EDENTULOUS Kehilangan gigi disebut juga dengan edentulous. Kehilangan gigi dapat didefinisikan sebagai hilangnya beberapa atau semua gigi pada lengkung rahang.Hilangnya gigi akan menyebabkan penurunan tulang alveolar, migrasi gigi tetangga serta dapat memengaruhi jaringan pendukung dalam menerima restorasi prostetik yang adekuat. Etiologi Secara umum kehilangan gigi merupakan hasil dari suatu proses penyakitsehingga dapat diklasifikasikan sebagai masalah rongga mulut. Kehilangan gigi geligi lebih sering disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan penyakit periodontal. Faktor lain seperti trauma, sikap dan karakteristik terhadap pelayanan kesehatan gigi, faktor sosio demografi serta gaya hidup juga turut memengaruhi hilangnya gigi.
JENIS EDENTULOUS Edentulous adalah kondisi dimana hilangnya seluruh gigi asli. Kehilangan gigi telah lama dianggap sebagai bagian dari proses penuaan. Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh kerusakan gigi, periodontitis, atau kecelakaan. Edentulous lebih banyak terdapat pada masyarakat yang tingkat sosial-ekonominya rendah. Kehilangan gigi dapat menyebabkan estetik yang buruk dan proses biomekanis, keadaan ini menjadi lebih buruk ketika pasien dengan edentulous total dan kehilangan seluruh jaringan periodontal. Pada sebagian besar pasien yang mengalami kehilangan gigi merupakan suatu hal yang buruk dan menimbulkan keinginan mencari perawatan gigi untuk memelihara kesehatan gigi serta penampilan yang baik secara sosial. Hilangnya beberapa gigi disebut edentulous sebagian dan hilangnya seluruh gigi disebut edentulous total. Edentulous total dapat didefinisikan sebagai keadaan fisik dari rahang diikuti hilangnya seluruh gigi dan kondisi dari jaringan pendukung tersedia untuk terapi penggantian atau rekonstruksi. Edentulous sebagian didefinisikan sebagai hilangnya beberapa tetapi tidak semua gigi asli pada lengkung rahang. Pada pasien edentulous sebagian, hilangnya gigidilanjutkan dengan penurunan tulang alveolar, gigi tetangga dan pengaruh tingkat kesulitan jaringan pendukung dalam menerima restorasi prostetik yang adekuat.
Kualitas dari jaringan pendukung memperbaiki kondisi keseluruhan dan dipertimbangkan pada tingkat diagnostik dari sistem klasifikasi. DAMPAK Kehilangan gigi sebagian memiliki dampak emosional, sistemik dan fungsional. Hilangnya satu atau beberapa gigi dapat mengakibatkan terganggunya keseimbangan susunan gigi geligi. Bila hal tersebut tidak segera diatasi, maka akan mengganggu fungsi bicara, pengunyahan maupun estetik serta dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara umum.
Emosional Kehilangan gigi dapat menimbulkan dampak emosional dalam kehidupan sehari-hari.Kehilangan gigi terutama di regio depan dapat mengganggu estetis yang memengaruhi aspek psikologis individu.Pada kehilangan gigi depan biasanya memperlihatkan wajah dengan bibir masuk ke dalam dan dagu menjadi tampak lebih ke depan. Selain itu akan timbul garis yang berjalan dari lateral sudut bibir dan terbentuk lipatan-lipatan yang menyebabkan sulkus nasolabial menjadi lebih dalam, sehingga wajah tampak lebih tua.Adanya perubahan-perubahan ini membuat individu merasa sangat terganggu, kehilangan percaya diri, sadar akan penampilan dan menganggap kehilangan gigi sesuatu yang tidak patut dibicarakan sehingga pasien akan merahasiakannya. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang mengungkapkan bahwa ada pengaruh emosional yang signifikan sebagai konsekuensi kehilangan gigi dimana lebih dari 45% individu merasa sulit untuk menerima kehilangan gigi yang dialaminya. Berdasarkan penelitian Suresh dkk (2010) dilaporkan bahwa individu yang kehilangan gigi cenderung merasa malu saat tersenyum didepan orang lain. Setiap orang ingin diterima dan ingin berinteraksi dalam kelompok sosial dengan nyaman namun hal ini dapat terganggu karena kehilangan gigi dapat mengganggu penampilan dan berbicara. Hal tersebut dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri individu sehingga akan cenderung menarik diri dari masyarakat. Oleh karena itu,faktor estetis menjadi motivasi utama pasien dan penting untuk melakukan perawatan prostodonsia.
Sistemik
Kehilangan gigi dapat memengaruhi kesehatan rongga mulut dan kesehatan umum.Kehilangan gigi sering dihubungkan dengan penyakit sistemik serta penyakit kronis pada orang tua dan merupakan faktor resiko terjadinya penurunan berat badan.Pada sebuah penelitian tentang hubungan antara status kesehatan rongga mulut dan defisiensi nutrisi pada responden yang berusia 85 tahun keatas di Switzerland, menunjukkan terjadi penurunan Body Mass Index (BMI) dan konsentrasi serum albumin pada usia tua dengan status gangguan fungsi rongga mulut. Hal ini terjadi karena jumlah dan distribusi gigi dalam rongga mulut sangat memengaruhi efisiensi fungsi pengunyahan.Kehilangan gigi menyebabkan pemilihan makanan sehingga pemasukan nutrisi yang kurang dan terjadi defisiensi yang dapat memengaruhi kesehatan secara umum.Kehilangan gigi dapat menyebabkan penyakit sistemik seperti penyakit kardiovaskuler, kanker esofagus, kanker lambung dan kanker pankreas.
Fungsional Dampak fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan gigi dapat berupa gangguan berbicara dan ganguan pengunyahan 1. Gangguan Bicara Kehilangan gigi dapat menurunkan fungsi bicara karena gigi memiliki peranan yang penting dalam proses berbicara. Beberapa huruf dihasilkan melalui bantuan bibir dan lidah yang berkontak dengan gigi-geligi. Huruf-huruf yang dibentuk melalui kontak antara lidah dan gigi-geligi adalah huruf konsonan seperti s, z, x, d, n, l, j, t, th, ch dan sh. Sedangkan huruf yang dibentuk melalui kontak antara bibir dan gigi-geligi yaitu f dan v. Individu yang mengalami kehilangan gigi akan sulit menghasilkan huruf-huruf tersebut terutama pada gigi di bagian anterior. Hal tersebut akan mengganggu proses bicara dan berkomunikasi. Menurut Palmer (1974), pada individu yang masih memiliki gigi-geligi yang lengkap maka gigi posterior berperan dalam membantu pergerakan lidah saat berbicara 2. Gangguan Pengunyahan Sistem pengunyahan merupakan suatu unit fungsional yang terdiri dari gigi, jaringan pendukung gigi, sendi temporomandibula, otot-otot termasuk bibir, pipi, lidah, palatum, sekresi saliva dan peredaran
darah serta persarafan.Kehilangan gigi juga merupakan penyebab paling sering pada gangguan fungsi pengunyahan.Jumlah gigi yang sedikit akan menurunkan efisiensi pengunyahan makanan sehingga akan memengaruhi status makan dan status nutrisi. Kida dkk (2008) melaporkan bahwa pada individu yang kehilangan gigi posterior akan memiliki empat kali lebih banyak masalah dalam pengunyahan.
Refferensi : 1. Repository USU 2. Kida,dkk.2008