Dampak pendanaan melalui modal ( e q u i t y f i n a n c i n g )
Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana. Pemenuhan dana tersebut dapat berasal dari sumber intern ataupun sumber ekstern. Namun umumnya perusahaan cenderung menggunakan modal sendiri sebagai modal permanen dari pada modal asing yang hanya digunakan sebagai perlengkap apabila dana yang diperlukan kurang mencukupi. Karena itu, para manajer keuangan dengan tetap memperhatikan cost of capital perlu menentukan struktur pendanaan dalam upaya menetapkan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri ataukah dipenuhi dengan modal asing. Dalam
melakukan
keputusaan
pendanaan,
perusahaan
dituntut
untuk
mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana ekonomis guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.
PENDANAAN MODAL
Sebagian besar analisis ekonomi teknik berkaitan dengan total modal yang digunakan, tanpa memperhatikan dari mana sumber modal tersebut diperoleh; oleh karena itu, analisis ekonomi teknik lebih cenderung mengevaluasi proyeknya itu ketimbang kepentingan para penyedia modal. Pembiayaan dapat dilakukan dengan dua cara.
1. Pendanaan Dengan Modal Pinjaman
Jika tambahan modal diperlukan hanya untuk jangka waktu relatif pendek, biasanya kurang dari lima tahun dan lebih sering lagi kurang dari dua tahun, perusahaan dapat meminjam
dana
dari
sebuah
bank
atau
agen
peminjaman
lainnya
dengan
menandatangani sebuah surat utang ( note) jangka pendek. Surat utang merupakan janji tertulis untuk membayar kembali jumlah yang dipinjam berikut sejumlah bunga, pada tanggal tertentu di masa datang. Agen peminjaman biasanya memerlukan aset berwujud ( tangible) sebagai jaminan pinjaman atau setidaknya akan membuat kepastian bahwa posisi keuangan perusahaan peminjam dapat diandalkan sehingga hanya terdapat risiko minimal.
a. Obligasi Jangka Panjang. Obligasi pada dasarnya adalah surat utang ( note) jangka panjang dari peminjam
untuk si pemberi pinjaman, dengan ketentuan jangka pembayaran kembali serta persyaratan-persyaratan lainnya. Jika nilai nominal obligasi telah dibayar, obligasi dikatakan telah dibatalkan (retired ) atau ditebus (redeemed ). Tingkat suku bunga yang dicantumkan dalam obligasi disebut sebagai bond rate dan pembayarannya dihitung dari perkalian nilai nominal dengan tingkat bunga obligasinya.
b. Penebusan Obligasi.
Obligasi menggambarkan utang dan bunga obligasi merupakan biaya dalam menjalankan bisnis. Selain biaya periodik, perusahaan juga harus melihat tanggal jatuh tempo obligasi tersebut dan membayar kembali jumlah pokoknya kepada pemegang obligasi. Dibawah ini adalah siklus hidup pendanaan sebuah obligasi.
2. Pendanaan Dengan Modal Ekuitas
Jika sebuah proyek dibiayai 100% modal ekuitas, maka analisis ekonomi teknik dapat dilakukan tanpa secara eksplisit menetapkan biaya modal sebagai sebuah beban. Artinya, bunga yang dibebankan dan resiko bisnis yang berkaitan dengan modal utang dapat diabaikan sehingga analisis dapat disederhanakan: a. Saham biasa
Nilai saham biasa merupakan sebuah ukuran terhadap laba/keuntungan yang akan diterima melalui kepemilikan saham, dan tergantung kepada faktor dividen dan harga pasar. Harga pasar akan dipengaruhi oleh dividen, kondisi perekonomian secara umum. Harga pasar dapat secara drastis berubah oleh adanya spekulasi yang menyebabkan tidak akuratnya lagi harga pasar sebagai ukuran nilai saham aktual. b. Laba ditahan
Biaya jenis modal ini (laba ditahan) biasanya diasumsikan identik dengan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham biasa. Alasannya adalah laba ditahan diinvestasikan kembali didalam perusahaan dan biaya peluang ( opportunity cost ) pemilik perusahaan (pemegang saham) setidaknya harus sebesar e a. Jika tidak,
dana ini akan didistribusikan sebagai dividen.
c. Dana penyusutan
Dana yang disisihkan sebagai cadangan penyusutan biasanya ditahan dan digunakan dalam sebuah usaha. Dana ini dapat diinvestasikan kembali dan menjadi sumber modal internal penting untuk mendanai proyek baru. Sebagai akibatnya, dana penyusutan memberikan dana investasi yang terus berputar yang dapat digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, dana tersebut, merupakan sebuah sumber modal penting untuk mendanai usaha baru perusahaan. Jelas bahwa penyusutan harus dikelola dengan baik sehingga tersedia modal yang diperlukan untuk menggantikan kembali peralatan penting ketika waktu penggantian tiba.
Dampak antara sumber dana pinjaman dan ekuitas
Jika modal pinjaman digunakan, bunga harus dibayarkan kepada pemberi pinjaman. Pemberi modal pinjaman tidak memperoleh bagian dari keuntungan yang dihasilkan penggunaan modal; tentu saja bunga yang mereka peroleh berasal dari pendapatan perusahaan. Bagi perusahaan, bunga yang dibayar untuk dana pinjaman adalah beban yang dapat dikurangkan dari pajak ( tax-deductible).
Dampak Dari Distribusi Laba (d i s t r i b u t i n g d i v i d e n d )
Distribusi laba kepada para pemegang saham disebut juga dividen. Pembagian deviden dapat dilakukan dengan 4 bentuk: (a) uang tunai (kas), (b) harta selain kas, (c) surat utang (scrip dividen), (d) saham perusahaan itu sendiri (stock dividen). Kebanyakan distribusi dividen menyebabkan berkurangnya jumlah saldo laba, pengecualian terhadap pengurangan dimaksud berlaku untuk (a) dividen saham dalam bentuk pemecahan saham, (b) dividen likuidasi (pembagian aktiva kepada seluruh persero untuk mengembalikan seluruh atau sebagian modal resmi perusahaan, dan (c) pembagian lainnyayang bukan merupakan dividen dalam pengertian akuntansi komersial, tetapi diperlakukan seperti itu dalam ketentuan perpajakan. Untuk tujuan pajak, pengertian dividen lebih luas dari apa yang disebutkan itu. Penjelasan pasal 4 (1) (g) UU PPh 1984 memasukkan 6 elemen dalam pengertian
dividen, yaitu (a) pencatat tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran; (b) penerima atau perolehan dari pembelian kembali sebagaian atau seluruh saham yang disetor; (c) pembayaran kembali sebagian atau seluruh penyetoran modal, sepanjang terdapat laba dari tahun-tahun lampau. Kecuali dalam pengecilan modal statute; (d) pembayaran kepada atau penerbitan tanda-tanda laba; (e) laba yang dibagikan kepada pemegang obligasi yang berpartisipasi dalam laba; (f) pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi persero yang dibebankan sebagai biaya perusahaan. Selain itu, setiap transaksi bisnis antara perusahaan dan persero dengan harga yang kurang wajar terdapat elemen yang dapat dikarakterisasikan sebagai deviden. Demikian juga penghapusan piutang kepada pemegang saham. Dalam pembagian deviden terdapat tiga tanggal untuk dipertimbangkan, yaitu tangggal pengumuman, pendaftaran, dan pembayaran. Deviden resmi terutang oleh badan saat secara resmi dilakukan pengumuman pembagian deviden. Untuk tujuan pemajakan, sesuai dengan ketentuan pasal 23 dan pasal 26, dengan terutangnya deviden itu terutang pula PPh pasal 23 dan pasal 26. Adakalanya, dividen dibagikan dalam bentuk barang (selain kas) misalnya sekuiritas
(perusahaan lain). Secara komersial, terdapat dua alternative penilaian
barang yang dibagikan perusahaan itu, yaitu menurut nilai buku dan menurut nilai pasar (mungkin dengan penilian dan penyesuaian). Apabila dinilai, menurut harga pasar akan menimbulkan laba (rugi) bagi perusahaan. Dalam ketentuan perpajakan disebutkan nilai yang dipakai adalah harga pasar. Dengan alas an likuiditas, perusahaan dapat membagikan deviden dalam bentuk obligasi, promes atau surat utang yang lain ( scrip dividend). Apabila atas utang scrip dividend dibayar bunga masa pembayaran itu merupakan biaya perusahaan. scrip dividend juga menimbulkan permasalahan PPh Pasal 23 dan Pasal 26 sama seperti
dalam kasus dividen barang. Demikian juga kalau perusahaan membagi dividen saham ( scrip dividend), akan memunculkan kasus PPh pasal 23 dan Pasal 26. Saham yang dibagi dapat berasal dari (a) saham dalam portepel; (b) pencetakan baru; (c) treasury stock. Pada umumnya, dividen tidak dibagikan kepada pemegang treasury stock yang berupa perusahaan sendiri, melaingkan dapat dibagikan sebagai dividen kepada para persero. Perkiraan
saldo laba didebet dengan nilai pasar merupakan agio (disagio) transaksi treasury stock.
Apabila dividen dibayarkan untuk pengecilan saldo laba maka muncul dividen likuidasi. Untuk tujuan pemajakan. Dividen likuidasi yang melibihi setoran dikenakan pajak penghasilan yang juga harus dipotong oleh perusahaan pembagi dividen kecuali dividen itu dibagikan kepada perseroan terbatas, koperasi, yayasan, dan organisasi sejenis.