BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Kelenjar seruminosa terdapat di dinding superior dan bagian tulang rawan liang telinga. Sekresinya bercampur dengan sekret berminyak kelenjar sebasea dari dari bagian bagian atas folike folikell rambu rambut, t, memben membentuk tuk substa substansi nsi yang yang komple kompleks ks yaitu yaitu serumen. Serumen membentuk lapisan pada kulit liang telinga, bergabung dengan lapi lapisa san n kerat keratin in yang yang berm bermig igra rasi si untu untuk k memb membua uatt lapi lapisan san peli pelind ndun ung g pada pada permukaan yang tampaknya mempunyai sifat antibakteri. Terdapat perbedaan besar dalam jumlah dan kecepatan migrasi serumen. Pada beberapa orang mempun mempunyai yai jumlah jumlah serumen serumen sediki sedikit, t, sedang sedangkan kan lainny lainnyaa cender cenderung ung terben terbentuk tuk massa serumen yang secara periodik menyumbat liang telinga. Dalam keadaan normal normal serumen serumen terdap terdapat at di seperti sepertiga ga luar luar luar luar liang liang telinga telinga karena karena kelenj kelenjar ar sebasea dan kelenjar kelenjar seruminosa seruminosa hanya ditemukan ditemukan di daerah ini. Konsistensi Konsistensinya nya biasanya lunak, tetapi kadang-kadang kering. Serumen Serumen dapat keluar keluar sendiri sendiri dari liang telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah membran timpani menuju ke luar serta dibantu oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah.
!
"ila "ila tida tidak k dibe dibersi rsihk hkan an dan dan menu menump mpuk uk maka maka akan akan meni menimb mbul ulka kan n sumb sumbat atan an pada pada kana kanali liss akus akusti tiku kuss ekst ekstern ernus us.. Kead Keadaan aan ini ini diseb disebut ut serum serumen en obsturans obsturans #serumen #serumen yang yang menutupi menutupi kanalis kanalis akustik akustikus us
eksternus$. eksternus$.
Sumbatan Sumbatan
serumen kemudian menimbulkan gejala berupa penurunan fungsi pendengaran, menyebabkan rasa tertekan% penuh pada telinga, &ertigo, dan tinnitus.
BAB II
',(
LAPORAN KASUS I.
II.
IDENTITAS PASIEN
)ama
* )n. +
mur
* ! tahun
enis kelamin
* Perempuan
/lamat
* Perum 0riya +ayang, Kota ambi
/gama
* 1slam
Pekerjaan
*
Pendidikan
* S
+asuk 2S
* 3 4ebruari !5
ANAMNESIS #/utoanamnesis$
Keluhan Utama
Telinga kanan terasa ter asa penuh
Ria!at Per"alanan Pen!akit
)n. + datang dengan keluhan telinga kanan terasa penuh sejak ! hari yang lalu. Keluhan Keluhan terjadi secara bertahap bertahap dan menetap. menetap. 2iwayat 2iwayat mengorek mengorek telinga dengan cotton buds #6$. Keluhan Keluhan lain seperti demam, kepala terasa berputar, telinga terasa berdenging, terasa nyeri, terasa gatal, gatal, atau keluar keluar cairan cairan dari dari teling telingaa disang disangkal kal.. 2iwaya 2iwayatt trauma trauma dan telinga tertampar sebelumnya disangkal. Keluhan pada hidung seperti sering terasa tersumbat, sering keluar ingus, sering bersin-bersin, sering terasa nyeri pada sekitar wajah atau kepala, perdarahan dari hidung, atau tidak tidak bisa bisa menciu mencium m disang disangkal kal,, serta serta keluha keluhan n pada pada tenggo tenggorok rok seperti seperti nyeri tenggorok, nyeri menelan, sulit menelan, terasa banyak dahak atau terasa ada yang mengganjal di tenggorok, suara serak, atau sering batuk disangkal.
Ria!at Peng#$atan
!
"elum pernah berobat sebelumnya
Ria!at Pen!akit Dahulu
2iwayat penyakit dengan keluhan serupa #-$
2iwayat keluar cairan dari telinga #-$
2iwayat penyakit alergi #-$
Ria!at Pen!akit Keluarga
Di keluarga tidak ada riwayat penyakit alergi
III. HAL-HAL PENTING TELIN%A
HIDUN%
TEN%%OROK
LARIN%
2inore * -%-
Sukar +enelan * -
Suara parau * -
Dik#rek &)('
"untu * -%-
Sakit +enelan * -
/fonia
N!eri
"ersin
Trismus
*-
Sesak napas * -
Bengkak &'('
7 Dingin%8embab * -
Ptyalismus
*-
2asa sakit
Ot#re
&'('
7 Debu 2umah
2asa )gganjal * -
Tuli
&'('
"erbau * -%-
2asa "erlendir * -
Tinitu*
&'('
+imisan * -%-
2asa Kering
%atal
&'('
&'('
*-
+ertig# &'
)yeri 9idung * -%-
Mual
Suara sengau * -
&'
Muntah & '
I+.
PEMERIKSAAN ,ISIK
Kesadaran
* compos mentis
'
*-
*-
*-
2asa ngganjal* -
Pernapasan
* !5 :% menit
Suhu
* ';,! <=
)adi
* ; :%menit
TD
* !5%5 mm9g
/nemia
* -%-
Sianosis
* -%-
Stridor inspirasi
* -%-
2etraksi suprasternal
*-
2etraksi interkostal
* -%-
2etraksi epigastrial
* -%-
a- Telinga Daun Telinga
Kanan
Kiri
/notia%mikrotia%makrotia
'
'
Keloid
'
'
Perikondritis
'
'
Kista
'
'
4istel
'
'
>tt hematoma
'
'
)yeri tekan tragus
'
'
)yeri tarik aurikula
'
'
Kanan
Kiri
'
'
"anyak #6$
+inimal #6$
?pidermis prop
'
'
Korpus alineum
'
'
aringan granulasi
'
'
?:ositosis
'
'
>steoma
'
'
4urunkel
'
'
Liang Telinga
/tresia Serumen prop
(
Mem$rana Timani
Kanan
Kiri
9iperemis
Sulit dinilai
'
2etraksi
Sulit dinilai
'
"ulging
Sulit dinilai
'
/tropi
Sulit di nilai
'
Perforasi
Sulit dinilai
'
"ula
Sulit dinilai
'
Sekret
Sulit dinilai
'
Kanan
Kiri
4istel
'
'
Kista
'
'
/bses
'
'
Kanan
Kiri
4istel
'
'
Kista
'
'
/bses
'
'
Retr#'aurikular
Pre'aurikular
$- Hi/ung
Rin#*k#i Anteri#r
@estibulum nasi Ka&um nasi
Kanan
Kiri
Sekret #-$, 9iperemis #-$, Sekret #-$, 9iperemis #-$, bisul#-$, krusta#-$ bisul#-$, krusta#-$ Sekret #-$, hiperemis #-$, Sekret #-$, hiperemis #-$, ?dema mukosa #-$
?dema mukosa #-$
Selaput lender
Dbn
Dbn
Septum nasi
De&iasi #-$
De&iasi #-$
8antai 6 dasar hidung
Dbn
Dbn
Konka inferior
9ipertrofi #-$ hiperemis #-$, 9ipertrofi #-$, hiperemis #-$ udema #-$
,udema #-$
+eatus nasi inferior
Sekret #-$
Sekret #-$
Konka media
9iperemis#-$, hipertropi#-$
9iperemis#-$, hipertropi#-$
A
+eatus nasi media
Sekret#-$
Sekret #-$
Polip
'
'
Korpus alineum
'
'
+assa tumor
'
'
Rin#*k#i P#*teri#r
Ka&um nasi Selaput lendir Koana Septum nasi Konka superior /denoid +assa tumor 4ossa rossenmuller
Kanan
Kiri
Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa
0- Mulut Ha*il
Selaput lendir mulut
Dbn
"ibir
Sianosis #-$ raghade #-$, sudur bibir #)$, gerakan bibir #)$
8idah
/tropi papil #-$,aptae #-$,tumor #-$, parese#-$
0igi
Karies #-$
Kelenjar ludah
Dbn
/- 4aring Ha*il
&ula
"entuk normal, terletak ditengah, permukaan rata. ?dema#-$, hiperemis #-$
Palatum mole
hiperemis #-$
Palatum durum
9iperemis #-$
Plika anterior
9iperemis #-$
Tonsil
Dekstra * tonsil T, hiperemis#-$ permukaan rata, kripta melebar #-$ detritus #-$
;
Sinistra * tonsil T, hiperemis #-$, permukaan rata, kripta melebar #-$, detritus #-$ Plika posterior
9iperemis #-$
+ukosa orofaring
9iperemis #-$, granula #-$
e- Laringoskopi indirect Ha*il
Pangkal lidah
Tidak diperiksa
?piglottis
Tidak diperiksa
Sinus piriformis
Tidak diperiksa
/ritenoid
Tidak diperiksa
Sulcus aritenoid
Tidak diperiksa
=orda &ocalis
Tidak diperiksa
+assa
Tidak diperiksa
- Kelenjar 0etah "ening 8eher Kanan
Kiri
2egio 1
Dbn
Dbn
2egio 11
Dbn
Dbn
2egio 111
Dbn
Dbn
2egio 1@
Dbn
Dbn
2egio @
Dbn
Dbn
2egio @1
Dbn
Dbn
area Parotis
Dbn
Dbn
3
+.
/rea postauricula
Dbn
Dbn
/rea occipital
Dbn
Dbn
/rea supracla&icula
Dbn
Dbn
Kanan
Kiri
)
)
PEMERIKSAAN AUI!L!GI
Te* Pen/engaran
Tes rinne Tes weber
Tidak ada lateralisasi
Tidak ada lateralisasi
Tes schwabach
Sama dg pemeriksa%)
Sama dg pemeriksa%)
Kesimpulan * 4ungsi Pendengaran dalam batas normal
+I. PEMERIKSAAN PENUN2AN%
Tidak dilakukan pemeriksaan
+II. DIA%NOSIS
Serumen Prop /urikular de:tra
+III.PENATALAKSANAAN
-
1rigasi liang telinga
M#nit#ring a*0a iriga*i /engan menggunakan #t#*k# Mem$rana Timani
Kanan
Kiri
9iperemis
-
'
2etraksi
-
'
"ulging
-
'
/tropi
-
'
Perforasi
-
'
"ula
-
'
Sekret
-
'
KIE 3K#munika*i4 In#rma*i /an E/uka*i-
. +enjelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan manfaat dari pengobatan yang diberikan kepada pasien. !. +emberitahukan kepada pasien untuk tidak lagi mengorek telinga dengan cotton bud.
I5. PRO%NOSIS
Buo ad &itam
* bonam
Buo ad functionam
* bonam
Buo ad sanationam
* bonam
BAB III TIN2AUAN PUSTAKA
6.1 Anat#mi Telinga /an ,i*i#l#gi Pen/engaran 6.1.1 Anat#mi Telinga
C
0ambar . /natomi telinga 1. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. 8iang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira !,A - 'cm. ! Kulit liang telinga
Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. Kanalis auricularis e:ternus dilapisi oleh kulit yang terikat erat pada tulang rawan dan tulang yang mendasarinya karena tidak adanya jaringan subkutan di area tersebut. Dengan demikian daerah ini menjadi sangat peka.! 8iang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulit yang sama dengan lapisan kulit pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel skuamosa. Kulit liang telinga merupakan lanjutan kulit daun telinga dan kedalam meluas menjadi lapisan luar membran timpani. 8apisan kulit
5
liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulang rawan dari pada bagian tulang. Pada liang telinga rulang rawan tebalnya 5,A E mm, terdiri dari lapisan epidermis dengan papillanya, dermis dan subkutan merekat dengan perikondrium. ?pidermis dari liang telinga bagian tulang rawan biasanya terdiri dari ( lapis yaitu sel basal, skuamosa, sel granuler dan lapisan tanduk.! 8apisan liang telinga bagian tulang mempunyai kulit yang lebih tipis, tebalnya kira-kira 5,! mm, tidak mengandung papilla, melekat erat dengan periosteum tanpa lapisan subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar dari membran timpani dan menutupi sutura antara tulang timpani. ! >tot daun telinga terdiri dari ' buah otot ekstrinsik dan enam buah otot intrinsik. >tot ekstrinsik terdiri m.aurikularis anterior, m.aurikularis superior dan m. aurikularis posterior. >tot-otot ini menghubungkan daun telinga dengan tulang tengkorak dan kulit kepala. >tot-otot ini bersifat rudimenter, tetapi pada beberapa orang tertentu ada yang masih mempunyai kemampuan untuk menggerakan daun telinganya keatas dan kebawah dengan menggerakan otot-otot ini. >tot intrinsik terdiri dari m. helisis mayor, m. helisis minor, m. tragikus, m.antitragus, m. obligus aurkularis, dan m.transpersus aurikularis. >tot-otot ini berhubungan bagian-bagian daun telinga.! Per/arahan
/rteri-arteri dari daun telinga dan liang telinga luar berasal dari cabang temporal superfisial dan aurikular posterior dari arteri karotis eksternal. Permukaan anterior telinga dan bagian luar liang telinga didarahi oleh cabang aurikular anterior dari arteri temporalis superfisial. Suatu cabang dari arteri auricular posterior mendarahi permukaan posterior telinga. "anyak dijumpai anastomosis diantara cabang-cabang dari arteri ini. Pendarahan kebagian lebih dalam dari liang telinga luar dan permukaan luar membrana timpani adalah oleh cabang aurikular dalam arteri maksilaris interna.
@ena telinga bagian anterior, posterior dan bagian dalam umumnya bermuara ke&ena jugularis eksterna dan &ena mastoid. /kan tetapi, beberapa &ena telinga mengalir kedalam &ena temporalis superficial dan &ena aurikularis posterior. Si*tem limatik
Kelenjar limfa regio tragus dan bagian anterior dari auricula mengalir ke kelenjar parotid, sementara bagian posterior auricular mengalir ke kelenjar retroauricular. 2egio lobulus mengalir kelenjar cer&icalis superior. A Per*araan
Persarafan telinga luar ber&ariasi berupa tumpang tindih antara saraf-saraf kutaneus dan kranial. =abang aurikular temporalis dari bagian ketiga saraf
trigeminus #).@$ mensarafi permukaan
anterolateral
permukaan telinga, dinding anterior dan superior liang telinga dan segmen depan membrana timpani.Permukaan posteromedial daun telinga dan lobulus dipersarafin oleh pleksus ser&ikal ner&us aurikularis mayor. =abang aurikularis dari ner&us fasialis #).@11$, ner&us glossofaringeus #).1F$ dan ner&us &agus #).F$ menyebar ke daerah konka dan cabangcabang saraf ini menyarafi dinding posterior dan inferior liang telinga dan segmen posterior dan inferior membrana timpani.
A
7. Telinga Tengah
Telinga tengah merupakan bangunan berbentuk kubus yang terdiri dari* !
+embran timpaniG yaitu membran fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara. "erbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga.
!
+embran timpani dibagi atas ! bagian yaitu bagian atas disebut pars flaccida #membrane Sharpnell$ dimana lapisan luarnya merupakan lanjutan epitel kulit liang telinga sedangkan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, dan pars tensa merupakan bagian yang tegang dan memiliki satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin.
Tulang pendengaranG yang terdiri dari maleus, inkus dan stapes. Tulang pendengaran
ini
dalam
telinga
tengah
saling
berhubungan.
Tuba eustachiusG yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring.
6. Telinga Dalam
0ambar !. /natomi telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran dan &estibuler yang terdiri dari ' buah kanalis semisirkularis. jung
atau puncak
koklea
disebut
helikotrema,
yang
menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala &estibule.
'
berfungsi !
Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala &estibule sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media #duktuskoklearis$ diantaranya. Skala &estibule dan skala timpani berisi perilimfa sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala &estibuli disebut sebagai membran &estibuli #2eissner +embrane$ sedangkan skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ corti yang mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran. Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang diebut membran tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis =orti, yang membentuk organ =orti. ! 6.1.7 ,i*i#l#gi Pen/engaran
Proses pendengaran diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang koklea. 0etaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplikasikan melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan daya tingkap lonjong. ?nergi getar yang diamplikasi ini akan diteruskan ke stapes yang akan menggetarkan tingkap lonjong sehigga perilimfa pada skala &estibuli bergerak. 0etaran ini diteruskan melalui membrane 2eissner yang mendorong edolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini proses ini merupakan rangsang mekanik yang akan menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan lisrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditoris sampai ke korteks pendengaran #area 'C-(5$ di lobus temporalis.!
(
0ambar '. 4isiologi pendengaran
6.7
Serumen Pr#
6.7.1 Deini*i
Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Dalam keadaan normal serumen terdapat di sepertiga luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan di
A
daerah ini. Serumen, atau kotoran telinga, biasanya dikeluarkan dari saluran telinga oleh mekanisme pembersihan diri yang dibantu oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah. Serumen harus dibedakan dengan pengelupasan kulit yang biasanya terdapat pada orang tua, maupun dengan kolesteatosis atau keratosis obturans. !,; Serumen diketahui memiliki fungsi proteksi yaitu sebagai sarana pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk dikeluarkan dari membrana timpani. Serumen mengikat kotoran, menyebarkan aroma yang tidak disenangi serangga sehingga serangga enggan masuk ke liag telinga.! Serumen juga berfungsi sebagai pelumas
dan
dapat
mencegah
kekeringan
dan
pembentukan fisura pada epidermis. ?fek bakterisidal serumen berasal dari komponen asam lemak, lisoHim dan immunoglobulin. A
0ambar (. Serumen terbentuk di sepertiga luar liang telinga3 6.7.7 ,akt#r Re*ik# 849 4aktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga, sehingga menyumbat antara lain ialah*
Kebiasaan mengorek telinga dengan cotton bud
Serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi
8iang telinga sempit
Dermatitis kronis liang telinga luar
Produksi serumen banyak dan kering
;
Penggunaan alat bantu dengar
6.7.6 Serumen tie $a*ah /an tie kering
/da dua tipe dasar, basah dan kering. 2as Kaukasia memiliki probabilitas lebih dari 5I untuk menghasilkan kotoran telinga yang basah, lengket, dan berwarna madu, yang dapat berubah warna menjadi gelap bila terpapar. 2as kulit hitam bahkan lebih besar predisposisinya terhadap tipe ini. A Pada ras +ongoloid termasuk 1ndian /merika, lebih sering ditemukan fenotip yang kering, bersisik seperti Jberas. Kedua &arian tersebut tidak jelas hubungannya dengan kondisi-kondisi radang pada telinga luar. Serumen cenderung lebih kering pada orangtua. 6.7.:
A
Pat#i*i#l#gi
Serumen yang menumpuk dapat menyebabkan impaksi. 1mpaksi serumen terbentuk oleh karena gangguan dari mekanisme pembersihan serumen atau produksi serumen yang berlebih. Sumbatan serumen umumnya terdiri dari sekresi dari kelenjar serumen yang bercampur dengan sebum, debris eksfoliatif, dan kontaminan. Pembersihan liang telinga
yang
tidak
tepat #khususnya dengan kapas telinga$ dapat
mengganggu mekanisme pembersihan serumen normal dan mendorong serumen ke arah membran timpani.!,' >bstruksi serumen pada liang telinga disebabkan oleh impaksi atau pembengkakan sumbatan serumen. Keadaan ini sering terjadi setelah serumen kontak dengan air. Dengan bertambahnya umur, kulit meatus yang semakin kering dan perubahan dari sekret dapat menyebabkan serumen menjadi keras dan sulit dikeluarkan. !,'
6.7.;
%e"ala
1mpaksi%gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga menyebabkan rasa penuh dengan penurunan pendengaran #tuli konduktif$.
3
Terutama bila telinga masuk air #sewaktu mandi atau berenang$, serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan
gangguan
pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu. "eberapa pasien mengeluhkan adanya nyeri telinga, gatal, &ertigo atau tinitus. !,,C 6.7.<
Diagn#*i*
Pada pemeriksaan dengan otoskopi dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh material berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat ber&ariasi. ?&aluasi adanya perforasi membran timpani dan riwayat fraktur tulang temporal atau pembedahan telinga. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan antara lain dengan garpu tala untuk menge&aluasi apakah terdapat gangguan pendengaran berupa tuli konduktif.
'
Tes 2inne =ara pemeriksaan tes 2inne adalah dengan menggetarkan penala, tangkainya diletakkan di prosesus mastoid, setelah tidak terdengar penala dipegang di depan telinga kira-kira !,A cm. bila masih terdengar disebut 2inne positif #6$, sedangkan bila tidak terdengar disebut 2inne negatif #-$.
Tes Leber Tes weber dilakukan dengan meletakkan tangkai penala yang telah digetarkan pada garis tengah kepala #di &erte:, dahi, pangkal hidung, di tengah-tengah gigi seri atau di dagu$. /pabila bunyi penala terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut Leber lateralisasi kea rah telinga tersebut. "ila tidak dapat dibedakan ke arah telinga mana bunyi terdengar lebih keras disebut Leber tidak ada lateralisasi.
Tes Schwabach Tes schwabach dilakukan dengan menggetarkan penala, kemudian tangkai penala diletakkan pada prosesus mastoideus telinga pemeriksa
yang pendengarannya normal. "ila pemeriksa masih dapat mendengar disebut Schwabach memendek, bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan dilakukan dengan cara sebaliknya yaitu penala diletakkan pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu. "ila pasien masih dapat mendengar bunyi disebut Schwabach memanjang dan bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-sama mendengarnya disebut dengan Schwabach sama dengan pemeriksa. Hasil tes penala"
2inne #6$
Leber
Schwabach
8ateralisasi #-$
Sama
Diagnosis
dengan )ormal
pemeriksa #-$
8ateralisasi
ke +emanjang
Tuli konduktif
telinga yang sakit #6$
8ateralisasi telinga
ke +emendek
Tuli sensori-neural
yang
sehat
6.7.=
Tatalak*ana
Serumen dapat dibersihkan sesuai dengan konsistensinya. Serumen yang lembik, dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau kuret. /pabila dengan cara ini serumen tidak dapat di keluarkan, maka serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes karbolgliserin 5I selama ' hari. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong ke dalam liang telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada membran timpani sewaktu mengeluarkannya, dikeluarkan dengan mengalirkan #irigasi$ air hangat yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh. Sebelum melakukan irigasi telinga, harus dipastikan tidak ada #riwayat$ perforasi pada membrane timpani.
!,3
Perforasi membran memungkinkan masuknya
C
larutan yang terkontaminasi ke telinga tengah dan dapat menyebabkan otitis media. Semprotan air yang terlalu keras ke arah membran timpani yang atrofi dapat menyebabkan perforasi. 8iang telinga dapat di irigasi dengan alat suntik atau dengan yang lebih mudah dengan botol irigasi yang diberi tekanan. 8iang telinga diluruskan dengan menarik daun telinga ke atas dan kebelakang. Dengan pandangan langsung, arus air diarahkan sepanjang dinding superior liang telinga, sehingga arus yang kembali akan mendorong serumen dari belakang. /ir yang keluar di tampung dalam bengkok yang dipegang erat di bawah telinga. /lat-alat yang dibutuhkan antara lain, /lat Spooling atau Spuit !5 cc, Kom berisi air hangat kuku secukupnya, "ak "engkok untuk menampung kotoran telinga, 9anduk sebagai alas pelindung , Sarung tangan disposable, pelilit kapas, kapas secukupnya, >toscope. ,3
0ambar A . 1rigasi liang telinga
Tabel . Pilihan terapi pada serumen prop;
!5
BAB I+ ANALISIS KASUS
"erdasarkan anamnesis didapatkan )n. + datang dengan keluhan telinga kanan terasa penuh sejak ! hari yang lalu. Keluhan terjadi secara bertahap dan menetap. 2iwayat mengorek telinga dengan cotton buds #6$.Keluhan lain seperti demam, kepala terasa berputar, telinga terasa berdenging, terasa nyeri, terasa gatal, atau keluar cairan dari telinga disangkal. 2iwayat trauma dan telinga tertampar sebelumnya disangkal. Keluhan pada hidung seperti sering terasa tersumbat, sering keluar ingus, sering bersin-bersin, sering terasa nyeri pada sekitar wajah atau kepala, perdarahan dari hidung, atau tidak bisa mencium disangkal, serta keluhan pada tenggorok seperti nyeri tenggorok, nyeri menelan, sulit menelan, terasa banyak dahak atau terasa ada yang mengganjal di tenggorok, suara serak, atau sering batuk disangkal.
!
Keluhan telinga terasa penuh ini bisa disebabkan oleh adanya gumpalan serumen pada liang telinga. "erdasarkan teori, gejala serumen prop anatara lain rasa penuh dengan penurunan pendengaran #tuli konduktif$. "eberapa pasien mengeluhkan adanya nyeri telinga, gatal, &ertigo atau tinnitus. Pasien sering membersihkan telinganya dengan cotton bud . Cotton bud justru dapat mendorong serumen lebih ke dalam sehingga dapat menutup membrana timpani.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum dalam batas normal. Pada pemeriksaan otoskopi pada telinga kanan ditemukan serumen di kanalis, sehingga membrana timpani sulit dinilai. Sedangkan liang telinga kiri normal dengan serumen minimal dan membran timpani tampak utuh, refleks cahaya membran timpani kiri terlihat di jam 3 . Dari pemeriksaan garpu tala didapatkan fungsi pendengaran dalam batas normal. 9al ini sesuai teori, bahwa pemeriksaan dengan otoskopi dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh material berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat ber&ariasi.
Kesimpulannya )n.+ didiagnosis dengan serumen prop aurikula de:tra. 9al ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan otoskop.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah irigasi liang telinga. Secara teori, Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong ke dalam liang
telinga
sehingga dikuatirkan
menimbulkan
trauma pada
membrane timpani sewaktu mengeluarkannya, dikeluarkan dengan mengalirkan #irigasi$ air hangat yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh. Sebelum melakukan irigasi telinga, harus dipastikan tidak ada
!!
#riwayat$ perforasi pada membrane timpani. 8iang telinga dapat di irigasi dengan alat suntik atau dengan yang lebih mudah dengan botol irigasi yang diberi tekanan. 8iang telinga diluruskan dengan menarik daun telinga ke atas dan kebelakang. Dengan pandangan langsung, arus air diarahkan sepanjang dinding superior liang telinga, sehingga arus yang kembali akan mendorong serumen dari belakang. /ir yang keluar di tampung dalam pasu%bengkok yang dipegang erat di bawah telinga. Setelah dilakukan irigasi liang telinga, membrane timpani pada pasien di cek kembali. 9asilnya adalah membran timpani dalam keadaan utuh dan dalam batas
normal #hiperemis #-$, retraksi #-$,
bulging #-$, atrofi #-$, sekret #-$, bula #-$ $ +embran timpani harus dicek setelah serumen dibersihkan. 9al ini untuk melihat apakah ada otitis media, yang ditandai dengan adanya kelainan pada membran timpani, misalnya membran timpani tampak hiperemis, edem,bulging atau adanya perforasi membran timpani yang menyebabkan gangguan di telinga tengah.
Pada pasien di edukasi agar tidak mengorek telinga dengan cotton bud. Karena cotton bud justru semakin mendorong kotoran telinga ke arah dalam liang telinga. Secara teori, serumen dapat keluar sendiri dari liang telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah membran timpani menuju ke luar serta dibantu oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah.
Prognosis pada pasien ini adalah bonam
!'
BAB + KESIMPULAN
Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Dalam keadaan normal serumen terdapat di sepertiga luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan di daerah ini. 4aktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga, sehingga menyumbat antara lain kebiasaan mengorek telinga dengan cotton bud4 serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi, liang telinga sempit, dermatitis kronis liang telinga luar, produksi serumen banyak dan kering, penggunaan alat bantu dengar 1mpaksi%gumpalan
serumen
yang
menumpuk
di
liang
telinga
menyebabkan rasa penuh dengan penurunan pendengaran #tuli konduktif$.
!(
Terutama bila telinga masuk air #sewaktu mandi atau berenang$, serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu. "eberapa pasien mengeluhkan adanya nyeri telinga, gatal, &ertigo atau tinitus. Serumen dapat dibersihkan sesuai dengan konsistensinya. Serumen yang lembik, dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau kuret. /pabila dengan cara ini serumen tidak dapat di keluarkan, maka serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes karbolgliserin 5I selama ' hari. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong ke dalam liang telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada membrane timpani sewaktu mengeluarkannya, dikeluarkan dengan mengalirkan #irigasi$ air hangat yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh.
DA,TAR PUSTAKA 1. "allenger , Penyakit Telinga, 9idung, Tenggorok, Kepala dan 8eher,
ilid !, ?disi ', /lih "ahasa * Staf /hli "agian T9T 2S=+-4K1. akarta* "inapura /ksara.CC3. 2. Soepardi.?./, ).1skandar, ."ashiruddin, 2.D.2estuti. "uku /jar 1lmu Kesehatan Telinga 9idung Tenggorok Kepala dan 8eher. @ol @1#;$. akarta * 4akultas Kedokteran ni&ersitas 1ndonesia. !5. 3. Probst 2. 0re&ers 0. 1ro 9. =erumen and =erumen 1mpaction in "asic >torhinolaryngology. 0ermanG Thieme. !55; 4. 0uest .4. +.. 0reener /.=. 2obinson /.4. Smith. 1mpacted cerumen* composition, production, epidemiology and management. QJM: An International Journal of Medicine, @olume C3, 1ssue , /ugust !55(, Pages (33E(, 5. /dams, 0eorge, "oies, 8awrence, 9igler, Peter. ">1?S "uku /jar Penyakit T9T. ?disi @1. akarta * ?0=. !5'
!A
. /rmstrong, =arrie. Diagnosis and +anagement of =erumen 1mpaction. /merican /cademy
of >tolaryngologyE9ead
and
)eck Surgery.
!55C )o& G5#C$*5-5' !. SchwartH Seth 2, +D, +P9 et all. =linical Practice 0uideline #pdate$* ?arwa:
#=erumen
1mpaction$.
/merican
/cademy
of
>tolaryngologyM9ead and )eck Surgery. !53, @ol. A;#S$ SES!C ". Dr. Laseem Badir, Dr. >mar Shafi et all. ?pidemiology, =linical =haracteristics, and +agnitude of ?conomic "urden of ?ar La: in Kashmir. ?uropean ournal of Pharmaceutical and +edical 2esearch. e#pmr$ 2%1$3&'($ 2"2)2". '. /degbiji Laheed /tilade,
/labi "iodun Sulyman,et all. ?arwa:
1mpaction* Symptoms, Predisposing 4actors and Perception among )igerians. 4amily +ed Prim =are. !5( >ct-DecG '#($* '3CE'!.
!;