arena dimana para individu berkompetisi satu sama lain
dalam kondisi yang sangat keras dan kasar. Ini adalah arena sebagaimana
yang dijelaskan Darwin, dimana yang kuat akan tetap hidup, sedangkan yang
lemah dan tak berdaya akan terinjak dan musnah, dan tempat dimana kompetisi
yang sengit mendominasi. Mental kapitalis tidak merasakan adanya tanggung
jawab etis atau hati nurani atas orang-orang yang terinjak-injak di bawah
kaki mereka. Ini adalah Darwinisme yang dipraktekkan dalam masyarakat di
bidang ekonomi Dalam biografinya, Andrew Carnegie, seorang pemilik kapital
utama di Amerika, menyatakan kepercayaannya pada evolusi dengan
perkataannya, "Saya telah menemukan kebenaran evolusi." 14 Dalam artikel
Darwin's Three Mistakes, ilmuwan evolusioner Kenneth J. Hsü, membongkar
pemikiran Darwinis kaum kapitalis Amerika, termasuk pernyataan Rockefeller
yang menyatakan bahwa, "pertumbuhan bisnis besar hanyalah sekedar [tentang
kemampuan] individu yang kuat [untuk] tetap bertahan hidup; [hal] tersebut
hanyalah cara kerja hukum alam."
Pendapat Tentang Darwinisme Sosial