ilogisme adalah suatu proses penalaran yagn menghubungkan dua proposisi yang berlainan untuk memperoleh inferensi yang menjadi pernyataan ketiga. Kedua proposisi yang telah ada disebut premis sedangkan proposisi yang dihasilkan dari inferensi disebut konklusi. v Proposisi : Pernyataan v Inferensi : simpulan yang disimpulkan v Konklusi : kesimpulan yang diperoleh berdasarkan metode berfikir induktif atau deduktif Silogisme positif Contoh : PU : Setiap pihak yang mengingkari janji akan mendapat risiko untuk digugat oleh pihak yang A
B
dirugikan. PK : Si Badu mengingkari janji C
A
K : Si Badu akan mendapatkan risiko untuk digugat oleh pihak yang dirugikan. C
B
PU : Setiap orang yang berkulit hitam yang dikenai tuduhan pembunuhan atas petugas dalam insiden di Amerika Serikat dijatuhi hukuman mati di Philadelpia.
A
B
Silogisme negatif Contoh : PU : Setiap penderita diabetes tidak boleh memakana makanan yang banyak mengandung gula. A
≠
B
PK : Pak Iwan ayahku penderita diabetes. C
≠
A
K : Pak Iwan tidak boleh memakan makanan yang bnyak mengandung. C
≠
B
PU : Setiap pengendara bermotor harus memiliki SIM. A
B
PK : Pak Uci bukan pengendara kendaraan bermotor. C
≠
A
K : Pak Uci tidak wajib memiliki SIM. C
≠
B
Silogisme terdiri dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme Alternatif a. Silogisme Katagorial
Silogisme Katagorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh : Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor) ……………….M……………..P Akasia adalah Tanaman (premis minor) ….S……………………..M Akasia membutuhkan air (konklusi) ….S……………..P (S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term) b. Silogisme Hipotetis Silogisme hipotesis adalah penalaran yang ditarik dari suatu anggapan dasar dan masih memerlukan pembuktian. Silogisme ini ditandai dengan adanya kalimat pengandaian. Contoh : c. PU : Jika dalam kasus perdata tergugat dan penggugat tidak menyetujui perundangan maka putusan hakim harus diberlakukan. d. PK : Penggugat dan tergugat menyetujui perundingan.
e. K : Putusan hakim tidak berlaku jika penggugat dan tergugat menyetujui perundingan Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetis: 1. Silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti : Jika hujan, saya naik becak. Sekarang hujan. Jadi saya naik becak. 2. Silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya, seperti: Bila hujan, bumi akan basah. Sekarang bumi telah basah. Jadi hujan telah turun. 3. Silogisme hipotetis yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti: Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik
pemerintahan
tidak
dilaksanakan
dengan
paksa,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul. 4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti: Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak
gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan. c. Silogisme alternatif Silogisme
alternative
mengemukakan
adalah
penalaran
kemungkinan-kemungkinan
yang
proposisi
sedangkan
mayornya
proposisi
minor
berbicara tentang salah satu dari kemungkina tersebut. Konklusi tergantung dari premis minor. Apabila premis minor menerima satu alternative, maka alternative yang lain ditolak. Contoh :
PU : Di pengadilan negeri penggugat dan tergugat harus memilih yaitu menyetujui perundingan atau melanjutkannya kepada keputusan hakim. PK : Penggugat dan tergugat menyetujui perundingan. K : Maka keputusan hakim tidak dilaksanakan. d. Entimen Entimen adalah silogisme yang diperpendek. Rumus entimen C = B karena C = A Contoh : Zarima harus dihukum karena ia pengedar narkoba. C=B
C=A
Entimen diatas dikembalikan kedalam silogisme : PU : Setiap pengedar narkoba harus dihukum. A
B
PK : Zarima pengedar narkoba. C
A
K : Zarima harus dihukum. C
B
Diposkan oleh mynameisanggun di 18.59
Penalaran dan Analisa silogis kategorial. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisiyang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Metode deduktif Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagianbagiannya yang khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran Deduktif Penalaran yang bertolak dari sebuah konklusi atau kesimpulan yang didapat dari atau lebih pernyataan yang lebih umum. Dalam penalaran Deduktif terdapat premis. Yaitu proposisi tampak menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis
Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang bersifat khusus. Jenis penalaran deduksi yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu : 1. 2. 3. 4.
Silogisme Kategorial Silogisme Hipotesis Silogisme Alternatif Silogisme Entimen
Silogisme Kategorial Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis Umum : Premis Mayor (My) Premis Khusus : Premis Minor (Mn) Premis Simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut : 1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah 2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. 3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan. 4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif. 5. Dari premis yang postif, akan dihasilkan simpulan yang positif 6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan. 7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. 8. Dari premis mayor khusus dan premis mayor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan. Contoh silogisme Kategorial : 1. 2. 3. 4. 5.
My Mn K My Mn
: Semua pekerja di Sharp adalah lulusan S1. : Novry adalah pekerja. : Novry lulusan S1. : Tidak ada manusia yang sempurna. : Novry adalah manusia.
6. 7. 8. 9.
K My Mn K
: Novry tidak sempurna. : Semua pekerja memiliki keahlian. : Novry tidak memiliki keahlian. : Novry bukan pekerja.
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga menolak berarti konsekuen. Contoh : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
My Mn K My Mn K
: Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan. : Makanan tidak ada. : Jadi, manusia akan kelaparan. : Jika tidak ada matahari, tumbuhan tidak akan berfotosintesis. : Tumbuhan tidak akan berfotosintesis. : Tumbuhan tidak dapat matahari.
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi Alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh : 1. My : Supplier Sharp berada di Bandung atau Sukabumi. 2. Mn : Supplier Sharp berada di Bandung. 3. K : Jadi, Supplier Sharp tidak berada di Sukabumi. Entimen Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. Contoh Entimen : 1. Dia menerima ciuman pertama kali karena dia telah berpacaran. 2. Anda telah menerima ciuman saat berpacaran, karena itu anda berciuman.
Refrensi dari : 1. sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/…/slide+penalaran.ppt 2. http://novrygunawan.wordpress.com/2010/02/24/pengertian-penalarandeduktif/ 3. http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme Pembahasan Silogisme Disertai Contoh Kalimat - Penalaran didefinisikan sebagai proses mental yang bergerak dari apa yang kita ketahui kepada apa yang tidak kita ketahui sebelumnya berdasarkan bukti-bukti dan fakta-fakta untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Soal-soal tes dalam penalaran kritis disusun untuk menguji kemampuan sobat mengambil serangkaian fakta yang ditampilkan dalam kalimat dan memahaminya, serta memanipulasi informasi untuk menyelesaikan suatu masalah khusus. Tes Penalaran kritis terbagi menjadi dua, yaitu tes penalaran logis (silogisme) dan tes penalaran analitis. Namun Pak HaBe di sini hanya akan menitikberatkan pembahasan pada materi penalaran logis (silogisme). Nalar = Aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis Bernalar = Berpikir logis (berpikir sesuai dengan logika) Logis = Masuk akal atau benar menurut penalaran Penalaran = Cara berpikir logis Logika = Pengetahuan tentang kaidah berpikir atau jalan pikiran yang masuk akal PENALARAN LOGIS (SILOGISME) Tes penalaran logis (Silogisme) adalah tes penalaran yang menguji kemampuan sobat dalam menarik kesimpulan dari beberapa pernyataan (premis) menggunakan prinsip logika. Tes penalaran logis dipakai bukan untuk menguji kemampuan sobat dalam bahasa Indonesia. Tes ini disusun untuk menguji kemampuan sobat untuk mendapatkan fakta-fakta pada suatu teks (kalimat) dan memahaminya serta memanipulasi informasi tersebut untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Pertanyaan-pertanyaan dalam tes penalaran logis mengharapkan sobat untuk mengambil keputusan secara logis dan mengetahui bahwa dari data yang tidak cukup tersedia dapat memperoleh jawaban yang pasti. Sebelum Pak HaBe membahas mengenai penalaran logis (silogisme) lebih lanjut, maka sobat perlu memahami terlebih dahulu pengertian mengenai proposisi dan oposisi.
Silogisme merupakan bentuk penyimpulan tidak langsung. Silogisme disebut juga cara berpikir atau menarik kesimpulan dari premis-premis umum dan khusus. Silogisme digolongkan sebagai penyimpulan tak langsung, karena penyimpulan pengetahuan yang baru diambil secara sistematis dari dua permasalahan yang dihubungkan dengan cara tertentu. a. Silogisme kategorik Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua proposisinya mempunyai proposisi kategorik.
Silogisme Kategorik Bentuk Standar
Silogisme kategorik bentuk standar adalah silogisme yang terdiri tiga proposisi, tiga term (subjek, predikat, dan term penengah), dan konklusi disebut setelah premis-premisnya. Contoh :
Semua mamalia menyusui anaknya. → Premis Mayor M P Semua kerbau mamalia → Premis Minor S M Semua kerbau menyusui anaknya → Konklusi S P
Keterangan: S = Subjek P = Predikat M = Middle Term (Term Penengah)
PERLU DIPERHATIKAN !!! → Tentukan terlebih dahulu term yang sama dari kedua premis → M premis mayor adalah predikat dan M premis minor adalah subjek
→ M tidak boleh disebut pada konklusi (kesimpulan) Dua permasalahan dapat ditarik kesimpulannya apabila ada term penengah yang menghubungkan keduanya. Tanpa term penengah, konklusi dari dua permasalahan tersebut tidak dapat diambil. Bagaimana cara menentukan mana yang merupakan premis mayor atau premis minor? Untuk memperolehnya perhatikan hal-hal berikut:
Agar diperoleh konklusi yang sah dan benar, maka pangkalan utama berpijak harus merupakan proposisi universal. Pangkalan khusus tidak harus partikular atau singular, bisa juga proposisi universal. Pangkalan khusus bisa menyatakan suatu permasalahan yang berbeda dari pangkalan utama dan dapat merupakan kenyataan yang lebih khusus dari permasalahan umumnya.
Hukum-hukum Silogisme Kategorik 1. Jika dalam satu premis partikular, untuk kesimpulan juga harus partikular. Contoh:
Semua perilaku menyimpang tidak baik untuk mendidik. Sebagian perilaku orang tua adalah menyimpang. Jadi, sebagian perilaku orang tua tidak baik untuk mendidik.
2. Jika salah satu premis negatif, untuk kesimpulan juga harus negatif. Contoh:
Semua pencuri tidak disenangi. Sebagian anak jalanan adalah pencuri. Jadi, sebagian anak jalanan tidak disenangi.
3. Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dari premis-premis partikular tidak menghasilkan kebenaran yang pasti. Contoh:
Sebagian ikan tidak bersisik. Beberapa hewan air adalah ikan. Jadi, beberapa hewan air tidak bersisik. (Tidak sah)
4. Dua premis negatif, tidak menghasilkan kesimpulan apapun. Contoh:
Harimau bukan kerbau. Serangga bukan kerbau. (Tidak ada kesimpulan)
5. Paling tidak salah satu dari term penengah harus mencakup. Jika dua premis yang term penengah tidak mencakup akan menghasilkan kesimpulan yang salah. Contoh:
Semua mamalia bernafas dengan paru-paru. Hewan ini bernafas dengan paru-paru. Jadi, hewan ini adalah mamalia (kesimpulan jadi salah karena bisa jadi hewan tersebut bukan mamalia, contohnya ikan).
6. Term predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premis, bila tidak, kesimpulannya menjadi salah. Contoh:
Mawar adalah bunga. Melati bukan mawar. Jadi, melati bukan bunga. (Bunga pada kesimpulan merupakan term negatif padahal pada prernis adalah positif).
7. Term penengah harus mempunyai makna yang sama, baik itu untuk premis mayor ataupun premis minor. Jika term penengah mempunyai makna ganda, kesimpulan akan berbeda. Contoh:
Bulan itu merupakan benda langit. Mei adalah bulan. Jadi, Mei adalah benda langit. (Pengertian bulan pada kedua term tidak sama).
8. Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu Subjek, Predikat, dan Term Penengah (middle term). Konklusi silogisme hanya akan bernilai apabila diturunkan dari premis yang benar dan prosedur yang valid. Meskipun konklusi benar tetapi diturunkan dari premis yang salah dan prosedur yang tidak valid, maka tidak akan bernilai konklusi tersebut. Dalam silogisme sobat tidak menghasilkan kebenaran baru, tetapi kebenaran
yang sudah terkandung pada premis-premisnya. Absah dan Benar Dalam membahas silogisme, sobat harus mengenal dan memahami apa yang dimaksud dengan absah dan benar. Absah atau valid berhubungan dengan prosedur pengambilan konklusi. Jika sesuai dengan hukum (ketentuan) disebut absah, demikian sebaliknya. Benar berhubungan dengan proposisi dalam silogisme, apakah sesuai dengan fakta atau tidak. Jika sesuai dengan fakta, maka proposisinya benar, demikian sebaliknya. Keabsahan dan kebenaran dalam silogisme merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk memperoleh konklusi (kesimpulan) yang sah dan benar. fiuhhhh, istirahat sebentar ya sobat untuk postingan kali ini, tangan mulai kriting nih, hehe. Tapi ini belum selesai loh, masih ada lanjutannya di Pembahasan Silogisme Disertai Contoh Kalimat bag. 2. Jadi pantengin terus blog Pak HaBe untuk mendapatkan informasi-informasi berharga khususnya tentang Tes Potensi Akademik. :) embahasan Silogisme Disertai Contoh Kalimat bag. 2 – Kembali lagi meneruskan pembahasan silogisme yang kemarin sempet Pak HaBe putus sebentar gara-garanya tangannya sudah kriting nulis, hehe. Untuk lanjutannya kali ini kita akan sedikit membahas tentang bentuk-bentuk dari silogisme yang pastinya Pak HaBe sertakan contoh kalimatnya juga untuk mempermudah sobat dalam mengerti apa maksudnya. Di materi ini sobat harus benar-benar konsentrasi, baik untuk rumusnya, contoh-contoh kalimatnya, premis-premisnya, dan juga pengambilan konklusinya atau kesimpulan. Karena inti dari materi silogisme ini hanyalah cara kita dalam menarik kesimpulan yang benar dan tepat. Apakah sobat sudah siap?? Kita mulai konspirasi pelajarannya serta labil pembahasannya, haha. (Vicky Detected) INGAT !!
Suatu konklusi (kesimpulan) sah dan dapat diakui apabila berasal dari premis yang benar dan prosedur yang sah.
BENTUK-BENTUK SILOGISME Bentuk-bentuk silogisme dibedakan berdasarkan letak term penengah atau mediumnya.
Keterangan: S = Subjek P = Predikat M = Middle term (term penengah) 1. Medium sebagai subjeknya premis mayor dan menjadi predikatnya premis minor. RUMUS M P S M S P Syarat-syarat khusus untuk bentuk ini adalah:
Premis mayor harus universal. Premis minor harus afirmatif (bersifat menguatkan atau mengesahkan).
Contoh: 1. Semua yang dilarang agama bersifat tidak baik. M P Berbohong adalah dilarang agama. S M Jadi, berbohong adalah bersifat tidak baik. 2. Tidak satupun pemuda tidak setia kepada Pancasila. Semua pelajar SMA 39 adalah pemuda. Jadi, semua pelajar SMA 39 setia kepada Pancasila. 3. Semua yang cantik dipuja. Sebagian guru cantik. Jadi, sebagian guru dipuja. 4. Tidak satupun pemarah adalah lemah lembut. Sebagian pegawai adalah pemarah. Jadi, sebagian pegawai tidak lemah lembut. 2. Medium menjadi predikatnya premis mayor dan premis minor. RUMUS : P M S M S P
Syarat-syarat khusus untuk bentuk ini adalah:
Premis mayor harus universal. Premis minor kualitasnya harus berbeda dengan premis mayornya.
Contoh: 1. Semua burung bertelur. Tidak satupun mamalia bertelur. Jadi, tidak satupun mamalia adalah burung. 2. Semua kepala sekolah SMA adalah sarjana. Tidak satupun buta huruf adalah sarjana. Jadi, tidak satupun buta huruf adalah kepala sekolah. 3. Tidak ada pebulutangkis handal malas berlatih. Sebagian pebulutangkis malas berlatih. Jadi, sebagian pebulutangkis adalah tidak handal. 4. Semua barang pecah belah mudah pecah. Sebagian gayung tidak mudah pecah. Jadi, sebagian gayung bukan barang pecah belah.
3. Medium menjadi subjeknya premis mayor maupun premis minor. RUMUS : M P M S S P Syarat-syarat khusus untuk bentuk ini adalah:
Premis minor harus afirmatif. Konklusi harus partikular.
Contoh: 1. Semua siswa SMAN 1 pandai berpidato. Sebagian siswa SMAN 1 pendiam. Sebagian pendiam pandai berpidato. 2. Semua siswa disiplin. Sebagian siswa malas.
Jadi, sebagian yang malas disiplin. 3. Beberapa penduduk RT 13 terserang flu. Sebagian penduduk RT 13 dapat berenang. Jadi, sebagian yang dapat berenang terserang flu. 4. Tidak seorangpun atlet malas. Semua atlet adalah penduduk. Jadi, sebagian penduduk tidak malas. 5. Beberapa ibu rumah tangga tak menyusui anaknya. Semua ibu rumah tangga memasak. Jadi, sebagian yang memasak anaknya tak menyusui anaknya. 6. Tidak satupun serangga bernafas dengan paru-paru. Sebagian serangga dapat terbang. Jadi, sebagian yang dapat terbang tidak bernafas dengan paru-paru. 4. Medium menjadi predikatnya premis mayor dan menjadi subjek pada premis minor RUMUS : P M M S S P Syarat-syarat khusus untuk bentuk ini adalah:
Jika premis mayornya afirmatif, maka untuk premis minor harus universal. Dan jika premis minor adalah negatif, maka untuk premis mayor harus universal.
Contoh: 1. Semua tentara adalah manusia. Semua manusia akan mati. Jadi, sebagian yang akan mati adalah tentara. 2. Semua orang tua sayang sama anak. Tak satupun yang sayang sama anak adalah kanibal. Jadi, tak satupun kanibal adalah orang tua. 3. Beberapa diplomat melakukan spionase. Semua yang melakukan spionase adalah pemberani.
Jadi, sebagian yang pemberani adalah diplomat. 4. Tidak ada pemalas yang berhasil. Semua yang berhasil adalah kaya. Jadi, sebagian yang kaya bukan pemalas. 5. Tidak ada mamalia bernafas dengan insang. Sebagian yang bernafas dengan insang bersisik. Jadi, sebagian yang bersisik bukan mamalia.
Bagaimana sobat? Sudah tau bentuk-bentuk silogisme? Pak HaBe tegaskan lagi yang ada pada kotak paling atas bahwa “Suatu konklusi (kesimpulan) sah dan dapat diakui apabila berasal dari premis yang benar dan prosedur yang sah”. Jika tidak sesuai dengan bentuk-bentuk atau prosedur yang sudah dijelaskan di atas, berarti sobat tidak bisa mengambil kesimpulan atau konklusi yang benar. Oke untuk kali ini diakhiri dulu, ketemu di bag. 3. Loh Pak, sampe berapa bagian memangnya? kok banyak beud? Hehe, memang banyak sobat, kan sobat biar jelas :D, emm, kira-kira ada 2 postingan lagi yang belum Pak HaBe share untuk materi Silogisme ini. Sabar ya sobat, tetap belajar, tetap semangat :) Pembahasan Silogisme Disertai Contoh Kalimat bag. 3 – Setelah dibahas di bag. 1 tentang silogisme kategorik untuk yang standar, sekarang waktunya untuk silogisme kategorik non-standar. Contoh-contoh bentuk seperti ini meskipun jarang keluar tapi penting juga loh sobat untuk dipelajari dan dimengerti, siapa tau besok-besok ujiannya ketemu soal yang seperti ini hayoo. Saran Pak HaBe untuk belajar silogisme ini adalah belajar dengan santai aja sobat, biar gak jenuh, dibuat santai gitu maksudnya, tapi tetep konsentrasi ya :). Oke, kita langsung aja ya masuk ke materi. Silogisme Kategorik Non-Standar (Non Baku) Silogisme kategorik non-standar timbul akibat adanya kelainan yang terjadi pada silogisme kategorik standar. Kelainan tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut. a. Tidak menentunya letak konklusi Letak konklusi dapat terletak di awal dan pertengahan. Contoh:
Beo adalah unggas karena beo adalah burung dan semua burung adalah unggas. Semua penduduk memiliki KTP, maka Adi tentu memiliki KTP karena ia adalah seorang penduduk. PERHATIAN !!!
Tentukan terlebih dahulu konklusinya. Konklusi biasanya ditandai dengan adanya kata-kata seperti, jadi, maka, tentu, oleh karena itu, maka, dan karena itu. Setelah konklusi ditemukan, maka proporsi yang lain merupakan premis. Premis biasanya ditandai dengan kata karena atau oleh karena. Untuk menentukan mana premis mayor atau premis minor periksalah posisi term. Jika term menjadi subjek pada konklusi, raaka itulah premis mayor. Jika term menjadi predikatnya konklusi, maka itulah premis minor
b. Seolah-olah terdiri lebih dari tiga term Silogisme bentuk standar terdiri dari tiga term: mayor, minor, dan penengah. Silogisme dengan term terdiri lebih dari tiga dapat menghasilkan konklusi yang sah dengan syarat:
Jika dua term mempunyai pengertian yang sama. Contoh: Semua pelajar adalah tidak abadi. Adi adalah fana. (Tidak abadi pengertiannya sama dengan fana)
Jika term tambahan hanya merupakan pembuktian atau penegasan dari proposisinya. Contoh: Semua tentara adalah netral karena ia penjaga kesatuan negara RI. Suparji adalah tentara. Jadi, Suparji adalah netral.
c. Proposisinya kurang dari tiga Silogisme kategorik yang tidak dinyatakan salah satu proposisinya disebut Entinem. Entinem sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari oleh penyiar,
diskusi, dan saat berpidato. Contoh: 1. Premis mayor tidak dinyatakan Adi lapar, jadi harus makan. Bentuk standar : Semua yang lapar harus makan. Adi lapar. Jadi, Adi harus makan. 2. Premis minor tidak dinyatakan Ia berhak lulus, karena semua juara kelas berhak lulus. Bentuk standar : Semua juara kelas berhak lulus. Ia juara kelas. Jadi, Ia berhak lulus. 3. Konklusi tidak dinyatakan Semua pecinta lingkungan sayang terhadap binatang dan Nety seorang pecinta lingkungan. Bentuk standar : Semua pecinta lingkungan sayang terhadap binatang. Nety seorang pecinta lingkungan. Jadi, Nety sayang terhadap binatang. INGAT !!!
Tentukan terlebih dahulu proposisi yang tersembunyi dan uji apakah sah atau tidak sah. Buatlah silogisme bentuk standarnya
d. Proposisinya lebih dari tiga Banyak persoalan tidak dapat diselesaikan dengan bantuan silogisme. Oleh karena itu, premis-premisnya mungkin perlu bahan argumen pendukung. Dengan demikian tercipta serangkaian silogisme yang berhubungan erat satu sama lain. Dalam kasus ini "Silogisme pertama menjadi premis pada silogisme selanjutnya", demikian seterusnya. Contoh: 1. Semua hewan berkaki empat menyusui. Sebagian karnivora adalah hewan berkaki empat. Jadi, sebagian karnivora menyusui. Semua karnivora adalah makhluk hidup.
Jadi, sebagian makhluk hidup menyusui. 2. Semua atlet adalah manusia yang sehat. Sebagian tentara adalah atlet. Semua tentara adalah pemberani. Jadi, sebagian pemberani adalah manusia yang sehat. INGAT !!! Predikat pada proposisi pertama selalu menajadi subjek proposisi selanjutnya. Kesimpulannya, subjek proposisi pertama dihubungkan dengan predikat proposisi terakhir embahasan Silogisme Disertai Contoh Kalimat bag. 4 – Hore masuk ke pembahasan terakhir ^_^, bukan yang belajar aja yang capek sobat, Pak HaBe juga capek nulisnya ini, haha. Tapi gakpapa lah ya, demi ilmu dan masa depan :). Untuk pembahasan terakhir Pak HaBe akan tuntaskan keseluruhannya, yang akan kita bahas nanti adalah silogisme hipotetik, silogisme disjungtif, dan dilema. Langsung aja deh sobat, cekidot yaa..
b. Silogisme hipotetik Silogisme hipotetik adalah pernyataan yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, tapi untuk premis minornya adalah proposisi kategorik yang menetapkan atau mengingkari term antecedent atau term konklusi premis mayornya. Silogisme hipotetik terdiri dari 4 jenis, yaitu: 1. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent. Contoh: Jika lapar, saya makan nasi. Sekarang saya lapar. Jadi, saya makan nasi. 2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuensinya. Contoh: Jika saya makan maka kenyang. Saya kenyang. Jadi, saya sudah makan. 3. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent. Contoh:
Jika Adi berolahraga, maka badannya akan sehat. Adi tidak berolahraga. Jadi, badannya tidak akan sehat. 4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuensinya. Contoh: Jika siswa protes, maka kepala sekolah akan terdesak. Kepala sekolah tidak terdesak. Jadi, siswa tidak protes. Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Bila antecedent = A Konsekuen = B, maka hukum silogisme hipotetik adalah: 1. Bila A terlaksana, maka B Terlaksana (Benar) 2. Bila A tidak terlaksana, maka B tidak terlaksana (Salah) 3. Bila B terlaksana, maka A terlaksana (Salah) 4. Bila B tidak terlaksana, maka A tidak terlaksana (Benar) c. Silogisme disjungtif Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya keputusan disjungtif, sedangkan premis minornya keputusan kategorik yang mengingkari atau mengesahkan salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. 1. Silogisme disjungtif sempit; premisnya mempunyai alternatif kontradiktif. Contoh: Adi pergi atau datang. Ternyata Adi pergi. Jadi, Adi tidak datang. 2. Silogisme disjungtif luas; premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif. Contoh: Nety kuliah di UI atau IPB Ternyata tidak kuliah di UI. Jadi, kuliah di IPB. Hukum-hukum Silogisme Disjungtif
1. Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusinya atau kesimpulannya yang dihasilkan nanti akan selalu bernilai benar, jika prosedur penyimpulannya valid. Contoh: Adi berlari atau tidak berlari. Ternyata Adi berlari. Jadi, Adi bukan tidak berlari. 2. Silogisme disjungtif dalam artian luas, kebenaran untuk konklusinya adalah : * Jika premis minornya mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah (benar). Contoh: Magdalena menjadi pramugari atau peneliti. la adalah pramugari. Jadi, ia bukan peneliti. * Jika premis minornya mengingkari salah satu alternatif, maka konklusinya tidak sah (salah). Contoh: Mary berambut pirang atau hitam. Ternyata tidak berambut hitam. Jadi, ia berambut pirang. (Bisa jadi ia berambut tidak pirang) d. Dilema Dilema adalah argumentasi yang bentuknya merupakan campuran antara silogisme hipotetik dan silogisme disjungtif. Kenapa demikian? Karena premis mayornya terdiri dari dua proposisi hipotetik dan premis minornya satu proposisi disjungtif, tetapi bisa proposisi kategorik. Konklusi yang diambil selalu tidak menyenangkan. Contoh: Jika engkau makan, ayahmu mati. Jika engkau tidak makan, ibumu mati. Dimakan ataupun tidak dimakan, salah satu orangtuamu pasti mati. Dilema dalam arti luas adalah situasi (bukan argumentasi) di mana kita memilih dua alternatif yang kedua-duanya memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan sehingga sulit menentukan pilihan. Akhirnya selesai semua keseluruhan materi silogisme, semoga apa yang Pak HaBe share berguna ya buat sobat semua, dan harus dibaca loh sobat, kasian Pak HaBe sudah nulis panjang-panjang kan T_T. Hehe. Untuk selanjutnya saatnya soal-soal kembali, tungguin aja ya sobat update nya :)
Selain teori silogisme, Aristoteles juga mengemukakan mengenai teori Hilemorfisisme ( berdasarkan kata yunani Hyle dan morphe). Teori ini menyatakan bahwa bila manusia mati dapat disimpulkan maka jiwanya pun mati. Aristoteles pula yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial , dimana manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia saling membutuhkan satu sama lain. Pernyataan ini terus diterapkan oleh manusia hingga saat ini. Teori ini membuat manusia menyadari bahwa menjaga hubungan baik dengan sesama merupakan suatu kewajiban mengingat mereka akan saling membutuhkan. Aristoteles mencetuskan kalimat-kalimat yang menakjubkan, diantaranya ―Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan kejahatan,‖ dan kalimat ―Barangsiapa yang sudah merenungi dalam -dalam seni memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada pendidikan anak-anak m udanya.‖ Hal ini tentu saja menjadi luar biasa karena pada waktu itu, pada abad Aristoteles hidup, belum terdapat sekolah seperti pada saat sekarang ini. Begitu hebatnya pemikiran Aristoteles sehingga apa yang belum ada pada masanya ternyata dapat Ia cetuskan hingga dapat dibuktikan pada masa sekarang. 1. Ilmu politik Dalam ilmu politik, Aristoteles menyampaikan teorinya bahwa sistem pemerintahan yang ideal merupakan gabungan dari sistem pemerintahan demokrasi dan monarki 1. Bahasa Dalam bidang bahasa Aristoteles menemukan Sepuluh jenis kata yang dikenal orang saat ini seperti. Kata kerja, kata benda, kata sifat dan sebagainya merupakan pembagian kata hasil pemikirannya. Selain itu, terdapat istilahistilah ciptaan Aristoteles yang masih digunakan hingga saat ini, diantaranya ―Informasi, relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi, dll‖ 1. Seni Aristoteles menuangkan pemikirannya mengenai seni dengan menulis sebuah buku berjudul
Poetika . Ia mengemukakan bahwa pengetahuan dibangun dari pengamatan dan penglihatan. Dalam wikipedia disebutkan bahwa menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan PENUTUP Aristoteles adalah bapak ilmu pengetahuan yang hidup pada tahun 384 SM dan merupakan filusuf terkemuka pada eranya. Ia telah memberikan berbagai sumbangan ilmu hingga dapat diterapkan pada masa ini. Ilmu yang dilahirkannya bukan hanya ilmu filsafat melainkan juga ilmu-ilmu yang lain, seperti ilmu alam, bahasa, politik dan juga seni. Teori-teori yang dicetuskannya menjadi referensi bagi generasi-generasi penerusnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Hasil pemikirannya merupakan buah yang luar biasa bermanfaat dalam ilmu pengetahuan. Ayah Aristoteles adalah Nikomakhos, seorang tabib yang tinggal di dekat Makedonia, di Yunani utara. Jadi tak seperti Sokrates dan Plato, Aristoteles tidak berasal dari Athena. Dia juga tak berasal dari keluarga kaya seperti halnya Plato, meskipun ayahnya juga bukanlah orang miskin. Semasa muda, sekitar tahun 350 SM, Aristoteles belajar di Akademi Plato. Plato sendiri saat itu sydah sangat tua. Aristoteles belajar dengan baik di Akademi, namun dia tidak pernah menjadi salah satu pemimpinnya, dan ketika Plato meninggal, para peimpinnya memilih orang lain alih-alih Aristoteles untuk memimpin Akademi. Kemungkinan Aristoteles merasa kesal akibat tak terpilih. Tidak lama setelah itu, Aristoteles meninggalkan Athena dan pergi ke Makedonia dan menjadi tutor bagi pangeran muda Aleksander, yang kelak akan menjadi Aleksander Agung. Sejauh yang diketahui, Aleksander tidak terlalu tertarik pada pembelajaran dengan Aristoteles, namun mereka tetap berkawan baik. Setelah Aleksander tumbuh dewasa dan menjadi raja, Aristoteles kembali ke Athena dan membuka sekolahnya sendiri di sana, yang dsiebut Lykeum, yang menjadi saingan Akademi Plato. Kedua sekolah itu sukses selama ratusan tahun. Aristoteles lebih tertarik kepada ilmu pengetahuan daripada Sokrates ataupun Plato, mungkin karena ayahnya adalah seorang tabib. Dia ingin menggunakan metode logika Plato untuk mengetahui bagaimana dunia berjalan; oleh karena itu Aristoteles dianggap sebagai bapak metode ilmiah. Aristoteles secara khusus tertarik pada biologi, dalam pengelompokkan tanaman dan hewan dengan
cara yang masuk akal. Ini memang ciri khas kebudayaan Yunani, yang selalu ingin mengubah ketidakteraturan menjadi keberaturan, menerapkan keberaturan buatan manusia ke dalam dunia alami yang kacau. Ketika Aleksander menjelajahi Asia Barat, dia dan para pembawa pesannya mengambil tanaman-tanaman aneh untuk dipelajari oleh Aristoteles. Aristoteles juga berusaha membuat keberaturan dalam pemerintahan. Dia menciptakan sistem klasifikasi monarki, oligarki, tirani, demokrasi dan republik, yang masih dipakai hingga sekarang. Ketika Aleksander meninggal pada tahun 323 SM, terjadi pemberontakan terhadap Makedonia di Athena. Orang Athena menuduh Aristoteles memihak Makedoni (kemungkina nmemang benar adanya; dia jelas, seperti halnya Plato, bukanlah seorang demokrat). Dia dengan cepat meninggalkan Athena dan menghabiskan sisa hidupnya di daerah Yunani utara lagi, di tempat kelahirannya.