1. Pengertian
BIAYA BAHAN BAKU ( RAW MATERIAL COST )
Bahan baku (raw material) adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang ). Biaya bahan baku (raw (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongklos angkut, penyimpanan dan lainlain. 2. Biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan bahan yang dibeli
Unsur harga pokok bahan yang dibeli adalah semua biaya untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap pakai. Harga beli dan biaya angkut merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku sedangkan biaya pesan, p esan, biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan pergudan gan dan biaya akuntansi biaya merupakan unsur yang sulit diperhitungkan sehingga pada prakteknya harga pokok bahan baku yang dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok sebagai akibatnya biaya penyiapan bahan baku diperhitungkan diperhitungkan dalam biaya overhead pabrik. 3. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi 3.A. Metode pencatatan bahan baku Ada macam metode pencatatan bahan baku, yaitu: yaitu: 3.A.1 Metode Fisik (Fhysical Inventory Method ) Dalam metode ini hanya tambahan persediaan bahan saja yang yang dicatat sedang mutasi berkurangnya bahan tidak tidak dicatat untuk mengetahui bahan baku yang diperoleh , harus menghitung persediaan persediaan bahan baku digudang pada akhir periode periode akuntansi. Harga pokok persediaan awal ditambah Harga pokok pembelian dikurang Harga pokok persediaan akhir yang ada digudang merupakan biaya bahan baku yang dipakai selama periode akuntansi. 3.A.2. Metode Mutasi Persediaan ( Perpetual Inventory Method) Dalam metode ini setiap mutasi dicatat dalam kartu persediaan . Pembelian dicatat dalam kolom Beli di kartu kartu persediaan persediaan ,pemakaian dicatat dalam kolom pakai di kartu persediaan dan jumlah bahan yang tersedian tersedian digudang dapat dilihat dalam kolom sisa di kartu persediaan. 3.B. Metode Penilaian Bahan Baku Ada beberapa metode penilaian terhadap bahan baku diantaranya :
3.B.1. Pertama Masuk Pertama Keluar (Fifo) Metode ini didasarkan anggapan bahwa bahan yang yang pertama kali dipakai dibebani dibebani dengan harga perolehan perolehan persatuan persatuan dari bahan yang pertama pertama kali masuk kegudang bahan,atau harga perolehan bahan persatuan yang pertama kali masuk kegudang bahan akan digunakan untuk menentukan harga perolehan persatuan bahan yang pertama kali disusul disusul harga harga perolehan per satuan bahan yang dipakai pertama kali ,disusul ,disusul harga harga perolehan persatuan yang masuk berikutnya. 3.B.2. Metode Rata-Rata (Weighted Average Method) Pada metode metode ini dengan pencatatan pencatatan fisik menghitung rata-rata rata-rata harga perolehan persatuan bahan sebagai berikut:
(X1 x P1) + (X2 x P2) +.......+(Xn x Pn) Harga perolehan Rata = rata persatuan X1 + X2 + .......+ Xn Didalam kartu kartu persediaan dengan metode ini setiap terjadi tambahan bahan dan ada bahan yang dipakai memiliki harga perolehan persatuan bahan yang paling baru. 3.B.3. Metode Terakhir Masuk , Pertama Keluar (Lifo) Metode ini berdasarkan anggapaan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan persatuan bahan dari yang terakhir masuk ,disusul dengan harga perolehan bahan persatuan yang masuk sebelumnya sebelumnya dan seterusnya. seterusnya. 3.B.4. Metode Persediaan Dasar Metode ini didasar didasarkan kan atas anggapan bahwa persedi persediaan aan minimum minimum atas bahan bahan harus dimiliki dimiliki perusahaan perusahaan pada setiap saat agar kegiatan kontinyu. Pada umumnya metode persediaan dasar menggunakan metode Lifo .
4. Analisis Selisih Bahan Baku ( Raw material variance)
Dalam memgendalikan dan mengawasi biaya banyak banyak perusahaaan menggunakan Biaya standar (standard cost) yaitu menetapkan menetapkan jumlah biaya yang seharusnya seharusnya dikeluarkan per satuan produk , jadi perusahaan akan membuat perencanaan biaya dan pada akhir periode akan diketahui biaya yang yang sebenarnya terjadi dan biasanya jarang sekali pengeluaran sesungguhnya sesungguhnya sama dengan standar dan perbedaan ini disebut selisih (Variances).
Selisih Selisih Bahan Bahan Baku = Biaya Bahan Bahan Baku Baku Sesungguhnya Sesungguhnya - Biaya Bahan Bahan Baku Standar
Selisih bahan baku ini dapat dianalisis dalam: A) Selisih Harga Bahan (raw material price – variance)
Selisih harga bahan disebabkan karena pengeluaran untuk biaya bahan harga persatuannya tidak sama dengan standar Selisih Harga = - Harga Bahan Standar - Harga bahan - x Jumlah sesungguhnya per satuan sesungguhnya dibeli/digunakan per satuan -
B) Selisih Pemakaian Bahan Perbedaan yang disebabkan oleh karena pemakaian bahan menurut standar tidak sama dengan sesungguhnya. Selisih Pemakaian = Bahan
Pemakaian bahan - Pemakaian bahan standar sesungguhnya
x Harga bahan standar persatuan bahan
*** CONTOH SOAL BIAYA BAHAN BAKU ***
PT. ALAM RAYA adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data persediaan bahan baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah sebagai berikut :
Persediaan Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00 Pembelian Tanggal
12 Jan 1999 26 Jan 1999 31 Jan 1999
Jumlah (Kg) 400 500 100
Harga / Kg Rp 120 Rp 90 Rp 110
Pemakaian Tanggal Jumlah 16 Jan 1995 500 28 Jan 1995 300 Catatan: 29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26 jan 1999 30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 januari dan berasal dari persediaan awal Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan 1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan : a. Metode FIFO b.Metode LIFO c.Metode Average
JAWABAN : *** CONTOH SOAL BIAYA BAHAN BAKU ***
A. 1. metode Fisik Fifo Persediaan (inventory)Per 1 Jan 1999 (awal = 200 Kg x Rp 100 ) Pembelian Bahan (raw material purchase) : Tgl 12/1/1999 = 400 x Rp 120 = Rp 48.000 20/1/1999 = 500 x Rp 90 = Rp 45.000 31/1/1999 = 100 x Rp 110 = Rp 11.000 Pembelian kotor (gross purchase) Rp104.000 Pengembalian pembelian 100 x Rp 90 = 9.000 Pembelian bersih (net purchase) sebanyak 900 Kg
Rp 20. 000
Rp 95.000
Harga perolehan Bahan siap pakai (raw material available to use)1.100 Kg Rp 115.000 Persediaan Bahan per 31 Jan 1999 100 x Rp 110 = Rp 11.000 250 x Rp 90 = Rp 22.500 Rp 33.500 Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used) Rp 81.500 A.2. Perpetual Fifo
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
PT. Alam raya Satuan : EOQ : Tanggal 1 jan 99 12 jan 99
Nama Bahan : Kode : Nomor : Masuk / Beli
Kuanti tas
Biaya satuan
Jumlah (Rp)
400
120
48.000
16 Jan 99 26 Jan 99
500
90
Biaya Satuan
Jumlah (Rp)
200 300
100 120
20.000 36.000
100 200
120 90
12.000 18.000
(50
90
4.500)
45.000
28 Jan 99 29 Jan 99 30 Jan 99 31 Jan 99
Keluar / Pakai Kuan titas
(100
90
9.000)
100
110
11.000
Minimum : Maksimum : Pesan : Sisa Kuantit as 200 200 400
Biaya satuan 100 100 120
Jumlah (Rp) 20.000 20.000 48.000
100 100 500
120 120 90
12.000 12.000 45.000
300 200 250 250 100
90 90 90 90 110
27.000 18.000 22.500 22.500 11.000
B.1. Fisik Lifo Persediaan (inventory) per 1 januari 1999 (awal = 200 Kg x Rp 100) Pembelian bahan (raw material purchase) :
= Rp 20.000
Tanggal 12/1/1999 26/1/1999 31/1/1999
= 400 Kg x Rp 120 = 500 Kg x Rp 90 = 100 Kg x Rp 110
= Rp 48.000 = Rp 45.000 = Rp 11.000
1.000 Kg Pengembalian pembelian 100 Kg x Rp 90
104.000 = 9.000
Pembelian bersih(net purchase)
= 900 Kg
Rp 95.000
Harga perolehan bahan siap pakai (raw material available to use) (1.100 Kg)Rp 115.000 Persediaan Bahan per 31 Januari 1999 200 x Rp 100 = Rp 20.000 150 x Rp 120 = Rp 18.000 Rp 38.000 Harga perolehan bahan baku yang dipakai 750 kg B. 2. Perpetual Lifo KARTU PERSEDIAAN BAHAN PT. Alam raya Satuan : EOQ : Tanggal Kuanti tas 1 jan 99 12 jan 99
400
Nama Bahan : Kode : Nomor : Masuk / Beli biaya satuan 120
Jumlah (Rp)
26 Jan 99
500
90
29 jan 99
(100
90
100
110
Biaya Satuan
Jumlah (Rp)
400 100
120 100
48.000 10.000
300
90
27.000
(50
90
4.500)
9.000)
30 Jam 99 31 Jan 99
Keluar / Pakai Kuan titas
45.000
28 jan 99
11.000
Kuantit as 200 200 400
Biaya satuan 100 100 120
Jumlah (Rp) 20.000 20.000 48.000
100 100 500 100 200 100 100 100 150 100 150 100
100 100 90 100 90 100 90 100 90 100 90 110
10.000 10.000 45.000 10.000 18.000 10.000 9.000 10.000 13.500 10.000 13.500 11.000
C.1. Fisik rata-rata (Average)
Persediaan pembelian Pembelian Pembelian
bahan bahan bahan bahan
per 1 jan 99 per 12/1/99 per 26/1/99 per 31/1/99
= = = =
200 Kg 400 Kg 500 Kg 100 Kg
x Rp 100 x Rp 120 x Rp 90 x Rp 110
77.000
Minimum : Maksimum : Pesan : Sisa
48.000
16 jan 99
Rp
= = = =
Rp Rp Rp Rp
20.000 48.000 45.000 11.000
Pengembalian Pembelian 29/1/99
= (100Kg) x Rp 90 =
Rp( 9.000)
1.100 kg a)*Rp 104,545 Persediaan bahan per 31 jan. 1999 =350 Kg x Rp 104,545 =
Rp 115.000 Rp 36.591
Harga perolehan bahan yang dipakai = 750 Kg x Rp 104,545 =
Rp 78.409
*) = Rp 115.000 : 1.100 Kg = Rp 104,545 2.b. Perpetual rata-rata
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
PT. Alam raya Satuan : EOQ : Tanggal Kuanti tas 1 jan 99 12 jan 99 16 Jan 99 26 Jan 99 28 Jan 99 29 Jan 99 30 jan 99 31 jan 99
Nama Bahan : Kode : Nomor : Masuk / Beli biaya satuan
Jumlah (Rp)
400
120
48.000
500
90
45.000
(100 100
90 110
Keluar / Pakai Kuan titas
Biaya Satuan
Jumlah (Rp)
500
113,333
56.667
300
93,888
28.166
(50
93,888
4.594)
9.000) 11.000
Minimum : Maksimum : Pesan : Sisa Kuantit as 200 600 100 600 300 200 250 350
Biaya satuan 100 113,333 113,333 93,888 93.888 95.835 95,444 99,603
Jumlah (Rp) 20.000 68.000 11.333 56.333 28.167 19.167 23.861 34.861
PT. “ PESONA AWANI” adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan minuman kaleng. Berikut ini adalah data-data pembelian ( purchasing ) dan pemakaian bahan baku bulan Mei 1999 : Persediaan ( inventory ) tanggal 1 Mei 1999 300 kg @ Rp. 200,00 Pembelian : Tanggal 4 Mei 1999 15 Mei 1999 20 Mei 1999 Pemakaian Tanggal 13 Mei 1999 16 Mei 1999 25 Mei 1999
Jumlah (kg) 500 400 1.100
Harga / kg Rp. 230 Rp. 250 Rp. 220
Jumlah 600 400 900
Keterangan Lain: 28 Mei 1999 dikembalikan ke supplier sebanyak 150 Kg dari pembelian tanggal 20 Mei 1999 30 Mei 1999 dikembalikan oleh produksi ke gudang bahan yang diminta tgl 25 Mei 1999 sebanyak 100 Kg Perhitungan fisik bahan baku per 31 mei 1999 sebanyak 350 Kg Data -data produksi yang lain adalah : a. Biaya Tenaga Kerja ( direct labor cost ) Rp 1.200.000 b. Biaya overhead pabrik ( FOH ) Rp 1.800.000 Diminta :
1. Hitunglah nilai persediaan akhir bahan baku (ending raw material inventory) dan berapakah nilai bahan baku yang dipakai ( raw material used ) dengan menggunakan metode pencatatan fisik maupun perpetual dan dengan menggunakan metode penilaian: a. MPKP (FIFO) b. MTKP (LIFO) c. Rata-rata (Average) 2. Berapakah Harga Pokok Produksi ( production cost / cost of goods manufactured )PT. Pesona Awani pada bulan Mei 1999 dengan masing-masing metode pada poin 1 diatas.
PT. Pesona adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data persediaan bahan baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah sebagai berikut :
Persediaan (inventory) Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00 Pembelian Tanggal 12 Jan 1999 26 Jan 1999 31 Jan 1999
Jumlah (Kg) 400 500 100
Pemakaian Tanggal 16 Jan 1999 28 Jan 1999
Jumlah 500 300
Harga / Kg Rp 120 Rp 90 Rp 110
Catatan: 29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26 jan 1999 30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 januari dan berasal dari persediaan awal (beginning inventory) Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan 1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan : a. Metode FIFO b.Metode LIFO c.Metode Average
PT. “PESONA MENTARI” adalah perusahaan manufaktur, perusahaan ini bergerak dalam pembuatan obat-obatan. Data bahan baku yang ada dalam catatan gudang untuk bahan baku AD bulan April 1999 adalah sebagai berikut :
Tanggal 1 Mei 1999 3 Mei 1999 5 Mei 1999 9 Mei 1999 15 Mei 1999 22 Mei 1999 29 Mei 1999
Keterangan Persediaan awal Pembelian Pemakaian Pembelian Pemakaian Pembelian Pemakaian
Jumlah Kuantitas 11.000 5.000 6.000 8.000 10.000 12.000 11.000
Harga Pokok / Unit Rp. 200,00 Rp. 220,00 Rp. 215,00 Rp. 210,00 -
Keterangan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah : a) Perusahaan menggunakan metode persediaan pasar dalam penentuan nilai persediaan dan persediaan bahan AD yang ditentukan perusahaan sebagai persediaan dasar 8.000 unit dengan harga per unit Rp. 200,00. b) Dari hasil perhitungan phisik 30 April 1999 sebesar 9.000 unit. Diminta : Hitung bahan baku AD yang dipakai dengan menggunakan metode : a. Metode Phisik b. Metode Perpetual
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG ( DIRECT LABOR COST )
I. Pengertian Biaya tenaga kerja (direct labor cost) adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan , elemen biaya tenaga kerja yang merupakan biaya produksi adalah biaya tenaga kerja untuk karyawan di pabrik. II. Program Gaji dan Upah Intensif Tujuan program insentif adalah meningkatkan produktifitas karyawan yang berarti meningkatkan penghasilan karyawan yang produktifitasnya tinggi sekaligus menekan biaya produksi satuan. a. Sistem premi bonus berdasarkan jam kerja
1. Premi Sistem Halsey Dihitung dengan rumus : G = T (JS + 1/2 JH) 2. Premi Sistem Rowan Dihitung dengan rumus : G = ( 1 + JH/JSt) (JS x T) 3. Premi Sistem Bart Dihitung dengan rumus : G = ( JSt x JS ) T Dimana :
G = Jumlah gaji atau upah T = Tarif upah per Jam JS = Jam sesungguhnya JH = Jam dihemat, sebesar Jst - JS JSt = Jam standar
b. Sistem Premi Bonus Berdasar Satuan Hasil Sistem ini dikenal dengan istilah : Payment By Result S chames (PBR Schemes) dihitung dengan menggunakan rumus :
G = JP x T Dimana: G = Gaji atau Upah
JP = Jumlah produk yang dihasilkan T = Tarif upah per buah (satuan Produk) Sistem ini meliputi : 1. Straight Piece-Work Pada sistem ini apabila standar waktu yang sudah ditentukan dapat menghasilkan jumlah produk yang melebihi standar jumlah produk yang dihasilkan akan memperoleh premi tertentu dalam presentase yang jumlahnya sama. sedangkan apabila hasil produksi besarnya sama atau berada dibawah standar jumlah produksi yang dihasilkan tidak memperoleh premi. 2. Sistem Taylor Pada sistem ini apabila dalam waktu standar karyawan dapat menghasilkan produk yang melebihi hasil standar diberikan upah diatas tarif upah standar,karyawan yang menghasilkan jumlah produk sama dengan hasil standar diberikan upah sama dengan upah standar, Karyawan yang hasilnya dibawah hasil standar hanya diberikan upah dibawah tarif upah standar. 3.Selisih Upah Langsung (direct labo variance)
Selisih upah langsung adalah perbedaan antara upah langsung standar dengan uapah langsung yang dibayarkan sesungguhnya . Jumlah selisih upah langsung dicari sebagai berikut: Upah Langsung Sesungguhnya Upah Langsung Standar Selisih Upah Langsung Sebab-sebab adanya Selisih Upah Langsung 3.a. Selisih Tarif Upah selisih ini disebabkan oleh perbedaan sesungguhnya yang dikomsumsi Selisih upah dicari sebagai berikut:
xxx xxx xxx
antara tarif
Selisih Tarif Upah = (Tarif Standar - Tarif Sesungguhnya) X perjam kerja perjam kerja
menurut standar dengan tarif
Jam kerja sesungguh nya dikomsumsi
3.b. Selisih Penggunaan Jam Kerja /Selisih Efisiensi Selisih antara jam kerja yang digunakan seharusnya (menurut standar) dengan jam kerja digunakan sesungguhnya bisa dicari sebagai berikut : Selisih Efisiensi = (Jam Kerja Standar - Jam kerja sesungguhnya)X Tarif standar per jam
PT. PESONA BUMI ALAMI Adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri perkayuan. dalam menghitung gaji untuk karyawannya menggunakan program gaji dan upah intensif . Berikut ini data-data karyawan PT. Pesona Bumi Alami . Nama Jam Kerja Nama Jam kerja Bagus S 18 Desi R 17 Eva K 17 Dini P 18 Tina S 19 Santi S 19 Heny F 20 Andry F 16 Rosa G 15 Sani M 20 Standart waktu pekerjaan No. 009 untuk setiap 12 Produk = 20 jam, Tarif upah perjam Rp 750. Diminta :
Hitung upah masing-masing karyawan dan berapa upah rata-rata perjam dengan menggunakan : a. Premi Sistem Halsey b. Premi Sistem Rowan c. Premi Sistem Bart
PT PESONA SAMUDRA BAHARI Adalah sebuah perusahaan yang produksinya
melaluui 4 departemen produuksi dan beroperasi sesuai pesanan dari pelanggan . Berikut ini data data yang diambil dari perusahaan untuk bulan April 1999 Keterangan Departemen produksi I II III IV Jam kerja standart persatuan 2 jam 1 jam 4 jam 3 jam Tarif upah standart perjam kerja langsung Rp 700 Rp 750 Rp 650 Rp 800 Pesanan yang dikerjakan No. 001 sebanyak No. 002 sebanyak No. 003 sebanyak No. 004 sebanyak No. 005 sebanyak
500 unit dikerjakan di dept I,II,III,IV 300 unit dikerjakan di dept I , II , dan IV 450 unit dikerjakan di dept II,III, dan IV 400 unit dikerjakan di dept I,II,Dan III 100 unit dikerjakan di dept I,III, dan IV
Data jumlah jam kerja langsung sesungguhnya dan jumlah upah langsung untuk tiap departemen adalah sebagai berikut : Departemen Dept I Dept II Dept III Dept IV
Jumlah jam kerja langsung sesungguhnya 2.500 jam 1.600 jam 5.900 jam 4.000 jam
Diminta :
A. Hitunglah Selisih Upah Langsung B. Hitunglah Tarif Upah Langsung
Jumlah upah langsung 1.850.000 1.200.000 3.900.000 3.100.000
BIAYA BAHAN BAKU ( RAW MATERIAL COST )
PT. “ PESONA AWANI” adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan minuman kaleng. Berikut ini adalah data-data pembelian ( purchasing ) dan pemakaian bahan baku bulan Mei 1999 : Persediaan ( inventory )tanggal 1 Mei 1999 300 kg @ Rp. 200,00 Pembelian : Tanggal Jumlah (kg) Harga / kg 4 Mei 1999 500 Rp. 230 15 Mei 1999 400 Rp. 250 20 Mei 1999 1.100 Rp. 220 Pemakaian Tanggal 13 Mei 1999 16 Mei 1999 25 Mei 1999
Jumlah 600 400 900
Keterangan Lain: 28 Mei 1999 dikembalikan ke supplier sebanyak 150 Kg dari pembelian tanggal 20 Mei 1999 30 Mei 1999 dikembalikan oleh produksi ke gudang bahan yang diminta tgl 25 Mei 1999 sebanyak 100 Kg Perhitungan fisik bahan baku per 31 mei 1999 sebanyak 350 Kg Data -data produksi yang lain adalah : a. Biaya Tenaga Kerja ( direct labor cost ) Rp 1.200.000 b. Biaya overhead pabrik ( FOH ) Rp 1.800.000 Diminta : 3. Hitunglah nilai persediaan akhir bahan baku dan berapakah nilai bahan baku yang dipakai ( raw material used ) dengan menggunakan metode pencatatan fisik maupun perpetual dan dengan menggunakan metode penilaian: a. MPKP (FIFO) b. MTKP (LIFO) c. Rata-rata (Average) 4. Berapakah Harga Pokok Produksi ( production cost / cost of goods manufactured )PT. Pesona Awani pada bulan Mei 1999 dengan masing-masing metode pada poin 1 diatas.
A. Metode FIFO (MPKP) fisik : Persediaan (inventory) per 1 mei 1999 300 x Rp 200 = Pembelian bahan (raw material purchasing) : Tanggal 04/05/99 500 x 230 = 15/05/99 400 x 250 = 20/05/99 1100 x 220 = Pembelian kotor (gross purchase) Pengembalian pembelian (purchase return) =150 x Rp 220 Pembelian bersih (net purchase) 1850
Rp
60.000
Rp 115.000 Rp 100.000 Rp 242.000 Rp 457.000 (Rp 33.000) Rp 424.000
Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use) Persediaan (inventory) bahan per 31 mei 1999 350 kg x 220
Rp 484.000
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
Rp.407.000
Rp
77.000
KARTU PERSEDIAAN
PT PESONA AWANI
Tanggal
Masuk/beli
Keluar/pakai
Biaya Satuan 230
Jumlah (Rp) 115.000
kuantitas
01/05/99 04/05/99
kuantita s 500
13/05/99
-
-
-
15/05/99
400
250
100.000
16/05/99
-
-
-
20/05/99
1100
220
242.000
25/05/99
-
-
-
28/05/99 30/05/99 Jumlah
(150 1850
220 -
33.000) 424.000
Sisa
-
Biaya Satuan -
Jumlah (Rp) -
300 300 -
200 230 -
60.000 69.000 -
200 200 -
230 250 -
46.000 50.000 -
200 700 (100 1800
250 220 220
50.000 154.000 22.000) 407.000
kuantita s 300 300 500
Biaya Satuan 200 200 230
Jumlah (Rp) 60.000 60.000 115.000
200 200 400
230 230 250
46.000 46.000 100.000
200 200 1100
250 250 220
50.000 50.000 242.000
400 250 350
220 220 220
88.000 55.000 77.000
B.
Metode LIFO (MTKP) fisik :
Persediaan (inventory)per 1 mei 1999 300 x Rp 200 = Pembelian bahan (raw material purchasing): Tanggal 04/05/99 500 x 230 = Rp 115.000 15/05/99 400 x 250 = Rp 100.000 20/05/99 1100 x 220 = Rp 242.000 Pembelian kotor (gross purchase) Rp 457.000 Pengembalian pembelian (purchase return) = 150 x Rp 220 (Rp 33.000) Pembelian bersih (net purchase) 1850 Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use) Persediaan (inventory)bahan per 31 mei 1999 300 kg x 200 = Rp 60.000 50 kg x 230 = Rp 11.500
Rp. 60.000
Rp 424.000 Rp 484.000
Rp 71.500 Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
Rp 412.500
KARTU PERSEDIAAN
PT PESONA AWANI
Tanggal
Masuk/beli
Keluar/pakai
Biaya Satuan 230
Jumlah (Rp) 115.000
kuantitas
01/05/99 04/05/99
kuantita s 500
13/05/99
-
-
-
Sisa
-
Biaya Satuan -
Jumlah (Rp) -
230 200 -
115.000 20.000 -
15/05/99
400
250
100.000
500 100 -
16/05/99
-
-
-
400
250
100.000
20/05/99
1100
220
242.000
-
-
-
25/05/99
-
-
-
900
220
198.000
28/05/99
(150
220
33.000)
-
-
-
30/05/99
-
-
-
(100
220
22.000)
424.000
1800
Jumlah
1850
411.000
Kuantita s 300 300 500
Biaya Satuan 200 200 230
Jumlah (Rp) 60.000 60.000 115.000
200 200 400 200
200 200 250 200
40.000 40.000 100.000 40.000
200 1100 200 200 200 50 200 150
200 220 200 220 200 220 200 220
40.000 242.000 40.000 44.000 40.000 11.000 40.000 33.000
C. Metode rata-rata bergerak (average) fisik : Persediaan (inventory) per 1 mei 1999 300 x Rp 200 = Pembelian bahan (raw material purchasing) : Tanggal 04/05/99 500 x 230 = Rp 115.000 15/05/99 400 x 250 = Rp 100.000 20/05/99 1100 x 220 = Rp 242.000 Pembelian kotor (gross purchase) Rp 457.000 Pengembalian pembelian (purchase return) = (150) x Rp 220 (Rp 33.000) Pembelian bersih (net purchase) 1850
Rp 60.000
Rp 424.000
Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use) = 2150 * 225,1 Persediaan (inventory) bahan per 31 mei 1999 350 kg x 225,12
Rp 484.000
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used) 1800 x 225,12 * Rp 484.000 : 2150 = Rp 225,12 / kg.
Rp 405.216
Rp
78.792
KARTU PERSEDIAAN
PT PESONA AWANI
Tanggal
01/05/99 04/05/99 13/05/99 15/05/99 16/05/99 20/05/99 25/05/99 28/05/99 30/05/99 Jumlah
Masuk/beli kuantita s 500 400 1100 (150 1850
Biaya Satuan 230 250 220 220 -
Keluar/pakai Jumlah (Rp) 115.000 100.000 242.000 33.000) 424.000
2. Harga pokok produksi : HPP = Metode phisik : FIFO = 407.000 + 1.200.000 LIFO = 412.500 + 1.200.000 Rata2= 405.216 + 1.200.000
kuantitas 600 400 900 (100
Biaya Satuan 218,75 239,58 223,01 223,01
Sisa Jumlah (Rp) 131.250 95.832 200.709 22.301) 405.490
1800
BBB + BTK + BOP + 1.800.000 = Rp 3.407.000 + 1.800.000 = Rp 3.412.500 + 1.800.000 = Rp 3.405.216
Metode perpetual : FIFO = 407.000 + 1.200.000 + 1.800.000 LIFO = 411.000 + 1.200.000 + 1.800.000
= Rp 3.407.000 = Rp 3.411.000
Kuantita s 300 800 200 600 200 1300 400 250 350
Biaya Satuan 200 218,75 218,75 239,58 239,58 223,01 223,01 224,82 224,3
Jumlah (Rp) 60.000 175.000 43.750 143.750 47.916 289.916 89.204 56.204 78.505
Rata = 405.490 + 1.200.000 + 1.800.000
= Rp 3.405..490
PT. Pesona adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data persediaan bahan baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah sebagai berikut :
Persediaan (inventory) Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00 Pembelian Tanggal 12 Jan 1999 26 Jan 1999 31 Jan 1999
Jumlah (Kg) 400 500 100
Pemakaian Tanggal 16 Jan 1999 28 Jan 1999
Jumlah 500 300
Harga / Kg Rp 120 Rp 90 Rp 110
Catatan: 29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26 jan 1999 30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 januari dan berasal dari persediaan awal (beginning inventory) Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan 1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan : a. Metode FIFO b.Metode LIFO c.Metode Average
A. Alokasi tanggal 20 mei 1999. Jenis Kuantitas bahan baku Unit (1) % (2) A 200 20 B 300 30 C 200 20 D 300 30 Jumlah 1000 100 Tanggal 25 mei 1999. Jenis Bahan Baku
A B D Jumlah
Kuantitas
Unit (1) 250 200 200 650
Alokasi biaya angkut (2 x 50.000) (3)
Harga pokok Bahan baku (4)
10.000 15.000 10.000 15.000 50.000
110.000 165.000 110.000 165.000 550.000
Alokasi biaya Angkut (2 x 36.000) (3)
Harga pokok Bahan baku (4)
13.680 11.160 11.160 36.000
138.680 121.160 131.160 391.000
% (2) 38 31 31 100
Tanggal 28 mei 1999 Karena pembelian hanya 1 jenis bahan baku maka tanpa alokasi : (300 unit x 525) + 20.000 = 177.500 C. Tanggal 20 Mei 1999 25 Mei 1999 28 Mei 1999 Nilai persediaan
A 110.000 138.680 248.680
B 165.000 121.160 286.160
C 110.000 177.500 287.500
D 165.000 131.160 296.160
PT. “PESONA MENTARI” adalah perusahaan manufaktur, perusahaan ini bergerak dalam pembuatan obat-obatan. Data bahan baku yang ada dalam catatan gudang untuk bahan baku AD bulan April 1999 adalah sebagai berikut :
Tanggal 1 Mei 1999 3 Mei 1999 5 Mei 1999 9 Mei 1999 15 Mei 1999 22 Mei 1999 29 Mei 1999
Keterangan Persediaan awal Pembelian Pemakaian Pembelian Pemakaian Pembelian Pemakaian
Jumlah Kuantitas 11.000 5.000 6.000 8.000 10.000 12.000 11.000
Harga Pokok / Unit Rp. 200,00 Rp. 220,00 Rp. 215,00 Rp. 210,00 -
Keterangan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah : c) Perusahaan menggunakan metode persediaan pasar dalam penentuan nilai persediaan dan persediaan bahan AD yang ditentukan perusahaan sebagai persediaan dasar 8.000 unit dengan harga per unit Rp. 200,00. d) Dari hasil perhitungan phisik 30 April 1999 sebesar 9.000 unit. Diminta : Hitung bahan baku AD yang dipakai dengan menggunakan metode : a. Metode Phisik b. Metode Perpetual
a. Metode perpetual : Keterangan Persediaan dasar Kelebihan persediaan Jumlah persed awal Pembelian 03/04/99 Jumlah Pemakaian 05/04/99 (6000 unit)
jumlah pembelian 09/04/99 Jumlah Pemakaian 15/04/99 (10.000 unit) jumlah Pembelian 22/04/99 Jumlah Pemakaian 29/04/99 Persediaan akhir persediaan dasar Diatas persediaan dasar Jumlah persediaan akhir
kuantitas 8.000 3.000 11.000 5.000 16.000 5.000 1.000 10.000 8.000 18.000 8.000 2.000 8.000 12.000 20.000 11.000
8.000 1.000 9.000
HP/unit 200 210
220 220 210 215 215 210 210 210
jumlah 1.600.000 630.000 2.230.000 1.100.000 3.330.000 1.100.000 210.000 2.020.000 1.720.000 3.740.000 1.720.000 420.000 1.600.000 2.520.000 4.120.000 2.310.000
200 210
1.600.000 210.000 1.810.000
HP / unit 200 210
jumlah 1.600.000 630.000 2.230.000
5.000 8.000 12.000 25.000 36.000
220 215 210
1.100.000 1.720.000 2.520.000 5.340.000 7.570.000
8.000 1.000 9.000 27.000
200 210
1.600.000 210.000 1.810.000 5.760.000
b. Metode fhisik Keterangan Persediaan dasar Kelebihan persediaan diatas persed dasar Jumlah persed awal Pembelian : 03/04/99 09/04/99 22/04/99 jumlah persediaan Tersedia dipakai Persediaan akhir Persediaan dasar Diatas persediaan dasar
harga pokok bahan baku dipakai
kuantitas 8.000 3.000 11.000
BIAYA TENAGA KERJA ( LABOR COST )
Adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri perkayuan. dalam menghitung gaji untuk karyawannya menggunakan program gaji dan upah intensif . Berikut ini data-data karyawan PT. Pesona Bumi Alami . Nama Jam Kerja Nama Jam kerja Bagus S 18 Desi R 17 Eva K 17 Dini P 18 Tina S 19 Santi S 19 Heny F 20 Andry F 16 Rosa G 15 Sani M 20 Standart waktu pekerjaan No. 009 untuk setiap 12 Produk = 20 jam, Tarif upah perjam Rp 750. Diminta : Hitung upah masing-masing karyawan dan berapa upah rata-rata perjam dengan menggunakan : a. Premi Sistem Halsey b. Premi Sistem Rowan a. Premi Sistem Bart
BIAYA TENAGA KERJA PT PESONA BUMI ALAMI a. Premi sistem Helsey G = T (Js + ½ JH) G = jumlah gaji atau upah JH = jam dihemat Jst – Js T = tarif upah per jam Jst = jam standart Js = jam sesungguhnya
Nama Bagus S Eva K Tina S Heny F Rosa G Desi R Dini P Santi S Andry F Sani M
gaji 750 (18 + ½ (20 – 18) = 14.250 750 (17 + ½ (20 – 17) = 13.875 750 (19 + ½ (20 – 19) = 14.625 750 (20 + ½ (20 – 20) = 15.000 750 (15 + ½ (20 – 15) = 13.125 750 (17 + ½ (20 – 17) = 13.875 750 (18 + ½ (20 – 18) = 14.250 750 (19 + ½ (20 – 19) = 14.625 750 (16 + ½ (20 – 16) = 13.500 750 (20 + ½ (20 – 20) = 15.000
gaji rata-rata 14.250 : 18 = Rp 792 13.875 : 17 = 816 14.625 : 19 = 769 15.000 : 20 = 750 13.125 : 15 = 875 13.875 : 17 = 816 14.250 : 18 = 792 14.625 : 19 = 769 13.500 : 16 = 844 15.000 : 20 = 750
Sistem Premi Rowan : G = (1 + JH/Jst) (JS x T) Nama
gaji
Bagus S Eva K Tina S Heny F Rosa G Desi R Dini P Santi S Andry F Sani M
(1 + (1 + (1 + (1 + (1 + (1 + (1 + (1 + (1 + (1 +
Sistem premi bart Nama Bagus S Eva K Tina S Heny F Rosa G Desi R Dini P
gaji ( (20 x 18)) x 750 ( (20 x 17)) x 750 ( (20 x 19)) x 750 ( (20 x 20)) x 750 ( (20 x 15)) x 750 ( (20 x 17)) x 750 ( (20 x 18)) x 750
gaji rata-rata
2/20) (18 x 750) = 3/20) (17 x 750) = 1/20) (19 x 750) = 0/20) (20 x 750) = 5/20) (15 x 750) = 3/20) (17 x 750) = 2/20) (18 x 750) = 1/20) (19 x 750) = 4/20) (16 x 750) = 0/20) (20 x 750) =
= = = = = = =
14.850 14.662, 14.962,5 15.000 14.062,5 14.662,5 14.850 14.962,5 14.400 15.000
14.230 13.829 14.620 15.000 12.990 13.829 14.230
14.850 : 18 = 14.662,5 : 17 = 14.962,5 : 19 = 15.000 : 20 = 14.062,5 : 15 = 14.662,5 : 17 = 14.850 : 18 = 14.962,5 : 19 = 14.400 : 16 = 15.000 : 20 =
825 862,5 787,5 750 937,5 862,5 825 787,5 900 750
gaji rata-rata 14.230 : 18 = 790,5 13.829 : 17 = 813,5 14.620 : 19 = 769,5 15.000 : 20 = 750 12.990 : 15 = 866 13.829 : 17 = 813,5 14.230 : 18 = 790,55
Santi S Andry F Sani M
( (20 x 19)) x 750 = 14.620 ( (20 x 16)) x 750 = 13.416 ( (20 x 20)) x 750 = 15.000
14.620 13.416 15.000
: 19 = 769,5 : 16 = 838,5 : 20 = 750
adalah sebuah perusahaan yang produksinya melalui 4 departemen produksi dan beroperasi sesuai pesanan dari pelanggan . Berikut ini data data yang diambil dari perusahaan untuk bulan April 1999 Keterangan Jam kerja standart persatuan Tarif upah standart perjam kerja langsung
I 2 jam Rp 700
Departemen produksi II III 1 jam 4 jam Rp 750 Rp 650
IV 3 jam Rp 800
Pesanan yang dikerjakan No. 001 sebanyak No. 002 sebanyak No. 003 sebanyak No. 004 sebanyak No. 005 sebanyak
500 unit dikerjakan di dept I,II,III,IV 300 unit dikerjakan di dept I , II , dan IV 450 unit dikerjakan di dept II,III, dan IV 400 unit dikerjakan di dept I,II,Dan III 100 unit dikerjakan di dept I,III, dan IV
Data jumlah jam kerja langsung sesungguhnya (actual direct labor hours) dan jumlah upah langsung (direct labor cost) untuk tiap departemen adalah sebagai berikut: Departemen Dept I Dept II Dept III Dept IV
Jumlah jam kerja langsung sesungguhnya 2.500 jam 1.600 jam 5.900 jam 4.000 jam
Jumlah upah langsung 1.850.000 1.200.000 3.900.000 3.100.000
Diminta : A. Hitunglah Selisih Upah Langsung (direct labor variance). B. Hitunglah Tarif Upah Langsung (direct labor rate).
Keterangan Pesanan yang dikerjakan No.001 No.002 No.003 No.004 No.005 jam kerja langsung standar per satuan produk jam kerja langsung standar selisih efisiensi upah langsung (dlm jam) tarif upah langsung standar
Dept I
II
III
IV
500 300 ---400 100 1300
500 300 450 400 ----1650
500 ---450 400 100 1450
500 300 450 ---100 1350
2 jam 2.600 jam
1 jam 1.650 jam
4 jam 3 jam 5.800 jam 4.050 jam
100 jam Rp 700 70.000 (laba)
50 jam Rp 750 37.500 (laba)
100 jam 50 jam Rp 650 Rp 800 65.000 40.000 (rugi) (laba)
Jumlah
82.500 (laba)
a. selisih tarif upah langsung Keterangan Jam kerja langsung sesungguhnya Tarif upah langsung standar jumlah upah langsung sesungguhnya
Dept I 2.500 Rp 700 1.750.000
II III 1.600 5.900 Rp 750 Rp 650 1.200.000 3.835.000
IV 4.000 Rp 800 3.200.000
1.850.000 100.000 (rugi)
1.200.000 3.900.000 (0) 65.000 (rugi) (laba)
3.100.000 100.000 (rugi)
Jumlah
65.000