BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula tanggung jawab nya terhadap masyarakat sekitar. Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk memenangkan persaingan oleh karena itu, diharapkan manajer dapat menjalankan bisnis yang memenuhi syarat dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma masyarakat.
Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya.Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat memunculkan kesadararan baru tentang pentingnya melaksanakan apa yang kita kenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Pemahaman itu memberikan pedoman bahwa korporasi bukan lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja sehingga ter-alienasi atau mengasingkan diri dari lingkungan masyarakat di tempat mereka bekerja,melainkan sebuah entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya.
CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat tempatan. Secara teoretik, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para strategicstakeholdersnya, terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. CSR memandang perusahaan sebagai agen moral. Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah pengedepankan prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok masyarakat lainnya. Salah satu prinsip moral yang sering digunakan adalah goldenrules, yang mengajarkan agar seseorang atau suatu pihak memperlakukan orang lain sama seperti apa yang mereka ingin diperlakukan. Dengan begitu, perusahaan yang bekerja dengan mengedepankan prinsip moral dan etis akan memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
Apakah Corporate Social Responsibility ?
Apa saja pandangan Corporate Social Responsibility dan pembahasannya?
Apa saja bentuk-bentuk dari Corporate Social Responsibility ?
Apa dampak Corporate Social Responsibility bagi perusahaan?
Apa saja manfaat dari kegiatan Corporate Social Responsibility ?
Bagaimanakah perencanaan dalam membuat strategi Corporate Social Responsibility?
Bagaimanakah contoh implementasi kegiatan Corporate Social Responsibility perusahaan dan pembahasannya?
TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana peran dan bentuk penerapan Pancasila untuk sekarang ini dalam perusahaan di Indonesia. Adapun tujuan khusus dalam penulisan ini yaitu sebagai berikut:
Untuk mengetahui program CSR PT. Garuda Indonesia.
Untuk menambah wawasan penulis.
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Current Issue in Accounting and Auditing.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN DI INDONESIA
Pada bulan juli 2001 di Brussel Commission of The European Communities mempresentasikan makalah mengenai "Promoting a EuropeanFramework for Corporate Social Responsibility". Presentasi itu dengan maksud agar adanya perilaku tanggung jawab perusahaan pada keberlanjutan lingkungan dan kesusksesan dalam bisnis. Dalam prsesentasi tersebut dikatakan secara garis besar bahwa jika perusahaan berhasil dalam memanajemen perubahan dalam tanggung jawab social, maka itu akan memiliki pengaruh positif pada level makro ekonomi. Negara-negara yang tergabung dalam Commission of The European Communities bersepakat untuk melakukan keberlangsungan perusahaan dan lingkungan dengan melakukan tanggung jawab social. Dalam kerangka berpikir seperti itu maka Negara-negara di Eropa melakukan suatu strategi dalam melakukan Corporate Social Responbility (CSR), guna keberlangsungan perusahaan dan social.
Lalu bagaimana dengan Indonesia apakah CSR telah menjadi topic menarik bagi perusahaan-perusahaan bisnis di Indonesia? Corporate Social Responsibility (CSR) tengah menjadi trend diberbagai negara, termasuk Indonesia. Pada mulanya Corporate Social Responsibility diterapkan oleh TNC-TNC (Trans National Corporation) yang ada di Indonesia dan kemudian diikuti oleh perusahaan-perusahaan domestik. Salah satu perusahaan yang mengklaim telah melakukan CSR adalah PT. Freeport Indonesia dengan cara mengembangkan program Community Development antara lain menyediakan layanan medis bagi masyarakat papua melalui pendirian klinik-klinik kesehatan dan Rumah Sakit modern di Banti dan Timika, memberikan bantuan dana pendidikan bagi pelajar papua serta melakukan program pengembangan wirausaha di Komoro dan Timika. Selain PT. Freeport, banyak perusahaan di Indonesia yang mengembangkan konsep Community Development beberapa diantaranya adalah Pertamina, PT. HM Sampoerna, PT Coca-Cola Botling Indonesia.
Pertamina terlibat dalam aktifitas pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat terutama bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan seperti memberikan beasiswa dari SD sampai dengan S2, pembinaan posyandu serta melakukan program kali bersih dan penghijauan. Sedangkan PT. HM Sampoerna menyediakan beasiswa untuk berbagai jenjang pendidikan, mensponsori kegiatan konservasi dan pendidikan lingkungan. Lalu pada PT. Coca-Cola Botling Indonesia mendirikan Coca-Cola Foundation yang melakukan berbagai aktifitas dibidang pendidikan, bantuan infrastruktur masyarakat, kebudayaan, kepemudaan, kesehatan, pengembangan UKM dan pemberian bantuan bagi korban bencana alam. Namun CSR tidak bisa disederhanakan sebagai sekedar Community Development, CSR merupakan kegiatan yang berkesinambungan dan bukan hanya aksi karikatif yang dimaksudkan untuk menghindari tekanan dari pihak lain misalnya masyarakat ataupun sebagai alat untuk membentuk citra baik perusahaan. CSR merupakan suatu bentuk tanggungjawab moral, yang lepas dari kepentingan bisnis perusahaan. Keadaan tersebut menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia belum sungguh-sungguh melaksanakan CSR.
2.2 PANDANGAN TENTANG CSR
Terdapat 2 pandangan mengenai CSR, yakni pandangan klasik dan pandangan social ekonomi.
Pandangan Klasik
Menurut Milton Friedman bahwa hanya ada satu tanggung jawab social dalam bisnis, yakni menggunakan sumber daya dan terlibat dalam aktivitas untuk meningkatkan keuntungan sepanjang hal itu sesuai dengan aturan permainan persaingan terbuka dan bebas tanpa tekanan datau ketakutan (Cannon:1998). Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Robbuns (1999), yang menyatakan bahwa pemakaian sumber-sumber daya untuk kebaikkan social dapat merugikan perusahaan. Robbins melihat dari sisi ekonomi mikro, dimana biaya yang dikeluarkan untuk kebaikkan (social) dibebankan kepada konsumen, dan jika perusahaan yang menaggulanginya, maka perusahaan akan mengalami rendahnya laju keuntungan perusahaan. Pada pandangan ini lebih ditekankan untuk CSR diberlakukan bagi lingkungan internal (pemegang saham, karyawan , dan lainnya) perusahaan dalam pencapaian keuntungan yang besar.
Pandangan Sosial Ekonomi
Seiring dengan perubahan waktu, maka harapan masyarakat terhadap bisnis pun mengalami perubahan. Perusahaan bukan saja hanya bertanggung jawab terhadap Shareholders, namun juga memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat yang lebih luas untuk keberlangsungan hidp perusahaan, karena dengan begitu maka perusahaan dapat beroperasi dalam jangka yang panjang (Robins:1999). Pandangan social ekonomi melihat kekurangan dari pandangan klasik, adalah kurang melihatnya keberlangsungan jangka panjang perusahaan. Dalam hal ini perlu dilihatnya memaksimalkan laba jangka panjang, untuk itu perusahaan perlu melibatkan diri secara aktif dalam memperbaiki masyarakat disekitarnya, misalnya pemberian sumbangan amal pada organisasi-organisasi yang ada.
Selain dari ke-2 pandangan diatas, juga bermunculan berbagai argument lainnya yang mendukung keberadaan CSR, seperti :
Perusahaan perlu untuk melakukan konsep tanggungjawab social karena keberadaannya ditengah-tengah masyarakat (Budiman:2003)
Organisasi bisnis pada umumnya, maupun para pemimpin perusahaan merupakan anggota masyarakat, yang juga memiliki kewajiban tanggung jawab moral terhadap masyarakat dalam kaitan dengan perusahaan, maka perusahaan mempunyai tanggungjawab dan kewajiban social-moral kepada masyarakat karena akan mendukung dalam pengoperasian perusahaan (Keraf:1991)
2.3 BENTUK-BENTUK CSR
Menurut Tjoger dan kawan-kawan (2003:147) terdapat 2 bentuk langsung dari tanggungjawab perusahaan, yakni tanggungjawab ekonomi dan tanggungjawab hukum.
a. Tanggungjawab ekonomi perusahaan, yakni modal yang ditanamkan dalam perusahaan harus dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan tanggungjawab eknomi dari perusahaan yang berakitan erat dengan aspek social, dimana aktivitas bisnis perusahaan akan mewarnai aktivitas perekonomian basional, misalkan bantuan ekonomi lemah, biaya pendidikan dan lainnya. Hal ini akan berdampak pada peningkatan citra perusahaan, serta perasaan simpat masyarakat, terutama didalamnya konsumen.
b. Tanggungjawab hukum, disini perusahaan harus memperhatikan operasinya berdampak negative terhadap masayrakat atau tidak, seperti pensemaran lingkunga, membahayakan pemakai/ konsumen yang dapat merugikan masayrakat. Perusahaan sebagai suatu badan hukum harus menjalankan aktivitasnya dengan mematuhi norma-norma hukum yang ada, mulai dari system perekrutan karyawan, tidak melakukan KKN, hingga perhatian pda lingkungan sekitar yang sesuai dengan aturan hukum. Bentuk kepatuhan terhadap hukum dan aturan tersebut, merupakan bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap masyarakat maupun pemerintah.
2.4 DAMPAK PRAKTEK CSR BAGI PERUSAHAAN
Kegiatan CSR memiliki dampak positif terhadap keberlangsungan perusahaan. CSR mampu menciptakan laba jangka panjang bagi perusahaan, dapat sebagai sarana peningkatan citra (Brand image) perusahaan, dapat meningkatkan kinerja financial dan akses ke modal. CSR akan membantu peningkatan penjualan produk; meranik dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas; meningkatkan pengambilan keputuasn pada hal-hal yang kritis dan mengelolah resiko. Untuk itu CSR menjadi suatu strategi bisnis yang dapat diterima (Post dkk:1999). Selain dari pada itu CSR mampu memberikan dampak yang positif bagi lingkungan masyarakat dalam membantu menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat, seperti: pendidikan, ekonomi, pembangunan, lingkungan dan persoalan lainnya.
2.5 MANFAAT CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
Tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaan perusahaan disebuah lingkungan masyarakat mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengambil inisiatif dalam hal tanggung jawab sosial. Pada dasarnya tanggung jawab sosial akan memberikan manfaat dalam jangka panjang bagi semua pihak yang dalam hali ini:
2.5.1 Manfaat bagi Perusahaan
Perusahaan (organisasi bisnis) memang harus melangsungkan kegiatan bisnis yang menguntungkan agar dapat terus menjaga kelangsungan usahanya. Dalam bahasa yang sederhana, perusahaan haruslah mempunyai pendapatan yang lebih besar dari biaya operasionalnya. Untuk dapat menarik investasi, perusahaan haruslah dapat menghasilkan tingkat pengembalian terhadap modal pemegang saham (return on shareholder's equity) yang lebih baik dibandingkan dengan jika investor menempatkan uangnya sebagai deposito di bank. Dengan kata lain, investor harus bisa memperoleh insentif keuangan untuk menghadapi resiko usaha yang ada; jika tidak, mereka akan lebih suka menempatkan uangnya di sebuah bank atau membeli surat berharga berisko rendah yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Jika sebuah perusahaan dapat memiliki sejarah prestasi keuangan yang baik, maka hal ini akan merupakan indikator yang akan dilihat oleh para pemodal. Pemodal akan memberikan kepercayaan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki sejarah keuangan yang menguntungkan. Kepercayaan semacam ini akan dapat memberikan kemudahan dalam mendapatkan modal baru, dibandingkan dengan melakukan peminjaman di bank atau dengan menerbitkan saham di pasar modal. Jika perusahaan tidak memiliki riwayat usaha yang menguntungkan di masa lalu dan tidak mampu menunjukkan potensi keuntungan di masa depan, maka perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal. Hal ini akan secara signifikan melemahkan posisi perusahaan untuk bertahan secara kompetitif dalam jangka panjang.
Bagi perusahaan yang sahamnya diperdagangkan kepada publik, keuntungan perusahaan biasanya tercermin pada harga saham. Indikasi harga saham ini tidak sekedar memberikan benefit kepada pemegang saham dalam jangka pendek, tetapi juga memungkinkan pemegang saham membeli saham perusahaan lainnya dengan dari keuntungan saham yang dimilikinya. lebih lanjut, harga saham yang tinggi akan merupakan "pertahanan" yang kuat terhadap kemungkinan hostile-takeover, atau juga dapat merupakan alat negosiasi yang kuat. Pada perusahaan publik maupun non publik, retained earning (laba ditahan) merupakan sumber dana yang penting untuk investasi baru.
Singkat kata, profitabilitas tidak sekedar merupakan "hasil", tetapi juga dapat merupakan "sumber daya" dari kekuatan kompetitif perusahaan. Profitabilitas membuat perusahaan memiliki kemampuan untuk memperbaiki posisi kompetitifnya untuk mencapai tujuan dari keberadaan perusahaan.
Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan tanggung jawab perusahaan adalah munculnya citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan dilingkungannya. Kegiatan perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang posistif bagi masyarakat sekaligus membantu perekonomian masyarakat. Akibatnya, perusahaan justru akan memperoleh tanggapan yang posistif setiap kali akan menawrkan sesuatu kepada masyarakat. Masyaakat juga akan menganggap perusahaan tersebut membawa kebaikan bagi masyarakat.
2.5.2 Manfaat bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan adalah sangatlah jelas. Masyarakat juga akan mendapatkan pendangan baru mengenai hubungan perusahaan dan masyarakat yang barang kali selama ini hanya sekedar dipahami sebagai hubungan produsen konsumen, atau hubungan antara hubungan penjual dan pembeli saja. Hubungan masyarakat dan dunia bisnis tidak lagi dipaahmi sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi, tatapi hubungan kemitraan dalam membangun masyarakat lingkungan yang lebih baik. Tidak hanya disektor perekonomian, tetapi juga dalam sektor sosial, pembangunan dan lain-lain.
2.5.3 Manfaat bagi Pemerintah
Manfaat bagi pemerintah dengan adanya tanggung jawab sosial dari perusahaan juga sangatlah jelas. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat kearah yang lebih baik akan mendapatkan patner dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapat dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.
2.6 AKTIVITAS UTAMA CSR
Pelaksanaan kegiatan CSR memiliki beragam jenis kegiatan utama dalam mengimplimentasikan nilai-nilai tanggung jawab sosial perusahaan. Kotler dan Lee (2005) mendeskripsikan beberapa kegiatan utama dalam CSR dengan istilah corporate social initiatives yang menggambarkan beberapa kegiatan utama dalam CSR yang dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan sosial dan menjalankan nilai-nilai tanggung jawab sosial perusahaan (dalam Ismail Solihin, 2008).
Corporate Social Initiative terbagi menjadi 6 kegiatan utama yaitu:
Cause Promotion
Kelompok kegiatan cause promotion mencerminkan suatu usaha perusahaan menyediakan dana, kontribusi sumber daya untuk meningkatkan kesadaran, perhatian dan kepedulian terhadap masalah-masalah sosial untuk mendukung penggalangan dana, partisipasi, atau rekruitmen sukarela. Dalam hal ini, perusahaan dapat melakukan kegiatannya sendiri, bekerja sama dengan sebuah perusahaan atau organisasi lain sebagai partner utama, ataupun bertindak sebagai salah satu sponsor kegiatan sosial.
Cause-Related Marketing
Sebuah perusahaan berkomitmen untuk menyumbangkan atau mendonasikan beberapa persen dari keuntungannya untuk permasalahan sosial yang spesifik berdasarkan penjualan produk. Umumnya kegiatan ini dilakukan pada periode waktu tertentu, pada produk tertentu, dan untuk kegiatan sosial tertentu. Pada kelompok kegiatan ini, perusahaan biasanya bekerja sama dengan organisasi non-profit, menciptakan hubungan saling menguntungkan baik untuk meningkatkan dukungan finansial terhadap kegiatan sosial maupun untuk meningkatkan penjualan produk.
Corporate Social Marketing
Sebuah perusahaan mendukung pengembangan atau pelaksanaan kampanye perubahan perilaku masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan umum, kesehatan masyarakat, lingkungan, ataupun komunitas luas. Corporate Social Marketing berfokus pada perubahan perilaku masyarakat sekaligus membedakannya dengan Cause Promotion yang berfokus pada penciptaan kesadaran sosial, dukungan dana dan perekrutan sukarela untuk kegiatan sosial. Perusahaan dapat melaksanakan kegiatannya secara sendiri, namun pada umumnya bekerja sama dengan organisasi sosial atau non-profit.
Corporate Philanthropy
Kelompok kegiatan ini merupakan bentuk kegiatan kegiatan CSR yang paling tradisional. Perusahaan melakukan kegiatan kontribusi secara langsung untuk kegiatan amal dalam bentuk donasi, hibah tunai, ataupun bentuk pelayanan untuk permasalahan sosial tertentu.
Community Volunteering
Sebuah perusahaan mendukung dan meminta para karyawannya, partner bisnis, dan atau anggota franchise-nya untuk menyumbangkan waktu, tenaga, dan atau uang mereka untuk mendukung organisasi sosial dan kegiatan sosial. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh perusahaan secara sendiri, atau bekerja sama dengan organisasi non-profit.
Socially Responsible Business Practices.
Sebuah perusahaan yang melakukan praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial berarti perusahaan tersebut mengadopsi kegiatan bisnis dan investasi yang mendukung kegiatan sosial untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan melindungi lingkungan hidup. Kegiatan ini umumnya dilakukan secara sendiri oleh perusahaan, namun juga dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan organisasi atau pihak lainnya.
2.7 PERENCANAAN STRATEGI CSR
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikemukakan oleh Kreitner (1992) dalam melakukan tanggung jawab sosial di antaranya adalah:
2.7.1. Strategi Reaktif (Reactive Social Responsibility Strategy)
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial. Contohnya, perusahaan tembakau di masa lalu cenderung untuk menghindarkan diri dari isu yang menghubungkan antara konsumsi rokok dengan peluang terjadinya penyakit kanker. Akan tetapi, dikarenakan adanya peraturan pemerintah untuk mencantumkan bahaya rokok dalam setiap iklan, maka hal tersbut dilakukan oleh perusahaan rokok.
2.7.2 Strategi Defensif (Defensive Social Responsibility Strategy)
Strategi defensive dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hokum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial. Perusahaan yang menghindarkan diri dari tanggung jawab penanganan limbah bisa saja berargumen melalui pengacara yang disewanya untuk mempertahankan diri dari tuntutan hokum dengan berargumen bahwa tidak hanya perusahaannya saja yang membuang limbah kesungai ketika dilokasi perusahaan tersebut beroperasi, terdapat juga perusahaan lain yang beroperasi.
2.7.3 Strategi Akomodatif (Accomodative Social Responsibility Strategy)
Beberapa perusahaan memberikan tanggung jawab sosial berupa pelayanan kesehatan, kebersihan, dan lain sebagainya, bukan dikarenakan perusahaan menyadari perlunya tanggung jawab sosial, namun dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut. Contohnya, perusahaan-perusahaan besar pada orde baru dituntut untuk memberikan pinjaman kredit lunak kepada para pengusaha kecil, bukan disebabkan karena adanya kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai langkah akomodatif yang diambil setelah pemerintah menuntut para korporat untuk lebih memperhatikan para pengusaha kecil.
2.7.4 Strategi Proaktif (Proaktive Social Responsibility Strategy)
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi proaktif dalam tanggung jawab sosial memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika Stakeholders terpuaskan, maka citra posistif terhadap perusahaan akan terbangun. Dalam jangka panjang perusahaan akan diterima oleh masyarakat dan perusahaan tidak akan kawatir akan kehilangan pelanggan, justru akan berpotensi untuk menambah jumlah pelanggan akibat citra positif yang disandangnya. Langkah yang dapat diambil oleh perusahaan adalah dengan mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial, misalnya dengan membuat kegiatan khusus penanganan limbah, keterlibatan dalam setiap kegiatan sosial dilingkungan masyarakat, atau dengan memberikan pelatihan-pelatihan terhadap masyarakat dilingkungan sekitar perusahaan.
2.8 TAHAP IMPLEMENTASI CSR
Dalam menjalankan aktivitas CSR tidak ada standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik. Setiap perusahaan memiliki karakteristik dan situasi yang unik yang berpengaruh terhadap bagaimana mereka memandang tanggung jawab sosial. Dan setiap perusahaan memiliki kondisi yang beragam dalam hal kesadaran akan berbagai isu berkaitan dengan CSR serta seberapa banyak hal yang telah dilakukan dalam mengimplementasikan pendekatan CSR.
Implementasi CSR yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan sangat bergantung kepada misi, budaya, lingkungan dan profil resiko, serta kondisi operasional masing-masing perusahaan. Banyak perusahaan yang telah melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pelanggan, karyawan, komunitas dan lingkungan sekitar, yang merupakan titik awal yang sangat baik menuju pendekatan CSR yang lebih luas. Pelaksanaan CSR dapat dilaksanakan menurut prioritas yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun tahapan-tahapan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam implementasi CSR antara lain:
Tahapan perencanaan
Perencanaan terdiri dari 3 (tiga) langkah utama yakni:
Awareness building
Merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya arti CSR dan komitmen manajemen. Upaya ini dilakukan melalui seminar, lokarya, diskusi dan lain sebagainya.
CSR assessement
Merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif.
CSR manual building
Merupakan pedoman implementasi dari hasil assesment yang telah dilakukan. Upaya yang mesti dilakukan antara lain melalui benchmarking (mempelajari program CSR dari perusahaan lain yang dinilai lebih sukses dalam implementasi program ini), menggali dari referensi atau bagi perusahaan yang menginginkan langkah instan, penyusunan manual ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan, pedoman dan panduan dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan.
Tahapan implementasi
Tahapan implementasi ini terdiri dari 3 (tiga) langkah utama yaitu:
Sosialisasi
Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan implementasi CSR khususnya mengenai pedoman penerapan CSR dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan penuh seluruh komponen perusahaan
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan pedoman CSR yang ada, berdasarkan roadmap yang telah disusun.
Internalisasi
Internalisasi adalah tahap jangka panjang mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di dalam seluruh proses bisnis perusahaan seperti melalui sistem manajemen kinerja.
Tahapan evaluasi
Tahapan evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR. Evaluasi dilakukan dengan pengambilan keputusan selanjutnya. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan meminta pihak independen untuk melakukan audit implementasi atas praktik CSR yang telah dilakukan.
Tahapan pelaporan
Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Oleh karena itu selain berfungsi untuk keperluan shareholder juga untuk stakeholder yang memerlukan informasi tersebut.
Perusahaan bebas menentukan bentuk atau format reporting yang dibuatnya karena memang belum ada standar baku yang diberlakukan. Di tingkat global pada bulan September 2004, ISO (International Organization for standardization) sebagai induk organisasi internasional, berinisiatif mengundang berbagai pihak untuk membentuk tim (working group) yang merintis lahirnya panduan standarisasi untuk tanggung jawab sosial perusahaan yang diberi nama ISO 26000 : Guidance standard on social responsibility.
BAB III
CONTOH KEGIATAN CSR AQUA DANONE
3.1 SEKILAS TENTANG AQUA
Aqua adalah sebuah air merek dalam kemasan (AMDK) yang lahir atas gagasan almarhum Tirto Utomo (1990-1994),dan diproduksi oleh PT Aqua Golden Mississipi. PT Danone Aqua Tbk adalah pelopor industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Asia tenggara, salah satunya Indonesia. Berdiri pada tanggal 23 februari 1973 dan mulai mematenkan kemudian memasarkan produknya dengan merek Aqua pada oktober 1974. Sejak tahun 1987 Aqua telah memasuki pasar regional (Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Maladewa, Australia, New Zealand, Hong Kong, Filipina, Vietnam). Di Indonesia sendiri Aqua telah memiliki 3 pabrik yang masing masing berlokasi di Bekasi, Citeureup Bogor dan Mekarsari Sukabumi.
Pimpinan Danone Aqua Parmaningsih Hadinegoro mengatakan, Aqua telah hadir di Indonesia selama 40 tahun dan sejak awal kami membawa misi untuk menyediakan air minum dalam kemasan yang sehat dan aman bagi seluruh lapisan masyarakat dengan memegang teguh komitmen tanggung jawab sosial berkelanjutan.
Aqua memiliki standart operasional yang tinggi yakni bahan baku air digunakan berasal dari sumber mata air pegunungan yang mengandung mineral mineral penting dan seimbang. Setiap tetes Aqua melalui proses 27 langkah tepat sistem Hydro pro untuk menjamin kemurniannya. Selain itu Aqua juga memperhatikan dalam aspek teknologi kemasan dan tentunya pelayanan konsumen.
Aqua adalah perusahaan yang mengutamakan kesterilan dan kehigienisan, terbukti ia memiliki laboratorium modern untuk menguji produknya dan staf peneliti yang tinggal didalam perusahaan, ahli mikrobiologi dan ahli kimia. Selain itu untuk memenuhi standart air kemasan, Aqua telah diakui oleh PBB, badan pengawas makanan dan obat obatan Amerika, agen perlindungan lingkungan amerika dan asosiasi air kemasan internasional.
3.2 Corporate Social Responsibility (CSR) AQUA
Mengingat Aqua adalah perusahaan yang telah melayani masyarakat selama 40 tahun, Aqua juga menggunakan sumber daya alam yakni sumber air bersih, oleh karena itu untuk menjaga kesinambungan serta keseimbangan penggunaan sumber daya agar tetap terjaga dan manfaatnya bagi masyarakat luas dan menciptakan pertumbuhan sumber daya yang berkelanjutan. Oleh karena itu dirasa penting Aqua melakukan kegiatan CSR, dalam rangka sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab sosial perusahaan dengan menerapkan kegiatan berbasis masyarakat dalam menjalankan programnya. Kampanye yang telah dimulai sejak tahun 2007 ini juga adalah sebuah kampanye berkelanjutan mengenai kebaikan alam (Goodness of nature).
3.2.1 Aqua House Service (AHS), CSR Libatkan 2000 Ibu
Lebih dari 2.000 ibu rumah tangga mendapatkan penghasilan melalui Aqua House Service (AHS), sebuah program corporate social responsibility (CSR) dari Aqua Danone.
Apa itu AHS? Program ini pertama kali dicetuskan oleh PT Tirta Investama sebagai principal produk Aqua Danone sekitar dua tahun lalu. Ditujukan bagi para ibu rumah tangga (IRT) yang ingin menambah penghasilan keluarga tanpa meninggalkan rumah.
Kaum perempuan merupakan faktor penentu generasi muda, untuk bisa menerapkan pola hidup sehat, khususnya di lingkungan keluarga. Padahal, mereka memiliki banyak waktu dan peluang sambilan yang menghasilkan, tanpa meninggalkan rumah, di saat putra-putrinya sekolah dan suaminya bekerja. Untuk itu, PT Aqua Golden Mississippi (AQUA), akan fokus memberdayakan kaum perempuan, melalui Aqua Home Service (AHS). Aqua menawarkan bagi kaum perempuan, agar bisa menghasilkan tanpa meninggalkan rumah, sekaligus mengerti tentang pentingnya kesehatan.
Presiden Direktur PT Aqua Golden Mississippi, Parmaningsih N. H, mengatakan, Aqua Home Service menjawab peluang bagi kaum perempuan, untuk bisa bekerja tanpa keluar rumah. Peluang itu dilakukan hanya dengan memanfaatkan lahan rumah, agar bisa menjadi tempat penyimpanan Aqua galon, yang sangat dibutuhkan perumahan. Mereka bisa menjual aqua galon dan melakukan edukasi pola hidup sehat.
Menurutnya, selain keuntungan karena menjual aqua galon di lingkungan perumahan, para ibu rumah tangga, akan bisa mensosialisasikan tentang bagaimana menerapkan hidup sehat. Hal itu dilakukan, baik dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya air minum yang sehat, juga memberikan pemahaman apa saja keunggulan aqua. Agar tidak mematikan para agen, AHS harus memenuhi ketentuan, diantaranya di lingkungan perumahan perkotaan, tidak ada agen dan kekurangan penjual aqua galon.
Parmaningsih mengatakan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan 2 tahun lalu, menyebutkan bahwa siswa-siswi sekolah di Jakarta mengalami dehidrasi ringan, karena kurang minum air. Hal itu akan berakibat anak sekolah akan mengalami kelambatan dalam berfikir dan bagi siswi sekolah akan sulit mengendalikan emosi.
Ia mengaku, Aqua Home Service telah digelar sejak 2 tahun lalu, dimana saat ini lebih dari 2 ribu ibu rumah tangga merasakan penghasilan tambahan. Nantinya, program itu akan dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia, dengan memberikan kesempatan yang sama bagi kaum perempuan. Lantas bagaimana caranya? Anda cukup menghubungi "AQUA Menyapa" di www.aqua.com, untuk bisa memulai bisnis tersebut. Teknis dari program ini adalah mendaftar melalui Call Center Aqua Menyapa 0807-15-88888. Kemudian akan dilakukan survey apakah IRT tersebut memiliki ruang yang cukup untuk menyimpan stock Aqua dan membuka outlet.
Kemudian fasilitas yang akan diperoleh untuk AHS, antara lain papan nama outlet AHS, rompi pengirim untuk delivery boy, poster frame, rak khusus galon yang ditempatkan di sepeda motor dan wall painting outlet.Selain itu, IRT tersebut juga akan mendapat bantuan biaya untuk mensosialisasikan eksistensi outlet AHS ke 500 rumah/responden. Mendapatkan pelatihan program direct to consumer dan pelatihan komputer beserta sistem penjualan. Sementara itu, untuk menjadikan IRT pemilik outlet AHS sebagai duta pola hidup sehat, pihak manajemen Aqua akan langsung datang memberikan edukasi tentang pola hidup sehat.
Selain menjual produk-produk Aqua, perusahaan juga menularkan edukasi mengenai pola hidup sehat. Tugas mereka selanjutnya adalah menularkan ke masyarakat sekelilingnya. Jadi, selain mereka bisa mendapatkan tambahan untuk keluarga, mereka juga bisa menjadi duta hidup sehat bagi lingkungan sekitar.
Pihak Aqua Danone menolak jika dikatakan program AHS ini merupakan bagian dari strategi marketing dan memilih memasukkan program ini ke dalam CSR mereka. Sebab AHS lebih menekankan kepada pemberdayaan perempuan dan edukasinya. Jadi lebih masuk ke kegiatan CSR kami.
Di usia 40 tahun, Aqua akan berkomitmen untuk selalu memberikan kontribusi sosial dan ekonomi. Melalui Aqua Lestari sebagai inisiatif CSR yang berkelanjutan, dengan memberikan program pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di 16 daerah wilayah operasi. Dari wilayah hulu dengan pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi, kemudian pengembangan ekonomi dan derajat kesehatan masyarakat, serta pengembangan sisi hilir seperti edukasi dalam pengelolaan sampah. Semua inisiatif tersebut dilakukan dan dikembangkan untuk memastikan ketersediaan kuantitas dan kualitas air untuk kesejahteraan para penerima manfaat.
Empat Pilar CSR
Untuk program-program CSR perseroan, Parmaningsih menjelaskan, Aqua Danone sejak 2006 mengandalkan "Aqua Lestari". "Aqua Lestari merupakan inisiatif Aqua untuk keberlanjutan bisnis dan lingkungan serta kemajuan sosial yang merujuk pada Danone Way dan ISO 26000," ujar Parmaningsih.
Jika dijabarkan, program Aqua Lestari meliputi empat pilar kegiatan CSR, yaitu pelestarian air dan lingkungan, praktik perusahaan ramah lingkungan, pengelolaan distribusi produk, serta pelibatan dan pemberdayaan masyarakat. Ke-4 program tersebut terdiri dari berbagai program sosial dan lingkungan di hulu, dimana sumber air Aqua berada, hingga wilayah hilir.
Kegiatan CSR pelestarian air dan lingkungan melalui konservasi wilayah hulu dengan menanam pohon di sekitar pabrik (sumber air), pembuatan biopori dan sumur resapan, serta menginisiasi program kali bersih di daerah permukiman. Juga ada program pertanian berkelanjutan dilakukan di area pertanian untuk mengurangi perilaku penggunaan pupuk dan pestisida kimia.
Hal menarik lainnya dalam program CSR Aqua adalah pengelolaan distribusi produk dengan melakukan terobosan menjalin kerjasama (MoU) dengan PT. Kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk mengangkut produk dari Sukabumi ke Jakarta. Tujuan kerjasama ini adalah untu efektivitas distribusi. Melalui model transportasi alternatif ini (KA) tentu saja memiliki dampak positif terhadap persoalan ancaman kelangkaan BBM dimasa mendatang..
Terhadap perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca, inovasi yang dilakukan Aqua adalah meningkatkan kinerja operasional. Untuk mencapai target penurunan emisi, beberapa inisiatif yang dilakukan yaitu mengurangi berat dari material kemasan dan melakukan penghematan tingkat konsumsi listrik per 1.000 liter produk. Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya merancang ulang proses untuk penghematan listrik, konservasi dan mengganti peralatan secara berkala serta mendorong perubahan perilaku individu.
Sebuah kegiatan dikatakan termasuk CSR jika memiliki ciri ;
Identifikasi yakni Aqua harus bisa memprioritaskan kegiatan tersebut untuk orang orang yang benar benar membutuhkan (needs) dibanding mementingkan keinginan (wants), disini Aqua berprioritas untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk perempuan Indonesia, hal ini menunjukan bahwa disamping Aqua adalah sebuah perusahaan besar yang juga memiliki komitmen terhadap masyarakat dengan memberikan kontribusi yakni melakukan kegiatan untuk memberi peluang usaha bagi perempuan Indonesia.
Continuity yakni kegiatan yang bersifat terus menerus atau berkesinambungan. Hal ini dikarenakan untuk dapat membantu perempuan dalam mengembangkan usaha dan kesejahteraan mereka untuk jangka waktu yang panjang, Kegiatan Aqua ini bertajuk AHS (Aqua Home Service) yang memungkinkan perempuan Indonesia mengembangkan usaha mereka.
Empowering yakni kegiatan yang dilakukan menekankan pada aktivitas tersebut dilakukan oleh masyarakat yang bersangkutan. Yakni Aqua memberikan penyuluhan penyuluhan kesehatan untuk membekali masyarakat khususnya perempuan Indonesia dalam pengelolaan dan pengembangan usaha.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Corporate Social Responsibility merupakan suatu elemen penting dalam kerangka keberlanjutan usaha suatu industri dan perkembangan bisnis. CSR merupakan sebuah konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial dengan selaras.
CSR yang baik adalah CSR yang dilaksanakan secara berkelanjutan oleh perusahaan, bukan hanya sekedar mengejar keuntungan jangka pendek. Melalui pelaksanaan CSR perusahaan mengalokasikan dana yang merupakan bagian dari keuntungan mereka dalam upaya mensejahterakan masyarakat dan turut serta dalam pelestarian lingkungan.
Pelaksanaan CSR ini tentu saja memiliki berbagai manfaat tidak hanya untuk target sasaran tetapi juga bagi perusahaan itu sendiri. Melalui CSR, perusahaan menunjukkan kepedulian mereka yang secara tidak langsung dapat pula menarik perhatian masyarakat. Dengan begitu, perusahaan akan memiliki citra positif di mata masyarakat.
CSR dilakukan bukan hanya sekedar menunjukkan kepedulian kepada masyarakat tetapi CSR sendiri memang merupakan tanggung jawab sosial perusahaan yang harus dilaksanakan. Bentuk CSR sendiri berbagai macam, baik dalam bentuk peningkatan kesejahteraan sosial, bantuan pendidikan, ataupun kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Dana yang dialokasikan perusahaan untuk kegiatan CSR turut serta dalam membantu pemerintah untuk membuat program atau pembangunan daerah yang sifatnya mensejahterakan masyarakat. Perusahaan banyak berlomba-lomba melaksanakan kegiatan CSR hanya untuk menarik simpati masyarakat semata. Namun esensinya kegiatan CSR itu sendiri merupakan program pembangunan berkelanjutan yang sifatnya jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Cutlip, Scott M., Allen H. Center, Glen M. Broom. 2006. Efffective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responbility : from Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat
Wahyudi, Isa & Busyra Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility : Prinsip, Pengaturan dan Implementasi. Malang : Inspire.
Susliyanti, Dwi Eni. Desember 2007."Keterkaitan Antara Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dengan Kinerja dan Nilai Perusahaan".Jurnal Akuntansi. Volume 2, Nomor 2.
Dalam http://thinksmarthink.blogspot.com/2008/03/strategi-csr.html diakses pada tanggal 28 November 2014 pada pukul 15.08.
Dalam http://www.danone.com/en/for-all/our-4-business-lines/waters/our-brands/buid/aqua/ Di akses pada tanggal 28 November 2014 pada pukul 15.22.
Dalam http://www.aqua.com/ Di akses pada tanggal 29 November 2014 pada pukul 12.15.