Laporan Praktikum AGH 241 Teknik Budidaya Tanaman
BEBERAPA ASPEK TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
Oleh Kelompok 12
Rahmad Bahari Galvan Yudistira Prima Tri Triw wahyu Nu Nugroh groho o Dini Gustiningsih Elfa Najata
A 2 4 0 70 0 3 6 A24070040 A2407 240700 0097 97 A 2 40 7 0 1 2 0 A 2 4 0 7 0 19 7
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Illahi Rabbi, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya laporan akhir praktikum Teknik Budidaya Tanaman. Laporan ini dibua dibuatt untuk untuk meme memenuh nuhii tugas tugas akhir akhir prakti praktikum kum Tekni Teknik k Budi Budiday dayaa Tanam Tanaman. an. Laporan Laporan ini dibuat dibuat berdasar berdasarkan kan data lapanga lapangan n hasil hasil praktiku praktikum m setiap setiap minggu minggu selama satu semester, yakni semester empat. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak baik para dosen maupun asisten praktikum yang telah membantu dalam pembuatan laporan akhir ini, sehingga dapat selesai tapat pada waktunya. Harapan kami agar laporan akhir ini ini dapat dapat berma bermanfa nfaat at khu khusus susny nyaa bagi bagi kami kami dan umuny umunyaa bagi bagi para para pembac pembaca. a. Tidak ada yang sempurna, kalimat tersebut juga berlaku bagi kami dalam pembuatan laporan ini. Saran dan kritik sangat kami harapkan sebagai bahan pembelajaran bagi kami sebagai bahan evaluasi di masa datang. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga loparan percobaan ini dapat bermanfaat sesuai spesifikasinya yakni mengenai Teknik Budidaya Tanaman.
Bogor, Juni 2009
Tim Penyusun
DAFTAR DAFTAR ISI I SI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Manusia tak dapt hidup tanpa makan. Air juga merupakan suatu kebutuhan yang yang mutl mutlak ak dibut dibutuhk uhkan an oleh oleh manus manusia ia.. Di dun dunia ia ini orang orang tak tak akan akan menca mencari ri keme kemewa wahan han terle terlebi bih h dahulu dahulu sebelu sebelum m kebutu kebutuhan han maka makan n terpe terpenuh nuhi. i. Seme Semenj njak ak Malt Malthus hus menge mengelu luark arkan an teori teoriny nya, a, maka maka dun dunia ia mula mulaii dihant dihantui ui oleh oleh peras perasaan aan pesimi pesimisti stis. s. Bayanga Bayangan n yang yang selalu selalu muncul muncul adalah adalah bagaima bagaimana na mengimb mengimbangk angkan an ledakan ledakan penduduk penduduk denganpe denganpengad ngadaan aan bahan bahan pangan. pangan. Setela Setelah h hampir hampir seabad, seabad, munc muncull ullah ah tulisa tulisan n Max Max F. Mill Millik ikan an tenta tentang ng bagai bagaima mana na menca mencapai pai sasara sasaran n peningkatan produksi pertanian (Moenandir, 1988). Indonesia sebagai negara agraris, merupakan negara yang menghasilkan beberapa komoditi andalan yang dibutuhkan oleh pasar dunia diantaranya adalah kakao, kopi, dan karet (Sikumbang et al ., ., 2004). Menurut Direktorat Jenderal perkebunan (2006) luas areal dan produksi kakao pada tahun 2005 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya masing-masing menjadi 1 167 046 ha dan 748 827 ton, selain itu produktivitas kakao juga meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 898 kg/ha menjadi 921 kg/ha. Peningkatan produksi kakao tersebut selain dilakukan dengan penambahan luas areal areal juga dilakuk dilakukan an dengan dengan pemelil pemelilhara haraan an tanama tanaman. n. Menurut Menurut Wachjar Wachjar (1988) pemeliharaan tanaman kakao merupakan salah satu kegiatan yang erat kaitannya dengan upaya peningkatan produksi kakao. Kopi merupakan komoditas perkebunan Indonesia lainnya yang mampu mene menemb mbus us pasar pasar ekspor ekspor dun dunia ia.. Menuru Menurutt Iraw Irawan an et al . (200 (2003) 3) Indonesia menduduki peringkat keempat produsen kopi terbesar di dunia setelah Brazil, Kolombia dan Vietnam. Sela Selain in kok kokoa oa dan kop kopi, i, komodi komodita tass perke perkebun bunan an lainn lainnya ya yang yang mamp mampu u memberikan sumber devisa ekspor cukup besar bagi Indonesia adalah karet. Sama halnya dengan kakao dan kopi, volume dan nilai ekspor karet juga mengalami peni peningk ngkata atan n dari dari tahun tahun-ya -yahun hun sebelu sebelumn mnya ya.. Menur Menurut ut Dire Direkto ktorat rat Jender Jenderal al Perkebunan (2006) volume ekspor karet mencapai 2 024 593 ton dengan nilai 2 582 875 000 US$. Luas areal, produksi, dan produktivitas karet juga mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Deskripsi komoditi kakao, kopi, dan keret tersebut hanya sebagian dari meli melimp mpah ahny nyaa komo komodi dita tass perk perkeb ebun unan an yang yang ada ada di Indo Indone nesi sia. a. Bany Banyak akny nyaa sumberdaya sumberdaya perkebunan yang dimiliki Indonesia sangat potensial untuk dijadikan sumber ekonomi dan devisa negara. Agar dapat memberikan produktivitas yang optim optimal al dan sesuai sesuai dengan dengan tujua tujuan n ekono ekonomi mi yang yang dikehe dikehenda ndaki, ki, komodi komodita tass
perkeb perkebunan unan yang yang ada di Indonesi Indonesiaa membutu membutuhkan hkan teknik teknik budiday budidayaa yang yang tepat tepat sehing sehingga ga mengh menghas asil ilkan kan komodi komodita tass yang yang bukan bukan hanya hanya dimi diminat natii oleh oleh pasar pasar domestic tetpai juga pasar internasional. Pengetahuan tentang teknik budidaya tanaman sangat dibutuhkan dalam rangka rangka memenuh memenuhii tujuan tujuan yang yang dikehend dikehendaki aki oleh para pengusah pengusahaa perkebun perkebunan. an. Pengetahuan mengenai teknik budidaya tanaman tidak hanya digunakan selama perawatan tanaman di lapang tetapi juga meliputi perawatan tanaman sebelum ditanam ditanam di lapang. lapang. Teknik Teknik budiday budidayaa tanama tanaman n lebih lebih mengara mengarah h pada budiday budidayaa tanaman perkebunan dengan mengutamakan aspek-aspek yang berkaitan dengan kondisi lahan beserta teknik pemeliharaan dan perawatan tanaman perkebunan yang dibudidayakan. Pemeli Pemelihara haraan an dan perawat perawatan an dalam dalam teknik teknik budiday budidayaa tanaman tanaman meliput meliputii pembukaan lahan, penanaman tanaman penutup tanah, pembuatan teras sebagai usah usahaa kons konser erva vasi si tana tanah h dan dan air, air, peng penguk ukur uran an jara jarak k dan dan beda beda ting tinggi gi untu untuk k menganalisis potensi yang terdapat pada suatu lahan dan meminimalisir resiko yang ditimbulkan dari perbedaan tinggi yang ada pada lahan yang digunakan, pengol pengolahan ahan tanah, tanah, teknik teknik persiapa persiapan n dan penyedia penyediaan an bahan bahan tanam, tanam, pengajir pengajiran an sebgai langkah awal untuk persiapan pembuatan lubang tanam, teknik pengairan dan pemupukan, teknik pemangkasan, peremajaan tanaman, pengaturan pelindung dan mulching , serta teknik pengendalian gulma, hama dan penyakit.
1..2 Tujuan
8.
Pembuatan laporan ini bertujuan untuk : 1. Member berikan kan infor formasi men mengena genaii per persen sentase ase day daya tumbuh LCC ( Legume Legume Cover Crops ) sebagai tanaman penutup tanah 2. Member berikan kan infor formasi tent tentaang has hasil pembu embuaatan teras ras seb sebagai gai konservasi pembukaan lahan terhadap tanah dan air 3. Memband bandiingk ngkan hasi hasill yang dipe diperrole oleh anta ntara pembukaa ukaan n lahan han secara secara manual manual dengan dengan pembuka pembukaan an lahan lahan secara secara mekanis mekanis menggun menggunaka akan n slasher 4. Memband bandiingk ngkan hasi hasill yang diper perole oleh anta ntara pengol ngolaahan han tanah nah secara manual dan mekanis menggunakan diskplow 5. Mem Memberi berika kan n info inform rmas asii meng mengen enai ai has hasil il pem pembi bibi bita tan n kaka kakao o Pre (Pre dan Main Nursery ) 6. Mem Memberi berika kan n info inform rmas asii meng mengen enai ai kebu kebutu tuha han n penga pengaji jira ran n saat saat akan akan membuat lubang tanam 7. Menyajikan kan hasi asil dat data pem pembuat buataan lubang bang tana tanam m sec secara ara meka ekanis nis dengan menggunakan holedigger Menyajikan data penanaman pa padi sawah 9. Menampilkan da data pe pemangkasan ka kakao 10 . Memberi informasi mengenai pemeliharaan tanaman tahunan yang telah dilakukan 11. 11. Meny Menyaj ajik ikan an data data peng pengen enda dali lian an gulm gulmaa pad padii saw sawah ah
II. BAHAN DAN METODE
2.1 Tempat dan Waktu Praktikum Teknik Budidaya Tanaman ini dilaksanakan satu minggu sekali setiap hari Rabu pukul 07.00-10.00 WIB di Kebun Percobaan Cikabayan Atas dan Kebun Percobaan Sawah Baru, Darmaga, Bogor. Praktikum mulai dilaksanakan pada bulan 23 Februari 2009 sampai dengan 8 Juni 2009.
2.2 Bahan dan Alat 2.2.1 Bahan Bahan Bahan yang yang digunaka digunakan n adalah adalah benih benih Calopogonum Calopogonum mucunoides mucunoides (Cm), Centrocema pubescens (Cp), dan Pueraria javanica (Pj), pupuk SP-36, bibit padi, buah kakao (Theobroma cacao ), Upper Amazone Hybrid (UAH), abu gosok, top soil , pupuk kandang, polybag hitam ukuran 40 cm x 30 cm, pupuk TSP, pupuk Urea, KCl, pupuk NPK, herbisida, insektisida, fungisida, air, bahan bakar minyak.
2.2.2 Alat Alat-alat yang digunakan adalah Simple Water Level (SWL), theodolit, abney level , klinometer, kompas, target rod, diskplow , slasher , holedigger , stop tambang plastik plastik,, kantong kantong plastik plastik,, timbang timbangan, an, garpu, garpu, parang, parang, cangkul, cangkul, watch, tambang kored, tali rafia, tugal, meteran, ember, ajir bambu contoh, label percobaan, golok, gergaji pangkas, gunting pangkas, alat ukur lubang tanam, caplak, landak, dan knapsack sprayer .
2.2.3 Cara Pelaksanaan Kegi Kegiat atan an yang yang dila dilaku kuka kan n dala dalam m prak prakti tiku kum m ini ini berb berbed edaa pada pada tiap tiap ming minggu guny nya. a. Beri Beriku kutt kan kan diur diurai aika kan n seca secara ra sing singka katt dari dari tiap tiap poko pokok k mate materi ri praktikum sebagai berikut : 1. Pembuka Pembukaan an Lahan Lahan Secara Secara Mekanis Mekanis (mengg (menggunak unakan an Slasher dan Diskplow )
Persi Persiap apan an alat-p alat-pem embuk bukaa aan n lahan lahan secar secaraa mekan mekanisis-uku ukurr wakt waktu u yang yang digunakan-bandingkan dengan pembukaan lahan secara manual. 2. Pemb Pembuka ukaan an Laha Lahan n Seca Secara ra Manua Manuall Persiapan alat (cangkul, garpu, arit, pita meter)-menyiangi gulma secara manualmanual-mer merata atakan kan tanah tanah agar mengiku mengikuti ti arah kontur kontur untuk untuk mencega mencegah h erosi-mengukur luas petakan lahan yang digunakan-mencatat waktu yang digun digunak akan an untuk untuk memb membuka uka lahan lahan secar secaraa manua manual-b l-band anding ingkan kan dengan dengan pembukaan lahan secara mekanis 3. Penanaman Legum Cover Crops (LCC) Mempersia siapkan pkan beni enih sesuai uai den dengan gan pembagi agian kelo elompokmempersiapkan mempersiapkan pupuk SP-18 - membuat alur taman (sesuai perlakuan tiap kelompok) - menanam LCC - menghitung daya berkecmabh 1 MST – menghitung kerapatan penutupan tanah dengan metode grade dan metode kuadran 4. Pembibi Pembibitan tan kaka kakao o ( Pre Pre dan dan Main Main nursery nursery)) Tiga buah kakao dipecah dan dikeluarkan isinya – menghilangkan pulp (lendir (lendir)) dengan abu gosok sampai sampai biji tidak tidak licin – cuci benih hingga hingga bersih dari abu gosok dan tidak licin – benih disemai pada bedengan yang telah disiapkan – DB dihitung pada 1 MST – menyiapkan media tanam pada polybag - bibit kakao dipindahkan k polybag yang sudah disiapkan disiapkan – dihitung tinggi tanaman kakao dan jumlah daun. 5. Penga engajjiran Mempersiapkan ajir – mempersiapkan tali yang telah diberi simpul ukuran 3m, 4m, dan 5m, melakuakan pengajiran berbantuk segiempat dengan panjang sisi 6 cm – catat waktu yang diperlukan – membuat pengajiran berbentuk segitika sama sisi dengan panjang sisi 6 m – catat waktu yang digunakan 6. Pembuat Pembuatan an Luban Lubang g Tanam Tanam Secara Secara Mekan Mekanis is Mempersiapkan Mempersiapkan alat – mengamati mengamati kerja alat hole digger – mencatat waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu lubang tanam – mengukur diameter diameter dan kedalaman lubang yang dihasilkan 7. Pena Penana nama man n Padi Padi Saw Sawah ah Mempersiapkan bibit padi berumur minggu pada lahan sawah yang telah disiapkan – menanam padi sawah dengan sebelumnya membuat patokan menggunakan ajir kecil berukuran 20 cm x 20 cm – mencatat waktu yang digunakan untuk menanam 8. Penge Pengenda ndali lian an gulm gulmaa padi padi sawa sawah h Mencabuti gulma pada lahan padi sawah berumur beberapa minggu – membuang hama berupa keong kecil – mancatat waktu yang digunakan 9. Pema Pemang ngka kasa san n Kaka Kakao o
Memepersiapkan Memepersiapkan alat yang kan digunkaan (gunting pangkas dan gergaji) – memangk memangkas as tunas tunas air, cabang yang yang ternaun ternaungi, gi, cabang cabang vertical vertical,, cabang cabang yang sakit dan cabang adventif – mencatat waktu yang ddigunakan 10. Pengandlian Pengandlian gulma gulma pada tanamn tanamn kopi Mempersiapkan Mempersiapkan herbisida glufosinat – pengenceran pengenceran herbeida dengan air – pangaplikasian dengan melingkar jari-jari 1,5 m – mencatat waktu yang dibu dibutu tuhk hkan an untu untuk k meny menyem empr prot ot 3 poho pohon n kopi kopi – meng menghi hitu tung ng pers persen en kematian gulma seminggu kemudian
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pembukaan lahan secara manual dan mekanis (slasher) Pembukaan lahan merupakan langkah awal dari persiapan lahan sebelum penana penanaman man.. Pembuka Pembukaan an lahan lahan dapat dapat dilakuka dilakukan n secara secara manual manual dan mekani mekanis. s. Pembukaan lahan secara mekanis yaitu dengan menggunakan alat-alat pertanian yang yang lebi lebih h efisi efisien en dari dari segi segi waktu waktu,, tenaga tenaga,, dan biay biayaa diband dibanding ingkan kan dengan dengan pembukaan ahan secara manual. Tabel 1 menyajikan perbandingan data pembukaan lahan secara manual dan mekanis. Tabel 1. Pembukaan Lahan Secara Manual dan Mekanis Menggunakan Slasher Luas Pembukaan Lahan Kelompok Manual (M²) HK/Ha Mekanis (M²) JKT/Ha I 7 682.27 12 6 62 5 II 6 396.82 12 6 62 5 III 4.68 334.233 12 6 62 5 IV 3.5 489.16 12 6 62 5 V 5.32 268.2 12 6 62 5 VI 7.4 532.12 12 6 62 5 VII 6.765 351.95 12 6 62 5 VIII 9.4 304.32 12 6 62 5 IX 7.92 601.46 12 6 62 5 X 7.36 24 3 12 6 62 5 XI 13.05 228.15 12 6 62 5 XII 15.68 569.42 12 6 62 5 XIII 17.16 434.8 12 6 62 5 Pengendalian mekanis merupakan usaha menekan pertumbuhan gulma dengan cra amerusak bagian-bagian sehingga gulma tersebut mati atau pertumbuhannya terhambat. Dalam praktek, dilakukan secra tradisional denan tangan, alat sderhana, sampai penggunaan alat berat yang lebih modern. Cara ini umumnya cukup baik dilakukan pada berbagai jenis gulma setahun, tapi pada kondisi tertentu juga efektif bagi gulma-gulma gulma-gulma tahunan. Pengendalian mekanis merupakan cara yang relatif tua dan dan masih masih bany banyak ak dilak dilakuka ukan n meski meskipun pun secara secara ekonom ekonomis is dapat dapat lebih lebih mahal mahal dibandingkan cara yang lain (Yakup 2002).
Slasaher merupakan alat pemotong gulma yang bekerja secara cepat. Slasher bekerja dengan menggunakan pisau yang berputar cepat seperti kincir sehingga dapat memotong gulma dangan lebih cepat dan bersih. Pembukaan lahan secara mekanis menggunkan slasher terbukti lebih cepat dan efektif dibanding pembukaan lahan secara manual. Hal ini dapat dilihat dari tabel diatas yakni pembukaan lahan menggunakan slasher lebih efisien dan membutuhkan waktu yang seingkat yakni sekitar 4 menit 55 detik dengan luasan 126 m2.
3.2 Pengolahan tanah secara manual dan mekanis (diskplow) Pengola Pengolahan han tanah tanah merupak merupakan an tahap tahap awal awal dari membudi membudidaya dayakan kan suatu suatu tanam tanaman. an. Dala Dalam m pengo pengola lahan han tanah tanah dilak dilakuka ukan n pula pula pemba pembali likan kan tanah tanah yang yang bertujuan untuk menghilangkan gulma yang ada di permukaan tanah, sehingga tanah bagian atas bersih dari gulma. Dalam percobaan kali ini kami menggunakan diskplow dalam pengolahan tanah. Data Data perb perban andi ding ngan an peng pengol olah ahan an tana tanah h seca secara ra manu manual al dan dan meka mekani niss menggunakan diskplow tersaji pada tabel 2. Tabel Tabel 2. Pengo Pengola lahan han Tanah Tanah Seca Secara ra Manua Manuall dan dan Mekan Mekanis is Pemb Pembuka ukaan an laha lahan n Menggunakan Diskplow Kelompok I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII
Manual (M²) 7 6 4.68 3.5 5.32 7.4 6.765 9.4 7.92 7.36 13.05 15.68 17.16
Luas Pembukaan Lahan HK/Ha Mekanis (M²) 682.27 95.7 396.82 95.7 334.233 95.7 489.16 95.7 268.2 95.7 532.12 95.7 351.95 95.7 304.32 95.7 601.46 95.7 24 3 95.7 228.15 95.7 569.42 95.7 434.8 95.7
JKT/Ha 104.5 104.5 104.5 104.5 104.5 104.5 104.5 104.5 104.5 104.5 104.5 104.5 104.5
Pengolahan Pengolahan tanah banyak mempengaruhi factor penting bagi pertumbuhan gulma gulma yakni yakni dapat dapat membena membenamkan mkan gulma gulma dan menyeb menyebabka abkan n kerusaka kerusakan n fisik, fisik, karena dapat memosehingga gulma mati disebabkan potongan-potonagn akar akan mongering mongering sebelum pulih kembali, menggangu kondisi hara tersebut. Pengolahan tanah tanah pada prnsipnya prnsipnya melepas melepaskan kan ikatan ikatan antara antara gulma gulma dengan dengan media media tempat tempat tumbuhnya.
merupakan an alat alat yang yang berfungs berfungsii untuk untuk membali membalik k tanah tanah yang yang Diskplow merupak ber berbe bent ntuk uk sepe sepert rtii piri piring ngan an yang yangdi dija jala lank nkan an deng dengan an mesi mesin. n. laha lahan n Alat Alat ini ini mempunyai kelemahan dimana di setiap sudut-sudut lahan tidak bisa terjangkau oleh mesin, tidak bisa digunakan pada lahan dengan kemiringan lebih dari 15 %, tiddak bisa digunakan npada lahan yang bnayk tunggul atau pda lahna-lahan yang terlaliu lembab sehingga menyebabkan tanah menjadi licin. Hal ini dapat dilihat dari table bahwa penggunaan diskplow lebih efektif daripada membalik tanah dengan dengan mengguna menggunakan kan peralat peralatan an manual manual seperti seperti cangkul cangkul dan garpu. garpu. Membali Membalik k 2 tanah dengan menggunakan diskplow ini dengan luasan 95,7 m membutuhkan waktu 7 menit 35 detik. Sedangkan dengan manual pada luasan yang sama akan Kelompok Luas Teras (M²) I 7 II 6 I II 4.68 IV 3.5 V 5.32 VI 7.4 VII 6.765 VIII 9.4 IX 7.92 X 7.36 XI 13.05 XII 15.68 XIII 17.16 membutuhkan waktu yang jauh labih lama.
H K/ H a 6 8 2 .2 7 3 9 6 .8 2 334.233 4 8 9 . 16 268.2 5 3 2 . 12 3 5 1 .9 5 3 0 4 .3 2 6 01 . 46 2 43 2 2 8 .1 5 5 6 9 .4 2 434.8
3.3 Pembuatan teras Lahan miring merupakan lahan yang peka terhadap degradasi. Tanah yang hilang kerena erosi merupakan lapisan atas yang umumnya lebih subur daripada lapisan bawahnya, sehingga erosi akan menurunkan kesuburan tanah baik secara kiia, fisik dan biologi. Upaya pengawetan tanah dapat dilakukan dengan cara kult kultur ur tekn teknis is dan dan cara cara meka mekani nik k Tera Terass dibu dibuat at deng dengan an memb memben entu tuk k bida bidang ng permukaan tanah yneg miring menjaid datar atau miring ke arah dalam, terdiri atas taras individu dan teras tapal kuda dan teras kontinyu/ teras bangku. Teras bangku terdiri atas bebrapa bagian uutama yaitu bidang olah, talud, guludan dan saluran pembuangan air. Teras bangku dapat dilakukan pada lahan mempunyai kemiringan lereng antara 5 – 30 %. Tabel Tabel 3 meny menyaj ajika ikan n data data pemb pembuat uatan an teras teras dari dari tiga tiga belas belas kelom kelompok pok berbeda. Tabel 3. Pembuatan teras pada tiga belas kelompok Teras eras bang bangku ku berf berfun ungs gsii untu untuk k mempe emperp rpen ende dek k panj panjan ang g lere lereng ng,, memperlambat laju aliran air permukaan, meningkatkan laju infiltrasi air ke dalam tanah, serta mempermudah pengolahan tanah. Teras bangku dapat dibuat untuk tanah yang jeluknya dapal
Teras gulud berupa guludan yang dilengkapi saluran pembuangan air dan dibuat memotong lereng. Teras gulud sesuai untuk lahan yang jeluk tanahnya dangkal dan kemiringannya kurang dari 15%. Teras individu adalah perataan tanah di sekitar pokok tanaman. Biasanya garis tengahnya 1-1,5. Teras mempunyai fungsi: 1. memp memperl erlam ambat bat alira aliran n permuka permukaan an 2. menamp menampung ung dan menya menyalurk lurkan an aliran aliran permuka permukaan an yang yang merusak merusak 3. menekan menekan erosi erosi sampa sampaii batas batas yang yang dapat dapat diabai diabaikan kan 4. mempe emperm rmud udah ah peng pengol olah ahan an kebu kebun n dan dan pem pemelih elihar araa aan n tana tanam man dan dan pemungutan hasil Seperti yang telah dijelaskan dijelaskan sebelumnya, pembuatan teras secara manual membutuhkan waktu yang lebih lama di banding mekanis. Waktu yang dibutuhkan sekitar sekitar 2,25 jam sedangka sedangkan n menggun menggunakan akan mekanis mekanis tidak tidak membut membutuhka uhkan n waktu waktu seba sebany nyak ak itu, itu, sehi sehing ngga ga cara cara mekan ekanis is dini dinila laii lebi lebih h efek efekti tiff dan dan efis efisie ien n namunmembutuhkan biaya yang lebih mahal.
3.4 Penanaman Legume Cover Crops (LCC) Tanaman penutup tanah Sering juga disebut tanaman pelengkap (smother crops) atau tanaman pesaing (Competitive crops) . Sebagai tanaman penutup tanah biasa digunakan tanaman kacang-kacangan (Leguminosae) karena selain dapat tumbuh seca secarra cep cepat sehi ehingg ngga cepa epat menut nutup tana anah ser serta mence ncegah p perk erkeca ecamb mbaha ahan n dan dan pertum pertumbuh buhan an gulma gulma,, maka maka akan akan dapat dapat pula pula diguna digunakan kan sebagai pupuk hijau. Sifat penting yang diperlukan bagi tanaman penutup tanah adalah harus dapat tumbuh dan berkembang cepat sehingga mampu menekan gulma. gulma. Jenis-je Jenis-jenis nis yang yang biasa biasa digunaka digunakan n adalah adalah Calopogonium Calopogonium muconoides, muconoides, Calopogonium caerelum, Centrosema pubescens, dan Pueraria javanica . Jenis jenis ini dapat berkembang secara cepat dalam waktu 1-3 tahun setelah tanam, teta tetapi pi sete setela lah h itu itu cepa cepatt menj menjad adii jara jarang ng kala kalau u naun naunga gan n poho pohon n utam utamaa tela telah h terbe terbent ntuk. uk. Disam Disampi ping ng itu itu mamp mampu u meni meningk ngkat atkan kan kesubu kesuburan ran tanah tanah terut terutam amaa kandungan N, hal ini banyak dijumpai di daerah-daerah daerah-daerah perkebunan dengan jenis tanah podsolik yang miskin unsure hara. Selain pertumbuhan cpat sifat lainnya yang dikendaki adalah tidak menyaingi tanamna pokok. Apabila pertumbuhannya pertumbuhannya terlalu rapat maka harus dilakukan pengendalian dengan cara pembabatan atau dibongkar untuk diganti dengan penutup tanah dengan yang lainnya. Tanaman p pen enut utup up tana tanah h di perk perkeb ebun unan an meru merupa paka kan n peng pengen enda dali lian an yang yang baik baik untu untuk k pertumbuhan gulma perennial seperti Imperata cylindria dan Shorgum balepense . Penggunaan tanaman penutup tanah untuk mencegah pertumbuhan gulma berbahaya (noxious) terutam terutamaa golongan golongan rumput rumput merupak merupakan an cara kultur kultur teknis teknis yang yang dipand dipandang ang paling paling berha berhasil sil di perkeb perkebuna unan n Flemigia macrophylla macrophylla yang dicampur dengan rerumputan yang pendek dan lunak. (Yakup, 2002) Prak Prakti tikum kum kali kali ini diguna digunaka kan n dua metod metodee dalam dalam mengh menghit itung ung perse persen n penutupan tanah, yakni digunakan metode grade dan metode kuadran. Tabel 4. Data Penanaman Legume Cover Crops (LCC) dengan Berbagai Perlakuan
Klmpk
Perlakuan
I II III IV V VI VII VII I IX X XI XII
J1T0 J1T1 J2T0
Luas (M²)
HK/Ha
Persen Pertumbuhan (%)
7 6 4.68 3.5 5.32 7.4 6.765 9.4 7.92 7.36 13.05 15.68
682.27 396.82 334.233 489.16 268.2 532.12 351.95 304.32 601.46 2 43 228.15 569.42
70 22 80 95.67 89 86.4 75 55.24 45 60 85.09 64.7
Persen Penutupan Tanah Mtd. Mtd. Grade Kuadran (%) (%) 72.67 58.6 78.63 5 2 .52 87 85 78 73 89 9 2 .3 3 8 4 .5 88.6 94.67 8 6 .69 99.23 9 9 .4 7 75 85 7 0 ,6 72,5 89.01 8 2 .5 7 5 2 .6 64
J3T0 J3T1 T0J1+J2 J1T4 J5T0 T1j1+j3 J6T0 T1J2+J3 J1+J2+J3 XIII 17.16 434.8 85 89 86 T0 Pueraria javanica (PJ) biasa digunakan oleh perkebunan karet dan kelapa sawit sebagai tumbuhan pioneer yang dapat meningkatkan kesuburan tanah, PJ adalah sejenis kacangan yang cepat menjalar sebab memiliki keunggulan dalam mengikat unsur N (nitrogen) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman utama (karet atau kelapa sawit) yang belum dewasa, juga kacangan ini menurunkan suhu tanah pada saat kemarau. Pueraria javanica Pueraria javanica atau PJ adalah tanaman Seleksi LCC : perlu dilakuk dilakukan an sebelum sebelum dilakuka dilakukan n penanam penanaman, an, seleksi seleksi dilakuk dilakukan an melalui melalui pengujia pengujian n daya daya kecambah kecambah.. Tujuan Tujuan seleksi seleksi LCC: LCC: mengeta mengetahui hui kemurni kemurnian an dan persenta persentase se pertumbuhan dari LCC sehingga akan didapatkan pertumbuhan di lahan yang baik. Kegunaan LCC : - Menahan pukulan hujan - Menahan laju air limpasan - Menambah N - Menambah BO (memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah) - Melindungi permukaan tanah dari erosi - Mengurangi pencucian unsur hara - Mempercepat pelapukan barang sisa LC/replanting - Menekan pertumbuhan gulma Supaya pertumbuhan dan perkembangan LCC berlangsung dengan baik, sebelum benih di tanam perlu diinokulasi menggunakan Rhizobium . Penampakan fisik dari berbagai jenis LCC berbeda-beda. Perlakuan dialur dan ditugal untuk memb membeda edakan kan perla perlakua kuan n mana mana yang yang lebi lebih h efekti efektif. f. Pada Pada perhi perhitun tungan gan persen persen penutupan tanah dilakuakn dengan metode grade dan metode kuadran. Dalam penghi penghitung tungan an persen persen penutupa penutupan n tanah, tanah, terjadi terjadi beberapa beberapa kendala kendala diantara diantaranya, nya, alatnya nya terbat batas dan dan LCC bany anyak sek sekali ali dit ditumbuhi uhi gulm ulma seh sehingga ngga pengukurannya tidak terlalu valid. Menurut kelompok kami, metode yang paling valid untuk menghitung persen penutupan tanah oleh LCC ini adalah dengan menggunkan metode kuadran.
3.5 Pembibitan Kakao (Pre dan Main Nursery) Penyediaan bahan tanam yang baik dan bermutu sangat penting dilkukan untuk untuk suatu suatu budiday budidayaa tanama tanaman n agar mempero memperoleh leh pertumbu pertumbuhan han yang baik dan produksi yang maksimal. Praktek pembibitan kakao dimulai dari pre nursery dan main nursery. Tabel Tabel 5 memberik memberikan an data tentang tentang daya daya berkecam berkecambah bah kakao kakao pada saat pembibitan. Tabel 5. Data Pembibitan Kakao RataJumlah rata Daya Persen Jumlah Benih Jumlah Berkec Bibit Kelompok Bibit yang Biji ambah Hidup Polybag Disemai per (%) (%) Buah I 13 2 44 8 2 .3 3 20 65 II 72 36 65.3 20 90 III 79 39 40 20 10 0 IV 10 9 37 93 20 95 V 69 23 49.275 20 90 VI 12 1 40 79 . 33 20 95 VII 54 27 8 8 .6 7 20 95 VII I 80 26 1 00 20 10 0 IX 11 6 39 87 20 10 0 X 60 20 98 20 90 XI 77 39 93.9 20 80 XII 12 7 43 96.1 20 10 0 XII I 11 7 39 80 20 10 0
• • • • •
Pertumbuhan Bibit Akhir Tinggi (cm)
Jumlah Daun (Helai)
16.21 17 19.78 16.77 18.55 20.64 19.7 20.46 16.4 17.47 15.33 22.58 21.17
5 4 6 5 7 7 6 5 7 7 7 9 8
Berdasarkan tabel dapat dilihat daya berkecambah tertinggi mencapai 100 %, namun DB terendah 65 %. Sedangkan tinggi tanmana maksimum maksimum yakni 22,58 cm dan terendah hanya sekitar 16,21 cm. Dalam praktek pembibitan ini terdapat beberapa kendala yaitu: harus melakukukan pembersihan lahan dari banyak gulma untuk mengambil media tanam. Pena Penanam naman an dila dilakuk kukan an pada pada luban lubang g tanam tanam yang yang tela telah h disia disiapka pkan n dan dan dilaksanakan dengan hati-hati, dijaga agar akar tidak mengalami gangguan yang berat, dengan tahapan dan cara sebagai berikut : Bagian atas polybag dilipat sekitar 5 cm Isi polybag dengan tanah sampai penuh kemudian dipadatkan Sisinya diratakan agar polybag dapat berdiri dengan tegak Beri lubang tanam pada polybag yang sudah terisi tanah Tanam bibit kakao dengan hati-hati agar akar tidak terlipat.
3.6 Pengajiran Pengajiran Pengajiran dilakukan untuk mengatur letak tanaman tanaman dengan jarak dan tata tanam tertentu sehingga kerapatan tanaman mencapai optimum, tanaman dapat memanfaatkan ruang tumbuh seefisien mungkin dan tanaman lurus dipandang dari berbagai arah. Pengajiran dilakukan sebelum penanaman, dan dimaksudkan agar tanaman teh ditanam sesuai dengan jarak tanaman yang telah ditetapkan. Cara pengajiran pada lahan yang datar dan landai adalah dengan membuat ajir induk induk pada pada kedua kedua sisi sisi laha lahan, n, kemudi kemudian an penga pengaji jiran ran dilak dilakuka ukan n dengan dengan siste sistem m barisa barisan n lurus lurus atau zig-zag, zig-zag, sesuai sesuai dengan dengan jarak jarak tanam tanam yang yang telah telah ditentuk ditentukan an (Santosa, 2001). Tabel 6. Data Pengajiran dan Ketepatan Waktu Kelompok Jmlah AjirKetepatan UkuranWaktu Terpasang ( +cm) Pelaksanaan (Menit) I 30 0.67 8 0 .5 II 30 14 . 5 90 II I 30 10 73 IV 35 TEPAT 75 V 30 2.33 60 VI 35 82 VII 42 94 VIII 36 12 0 IX 21 12 0 X 36 81 XI 36 1 7 .6 7 12 0 XII 36 10 70 XIII 40 6 60
Jmlh HK/Ha
298.95 357.14 286.69 267.69 27.7 301.23 341.66 142.8 230.77 617.9 227.35 158.77 150.89
Pada data table 6 di atas, diantara semua kelompok kelompok yang berjumlah 13 didapat data bahwa Jumlah Ajir Terpasang diantara semua kelompok rata-ratanya adalah 33,6 dengan nilai terbesar diperoleh kelompok 7 yaitu 42 dan nilai terendah diperoleh kelompok 9 yaitu 21. Pada ketepatan ukuran diantara semua kelompok didapat rata-rata 8,73 nilai tertinggi diperoleh kelompok 1 yaitu 0,67 dan nilai terenda terendah h diperoel diperoelh h kelompok kelompok 11 yaitu yaitu 17,67. 17,67. Waktu Waktu pelaksan pelaksanaan aan rata-rat rata-ratany anyaa adalah 86,5 dengan waktu tercepat didapat oleh kelompok 5 yaitu 60 dan waktu terlama didapat oleh kelompok 11 yaitu 120 menit. Letak tanaman yang teratur memudahkan dalam pemeliharaan, pemungutan hasil dan pengawasan. Pengajiran dapat dilaksanakan setelah pembukaan lahan atau setelah pengolahan tanah yang biasanya diikuti dengan pembuatan lubang tanam. Pada lahan bergelombang biasanya digunakan sistem tanaman kontur dengan jarak tanam dalam barisan sama, sedangkan antar barisan berdasarkan berdasarkan letak tinggi
(kemiringan lereng). Pada lahan datar sampai landai (kemiringan 8-10 %) dapat digunakan tata tanam empat persegi panjang dengan modifikasi modifikasi dan segitiga sama sisi. Cara pengajiran pada lahan miring dengan sistem kontur adalah sebagai berikut : 1. Garis Garis pengajir pengajiran an dimulai dimulai dari dari atas atas lereng lereng turun turun ke bawah. bawah. 2. Tentukan titik tertinggi dan tancapkan ajir. Dari titik itu dibuat deretan ajir induk dengan jarak tanaman antar barisan 120 cm, dari atas ke bawah. 3. Pada Pada sisi lain, lain, di sebala sebalah h ajir ajir induk induk tadi tadi dengan dengan jarak jarak kira-ki kira-kira ra 20 m dibuat dibuat deretan deretan ajir induk induk kedua, kedua, dengan dengan titik titik tertinggi tertinggi sama dengan dengan salah satu titik ajir dari deretan ajir induk pertama. Deretan ajir induk kedua juga ditancapkan dari atas turun ke bawah, dengan jarak 120 cm. 4. Sesud Sesudah ah deret deretan an ajir induk induk kedua kedua dite ditentu ntukan kan,, maka maka diantar diantaraa kedua kedua induk ajir tadi dibuat deretan ajir induk ketiga atau keempat atau lebih disesuaikan dengan keadaaan tipologi tanah tepat pada garis kontur. 5. Ajir Ajir indu induk k dite ditent ntuk ukan an deng dengan an meng menggu guna naka kan n alat alat wate waterr pass pass yang yang terbuat dari selang plastik dengan garis tengah 0,5 cm. 6. Sela Selanju njutny tnyaa dengan dengan berped berpedom oman an pada pada ke tiga atau lebih lebih deret deretan an ajir ajir induk tadi dapat dilakukan pengajiran dengan sistem kontur dengan jarak tanam 60 cm. Jarak tanaman antar barisan (120 cm). Pada lahan miring bukan jarak proyeksi tapi jarak sebenarnya (Santosa, 2001).
3.7 Pembuatan Lubang Tanam Secara Mekanis Pemb Pembua uatan tan luban lubang g tanam tanam dapat dapat dipand dipandang ang sebaga sebagaii salah salah satu satu bentu bentuk k pengolahan tanah dalam skala kecil dan dianggap sebagai suatu upaya minimum tillage. tillage. Lubang tanam paling paling lambat lambat dibuat 2 minggu minggu sebalum tanam. tanam. Lapisan Lapisan tanah yang digali kemudian dimasukan kembali kembali ke dalam lubang tanam pada saat pena penanam naman, an, merup merupak akan an medi mediaa tumb tumbuh uh yang yang palin paling g baik baik bagi bagi pertu pertumb mbuha uhan n p pera erakar karan an bibit bibit yang yang keadaa keadaanny nnyaa masi masih h lema lemah. h. Oleh Oleh karena karena itu itu tanah tanah yang yang dima dimasuk sukan an kembal kembalii ke dalam dalam lubang lubang tanah tanah harus harus gembur gembur,, halus halus,, bebas bebas dari dari batu/kerikil serta bebas dari akar vegetasi. Tabel 7. Pembuatan Lubang Tanam Secara Mekanis Menggunakan Holedigger LubangDiamet Lubang Diameter er (cm)Kedalaman (cm) (cm) Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan (Menit) (Menit) JKT/Ha 1 70 65 24 325,33 2 70 50 30 312,81 3 70 50 25 260,88 Pada data praktikum ini, dengan judul Pembuatan Lubang Tanam Secara Mekanis Menggunakan Holedigger didapat data sebagai berikut. Dengan diameter yang sama kedalaman rata-ratanya adalah 55 dengan nilai terendah adalah 50 sedangkan nilai tertinggi didapat 65. Sedangkan waktu pelaksanaan rata-ratanya adalah 25,33 dengan nilai terendah adalah 24 sedangkan nilai tertinggi tertinggi adalah 30. Untuk Untuk JKT/Ha JKT/Ha nilai nilai rata-rat rata-ratanya anya adalah adalah 299,67 299,67 untuk untuk nilai nilai terendah terendah didapat didapat 260,88 sedangkan nilai tertinggi didapat dengan nilai 325,33.
Dala Dalam m penim penimbun bunan an harus harus memp memperh erhati atikan kan umur, umur, bentuk bentuk serta serta jenis jenis tanaman. Bibit yang berbentuk stump lubang ditimbun sampai penuh, sedangkan bibit dalam polybag lubang ditimbun sebagian dan kedalam lubang yang belum ditimbun tingginya dari permukaan tanah harus sama dengan tinggi polybag. Ukuran lubang lubang tanam tanam berkisar berkisar antara 40 cm3 – 100 cm3 bergantung bergantung pada sifat tanah dan jenis bibit. Sebagai contoh, bibit karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao, cengkih memerlukan memerlukan lubang tanam yang lebih besar daripada bibit the dan lada. Tanah yang gembur (ringan) ukuran lubang lebih kecil daripada tanah yang banyak mengendung liat (berat).
3.8 Penanaman Padi Sawah Pada areal beririgasi, lahan dapat ditanami padi 3 x setahun, tetapi pada sawah tadah hujan harus dilakukan pergiliran tanaman dengan palawija. Pergiliran tanaman ini juga dilakukan pada lahan beririgasi, biasanya setelah satu tahun menanam padi. Untuk meningkatkan produktifitas produktifitas lahan, seringkali dilakukan tumpang sari dengan tanaman semusim lainnya, misalnya padi gogo dengan jagung atau padi gogo di antara ubi kayu dan kacang tanah. Pada pertanaman padi sawah, tanaman tanaman tumpang tumpang sari ditanam di pemata pematang ng sawah, sawah, biasany biasanyaa berupa berupa kacangkacangkacangan. Tabel 8. Penanaman Padi Sawah Kelompok I II II I IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII
Luas Lahan (M²) Waktu (Jam) 60 60 60 60 60 60 60 30 60 60 60 60 64
0 .6 0.33 0.75 0.627 0.67 0.67 0.67 0 .5 1 .7 0.67 0.75 0.75 0.67
PK (M²/HK) 14 0 254.54 112.14 74.44 104.47 62.69 125.26 42 49.41 169.77 56.02 11 2 11 5
Keperluan HK/Ha 71.42 39.28 89.17 134.34 95.71 159.50 479.0 139.99 201.67 143.3 178.5 89.28 80.25
Dari data dapat dilihat bahwa dengan Luas Lahan rata-rata 58m2 didapat waktu waktu rata-ra rata-rata ta pengerja pengerjaan an adalah adalah 0,72 0,72 jam dengan dengan waktu waktu tercepa tercepatt diperol diperoleh eh kelompok 2 yaitu 0,33 jam dan waktu paling lama diperoleh kelompok 9 yaitu 1,7 jam. Dari tabell juga dapat dilihat bahwa prestasi kerja rata-rata adalah 109,05 m2/HK dan keperluan HK/Ha rata-ratanya adalah 146,26.
Bibit ditanaman dalam larikan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, 22 x 22 cm atau 30 x 30 cm tergantung pada varietas padi, kesuburan tanah dan musim. Padi dengan umlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanaman yang lebih lebar. Pada tanah subur jarak tanaman lebih lebar. Jarak tanaman di daerah pegunungan lebih rapat karena bibit tumbuh lebih lambat. 2-3 batang bibit ditanaman pada kedlaman 3-4 cm (Anonim, 2000). Dalam Dalam bercocok bercocok tanam tanam padi sawah, untuk untuk mempero memperoleh leh produksi produksi yang yang tingg tinggii terda terdapat pat sepulu sepuluh h pekerj pekerjaa aan n yang yang perlu perlu dilaku dilakukan kan,, yait yaitu u : memb membuat uat persemaian yang baik, mengolah tanah yang sempurna, menggunakan varietas berproduksi berproduksi tinggi, menanam dengan dengan jarak tanamn yang beraturan, beraturan, pemeliharaan pemeliharaan (pemupuk (pemupukan, an, penyian penyiangan, gan, pengenda pengendalia lian n hama dan penyaki penyakit, t, pengaira pengairan n yang yang cukup) pemanenan, dan pengolahan hasil panen. Jarak tanaman tanaman padi bergantung varietas, jumlah dan kecepatan anakan, jumlah bibit yang ditanamn. Varietas unggul baru umumnya ditanaman dengan jarak tanaman 20 cm x 20 cm, sedangkan dengan metode system rice intensification (SRI) jarak tanaman lebih lebar (30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm, dan 50 cm x 50 cm) dengan jumlah bibit yang ditanam 1-2 batang dengan umur bibit muda 5-7 hari setelah semai. Teknis penanaman padi sawah adalah sebagai berikut : 1. Lahan Lahan sawah sawah yang akan dimanf dimanfaat aatka kan n untuk untuk usaha tani tani padi padi tanpa tanpa olah olah tanah tanah dikering dikeringakan akan dengan dengan membuka membuka saluran saluran air keluar keluar dan menutup menutup saluran air kedalam lahan sawah. 2. Memb Membua uatt pers persem emai aian an deng dengan an ukur ukuran an 4 x 4 dan dan sela selanj njut utny nyaa beni benih h disemaikan. 3. Seminggu Seminggu setelah setelah penyema penyemaian ian benih, benih, lahan sawah disemprotkan disemprotkan herbisida. herbisida. 4. Lima ima hari hari sete setela lah h peny penyem empr prot otan an,, masuk asukan an air air ke sawa sawah h dan dan jaga jaga ketinggian air sekitar 2-5 cm dan biarkan air itu selama 5 – 10 hari. 5. Lakukan Lakukan persiap persiapan an tanah dengan dengan membabat membabat atau atau merebahkan merebahkan selanjut selanjutnya nya membenamkan sisa singgang dan gulma ke dalam lumpur. 6. Umur Umur 21 hari hari bibit bibit padi padi dita ditana nama man n deng dengan anja jara rak k tana tanama man n 15 x 20 cm diikkuti dengan pemupukan Urea 250 kg/Ha, TSP 100 kg/Ha dan KCL 100 kg/HA. (Anonim, 1995)
3.9 Pemangkasan kakao Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan perkebunan yang mempunyai arti penting bagi perekonomian Indonesia terutama dalam hal penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan petani, dan sumber devisa bagi negara. Oleh karenanya tidak mengherankan bahwa pada akhir 1970an perkembangan kakao di Indonesia sangat pesat. Keadaan iklim dan kondisi tanah tanah yang yang tersed tersedia ia dan sesua sesuaii untuk untuk pertum pertumbuh buhan an kakao kakao mamu mamungk ngkin inkan kan pengembangan perkebunan kakao di Indonesia (Zaenudin dan Baon, 2004). Cara Cara memp memper erba baik ikii tekn teknik ik budi budida daya ya sala salah h satu satuny nyaa adal adalah ah deng dengan an pemangkasan. Menurut Abdoellah dan Soedarsono (1996), pemangkasan kakao b bert ertuj ujuan uan untuk untuk menca mencapai pai efisie efisiensi nsi pemanf pemanfaat aatan an sinar sinar matah matahari ari seban sebanya yakk b bany anyakn aknya ya,, sehin sehingga gga tanam tanaman an mamp mampu u menc mencapa apaii produk produkti tivit vitas as yang yang tingg tinggi, i, mendeka mendekati ti potensi potensi yang yang dimili dimiliki. ki. Sedangk Sedangkan an Prawoto Prawoto (1998) (1998) mengem mengemukak ukakan an
nahwa, pemangkasan kakao merupakan salah satu upaya yang bertujuan untuk meng mengopt optim imumk umkan an laju laju fotos fotosin inte tesis sis.. Dala Dalam m keadaa keadaan n optim optimum um,, hasil hasil bersih bersih fotosi fotosint ntesi esiss maksi maksimu mum m dan distr distribu ibusin sinya ya ke organ organ yang yang memb membut utuhk uhkan anny nyaa berlangsung lancer. Dari Dari pelaksan pelaksanaan aan pemangk pemangkasan asan tanaman tanaman kakao kakao yang yang telah telah dilakuk dilakukan an diperoleh data yang tersaji pada tabel 8. Tabel 9. Waktu Pelaksanaan dan Jumlah Tanaman yang Dipangkas serta Jumlah HK/Ha Berdasarkan Data 13 Kelompok. Waktu Jumlah Tanaman yang Kelompok Pelaksanaan Jumlah HK/Ha Dipangkas (Menit) I 6 15 296.98 II 7 20 306.12 III 8 30 437.63 IV 12 30 356.67 V 10 75 529.08 VI 13 40 340.25 VI I 13 40 359.52 VI II 15 40 174.13 IX 12 93 81.19 X 17 52 39.5 XI 13 45 412.30 XI I 10 40 476.19 XI II 6 37 437.67 Berdasarkan data tersebut jumlah tanaman kakao yang dipangkas pada tiap kelom kelompok pok berbed berbeda-b a-beda eda.. Hal ini ini berdam berdampak pak pada pada waktu waktu pelaks pelaksana anaan an yang yang berb berbeda eda,, tergan tergantun tung g dari dari jumla jumlah h tanam tanaman an kakao kakao yang yang dipang dipangka kass pada pada tiap tiap kelom kelompok pok.. Perb Perbeda edaan an jumla jumlah h tanam tanaman an kakao kakao yang yang dipan dipangka gkass dikar dikarena enakan kan terbata terbatasnya snya jumlah jumlah tanaman tanaman pada lahan yang yang diberik diberikan an pada tiap kelompok kelompok.. Krit Kriteri eriaa pemang pemangka kasan san dilak dilakuka ukan n pada pada caban cabang g yang yang sekir sekirany anyaa mengh menghala alangi ngi penyinaran matahari bagi cabang lainnya, cabang yang menghadap searah dengan arah gravitasi bumi, cabang air, serta cabang yang bertabrakan dengan cabang lainnya. Rata-rata jumlah cabang yang dipotong dari tiga hitungan yang te belas kelompok yang melakukan percobaan ini adalah 10.923, sedangkan waktu ratarata yang dibutuhkan oleh tiap kelompok untuk melakukan pemangkasan tanaman kakao kakao adalah adalah 42.846 42.846 menit. menit. Hari kerja kerja (HK) (HK) per hektar hektar pemangk pemangkasan asan kakao berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan adalah 326.71. Data pemangkasan kakao kelompok kami menunjukkan bahwa, jumlah tanaman kakao yang dipangkas sebanyak sepuluh tanaman dalam waktu empat puluh menit. HK (Hari kerja) merupakan jumlah pohon yang dipangkas dibagi dengan prestasi kerja. Sedangkan prestasi kerja adalah hasil bagi dari banyaknya pohon yang dipangkas dengan HOK (Hari Orang Kerja). HOK adalah hasil kali waktu dengan tenaga kerja dibagi tujuh (tujuh nerupakan waktu rata-rata orang kerj kerja) a).. Berd Berdas asar arka kan n perh perhit itun unga gan n HK/H HK/Ha, a, nila nilaii HK/H HK/Haa kelo kelomp mpok ok kami kami menunjukkan nilai sebesar 476,19.
Dalam pelaksanaan pemangkasan kakao yang telah dilaksanakan, kami penggunakan penggunakan alat pangkas berupa gergaji dan gunting ranting. Terdapat beberapa hambatan hambatan dalam melakukan pemangkasan tanaman diantaranya diantaranya adalah, peralatan peralatan yang yang diguna digunakan kan terbat terbatas as dan kurang kurangny nyaa penge pengeta tahua huan n mahas mahasis iswa wa menge mengenai nai krit kriter eria ia rant rantin ing g atau atau caba cabang ng yang ang haru haruss dipa dipang ngka kass keti ketika ka mela melaku kuka kan n pemangkasan.
3.10 Pengendalian Gulma pada Tanaman Kopi Umumnya tanaman perkebunan merupakan tanaman tahunan yang rentan terhadap Organisme Penggaggu Tanaman (OPT). Salah satu OPT yang sering meng menggan ganggu ggu peme pemeli lihar haraan aan tanam tanaman an tahun tahunan an adala adalah h gulma gulma.. Gulm Gulmaa adala adalah h tumbuhan tumbuhan yang tumbuhnya salah tempat. Sebagai tumbuhan, gulma selalu berada di sekitar tanaman yang dibudidayakan dan berasosiasi dengannya secara khas. Karena luasnya penyebaran, gulma mempunyai berbagai nama sesuai dengan asal daera daerah h dan negar negarany anyaa sepert sepertii Weed Weed (Ingg (Inggris ris), ), Unkra Unkraut ut (Jerm (Jerman an), ), Onkru Onkruit it (Belanda) dan Tzao (Cina), serta banyak nama lainnya (Moenandir,1988). Pengend Pengendali alian an gulma gulma perlu perlu dilakuk dilakukan an karena karena gulma gulma merupak merupakan an pesaing pesaing bagi tanaman utama dalam memanfaatkan unsur hara, air, cahaya matahari, dan ruang tumbuh. Masalah gulma pada tanaman tahunan berbeda dengan tanaman semusim, karena pada umumnya masalah gulma pada tanaman tahunan lebih luas, ber berka kait itan an deng dengan an wakt waktu u yang yang terb terbat atas as tena tenaga ga kerj kerjaa dan dan biay biaya, a, sehi sehing ngga ga dibutuhkan cara yang efektif untuk mngendalikan gulma, salah satunya adalah deng dengan an meng menggu guna naka kan n herb herbis isid ida. a. Menu Menuru rutt Sukm Sukman an dan dan Yaku Yakup p (200 (2002) 2),, pengendalian gulma memggunakan senyawa kimia akhir-akhir ini sangat diminati terutam terutamaa untuk untuk lahan lahan pertania pertanian n yang yang cukup cukup luas. luas. Aldrich Aldrich (1984) (1984) menyat menyatakan akan bahwa bahwa herbisid herbisidaa memberi memberikan kan kontribu kontribusi si yang yang cukup cukup besarda besardalam lam rancanga rancangan n budidaya pertanian dengan menimumkan kehilangan hasil akibat gulma, dalam suatu sistem pertanian. Menur Menurut ut Sukm Sukman an dan dan Yakup Yakup (2002) (2002) herbi herbisid sidaa merup merupaka akan n alat alat yang yang canggih dalam pemberantasan gulma, serta memberikan keuntungan yang lebih dalam pemakaiannya. Adapun keuntungan yang diberikan oleh herbisida adalah : 1. Dapat Dapat mengend mengendali alikan kan gulma gulma sebelum sebelum mengg mengggang ganggu. gu. 2. Dapat Dapat mengen mengendali dalikan kan gulma gulma dila dilarika rikan n tanaman tanaman.. 3. Dapat Dapat mence mencegah gah kerus kerusakan akan perakara perakaran n tanama tanaman. n. 4. Lebih Lebih efektif efektif memb membunuh unuh gulma gulma tahunan tahunan dan dan semak semak belukar. belukar. 5. Dalam Dalam dosis dosis renda rendah h dapat dapat sebagai sebagai hormone hormone tumbu tumbuh. h. Berd Berdasa asarka rkan n kegiat kegiatan an peme pemeli lihar haraa aan n tanam tanaman an yang yang tela telah h dilak dilakuka ukan, n, kelompok kami menggunakan herbisida jenis glifosat dengan metode sprinkle (melingkar). Sebanyak tiga belas kelompok menggunakan lima jenis herbisida denga dengan n perla perlakua kuan n yang yang berbed berbeda-b a-beda eda,, sedan sedangka gkan n satu satu kelom kelompok pok lainn lainnya ya melakukan pengendalian gulma dengan metode manual. Pada Pada prakt praktiku ikum m kali kali ini, ini, kami kami mela melakuk kukan an pengen pengendal dalia ian n gulma gulma pada pada tana tanam man kopi kopi (Coffea Menuru rutt Mo Moen enan andi dirr (198 (1988) 8),, dari dari laha lahan n Coffea arabi arabica ca). Menu perkebunan kopi di Desa Ampelgading, Malang dengan ketinggian tempat 50-600 meter di atas permukaan laut, dengan struktur tanah lempung-liat-berpasir, curah hujan ± 1.500 mm per tahun dapat dicatat terdapat gulma penting yang menghuni
di sekitar tanaman pokok sebagai berikut : Setaria plicata (wuluhan), Paspalum conjugat conjugatum um (pahita (pahitan), n), Ageratum Ageratum conyzoid conyzoides es (wedusa (wedusan), n), Cynodon Cynodon dactylo dactylon n (grinting), (grinting), Imperata Imperata cylindrica cylindrica (alang-alang), (alang-alang), Eleusine indica (lulangan), Cyperus rotundus dan C. Kilinga (teki), Bidens biternata (ketul), Erechtites valerianifolia (jintrong) (jintrong) dan Panicum repens (lempuyangan). (lempuyangan). Adanya gulma dapat menurunkan menurunkan produksi biji 35%. Jenis Jenis herbisid herbisidaa yang yang digunaka digunakan n oleh oleh kelompok kelompok kami kami pada percobaan percobaan pem pemel eliha ihara raan an tanam tanaman an tahun tahunan an adalah adalah glufos glufosin inat. at. Ciri Ciri glufos glufosin inat at menur menurut ut Djojosu Djojosumar marto to (2006) (2006) diantara diantaranya nya adalah, adalah, Glufosi Glufosinat nat diproduk diproduksi si dalam dalam bentuk bentuk gluf glufos osin inat at-a -amo moni nium um.. Angg Anggot otaa sub sub kelo kelomp mpok ok orga organo nofo fosf sfat at yang yang dise disebu butt phosphi phosphinicnic-aci acid, d, glufosin glufosinat at merupak merupakan an herbisid herbisidaa kontak kontak (hanya (hanya sedikit sedikit sekali sekali yang ditranslokasikan dari pangkal ke ujung daun), non-selektif, dan bekerja dengan menghambat sintesis asam amino glutamin serta menghambat fotosintesis. LD50 oral (tikus) sebesar 1 620 (j)-2 000 mg/kg (b); LD50 dermal tikus > 4 000 mg/kg; LC50 inhalasi (4 jam, tikus) 1.26 mg/l udara; NOEL (2 tahun, tikus) 2 mg/kg bb/hari; dan ADI 0,02 mg/kg. Tabel 9 Menyajikan data persentase kematian gulma pada tanaman kopi dengan jenis herbisida dan metode semprot yang berbeda. Tabel 10. Data Persentase Kematian Gulma pada Tanaman Kopi dengan Jenis Herbisida dan Metode yang Berbeda Berdasarkan Data 13 Kelompok. Persen Kematian Kelompok Jenis He Herbisida Dosis/Konsentrasi (g (gr/L) (%) I Glikofosat 3L/Ha 80 II Glikofosat 3L/Ha 95 III Paraquat 2L/Ha 80 IV Paraquat 2L/Ha 99.9 V 2.4 DLiquid 2L/Ha 50 VI 2.4 DLiquid 2L/Ha 75 VI I 2.4 DLiquid 1.5L/Ha 80 VI II 2.4 DLiquid 1.5L/Ha 75 IX Metilsufuron 1L/Ha 90 X Metilsufuron 1L/Ha 72.5 XI Glufosinat 1.5L/Ha 78 XI I Glufosinat 1.5L/Ha 95 XI II Manual 95 Berd Berdasa asarka rkan n data data terse tersebut but,, terda terdapat pat kesam kesamaa aan n pada pada beber beberapa apa jenis jenis herbisida yang digunakan pada beberapa kelompok, yang memebedakan hanya p pada ada masin masing-m g-mas asing ing kelom kelompok pok mengg mengguna unakan kan metod metodee peny penyem empro prota tan n yang yang berb berbeda eda-be -beda da pula. pula. Dosis Dosis kon konse sentr ntrasi asi pada pada masi masingng-ma masin sing g jenis jenis herbi herbisid sidaa berebeda-beda. Glikofosat merupakan jenis herbisida dengan dosis konsentrasi terbesar, sedangkan metilsufuron adalah jenis herbisida dengan dosis konsentrasi terkecil. Persen kematian gulma yang diperoleh pada tiap-tiap kelompok juga berbeda tergantung dari jenis herbisida yang digunakan dan jenis gulma yang terda terdapat pat pada pada tanam tanaman an pok pokok. ok. Pers Persen en kemat kematian ian terbe terbesar sar diper diperole oleh h denga dengan n menggunakan herbisida jenis paraquat yaitu sebesar 99.9%, sedangkan metode yang yang digunaka digunakan n adalah adalah metode metode melingk melingkar ar dengan dengan dosis dosis konsent konsentrasi rasi 2 L/Ha. L/Ha.
Sedangk Sedangkan an persen persen kemati kematian an terkecil terkecil adalah adalah herbisid herbisidaa jenis. jenis. 2.4 DLiquid DLiquid yaitu yaitu sebesar sebesar 50% dengan dengan dosi konsent konsentrasi rasi 2 L/Ha. L/Ha. Pada Pada praktik praktikum um pemeli pemelihara haraan an tanaman tanaman tahunan kali ini, kelompok kami menggunakan herbisida jenis glufosinat dengan dosis konsentrasi sebesar 1.5 L/Ha dan metode yang digunakan adalah metode melingkar, persen kematian sebesar 95%. Menurut kelompok kami persen kematian yang berbeda-beda pada tiap kelompok dapat disebabkan oleh berbagai factor diantaranya adalah daya kekuatan herbisida yang bergantung pada jenis herbisid herbisidaa yang yang digunaka digunakan n dan jenis jenis gulma gulma yang mengganggu mengganggu pada tanaman tanaman pokok. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hal yang menghambat praktikum pem pemel eliha ihara raan an tanam tanaman an tahuna tahunan, n, hambat hambatan an-ha -hamb mbat atan an terse tersebut but antar antaraa lain lain terbatasnya terbatasnya alat yang digunakan seperti sarung tangan, gelas ukur, knapsack hand spray sprayer er dan dan maske maskerr sehing sehingga ga setia setiap p kelom kelompok pok mengh menghabi abiska skan n waktu waktu untuk untuk menunggu kelompok sebelumnya.
3.11 Tanaman Belum Menghasilkan Percobaan kali ini dilakukan di kebun percobaan yang berada di sawah baru. Dalam bercocok tanam padi sawah, untuk memperoleh hasil produksi yang ting tinggi gi terd terdap apat at sepu sepulu luh h kegi kegiat atan an yang yang haru haruss dila dilaku kuka kan, n, yait yaitu u : memb membua uatt persemaian yang baik, mengolah tanah yang sempurna, menggunakan varietas berproduksi tinggi, menanam dengan jarak tanam yang beraturan, pemeliharaan (pemupuk (pemupukan, an, penyian penyiangan, gan, pengenda pengendalia lian n hama dan penyaki penyakit, t, pengaira pengairan n yang yang cukup) pemanenan, dan pengolahan hasil panen. Jarak tanam padi bergantung dari varietas, jumlah dan kecepatan anakan, jumlah jumlah bibit yang ditanam. Varietas unggul baru umumnya ditanam dengan jarak tanam 20cm x 20 cm, sedangkan dengan metode system rice intensification intensification (SRI) jarak tanam lebih lebar dengan jumlah bibit yang ditanam 1-2 batang dengan umur bibit muda 5-7 hari setelah penyemaian. Dalam mencapai produksi yang tinggi, salah satu metode yang digunakan adalah mengendalikan gulma yang ada di sekitar tanaman. Karena gulma sangat berpengaruh terhadap hasil produksi yang akan dipanen. Gulma adalah tanaman yang yang tumbuh tumbuh bukan bukan pada tempatn tempatnya, ya, artiny artinyaa tanaman tanaman itu tidak tidak dikehend dikehendaki aki keberada keberadaanny annyaa oleh oleh penanam penanam.. Gulma Gulma yang yang selalu selalu berada berada di sekitar sekitar tanaman tanaman budidaya dapat menghambat pertumbuhan serta menurunkan hasil produksi. Tabel 11. Pemeliharaan pada Padi
Kelompok I II I II IV V VI VII VII I IX X XI XII XII I
Luas La Lahan (M²) 60 60 60 60 60 60 60 30 60 60 60 60 64
Waktu (Jam) 0.6 0.33 0.75 0.627 0.67 0.67 0.67 0.5 1.7 0.67 0.75 0.75 0.67
PK (M²/HK) 14 0 254.54 112.14 74.44 104.47 62.69 125.26 42 49.41 169.77 56.02 11 2 11 5
Keperluan HK/Ha 71.42 39.28 89.17 1 3 4 . 34 95.71 1 5 9 .5 0 4 7 9 .0 1 3 9 .9 9 2 01 . 67 1 43 . 3 1 7 8 .5 89.28 80.25
Berd Berdas asar arka kan n hasi hasill prak prakti tiku kum m yang yang dila dilaku kuka kan n oleh oleh kelo kelomp mpok ok kami kami dibandingkan dengan kelompok lain waktu yang relatif lama dan jumlah hari kerja kerja yang yang dibut dibutuhk uhkan an juga juga besar. besar. Hal Hal ini terja terjadi di karena karena setia setiap p kelom kelompok pok mempuny mempunyai ai luas lahan lahan yang berbedaberbeda-beda beda.. Sedangka Sedangkan n kelompo kelompok k yang yang waktu waktu pelaksanaannya sama akan tetapi hari kerja berbeda disebabkan karena rimbun tidaknya gulma yang tumbuh pada lahan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan prestasi kerja kelompok kami cukup tinggi dan hari hari kerja kerja yang yang dibut dibutuhk uhkan an juga juga cukup cukup renda rendah. h. Hal ini diseb disebabk abkan an karen karenaa beberapa hal yang telah kami sebutkan di atas.
Penutup
4.1. Kesimpulan Praktikum teknik budidaya tanaman ini meliputi teknik-teknik penyiapan laha lahan n hing hingga ga siap siap tana tanam m untu untuk k pert pertan anam aman an baru baru.. Dala Dalam m pela pelaks ksan anaa aann nnya ya memb membut utuh uhka kan n suat suatu u kete ketera ramp mpil ilan an untu untuk k mend mendap apat atka kan n tana tanama man n deng dengan an produktivitas yang tinggi seperti pemangkasan, pengendalian gulma, penanaman LCC dan sebagain sebagainya. ya. Selain Selain itu diberika diberikan n juga pengeta pengetahuan huan tentang tentang ciri-ci ciri-ciri ri tanaman yang akan dibudidayakan dengan kesesuaian lahan yang akan ditanam sehingga mahasiswa menjadi terampil dalam hal teknik budidaya tanaman. Pemb Pembuka ukaan an lahan lahan secar secaraa mekan mekanis is terbu terbukti kti lebih lebih efekti efektiff dan efisi efisien. en. Nam Namun, un, dalam dalam pelaks pelaksana anaann annya ya biay biayaa yang yang dibut dibutuhk uhkan an relat relatif if lebi lebih h tingg tinggii dibandingkan dengan pembukaan lahan secara manual. Hal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas penggunanya. sebaga gaii tana tanama man n penu penutu tup p tana tanah h lebi lebih h tepa tepatt L Leg egum umee Cove Coverr Crop Crop seba pengaplikasiaannya dialur daripada di tugal. Menurut kelompok kami, hal ini dapat terjadi karena dengan metode alur tidak dibutuhkan jarak tanam. Dalam kegiatan kegiatan pembibitan pembibitan kakao, daya kecambah kelompok tidak seluruhnya seluruhnya mencapai mencapai 100%, hal ini dapat terjadi karena kualitas benih yang digunakan kurang bagus, perawa perawatan tan yang yang kurang kurang intensi intensiff ataupun ataupun karena karena kondisi kondisi internal internal benih benih yang yang dorman.
4.2 Saran Terdapat berbagai hambatan dalam pelaksanaan praktikum ini, diantaranya fasilit fasilitas as yang kurang kurang memadai memadai,, jumlah jumlah alat alat praktiku praktikum m yang yang tidak tidak sebandin sebanding g dengan jumlah mahasiswa, serta waktu pelaksanaan praktikum yang terkadang tidak sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Namun secara keseluruhan, praktikum praktikum ini dapat berjalan sesuai tujuannya. tujuannya. Semoga di tahun-tahun berikuynya praktikum ini dapat berjalan lebih baik.
Daftar Pustaka Anonim. 1995. Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) . BIP Irian Jaya. Balai Informasi Pertanian Irian Jaya. No. 143/95. Anonim. 2000. Padi. Kantor Ristek dan Teknologi. Aldrich, R. J. 1984. Weed-Crop Ecology. Principles In Weed Management. Bretoon Publisher . California. 456P. Djojosumarto, Panut. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian . Kanisus, Yogyakarta. Djojosumanto, Panut. 2008. Pestisida & Aplikasinya . PT Agromedia Pustaka, Jakarta. Ekha, Isvasta. Dilema Pestisida. Tragedi Revolusi Hijau . Kanisus, Yogyakarta. Irawa Irawan, n, G, Danan Danang, g, J. dan SH. SH. 200 2003. 3. Kopi Kopi Tetap Tetap Jadi Jadi Andala Andalan n Ekspo Ekspor r . www.google.com/sinarharapan. (26 September 2006) Koswara Koswara,, Engkos. Engkos. Pen Penga garu ruh h Pena Penamb mbah ahan an Pupu Pupukk Nitr Nitrog ogen en Terh Terhad adap ap Efektifitas Efektifitas Dan Effisiensi Herbisida Glifosat Untuk Mengendalikan Gulma Alang Alang (Imperata cylinrica (L.) Beauv).Skripsi. Program Sarjana. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor Moenandir, Jody, Dr. Ir. Dipl. Agr. Sc. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. PT Raja Grafindo Pesada, Jakarta. Prawoto, Prawoto, A.A. A.A. 1998. 1998. Kuantif Kuantifikas ikasii Kriteria Kriteria Pemangka Pemangkasan san Tanaman Tanaman Kakao Kakao Melalui Pendekatan Indeks Luas Daun. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao . 14(2): 173-181 Rismiwati, Rina, Tri. 2005. Pengelolaan Pemanenan Kakao (Theobroma cacao L.) di Kebun Batulawang PT Perkebunan Nusantara VIII Ciamis, Jawa Skripsi. Program Program Sarjana Sarjana.. Program Program Studi Studi Agronom Agronomii Fakulta Fakultass Pertani Pertanian. an. Barat.Skripsi. Institut Pertanian Bogor Roshid, Ibnu. 2006. Kajian Aplikasi Campuran Herbisida Glifosfat Dengan Metilsulfuron Metil Dalam Pengandalian Beberapa Gulma Pertanian . Skripsi. Program Sarjana. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Ruhiat. 2006. Pengelolaan Panen dan Pasca Panen Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) di Kebun PT Topasari, Kabupaten Labak, Banten . Skripsi.
Program Sarjana. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor Siskumbang, Siskumbang, Z., A. Pasaribu Pasaribu dan Mayang S. M. 2004. Prospek Pembangunan Industri dan Ekspor Hasil Olahan Kakao Indonesia. Simposium Kakao 2004, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Hal 1. Santosa, Undang. 2001. Memilih Loaksi Budidaya Tanaman. Departemen pendidikan nasioanal, Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK . Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta. Sukman, Yernelis, Hj., Yakup.Gulma & Teknik Pengendaliannya . PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. http://ditjenbun.deptan.go.id/web/images/stories/fruit/komoditi%20kakao (21 Maret 2007) http://ditjenbun.deptan.go.id/web/images/stories/fruit/komoditi%20karet (21 Maret 2007) http://ditjenbun.deptan.go.id/web/images/stories/fruit/komoditi%20kopi (21 Maret 2007)