Proses Sosial dan Interaksi Sosial
Desny Putri Sunjaya (1306376004)
Pengetahuan mengenai proses sosial berawal dari perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi dinamisnya disebabkan karena para warganya mengadakan hubungan satu sama lain baik dalam bentuk perorangan maupun perkelompok. Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yan telah ada. Dengan kata lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya.
Bentuk umum proses sosial adalah interkasi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi merupakan hubungan timbal balik antar pihak tertentu, stimulasi dan tanggapan antarmanusia. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan natara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial dimulai pada saat dua orang bertemu. Seperti saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara, dll.
Interaksi sosial hanya terjadi antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak. Interaksi sosial tidak akan terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan seseuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem sarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud. Berlangsungnya proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung.
Faktor Imitasi
Salah satu segi positif faktor ini, bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negative seperti tindakan-tindakan yang menyimpang.
Faktor Sugesti
Faktor sugesti berlagsung apabila seseorang member suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudin diterima oleh pihak lain.
Faktor Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena keprbadan seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar), maupun disengaja. Proses idebtifikasi berlangsung dalam suatu keadaan di mana seseorang yang beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak lain tadi dapat melembaga dan bahkan menjiwainya.
Faktor Simpati
Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada orang lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan di mana faktor saling terjamin.
Syarat-syarat Interaksi Sosial:
Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tango yang berarti menyentuh. Jadi, secra harfiah kontak adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru akan terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Apabila dengan perkembangan teknologi saat ini, orang-orang dapat berhubungan melalui telepon, telegraf, radio, surat dan seterusnya. Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak. Erjadinya suatu kontak tidak semata-mata dari tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial dapat bersifat positif yang mengarah pada suatu kerja sama, atau bahkan bersifat negative yang mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, meliputi antara orang-perorangan, antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, serta anatara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Suatu kontak dapat pula bersifat prmer yang terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, dan bersifat sekunder yang memerlukan perantara.
Komunikasi
Arti penting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Suatu kontak dapat terjadi tanpa komunikasi, misalnya ketika orang Indonesia berjabat tangan dengan orang Jerman padahal keduanya tidak mengerti bahasa yang diucapkan satu sama lain. Dalam kasus tersebut, kotak sebagai syarat pertama telah terjadi, tetapi komunikasi tidak terjadi sehingga interaksi sosial pun tidak terjadi. Dengan demikian, apabila dihubungkan dengan interaksi sosial, kontak tanpa komunikasi tidak mempunyai arti apa-apa.
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Kehdupan terasing dapat disebabkan karena secara badaniah seseorang sama sekali dasingkan dari hubungan dengan orang-orang lainnya. Dapat pula disebabkan karena caat pada salah satu inderanya. Terasingnya seseorang mungkin jga disebabkan karena pengaruh perbedaan rasa tau kebudayaan yang kemudian menimbulkan prasangka-prasangka. Seperti pada masyarakat yang berkasta dan pada beberapa suku bangsa di Indonesia yang tertutup atau terasing dan kurang mengadakan hubungan dengan dunia luar agak sulit juga untuk mengadakan suau interaksi sosial.
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-benuk interaksi sosial adalah kerja sama (cooperation), persaingan (competition) akomodasi (accomodation) dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Tiga pendapat tokoh:
Gillin dan Gillin
Kimball Young
Tomatsu Shibutani
Bentuk interaksi adalah;
Proses yang asosiati (akomodasi, asimilasi, dan akulturasi)
Oposisi (persaingan dan pertentangan)
Akomodasi dalam situasi rutin
Proses yang disosiatif (persaingan, pertentangan)
Kerja sama yang menghasilkan akomodasi
Ekspresi pertemuan dan anjuran
Diferensiasi (tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar perbedaan usia, seks, dan pekerjaan)
Interaksi strategis dalam pertentangan
Pengembangan perilaku massa.
Proses-proses yang Assosatif
Kerja Sama (cooperation)
Beberapa sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Sebaliknya, sosiolog yang lain menganngap kerja sama merupakan proses utama. Golongan terakhir memahamkan kerja sama untuk menggambarkan sebagian besar bentuk-bentuk interaksi sosial atas dasar bahwa segala macam bentuk interkasi tersebut dapat dikembalikan pada kerja sama. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (ingroupnya) dan kelompok lainnya (outgroupnya). Kerja sama akan lenih kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam aau ada tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetiaan secara tradisional atau institusional telah tertanam di dalam kelompok, dalam diri seseorang atau sekelompok orang. Kerja sama Timbul karena adanya kepentingan yang sama pada saat yang sama. Beberapa pendapat mengatakan bahwa pada masyarakat yang bentuk kerja sama merupakan unsur dalam sistem sosialnya, sering dijumpai warga masyarakatnya kurang mempunyai inisiatif (daya kreasi).
Bentuk-Bentuk Kerja Sama:
Bargaining, yakni pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih
Cooptation, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan
Coalition, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama
Joinventure, yakni Kerjasama dalam pengusaha proyek-proyek tertentu.
Dari teori-teori sosiologi akan dapat dijumpai beberapa bentuk kerja sama, di antaranya kerjasama spontan (spontaneous cooperation) yaitu kerja sama yang serta-merta, kerja sama langsung (directed cooperation) yang merupakan hasil dari perintah atasan aau penguasa, kerja sama kontrak (contractual cooperation) yang merupakan kerja sama atas dasar tertentu, serta kerja sama tradisional (traditional cooperation) yang merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau unsure dari sistem sosial.
Akomodasi (accomodation)
Akomodasi digunakan dalam dua arti, pertama akomodasi untuk menunjuk pada suatu keadaan berarti adanya suatu keseimbangan dalam interaksi anatara orang-perorang atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Kedua, akomodasi sebagai suatu proses yaitu akomodasi yang menunjuk pada suatu usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yakni usaha untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu proses yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu peruses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi oleh para ahli biologi untuk menunjuk suatu proses di mana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sebenarnya, akomodasi merupakan Suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan akomodasi :
Untuk mengurangi pertentangan antara orang- perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan (untuk sementara waktu)
Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelas-kelas sosial yang akibat budaya hidup terpisah
Mengusahakan peleburan antara kelas-kelas sosial yang terpisah (mis: kawin campur)
Bentuk-bentuk Akomodasi:
Coersion, prosesnya paksaan
Compromise, masing-masing mengurangi tuntutannya
Arbitration, cara untuk mencapai compromise, dengan bantuan pihak ke tiga yang dipilih oleh kedua belah pihak
Mediation, sama dengan arbitration, pihak ke tiga hanya sebagai penasehat belaka
Conciliation, usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama (lebih lunak dari coercion)
Toleration, bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formil, kadang timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan
Stalemate, pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya
Adjudication, penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
Hasil-hasil akomodasi antara lain akomodasi danintergrasi masyarakat, menekan oposisi, koordinasi sebagai keribadian yang berbeda, perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah, perubahan-perubahan dalam kedudukan, serta akomodasi membuka jalan kea rah asimilasi.
Asimilasi (asimilation)
Asimilasi merupakan usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang- perorang atau kelompok-kelompok manusia. Juga, meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.Proses asimilasi timbul apabila terdapat kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaan, orang-perorang bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama, kebudayaan-kebudayaan kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Beberapa bentuk interaksi sosial yang mengarah pada proses asimilasi;
Interaksi sosial yang bersifat pendekatan pada pihak lain
Interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan (mis,lnya; larangan kawin campur)
Asimilasi dapat dipercepat bila interaksi sosial bersifat langsung dan primer
Asimilasi kuat bila frekuensi interaksi sosial tinggi, tetap dan ada keseimbangan antara pola-pola asimilasi tersebut.
Faktor-faktor yang mempermudah asimilasi meliputi toleransi, kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang, sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya, sikap terbuka golongan yang berkuasa dengan masyarakat, persamaan unsur-unsur kebudayaan, perkawinan campuran, serta adanya musuh dari luar. Faktor-faktor yang menjadi penghalang terjadinya asimilasi meliputi terisolirnya kehidupan suatu golongan, kurangnya penget mengenai kebudayaan yang dihadapi, perasaan takut terhadap kekuatan sebagai kebudayaan yang dihadapi, perasaan sebagai kebudayaan yang lebih tinggi daripada kebudayaan lainnya, perbedaan warna kulit dan ciri-ciri badaniah dapat menjadi salah satu penghalang (dalam batas-batas tertentu), adanya "in-group feeling" yang kuat (umumnya pada golongan minoritas), bila golongan minoritas mengalami gangguan dari golongan yang berkuasa, serta perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi.
Akulturasi
Akulturasi meliputi perubahan-perubahan dalam hubungan sosial, perubahan perubahan dalam pola-pola adat istiadat serta interaksi sosial.
Proses Disosiatif
Proses-proses disosiatif disebut juga oppositional processes (lawan dari kerjasama atau oposisi). Suatu masyarakat merupakan bentuk oposisi atau kerjasama, tergantung pada unsure-unsur kebudayaan seperti sistem nilai-nilai, struktur masyarakat dan sistem sosialnya. Misalnya: Masyarakat Amerika bersifat kompetitif, keberhasilan ditentukan oleh faktor materi dan individualisme disebabkan latar belakang sejarah, Masyarakat Indonesia bersifat kooperatif, sistem nilai-nilai dalam masyarakat lebih menghargai bentuk kerjasama daripada bentuk proses sosial yang disosiatif.
Bentuk-benuk Proses Disosiatif :
Persaingan (Competition)
Orang-perorang atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian publik, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Dua tipe persaingan diantaranya bersifat pribadi di mana orang-perorang langsung bersaing misalnya memperoleh kedudukan tertentu di dalam suatu organisasi (rivaly). Dan Tidak bersifat pribadi di mana kelompok-kelompok manusia yang bersaing seperti antara dua perusahaan besar.
Bentuk-bentuk persaingan :
Persaingan ekonomi, tidak seimbangnya antara persediaan dan permintaan
Persaingan kebudayaan dalam hal penyebaran kebudayaan agama dan pendidikan
Persaingan dalam mencapai suatu kedudukan dan peranan tertentu dalam masyarakat
Persainga ras
Fungsi persaingan:
Menyalurkan keinginan yang bersifat kompetitif dalam memperoleh sesuatu yang berharga atau bernilai
Sebagai saluran untuk memenuhi kepentingan publik dalam memilih sesuatu (misalnya Perlombaan)
Alat untuk mengadakan seleksi atas dasar sex dan seleksi sosial, sesuai dengan kemampuannya
Alat untuk menyaring warga dalam kelompok-kelompok fungsional, seperti kelas pemuka agama, seniman, politikus
Kontravensi (Contravention)
Kotravensi ditandai adanya gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang, suatu rencana, perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang. Kontravensi merupakan suatu sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian. Kontravensi bersifat agak tertutup atau rahasia. Salah satu bentuk Contravention adalah cold war tujuannya membuat lawan tidak tenang, curiga, dan penuh rahasia.
Bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese dan howard Becker meliputi perbuatan-perbuatan (dalam bentuk umum) seperti penolakan, keengganan, perlawanan; menyangkal pernyataan orang lain (dalam bentuk sederhana) di depan umum, memaki melalui surat, selebaran, dll; dalam bentuk intensif seperti penghasutan, menyebar desas-desus, mengecewakan pihak lain; bersifat rahasia seperti mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat; serta bersifat taktis seperti mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lain (dalam pemilu).
Tipe Contravention meliputi kontravensi generasi masyarakat, seperti antara orang tua-anak, atau generasi tua dan muda; kontravensi sex, menyangkut hubungan suami-isteri dalam keluarga dan peranannya dalam masyarakat; dan kontravensi parlementer, berkaitan dengan hubungan antara golongan mayoritas dan minoritas dalam masyarakat.
3. Pertentangan atau Pertikaian (conflict)
Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial di mana orang-orang atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Sebab-sebab Pertentangan di antaranya terdapat perbedaan antara orang-perorang (pendirian perasaan), perbedaan kebudayaan, bentrokan antara kepentingan-kepentingan, serta perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat.
Pertentangan bermanfaat untuk memperbaiki suatu masalah atau pendapat (misalnya dalam debat ilmiah atau dalam seminar), untuk masyarakat yang terbuka, pertentangan berguna untuk meningkatkan stabilitas dan integrasi, serta membantu untuk menghidupkan kembali norma-norma sosial atau menimbulkan norma-norma sosial yang baru. Bentuk-bentuk pertentangan di antaranya pertentangan pribadi, pertentangan rasial, pertentangan antara kelas-kelas sosial, pertentangan politik, dan pertentangan yang bersifat internasional. Pertentangan menyebabkan bertambahnya solidaritas in-group, bila pertentangan antarkelompok; goyah dan retaknya kelompok, bila pertentangan antar golongan dalam kelompok tersebut; perubahan pada kepribadian orang-perorangan; hancurnya harta benda dan manusia; serta akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.
Daftar Pustaka:
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Perkasa.