Chapter 7
Aspek Akuntansi
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Mata Kuliah
Studi Kelayakan Bisnis
oleh :
Diah Febriani
1301103010036
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2017
Aspek Akuntansi
Lingkup Akuntansi
Pengertian Akuntansi
Terdapat dua sudut pandang mengenai pengertian akuntansi, yaitu:
Sudut pandang pemakai jasa akuntansi
Dari sudut ini, akuntansi diartikan sebagai suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi itu nantinya akan digunakan untuk 1). Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manajemen, dan 2). Pertanggungjawaban organisasi kepada investor, kreditur, dan badan pemerintah.
Sudut pandang proses kegiatannya
Dipandang dari sudut ini, akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi. Tugas akuntansi merupakan kegiatan yang kompleks dan menyangkut kegiatan-kegiatan lannya, yaitu:
Mengidentifikasikan data mana yang termasuk dalam data akuntansi
Kegiatan memproses data akuntansi tersebut menjadi informasi akuntansi melalui proses mengklasifikasi, meringkas, dan melaporkan.
Informasi akuntansi tersebut akan berguna dalam pengambilan keputusan bagi para pemakainya setelah dilakukan proses analisis terhadapnya.
Pengertian akuntansi menurut Lapoliwo dan Daniel KS (2007: 2) mengatakan bahwa akuntansi adalah seni pencatatan, penglasifikasian, dan pengikthtisaran dengan cara yang sepatutnya dan dalam satuan uanga atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya mempunyai sifat keuangan serta penginterperstasian hasil pencatatan tersebut.
Laporan Keuangan dan kepentingan
Analisis laporan keuangan adalah proses analisis dan penilaian yang membantu dalam menjawab beberapa pertanyaan yang sudah sewajarnya diajukan, jadi itu merupakan alat untuk mencapai tujuan. Analisis laporan keuangan belum dapat dikatakan sebagai suatu bantuan untuk mengambil keputusan yang tepat. Karena masalah keuangan tergantung pada sudut pandang pihak-pihak yang terlibat, tingkat kepentingan relatif permasalahan dan sifat serta keandalan informasi yang tersedia.
Tingkat ketelitian dan pemilihan analisis keuangan yang dilakukan tergantung pada situasi. Apabila keadaan mengharuskan adanya beberapa estimasi yang tak pasti, maka lebih menguntungkan untuk menetapkan suatu rentang jawaban yang mungkin daripada suatu jawaban eksak. Disatu sisi tidak perlu memilih berbagai jawaban jika situasinya jelas yang menyarankan menggunakan alternatif khusus, artinya tidak ada perlunya mempersulit hal yang sudah jelas.
Syarat-syarat Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebagai sumber informasi dan alat yang digunakan untuk pengambilan keputusan, maka laporan keuangan harus memenuhi beberapa persyaratan agar kebijaksanaan yang diambil berdasarkan informasi tersebut tidak menyesatkan. Disebutkan dalam exposure draft Prinsip Akuntansi Indosesia, Bambang S., (1985) syarat-syarat laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Relevan
Suatu laporan keungan harus relevan, karena laporan keuangan merupakan suatu informasi yang harus dikaitkan dengan maksud penggunanya. Jika informasi tersebut tidak relevan untuk keperluan pengambil keputusan, maka informasi tersebut tidak akan ada gunanya. Dalam mempertimbangakn relevansi informasi yang bertujuan umum, perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai dan bahkan pada kebutuhan khusus pokok tertentu. Dengan demikian, informasi tersebut mungkin mempunyai tingkat relevansi tinggi untuk kegunaan khusus, sementara kecil sekali relevansinya bagi kegunaan yang lain.
Dapat dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh para pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan denga lingkup pengertian para pemakai. Dalam hal ini pemakai informasi juga diharapkan agar memahami mengenai aktivitas-aktivitas perusahaan, proses akuntansi keuangan, dan istilah-istilah yang digunakan dalam laporan.
Daya uji
Informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh pengukur yang independen, dengan menggunakan metode-metode pengukuran yang sama.
Netral
Informasi harus ditujukan pada kebutuhan umum pemakai, tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan khusus pemakai. Informasi tidak boleh menyajikan informasi yang hanya menguntungkan beberapa pihak, dan merugikan pihak lainnya yang mempunyai kepentingan yang berbeda.
Tepat waktu
Informasi harus disampaikan secepat mungkin sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya suatu pengambilan keputusan.
Daya banding
Informasi mengenai laporan keuangan akan lebih baik jika dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dalam perusahaan yang sama, atau membandingkan dengan perusahaan yang sejenis dalam periode yang sama.
Lengkap
Informasi akuntansi dapat dikatakan lengkap apabila meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi enam tujuan kuantitatif atau persyaratan diatas, dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam pelaporan keuangan.
Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut exposure draft Prinsip Akuntansi Indonesia dalam Sunyoto (2014:216) keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Laporan keuangan bersifat historis, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu.
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran-taksiran dan berbagai pertimbangan.
Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
Laporan keuangan lebih menekankan pada indeks ekonomi suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukum-hukumnya.
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah teknik, dan pemakai laporan keuangan dianggap mengerti bahasa teknis akuntansi.
Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan.
Informasi yang bersifat kualitatif dan faktor yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
Neraca
Pengertian Neraca
Aset = utang + modal pemilikNeraca adalah potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu yang meliputi aset (sumber daya) perusahaan dan klaim atas aset tersebut. Aset perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada masa lalu. Dana diperoleh dari utang dan dari modal pemilik perusahaan (Hanafi & Halim dalam Sunyoto, 2014: 217). Persamaan neraca dapat dirumuskan sebagai berikut:
Aset = utang + modal pemilik
Aktiva
Aktiva dibagi menjadi 5 (Lima) elemen, yaitu:
Aktiva Lancar, seperti kas, persediaan barang dagangan, piutang dagang, wesel, sewa dibayar dimuka, dll
Investasi jangka panjang, seperti saham, obligasi, surat-surat berharga, penyisihan piutang untuk melunasi utang jangka panjang, dan aktiva lain.
Aktiva tetap berwujud, yaitu aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Aktiva tidak berwujud, seperti hak paten, hak cipta, franchise, goodwill, dll
Aktiva lain-lain, seperti biaya emisi saham
Utang
Utang dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
Utang lancar, seperti utang usaha atau utang dagang, utang biaya, utang pendapatan, dan utang bank.
Utang jangka panjang, seperti utang obligasi, utang hipotik, dan utang lain-lain.
Modal
Menurut Bambang Subroto (1985), modal dikelompokkan menjadi empat yaitu:
Modal pemilik, didalam perusahaan perseorangan modal pemilik dibukukan dalam satu perkiraan modal. Saldo dari perkiraan modal ini merupakan kumpulan dari investasi-investasi, pengembalian dan laba atau rugi dari operasi perusahaan.
Modal yang disetor
Modal saham, yaitu modal bagian dari setoran pemilik yang jumlahnya sebesar nilai nominal kali banyaknya saham yang beredar.
Tambahan modal disetor, yaitu kelebihan setoran pemilik diatas nilai nominal saham.
Laba yang ditahan, yaitu modal yang berasal dari hasil operasi perusahaan yang ditahan sebelum dibagikan dalam bentuk dividen.
Laporan Laba-Rugi
Pengertian Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi merupakan ikhtisar yang disusun secara ikhtisar yang disusun secara sistematis berisikan data yang mencakup seluruh pendapatan atau revenue perusahaan dan seluruh beban perusahaan untuk satu periode akuntansi.
Pos-pos Laporan Laba Rugi
Hasil penjualan
Penghasilan dari penjualan menunjukkan jumlah penjualan kepada para langganan dalam periode tertentu. Hasil penjualan kotor ini nantinya harus dikurangi dengan retur dan potongan penjualan apabila ada untuk memperoleh hasil penjualan neto.
Harga pokok barang yang dijual
Harga pokok adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut. Dimana harga pokok biaya dihitung dengan menambah persediaan awal periode dengan pembelian barang dagangan dikurangi retur dan potongan dan dikurangi persediaan akhir periode.
Biaya operasi
Biaya operasi (operating expenses) dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu:
Biaya penjualan yang terdiri dari biaya-biaya yang langsung berhubungan dengan penjualan, seperti biaya advertensi, biaya pengiriman, biaya gaji manajer penjualan, dan biaya penjualan lainnya.
Biaya umum dan administrasi, yang meliputi biaya-biaya pengawasan umum dan penyelenggaraan administrasi kantor, pemeliharaan catatan akuntansi, dll
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menggambarkan mengenai perubahan modal perusahaan yang terjadi selama periode tertentu. Menurut Mardiasmo (1993) laporan perubahan modal terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
Untuk perusahaan perseorangan
Modal perusahaan perseorangan dapat bertambah karena adanya setoran modal pemilik dan laba usaha. Modal perusahaan perseorangan akan berkurang apabila perusahaan mengalami kerugian dan adanya pengambilan modal pemilik.
Untuk perusahaan persekutuan
Perubahan modal pada perusahaan persekutuan biasanya dilaporkan terinci untuk setiap pemilik modal. Jika diperoleh laba, maka laba tersebut akan dibagikan kepada masing-masing pemilik sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Penyebab terjadinya perubahan modal perusahaan persekutuan hampir sama dengan perusahaan perseorangan, akan tetapi jumlah perubahan modal masing-masing pemilik umumnya jumlahnya tidak sama.
Untuk perusahaan perseroan
Komponen modal perusahaan perseroan antara lain berupa modal saham dan laba yang ditahan. Modal saham dilaporkan sebesar nilai nominal dari saham yang terjual, sedangkan laba yang ditahan dilaporkan sebesar jumlah bagian laba yang tidak dibagikan kepada pemilik saham. Laba atau rugi perusahaan tidak mempengaruhi jumlah modal saham, melainkan berpengaruh terhadap laba yang ditahan. Laba ditahan dapat berubah karena pembayaran dividen kepada pemegang saham, sehingga laporan perubahan modal perusahaan perseroan disebuat dengan laporan perubahan laba yang ditahan atau umumnya disebut dengan laporan laba yang ditahan.
Contoh laporan perubahan modal perusahaan perseroan:
Usaha Kaos Oblong "JOGJER"
Laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2014
Saldo laba yang ditahan 1 jan 2014
Rp xxxxxx
Laba usaha Rp xxxxxx
Pembayaran dividen (Rp xxxx)
Rp xxxxx
Saldo laba yang ditahan 31 Des 2014
Rp xxxxxx
Daftar Pustaka
Bambang Subroto. 1985. Analisis Laporan Keuangan. Ed ke-1. Cetakan 1. Liberty: Yogyakarta.
Mardiasmo. 1993. Akuntansi Keuangan Dasar 1. Edisi 1. Ghalia Indonesia: Bogor.
Sunyoto, Danang. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. CAPS, Yogyakarta.
Studi Kelayakan Bisnis – Bab 7" 1