24-08-2017
BETON, KERUSAKAN DAN PENANGANANNYA 28 Agustus 2017
BETON Terdiri atas: SEMEN AIR AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS ADMIXTURE (bahan kimia) BAHAN TAMBAH TAMBAH (fly ash, pozzolan)
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
1
24-08-2017
BETON Semen Air
Pasta Mortar
Fine aggr aggr.. ( Pasir ) Beton Coarse aggr.( Split )
Tujuan pencampuran bahan beton dengan Komposisi tertentu adalah Mudah transport Mudah penanganana penangananan n Mudah dipadatkan Mudah pengerjaan akhir
Diharapkan apabila Mengeras akan Didapat Kuat dan Awet
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat, MSi
2
24-08-2017
Beton
Beton yang dilaksanakan harus memenuhi meme nuhi 3 kriteria yaitu workability, strength, durability
Workability dinyatakan dengan nilai slump
Strength dinyatakan dengan kuat tekan
Durability dinyatakan dengan permeabilitas
Masalah pelaksanaan di lapangan
Pemenuhan nilai slump sesuai dengan yang disyaratkan
Pemenuhan nilai kuat tekan, tekan , masalah tingkat penyerapan dan kadar air
Batasan pengecoran di lapangan
3
24-08-2017
Keropos
Karena tulangan terlalu rapat Dimensi yang sempit Acuan bocor Kurangnya agregat halus Segregasi Slump terlalu rendah Agregat terlalu besar TInggi jatuh terlalu besar Kurangnya pemadatan
KEROPOS (201)
Keropos - adalah beton yang tidak padat dan /atau disebabkan karena material halus beton tidak dapat mengisi rongga,
4
24-08-2017
KEROPOS (201) PENYEBAB TERJADINYA KEROPOS:
Job mix (campuran pada waktu pelaksanaan) beton yang tidak baik
Faktor air semen terlalu kecil Faktor rasio agregat kasar dibanding agregat halus terlalu besar
Kurangnya pemadatan Pemadatan yang berlebihan beton kurang padat, acuan jelek, tulangan terlalu rapat dsb.
Keropos
5
24-08-2017
Spesifikasi – Seksi 7.1. - Beton
Disiapkan ole h Ir. Lanny Hidayat, MSi
Coef.of Variation for different standard percent Field
Lab.
Excelent Very Good
below 3 3-4
below 2 2-3
Good Fair Poor
4-5 5-6 Above 6
Description
3-4 4-5 Above 5
Disiapkan ole h Ir. Lanny Hidayat, MSi
6
24-08-2017
Disiapkan ole h Ir. Lanny Hidayat, MSi
Disiapkan ole h Ir. Lanny Hidayat, MSi
7
24-08-2017
SPALLING
Adalah suatu kerusakan dimana lepasnya atau terkelupasnya selimut beton akibat adanya suatu kehilangan bagian permukaan beton dan hal ini dapat diakibatkan karena korosi pada baja tulangan, tertabrak dan menjadikan bentuk dan dimensi beton berubah
8
24-08-2017
KOROSI PADA BAJA TULANGAN
Disebabkan oleh: Karbonasi Serangan ion chloride Retak Spalling scalling
9
24-08-2017
Korosi baja tulangan
Korosi akibat klorida
Korosi sebagai dampak dari karbonasi
Retak
Karat
Estetika
Spalling (gompal)
Delamination (menyerpih)
Hilangnya dimensi potongan melintang
Kapasitas menurun
Keruntuhan struktur
Mekanisme terjadinya korosi
Baja tulangan di dalam beton menjadi pasif akibat kadar alkali beton yang tinggi (pH di atas 12 – 13,5)
Kondisi pasif ini turunnya pH beton (akibat karbonasi) atau akibat garam yang kemudian beton menjadi tidak alkali dan baja tulangan tidak terlindungi dan membuat timbulnya titik karat pada baja
10
24-08-2017
KOROSI AKIBAT CHLORIDE Chlorida penyebab korosi menyebabkan kerusakan yang berbahaya terutama dalam kondisi adanya garam dan air yang meningkatkan proses korosi
Konsentrasi minimum Chloride harus berada dibawah ambang batas agar tidak terjadi korosi pada baja tulangan
n e m e s t a r e b p a d a ) h r % e ( t e d i r o l h c h a l m u J
Kedalaman penetrasi chloride yang dapat menyebabkan korosi
Bentuk tipikal chloride pada beton
Kedalaman pada beton (mm)
Chloride penyebab korosi
11
24-08-2017
Karbonasi yang memicu terjadinya korosi
Karbonasi penyebab korosi
Karbonasi pada beton umumnya terjadi pada konsi lingkungan yang kering dan kondisi korosi yang terjadi termasuk cukup merusak terutama estetika struktur Laju karbonasi yang terjadi apabila lebih dari 1 mm/tahun, umumnya terjadi pada jenis beton yang jelek dan curing yang tidak dilakukan sesuai dengan seharusnya
12
24-08-2017
13
24-08-2017
14
24-08-2017
METODE PERBAIKAN
JENIS & KONDISI KERUSAKAN SPALLING, HONEYCOMB / RETAK BESAR & LUAS KERUSAKAN KONDISI PERMUKAAN
PATCHING
15
24-08-2017
PATCHING
GROUTING
16
24-08-2017
GROUTING
GROUTING:
17
24-08-2017
GROUTING:
GROUTING
18
24-08-2017
GROUTING:
19
24-08-2017
20
24-08-2017
21
24-08-2017
22
24-08-2017
Pembersihan struktur beton yang akan diperbaiki dimensinya Beri tanda bagian struktur beton yang akan diperbaiki sesuai dengan kerusakan yang terjadi
PERSIAPAN LAPANGAN
PELAKSANAAN PATCHING
Bersihkan bagian struktur beton yang rusak Buang bagian beton yang lemah sampai mencapai bagian beton yang keras.
Persiapan permukaan struktur beton yang akan dilakukan penambalan
Baja tulangan yang memerlukan perbaikan: dibersihkan de ngan sikat kawat sampai tidak ada bagian yang terlepas d ari baja tulangan Beri lapisan anti karat Pastikan semua baja tulangan terlapisi dengan baik Tunggu sampai kering
Periksa baja tulangan Apakah memerlukan perbaikan Perbaiki baja tulangan
Basahi permukaan struktur beton sampai lembab Lapisi permukaan beton dengan bahan coating/ priming bonding agent Tunggu sampai mongering sekitar 20 – 30 menit Aplikasikan bahan patching sampai dimensi yang diharapkan Ratakan permukaan struktur
Siapkan bahan camp uran patching
Campur bahan patching sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuat
Perbaikan d imensi
Lakukan curing sesuai dengan persyaratan selama bahan patching dalam proses pengikatan dan pengeringan
PEKERJAAN AKHIR
(Finishing)
Pembersihan struktur beton yang akan diperbaiki dimensinya Beri tanda bagian struktur beton yang akan diperbaiki sesuai dengan kerusakan yang terjadi
PERSIAPAN LAPANGAN
PEKERJAAN GROUTING
Chipping bagian yang akan diperbaiki sampai kedalaman beton yang padat Lakukan chipping sampai 2 – 3 cm di belakang baja tulangan. Bersihkan perlukaan beton yang sudah di chipping dan juga baja tulangan
Persiapan permukaan struktur beton yang akan dilakukan penambalan
Baja tulangan yang memerlukan perbaikan:
Periksa baja tulangan
dibersihkan dengan sikat kawat sampai tidak ada bagian yang terlepas d ari baja tulangan Beri lapisan anti karat Pastikan semua baja tulangan terlapisi dengan baik Tunggu sampai kering
Apakah memerlukan perbaikan
Siapkan acuan yang kuat untuk menahan tekanan bahan grouting dengan dimensi yang disyaratkan Acuan harus kedap air dan permukaan yang licin Acuan diberi lubang untuk memasukkan bahan grouting dan lubang udara
Perbaiki baja tulangan yang mempunyai diameter < 80 %
Basahi permukaan struktur beton samp ai lembab Lapisi permukaan beton dengan bahan coating/ priming bonding agent Pompakan bahan grout dengan sempurna ke dalam acuan Pastikan sem ua bagian terisi dengan bahan grout Tutup lubang bekas pemompaan
Pemasangan acuan Siapkan bahan campuran grouting
Campur bahan grouting sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuat
Perbaikan dimensi Buka acuan setelah 3 hari Lakukan cur ing sesuai dengan persyaratan selama bahan patching dalam proses pengikatan dan pengeringan
PEKERJAAN AKHIR (Finishing)
23
24-08-2017
Penyebab Dan Tipe Retak Struktur
24
24-08-2017
SKEMA TIPE RETAK Susut pada agregat Fisik
Susut akibat pengeringan Crazing
Setelah beton mengeras
Kimia
Korosi baja tulangan Alkali aggregate reaksi Karbonasi semen
Suhu
Jenis retak
Kecelakaan, beban berlebih Struktural
rangkak Beban desain
Sebelum beton mengeras
Plastis
Susut plastis Plastic settlement
Konstruksi bergerak
25
24-08-2017
Tipikal retak pada struktur
Terjadinya retak
Settlement plastis
Susut plastis
Terjadi sekitar 30” – 6 jam
Temperatur
Terjadi umumnya sekitar 10” – 3 jam
Terjadi sekitar 1 hari – 2 atau 3 minggu
Crazing
Korosi tulangan
Terjadi sekitar 1 – 7 hari Tahunan
Alkali agregat
> 5 tahun
Pengeringan jangka panjang
Terjadi setelah beberapa bulan
26
24-08-2017
Settlement plastis
Penyebab
Bleeding pada beton yang berlebihan
Kurangnya pemadatan
Pencegahan – hindari bleeding dan perlunya pemadatan yang baik
Settlement crack
Retak
Susut plastis
Karena penguapan terlalu cepat
Dicegah dengan curing yang lebih awal
Early thermal
Karena panas yang berlebihan
Dicegah dengan mengurangi terjadinya panas pada beton
27
24-08-2017
Retak Struktural
Akibat Momen
Umumnya di tengah bentang
Disebabkan karena kurangnya tulangan
Mutu beton yang rendah
Akibat Gaya lintang
Kurangnya penulangan geser
Mutu rendah
Pedoman lebar retak PEDOMAN LEBAR RETAK
RETAK RAMBUT KECIL (SEMPIT) SEDANG LEBAR
BETON BERTULANG
BETON PRATEKAN
< 0,2 mm
< 0,1 mm
0,2 mm
–
0,5 mm
0,5 mm
0,1 mm 0,2 mm
2 mm
0,2 mm 0,75 mm
–
> 2 mm
–
–
> 0,75 mm
28
24-08-2017
LOKASI RETAK PADA STRUKTUR Retak pada permukaan
Retak struktural yang berbahaya
Jenis retak
Retak non struktural
Lebar retak < 0,5 mm
Lebar retak 0,5 mm – 3 mm
Retak struktural
Kriteria 1 – lebar retak 0,1 mm – 0,25 mm
Kriteria 2 – lebar retak < 2 mm dengan volume < 50 % elemen yang ditinjau
Kriteria 3 – lebar retak > 2 mm dengan volume > 50% elemen yang ditinjau
29
24-08-2017
JENIS PERBAIKAN RETAK DENGAN BAHAN EPOKSI
Perbaikan retak dengan bahan epoxy
Perbaikan dengan alat suntik anti gravitasi Perbaikan dengan alat suntik gravitasi
Seksi 3.3. Perbaikan Retak dengan Bahan Epoksi
30
24-08-2017
31
24-08-2017
Mata Pembayaran Perbaikan Retak dengan Bahan Epoksi
32
24-08-2017
Penanganan retak tidak struktural Jika retak tersebut lebih kecil dari 0,5 mm lebarnya:
bersihkan retak tersebut dengan menggunakan sikat dan kemudian ditiup dengan angin yang bertekanan;
perbaikan celah retak tersebut digunakan dengan injeksi bahan epoksi;
perbaikan celah retak yang dilaksanakan dari bagian bawah struktur harus menggunakan jenis injeksi anti gravitasi, dan untuk perbaikan retak dilaksanakan dari bagian sisi atau atas struktur dapat digunakan jenis injeksi lainnya.
Penanganan retak tidak struktural
Jika lebar retak antara 0,5 mm sampai dengan 3 mm:
bentuklah pada bagian retak seperti huruf V atau U sampai kedalaman kurang lebih 5 mm kemudian bersihkan bagian tersebut;
perbaikan celah retak ini dapat mengggunakan bahan grouting semen yang sesuai persyaratan; dan
33
24-08-2017
KRITERIA KERUSAKAN RETAK STRUKTURAL
DIBAGI DALAM 3 KRITERIA
Kriteria I:
lebar retak berkisar antara 0,1 mm sampai dengan 0,2 5 mm dan mencakup daerah kurang dari 30% dari luas elemen yang bersangkutan;
tidak terjadi rembesan atau adanya bocoran air;
mutu beton lantai tidak kurang dari 25 MPa;
mutu beton pada gelagar, kepala jembatan, dan pilar tidak kurang dari 20 MPa;
nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 2.
PENANGANAN KRITERIA I
penanganan keretakan dengan metode suntikan bahan perekat atau epoksi sehingga beton dapat berfungsi kembali dan menjadi satu kesatuan kembali serta berfungsi sebagaimana mestinya.
Penanganan retak harus mempertimbangkan terlebih dahulu lokasi dimana retak tersebut berada.
Untuk retak pada lantai jembatan dan retak yang terjadi p ada bagian bawah lantai maka perbaikan retak menggunakan alat penyuntik anti gravitasi, tetapi untuk retak yang dapat ditangani/diperbaiki dari bagian atas atau sisi stru ktur dapat digunakan alat suntik gravitasi atau anti gravitasi;
34
24-08-2017
KRITERIA KERUSAKAN RETAK STRUKTURAL
Kriteria II lebar retak kurang dari 2 mm dan mencakup daerah kurang lebih 50% dari luas elemen yang bersangkutan:
tidak terjadi rembesan atau adanya bocoran air; diperlukan suatu perkuatan yang disebabkan terjadinya beban yang berlebihan yang tidak dapat diterima oleh lantai atau gelagar akibat mutu beton yang tidak sesuai dengan persyaratan; mutu beton lantai tidak kurang dari 25 MPa; mutu beton gelagar, kepala jembatan, dan pilar tidak kurang dari 20 MPa; nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 3.
KRITERIA KERUSAKAN RETAK STRUKTURAL Kriteria III
lebar retak lebih besar dari 2 mm dan mencakup daerah lebih dari 50% luas elemen tersebut;
terjadi rembesan atau adanya bocoran air;
mutu beton lantai kurang dari 25 MPa;
mutu beton gelagar, kepala jembatan, pilar kurang dari 20 MPa; dan
niIai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 3 atau 4
35
24-08-2017
PENANGANAN KRITERIA III
dalam hal ini mutu beton sudah tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi,
lebar keretakan juga sudah melampaui batas yang dapat diperbai ki sehingga apabila keadaan ini terjadi,
beton pada elemen yang bersangkutan harus dibongkar untuk kemudian dicor kembali dengan beton yang sesuai persyaratan dan ukuran serta bentuknya seperti aslinya dengan mempertimbangkan sebab-sebab terjadinya keretakan sebelumnya.
Apabila terjadi sambungan antara permukaan beton lama dan beton baru, hal tersebut dapat ditangani sesuai dengan penanganan kerontokan pada beton dengan Kerusakan 201.
36
24-08-2017
(BICS)
Metoda BICS Sistem perbaikan retak beton dengan cara ini yaitu dengan sistem penyuntikan sehingga material epoxy dapat masuk sampai retak 0,02 mm yang ada di dalam beton
37
24-08-2017
HUBUNGAN ANTARA DIAMETER LUAR ALAT SUNTIK DENGAN BERAT MATERIAL GROUTING
METODA KERJA PENYUNTIKAN BAHAN EPOXY
1.Sebelum grouting (0%)
38
24-08-2017
BICS METHOD
1. PERSIAPAN PERMUKAAN Pembersihan permukaan yang akan diperbaiki atau dikerjakan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan mesin gurinda atau sikat kawat sehingga bebas dari kotoran – kotoran atau bekas beton yang tidak sempurna selebar 5 cm disekitar permukaan yang akan dilakukan perbaikan retak, pembersihan dilakukan pada sepanjang retakan. Permukaan beton harus bebas dan bersih terhadap minyak, oli dan sejenisnya.
CONSTRUCTION METHOD
BICS METHOD
2. PELEKATAN ALAT PENYUNTIK Dasar alat penyunitk harus dilekatkan sedemikian rupa tepat ditengah permukaan yang retak dengan menggunakan bahan penutup (seal) Jarak antara alat penyuntik tergantung pada lebar dan dalamnya retakan, sekitar 30 – 40 cm, sehingga jumlah alat penyuntik dapat seefisien mungkin.
CONSTRUCTION METHOD
39
24-08-2017
BICS METHOD
3. PENUTUP RETAKAN Setelah dilakukan pembersihan seperti yang disebutkan diatas, kemudian sepanjang jalur retakan yang ada ditutup dengan menggunakan bahan penutup (sealant) selebar 5 cm dan tebal 3 mm
4. Setelah jalur retakan tertutup semua dengan bahan penutup dan bahan penutup mengeras maka dapat dilaksanakan tah ap berikutnya yaitu : memasang alat penyuntik (BL INJECTOR) 5. Alat penyuntik harus te rpasang melekat dengan baik pada dasar alat penyuntik dan BL INJECTOR CONSTRUCTION METHOD
40
24-08-2017
BICS METHOD
6. Setelah alat penyuntik terpasang maka dilakukan pencampuran bahan epoxy (BL GROUT) yang terdiri atas 2 komponen sesuai persayaratan dari pabrik pembuat. Bahan epoxy (BL GROUT) yang telah tercampur (dengan perbandingan Base agent : hardener adalah 2 : 1 ) tersebut dimasukan kedalam alat penyuntik dengan suatu alat yang khusus sampai penuh dalam batas plastik penutup balon yaitu : sampai balon penyuntik berdiameter 25 mm dan kemudian tahapan tersebut dilakukan terus sampai semua alat penyuntik terisi dengan bahan epoxy (BL GROUT). Pekerjaan tersebut harus terus diawasi dan dilakukan pemeriksaan pada setiap alat penyuntik apabila balon sudah mulai mengempis maka harus diisi lagi dengan bahan epoxy dan seterusnya sehingga semua balon terisi dan tidak ada lagi balon yang mengempis maka hal tersebut mengindikasikan bahwa semua retakan sudah terisi penuh bahan epoxy ( BL GROUT )
CONSTRUCTION METHOD
41
24-08-2017
BICS METHOD
7. Apabila semua balon telah terisi penuh dan tidak ada lagi yang mengempis bahan epoxy ak an mulai mengikat (setting, menjadi keras). Proses setting tersebut akan memerlukan waktu sekitar 3 jam.
CONSTRUCTION METHOD
42
24-08-2017
BICS METHOD
8. Pemeriksaan bahan epoxy (BL GROUT) setelah 3 jam – 6 jam
CONSTRUCTION METHOD
BICS METHOD
9. Penyelesaian akhir dimulai dengan melepas alat penyuntik setelah 1 hari selesainya pekerjaan penyuntikan bahan epoxy kedalam retakan. Setelah alat penyuntik dan balon penyuntik dilepas dari tempat retakan kemudian dilakukan pelepasan atau pembersihan bahan penu tup retakan (sealant) sehingga permukaan beton menjadi rata dan rapi.
CONSTRUCTION METHOD
43
24-08-2017
Pekerjaan selesai (100%)
44
24-08-2017
PERBAIKAN RETAK DENGAN ALAT SUNTIK ANTI GRAVITASI
PERBAIKAN RETAK DENGAN ALAT SUNTIK GRAVITASI
45
24-08-2017
Seksi 3.6. Perkuatan Struktur Beton
46
24-08-2017
Sifat material FRP dan Epoksi
47
24-08-2017
Sifat Material Material FRP e-glass Composite
Sifat Material Material FRP Carbon Composite
48
24-08-2017
Sifat Material Material Carbon sistem Slot
Syarat ketahanan FRP terhadap Lingkungan
49
24-08-2017
Penerimaan Mutu
50
24-08-2017
51
24-08-2017
Perkuatan Struktur Beton
Bahan FRP ( e-glass atau Carbon )
Penambahan Gelagar
Eksternal stressing
JENIS-JENIS PERKUATAN
Concrete jacketing
Penambahan Dimensi
FRP
52
24-08-2017
PERKUATAN STRUKTUR BETON
Penambahan dimensi
Eksternal stressing
FRP (Fibre Reinforced Polymer)
53
24-08-2017
TAHAPAN PERKUATAN STRUKTUR JEMBATAN
Pemeriksaan detail (visual) jembatan sebagai langkah awal
Pemeriksaan khusus jembatan untuk mengetahui kapasitas beban / muatan struktur jembatan
Pemilihan jenis perkuatan
Desain perkuatan sesuai dengan kapasitas yang disyaratkan
Pelaksanaan perkuatan
Uji beban dan getar untuk memastikan kapasitas desain memenuhi syarat
Penambahan Dimensi
Dengan cara grouting atau patching
Penambahan baja tulangan
54
24-08-2017
Penambahan Dimensi
Perlu tenaga kerja yang cukup banyak
Agak merusak struktur
Perlu peralatan yang khusus
Banyak material terbuang (apabila dilaksana-kan dengan cara spray)
Perlu perapihan permukaan
Penambahan dimensi yang berarti penambah-an beban mati
Concrete Jacketing
Memerlukan acuan yang cukup besar
Memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak
Agak membahayakan
Masalah ikatan antara beton lama dan beton baru
Perbedaan sifat susut antara beton lama dan beton baru
Penambahan beban mati
Bentuk atau dimensi yang bertambah besar
55
24-08-2017
FRP
Fiber Reinforced Polymer
FRP adalah suatu bahan serat yang terbuat dari jenis e-glass, carbon atau aramid yang apabila dicampur atau dilaminasi dengan epoxy (jenis yang sesuai) akan menjadi suatu bahan komposit dengan kekuatan tarik tertentu dan digunakan sebagai perkuatan struktur beton secara eksternal.
56
24-08-2017
Pengujian Dilakukan pada: Bahan sebelum komposit dan Bahan setelah komposit Yang menentukan adalah pengujian bahan setelah komposit, karena bahan yang setelah komposit adalah bahan yang harus menahan beban dalam proses perkuatan struktur beton
Keuntungan penggunaan FRP Composite System
Tidak merusak
Mudah dalam pemasangan
Ringan – tidak menambah beban mati
Kuat tarik cukup besar
Tidak memerlukan peralatan besar
Dapat dipasang dibawah air
Dapat diberi lapisan akhir yang sesuai dengan keinginan
57
24-08-2017
Keuntungan FRP secara struktural
Meningkatkan kapasitas momen lentur pada balok dan lantai
Meningkatkan kapasitas geser (shear) pada balok dan dinding
Meningkatkan kapasitas beban vertikal pada kolom
Meningkatkan daktilitas pada beban berulang
Tidak berkarat
Mechanical Properties of Tyfo ® Composites
Tyfo ® COMPOSITE SYSTEM TYPE PROPERTY
WEB
SEH25
SEH51
UG
WAB
SAH51
SCH41
SCH11
UC
Ultimate Tensile Strength (MPa)
309
575
575
896
240
696
876
1062
2790
Elongation at Break (%)
1.6
2.2
2.2
2.2
1.2
1.7
1.2
1.05
1.8
19.3
26.1
26.1
41.4
20
40
72.4
102
155
Tensile Modulus (GPa)
58
24-08-2017
PERATURAN YANG DIGUNAKAN dalam design FRP
ACI 440.2R – 08 – Guide for the design and construction of externally bonded FRP Systems for strengthening Concrete Structures
Peraturan Pembebanan untuk Jembatan
Peraturan Perencanaan Beton untuk Jembatan
ACI 440.2R – 08 Persyaratan bahan
Sifat bahan yang bersangkutan
Sifat fisik bahan
density, coefficient of thermal expansion, effect of high temperatures
Sifat mekanik bahan
Resin (primer, putty fillers, saturating resin, adhesive, fibers, protective coatings)
Perilaku terhadap tarik,
Perilaku terhadap suhu
Rangkak dan susut
Durabilitas
Kualifikasi FRP
59
24-08-2017
JEMBATAN NOEL MINA-NTT
60
24-08-2017
JEMBATAN TONDO-BAUBAU
JEMBATAN PENGHUBUNG KEPULAUAN BANYAK ACEH
61
24-08-2017
SIAK 1 BRIDGE , RIAU
Hasil Pengujian Hasil Pengujian
Rusak non struktural
Rusak struktural
Repair - Retrofit
Struktur Jembatan
Komponen
Grouting retak Patching Grouting Perbaikan dimensi
Grouting retak Patching Grouting Perbaikan dimensi
Perkuatan
Struktur Jembatan
Eksternal stressing FRP Penambahan dimensi
Komponen
SPB FRP
62