TUGAS KONSTRUKSI BENDUNGAN II Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Kontruksi Bendungan II Dosen Pengampu : Dian Sisinggih, ST., MT., MT., Ph.D.
disusun oleh : Nama
Aulia : Nanda Au
135060401111034
Raya Abdullah 135060401111070 135060401111070
Kelas
:D
KEMENTERIAN RISET TEKNOOGI DAN !ENDIDIKAN TINGGI UNI"ERSITAS BRA#I$A%A &AKUTAS TEKNIK TEKNIK !ENGAIRAN '016
DAMBREAK ANALYSIS !ADA BENDUNGAN BENE DI KABU!ATEN $EMBRANA !RO"INSI BAI Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat pada sektor pertanian di Kabupaten Jembra Jembrana, na, maka maka dibuat dibuatlah lah Bendung Bendungan an Benel Benel yang yang terlet terletak ak di Desa Desa Manist Manistutu utu,, Kecama Kecamatan tan Melaya, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali. al ini dikarenakan persediaan air untuk pertanian hanya tersedia pada saat musim hu!an. "dapun maksud dari pembuatan bendungan ini adalah sebagai sarana irigasi khususnya didaerah Jembrana. Bendungan Benel merupakan bendungan multi#ungsi yaitu untuk irigasi, suplai air baku dan sebagai pengendalian ban!ir. Bendungan Benel mulai dibangun pada tahun $%%& dan dapat terselesaikan pada tahun $%'%, oleh presiden (epublik Indonesia yaitu D(.. )usilo Bambang *udhoyono pada tanggal $& Januari $%'%. +okasi aduk Benel tepatnya berada di aliran sungai atau -ukad Daya Barat, Dusun Mekarsari, Desa Desa Manist Manistutu utu,, Kecama Kecamatan tan Melaya Melaya dan Desa Desa Brangba Brangbang, ng, Kecamat Kecamatan an Negara Negara,, Kabupa Kabupaten ten Jembrana.Dalam studi ini akan dika!i lebih lan!ut mengenai dampak adanya kegiatan pembuatan Bendungan Benel di Kabupaten Jembrana. Karena disatu sisi pembuatan bendungan mempunyai nilai man#aat man#aat yang besar akan tetapi
disisi disisi
yang
lain
!uga
menyimpan menyimpan berbagai berbagai potensi potensi
bahaya atau permasalahan yang besar mengingat si#atnya yang termasuk kedalam heay construction. )elain mengka!i dampak yang ter!adi akibat kegagalan bendungan dalam studi ini !uga
mengka!i upaya yang dilakukan dalam mengatisipasi bencana atau sistem mitigasi
/mitigation0. Id(n)i*i+a,i Ma,alah
Perencanaan Perencanaan bendungan bendungan harus didukung didukung dengan
adanya
suatu suatu
Pedoman Pedoman
(encana
-indak -indak Darurat /(-D0 sebagai salah satu standar atau pedoman pedoman dalam pengamanan bendungan apabila ter!adi kegagalan bendungan. Pedoman ini mengacu pada Peraturan Menteri Peker!aan 1mum 1mum No.
2$3P( 2$3P(-3 -3'442 '442 tentang tentang Keamanan Keamanan Bendun Bendungan gan dan +ampir +ampiran an Keputu Keputusan san Dir!en Dir!en
Pengai Pengairan ran No.453K No.453KP-)3 P-)3"3' "3'446 446 tanggal tanggal 7% Juli Juli '446 tentan tentang g Pedoman Pedoman Penyiap Penyiapanr anr rencan rencanaa -indak Darurat. Pedoman ini merupakan salah satu upaya mitigasi bencana ban!ir yang ber#ungsi antara lain: '.
)ebagai panduan atau petun!uk bagi bag i pemilik3pengelola bendungan dalam melakukan
tindakan saat ter!adi keadaan darurat bendungan, sehingga dapat dicegah ter!adinya keruntuhan bendungan.
$.
)ebagai
panduan bagi
instansi
terkait untuk melaksanakan tindak darurat maupun
eakuasi atau pengungsian penduduk yang terkena resiko bila ter!adi keadaan darurat berupa penyelamatan penduduk di bagian hilir bendungan yang akan terkena ban!ir termasuk pemikiran upaya mengurangi kerugian harta benda yang diakibatkan apabila bendungan mengalami keruntuhan. 7.
)ebagai petun!uk arah eakuasi apabila ter!adi kegagalan bendungan.
Ma+,ud dan Tu-uan
Mengingat bencana yang mungkin ter!adi yang diakibatkan oleh runtuhnya Bendungan Benel
dan
situasi
dibagian
hilir
bendungan,dimana
terdapat
daerah
pemukiman,
daerahpertanian dan bangunan #asilitas umum, misalnya !embatan, !alan raya, gedung sekolah, dan lain8lain, maka perlu dilakukan analisa mengenai perilaku atau pergerakan ban!ir akibat runtuhnya bendungan ke arah hilir serta upaya
penyelamatan
dini
yaitu
persiapan daerah
dan !alur eakuasi. Dengan demikian maksud dan tu!uan dari penulisan tesis ini adalah mengetahui sebaran daerah bahaya ban!ir, 9aktu datang dan lama genangan ban!ir, kecepatan aliran ban!ir dan kedalaman ban!ir serta mengetahui indikasi ter!adinya kegagalan bendungan dan rencana daerah eakuasi ban!ir. TIN$AUAN !USTAKA Anali,a .id/li
)alah satu input data hasil analisa hidrologi yang digunakan dalam analisa penelusuran ban!ir akibat keruntuhan bendungan adalah debit ban!ir desain yaitu debit ban!ir PM /Probable Ma;imum lood0 sesuai dengan curah hu!an maksimum boleh !adi /Probable Ma;imum Precipitation3PMP0 yang
ter!adi pada daerah studi. Kegiatan analisa hidrologi yang dilakukan
meliputi: '. "nalisa rekuensi Dalam hirdrologi, analisa tersebut dipakai untuk menentukan besarnya curah hu!an dan debit ban!ir rancangan dengan kala ulang tertentu Metode analisa #rekuensi yang
digunakan
ditentukan berdasarkan hasil analisa nilai parameter statistik koe#isien kemencengan /ske9ness0 atau
a. Distribusi Normal: 8%.%=>
%.%= $.2>7.7 b. Distribusi ?umbel:
"nalisa curah hu!an rancangan dengan metode distribusi ?umbel dan +og Pearson -ype III dilakukan menggunakan persamaan distribusi #rekuensi empiris sebagai berikut /)oemarto, '4440: a. Distribusi ?umbel b. Distribusi +og Pearson III 7. Probable Ma;imum Precipitation /PMP0
Program
D"MB(K
dapat
menirukan /mensimulasikan0 keruntuhan bendungan,
menghitung hidrogra# aliran keluar /out#lo9 hydrograph0 dan mensimulasikan gerakan gelombang ban!ir akibat keruntuhan bendungan /dam break #lood0 le9at lembah di hilir bendungan. asil hitungan dengan D"MB(K ini dapat dipakai untuk membuat peta genangan yang potensial, menetapkan 9aktu tempuh /trael time0 dari berbagai bagian dari gelombang ban!ir ke lokasi di hilir, dan mengealuasi pengaruh hal8hal yang tidak menentu /uncertainties0 dalam parameter keruntuhan bendungan. Kemampuan model program D"MB(K yang lain, yaitu: a. Kesanggupan
untuk
menangani
suatu deretan bendung yang hancur dalam sungai
tunggal hanya dalam sekali proses komputer. b. Kesanggupan simulasi pengaruh alur sungai meandering dalam dataran ban!ir yang lebar c. Kesanggupan
untuk
simulasi
aliran subkritis dan superkritis dalam routing yang
sama d. Kesanggupan untuk menelusur /routing0 hidrogra# tertentu dengan menggunakan dynamic routing e. Kesanggupan simulasi pengaruh back9ater dari kehancuran bendungan yang merambat le9at pertemuan anak sungai dengan sungai induknya.
K()(/ba)a,an d(l //a DAMBRK
a. Kehancuran bendungan di !aringan sungai dendritik /dalam mana bendungannya tidak tersusun secara seri tetapi dalam !aringan berbentuk dahan8dahan pohon dalam !aringan sungai0, tidak dapat disimulasikan. b. "lur sungai di hilir bendungan pada umumnya
tidak
dapat
kering
pada
permulaan simulasi, dengan kata lain harus ada aliran dasar /meskipun kecil0. c. Perubahan
dari
aliran
subkritis
ke superkritis baik dengan 9aktu atau !arak
tidak dapat dihitung. Keadaan semacam itu dapat berakibat ter!adinya non8konergensi dalam penyelesaian. -indakan koreksi harus diambil bila ter!adi hal semacam ini. "nalisa Keruntuhan Bendungan )ebelum bendungan mengalami keruntuhan total, didahului oleh ter!adinya rekahan /breaching0. (ekahan adalah lubang yang terbentuk dalam tubuh bendungan pada saat runtuh. (ekahan tersebut ada dua !enis, yaitu: a R(+ahan +a/(na 8(/)in
(ekahan karena oertopping disimulasikan berupa rekahan yang berbentuk segi empat, segitiga atau trapesium. (ekahan tersebut makin lama makin membesar dengan 9aktu secara progresi# dari puncak bendungan ke ba9ah sampai mencapai pondasi. "liran yang mele9ati rekahan diperhitungkan sebagai aliran mele9ati ambang lebar.
Gaba/ 1
Pola
rekahan
bendungan akibat overtopping
b R(+ahan +a/(na piping
Keruntuhan bendungan akibat piping dapat disimulasikan dengan menentukan eleasi sumbu dari pipingnya. Ini disimulasikan sebagai rekahan lubang /orifice0 berbentuk segi pan!ang.
Gaba/ '
Pola
rekahan
bendungan akibat piping
Inu) Da)a S*)9a/(:!//a
"nalisa keruntuhan Bendungan Benel dilakukan terhadap $ /dua0 kondisi, yaitu kondisi piping dan kondisi oertopping. "rtinya, Bendungan Benel akan disimulasikan mengalami keruntuhan bendungan akibat piping saat ban!ir PM, dan !uga akan disimulasikan mengalami keruntuhan akibat oertopping saat
ban!ir PM pula. al ini bertu!uan untuk mengantisipasi segala
kemungkinan bencana luar biasa yang mung8 kin ter!adi diluar kemampuan manusia. Input data
yang
digunakan
untuk men!alankan program BA)) D"MB("K untuk
mendapatkan hasil analisa keruntuhan bendungan antara lain : '. +engkung Kapasitas aduk +engkung kapasitas 9aduk diperlukan untuk mengetahui hubungan antara tinggi muka air dengan olume dan luas area permukaan genangan. Kapasitas bendungan atau 9aduk pada keadaan alamiah ditetapkan berdasarkan pengukuran topogra#i dengan kontur yang cukup teliti. $. Data teknis Bendungan Benel Data teknis bendungan diperoleh dari hasil laporan kegiatan studi tentang Bendungan Benel /Dehas, $%%40 : aduk : +uas daerah genangan /+0 : '&.=5 ha Kapasitas tampungan e#ekti# : ',&'6,%%% m7 Kapasitas tampungan bruto : ',4$7,%%% m7 Kapasitas tampungan mati
:
7%=,%%% m7
Bendungan : -ipe : 1rugan batu dengan inti leasi puncak bendungan : '2=.=% m -inggi bendungan
: 72.=% m
Pan!ang puncak bendungan : $''.%% m +ebar puncak bendungan
: 6.%% m
Kemiringan hulu : ' : $.= Kemiringan hilir : ' : $.% Pelimpah : -ipe
:
Pelimpah samping
leasi ambang :
'2'.=% m
Pan!ang ambang :
&%.%% m
Pan!ang total
$'&.25 m
:
?ambar 5. Peta )ituasi Bendungan 7. idrogra# ban!ir C PM hasil routing diatas pelimpah Bendungan Benel. 5. Bentuk geometri palung sungai daerah hilir bendungan yang dile9ati ban!ir akibat hancurnya bendungan didapatkan dari hasil pengukuran potongan melintang yang dilakukan di lapangan.
Gaba/ 5
Bentuk geometri palung
=. Koe#isien Kekasaran Manning nE Koe#isien manning nE untuk masing potongan melintang sepan!ang dile9ati ban!ir /Chow, 19980. Tab(l 1 Koe#isien Manning Material
Koefisien Manning
Beton Dasar tanah dengan pinggiran : - beton - batu mortar - rip rap Sungai alami : Bersih, beralur lurus Bersih, berkelok-kelok Dataran banjir Padang rumput, tanpa semak, rumput lebat Lahan panen Semak-semak padat Padat akan pohon
0.012 0.017 0.020 0.023 0.030 0.00 0.003 0.003 0.070 0.100
masing
Sumber : Chow, '446
Nilai koe#isien manning yang digunakan dalam perhitungan sungai -ukad "ya Barat dalam desain Bendungan Benel adalah n F %,%7 /terendah0, n F %,%= dan nF %,%2 /tertinggi0. &. Koe#isien Kontraksi dan kspansi. Koe#isien kontraksi dan koe#isien ekspansi digunakan pada perubahan8perubahan lebar saluran3palung sungai Tab(l '
Koe#isien Kontraksi dan kspansi
Sumber : Chow, '4=4
2. Koe#isien Debit Koe#isien debit untuk pelimpah berdasarkan hasil perhitungan hidrolika yaitu $,'=2. 8. nf!ow 1ntuk analisis kehancuran Bendungan Benel turut dipengaruhi debit in#lo9 yang masuk ke sungai -ukad "ya Barat Di "ownnstream sungai -ukad "ya Barat terdapat pertemuan dengan anak sungai -ukad Berangbang. "dapun debit suplesi sungai -ukad Berangbang 7
dari hasil perhitungan hidrologi adalah '5&.'% m 3det. 4. Parameter (ekahan +ebar rekahan yang ter!adi pada 9aktu bendungan mengalami keruntuhan, maupun 9aktu ter!adinya rekahan tersebut, ditetapkan sendiri dengan batasan8batasan tertentu /1serGs Manual Boss
Dambrk, '44'0.
pengamatan pada
Dimana batasan tersebut ditetapkan berdasarkan pengalaman dari
beberapa
bendungan
yang mengalami keruntuhan. Berdasar hal
tersebut diatas, maka untuk analisis ini parameter8parameter tersebut ditetapkan dengan cara coba8coba dengan batasan sebagai berikut :
'%. Data8data Data
dan
analisis
parameter
nilai8nilai
yang
penting
digunakan dalam analisa Keruntuhan Bendungan yang diambil
untuk
analisa
keruntuhan
bendungan Benel antara lain adalah :
E Kla,i*i+a,i Bahaya B(ndunan
Dasar
penentuan
Klasi#ikasi
Bahaya Bendungan mengacu pada keputusan Direktur
Jendral Pengairan Nomor : 453KP-)3"3'446 tanggal 7% Juli '446. Tab(l 5
Matrik Jumlah komulati# keluarga yang terkena bahaya dan klasi#ikasi bahaya $u 4 l ah K( l u a/1a
$a/a+ bai an h i l i / da/i b( n du n an ;+ 4 %8=
%8'%
%8
%$%87%
%8@7%
%
'
'
'
'
'
$%'
'8 $%' 8 =%%' 8 $%%%' 8
7
$
$
'
'
=%%%
5
5
7
7
$
$%%%%
=
5
5
7
7
$=%%%%
=
=
5
5
5
=
=
=
=
=
@$=%%%%
Sumber : Pe"oman #!asifi$asi %en"ungan, 1998
Keterangan
Klasi#ikasi Bahaya F ' bahaya rendah Klasi#ikasi Bahaya F $ bahaya sedang Klasi#ikasi Bahaya F 7 bahaya agak tinggi Klasi#ikasi Bahaya F 5 bahaya tinggi Klasi#ikasi Bahaya F = bahaya tinggi sekali METODE !ENEITIAN A Gaba/an +a,i S)udi
Kabupaten Jembrana terletak di sebelah barat Pulau Bali, secara geogra#is terletak pada 6H%4G7%GG 8 6H$6G%$GG +) dan ''5H$=G=7GG 8 ''5H=&G76GG B-. B Tahaan !(ny(l(,aian S)udi
)ecara garis besar tahapan penyelesaian studi ini adalah sebagai berikut : '. Pengumpulan data sekunder. $. Melakukan
analisa
hidrologi
untuk mendapatkan debit ban!ir C'%%% dan debit ban!ir
maksimum boleh !adi /PM3 Probab!e Ma&imum '!oo" 0 7. Melakukan analisa keruntuhan bendungan dalam berbagai alternati# tingkat kerusakan bendungan,
dengan
menggunakan
perangkat lunak / software0 program BA)) D"MB(K. 5. Menggunakan hasil dam break analysis untuk menyiapkan peta genangan di bagian hilir bendungan /akibat runtuhnya bendungan0. =. Pembuatan Klasi#ikasi Bahaya ()a*ar" #!asifi$asi0 berdasarkan pada Pedoman Penyiapan (encana -indak Darurat. &. Mengenali keadaan darurat dan membuat tahapan8tahapan kegiatan pencegahannya. 2. Menyiapkan rencana lokasi dan !alur pengungsian /eakuasi0. 6. Menyusun sistem mitigasi bencana ban!ir akibat keruntuhan bendungan yang memuat antara lain : 8
Identi#ikasi keadaan darurat
8
Kelembagaan
8
)arana dan prasarana keadaan darurat
8
Daerah akuasi
.ASI DAN !EMBA.ASAN
A Anali,a .id/li
Daerah !atuh
Benel pada
mempunyai
luasan
daerah
curah
hu!an rerata tahunannya adalah ==& mm3tahun, yang
pengaliran
$ sungai sebesar '6.7% km .
tahunan tersebut diperoleh dari data hu!an harian yang diperoleh dari stasiun pencatat hu!an di daerah pengaliran sungai tersebut, yaitu )tasiun u!an Dauh aru yang posisinya terletak di sebelah timur daerah pengaliran sungai Benel. Data pencatatan hu!an harian yang tersedia pada stasiun hu!an daerah tersebut adalah sebanyak '5 tahun data mulai dari tahun '446 sampai dengan tahun $%''. Dari data hu!an harian yang tersedia dipilih hu!an
maksimum harian tiap8tiap tahun dan digunakan sebagai dasar analisa untuk perencanaan debit ban!ir rancangan. 1ntuk analisa keruntuhan Bendungan Benel perlu dilakukan analisa debit maksimum boleh !adi Debit PM ini yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu
input
dalam proses running keruntuhan bendungan menggunakan program
D"MB(K.
B !(n(lu,u/an Ban-i/ (lalui !(liah ;Flood Routing)
Perhitungan penelusuran ban!ir mele9ati pelimpah didasarkan pada lengkung kapasitas 9aduk. Jadi terdapat suatu inf!ow dari ban!ir dengan kala ulang tertentu kemudian ditampung ke dalam 9aduk sehingga terdapat ouf!ow yang dilepaskan mele9ati pelimpah menu!u ke sungai. )edangkan eleasi muka air 9aduk maksimum tergantung dari dari dimensi dan tipe pelimpah. Pada prinsipnya penelusuran ban!ir pada 9aduk
berdasarkan
persamaan
kontinuitas sebagai berikut /)oemarto, '4440 :
C F debit yang keluar dari akhir bagian 7
meman!ang palung sungai /m 3det0 ) F besarnya tampungan / storage0 dalam bagian meman!ang palung sungai dt F periode penelusuran /detik, !am, hari0
2
.a,il
Running
!//a
DAMBRK
Berdasarkan tinggi ban!ir hasil analisa keruntuhan bendungan akibat overtopping maupun piping , diketahui bah9a eleasi muka air
ban!ir
daripada
akibat
piping
overtopping ,
lebih
tinggi
sehingga
akan
menyebabkan !umlah penduduk terkena resiko akibat piping akan lebih besar daripada overtopping . Dengan demikian tinggi ban!ir akibat piping ini yang akan digunakan untuk menyusun
peta genangan ban!ir. Debit
puncak ban!ir yang ter!adi yang menyebabkan ter!adinya keruntuhan bendungan adalah : a. Kondisi overtopping
: $66%,%
7
m 3det b. Kondisi piping 7
m 3det
D .a,il .a=a/d Kla,i*i+a,i
: 7&=6,%
Berdasarkan hasil analisa daerah genangan ban!ir maka diperoleh estimasi !umlah penduduk yang terkena resiko dampak ban!ir adalah
'$6'
KK.
Ditin!au
dari
!umlah penduduk
dan !arak daerah terkena resiko dari bendungan maka dapat disimpulkan bah9a Bendungan Benel termasuk kategori bendungan dengan -ingkat Klasi#ikasi Bahaya 7 atau Bahaya "gak -inggi. Tab(l > Jarak Daerah (esiko Ban!ir dari bendungan
E Si,)( E8a+ua,i )istem eakuasi ditentukan
berdasarkan hasil analisis dari 9aktu tiba ban!ir. )ebagai
gambaran, 9aktu tiba ban!ir di Desa Mekarsari -imur yang merupakan desa terdekat di hilir Bendungan Benel dengan !arak sekitar ' km adalah sekitar ' !am '6 menit, sementara pada Desa
tibanya
ban!ir
pada
lokasi terkena ban!ir masih dapat diman#aatkan untuk proses
pengungsian. Berikut ini disa!ikan tabel daerah terkena resiko ban!ir, 9aktu tiba ban!ir dan daerah eakuasi akibat keruntuhan bendungan :
Daerah eakuasi 9alaupun hanya bersi#at sementara, lokasi ini harus memenuhi syarat8 syarat kelayakan untuk dihuni. Daerah eakuasi ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: '. $. 7. 5. =. &. 2.
8
8 8 8 8
-erbebas dari genangan air3ban!ir. Desa terdekat . -idak menyeberang sungai. "da !alan menu!u pengungsian yang dapat dilalui kendaraan. -idak menu!u arah datangnya ban!ir. Kemudahan prasarana antara lain !alan masuk, air bersih, listrik dan M
& Si,)( Siaa B(ndunan
)alah satu upaya yang bisa dilakukan dalam mengantisipasi bencana khususnya akibat kegagalan bendungan adalah
menyiapkan suatu pedoman siaga ban!ir yang disesuaikan
dengan karakteristik bendungan. 1 Siaa B(ndunan III
Indikasi : 8
Pembacaan tekanan air pori pada alat pieometer
meningkat
secara
ta!am dari
biasanya. 8 +ereng hilir bendungan tampak basah karena !enuh air. 8 -er!adi kenaikan rembesan yang cukup besar dan ber9arna keruh.-indakan Pencegahan : 8 Memonitor secara intensi# instrumenbendungan. 8 Melakukan analisa pada kerusakan dan anomali yang ter!adi. 8 Melakukan perbaikan untukmenghambat kerusakan. 8 Menurunkan muka air 9aduk sampai diba9ah lokasi kerusakan atau di eleasi yang aman. Pemberitahuan dan Komunikasi : 8 Petugas bendungan melapor ke koordinator tindak darurat bendungan 8 Koordinator tindak darurat bendungan melapor ke pengelola bendungan 8 Dalam
keadaan
mendesak
apabila atasan langsung tidak berada di tempat, petugas dapat
langsung melapor ke tingkat atasan yang lebih tinggi ' Siaa B(ndunan II
Indikasi : 8 "ir rembesan bertambah keruh dan mulai memba9a butiran material. 8 -imbul mata air di hilir bendungan yang menandakan adanya bocoran baru. 8 -er!adi penurunan
mendadak
padatubuh bendungan.
8 -er!adi pusaran air di 9aduk. 8 "da rekahan erosi melalui tubuh bendungan, pondasi atau tumpuan 8 "da longsoran pada lereng bagian hulu atau hilir bendungan. 8 "da peningkatan tiba8tiba tinggi muka air sumur penduduk di sekitar 9aduk. -indakan Pencegahan : 8 Memonitor secara intensi# instrumen bendungan.
8 Melakukan perbaikan untuk menghambat la!u kerusakan. 8 Menurunkan muka air 9aduk sampai diba9ah lokasi kerusakan atau di eleasi yang aman. 8 Menempatkan karung pasir di daerah pusaran air untuk menutup lubang bocoran. 8 Mengisi rekahan dengan material. 8
Menstabilkan longsoran di lereng hilir dengan memperberat kaki bendungan dengan
tambahan urugan tanah, pecahan batu atau kerikil. Pemberitahuan dan Komunikasi : 8 Pengelola
bendungan
koordinasi dengan )atlak PBP.
8 )atlak PBP bersiaga penuh untuk persiapan eakuasi penduduk. 3 Siaa B(ndunan I
Indikasi : 8 "liran bocoran semakin besar dan tidak dapat diatasi3terkendali. 8 "liran bocoran semakin keruh dan terlihat !elas memba9a material. 8 (ekahan
akibat rembesan semakin membesar.
8 -er!adi penurunan yang sangat besar dan
tidak
merata
pada
tubuh bendungan.
8 Bendungan dinyatakan gagal #ungsi dan akan segera runtuh. -indakan Pencegahan : 8 -erus
berupaya
mengamankan bendungan dengan segera melakukan rehabilitasi atau
perbaikan. 8 -erus berupaya menurunkan muka air 9aduk dengan pompa8pompa air untuk mengurangi dampak bencana. Pemberitahuan dan Komunikasi : 8 Pengelola bendungan melaporkan ke Bupati Jembrana selaku Ketua )atlak PBP untuk segera melakukan eakuasi 8 Penduduk dieakuasi ke tempat yang telah ditentukan. G !(na+hi/an K(adaan Da/u/a)
Penentuan
pengakhiran
keadaan
darurat akibat dampak bencana, ditentukan
dengan
memperhatikan dua hal yaitu : '. Pengakhiran
Keadaan
bendunganmerupakan
Darurat tanggung
Pada
Bendungan
!a9ab
Pengelola
Pengakhiran Keadaan darurat
bagi
Bendungan
Pengelola Bendungan
hal
ini
Dalam
kasus
dalam
keadaan
darurat
oleh
Kondisi
keadaan
Bendungan,
oleh
darurat
di
karena
itu
Benel !uga harus dinyatakan oleh Balai ilayah )ungai Bali Penida.
yang disebabkan oleh bahaya ban!ir, harus ada
komunikasi atau berhubungan dengan pihak Badan Meteorologi dan ?eo#isika /BM?0 dan )tasiun Klimatologi untuk mendapat keterangan mengenai perkiraan keadaan cuaca Keadaan darurat pada bendungan dinyatakan berakhir, !ika bendungan
dan bangunan
penun!angnya sudah dilakukanperbaikan seperlunya, tidak ada lagi ge!ala bah9a air 9aduk akan berusaha keluar dalam !umlah yang cukup membahayakan, dan keadaan keseluruhan bendungan telah dinyatakan cukup aman oleh Balai Bendungan."pabila bendungan sudah dinyatakan aman, maka pengelola bendungan dalam hal iniadalah Kepala Balai ilayah )ungai Bali Penida harus memberitahu ke Bupati Jembrana bah9a keadaan darurat bendungan sudah berakhir atau sudah aman. $.
Pengakhiran Keadaan Darurat Di ilir Pengakhiran keadaan darurat di daerah hilir bendungan
dinyatakan oleh Bupati Jembrana. Keadaan di hilir sudah cukup layak untuk
ditempati kembali, !ika: a. "ir dari genangan 9aduk
sudah tidaklagi mengeluarkan air dalam !umlah yang
cukup besar atau membahayakan, dimana hal ini telah dinyatakan aman oleh Balai Bendungan melalui Balai ilayah )ungai Bali 8 Penida sebagai pihak Pengelola Bendungan. b. "ir yang menggenang didaerah tersebut telah surut dengan kedalaman diba9ah %,&% m, dan
telah
dilakukan
perbaikan
atau
pembersihan
membahayakan lagi untuk dihuni. Pengakhiran disepakati oleh Pihak Balai ilayah )ungai
Keadaan Bali
8
sehingga
sudah
Darurat
Penida
selaku
tidak
ini harus Pengelola
Bendungan, Bupati Jembrana selaku Pemerintah Kabupaten Jembrana, dan melibatkan Dinas In#ormasi dan Komunikasi Kabupaten Jembrana. Berita ini harus disiarkan secara resmi kepada masyarakat melalui media massa seperti radio, teleisi ataupun media cetak. KESIM!UAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : '. Berdasarkan
tinggi
ban!ir
hasil
analisiskeruntuhan bendungan akibat overtopping
maupun piping , diketahui bah9a eleasi muka air ban!ir akibat piping lebih tinggi daripada akibat overtopping , sehingga menyebabkan penduduk terkena resiko akibat piping akan lebih besar daripada overtopping . Dengan demikian tinggi ban!ir akibat piping ini yang akan
digunakan untuk menyusun peta genangan ban!ir. $.
"nalisa keruntuhan bendungan Benel yang ter!adi akibat piping dengan debit outf!ow 7
sebesar 7&=6,% m 3dt pada km. % /nol0. Klasi#ikasi
Bahaya
Bendungan
Benel
diperhitungkan berdasarkan pada !umlah penduduk secara kumulati# yang bermukim di bagian hilir bendungan
yang akan terkena bencana. stimasi !umlah penduduk terkena
resiko adalah sebesar '$6' KK, maka Bendungan Benel termasuk kategori bendungan dengan -ingkat Klasi#ikasi Bahaya 7 atau Bahaya "gak -inggi. )edangkan luas daerah ban!ir yang ter!adi pada hilir Bendungan Benel sesuai dengan sistem klasi#ikasi bahaya ban!ir yaitu pada DB III /kedalaman % %,&% m0 sebesar &&5.=%2 ha, pada DB II / kedalaman %,&% ',=% m0 sebesar '7%=.%=& ha dan pada DB I /kedalaman @ ',=% m0 sebesat $$77.227 ha. 7. Pengungsian
hanya
dilakukan
dengan alasan yang sangat
kuat karena
adanya
ancaman ban!ir akibat runtuhnya bendungan terutama terhadap Daerah Bahaya ' dan Daerah Bahaya . 5. )istem
mitigasi
bencana
ban!ir
yang direncanakan akibat keruntuhan Bendungan
Benel adalah sebagai berikut : a. )ebelum ter!adi bencana 8 Melakukan monitoring instrumentasi bendungan dan memeriksa bagian bendungan atau pondasi yang rusak. 8 Melakukan 8 )egera
analisis
melakukan
terhadap kerusakan dan anomali yang ter!adi.
perbaikan
atau rehabilitasi pada setiap bagian tubuh bendungan yang
kondisinya mengalami kerusakan. 8 Menentukan lokasi daerah eakuasi dan melakukan sosialisasi rencana daerah eakuasi terhadap masyarakat yang terkena dampak ban!ir. b. )aat ter!adi bencana 8)ebelum
mengungsi
ke
daerah eakuasi mematikan aliran listrik dalam rumah atau
menghubungi P+N untuk mematikan aliran listrik di 9ilayah yang terkena dampak ban!ir. 8Mengungsi ke lokasi daerah eakuasi yang telah ditentukan mengikuti !alur eakuasi yang sudah direncanakan. c. )etelah ter!adi bencana 8
)ecepatnya
membersihkan
rumah, terutama bagian lantai menggunakan antiseptik untuk
membunuh kuman. 8
Me9aspadai ter!angkitnya irus atau kuman yang menyebabkan ter!adinya 9abah penyakit
yang bisa sa!a ter!adi karena kondisi air yang tergenang selama beberapa 9aktu.
Berdasarkan disampaikan
kesimpulan beberapa
yang
saran
yang
telah dikemukakan
tersebut
diatas,
berikut
ini
terkait dengan studi ini antara lain :
'. Perlu dibangun sistem peramalan ban!ir dan peringatan
dini
/ '!oo"
+arning
an"
'orcasting Sstem0 untuk Bendungan Benel berupa pemasangan perangkat te!emetr warning sstem. Pembangunan telemetry 9arning system Bendungan Benel hendaknya dilengkapi dengan pemasangan perangkat -utomatic +ater eve! /ecor" /"+(0 di bagian hulu aliran dan melakukan perbaikan terhadap stasiun pengamat hu!an yang telah rusak. $. '!oo" +arning an" 'orecasting Sstem yang disarankan adalah suatu sistem yang dapat digunakan untuk meramal tentang 9aktu dan besarnya
muka air dan debit yang
akan ter!adi pada suatu titik pengamatan yang ter!angkau
di dalam sistem tersebut
sehingga dapat memberikan in#ormasi secara dini kepada masyarakat di daerah ra9an ban!ir. Pada dasarnya sistem ini terdiri dari $ /dua0 komponen utama yaitu komponen har"ware /perangkat keras0 dan komponen software /perangkat lunak0. DA&TAR !USTAKA "nonimous. '44'. User’s Manual Boss Damr! . 1)" : %oss Corporation
B(, )ri arto. '447. Analisis "idrologi .Jakarta : ?ramedia Pustaka 1tama Badan )tandarisasi Nasional. $%%5. Ta)a 2a/a !(/hi)unan $adi
D(nan
.u-an
Ma+,iu Bl(h
M()d( "ers#ield . /()NI -8%$8$%%50.
Pengairan
Nomor'%63KP-)3"3'446
-anggal
$$Desember
'446
Pedoman
Klasi#ikasiBahaya Bendungan Keputusan Direktur Jenderal Pengairan Nomor453KP-)3"3'446 -anggal 7% Juli '446Pedoman
Penyiapan Nomor
(encana
-indak DaruratKeputusan
%=3KP-)3'446
Direktur
Jenderal
%ene! "i #abupaten 0embrana. '444.
Daya"ir3
Maret$%%7 Pedoman Penyiapan (encana-indak Darurat.
P-. Dehas In#ramedia Karsa. $%%4. +aporanPendahuluan Dam
)oemarto,<.D.
)umber
"idrologi
*e!ni! .Jakarta : rlangga.
%rea$
-na!sis+a"u$