PT COLORPAK INDONESIA, TBK Disusun oleh Kelompok 1
Adhi Septian Nugroho (01)
Adi Karya (02)
Amelia Rahayu (07)
Zain Yudha Prawira (39)
Kelas 5-2 DIII Pajak Alih Program
Politeknik Keuangan Negara STAN 2017
DAFTAR ISI I.
INFORMASI PERUSAHAAN A. PROFIL PERUSAHAAN
4 4
Lokasi pabrik B. VISI, MISI, DAN NILAI-NILAI NILAI-NILA I DASAR PERUSAHAAN Visi
5 5 5
Misi Nilai-Nilai Dasar
5 6
C.
SERTIFIKASI
6
D.
INFORMASI SAHAM
6
E. F.
INFORMASI LAINNYA STRUKTUR ORGANISASI
7 7
Susunan Organisasi PT Colorpak Indonesia G. JARINGAN Jaringan Penjualan Jaringan Internasional II. A. B. C.
III. A. B.
PROSES BISNIS CONTEXT DIAGRAM
8 8 8 9 10 10
DATA FLOW DIAGRAM PROSES PRODUKSI TINTA Sebelum Produksi
11 12 13
Proses Produksi Sesudah Produksi
13 13
Output
13
ANALISIS NON KEUANGAN PROSPEK PERUSAHAAN KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN
15 15 15
C.
TRANSAKSI SAHAM
15
D. E.
KESETIAAN PELANGGAN SERTIFIKASI ISO
16 16
IV.
ANALISIS KEUANGAN
17
A. B.
PENJUALAN PROFITABILITY & ROE
17 17
C. D. E.
NERACA ARUS KAS PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN REALISASI
18 18 19
F.
LIQUIDITY, OPERATIONAL, OPERATIONAL, PROFITABILITY, SOLVENCY, AND MARKET RATIOS Liquidity Ratio
19 19
Operational/Efficiency Operational/Efficiency Ratio Profitability Ratio Solvency Ratio
19 19 19
Market Ratio G. PERBANDINGAN DENGAN BENCHMARK
20 20
2
V.
ANALISIS RISIKO DAN POTENSI PERPAJAKAN A. B. C.
D.
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PAJAK PENGHASILAN BADAN
22 22 22
PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PPH PPh Pasal 21 PPh Pasal 22
22 22 22
PPh Pasal 23
23
PPh Pasal 25 PPh Pasal 26
23 23
PPh Pasal 4 ayat (2)
23
INDIKASI TRANSFER PRICING
23
3
I.
INFORMASI PERUSAHAAN
A. PROFIL PERUSAHAAN Nama
: PT Colorpak Indonesia Tbk
Tanggal berdiri
: 15 September 1988
Kode
: CLPI
Alamat Kantor
: Jl. Cideng Barat No. 15 Jakarta Pusat 10140
Alamat Email
:
[email protected]
No. Telepon
: 021-590-19-62
Faks
: 021-590-1963
NPWP
: 01.061.759.5-054.000
Situs
: www.colorpak.co.id
Tanggal IPO
: 30 November 2001 (Rp 250)
Bidang Usaha Utama
: Chemicals, terdiri dari:
Rotogravure Printing Inks Surface Coatings Adhesive & Laminates BOPP, PET & Nylon Film Other Printing Auxiliaries
Sektor
: Trade, Services, and Investment
Sub Sektor
: Wholesale (Durable & Non Durable Goods)
Biro Administrasi Efek : PT Sinartama Gunita Anak Perusahaan
: PT Colorpak Flexible Indonesia (perdagangan film)
PT Colorpak Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia dalam rangka Penanaman Modal Asing (“PMA”) berdasarkan Akta Notaris Tegoeh Hartanto, S.H., No. 86 tanggal 15 September 1988. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-10158.HT.01.01.TH.88 pada tanggal 7 November 1988 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 38 Tambahan No. 1683 tanggal 11 Mei 1990.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Leolin Jayanti, S.H., No. 30 tanggal 9 Juli 2015, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) No. 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU3536129.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 30 Juli 2015. Produk-produk Colorpak meliputi : Manufaktur:
Tinta untuk Flexible packaging & Cigarette packaging;
Environmental friendly ink;
PVC leather coating.
4
Perdagangan:
Film (BOPP, PET, NYLON, MPET, dll);
Adhesive (Solvent base, Solvent less, dll);
Plastik Resin;
Saat ini, Colorpak menempati area seluas 13.125 m2 di daerah Tangerang-Banten dan memiliki kapasitas terpasang mencapai 16.000 MT per tahun yang meliputi manufaktur tinta cetak dan pelapis dengan tingkat utilisasi mencapai 65%. Pada tahun 2011, Colorpak mempunyai pabrik yang kedua di Sidoardjo - Jawa Timur dengan menempati area seluas 12.009 m2 dengan kapasitas terpasang saat ini sebesar 9.000 MT per tahun.
LOKASI PABRIK TANGERANG
Jl. Industri II Blok F No. 7 Pasir Jaya Jatiuwung Tangerang - Banten 15135.
Tel: +62 21 590 1962
Fax: +62 21 590 1963
Email:
[email protected]
SURABAYA
Jl.Tambak Sawah No.3 Waru – Sidoarjo, Jawa Timur 15135.
Tel: +62 31 869 0650
Fax: +62 21 869 0651
Email:
[email protected]
B. VISI, MISI, DAN NILAI-NILAI DASAR PERUSAHAAN VISI
Menjadi perusahaan manufaktur tinta cetak fleksibel yang terkemuka di Indonesia dan secara regional di Asia-Pasific, dengan memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder.
MISI
Memberikan produk berkualitas yang menyeluruh. Memberikan nilai lebih bagi pelanggan.
5
NILAI-NILAI DASAR
C.
Kami memegang teguh standar international dan etika yang tinggi dalam melayani para pelanggan. Kami akan terus menerus meningkatkan kemampuan dan kreativitas kerja. Kami secara konsisten melakukan penelitian dan pengembangan produk untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan saat ini dan di masa depan. Kami bekerja sebagai satu tim untuk mencapai tujuan bersama. Kami memperlakukan setiap individu dengan penuh hormat.
SERTIFIKASI
Pada tahun 2013, PT Colorpak Indonesia mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 dan saat ini telah mendapatkan sertifikasi untuk ISO 9001:2015 dan sertifikasi OHSAS.
D. INFORMASI SAHAM Pada tahun 2001, perseroan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dengan kode perdagangan CLPI. Informasi tersebut dirinci sebagai berikut: Kode Perdagangan Trade Code
: CLPI
Tempat Pencatatan Place of Listing
: Bursa Efek Indonesia
Tanggal Pencatatan Date of Listing
: 30 November 2001
Harga Perdana Initial Price
: Rp 250
Harga Terendah Sejak IPO Lowest Price since IPO
: Rp 315 (Januari 2011)
Harga Tertinggi Sejak IPO Highest Price since IPO
: Rp 2.575 (Juli 2011)
Jumlah Saham Tercatat Number of Listed Shares
: 306,338,500 (Per 31 Desember 2016)
Pemegang Saham:
A/C Ink Color International, Pte, Ltd.
: 51,42%
PT. Bukit Jaya Semesta
: 7,49%
JP Morgan Bank Luxembourg
: 7,67%
Chandra Natalie Widjaja
: 6,70%
Masyarakat
: 26,72%
Nama dan alamat lembaga atau profesi penunjang pasar modal: Biro Administrasi Efek : PT Sinartama Gunita Alamat : Sinarmas Land Plaza Menara I Lantai 9 Jl. M.H. Thamrin No. 51 Jakarta 10350 Biaya jasa pencatatan tahun 2016 sebesar Rp24.090.000
6
E.
PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia Alamat : Indonesia Stock Exchange Building 1st Tower 5th Floor Jl. Jend Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Biaya jasa pemeliharaan saham tahun 2016 Rp10.000.000
INFORMASI LAINNYA
Pada tanggal 6 Mei 2010, perseroan mendirikan PT Colorpak Flexible Indonesia untuk menangani bisnis perdagangan film. Kantor Pusat PT Colorpak Indonesia berada di Jl. Cideng Barat No. 15, Jakarta Pusat -10140. Jumlah pekerja pada saat ini adalah 82 orang yang meliputi pekerja di kedua pabrik dan di anak perusahaan. Kapasitas produksi perusahaan adalah 25.000MT/tahun. Banker utama perusahaan adalah HSBC, BCA, dan Bangkok Bank.
F.
STRUKTUR ORGANISASI
7
SUSUNAN ORGANISASI PT COLORPAK INDONESIA
1. Divisi Pemasaran 2. Divisi Produksi a. Divisi Gravure b. Divisi Film c.
Divisi Adhesive
d. Divisi Coating e. Divisi Plastik Resin 3. Divisi Keuangan dan Akuntansi a. Divisi Keuangan dan Akuntansi b. Divisi Pengadaan Barang/Jasa 4. Divisi Laboratorium a. Divisi Teknik b. Divisi Quality Control (QC) c.
Divisi Research and Development (R&D)
G. JARINGAN
JARINGAN PENJUALAN
Pasar penjualan perusahaan saat ini tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Medan dan juga ekspor ke Australia dan China. Perusahaan terus membidik pasar-pasar potensial lainnya di dalam negeri maupun di regional Asia Pasifik, sesuai visi perusahaan.
8
JARINGAN INTERNASIONAL
Pada tahun-tahun awal, Colorpak Indonesia telah mengembangkan kerjasama internasional dengan Inkcolour Australia dan Inkcolour China dalam hal bantuan teknis untuk meningkatkan Colorpak Indonesia secara global. Pada periode sepuluh tahun terakhir, dengan menerapkan teknologi berbasis di Australia, perusahaan telah menempatkan dirinya sebagai salah satu produsen tinta cetak dapat diandalkan dengan kapasitas produksi 15 sampai 20 ton per hari, yang mewakili lebih dari 10% dari pangsa pasar domestik.
9
II. PROSES BISNIS Proses Bisnis PT Colorpak Indonesia melibatkan bagian-bagian dalam perusahaan, yaitu: 1. Divisi Pemasaran 2. Divisi Produksi a. Divisi Gravure b. Divisi Film c.
Divisi Adhesive
d. Divisi Coating e. Divisi Plastik Resin 3. Divisi Keuangan dan Akuntansi a. Divisi Keuangan dan Akuntansi b. Divisi Pengadaan Barang/Jasa 4. Divisi Laboratorium a. Divisi Teknik b. Divisi Quality Control (QC) c.
Divisi Research and Development (R&D)
A. CONTEXT DIAGRAM
10
B. DATA FLOW DIAGRAM
Proses bisnis yang terjadi yaitu perusahaan melakukan produksi dengan sistem job order atau pesanan. Proses awal yang dilakukan oleh perusahaan adalah riset dan pengembangan produk, hal ini terutama terkait produksi tinta, yaitu dengan membuat beragam varian komposisi warna sesuai target pemasaran.
Daftar Warna
Pencampuran Warna
Kemudian terdapat peran bagian pemasaran yang cukup penting guna menawarkan produk kepada pelanggan dengan pasar perusahaan percetakan gravure/rotogravue. Pesanan berasal dari pelanggan yang merupakan perusahaan percetakan gravure/rotogravure, dimana perusahaan tersebut menghasilkan produk yaitu cetakan kemasan, baik kemasan plastik, aluminium, maupun botol. Kemudian ketika ada pesanan, maka Divisi R&D akan menentukan komposisi warna tinta dan bahan yang digunakan dari hasil riset yang telah dilakukan sebelum proses pemasaran. Lalu Divisi Procurement (Pengadaan) melakukan pemesanan bahan baku kepada industri kimia, yang sebagian besar impor dari luar negeri (China). Kemudian dilakukan proses produksi yang dilakukan dengan teknologi mesin. Hasil produksi dilakukan pengetesan oleh Quality Control untuk menguji kualitas
11
produk dan kesesuaian dengan pesanan. Hasil produksi dikemas dalam bentuk drum maupun kaleng guna didistribusikan kepada pelanggan.
Quality Control
C.
PROSES PRODUKSI TINTA
1.
Alat-alat yang digunakan:
Tangki
Mixer
Dispenser
Hand palet
Hand forklift
Forklift
Filling machine
Quality Control
Mixer
2.
Bahan Baku:
Resin/varnish (bahan perekat)
Pigment (zat pewarna)
Solvent/thiner dan water (pelarut)
Additive (bahan tambahan) Pigmen
Komposisi kandungan tinta
Pigment 10%
Resin 7 - 10%
Solvent 80%
Additive 1%
Proses pembuatan tinta dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
sebelum produksi
proses produksi
12
setelah produksi
SEBELUM PRODUKSI • Ambil formula/batch ticket yang telah dibagikan oleh Karu/Supervisor.
Cek base yang terdapat dalam formula/batch ticket .
Siapkan tangki sesuai dengan quantity dan base yang tersedia.
Pastikan kebersihan tangki sesuai dengan arah warna pada formula tersebut.
Pastikan keran tangki tertutup rapat.
Taruh tangki ke dalam timbangan.
Pasang grounding pada tangki tersebut, dan pastikan pemasangannya benar.
Tuang base sesuai dengan quantity yang diminta di batch ticket tersebut, baik melalui dispenser maupun manual.
PROSES PRODUKSI
Taruh tangki pada mixer dalam posisi yang benar.
Pasang grounding sebelum mixer dinyalakan dan pastikan pemasangan grounding-nya dilakukan dengan baik dan benar.
Pasang pengait atau pengunci ban tangki, hal ini untuk mencegah larinya ban dari tempatnya.
Ambil raw material dari Warehouse, lalu lakukan pengecekan oleh Karu/Supevisor gudang dan produksi.
Sebelum melakukan quality control , pastikan additive dan raw material sudah larut.
Speed mixer disesuaikan dengan quantity dan tangki yang digunakan.
Jika ada penambahan, lakukan penambahan sesuai yang diperintahkan oleh tim Quality Control .
SESUDAH PRODUKSI
Tulis sample item yang telah selesai dibuat.
Simpan tangki yang berisi item yang telah jadi ke area packing.
Bersihkan kembali mixer dan area sekeliling mixer.
Tutup kembali base-base yang telah selesai digunakan.
Meminta kembali ke Karu atau Supervisor untuk pekerjaan selanjutnya.
OUTPUT
Setelah produk/tinta dinyatakan layak/sesuai dari Quality Control, item tersebut dikemas sesuai dengan permintaan pelanggan di dalam kaleng, pail , mini drum, dan drum.
13
Proses Pengalengan
Proses Pengalengan
Setelah selesai dikemas, tinta siap untuk dikirim atau dijadikan stock dan disimpan di Warehouse.
Warehouse adalah tempat untuk menyiapkan/mendata produk yang telah jadi dan siap untuk dikirim ke pelanggan dan juga sebagai tempat menyimpan stock .
14
III. ANALISIS NON KEUANGAN A. PROSPEK PERUSAHAAN Perusahaan mempunyai prospek yang cukup bagus di masa mendatang, disebabkan perusahaan tinta mempunyai pangsa pasar pada industri kemasan. Industri kemasan berperan penting dalam rantai pasok bagi sektor strategis lainnya seperti industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetika, serta elektronika, karena hampir semua industri memerlukan kemasan dalam memasarkan produknya. Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), Kementerian Perindustrian menetapkan industri plastik hilir sebagai sektor prioritas pengembangan pada tahun 2015-2019. Perkembangan sektor industri kemasan ini diterjemahkan dengan baik oleh PT Colorpak melalui tingkat penjualan yang tinggi dan semakin meningkat. Hal ini berimplikasi pada perolehan laba perusahaan yang tinggi. Selain itu, perolehan sertifikasi ISO 9001:2015 dan kesejahteraan pegawai yang tinggi menjadi harapan yang baik bagi perusahaan dan akan terus mengalami peningkatan. Sehingga, prospek perusahaan ke depan akan semakin baik.
B. KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN Untuk mencapai keseimbangan yang baik antara kepentingan dari para Pemegang Saham dengan kondisi keuangan serta pertumbuhan perseroan, perusahaan selalu membagikan dividen setiap tahun. Pada tahun 2015 pembagian dividen sebesar Rp 19.290.145.200, lalu pada 2016 sebesar 12.092.412.300, dan pada tahun 2017 akan dibagikan sebesar 31.456.011.226. Hal ini dapat meningkatkan minat dan kepercayaan investor (pemegang saham) untuk terus menanamkan modalnya kepada perusahaan. Selain itu juga dapat meningkatkan transaksi penjualan saham perusahaan di Bursa Efek.
C.
TRANSAKSI SAHAM
Transaksi jual beli saham perusahaan mengalami fluktuasi yang bervariasi dari tahun ke tahun. Total nilai transaksi saham di Bursa Efek tahun 2016 mencapai Rp 60M, dengan nilai per saham tertinggi Rp 1.000 dan terendah Rp 625.
15
D. KESETIAAN PELANGGAN Terdapat beberapa pelanggan utama perusahaan dengan penjualan yang cukup besar, salah satunya yaitu PT Prima Makmur Rotokemindo, yang merupakan perusahaan percetakan kemasan. Pada tahun 2016 dan 2015, penjualan neto kepada PT Prima Makmur Rotokemindo melebihi 10% dari total penjualan, masing-masing sebesar Rp82.758.634.320 dan Rp81.491.324.400 atau 13% dan 13% dari total penjualan neto konsolidasian. Sedang pada tahun 2014, penjualan neto yang dilakukan kepada PT Prima Makmur Rotokemindo, sebesar US$7.410.537 atau dan 11% dari total penjualan neto konsolidasian. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesetiaan pelanggan kepada hasil produk perusahaan, sehingga bisa dikatakan bahwa produk perusahaan mempunyai kualitas yang mumpuni.
E.
SERTIFIKASI I SO
Perusahaan selalu memperhatikan manajemen mutu guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pada perusahaan. Ini dilakukan dengan upaya perusahaan untuk mendapatkan sertifikasi jaminan mutu yang diakui internasional. Pada tahun 2013, perusahaan mendapatkan Sertifikasi ISO 9001:2008, lalu pada tahun 2017 telah meresertifikasi untuk ISO 9001: 2015. ISO 9001 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu/kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. ISO 9001 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk (barang atau jasa). ISO 9001 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. Namun, bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional, akan berkualitas baik (standar), sehingga dapat disimpulkan bahwa Quality Management Systems merupakan prosedur terdokumentasi dan praktik-praktek standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.
Manfaat penerapan ISO 9001 adalah:
Meningkatkan kepercayaan pelanggan.
Jaminan kualitas produk dan proses.
Meningkatkan produktivitas perusahaan dan market gain.
Meningkatkan motivasi, moral dan kinerja karyawan.
Sebagai alat analisis kompetitor perusahaan.
Meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok.
Meningkatkan cost efficiency dan keamanan produk.
Meningkatkan komunikasi internal.
Meningkatkan image positif perusahaan.
Sistem terdokumentasi.
Media untuk pelatihan dan pendidikan.
16
IV. ANALISIS KEUANGAN A. PENJUALAN
Penjualan perusahaan pada tahun 2016 sebesar Rp 649,1M mengalami peningkatan sedikit sebesar 2,32% dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp 634,3M sedangkan berdasarkan volume penjualan perusahaan mengalami peningkatan sebesar 15,06%. Penjualan pada tahun 2016 sedikit meningkat dibandingkan penjualan 2015 baik volume maupun nominal. Peningkatan terbesar adalah pada segment Film baik secara volume sebesar 28,38% dibandingkan tahun 2015 maupun secara nominal sebesar 23,4% dibandingkan tahun sebelumnya.
B. PROFITABILITY & ROE
Pada tahun 2016, perusahaan membukukan laba kotor sebesar Rp 132,3M mengalami peningkatan sebesar 20% dibanding tahun 2015, laba usaha sebesar Rp 87,3M mengalami peningkatan sebesar 41,2% dibanding tahun 2015 dan laba bersih sebesar Rp 63,3M mengalami peningkatan 57,6% dibanding tahun 2015. Peningkatan laba perusahaan disebabkan peningkatan volume penjualan yang mencapai 15,06% dan juga komposisi penjualan perusahaan. Peningkatan
17
volume terjadi pada semua divisi dan yang terbesar adalah divisi film yang mencapai 28,38%% dan adhesive sebesar 13,88%. Margin laba kotor perusahaan tahun 2016 adalah sebesar 20,4% mengalami peningkatan sebesar 17,24% dibandingkan tahun 2015 sebesar 17,4%, dengan margin laba usaha sebesar 13,4% dan margin laba bersih sebesar 9,8%.
C.
NERACA
Total aktiva perusahaan di tahun 2016 meningkat sebesar 4,3% menjadi Rp 567,5M terutama karena peningkatan pada aktiva lancar sebesar 2,8% dan peningkatan pada aktiva tetap sebesar 8,87% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan total aktiva perusahaan ini diikuti dengan penurunan total kewajiban sebesar 16,4%. Peningkatan Ekuitas perusahaan sebesar 13,5% menjadi Rp 428,8M yang berasal dari laba bersih perusahaan.
D. ARUS KAS Arus kas dari aktivitas operasi, penerimaan kas dari pelanggan selama tahun 2016 sebesar Rp 687,5M mengalami kenaikan sebesar Rp 48,4M atau 7,6% dibanding tahun sebelumnya. Pembayaran kepada pemasok, karyawan dan beban usaha mengalami penurunan sebesar Rp 26,5M atau mengalami penurunan sebesar 4,8% dibanding tahun sebelumnya. Sehingga kas yang diperoleh dari operasi dalam tahun 2016 sebesar Rp 158M atau naik 94,6% dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini terjadi karena beberapa piutang yang telah lewat jatuh tempo dilunasi. Kas yang diperoleh dari operasi tahun 2016 tersebut digunakan untuk pembayaran bunga, dan pembayaran pajak penghasilan.
18
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitasi operasi tahun 2016 sebesar Rp 140.2M atau mengalami kenaikan sebesar 111.8% dibanding tahun sebelumnya.
E.
PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN REALISASI
Penjualan konsolidasi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2016 sebesar Rp649 milyar masih berada dibawah target 2016 yaitu sebesar Rp 771M. Pada tahun 2016 hanya mencapai 84.1% dari target penjualan tahun 2016. Laba bersih perseroan sebesar Rp 63.3M berhasil mencapai 99.8% dari target 2016 yaitu sebesar Rp 63.4M.
F.
LIQUIDITY, OPERATIONAL, PROFITABILITY, SOLVENCY, AND MARKET RATIOS
LIQUIDITY RATIO Current Ratio
= Current Assets / Current Liabilities (dalam milyar Rupiah)
2015
= 398,06 / 166
= 2,39
2016
= 403,09 / 138,8
= 2,90
Operation Cash Flow Ratio
= Operation Cash Flow / Total Debts
2015
= 639,1 / 210,1 = 3,04
2016
= 687,5 / 166
= 4,14
OPERATIONAL/EFFICIENCY RATIO Assets Turnover
= Net Sales / Total Assets
2015
= 634,4 / 543,9 = 1,16
2016
= 649 / 567,5
= 1,14
PROFITABILITY RATIO
= Net Income / Total Assets
Return on Assets (ROA)
2015
= 40,17 / 543,9 = 0,073 (7,3%)
2016
= 63,3 / 567,5
= 0,111 (11,1%)
SOLVENCY RATIO Debt Ratio
= Total Liabilities / Total Assets
2015
= 210, 12 / 543,9
= 0,38
2016
= 165,9 / 567,5
= 0,29
19
Long-term Debt to Equity
= Long-term Debt / Total Assets
2015
= 5,99 / 543,9
= 0,011
2016
= 12,173 / 567,5
= 0,021
MARKET RATIO Earnings per Share (EPS)
= Net Earning / Number of Shares
2015
= Rp 76.155.082.128 / 576.932.440
= 132, 25
2016
= Rp 62.912.022.452 / 302.461.646
= 208,31
G. PERBANDINGAN DENGAN BENCHMARK
20
21
V. ANALISIS RISIKO DAN POTENSI PERPAJAKAN A. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) Potensi PPN berasal dari transaksi penjualan produk yang dilakukan oleh perusahaan, dalam hal ini produk yang diperdagangkan oleh perusahaan adalah Barang Kena Pajak. Akan tetapi, tidak termasuk penjualan ke luar negeri (ekspor) dimana tarif PPN atas ekspor BKP adalah 0%. Namun ekspor yang dilakukan oleh perusahaan masih mempunyai persentase yang kecil dari total penjualan. Potensi penerimaan PPN juga berasal dari transaksi impor pembelian bahan baku yang kebanyakan berasal dari China dan Singapura. Langkah yang bisa dilakukan untuk memantau potensi PPN adalah dengan membandingkan penjualan dan pembelian bahan baku dalam laporan perusahaan dibandingkan dengan pajak masukan maupun pajak keluaran sesuai dengan faktur maupun MPN. Selain itu terdapat objek pemotongan PPN atas jasa pihak lain yang dimanfaatkan oleh perusahaan, seperti jasa pemeliharaan, jasa perawatan, jasa penilaian, jasa ekspedisi, termasuk jasa freight forwarding. Selain itu terdapat PPN atas pengalihan tanah/bangunan, termasuk juga atas transaksi pembelian aset perusahaan berupa peralatan dan mesin.
B. PAJAK PENGHASILAN BADAN Pajak Penghasilan Badan mempunyai potensi penerimaan yang besar dilihat dari laba komersial perusahaan dalam laporan keuangan dengan kecenderungan naik dari tahun sebelumnya. Pada laporan laba rugi diketahui laba bersih sebesar Rp 85M, dengan PPh Badan sebesar Rp 21M. Namun perlu dilihat kembali terkait rekonsiliasi fiskal yang dilakukan oleh perusahaan, tentunya dengan membandingkan data dalam laporan keuangan di SPT Wajib Pajak, terutama kaitannya dengan biaya yang boleh dikurangkan sesuai Pasal 9 UU PPh. Kemudian terdapat potensi penghasilan perusahaan berupa keuntungan selisih kurs, yang dalam laporan keuangan komersial terdapat dalam jumlah sekitar Rp 1M. Perusahaan juga menerima pembayaran klaim asuransi atas kebakaran di Pabrik Jatiuwung Tangerang pada tahun 2014 dan 2015, yang sesuai dengan Pasal 11 ayat 8 UU PPh merupakan penghasilan bagi perusahaan. Dalam laporan keuangan konsolidasi termasuk entitas anak yaitu PT Colorpak Flexible Indonesia yang mempunyai bidang usaha perdagangan, yang dalam laporannya diketahui bahwa pada tahun 2014 dan 2015 mengalami rugi fiskal, hal ini patut menjadi perhatian karena dalam hal ini saham PT Colorpak dalam anak perusahaan mencapai 99%.
C.
PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PPH
PPH PASAL 21
Potensi penerimaan pajak dari pemotongan PPh Pasal 21 berasal dari gaji/upah karyawan perusahaan termasuk direksi dan komisaris, yang dalam laporan keuangan komersial beban gaji termasuk bonus mencapai Rp 28M. Kemudian terdapat honor tenaga ahli yang mencapai Rp 3M. Selain itu, terdapat juga pembayaran pensiun sebesar Rp 1,2M.
PPH PASAL 22
Potensi penerimaan dari PPh Pasal 22 yaitu berasal dari pembayaran PPh Pasal 22 impor ketika perusahaan melakukan impor pembelian bahan baku dari pemasok luar negeri yaitu Ink Color China dan juga Coim Asia Pacific Pte. Ltd dari Singapura. PPh Pasal 22 impor juga berasal dari impor perusahaan atas pembelian aset berupa 22
peralatan dan mesin untuk proses produksi.
PPH PASAL 23
Potensi penerimaan PPh Pasal 23 berasal dari pembagian dividen kepada pemegang saham Wajib Pajak Badan Dalam Negeri, dimana yang terbesar yaitu kepada PT Bukit Semesta Indah dengan kepemilikan 7,49%. Pada tahun 2015 perusahaan membagikan dividen tunai dengan total Rp 19M dan tahun 2016 sebesar Rp 12M. Pada tahun 2017 perusahaan diketahui akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 31M. Terdapat potensi PPh Pasal 23 atas berbagai jasa sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor 141/PMK.03/2015, di antaranya jasa pemeliharaan mesin/peralatan, jasa perawatan kendaraan, jasa penilai, jasa pengangkutan (ekspedisi), jasa freight forwarding. Ada juga potensi PPh Pasal 23 yang berasal dari sewa alat angkut.
PPH PASAL 25
Penerimaan pajak PPh Pasal 25 merupakan pembayaran pajak secara angsuran tiap bulan yang dihitung berdasarkan pajak terutang tahun sebelumnya. Dengan PPh Badan terutang cukup besar, maka pembayaran PPh Pasal 25 tiap bulan juga akan besar, langkah yang dilakukan yaitu pengawasan atas ketepatan pembayaran baik jumlah maupun tanggal bayar.
PPH PASAL 26
Potensi penerimaan pemotongan PPh Pasal 26 berasal dari gaji/upah kepada karyawan maupun tenaga ahli Wajib Pajak Luar Negeri. Pemotongan PPh Pasal 26 juga berasal dari pembagian dividen kepada Wajib Pajak Luar Negeri, dalam hal ini Ink Color International Pte. Ltd Singapura dengan kepemilikan 51,42% dan JP Morgan Bank Luxembourg dengan kepemilikan 7,67%. Terdapat kemungkinan potensi PPh Pasal 23/26 atas royalti, yaitu penggunaan atau hak menggunakan formula atau proses rahasia yaitu berupa campuran formula campuran warna tinta, yang berasal dari Wajib Pajak Luar Negeri
PPH PASAL 4 AYAT (2)
Potensi penerimaan PPh Pasal 4 ayat (2) yaitu penghasilan bunga atas deposito berjangka maupun simpanan di bank yang diterima perusahaan. Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) juga dilakukan atas pembagian saham kepada Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, dimana kepemilikan terbesar yaitu Chandra Natalie Widjaja dengan persentase 6,70%. Selain itu perusahaan juga melakukan pembelian tanah senilai Rp 21M dari PT Bumimulia Indah Lestari yang merupakan relasi perusahaan, dalam hal ini terdapat potensi PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan yang diterima PT Bumimulia Indah Lestari. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai kewajaran transaksi pengalihan tanah tersebut, karena dilakukan oleh afiliasi.
D. INDIKASI TRANSFER PRICING Beberapa transaksi perusahaan baik itu pembelian bahan baku maupun penjualan barang jadi (produk), dilakukan antara pihakpihak yang berafiliasi, baik itu entitas sepengendali maupun pihak berelasi lainnya terutama terkait kepemilikan atau penguasaan. Beberapa pihak lawan transaksi yang berelasi yaitu PT Bumimulia Indah Lestari, PT Nanya Indah Plastics, dan juga Ink Color
23
China. Diketahui juga bahwa komisaris utama perusahaan mempunyai hubungan keluarga dengan Direktur Utama PT Indonesia Nanya Indah Plastic. Atas transaksi-transaksi tersebut perlu diteliti lebih lanjut mengenai kewajaran transaksi, sesuai ketentuan dalam Pasal 18 UU PPh.
24