CETAK CETAK ANA AN ATOMIS RAHANG TIDAK BERGIGI TEORI Tujuan Tujuan utama mencetak adalah mereproduksi mereproduksi permukaan permukaan jaringan yang yang akan akan menyan menyangga gga gigi gigi tiruan tiruan (dentu (denture re-be -beari aring ng tissue tissues) s) sehing sehingga ga dida didapa patk tkan an basi basis s gigi gigi tiru tiruan an yang yang mamp mampu u bera berada dapta ptasi si seca secara ra akur akurat at dengan dengan jaring jaringan an penyan penyangga gga dan mamp mampu u menah menahan an beban beban (terc (tercapa apainy inya a supp su ppor ort, t, reten etensi si dan dan stab stabil ilit itas as GT yang yang baik baik). ). Sala Salah h satu satu fakt faktor or yang yang mendukung keberhasilan pembuatan GTP adalah keakuratan dimensi dan detail kontur model studi kerja yang didapat dari pencetakan. pencetakan. Pada rahang atas, sendok cetak harus menutupi hingga pterygoma!illary notches"hamular notch dan garis #ibrasi palatum lunak ($% ($ % &ine &ine)) sert serta a melu meluas as ke #est #estib ibulu ulum m fasi fasial al seda sedang ngka kan n untu untuk k raha rahang ng ba'ah, sendok cetak harus menutupi permukaan retromolar pads, buccal shel sh elff dan dan selu seluru ruh h resid esidua uall al#e al#eol olar ar ridg ridge e sert serta a melu meluas as ke #est #estib ibul ulum um lingual. ertujuan agar didapatkan perluasan basis dan sayap gigi tiruan yang seluas mungkin sehingga distribusi beban yang diterima oleh gigi tiruan dapat merata. I. PERSIAPAN PERSIAPAN (Sebelum Kedatangan Penderita a. Siapkan instrumen diagnosa, bo'l (mangkuk karet) dan spatula cetak, baha bahan n ceta cetak k algi algina natt norm normal al sett settin ing g dan dan air air (tak (takar aran an sesu sesuai ai atur aturan an pabrik), sendok cetak untuk rahang tidak bergigi (ukuran disesuaikan dengan besar rahang pasien), masker dan sarung tangan. b. %ands instrumen dan peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril. c. Siapkan alas meja dental unit, lap dada dan gelas kumur kumur penderita. P!"i"i P!"i"i Pender Penderita ita dan O#erat O#erat!r !r "aat "aat Men$et Men$eta% a% Ra&ang Ra&ang Ata" Ata" dan Ra&ang Ba'a& a. $t $tur ur posisi posisi pender penderita ita pada pada kursi ursi dental dental unit. unit. Penderi enderita ta duduk duduk dalam dalam posisi tegak dengan sandaran kepala sejajar dengan tubuh penderita. &ap dada dipasang supaya baju penderita tidak kotor.
Gbr..* ($) () Posisi penderita Salah * (+) Posisi penderita enar (eil dkk, ) b. $tur ketinggian kursi dental unit. Posisikan kursi dental unit penderita supaya saat mencetak /, mulut penderita sejajar dengan bahu operator dan saat mencetak /$, mulut penderita sejajar dengan siku operator. c. Tentukan ukuran sendok cetak yang sesuai dengan besar lengkung /$ dan / penderita dengan cara mencobakan ke pasien berbagai macam ukuran sendok cetak yang akan digunakan. d. Posisi operator saat mencetak /$ yaitu berdiri sedikit di belakang dan sisi kanan penderita sehingga operator dapat mengontrol sendok cetak dan menempatkannya tepat di bagian tengah rongga mulut dan tangkai sendok cetak segaris dengan hidung pasien atau garis median 'ajah. e. Saat mencetak /, operator berdiri di depan dan sisi kanan penderita.
Gbr.0. ($) Posisi mencetak /* () Posisi mencetak /$ (eil et al, ) Te%ni% Men$eta% . Mu%!"tati% ertujuan untuk mendapatkan cetakan jaringan saat jaringan dalam kondisi relaks karena sebagian besar pemakaian gigi tiruan adalah saat jaringan berada dalam kondisi tidak berfungsi (mastikasi). 1leh karena itu digunakan bahan cetak elastis tipe hydrokolloid irre#ersible yaitu alginat yang memiliki karakteristik #iskositas minimal dan aplikasi tekanan pada mukosa saat mencetak minimal"negatif. $kan tetapi, bila bahan alginat digunakan sebagai alternatif bahan cetak fungsional maka akan mengurangi peran otot sebagai retensi gigi tiruan. 1leh karena itu, teknik dan bahan mukostatik ini lebih sesuai digunakan untuk mencetak anatomis untuk pembuatan model studi"diagnostik. ). Mu%!%!m#re"i*e Teknik ini melakukan kompresi (tekanan) yang minimal"maksimal terhadap seluruh jaringan penyangga gigi tiruan saat proses pencetakan berlangsung. Guna mendapatkan kondisi yang sama ketika pemakaian gigi
tiruan, maka saat pencetakan mukokompresi#e, jaringan penyangga akan terkompresi serupa dengan saat gigi tiruan berfungsi (mastikasi) dan permukaan gigi tiruan berada pada posisi kontak yang paling maksimal terhadap jaringan. ahan yang digunakan adalah tipe elastis elastomeric (silicone"poli#inilsiloksane) yang terdiri atas base dan katalyst. +. Mu%!%!m#re"i*e Sele%ti, 2isebut juga selecti#e-pressure impression. Teknik ini melakukan kompresi (tekanan) terhadap daerah tertentu jaringan penyangga gigi tiruan dan tanpa"minimal kompresi pada daerah yang lain saat proses pencetakan berlangsung. 3isalnya menekan pada daerah residual ridge /$ akan tetapi pada daerah garis median dan papilla insisi#a diberikan kompresi minimal sehingga daerah ini tidak berkontak dengan basis GT ketika berfungsi (mastikasi). 3enurut oucher (45), mukosa pada residual al#eolar ridge lebih resilien dalam menahan beban dibandingkan mukosa pada daerah garis median yang tipis. Teknik ini umumnya digunakan pada kondisi mukosa residual ridge sehat. Pada kondisi residual ridge yang 6abby maupun 6at (datar), bila tekanan berlebih diaplikasikan pada area tersebut akan menimbulkan rasa sakit pada mukosa karena tipisnya mukosa yang berada di atas ridge sehingga disarankan untuk menggunakan teknik dengan minimal kompresi. ahan cetak yang digunakan pada teknik ini merupakan kombinasi dari bahan compound yang dicetakkan terlebih dulu pada daerah garis median 7 papilla insisi#a kemudian dilakukan pencetakan kembali dengan menggunakan impression plaster -. Cl!"ed atau O#en M!ut& Im#re""i!n Pada umumnya teknik mencetak open-mouth (mulut terbuka) lebih disukai karena operator dapat memastikan apakah muscle trimming untuk berbagai pergerakan otot telah dilakukan dengan baik. Teknik mencetak closed-mouth (mulut tertutup) dilakukan dengan lempeng galangan gigit /$ dan / terpasang dalam rongga mulut dan pencetakan menggunakan bahan elastis elastomer, dilakukan pada kondisi mulut pasien tertutup dan pasien self muscle-trimming. 3enurut 3ac3illan (54), teknik ini mampu mencetak tepi lingual rahang ba'ah dengan lebih detail karena pergerakan lidah saat mulut pasien tertutup dan beroklusi akan lebih aktif bila dibandingkan saat mulut pasien terbuka dan lidah dijulurkan ke depan. Pergerakan aktif lidah akan memberikan beban horisontal pada GT, sehingga dibutuhkan retensi dan stabilitas GT yang baik untuk mampu menahan beban tersebut. Prosedur mencetak untuk GTP harus memperhatikan hal-hal berikut ini (/ahn et al, 8) 9 . Pre"er*a"i aringan
Secara :siologis dengan hilangnya stimulasi dari gigi asli maka akan berakibat atrophy"resorpsi al#eolar ridge. Proses tersebut ber#ariasi pada tiap indi#idu dan dapat dipercepat ataupun diperlambat oleh faktor lokal antara lain teknik mencetak dan bahan cetak yang dipilih berpengaruh pada pembuatan GTPnya. ila tekanan berlebih digunakan saat mencetak maka basis GTP pun akan menekan jaringan penyangganya saat pemakaian sehingga terjadi kerusakan pada jaringan lunak dan resorpsi tulang yang berlebih. 0. Su##!rt/Pen0angga Semakin luas area jaringan penyangga yang tercetak maka semakin luas dan merata distribusi beban pada GTP. %al tersebut dapat membantu preser#asi jaringan, menambah stabilitas dan retensi GTP. 8. Stabilita" $daptasi yang baik terhadap mukosa yang tidak mengalami distorsi akan menambah resistensi GTP terhadap pegerakan horisontal. 1leh karena dengan berkurangnya dataran al#eolar ridge atau bertambahnya 6abby tissue maka stabilitas GTP akan berkurang. 5. E"teti% ;etebalan tepi GTP area #estibulum harus disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap pasien, jangan sampai terlampau tebal karena akan mempengaruhi kontur fasial"pro:l 'ajah pasien. <. Reten"i $pabila ke-5 hal tersebut di atas tercapai maka akan didapatkan retensi GTP yang baik. Selain itu terdapat hal-hal lain yang berpengaruh pada retensi GTP antara lain 9 a. Tekanan atmos:r. Tergantung pada peripheral seal GTP. atas antara mukosa bergerak dan tidak bergerak haruslah jelas dan tidak mengakibatkan kerusakan pada mukosa bergerak akibat perluasan basis GTP yang berlebih b. $dhesi. Perlekatan sali#a terhadap GTP. c. ;ohesi. Perlekatan di antara molekul-molekul sali#a d. 3echanical &ocks. $danya undercut (mis. eksostosis) terbukti kurang dapat ditoleransi oleh pasien sehingga dapat mengiritasi jaringan lunak terutama saat prosedur pemasangan dan pelepasan GTP e. ;ontrol 1tot dan Toleransi Pasien. Terkadang GTP terlihat melekat dengan baik dalam rongga mulut pasien akan tetapi tidak disebabkan keakuratan support tapi dikarenakan adaptasi otot bibir, lidah, pipi dan toleransi pasien yang baik II. Ta&a#an Men$eta% RA dan RB
. Tentukan ukuran sendok cetak /$ / yang akan digunakan untuk mencetak, sesuai dengan besar lengkung rahang phantom. 0. 3anipulasi material cetak dengan cara mencampur bubuk bahan cetak alginat (takaran bubuk sesuai ketentuan pabrik) tersebut ke dalam mangkuk karet berisi air (takaran li=uid sesuai ketentuan pabrik) dan adonan tersebut diaduk sambil ditekan ke tepi mangkuk karet (teknik #igourous eight - hand mi!ing) hingga homogen. Perhatikan 'orking time dan setting time bahan cetak (sesuai aturan pabrik. 8. &etakkan adonan bahan cetak ke dalam sendok cetak lalu lakukan pencetakan pada /$"/ phantom. Gunakan kaca mulut untuk meretraksi bibir dan pipi model rahang
Gbr.8. Teknik penempatan sendok cetak untuk mencetak / (eil dkk, ) 5. Saat mencetak /, instruksikan pasien untuk mengangkat lidahnya dan menyentuhkan ujung lidah pada palatum sesaat setelah sendok cetak dimasukkan dalam mulut. ;emudian pasien diminta untuk menjulurkan lidahnya. %al ini dilakukan agar didapatkan hasil cetakan yang meluas di daerah lingual hingga ke retromylohyoid dan menentukan posisi frenulum lingualis pasien.
Gbr.5. Teknik penempatan sendok cetak untuk mencetak /$ (eil dkk, )