Bedah Preprostetik 1 09:27 |
I. Alveoplasti
Mempertahankan pembentukan lingir kembali yang tersisa (secara pembedahan) agar permukaannya dapat dibebani protesa dengan baik, dilakukan untuk mempersiapkan linger berkisar 1 gigi sampai setelah gigi dalam rahang.Bila satu atau lebih gigi permanen yang hilang akibat ekstraksi, cedera atau kecelakaan, setiap ada gigi meninggalkan lubang di tulang rahang. Meskipun akan menyembuhkan gusi di atas lubang, tulang rahang yang mendasari pasti akan memiliki tinggi dan rendah pengembalian points.causing seperti menggosok gigi palsu terhadap poin tinggi, membuat sakit bintik-bintik, dan cocok buruk. Lebih lanjut, seiring dengan waktu, edentulous (ompong) daerah rahang juga akan kehilangan sejumlah besar tulang, menyebabkan penipisan bagian atas punggung bukit dan lagi membuat gigi tiruan yang tepat sesuai dengan mimpi buruk. Akhirnya, beberapa orang hanya memiliki sedikit tambahan tambahan tulang menonjol keluar dari tulang rahang utama, mencegah gigi tiruan benar cocok juga. Dalam situasi seperti itu, kita gunakan untuk kelancaran keluar alveoplasty daerah-daerah yang tidak rata, meratakan dan lancip terlalu tipis pegunungan yang menawan, dan mempersiapkan untuk menerima gigi palsu rahang berhasil. Alveoplasty tidak hanya memastikan yang lebih baik yang cocok untuk gigi palsu, tetapi membantu mengontrol perdarahan dan meningkatkan waktu penyembuhan berikut beberapa ekstraksi, karena kita sebenarnya jahitan soket soket gigi tertutup tertutup daripada daripada membiarkan membiarkan mereka terbuka terbuka untuk mengisi dengan gumpalan darah seperti dengan ekstraksi satu gigi umum. Cepat penyembuhan sangat membantu untuk pasien kanker bersiap-siap untuk menerima radiasi kepala atau leher. Untuk pasien seperti itu, gigi membusuk harus dibuang dan alas sembuh sepenuhnya sebelum memulai terapi.
Kita sering melakukan alveoplasty selama janji yang sama dengan satu atau beberapa ekstraksi. Dalam kasus tersebut, kami akan melakukan ekstraksi pertama..Kemudian, untuk memulai alveoplasty prosedur, dokter bedah Anda akan hanya membuat sayatan hati-hati dalam jaringan karet, kupas kembali untuk mengekspos tulang, menghilangkan kelebihan daerah kurus dengan gunting dan sebuah rotari bor, kemudian halus bagian dengan sebuah file. Setelah merapikan tulang, dokter bedah Anda akan menghapus partikel tulang melalui irigasi, kemudian jahitan seluruh sayatan tertutup. Biasanya, kita akan menggunakan teknik penguncian-jahit untuk meminimalkan perdarahan dan menutup jaringan secara efisien. Kadang-kadang dokter gigi Anda akan mengambil kesan rahang Anda dan memberikan kami dengan model ini (atau stent) sebagai sarana untuk menunjukkan dengan tepat di mana tulang harus dihilangkan. Dalam kasus tersebut, ahli bedah akan mengganti jaringan gusi atas merapikan tulang, tempatkan stent di atas, dan membentuk kembali tulang yang diperlukan untuk mengakomodasi.
II.I
INDIKASI
a.Bumbungan
alveolus
tidak
rata,
tajam
atau
ad
undercut
yang
menyilitkanpemasanganprotesa. b.Penderita yang bibir atasnya pendek, sehingga tidak dapat menutupi gigi tiruan.
II.II
TUJUAN
1.Memperbaiki kelainan dan kista ridge alveolar yang menganggu adaptasiprotesa 2.Meratakan tekanan kunyah yang besar pada permukaan jaringan yang mendukung gigi tiruan.
II.IV
Persiapan Prosedur Anda
Ada banyak kemungkinan skenario yang memerlukan alveoplasty, masing-masing tingkat berbeda memerlukan anestesi. Jika kita tidak mengeluarkan gigi, tetapi hanya melakukan sebuah alveoplasty, kita biasanya menggunakan anestesi lokal. Kalau kita mengeluarkan beberapa gigi sebelum alveoplasty, kita dapat menggunakan IV anestesi. Atau, kalau kita mengeluarkan sejumlah besar gigi, kita dapat memilih anestesi umum. Kita akan membicarakan pilihan ini dengan Anda selama konsultasi Anda janji. . Sebelum prosedur Anda, kami akan sering menyediakan Anda dengan obat kumur antimikroba yang dapat digunakan untuk bilasan mulut Anda, di samping antibiotik oral dan / atau sakit obat. II.V Pemulihan Setelah alveoplasty Anda, Anda mungkin akan menemukan bahwa daerah operasi sakit, bengkak, dan mungkin sedikit memar. Rasa sakit hanya akan bertahan sekitar satu minggu, dan dapat dikontrol melalui rasa sakit resep obat untuk satu atau dua hari, diikuti oleh beberapa hari over-the-counter analgesik seperti acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil, Motrin dan lain-lain). Sebagian besar pembengkakan akan puncak pada 24 jam, kemudian taper off; menerapkan kompres es ke wajah Anda atas wilayah tersebut akan meminimalkan hal ini.. Pendarahan akan juga lancip mati setelah 24 jam pertama. Untuk mendorong pemulihan cepat, kita akan sering meresepkan antibiotik dan / atau dan bilas antibakteri untuk mencegah infeksi di daerah, terutama jika Anda sudah berusia lanjut atau memiliki banyak gigi dihapus.. Anda juga dapat bilas dengan larutan garam.. Untuk meminimalkan perdarahan dan melindungi jahitan terus, kami merekomendasikan diet yang lembut, banyak cairan bening, dan menghindari penggunaan sedotan jerami karena dapat menyebabkan perdarahan. . Sesekali, bibir dan dagu saraf mungkin sedikit memar ketika alveoplasty dilakukan pada rahang bawah Dalam kasus tersebut, Anda akan melihat baal bahkan setelah obat bius telah memudar.. Karena menyembuhkan saraf perlahan-lahan, kondisi ini dapat bertahan selama tiga sampai enam bulan, meskipun tidak akan menimbulkan terkulai atau kentara bagi orang luar. . Tujuh hingga 10 hari setelah operasi, dokter bedah Anda akan mengevaluasi kemajuan penyembuhan Anda. PREPARASI JARINGAN KERAS
I
Pengambilan Torus Torus pada rahang atas dan bawah (eksostosis) akan menyebabkan gangguan pada pembuatan dan pemakaian protesa. Torus biasanya diambil melalui prosedur tersendiri, terpisah dari pencabutan atau alveoplasti. III.I.I
Torus palatinus Torus palatinus mempunyai ukuran dan bentuk sangat bervariasi, bisa berupa tonjolan kecil tunggal atau berupa tonjolan multilobuler yang luas. Pembedahan untuk menghilangkan torus ini pada dasarnya sama tanpa memperhatikan bentuknya. Dibuat insisi sagital tunggal pada pertengahan palatal dimulai 1cm di depan garis vibrasi dan dilanjutkan ke depan tepat di belakang papila insisiva, dilanjutkan ke anterior sebagai dua insisi yang serong, sehingga keduanya membentuk huruf “V” Apabila diperlukan jalan masuk tambahan, insisi pembebas yang serupa dibuat pada bagian posterior, perlu diperhatikan jangan sampai memotong a. palatina mayor. Kemudian flap mukoperiosteal tersebut disingkapkan ke arah bukal (lateral). Untuk memungkinkan retraksi dan jalan masuk yang aman, flap ini dijahit sememtara pada puncak lingir residual. Tulang kemudian diukur ketingggiannya dengan menggunakan bur fisur disertai irigasi salin steril. Kemudian potongan-potongan torus diambil dengan osteotom, dengan menggunakan mallet atau ditekan dengan tangan Penghalusan akhir dilakukan dengan bur besar bulat atau bur akrilik yang berbentuk buah pir dan kikir tulang. Pertimbangan utama dalam pengambilan torus palatum adalah menghindari terjadinya lubang pada dasar rongga hidung. Sesudah irigasi dan inspeksi, dilakukan penjajagan penutupan flap. Apabila ada jaringan lunak yang berlebihan maka dilakukan pemotongan seperlunya. Penutupan dimulai dari posterior dan dengan beberapa jahitan matres horizontal terputus. Penempatan jahitan dimungkinkan jika jahitan tidak disimpul (namun hanya ditahan dengan hemostat) sampai semua jahitan sudah terpasang. Hematom yang terjadi dibawah flap palatal merupakan hal yang biasa terjadi. Kejadian ini bisa dihindari atau diperkecil dengan menggunakan stent bedah akrilik atau dengan pengikatan sponge pada palatum sehingga membantu menekan flap ke arah palatum II
Torus mandibula
Torus mandibula terlatak di atas perlekatan otot milohioid, dan biasanya bilateral. Pengambilan dilakukan dengan membuat flap envelope yang relatif panjang di lingual tanpa insisi tambahan . Suatu insisi dengan ketebalan penuh (menyertakan mukosa dan periosteum) dibuat di atas puncak lingir residual atau pada kreviks gingival bagian lingual, apabila giginya masih ada. Flap mukoperiosteal tersebut kemudian disingkapkan dari permukaan superior dan permukaan lingual dari lingir dan torus dengan hati-hati untuk menghindari sobeknya flap. Dengan menggunakan bur bulat atau fisur dilakukan pengeburan dengan kedalaman 3-4 mm sepanjang garis pertemuan antara torus dengan permukaan kortikal mandibula dari posterior ke anterior. Pengeboran ini dibuat sejajar atau sedikit miring terhadap permukaan medial mandibula. Sekali lagi pengambilan torus bisa dilakukan dengan menggunakan osteotom. Karena biasanya terdapat celah alami di antara torus dengan lamina mandibularis lingual, maka untuk melepas torus hanya memerlukan kekuatan tarikan yang sedikit saja. Sesudah dilakukan penghalusan akhir dengan menggunakan bur dan kikir tulang, bagian tersebut diirigasi dengan salin steril dan diinspeksi. Penutupan dilakukan dengan jahitan kontinyu dari posterior ke anterior. Pembentukan hematom lebih jarang terjadi dibanding dengan pengambilan torus palatinus.
III Prosedur yang lainnya Eksostosis atau Gangguan Penulangan Prosedur korektif yang lain meliputi pengambilan eksostosis dan reduksi atau pengambilan puncak milohioid atau tuberkulum genial. Eksostosis mudah diambil apabila jalan masuk sudah didapatkan. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan flapenvelope atau semilunar asalkan ukurannya memadai. Baik tuberkulum genial maupun puncak milohioid mempunyai bagian tertentu yang merupakan tempat perlekatan otot, yang cenderung membentuk tonjolan dan mempengaruhi proses atropi pada mandibula. Melalui insisi lingual berbentuk lengkungan maka m. genioglossus dan tuberkulum superior dengan mudah bisa dilihat. Ototnya dipisahkan dengan pisau atau gunting dan tuberkulum dipotong dengan bur. Apabila reduksi yang telah dilakukan itu tidak menghilangkan gangguan yang ada, bisa dilakukan penataan kembali
melalui insisi yang serupa, yang dapat mempertahankan perlakatan otot atau tulang, tetapi memisahkan dan mereposisi tuberkulum genial superior dan inferior lebih ke inferior.
Lingir Milohioid Pendekatan terhadap lingir milohioid serupa dengan pengambilan torus mandibula yaitu dengan pembuatan flap envelope lingual yang luas dan disingkapkan dari puncak lingir residual. M. mylohyoideus dipisahkan dari origonya dengan menggunakan skalpel (#5) dan kemudian lingir dibentuk kembali atau diambil dengan menggunakan bur tulang. Tidak dilakukan usaha untuk mencekatkan kembali m. mylohyoideus. Pengambilan tuberkulum genial bersamaan dengan milohioid harus dihindarkan, karena kontrol lingual secara nyata mengalami gangguan apabila hal tersebut dilakukan. Spina Nasalis Apabila resorpsi lingir maxila sangat ekstrem, spina nasalis anterior bisa menjadi sangat menonjol sehingga mengganggu pinggiran protesa gigi. Spina nasalis bisa dengan mudah diambil dengan menggunakan rongeur atau bur tulang melalui flap semilunar yang ditempatkan di sebelah bawahnya. PREPARASI JARINGAN LUNAK Koreksi jaringan lunak yang berupa bermacam-macam frenektomi dan tuberoplasti dapat meningkatkan kenyamanan dan kestabilan protesa, hanya dengan usaha pembedahan yang relatif sederhana dan tidak menyakitkan. I FRENEKTOMI LABIAL Frenulum labial bukanlah tali muscular tetapi terdiri dari mukosa dan jaringan ikat fibrosa. Keduanya tidak memberikan peranan fungsional kecuali pasif untuk membatasi gerak bibir. Frenulum labial superior adalah yang paling sering menimbulkan masalah. Ini dengan mudah di eksisi dengan insisi elips di sekitarnya. Setelah mukosa diambil, dilakukan penyesetan dari lateral paa bidang supraperiosteal utuk membebaskan tali=tali fibrosa dari tempat perlekatan. Penempatan jaringanpertama sangat penting karena cenderung menentukan kedalaman vestibular. Jahitan ini melalui tiga lapisan, periostreum kemudian mukosa lagi. Penutupan disempurnakan dengan jaringan terputus tambahan atau dengan teknik kontinu.
Edema labial bisa dikontrol dengan baik dengan aplikasi es, pembalut eksternal dengan penekanan, atau keduanya. Eksisi spinanasalis anterior yang menonjol dan frenulum labialis di dekatnya, kadang dilakukan bersamaan. II FRENEKTOMI LINGUAL Frenektomi/frenetomi lingual kadang-kadang dilakukan pada anak-anak atas anjuran ortodontis, dokter gigi anak, atau orang tua. Baik pada anak-anak atau pada orang dewasa yang tak bergigi bisa digunakan teknik yang sama, walaupun untuk bayi kadang-kadang frenotomi sederhana sudah mencukupi. Lidah diimobilisi dengan jahitan pada bagian ujungnya. Garis besar ditentukan dengan insisi mucosal. Kemudian frenulum dieksisi dengan menggunakan gunting atau tang fiksasi jaringan dimana tempat diksesi lebih dekat kea rah lidah, bukan kedasar mulut. Penutupan bisa dilakukan dengan baik dngan menggunakan gut/bahan yang bisa diabsorbsi yang lain karena pembukaan jahitan sering sulit dan menyakitkan.mungkin terjadi edema lingual sesudah dilakukan frenektomi, maka dianjurkan pada pasien untuk menempelkan atau menggulum es sesering mungkin. Eksisi yang berbentuk elips dapat digunakan pada sebagian besar kasus penganmbilan flenulum. Prosedur yang lama misalnya Zplasti relatif sulit untuk mukosa mulut dan ileh karena itu jarang diindikasikan. III REDUKSI TUBEROSITAS Reduksi tuberositas terutama melibatkan eksisi jaringan lunak, tetapi apabila terjadi hipertrofi yang ekstrem dan celah antar linger kurang memadai, maka diperlukan pemotongan tulang. Tuberositas direduksi melalui dua arah, yaitu vertikal untuk mendapatkan celah antar-lingir, dan horizontal untuk mereduksi/menghilangkan undercut bagian bukal. Umumnya diperlukan reduksi pada kedua arah tersebut. Inisiasi awal awal biasanya berupa elips, mulai dari distal tuberositasmenuju arah premolar. Eksisi pada bagian bukal dan platinal serong, dan bertemu pada supraperiosteal (diatas lingir), sehingga eksisinya berbentuk huruf “V”. sesudah dieksisi berbentuk elips “V”, tepi-tepi insisi segitiga dibagian bukaldan lingual, segitiga sagital dieksisi. Flap kemudian dijahit sementara untuk mendapatkan celah antar-lingir. Apabila diperlukan celah yang lebih lebar lagi, maka tulang dieksisi dengan menggunakan Rongeur, dan harus diperhatikan jangan sampai masuk kedalam antrum. Hal yang sangat perlu dipertimbangkan adalah bahwa reduksi yang berlebihan dari
tuberositas dalam arah vertikal akan sangat mengurangi atau menghilangkan notch hamular tuberositas posterior. Kelebihan mukosa dieksisi, dan penutupan dilakukan dengan jahitan terputus atau kontinu. Apabila protesa telah tersedia, lapisilah dengan bahan kondisioner jaringan sehingga bisa berfungsi seperti biasa dan memacu/mempercepat proses penyembuhan.
IV PROSEDUR LAIN Hyperplasia papilla Hyperplasia papilla merupakan suatu kondisi yang terjadi pada daerah palatal yang tertutup oleh protesa. Daerah ini biasanya tampak merah misalnya eritemaus/mengalami keradangan. Dengan tonjolan-tonjolan pada mukosa yang berupa papilla kecil multipel. Perawatannya meliputi reduksi pada daerah yang mengalami keradangan; pelapisan (relining)protesa dengan menggunakan bahan kondisioner jaringan atau mengistirahatkan mukosa dengan jalan melepaskan protesa tersebut. Organisma kandida biasanya terlibat pada kondisi ini, karena itu perawatan dengan antijamur misalnya salep nistatin (Mycostatin) seringkali cocok. Merendam protesa didalam larutan nistatin juga membantu mengontrol infeksi. Komponen papilla kemudian diambil sampai supraperiosteal, dengan menggunakan bedah elektro, dengan memotong memakai pisau, atau dengan teknik muko atau dermabrasi. Hiperplasia fibrosa `Hiperplasia vestibular yang mengalami keradangan dan linger yang kendur merupakan akibat dari cedera oleh karena pemakaian protesa ditambah resorpsi tulang, baik patologis atau fisiologis. Lesi hiperplastik berkembang di dekat pinggiran protesa dan berbentuk sebagai mukosa yang panjang, mengandung jaringan fibrosa atau sikatrik atau jaringan parut dan kadang-kadang mengalami ulserasi. Perawatan dilakukan dengan eksisi sederhana tetapi ini tidak akan berarti apabila tidak dilakukan tebasing pada protesa atau dibuatkan protesa yang baru yang baru, paling tidak sayap yang mengiritasi diperbaiki. Tidak melakukan pemeriksaan histopatologi terhadap jaringan yang dieksisi tersebut, bisa merupakan kesalahan yang serius karena karsinoma papila, kadang memberikan tanda-tanda klinis yang serupa. Jaringan Lunak yang berlebihan
Keadaan jaringan lunak yang berlebihan (flabby) terutama diagnose dengan palpasi yang dapat menunjukkan jaringan lunak yang bergerak tanpa dukungan tulang yang memadai.Ada beberapa alternatif penatalaksanaan jaringan lunak yang berlebihan, yaitu eksisi yang sederhana, vestibuloplasti, penambahan lingir. Besarnya kerusakan lingir menentukan jenis terapinya. Apabila hilangnya tulang hanya sedikit, maka eksisi yang sederhana sudah dianggap cukup. Pada kehilangan tulang tingkat sedang, testibuloplasti memberikan hasil yang memuaskan, sedangkanc apabila tulang yang hilang sangat luas, mungkin memerlukan penambahan linggir.keadaan ini yang paling sering terjadi pada seorang pemakai gigi tiruan penuh pada rahang atas sedangkan gigi anterior bawah masih baik. Apabila tidak menggunakan gigi tiruan sebagian untuk gigi posterior bawah, biasanya akan terjadi kehancuran yang sangat ekstrim pada linggir rahang atas. Penatalaksanaan kasus semacam ini tanpa mengubah atau menghilangkan etiologinya, yaitu dibuatkan geligi tiruan sebagian yang baik atau mencabut gigi-gigi bawah antagonisnya, akan memberikan hasil kurang baik. PEMBEDAHAN UNTUK PROTESA IMMEDIAT Kelemahan utama dalam pembuatan protesa imediat adalah kesalahan mempersiapkan model dan kegagalan untuk mendapatkan petunjuk pembedahan yang memadai. Hanya dengan menghilangkan gigi pada model tidak banyak membantu apabila dikaitkan dengan alveoplasti yang dilakukan di klinik. Minimal, alveoplasti untuk persiapan lingir pada pembuatan protesa imediat, khususnya pada daerah anterior atas, paling tidak memerlukan eksisi dari papilla interdental, pembuatan flap bukal secukupnya dan penghalusan tulang. Apabila penyakit periodontal mengakibatkan kerusakan tulang yang luas, maka pengambilan jaringan granulasi dan prosedur pembentukan tulang kembali(recontouring ) sering merupakan tindakan bedah yang melibatkan daerah yang luas. Suatu pedoman yang terbuat dari akrilik bening, mampu mencakup seluruh lengkung
I
rahang,
akan
memperlancar
tindakan
bedah
tersebut.
Alveolektomi anterior atas
Kebanyakan tindakan preparasi lingir untuk protesa imediat tidaklah rumit, tetapi pasien maloklusi klas II atau protrusi bimaksilar yang disertai protrusif insisivus atas yang ekstrem memerlukan pembedahan yang lebih banyak karena adanya undercut labial yang luas. Oleh karena itu diperlukan kombinasi pemeriksaan klinis, radiografis, dan pemeriksaan pada model. Undercut apabila hanya sedikit mungkin bisa dihilangkan hanya dengan pengasahan tulang sebelah fasial. Apabila besar, maka perlu dilakukan tindakan alveolotomi. Sesudah dilakukan insisi alveoplasti dan pembuatan flap, tulang intraseptal dieksisi dengan menggunakan bur/ tang Rongeur, dan tulang sebelah labial di dorong kearah palatal untuk menghilangkan/mengurangi undercut fasial. Seringkali puncak fasial pada lingir yang menonjol dibentuk kembali untuk menghindari bentuk lengkung rahang seperti huruf ’V’. Suatutemplate yang dibuat dari akrilik bening mencakup seluruh rahang akan memperlancar prosedur ini dengan mengungkapkan adanya daerah yang pucat karena tertekan,
yang menunjukan bahwa daerah itu perlu diasah. Penjahitan dilakukan dengan teknik terputus/ kontinue. II
Tindak Lanjut
Tanpa memperhatikan sifat dari tindakan bedah yaitu alveoplasti sederhana atau alveolotomi, protesa imediat tidak boleh dilepas selama 24 jam pertama setelah pemasangan. Aplikasi dingin untuk mengurangi edema dan pemberian analgesic yang sesuai (misalnya kombinasi narkotik/nonnarkotik). Pada control pertama, protesa dilepas dan daerah yang mengalami iritasi diperbaiki. Apabila waktu protesa dipasang kembali tetap terasa sakit, maka kadang-kadang bisa dibantu dengan anestesi topical. VESTIBULOPLASTY Vestibuloplasti adalah prosedur penambahan lingir yang relatif . Tujuannya adalah membuat permukaan lingir yang ada meningkat sehingga permukaan yang digunakan untuk menahan protesa menjadi lebih besar. Hal ini sering dilakukan dengan jalan migrasi apikal dari mukosa bukal ( split thickness flap). Cacat pada permukaan periosteum yang terjadi diharapkan sembuh dengan membentuk jaringan granulasi atau re-epitelisasi, atau ditutup dengan flap mukosa yang digeser, atau cangkokan mukosa atau kulit. Prosedur vestibuloplasti dikelompokkan berdasarkan luasnya total atau sebagian. I
Vestibuloplasti total rahang bawah
Pendekatan standar vestibuloplasti total mandibula biasanya mencangkup merendahkan sulkus lingual dan memerlukan rawat inap. Pemilihan pasien sangatlah penting karena atropi yang berlebihan tidak memberikan ketinggian dan lebar lingir yang memadai, sehingga prosedur untuk peninggian absolut seperti penambahan lingir merupakan indikasi. Sebelum dilakukan pembedahan, dibuat sendok cetak akrilik yang digunakan untuk mendapatkan cetakan dari daerah yang sudah dipersiapkan yang juga bertindak sebagai stent untuk membawa cangkokan kulit. Pada mulanya insisi dibuat tepat di lingual dari puncak lingir residual. Dengan diseksi supraperiosteal, mukosa disingkapkan ke lingual untuk memaparkan m.mylohyoideus, yang dipisahkan pada bagian di dekat origonya pada linea milohioidea. M. genioglossus direseksi sebagian pada origonya, biasanya kurang lebih sepertiga sampai setengah ketinggiannya. Periosteum bukal dibedah dengan jalan mendiseksi mukosa dengan membuat insisi kedua yang terletak di bukal dari puncak lingir. Keberadaan n. mentalis juga harus diperhatikan. II
Reposisi flap ke apikal
Dengan menggunakan penusuk, jahitan dimasukkan lewat tepi anferior mandibula untuk menekan flap lingual ke bukal dan dengan efektif mereposisi kedua flap kearah apikal. Cangkokan kulit yang tipis didapatkan dari daerah yang relatif tidak berambut (biasanya kulit paha) dan diadaptasikan pada cetakan kompound dari daerah operasi yang dilapisi gutta percha (protaform). Stent tersebut di jahit dengan jahitan atau kawat yang mengelilingi mandibula (sirkum-mandibula). Sesudah 7-8 hari stent dilepas dan cangkokan dievaluasi. Biasanya terdapat 80-90% dari cangkokan kulit mengelupas. Protesa pasien direlining dan segera dipasang. Cangkokan kulit secara efektif menghalangi migrasi ulang dari mukosa dan perlekatan otot yang telah direposisi kearah oklusal. III Vestibuloplasti subtotal
Vestibuloplasti bisa dimodifikasi sesuai dengan luas dan sifat dari cangkokan. Vestibuloplasti segmental terbatas pada regio anterior bawah yang menggunakan flap bukal yang ditransposisikan, atau cangkokan mukosal yang diambil dari palatum. Kadang-kadang pada lengkung rahang atas vestibuloplasti dilakukan tanpa cangkokan, dan penyembuhan terjadi dengan granulasi dan reepitelisasi. Prosedur ini memerlukan diseksi apikal supraperiosteal yang luas, karena setengah dari ketinggian lingir yang didapat biasanya akan hilang pada akhir tahun pertama. PENAMBAHAN LINGGIR I
Tulang untuk penambahan linggir Apabila daerah yang mendukung protesa dari lingir yang atropi besar tidak bisa diperbaiki
dengan vestibuloplasty, mungkin bisa dilakukan rekonstruksi lingir dengan penambahan. Penambahan dilakukan menggunakan tulang pasien sendiri (autologus), bahan aloplastik (misalnya hidroksiapatit), atau gabungan dari keduanya. Tulang yang dicangkokkan diambil dari crista illiaca atau tulang iga. Baik lingir maksila maupun mandibula bisa menerima teknik ini. Crista illiaca memberikan fasilitas tulang kanselus yang lebih banyak dengan kemampuan osteogeniklebih baik dibandingkan tulang iga. Cangkokan crista illiaca biasanya unikortikal dan lebih cocok untuk rahang atas dimana adaptasi dan konturing tidak begitu ditekankan. Cangkokan tulang iga biasanya diambil secara longitudinal dan diukurkan melintang sebelum diadaptasikan pada mandibula. Cangkokan tulang distabilisasi dengan pengawetan langsung (transoseus) pada linggir residual rahang atas atau rahang bawah. Penutupan mokuperiosteum sangat menentukan keberhasilan teknik ini, karena insisi yang benar-benar terpisah akan mengurangi terjadinya kemungkinan infeksi pasca bedah. Penambahan dengan tulang pesien sendiri memerlukan rawat inap dibanding tindakan lain misalnya preparasi lingir dengan pembedahan yang ekstensif, prosedur pembedahan yang kedua, misalnya pengambilan cangkokan dan kadang-kadang vestibuloplasti yang dilakukan sesudahnya, dan waktu yang lama sampai protesanya bisa dipakai. Linggir yang ditambah dengan cangkokan tulang merupakan subjek resorpsi selama 2 tahun pertama sesudah pembedahan. II
Aloplas untuk penambahan lingir
Penambahan linggir dengan aloplas (unsur hidroksiapatit) sering dilakukan dibagian bedah selain dengan pencakokan tulang autologus. HA merupakan bahan yang relatif biokompatibel, non-biodegradasi, osteokonduktif, dan osteofilik, tetapi non-osteogenik. Berbentuk bahan yang mempunyai partikel granular yang halus, tersusun secara teratur ataupun tidak. Secara kimiawi, mirip dengan kalsium fosfat yang menyusun email atau tulang. HA terdapat di dalam syringe berdiameter kecil (6mm) yang berisi 0,75mg bahan steril dan siap digunakan, HA dibasahi dengan salin atau darah vena untuk membantu pengeluarannya dari dalam syringe. HA bersifat radiopak, dan tempat pertemuan antara tulang dan aloplas dengan mudah terlihat pada film. III Diseksi untuk penambahan lingir Penambahan linggir regional maupun total dilakukan dengan cara yang serupa yaitu diseksi subperiosteal
dan
deposisi,
penutupan
(agar
tidak
bocor),
dan
pencetakan
terhadap
HA. Ada berbagai pendekatan untuk membentuk saluran subperiosteal, yang diperlukan untuk membentuk ruang atau kantung tempat deposisi bahan. Diseksi mandibula dilakukan dengan insisi melintang bilateralpada regio gigi kaninus atau insisivus di garis tengah dikombinasi dengan insisi
bilateral disebelah posterior foramen mentale. Cabang-cabang dari n. Mentalis dengan hati-hati dipertahankan. Lingir rahang atas bisa dicapai dengan insisi melintang tunggal pada garis tengah, untuk penambahan lingir yang terbatas ke arah anterior atau insisi pada regio kaninus bilateral untuk mendapat jalan masuk ke seluruh lingir. Diseksi subperiosteal dilakukan dengan menggunakan elevator periosteal. Faktor pertama pada preparasi kedua lingir tersebut adalah menghindari perluasan yang berlebihan (overdiseksi), yang memungkinkan keluarnya bahan menuju keruang jaringan lunak di sekitarnya. Jahitan yang erat biasanya digunakan untuk menarik dan memfiksasi insisi melintang, agar insersi syringe yang memuat HA akan lebih mudah. Bahan tersebut diseposisikan dari posterior ke anterior. Apabila terdapat atropi yang luas (pasien klas III/IV), makabisa dilakukan kombinasi cangkokan autologus-aloplas dengan perbandingan 1:1. Apabila pengisian sudah selesai, insisi ditutup dengan jahitan yang dapat diabsorbsi. Untuk menutup dan mencetak cangkokan digunakan basis protesa akrilik atau templete yang dibuat sesuai dengan konfigurasi lingir yang diharapkan. Basis protesa tersebut distabilisasi dengan pengawatan sirkummandibular (pada mandibula) atau sekerup tulang pada maksila. Basis protesa atau templete tersebut tetap dipertahankan pada tempatnya selama 3-4 minggu. Hal ini dimaksudkan bukan hanya untuk menunggu mengerasnya HA saja, tetapi juga untuk mempertahankan kedalaman sulkus. IV Pengembang jaringan (tissue expenders ) Pengerasan HA memerlukan waktu 4-6 minggu. Pada praktek biasanya ditunggu sampai 4 minggu sesudah pembedahan untuk konstruksi protesa sementara dan paling tidak 2 bulan apabila ingin dilakukan vestibuloplasti. Setelah 4 tahun pada sebagian besar kasus menunjukkan tetap terpeliharanya lingir (hasilpenambahan)dengan 90% tetap bertahan dengan baik. Komplikasi utama pada penambahan lingir mandibula adalah trauma pada n. Mentalis dan mengakibatkan anestesia/disestesia, yang manifestasinya berupa semutan pada bibir. Kembalinya sensasi merupakanhal yang memang harus terjadi dan bukan merupakan perkecualian. Terapi profilaksis antibiotik dianjurkan oleh beberapa ahli bedah, walaupun infeksi pasca bedah kemungkinannya kecil. V
Blok hidroksiapatit Blok HA yang porus kadang-kadang digunakan untuk penambahan lingir. Insersi dilakukan
dengan pembuatan saluran subperiosteal atau dengan prosedur pembukaan flap, dengan jalan masuk yang agak lebih luas, dibuat sepanjang insisi lingir dan pembuatan flap yang besar. Apabila menggunakan blok HA, maka mukosa harus masih ada dan dapat dimobilisasi, karena tegangan penutupan cenderung mengakibatkan dehisensi tepi insisi mukosal, sehingga mendedahkan materialnya . Walaupun hasil awal dari blok HA nampak memuaskan misalnya85-90% dari cangkokan bisa bertahan tanpa terjadi dehisensi selama tahun pertama, tetapi perkembangan selanjutnya nampaknya kurang menggembirakan. Pada 2 tahun pertama, keberhasilan mungkin menurun sampai 15-20%. Penyebab kegagalan umumnya adalah rusaknya mukosa pada daerah premolar, pada bagian pertemuan dari blok. Usaha selanjutnya dalam mereduksi terbukanya bahan blok mengungkapkan adanya kegagalan vaskularisasi pada implan. VI Pemeliharaan lingir Insersi HA dengan segera pada tempat bekas pencabutan menunjukkan hasil klinis dan laboratoris yang baik dalam mempertahankan lingir alveolar. Pada suatu studi, pasien yang telah dievalusi ulang setelah lebih dari 2 tahun menunjukkan bahwa lingir dari sisi yang dilakukan
perawatan ukurannya 2 kali lebih besar dibandingkan yang tidak dirawat (kontrol), walaupun dibebani protesa pada waktu berfungsi. Klasifikasi kekurangan lingir alveolar: Klas I : Ketinggian lingir alveolar memadai tetapi kurang lebar, biasanya disertai defisiensi lateral atau daerah undercut. Klas II : Ketinggian dan lebar lingir kurang; dan terdapat lingir yang runcing seperti pisau. Klas III : Lingir alveolar mengalami resorbsi sampai ke tulang basilar, sehingga menimbulkan cekungan pada bagian posterior mandibula dan lingir yang konfigurasinya tajam. Jaringan lunak yang berlebihan sering terdapat pada rahang atas. Klas IV : Ada resorbsi pada tulang basilar sehingga menjadikan bentuk mandibula yang tipis seperti pensil dan maksilanya datar. IMPLANTOLOGI Implan telah digunakan bertahun-tahun dengan hasil yang baik pada bagian ortopedik dan pada penggantian tulang pinggul misalnya, penggantian tulang pinggul dewasa ini sudah sering dilakukan, sesering tonsilektomi. Ortopedis cukup beruntung karena mereka tidak menghadapi hal yang berkenaan dengan perlekatan mukosa, atau eppithelial cuff , peralatan protesa yang menumpang diatas rahang, tekanan multi arah yang mengenai daerah kecil, kebutuhan akan higiene yang cermat, dan bakteri yang selalu ada di dalam saliva. Posisi Implantologi gigi pada masa sekarang ini terutama berkenaan dengan tiga aplikasi dasar; Subperiosteal, endosteal, dan transosteal. I
IMPLAN SUBPERIOSTEAL Indikasi; implan subperiosteal dipergunakan terutama pada posisi mandibula yang
mengalami atrofi yang hebat, terutama pasien yang mengalami kegagalan pemakaian protesa berkali-kali, atau pada kasus dimana atrofi terbedahnya bundel neurovaskuler (terkena trauma) sehingga menimbulkan rasa sakit pada mentalis. Karena protesa pada keseluruhannya tertanam, maka penggunaan implan subperiosteal cenderung melindungi n.alveolaris inferior/mentalis dari iritasi atau stimulasi dan mengurangi pengaruh pergeseran yang disebabkan oleh kerja otot. Sebagai tambahan sesuatu yang bersifat implan akan meniadakan kompresi jaringan antar basis protesa dengan kerangka implan Seleksi dan desain; Penggunaan implan subperiosteal pada rahang atas telah dibatasi dalam beberapa tahun terakhir ini karena berdasarkan laporan bahwa dalam limatahun terakhir ini mengalami kegagalan sebesar 75%. Penggunaan implan mandibula dibatasi pasienpasien yang mengalami kegagalan pada penggunaan protesa konvensional, dan tidak dianjurkan untuk diletakkan padsa gigi yang antogonis giginya merupakan gigi asli. Dalam hal konfigurasi ridge tidak mampu mendukung protesa konvensional misalnya lingir berbentuk runcing (knife ridge), maka kondisi seperti ini harus diperbaiki terlebih dahulu. Surgiccal grade vitallium yaitu suatu aloi yang terdiri dari chronium, cobalt, manganese, molybdenum, silicon, dan carbon digunakan untuk membuat implan. Kerangka implan, yang terdiri adri topangan periferal dan sekunder, dengan superstruktur intraoral yaitu tonggak atau bar abbutment terletak tepat diats sisa lingir alveolar. Pasak atau bur abbutment menonjol diatas permukaan mukoperiosteum pada regio gigi kaninus dan pada molar pertama. Superstruktur menjadi bagian integral dari protesa. Dukungan dan retensi dicapai penggunaan precission attachment . Tekanan kearah lateral dikurangi dengan penggunaan gigi akrilik posterior yang ada.
Tindakan bedah untuk implan subperiosteal; Persiapan tindakan bedah untuk implan subperiosteal mandibula memerlukan pencetakan terlebih dahulu baru kemudian diikuti dengan insersi, seminggu kemudian. Interval antara pencetakan dengan insersi, lebih cepat lebih baik, karena perubahan atau resobsi tulang bisa dikurangi. Tindakan bedah bisa dilakukan di kamar bedah atau kamar praktek dengan menggunakan anastesi lokal atau sedasi atau anastesi umum yang sesuai. Untuk mendapatkan potongan lingir harus mendapatkan potongan yang luas, dan perlu dilakukan tindakan hati-hati sehubungan dengan adanya n.mentalis, perlekatan m.genioglossus dan m.milohioideus. Untuk pencetakan digunakan material rubber base. Pada waktu insersi, biasanya beberapa hari kemudian lingir dibuka kembali dan kerangka implan ditempatkan kembali ketempatnya, dengan superstruktur (diletakkan dibagian atas) terletak pada tempatnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya perubahan bentuk. Kerangka tidak sekrup. Peralatan transisi digunakan 4-6 minggu, sesudah itu konstruksi dari protesa yang sebenarnya dimulai. Sistem implan subperiosteal memerlakan higiene mulut yang cermat dari pasien, pemantauan jangkauan oklusi dilakukan prostodonsi, karena hal tersebut sangat mempegaruhi implan. Pemantauan implan; Pembuatan implan subperiosteal yang didasarkan atas model yang didapat dari CT (Comuted Tomography Scan) tiga dimensi, sekarang bisa dilakukan. Teknik ini memiliki keuntungan yaitu tidak perlu diadakan pencetakan sebelum dilakukan pembedahan dan penundaan pembuatan implan. Pelapisan implan dengan HA bertujuan untuk menambah perlekatan pada permukaan tulang dengan implan. II IMPLAN ENDOSTEAL Definisi; implan endosteal diletakkan dalam tulang kanselus dari lingir. Implan ini sudah digunakan selama 10 tahun dan meningkatnya popularitas terlihat pada desain yang bermacam-macam yang bisa digunakan. Implan endosteal biasanya digunakan dikamar bedah. Pada teknik satu tahap, implan hanya sepotong saja dan tonggak abbutment menonjol keluar mukosa. Pada teknik dua tahap, mukosa yang menutupi osteal implan dibuka dengan pembedahan sebagai prosedur sekunder 3-4 bulan setelah implan dipasang, dan kemudian tonggak intraoral dipasang pada tempatnya. Kekurangan dari metode dua tahap ini terletak pada biaya yang harus dikeluarkan, ukurannya relatif lebih besar, dan biasanya memerlukan alat individual Desain; Ada tiga desain standar pada implan endosteal; Blade, silinder, sekrup dan kombinasi dari tiga hal tersebut . Implan endosteal secara umum dibuat dari titanium/aloi titanium, diberi lubang-lubang atau jendela, dan seringkali dilapisi semprotan plasma titanium.pirolitic carbon, aluminium oksida, dan HA. Untuk membantu integrasi endosteal , yaitu penggabungan tulang dengan implan atau penyatuan tanpa diperantarai jaringan lunak. Dalam satu sistem, implan mempunyai diameter 3,75mm dan panjangnya bisa 7,10,13, dan 15 mm. Implan endosteal bisa dilakukan apabila lingir mempunyai lingir yang cukup dan jarak antara implan dengan antrum atau bundel neurovaskuler alveolaris inferior paling tidak 2mm Insersi
dua
tahap; Dengan
sampul(envelope) mukoperiosteal
yang
satu
tahap,
direfleksikan
implan
dari
diinsersikan
insisi
melalui
memanjang,
flap
terletak
setengahketinggian lingir alveolar bukal. Untuk mencapai kesejajaran antar bagian, maka insisi mulai pada bagian garis tengah, dan indikator arah diinsersikan pada bagian permulaan. Harus diperhatikan dengan baik orientasi sumbu panjang lubang untuk mendapatkan dukungan tulang maksimal, dipertimbangkan hubungan implan dengan lengkung rahang antagonisnya, serta penentuan jalan masuk ( path of insersion) untuk pemasangan protesa dimasa yang akan datang. Untuk meningkatkan diameter antar lubang digunakan dril spiral. Implan yang partially self tapping itu,
kemudian diulirkan pada tempatnya (biasanya enam pada mandibula, dan empat sampai enam pada maksila). Penempatan akhir dilakukan dengan menggunakan Ratchet wrench. Saluran internal yang telah dibuat, dimasuki sekrup, kemudian flap dikembalikan dan dijahit. Beberapa ahlibedah menganjurkan pemberian profilaksis antibiotik sesudah pembedahan Operasi abutment; Tiga atau empat bulan sesudah insersi implan, gingiva yang menutupi implan dieksisi untuk mengeluarkan sekrup penutup dan insersi abutment. Abutment yang biasanya menembus mukosa cekat, menonjol kira-kira 1mm. Kemudian mukosa dijahit melingkari abutment. Penatalaksanaan prostetik yang terdiri dari pembuatan bar dari emas dengan gigi akrilik ditunda 2minggu. Perlu ditekankan untuk menjaga higiene mulut dengan cermat. Oseointegrasi; Apabila diharapkan terjadi oseointegrasi, maka terjadinya panas pada tulang dan nekrosis tulang harus dihindarkan. Hal ini dilakukan dengan jalan mengebur dengan bur kecepatan rendah, dengan dril internal dan diselingi dengan irigasi. Pada sistem dua tahap, mukoperiosteum ditutup diatas implan pada saat diinsersikan. Tutup tersebut dibuka setelah 3-4 bulan, agar terjadi oseointegrasi, dan bisa diversikan sebelum implan dipasang. Oseointegrasi bisa dilihat secara klinis maupun radiologis. Secara klinis implan tidak bergerak dan perkusi menunjukkan adanya jaringan yang keras disekitar implan. Film periapikal, idealnya menunjukkan hubungan tulang dengan implan yang baik tanpa disisipi jaringan lunak, misalnya tidak ada radiolusensi diantara implan dan tulang Hasil; Keberhasilan implan endosteal dilaporkan 84% pada rahang atas, dan 91% pada rahang bawah dalam waktu 10 tahun pertama. Keberhasilan pada 5 tahun pertama 91% pada rahang atas dan 96% pada rahang bawah. Suatu indikator kegagalan yang biasa terjadi adalah adanya jaringan fibrous yang mencengkram implan, yang biasa dibuktikan dengan adanya mobilitas dan radiolusensi dan oleh karenanya implan harus dilepas III IMPLAN TRANSOSTEAL Mandibular staple; Untuk melakukan insersi pada mandibular staple perlu dilakukan adanya rawat inap, Staple relatif lebih mahal dan memerlukan peralatan yang ekstentif dan individual. Alat ini dibuat dari tivanium, yang merupakan aloi aluminium/vanadium yang mempunyai kekuatan tarikan yang tinggi. Desainnya tersusun atas plat horizontal dibagian bawah, yang merupakan basis, untuk penempatan tiga sampai lima pasak retentif yang berukuran 9mm dan dua tonggak transoseus berulir., yang menembus mukosapada regio kaninus. Implan ini tersedia dalam tiga ukuran dan diletakkan secara terpisah pada mandibula bagian anterior, regio simpisis. Paling tidak harus ada tulang setinggi 10mm (dilihat secara sepalometri) pada tempat untuk insersi supaya bisa menerima pasak retentif.Mandibular staple dipasang melalui kulit, dengan insisi submental. Prosedur ini harus dilakukan dengan cermat karena kesejajaran antara lubang-lubang tempat pemasangan pasak retentif dan tonggak transoseus harus diperoleh. Sesudah 6-8 minggu dimulai rehabilitasi prostetik tahap
akhir.
Protesa
direkatkan
pada
superstruktur
melalui stressbroken
precission
attachment (dalbo, ceka). Mandibular staple hanya merupakan alat stabilisasi saja, dan protesa lepasan secara keseluruhan didukung oleh jaringan . Seperti pemakaian implan jenis lain, disini juga perlu dilakukan pemeliharaan higiene mulut yang cermat, dan kontrol yang teraturkedokter gigi Implan transmandibular; Implan transmandibular (TMI)merupakan peralatan simfiel dengan tingkat keberhasilan 97%. Merupakan implan funsional yang didesain untuk menahan tekanan kunyah langsung. Implan ini tersusun atas suatu palt basis, lima sekrup kortikal, dan 4 tonggak yang semuanya terbuat dari aloi emas yang biokompatibel (18 karat aloi 5%). TMI diinsersikan kamar bedah dengan anastesi umum melalui insisi submental. Pengarah drill didukung
oleh tiga sekrup kortikal dan digunakan untuk membuat lubang yang akan dipergunakan untuk menempatkan tonggak berulir. Kemudian pengarah drill diambil dan keempat tonggak dipasang dan dicekatkan terhadap plat basis dengan mengencangkan sekrupnya. Lima sekrup kortikal juga diinsersikan, menahan plat basis dengan kuat terhadap tepi bawah simpisis. Setelah bagian yang bedah ditutup mur dipasang pada tonggak sehingga sehingga menembus mukosa, kemudian dilakukan pencetakan. Pada hari berikutnya Bur Dolder dipasang dan mur dikencangkan. Pembuatan protesa ditunda selama 4minggu. Keuntungan dari sistem ini adalah apabila komponen gagal misalnya tonggak berulir maka alat tersebut bisa dilepas dan diganti dengan tetap mempertahankan integritas dari komponen-komponen implan yang lain
BEDAH PREPROTETIK (PREPROSTHETIC SURGERY) : Prof. Coen Pramono D, Drg., SU., Sp,BM(K).
Pengertian-Pengertian : 1.
Tindakan bedah yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan tulang alveoler rahang agar dapat menjadi lebih baik untuk penempatan suatu gigi tiruan. Tempat gigi tiruan di rongga mulut disebut dengan denture bearing. Perbaikan denture bearing dilakukan melalui tindakan bedah preprotetik Tindakan bedah untuk memperbaiki denture bearing, dapat hanya pada jaringan lunak (gingiva/gusi), atau hanya pada tulang alveoler rahang atau secara bersamaan pada keduanya. Tujuan bedah preprostetik selain untuk memperbaiki keadaan tulang alveoler rahang dapat pula dimaksudkan untuk memperdalam sulkus gingiva sehingga tulang alveoler rahang akan memiliki bentuk lebih menonjol atau prominent atau lebih tinggi sehingga gigi tiruan (terutama gigi tiruan lengkap/ fulldenture) dapat terletak lebih stabil di rongga mulut.
2.
Merupakan tindakan bedah yang bertujuan untuk melakukan modifikasi atau memperbaiki keadaan tulang alveolar rahang sehingga setalah perbaikan pada pasien dapat dilakukan pemasangan gigi tiruan dengan lebih baik karena gigi tiruan dapat terletak stabil, tidak sakit sehingga pasien akan lebih merasa nyaman pada pemakaian gigi tiruannya. Tindakan bedah preprostetik dapat dilakukan baik di rahang atas maupun di rahang bawah.
3.
Seringkali perbaikan bentuk rahang dalam dimensi vertikal dan horizontal diperlukan oleh karena tulang rahang telah mengalami resorbsi oleh proses atrofi. Dalam keadaan semacam ini diperlukan metode koreksi/perbaikan menggunakan tandur tulang/transplantasi tulang ( bone graft ). Biasanya tulang tersebut akan di ambil dari bagian tulang pinggul. Melalui tindakan transplantasi ini dapat diperoleh penambahan tinggi dan ketebalan tulang rahang.
4.
Tindakan bedah preprostetik yang dilakukan untuk memperluas denture bearing dapat dilakukan melalui tindakan bedahsulcoplasty (memperdalam sulkus atau lipatan gusi). Sulcoplasty dapat dilakukan di rahang atas dan rahang bawah. Untuk rahang bawah dapat dilakukan di baik di sisi dalam, yaitu di sisi bagian lidah (bagian lingual=lingual sulcoplasty) atau di bagian bibi-pipi (bagian labial-bukal).
Pengertian Bedah preprostetik Bedah Preprostetik adalah suatu operasi yang bertujuan untuk mengeliminasilesi atau abnormalitas tertentu dari jaringan keras dan lunak dari rahang, sehingga peletakan piranti prostetik dapat berhasil. (Bedrossian, 2007).
Preprosthetic operasi biasanya melibatkan mempersiapkan rongga mulut untuk penempatan prosthetics dilepas (gigi tiruan penuh atau sebagian dilepas). Sering kali rencana perawatan pasien melibatkan gigi tiruan lepasan sebagai restorasi sementara atau akhir. Tergantung pada keadaan lisan pasien yang mendukung struktur, tulang dan jaringan gusi, mungkin memerlukan prosedur bedah terlebih dahulu untuk memberikan fungsi, dan kenyamanan yang dapat diterima gigi tiruan. (Oyama, 2009). Macam-macam bedah preprostetik diantaranya: a. Alveolektomi adalah suatu tindakan pembedahan yang radikal untuk mengambil prosessus alveolaris sehingga bisa dilakukan aposisi mukosa untuk mempersiapkan lingir sebelum dilakukan terapi radiasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kontur yang tidak diinginkan, pegunungan, maupun tajam untuk memberikan landasan yang lebih halus yang nyaman untuk gigi tiruan sebuah. (Pedersen, 1997)
b. Gingivoplasty sama. Mereka dilakukan untuk menghapus atau membentuk kembali jaringan gusi untuk memberikan permukaan yang lebih dapat diterima untuk gigi tiruan removable. Kadang-kadang jaringan lunak kelebihan atau berlebihan memerlukan penghapusan (Fortin, 2000). c.
Torus
removal
adalah
prosedur
pembedahan
yang
dilakukan untuk
menghilangkan satu atau lebih tonjolan ekstra tulang baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Meskipun segmen seperti tulang tambahan tidak berbahaya, kehadiran tulang ini dapat menjadikan masalah bagi pasien yang memerlukan beberapa jenis protesa gigi, seperti gigi tiruan lengkap ataupun sebagian.
(Neville, et all., 2002)
d. Frenektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk menghilangkan jaringan fibrosa (frenulum). Pembedahan jaringan lunak ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan kestabilan protesa. (Pedersen, 1997) e. Vestibuloplasty suatu tindakan memperdalam sulkus vestibulum. Prosedur memperdalam sulkus untuk rahang atas atau bawah biasanya dibutuhkan oleh sulkus yang sangat rendah sehinggga protesa tidak stabil. f. Implan merupakan prosedur tindakan bedah yang bertujuan untuk pemasangan akar gigi buatan yang nantinya digunakan untuk menyagga gigi tiruan.