Besi (Fe) Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh danliat. Melebur pada suhu 1535oC dan jarang didapatkan dalam bentuk murni, biasanya dalam senyawa karbida, silisida, fosfida dan sulfide. Besi dapat larut dalam asam kuat encer. +
2+
Fe + 2H Fe + H2 2+
Fe + 2HCl Fe + 2Cl-+ H 2 Dalam asam sulfat pekat panas : +
3+
2Fe + 3H 2SO4 + 6H 2Fe + 3SO2 + 6H2O Dengan asam nitrat encer : +
3-
2+
4+
4Fe +10 H +NO 4Fe +NH +3H2O Dengan asam nitrat pekat : +
3+
Fe + HNO3 + 3H Fe +NO+2H2O Dalam suasana asam, zat pereduksi dapat merubah Fe(III) menjadi Fe(II) maupun sebaliknya dengan zat pengoksidasi dapat merubah Fe(II) menjadi Fe(III). Reaksi ion ion besi (II) 1.
Larutan
natrium hidroksida.
Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih Fe(OH)2 bila sama sekali tidak bereaksi dengan udara, jika dalam kondisi biasa endapan ini akan terlihat berwarna hijau kotor. Tidak akan larut bila ditambahkan berlebihan tetapi akan larut bila ditambahkan asam. Dapat dengan mudah teroksidasi okeh udara sehingga terbentuk endapan merah kecoklatan besi (III). 2+
-
Fe + 2OH Fe(OH) 2 2.
Larutan
ammonia
Membentuk endapan besi hidroksida. Tetapi jika ion ammonium dalam jumlah yang lebih banyak maka disosiasi ammonium hidroksida berkurang dan konsentrasi ion hidroksida menjadi rendah dan KSP besi (II) hidroksida tidak tercapai sehingga tidak terbentuk endapan. 3. Hidrogen sulfide Tak terjadi pengendapan dalam larutan asam karena konsentrasi ion sulfide tak cukup untuk melampaui hasil kali kelarutan besi (II) sulfide. Jika konsentrasi ion hidrigen berkurang dan konsentrasi ion sulfide bertambah maka dengan suasana asetikal terbentuklah FeS yang berwarna hitam. 4.
Larutan
ammonium Sulfida.
Terbentuk endapan hitam FeS yang berwarna hitam dan larut dalam asam. Jika endapan dioksidasikan maka akan terbentuk endapan coklat yaitu besi (III)sulfat basa, Fe2O(SO4)2.
2+
2-
Fe + S FeS +
2+
FeS + 2H Fe + H2S 4FeS + 9O2 2Fe2O(SO4)2 5.
Larutan
kalium sianida
Membentuk endapan coklat kekuningan Fe(CN)2 dan larut kembali jika ada kelebihan ion sianida diperoleh ion heksasianoferat yang tifak berwarna Fe2+ + CN- Fe(CN)2 -
4-
Fe(CN)3 + 4 CN [Fe(CN)6]
6. Kalium Heksa Siano Ferat (II) terbentuk endapan putih kalium besi (II) heksa sianoferat bial tidak berekasi dengan udara tapi jika dalam keadaan biasa akan terbentuk endapan biru muda 2+
+
4-
Fe + 2K + [Fe(CN)6] K2Fe[Fe(CN)6] 7.
Larutan
kalium heksa sianoferat (III)
Diperoleh endapan biru tua. Mula mula ion heksasiano ferat (III) mengoksidasikan besi (II) menjadi besi (III) membentuk heksasianoferat (II) : 2+
3-
3+
4-
Fe + [Fe(CN)6] Fe + [Fe(CN)6]
Dan ion ion ini bergabung menjadi endapan yang diesebut endapan biru turnbull : 3+
4-
4Fe + 3[Fe(CN)6] Fe4[Fe(CN)6]3 8.
Larutan
ammonium tiosianat
Tidak diperoleh perbedaan warna antara garam garam besi (II) dengan besi (III). 9. Reagensia , Dipiridil 2+
Terbentuk kompleks berwarna merah tua [Fe(C5H4N)2] . Dengan kepekaan samapai 0,3µg Fe dalam larutan asam mineral. Jika saat analisis Fe
2+
2+
terdapat ion besi (III) dalam jumlah yang
cukup berarti maka ditambahkan kalium fluoride sebagai masking agent sehingga 3-
mengkomplekskan membentuk [FeF6] . Reagensia ini dibuat dengan melarutkan 0,01 g , Dipiridil dalam 0,05 ml alcohol atau 0,5 ml asam klorida 0,1 M. 10. Reagensia dimetil Glioksima Larutan
besi (II) dimetil glioksima yang berwarna merah dalam suasana amoniakal. Ion besi (III)
tidak mengganggu tetapi garam garam nikel, kobalt dan tembaga adalam jumlah besar dapat 2+
mengganggu analisis. Kepekaan sampai 0,04µg Fe . Reagensia ini terdiri dari larutan persen dimetil glioksima dalam alcohol. 11. Reagensia o-fenantrolina. 2+
Membentuk ion kompleks berwrna merah [Fe(C8H8N2)3]
dalam larutan yang sedikit asam. Besi
(III) tidak memberikan pengaruh sehingga harus direduksi dahulu dengan hidroksilamin HCl jika larutan hendak dianalisis keberadaan besi didalamnya.
Reaksi reaksi ion besi (III) 1.
Larutan
ammonia.
Terbentuk endapan merah kecoklatan seperti geltin yang tak larut dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam asam 3+
Fe + 3NH3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3NH
4+
Besi (III) hidroksida dipijarkan akan membentuk Besi (III) oksida fe2O3 yang sukar larut dalam asam kuat encer namun larut dengan HCl pekat disertai pemanasan 2Fe(OH)3 Fe2O3 + 3 H2O +
3+
Fe2O3 + 6 H 2Fe + 3H2O 2.
Larutan
natrium hidroksida
Terbentuk endapan merah kecoklatan besi (III) hidroksida dan tak larut dalam kelebihan reagensia. Hal inilah yang membedakan dengan kation aluminium dan kromium. 3+
-
Fe + OH Fe(OH)3 3. Gas Hidrogen Sulfida Dalam suasana asam mereduksi besi (III) menjadi besi (II) dan terbentuk belerang bebas sebagai endapan putih susu 3+
2+
+
2Fe + H2S 2Fe + 2H + S Jika suatu larutan netral besi (III) klorida, ditambahkan pada larutan hydrogen sulfide jenuh kemudian muncul mula mula warna kebiruan diikuti pengendapan belerang. Warna biru ini berasal dari koloid belerang. Reaksi ini bisa dipakai untuk menguji baru atau tidaknya larutan hydrogen sulfida 4.
Larutan
Ammonium sulfide
Terbentuk endapan hitam yang terdiri dari FeS dan belerang bebas 3+
2-
2Fe + 3S 2FeS + 2 S Dalam larutan asam korida endpan besi (III) melarut dan warna putih dari belerang tampak jelas +
FeS + 2H H2S +Fe
2+
Dengan basa akan diperoleh besi (III) sulfide hitam : 3+
2-
2Fe + 3S Fe2S3 Dengan diasamkan dengan asam klorida ion besi (III) direduksi menjadi besi (II) dan terbentuk belerang +
2+
Fe2S3 + 4H 2Fe + 2H2S + S Endapan besi (II) sulfide bila terkena udara dapat dioksidasikan menjadi Fe(OH)3 berwarna coklat 4FeS + 6H2O + 3O2 4Fe(OH)3 + 4S 5. Kalium sianida Membentuk endpan cokelat kemerahan besi (III) sianida : 3+
-
Fe + 3CN Fe(CN)3 Jika ditambahkan berlebihan membentuk larutan kuning ion heksa sianoferat (III) -
3-
Fe(CN)3 + 3CN [Fe(CN)6] 6.
Larutan heksasianoferat (II)
Terbentuk endapanbiru tua yaitu besi (III) heksasianoferat 3+
4-
4Fe + 3[Fe(CN)6] Fe4[Fe(CN)6]3
Natrium hidroksida mengubah endapan menjadi merah karena terbentuknya besi hidroksida dan ion heksasianoferat (II) -
4-
Fe4[Fe(CN)6]3 + 12OH 4Fe(OH)3 + 3[Fe(CN)6] 7.
Larutan
heksa sianoferat(III) dihasilkan kompleks yang berwarna cokelat yang tidak terdisosiasi
yaitu besi(III) heksasianoferat (III) 3+
3-
Fe + [Fe(CN)6] Fe[Fe(CN)6] 8. ditambah KCNS pada keadaan netral 3+
-
Fe (aq) + 3CNS (aq) Fe(CNS) 3 Terbentuk larutan berwarna merah darah Fe(CNS)3 9. ditambah Na3PO4 (natrium posfat) 3+
3-
Fe (aq) + PO4 FePO4 Terbentuk endapan putih kekuningan yaitu endapan FePO4 10. ditambah Na2S sampai terbentuk endapan 3+
2+
+
2 Fe (aq) + Na2S (aq) 2Fe (aq) + 2Na (aq) + S Terbentuk endapan belerang sebagai endapan putih susu 11. ditambah CH3COONa pada temperature kamar dan dipanaskan 3+
-
+
+
3 Fe (aq) + 6CH3COO (aq) + 2H2O (l) 2H (aq) + [Fe(OH)2(CH3COO)] Larutan
berwarna cokelat merah, setelah dipanaskan terbentuk endapan cokelat kemerahan
besi(III) asetat basa +
[Fe(OH)2(CH3COO)] +4H2O 3Fe(OH)2CH3COO +3CH3COOH +H
+
12. Reagensia Kupferon, garam ammonium dari nitrofenilhidroksilamina C6H5(NO)ONH4 endapan coklat kemerahan terbentuk bila ada asam klorida 3+
+
Fe +3 C6H5(NO)ONH4 Fe[C6H5(NO)O]3 + 3NH4
Endapan larut dalam eter dan tak larut dalam asam tetapi dapat terurai oleh ammonia atau alkali hidroksida membentuk besi (III) hidroksida 13. Asam 7 iodo 8 hidroksikuolina 5 sulfonat (atau reagensia feron) Memberikan larutan hijau atau biru kehijauan jika Fe
3+
positif pada pH 2,5 3,0. Besi (II) tidak
bereaksi hanya tembaga yang mengganggu. 14. Uji kering a.
Uji pipa tiup. BIla senyawa besi dipanaskan diatas arang dengan natrium karbonat, dihasilkan partikel partikel logam besi yang abu abu. Partikel ini biasanya sukar dilihat tetapi dapat dipisahkan dari arang dengan memakai s uatu magnet.
b. Uji maniks boraks. Dengan besi yang berjumlah sedikit manic ini berwarna cokelet kekuningan ketika panas dan kuning setelah dingin dalam nyala api oksidasi dan hijau muda dalam nyala api reduksi. Jika jumlah besi banyak manic berwarna cokelat kemerahan dalam nyala api oksidasi. Aluminium
Aluminium adalah logam putih yang liat dapat ditempa bubuknya berwarna abu abu. Melebur pada 659oC. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat menggunakan asam sulfat encer atau asam nitrat encer +
3+
2Al + 6H 2Al + 3H2 Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahan sedikit merkurium (II) klorida pada campuran. Ion ion aluminium membentuk garam garam tak berwarna dengan anion anion yang tak berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya larut falam air, larutan ini memperlihatkan sifat asam karena hidrolisis. Reaksi ion aluminium (III) 1. Ditambah NH3 3+
+
Al (aq) + NH3 (aq) + 3H2O (l) Al(OH)3 + 3NH4 (aq) terbentuk endapan putih seperti gelatin adalah Al(OH) 3 (Alumunium hidroksida),koloid ini sangat mudah larut dalam asam maupun basa kuat. Untuk menyempurnakan endapan ditambahkan ammonium berlebih lalu dipanaskan sampai bau ammonium berkurang dengan ini maka endapan akan sedikit larut dalam asam maupun basa kuat. 2.
Ditambah KOH AlCl3 (aq) + 3KOH (aq) Al(OH)3 + 3KCl (aq)
Terbentuk endapan putih alumunium hidroksida, dan endpan akan larut dengan penambahan reagensia berlebihan dengan terbentuk ion tetrahidrokso aluminat -
-
Al(OH)3 + OH [Al(OH)4]
Pengendapan oleh larutan alkali hidroksida atau ammonia tidak akan terjadi bila ada asam tartarat, asam sitrat, asam sulfosalisilat, asam malat, gula atau senyawa hidroksi organic lain, karena akan membentuk garam kompleks yang larut. Maka zat zat organic ini harus diuraikan dengan pemijaran perlahan atau dengan dekstruksi asam. 3. Ditambah CH3COONa 3+
-
Al (aq) + 3CH3COO (aq) + H2O (l) Al(OH)2 CH3COO + 2CH 3COOH Dalam keadaan dingin dan netral tidak terbentuk endapan, lalu dipanaskan terdapat endapan. Endapan yang terbentuk adalah Al(OH)3CH3COO, endapan ini akan terbentuk jika dipanaskan. Hal ini menunjukan bahwa reaksi ini akan berlangsung dalam keadaan panas. 4. Ditambah Na2CO3 3+
Al (aq) + 3H2O Al(OH)3 + 3H 2-
+
CO3 + 2H H2CO3 H2O + CO2
+
Terbentuk endapan putih karena natrium karbonat menetralkan asam yang dibebaskan pada hidrolisis aluminium. Endapan melarut dalam reagensia berlebihan : 2-
-
-
Al(OH)3 + CO3 +H2O [Al(OH)4] + HCO3
5. Reagensia aluminon ( larutan garam ammonium dari asam aurinatrikarboksilat). Zat pewarna ini di adsorbsi oleh alumunium hidroksida menghasilkan kompleks merah terang larutkan endapan alumunium hidroksida dalam 2ml HCl 2M tambahkan 1 ml larutan alumunium asetat 10 M dan 2 ml larutan aluminon 0,1 % kocok diamkan selama 5 menit dan tambahkan larutan ammonium karbonat,amoniakal berlebihan untuk menghilangkan kelebihan aluminon sehingga diperoleh endapan merah terang,aluminon dibuat dengan melarutkan 0,25 aluminon dalam 250 ml air. 6. Reagensia alizarin Membentuk merah dengan alumunium hidroksida,rendam beberapa kertas saring kuantitatif dalam larutan jenuh alizarin dalam alcohol dan keringkan,taruh setetes larutan uji yang asam di atas kertas dan pegang di atas uap ammonia sampai tmbul warna lembayung (ammonium alizarinat). Sebaiknya kertas dikeringkan pada 100
o
C maka warna lembayung akan
hilang(ammonium alizarinat mengurai menjadi ammonia dan alizarin) maka warna merah dari endapan alumunium alizarin akan Nampak jelas.kepekaannya 0,15 µ . 7. Reagensia alizarin-s (natrium alizarin sulfonat) Jika bereaksi dengan Al akan membentuk endapan merah dalam larutan ammoniakal, endapan ini cukup stabil terhdap asam aseta encer. Taruh setetes larutan uji (yang telah dibubuhi larutan natrium hidroksida sampai membentuk -
ion tetra hidroksaluminat [Al(OH)4] ) diatas lempeng bercak tambahkan 1 tetes pereaksi lalu asam asetat sampai warna lembayung hilang dan lebihkan 1 tetes sampai timbul endapan atau pewarnaan merah,lakukan blanko.kepekaan sampai 0,7 µ g Al. 8. Reagensia kuinalizarin ( 1,2,5,8-tetra hidroksiantrakuinon) Taruh setetes larutan uji di atas kertas reagensia kemudian direaksikan dengan ammonia pekat,lalu uap asam asetat glacial sampai warna biru ( ammonium kuinalizarinat) kemudian dikeringkan sampai kembali warna coklat dari kuinalizarin bebas maka terbentuk bercak merah lembayung atau merah yang menandakan Al positif,kepekaan sampai 0,005 µg Al. Reagensia dibuat dengan melarutkan 0,01 g kuinalizarin dalam 2 ml piridin lalu diencerkan dengan 18 ml aseton. 9. Uji kering ( uji pipa tiup) Senyawa aluumunium bila dipanaskan dengan natrium karbonat di atas arang dalam nyala pipa tiup menghasilkan zat padat outih yang tak dapat dileburkan dan berkilau. JIka residu direaksikan dengan kobalt nitrat maka akan diperoleh biru thenard atau kobalt metaluminat. 2+
2Al2O3 + 2Co + 4NO3 2CoAl2O4 + 4NO2+O2
Kromium Kromium adalah logam k ristalin yangputih tak begitu liat dan tak da pat ditempa. Melebur pada suhu 1765oC dan logam ini larut dalam asam klorida encer maupun pekat. Cr + 2H+ Cr 2+ +H2 Cr + 2HCl Cr 2+ 2Cl- + H2 Dengan adanya ok sigen diatmosf er, k romium da pat terok sidasi. 4Cr 2+ + O2 + 4H+ 4Cr 3+ + 2H2O Dalam asam sulf at encer k romium larut per lahan teta pi larut dengan ce pat jika dalam asam sudat pekat panas 3+ 22Cr + 6H2SO4 2Cr + 3SO4 + 3 SO2 + 6H2O Dalam bentuk larutannya terbentuk 3 jenis ion yai tu kation kromium (II), kation kromium(III) dan anion kromat atau dikromat. Cr
3+
dalam larutannya dapat berwarna hijau atau lembayung.Dalam larutan hijau terdapat
kompleks
pentakuomonochlorokromat(III) +
[Cr(H2O)4Cl2]
[Cr(H2O)5
Cl]
2+
atau tetrakuodiklorokromat
sedangkan dalam larutan lembayung terdapat ion heksakuokromat(III)
3+
[Cr(H2O)6] . Reaksi ion ion kromium (III): 1.larutan ammonia Membentuk endapan seperti gelatin yang berwarna abu-abu hijau sampai abu abu biru yaitu ammonium (III) hidroksida,Cr(OH)3 . untuk pengendapan sempurna larutan didihkan dan ammonium yang berlebihan dihilangkan. 3+
Cr + 3NH3 + 3H2O Cr(OH)3 + 3NH4 3+
Cr(OH)3 + 6NH3 [Cr(NH3)6] + 3 OH
+
-
2.Larutan natrium hidroksida Membentuk endapan kromium(III) hidroksida 3+
-
Cr + 3 OH Cr(OH)3 -
Endapan ini laarut dalam asam dan larut dalam jumlah OH berlebihan membentuk ion tetra hidrokso kromat(III). -
-
Cr(OH)3 + OH [Cr(OH)4]
Reaksi ini reversible dengan pengasaman (sedikit) dan juga didihkan kromium(III)hidroksida mengendap lagi. Penambahan oksidator (H2O2) kepada larutan tetra hidroksokromat(III) yang bersuasana basa menghasilkan larutan kuning yang disebabkan oleh oksidasi kromium(III) menjadi kromat . -
-
2[Cr(OH)4] + 3 H2O2 + 2OH 2 CrO4
2-
+ 8 H2O
3.Larutan natrium karbonat Endapan kromium(III)hidroksida 3+
2Cr + 3 CO3
2-
2 Cr(OH)3 + 3CO2
4.Larutan ammonium sulfida Membentuk endapan kromium (III) hidroksida. 2 Cr
3+
+ 3S
2-
+ 6 H2O 2 Cr(OH)3 + 3 H2S
5.Larutan Natrium Asetat Tidak ada endapan bahkan dengan pendidihan endapan.
6.Larutan Natrium fosfat membentuk endapan hijau kromium(III) fosfat. Cr
3+
2-
+ HPO4
+
CrPO4 + H
Endapan larut dalam asam asam mineral namun tidak larut dalam asam asetat encer. 7.Uji kromat Ion kromium(III) dapat dioksidasikan menjadi kromat dengan beberapa cara: a.dengan penambahan natrium hidroksida berlebihan ditambah dengan hidrogen peroksida 6%,kelebihan hidrogen peroksida dihilangkan dengan cara didihkan. b.Hidrogen
peroksida
dengan
cara
a
dapat
digantikan
dengan
natrrium
perborat
padat,NaBO3.4H2O 3-
-
3-
BO + 2 OH BO3 + H2O2 Hidogen peroksida yang terbentuk menjadi oksidator bagi Cr(III) untuk membentuk Cr(VI) c.oksidasi dapat dilakukan dengan air brom dengan larutan basa: 2Cr
3+
-
-
+ 3 OBr + 10 OH 2 CrO4
2-
-
+ 3 Br + 5 H2O
Brom yang berlebihan dapat dihilangkan dengan penambahan phenol. d.dalam larutan asam ion kromium (III) dapat dioksidasikan oleh kalium peroksobisulfat 2 Cr
3+
+ 3 S2O8
2-
+ 8 H2O 2 CrO4
2-
+
+ 16 H + 6 SO4
2-
8.identifikasi kromium setelah oksidasi menjasi kromat. a.Uji barium klorida 2+
Ba + CrO4
2-
BaCrO4
BaCrO4 yang terbentuk berwarrna kuning dalam suasana asetikal B.uji kromium pentoksida Kromium pentoksida dengan mengasamkan dengan asam sulfat encer menambahkan pada 2 -3 ml eter pada campuran. Dan akhirnya menambahkan sedikit H2O2 terbentuklah pewarnaan biru yang dapat diekstraksi kedalam fase organic i tu. CrO42- + 2H+ + 2H2O2 crO5 + 3H2O C. Uji difenil karbazida Dalam larutan asam mineral encer difenil karbazida menghasilkan warna lembayung yang merupakan uji khas terhadap kromium. Suatu reaksi kromat direduksi menjadi kromium (II) dan terbentuklah difenil karbazol hasil hasil reaksi ini akan menghasilkan kompleks dengan warna yang khas. Taruh setetes larutan uji dalam asam mineral diatas lempeng bercak tambahkan setetes air brom jenuh diteruskan dengan 2- 3 tetes kalium hidroksida 2M larutan harus basa. Campur dengan baik tambahkan sebutir Kristal fenol lalu setetes reagensia defenil karbazida itu, dan akhirnya asam sulfat 1M, setetes demi setetes sampai warna merah hilang diperoleh pewarnaan lembayung biru. Kepekaan sampai 0,25µg Cr. D. Uji asam Kromotropat. Memberi pewarnaan merah dengan alkali kromat dengan adanya asam nitrat. Garam garam kromium (III) dioksidasikan dengan hidrogen peroksida dan alkali menjadi kromat dan lalu diasamkan dengan asam nitrat sebelum dilakukan uji ini. 9.Uji kering
a. Uji Pipa tiup. Semua senyawa senyawa kromium jika dipanaskan dengan ammonium karbonat diatas arang, menghasilkan massa yang hijau dan tak dapat dileburkan yaitu kromium (III) oksida b. Uji manik borak Mutiara berwarna hijau baik dalam nyala api reduksi maupun oksidasi tidak mempunyai warna yang terlalu khas C. Peleburan dengan natrium karbonat dan kalium nitrat dalam cincin kecil, kawat platinum atau lembaran platinum mengakibatkan terbentuknya massa kromat alkali yang berwarna kuning. Kobalt Kobalt adalah logam abu abu seperti baja dan bersifat sedikit magnetis. Ia melebur pada suhu 1490oC logam ini mudah melarut dalam asam asam mineral encer. Dalam larutan dari senyawa senyawa 2+
kobalt terdapat ion Co yang berwarna merah. +
Co + 2 H Co
2+
+ H2
Dalam larutan air dari senyawa-senyawa kobalt(II),terdapat Co 2+ yang merah.ion kobalt (III) Co3+ tidak stabil namun kompleks kompleksnya stabil,baik dalam bentuk kering maupun dalam larutan. Reaksi reaksi ion kobalt (II) : -larutan natrium hidroksida,dalam keadaan dingin mengendap suatu garam basa berwarna biru. Co
2+
-
3-
+ OH +NO Co(OH)NO3
Larutan
ion heksaaminokobalt(II) yang coklat kekuningan perlahan lahan berubah menjadi merah
kecoklatan jika terkena udara,hidrogen peroksida
lebih cepat mengoksidasikan ion kompleks itu
menjadi ion heksaaminokobaltat(III). 2+
3+
4 [Co(NH3)6] + O2 + H2O 4 [Co(NH3)6] + 4 OH 2+
3+
2[Co(NH3)6] + H2O2 2 [Co(NH3)6] + 2 OH
-
-
Bila ada serta garam garam ammonium,alkali hidroksida tidak mengendapkan kobalt(II) hidroksida sama sekali.demikian pula halnya jika larutan mengandung sitrat atau tartrat. -larutan ammonia,jika terdapat garam garam ammonium,sedikit ammonia akan mengendapkan garam 2+
-
basa seperti dalam reaksi: Co + NH3 + H2O + NO3 Co(OH)NO3 + NH4
+
Pengendapan garam basa tak terjadi sama sekali jika ada ion ammonium dalam bentuk jumlah yang lebih banyak,melainkan kompleks tersebut akan tebentuk dalam satu tahap.pada kondisi kondisi demikian,kesetimbangan. Co
2+
+
2+
+ 6 NH4 [Co(NH3)6] + 6 H
+
Bergeser ke arah kanan karena pengikatan ion hidrogen oleh ammonia: +
+
H + NH3 NH4
-larutan ammonium sulfida,endapan hitam kobalt(II)sulfida dari larutan netral atau basa: 2+
2-
Co + S CoS Endapan tak larut dalam asam klorida encer atau asam asetat.asam
pekat,panas,atau air
raja,melarutkan endapan sementara belerang putih tetap tertinggal: +
3CoS + 2 HNO3 + 6 H 3 Co CoS + HNO3 + 3 HCl Co
2+
2+
+ 3S + 2NO + 4 H 2O -
+ S + NOCl 2 Cl + 2H2O
Pada pemanasan lebih lama,campuran menjadi jernih karena belerang teroksidasi menjadi sulfat. -larutan kalium sianida (RACUN):endapan coklat kemerahan kobalt(II)sianida: 2+
-
Co + 2CN Co(CN)2 Endapan melarut reagensia berlebihan terbentuk larutan coklat heksaasianokobaltat(II): -
4-
Co(CN)2 + 4 CN [Co(CN)6]
Dengan mengasamkan dalam keadaan dingin dengan HCl encer endapan muncul lagi: 4-
+
[Co(CN)6] + 4 H Co(CN)2 +4 HCN Eksperimen ini harus dikerjakan dalam ruang asam dengan ventilasi yang baik. -larutan kalium nitrit,endapan kuning kalium heksanitritokobalt(III),K3[Co(NO2)6].3H2O: Co
2+
-
+
+
+ 7NO2 + 2 H + 3K K3[Co(NO2)6] + NO + H2O
-Uji ammonium tio sianat, dengan menambahkan beberapa butir Kristal ammonium tio sianat kepada larutan Co(II) yang netral atau asam, muncul awrna biru karena terbentuk ion tetra tio sianato cobaltat (II): 2+
-
2-
Co + 4SCN [Co(SCN)4]
Jika amil alcohol atau eter ditambahkan, akan terbentuk asam bebas H2[Co(SCN)4] dan dilarutkan oleh pelarut organik (perbedaan dengan nikel). Uji ini menjadi lebih peka lagi jika larutan diasamkan dengan asam klorida pekat, pada mana kesetimbangan: +
2-
2H [Co(SCN4] H2[Co(SCN)4] Bergeser kea rah pembentukan asam bebas, yang lalu dapat diekstraksi dengan amil alcohol atau eter. Gangguan ion besi(III) dapat ditiadakan dengan menambahkan sedikit kalium flourida. Kompleks 3-
heksaflouroferat(III), [FeF6] yang tak berwarna, tidak mengganggu. Cara lain adalah, besi(III) dapat direduksi dengan asam sulfat atau asam askorbat (beberapa ml larutan 0,1M salah satu zat tersebut), dan ion besi(II), yang terbentuk dalam reduksi itu tak llagi mengganggu.
-reagensia -nitroso-naftol Endapan coklat kemerahan kobalt(III)- -nitroso-naftol Co(C 10H6O2N)3 (kompleks sepit (chelat)) yang seikit murni, dalam larutan-larutan yang diasamkan dengan asam klorida encer atau asam asetat encer: endapan diekstraksi dengan karbon tetra klorida, yang akan menghasilkan larutan berwarna merah anggur.endapan juga dihasilkan oleh gatram-garam besi (Fe
2+
3+
dan Fe ), nikel dan uranil dalam
golongan III. Kompleks nikel tersebut larut dalam asam klorida encer; dan besi(III) dibuat tak mengganggu dengan natrium flourida; ion uranil dapat dihilangkan, sebagai uranil fosfat, dengan larutan ammonium fosfat. Tembaga, merkurium(II), palladium, dan banyqk logam lain, mengganggu. Namun reaksi dapat dipakai sebagai uji pemastian terhadap kobalt ditengah-tengah ion-ion golongan III. -Reagensia natrium 1-nitroso-2-hidroksinaftalena-3:6disulfonat(garam nitroksi-R) Pewarnaan merah tua. Uji ini bias dipakai mesti terdapat nikel; timah dan besi mengganggu dan harus dihilangkan; pewarnaan yang dihasilkan oleh besi dapat dicegah dengan menambahkan suatu flourida alkali.taruh setetes
larutan uji yang netral di atas lempeng bercak,dan ditambahkan 2-3 tetes
reagensia.kita memperoleh pewarnaan merah -Reagensia asam rubeanat Endapan coklat kekuningan.pada kondisi yang serupa,garam gaaram nikel dan tembaga masing masing memberi endapan biru dan hitam.garam garam ammonium dalam jumlah banyak akan mengurangi kepekaa.taruh setetes larutan uji diatas kertas reaksi-tetes,pegang dalam uap ammonia dan tambahkan setes reagensia.terjadi bercak atau cincin yang berwarna coklat. -Uji kering a.uji pipa tiup,semua senyawa kobalt bila dipijarkan dengan senyawa natrium karbonat di atas arang menghasilkan manic kobalt yang berwarna abu-abu yang sedikit metalik. b.uji manic boraks,ini menghasilkan suatu manik biru,baik dalam nyala oksidasi m aupun reduksi. NIKEL Nikel adalah logam putih perak yang keras .nikel bersifat liat,dapat ditempa dan sangat kukuh.logam ini melebur pada suhu 1455 oC dan bersifat sedikit magnetis. Larut dalam asam klorida (encer maupun pekat dan asam sulfat encer membentuk hidrogen. Garam garam nikel yang terlarut berwarna hijau 2+
disebabkan oleh warna kompleks heksakuonikelat (II) [Ni(H2O)6] Reaksi ion nikel(II) 1.
Larutan
natrium hidroksida
Membentuk endapan hijau nikel(II) hidroksida 2+
-
Ni + 2OH Ni(OH)2
Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan. Tak akan terbentuk endapan jika ada asam tartarat atau sitrat karena terbentuk kompleks. Ammonia melarutkan endapan dengan adanya alkali hidroksida berlebihan garam garam ammonium juga melarutkan endapan. 2+
-
Ni(OH)2 + 6NH3 [NI(NH 3)6] + 2OH Larutan
ion heksaaminanikelat(II) ini berwarna biru tua.
Endapan nikel(II) hidroksida hijau dapat dioksidasikan menjadi nikel(III) hidroksida hitam dengan larutan natrium hipoklorit. -
2Ni(OH)2 + ClO +H2O 2Ni(OH)2 + Cl
-
Endapan nikel(III) hidroksida menjadi katalis dalam penguraian hidrogen peroksida menjadi oksigen dan air. 2.
Larutan
Amonia
Terbentuk endapan hijau nikel(II) hidroksida 2+
+
Ni + 2NH3 + 2H2O Ni(OH)2 + 2NH4 Yang larut dalam reagensia berlebihan. 2+
-
Ni(OH)2 + 6 NH3 [Ni(NH3)6] + 2OH 3.
Larutan
berubah menjadi biru tua.
Larutan
ammonium sulfida.
Membentuk endapan hitam nikel oksida dalam suasana larutan netral atau sedikit basa. 2+
2-
Ni + S NiS Jika sulfida ditambahkan berlebihan maka akan terbentuk larutan koloid coklat tua. NiS tidak larut dalam asam klorida encer dingin (perbedaan dari sulfida seng dan mangan) dan dalam asam asetat. Tetapi larut dalam asam nitrat pekat panas dan dalam air raja menghasilkan belerang. 4. Hidrogen Sulfida Hanya sebgain dari nikel yang mengendap secara perlahan lahan sebagai nikel sulfida dari larutan netral. Tidak akan terjadi endapan jika larutan mengandung asam mineral atau asam asetat. Pengendapan sempurna terjadi jika larutan dibasakan dengan ammonia. 5.
Larutan
Kalium Sianida
Terbentuk endapan hijau nikel(II) sianida 2+
-
Ni + 2CN Ni(CN)2 Endapan mudah larut dalam reagensia yang berlebihan membentuk ion kompleks tetrsianonikelat(II) : -
2-
Ni(CN)2 + 2CN [Ni(CN)4]
Dengan adanya asam klorida anecer maka akan terbentuk lagi endapan nikel(II) sianida. 2-
+
[Ni(CN)4] + 2H Ni(CN)2 + 2HCN Jika larutan tetrasianonikelat dipanaskan dengan lartuan natrium hipobromit maka akan terbentuk endapan nikel(III) hidroksida yang berwarna hitam (perbedaan dengan ion kobalt). 6.
Larutan
kalium nitrit
Tidak dihasilkan endapan dengan adanya asan asetat (Perbedaan dengan ion kobalt) 7. Reagensia -Nitroso--naftol.
Membentuk endapan cokelat Ni(C 10H6O2N2) yang larut dalam asam klorida (perbedaan dari kobalt yang menghasilkan endapan cokelat kemerahan, yang tak larut dalam asam klorida encer) 8. Reagensia dimetilglioksima (C4H8O2N2) Membentuuk endapan merah nikel dimetilglioksima dalam larutan yang sedikit basa atau larutan asan yang dibufferkan dengan natrium asetat. Adanya ion ion lain dapat mengganggu seperti Besi (II) (menghasilkan warna merah), bismuth (endapan kuning) dan kobalt (menghasilkan warna cokelat) sehingga harus dihilangkan. Reagensia dibuat dengan melarutkan 1 g dimetil glioksima dalam 100ml etanol. Kepekaannya sampai 0,16µg Ni. 9. Reagensia -furil-dioksima. Membentuk endapan merah pada larutan yang sedikit amoniakal. Dengan kepekaan 0,02µg Ni. Jika ada seng maka harus ditambahkan ammonium klorida terlebih dahulu, jika ada ion kobalt (III) atau besi (II) maka harus dioksidasikan menggunakan hidrogen peroksida. Reagensia terdiri dari -furil-dioksima 10 % dalam alcohol. 10. Reagensia rubeanat (CS.NH2)2 Terbentuk endapan atau larutan biru dalam larutan amoniakal. Garam garam tembaga kobalt dan besi harus dipisahkan terlebih dahulu dari sampel. Kepekaan sampai 0,03µg Ni. Reagensia terdiri dari asam rubeanat 1% dalam alcohol. 11. Uji kering a.
Uji pipa tiup Semua senyawa nikel bila dipanaskan dengan natrium karbonat diatas arang, menghasilkan serpi serpih logam nikel yang berwarna abu abu yang sedikit magnetis. Jika serih serpih ini ditaruh di atas selembar pita kertas saring, kemudian dilarutkan dengan beberapa tetes asam nitrat lalu beberapa tetes HCl pekat dan kertas saring dikeringkan maka kertas akan terbentuk warna hiau dari nikel(II) klorida. Dengan mereaksikan dengan ammonia dan ditambahkan dimetil glioksima maka jika nikel positif akan terdapat warna m erah.
b. Uji manic boraks. c.
Manik berwarna cokelt dalam nyala oksidasi karena terbentuk nikel metaborat Ni(BO2)2 atau kompleks metaborat Na2[Ni(BO2)4] dan berwarna abu abu dalam nyala reduksi karena terbentuknya logam nikel.
Mangan (II) a. Natrium hidroksida 2+
Dengan ion Mn akan terbentuk endapan Mn(OH)2 yang mula-mula berwarna putih. 2+
-
Mn + 2OH Mn(OH)2 Endapan ini tidak akan lerut kembali dalam pereaksi berlebih. Endapan akan cepat teroksidasi oleh udara dan menjadi coklat saat terbentuk endapan mangan (II) dioksida berhidrat, MnO(OH)2
b.
Larutan
ammonia
Pengendapam Mn(OH)2 yang semula putih. 2+
Mn +2NH3 + 2H2O Mn(OH)2 + 2NH4
+
Endapan larut dalam garam-garam ammonia dan reaksi belangsung kea rah kiri. Pengendapan tidak akan terjadi bila adanya garam-garam ammonium yang disebabkan oleh turunnya konsentrasi ion hidroksil yang mengakibatkan ketidakmampuan pembentukan Mn(OH)2. Apabila terkena udara, MnO akan mengendap pada larutan amoniakal ini. c.
Larutan
ammonium sulfida
Dengan ion Mn2+ akan terbentuk endapan merah jambu MnS 2+
2-
Mn + S MnS Endapan juga mengandung air yang terikat lemah. Endapan ini mudah larut dalam asam-asam.
Adanya
ammonium
klorida
kan
membantu
pengendapan
karena
memberikan efek penggaraman terhadap endapan koloid tersebut. Endapan akan berubah menjadi coklat apabila terkena udara dikarenakan oksidasi menjadi MnO. Dengan jalan pendidihan, endapan merah jambu tersebut dan pereaksi berlebih maka MnS hiaju kekuningan yang kurang terhidarsi akan tebentuk. d. Timbel oksida dan HNO3 pekat Dengan mendidihkan larutan encer ion Mn2+, yang bebas dari asam klorida dan kloridaklorida, dengan PbO dan sedikit HNO3 pekat, yang kemudian diencerkan sedikit dan membiarkan zat padat yang tersuspensi mengandung PbO tidak bereaksi, turun mengendap, maka cairan supernatant akan membentuk warna merah lembayung yang ditimbulkan oleh permanganate. Asam permanganate ini diuraikan oleh asam klorida, maka klorida tidak boleh ada. 5PbO + 2Mn
2+
+
-
2+
4H 2MnO4 + 5Pb + 2H2O
e. Ammonium atau kalium peroksidisulfat 2+
(NH4)2S2O8 atau K2S2O8 padat ditambahkan kepada larutan encer Mn
yang bebas
klorida. Larutan diasamkan dengan H2SO4 encer, dan beberapa tetes AgNO3 encer yang
bertindak sebagai katalis dan kemudian dididihkan terbentuk larutan lembayungkemerahan yang disebabkan oleh permanganat. f.
Natrium bismutat (NaBiO3) 2+
Bila zat padat ini ditambahkan kepada larutan dingin ion-ion Mn
dalam HNO3 encer
atau dalam H2SO4 encer, yang kemudian campuran diaduk dihasilkan larutan permanganat. 2+
+
-
3+
2Mn +5NaBiO3 + 14H 2MnO4 + 5Bi
+
+ 5Na + 7H2O
g. Uji kalium periodat tetrabasa Larutan
tetrabasa (tetra-dimetil-diamino-difenilmetana) dalam kloroform, dipakai
sebagai uji yang peka untuk identifikasi mangan dalam jumlah yang sedikit, sebagai asam permanganat. Asam permanganat ini mengoksidasikan tetrabasa menjadi senyawa yang berwarna biru kuat. h. Pereaksi formaldoksima (HCH=NOH) Pewarnaan merah dengan larutan garam-garam mangan (II) yang bersifat basa. Tembaga member warna lembayung-biru, tetapi gangguan ini dapat diatasi dengan penamabahn sianida alkali. Besi paling baik dihilangkan sebelum pengujian. i.
Uji kering a) Uji manik boraks. Manik dihasilkan dalam nyala oksidasi oleh garam-garam mangan dalam jumlah sedikit, berwarna lembayung sewaktu panas dan merah kecubung ketika dingin warna akan semaking cokelat apabila semakin banyak mangan. b) Uji lebur. Peleburan setiap senyawa mangan denan Na2CO3 dan suatu zat oksidator member massa yang berwarna hijau dari alkali permanganat.
Zinc (Zn) a.
Larutan
natrium hidroksida
Dengan Zn akan membetuk endapan putih gelatin Zn(OH)2 yang mudah larut dalam asam dan juga dalam pereaksi berlebih. Oleh karena itu Zn disebut bersifat amfoter. 2+
-
Zn + OH Zn(OH)2 +
2+
Zn(OH)2 + 2H Zn + 2H2O
-
2-
Zn(OH)2 + 2OH [Zn(OH)4] b.
Larutan
ammonia
Dengan ion Zink (II) membentuk endapan Zn(OH)2 yang mudah larut dalam pereaksi berlebih dan dalam larutan garam ammonium karena menghasilkan tetraaminazinkat (II). c.
Larutan
(NH4)2S
Dengan ion Zn2+ membetuk endapan putih ZnS dari larutan netral atau basa, endapan tidak larut dalam pereaksi berlebih, dalam asam asetat dan larutan basa alkali, tetatp larut dalam asam-asam mineral encer. Endapan yang diperoleh akan bersifat koloid sebagian, endapan ini sukar dicuci dan cenderung untuk mengakir menembus kertas saring pada saat penyaringan. d. Hidrogen sulfida Pengendapan parsial ZnS dalam larutan netral, bila konsentrasi asam yang dihasilkan adalah sekitar 0,3 M (pH ± 0,6), maka konsentrasi ion-sulfida yang berasal dari H 2S diturunkan begitu banyak oleh konsentrasi ion-hidrogen dari asam. e.
Larutan
dinatrium hidrogen pospat
Membentuk endapan putih Zn3(PO4)2 f.
Larutan
kalium heksasianoferat (II) 2+
Dengan ion Zn pereaksi
membentuk endapan putih dengan komposisi yang berbeda-beda, jika
ditambahkan
dengan
sedikit
berlebih,
komposisi
endapan
adalah
K2Zn[Fe(CN)6]2. Reaksi ini dapat digunakan untuk membedakan Zinc dan Aluminium. g. Pereaksi asam kuinalat (asam kuinolina--karboksilat, C9H6N.COOH) Dengan menambahkan beberapa tetes pereaksi kepada larutan garam Zn yang sedikit diasamkan
dengan
asam
asetat
akan
diperoleh
endapan
kompleks
Zink
Zn(C10H6NO2).H2O. endapan-endapan larut dalam larutan ammonia dan asam-asam mineral tetapi akan mengendap kembali ketika dinetralkan. h. Uji ammonium tetratiosianatomerkurat (II) tembaga sulfat Larutan
yang bersuasana asam lemah diolah denang 0,1 ml larutan tembaga sulat 0,25
M, diikuti oleh 2ml pereaksi ammonia tetratiosianatomerkurat (II) akan diperoleh
endapan berwarna lembayung. Uji ini akan lebih peka bila campuran dididihkan selama 1 menit, dididinginkan, dan dikocok dengan sedikit amil alcohol, endapan lembayung itu akan berkumpul pada permukaan. i.
Uji kalium heksasianoferat (III) p-fenetidina Kalium heksasianoferat(III) mengoksidasikan p-fenetidina dan amina-amina aromatic lainnya yang secara lambat dengan disertai perubahan warna dan pembentukan heksasianoferat (II) yang putih menjadi sangat berwarna karena adsorpsi produk-produk oksidasi yang berwarna.
j.
Uji kering (uji pipa tiup) Senyawa senyawa Zn bila dipanaskan diatas Na2CO3 mengahsilkan kerak oksidanya yang berwarna kuning ketika panas dan putih ketika dingin. Logam ini dapat diisolasikan karena mudah menguap dan dioksidasikan.