BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakang Belakang Masalah
Media massa adalah sarana informasi dan komunikasi untuk umum dalam bentuk cetak, elektronik, atau bentuk lain. Media massa merupakan sarana publikasi berbagai bidang kehidupan. Oleh Ole h karena itu, bahasa media massa akan mencak mencakup up berbag berbagai ai bidang bidang kehidu kehidupan pan.. Media Media massa massa sering sering dijadi dijadikan kan sebagai sebagai barometer dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar oleh masyarakat. masyarakat. Di Di sini kami sebagai sebagai penyusun penyusun berada pada posisi menyanggah menyanggah dari apa yang di maksud tersebut. Menurut Hendry (narasumber Sekretaris enderal !ersatuan "arta#an Indonesia$ menilai, ada sekitar %& persen dari ') media yang kurang sehat dan tidak sehat menurut data De#an !ers (*&&+$. Di sini kami ingin membuktikan bah#a tidak semua media massa merusak bahasa Indonesia berdasarkan arguemenargumen para ahli yang di perkuat dengan fakta dalam kehidupan seharihari. Media Media massa massa saat ini baik baik media media elektro elektronik nik maupun maupun cetak cetak dalam dalam hal penggunaan bahasa Indonesia masih kurang baik, terlihat dari bahasa yang digunakan dalam media massa saat ini. contohnya -anti malam kita menonton/ seharu seharusny snyaa -Mala -Malam m nanti nanti kita kita meno menont nton on/. /. Inil Inilah ah yang yang sekar sekaran ang g menj menjad adii permasalahan terkait dengan bahasa Indonesia yang penggunaannya dengan baik dan benar menurun karena orang cenderung mengikuti bahasa yang ada pada media massa. 0rgumenargumen dari beberapa orang yang mengatakan bahasa media massa adalah bahasa yang tidak merusak bahasa Indonesia, melainkan bahasa yang memperkaya bahasa Indonesia. Media massa juga termasuk salah satu media dalam perkembangan teknologi di 1aman era globalisasi sekarang ini, dimana tidak hanya perkembangan teknologi saja, tetapi juga perkembangan bahasapun turut berkembang le#at media massa.
1.2 Rumusan Masalah 1. 0pa itu bahasa media massa 2 2. 0pa saja ciriciri bahasa media massa 2 3. 3agaimana dampak positif dan negatif dari bahasa media massa2
1.3 Tujuan Penulsan
4ujuan dari penulisan makalah ini di antaranya adalah 5 ). *. 7.
Mengetahui pengertian bahasa media massa6 Mengetahui cirriciri bahasa media massa6 Mengetahui dampak positif dan negatif dari bahasa media massa.
BAB II PEMBAHA!AN
2.1 Pengertan Bahasa Me"a Massa
3ahasa Media massa atau bisa juga disebut bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan #arta#an dalam menulis berita. Disebut juga sebagai 3ahasa 8omunikasi Massa (9anguage of Mass :ommunication, atau disebut pula dengan e#spaper 9anguage$, yakni bahasa yang digunakan dalam komunikasi melalui media massa, baik komunikasi lisan (tutur$ di media elektronik seperti radio dan 4;, maupun komunikasi tertulis seperti media cetak. Dengan ciri khas singkat, padat, dan mudah dipahami.
2.2 #r$#r Bahasa Me"a massa
3ahasa jurnalistik memiliki )+ ciri utama yang berlaku untuk semua bentuk media massa. =akni singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, populis, logis, gramatikal, menghindari kata tutur, menghindari kata dan istilah asing, pemilihan diksi atau kata yang tepat, kalimat aktif , menghindari katakata teknis, dan sesuai dengan kaidah etika atau >jaan =ang Disempurnakan (>=D$. 3erikut perinciannya5
). Sederhana5 selalu memilih kata atau kalimat yang mudah dimengerti oleh sebagian besar khalayak atau pembaca *. Singkat5 langsung menuju kepada pokok masalah atau pembahasan. 3ahasa jurnalistik dilarang berteletele, tidak berputarputar, dan tidak menyulitkan pembaca dalam memahami maksud yang ingin disampaikan. 7. !adat5
3ahasa
urnalistik
setiap kalimat dan paragraf memuat
harus banyak
sarat informasi, informasi
artinya
penting
dan
menarik, serta layak untuk disajikan kepada pembaca ?. 9ugas5 tegas, tidak
ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau
penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan pembaca dalam memahami maksud yang ingin disampikan dalam sebuah berita . elas5 mudah dipahami atau ditangkap maksudnya, tidak baur, atau dengan kata lain jelas susunan kalimat sesuai dengan kaidah subjekpredikat objekketerangan (S!O8$ +. ernih5 tidak menyembunyikan sesuatu yang bersifat negatif seperti fitnah atau prasangka %. Menarik5 mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, atau membuat pembaca penasaran sehingga timbul rasa ingin terus membaca '. Demokratis5 bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau dapat diartikan penyamarataan status sosial. 3ahasa jurnalistik memperlakukan
siapa
pun
secara
sama
rata,
baik
itu presiden, buruh, petani, bahkan pemulung, semua diperlakukan sama dalam hal teknis penyajian informasi
@. !opulis5setiap diksi atau kata, istilah, atau kalimat apa pun bentuknya harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran khalayak, pendengar, pemirsa, atau pembaca )&.9ogis5 apa pun yang ada dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraf dalam karya jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat (common sense$ )).Aramatikal5 kata, istilah, atau kalimat apapun yang dipakai dan dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku )*.Menghindari kata tutur5 menghindari bahasa seharihari secara informal, misalnya katakata yang biasa dipakai dalam percakapan di #arung kopi, terminal, bus kota, atau di pasar )7.Menghidari kata dan istilah asing5 tidak terlalu banyak menggunakan istilah
asing.
Selain
tidak
informatif
dan
komunikatif
juga
membingungkan pembaca )?.!ilih kata (diksi$ yang tepat5Setiap kalimat yang disusun tidak hanya harus produktif tapi juga tidak boleh keluar dari asa efektifitas, artinya pemilihan setiap kata yang digunakan untuk sebuah berita harus tepat ).Mengutamakan kalimat aktif5 8alimat aktif lebih disukai oleh pembaca ketimbang kalimat pasif, maka disarankan menggunakan kalimat aktif dalam bahasa jurnalistik )+.Menghindari kata atau istilah teknis5 sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut, Sebagai contoh, berbagai istilah teknis dalam dunia kedokteran, 8alau pun tak terhindarkan, maka istilah teknis tersebut harus disertai dengan penjelasan dan ditempatkan dalam tanda kurung.
2.3 #%nt%h &ata "an &almat "alam Bahasa 'urnalstk
Merujuk pada prinsip bahasa jurnalistik yaitu singkat, padat, lugas, sederhana, lancar, jelas, dan menarik, untuk itu dibuat ketentuan dalam bahasa jurnalistik, antara lain5 ). !enggunaan kata harus ekonomis, :ontohnya5 a. Melakukan pencurian B mencuri b. Mengajukan saran B menyarankan c. Melakukan pemerasan B memeras
*. Disarankan menggunakan kalimat aktif, contohnya5 a. !emerintah mengatakan, harga 3ahan 3akar Minyak (33M$ akan naik (8alimat 0ktif$ b. Harga 3ahan 3akar Minyak akan dinaikkan pemerintah (8alimat !asif$ Dengan bahasa jurnalistik diharapkan sebuah informasi dapat mudah dimengerti oleh mereka dengan ukuran intelektual yang minimal, sehingga sebagian
besar
masyarakat
yang
melek
huruf
dapat
menikmati
isinya. "alaupun demikian, pada intinya bahasa jurnalistik yang baik haruslah sesuai normanorma tata bahasa yangantara lain terdiri atas susunan kalimat yang benar dan pemilihan kata yang tepat. 2.( Pen)m*angan Bahasa Me"a massa
Meskipun bahasa jurnalistik mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan, namun masih terlihat penyimpangan terhadap kaidah bahasa jurnalistik yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Demikian pula penyimpangan mengenai tataran tanda baca. !enyimapangan bahasa jurnalistik ini sepertinya menjadi hal yang la1im, sehingga bahasa jurnalistik dianggap sebagai
perusak bahasa Indonesia. Mestinya bahasa junalistik tetap harus mengacu pada kaidah bahasa yang telah baku, karena media massa sangat erat kaitannya dengan masyarakat. 0dapun beberapa penyimpangan bahasa jurnalistik dari kaidah bahasa Indonesia baku, yaitu5 ).
!enyimpangan 8lerikal (>jaan dan 4anda 3aca$ 8esalahan ini sering kali kita temukan dalam media massa, baik dalam
penulisan kata, seperti umat ditulis umCat, kha#atir ditulis kuatir, jad#al ditulis jadual, sinkron ditulis singkron. Dan kesalahan tanda baca juga dapat ditemui dalam penggunaan tanda titik, tanda koma, tanda hubung, dan lainlain. Dalam memilih ejaan kata yang tepat kita harus memerlukan sedikit ketelitian. 8arena bahasa Indonesia banyak memiliki bentuk kembar, seperti kata risikoresiko, sekadarsekedar, SeninSenen, filmpilem, juangjoang. Memang katakata seperti itu sering kali membuat kita bingung dan akhirnya kita membuat kesalahan dalam penulisannya. 3iasanya hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari bahasa daerah. Maka kita harus memilih ejaan yang sesuai dengan >jaan =ang Disempurnakan. *. !enyimpangan Aramatikal !enyimpangan gramatikal ini terdiri atas5 a. 8esalahan !emenggalan 8esalahan pemenggalan kata dalam media massa terkesan asal penggal saja. Hal ini dikarenakan pemenggalannya menggunakan program komputer bahasa asing. Dal hal ini bisa diatasi dengan program pemenggalan bahasa Indonesia. b. !enyimpangan Morfologis !enyimpangan ini sering dijumpai pada judul berita dalam media massa yang menggunakan kalimat aktif, yaitu pemakaian kata kerja tidak baku dengan penghilangan afiks. 0fiks pada kata kerja yang berupa prefiks atau a#alan dihilangkan. Misalnya5 -Muluskan 3oediono, 9obi 8omisi I/, -:emburu, !elajar 3unuh !elajar/, -gaku 3uat aga Diri 3apak3apak Ditangkep !ulisi 8arena 3a#a Sajam/. c. 8esalahan Sintaksis
8esalahan ini yaitu berupa pemakaian tata bahasa atau struktur kalimat yang kurang benar sehingga sering mengacaukan arti dari kalimat tersebut. Hal ini disebabkan karena logika penulis yang kurang bagus. :ontoh5 -8erajinan 8asongan 3anyak Diekspor Hasilnya 8e 0merika Serikat/. udul tersebut seharusnya ditulis, -Hasil 8erajinan Desa 8asongan 3anyak Diekspor 8e 0merika Serikat/. 7.
!enyimpangan Semantik 8esalahan ini sering dilakukan dengan alasan kesopanan (eufemisme$ atau
menimbulkan dampak buruk pemberitaan
dan untuk
melebihlebihkan
(bombastis$. :ontoh5 !enyesuaian tarif 33M merupakan kebijakan pemerintah yang tidak populis. !emakaian kata penyesuaian tarif, tidak dapat dimaknai dari segi makna lugas saja melainkan juga harus dilihat dari makna figuratif (kias$ yang mengandung eufimismedengan alasan kesopanan. ?.
!enyimpangan Dari 0spek 8e#acanaan !enyimpangan ini
dapat
diketahuai dari aspek
ke#acanaan dari
penggunaan bahasa yang dilihat dari makna bahasa yang berkaitan dengan aktiEitas dan sistemsistem di luar bahasa. :ontoh penyimpangan dari aspek ke#acanaan ini yaitu berita tentang tragedi kematian Munir (!ejuang H0M$. Meski pelaku dan dalang pembunuhnya belum ditemukan, namun media massa telah membentuk opini masyarakat tentang para pelakunya. !emberitaan tersebut memiliki pendapat yang berbeda dari masingmasing media sehingga menjadikan isi berita menjadi tidak realistis. 3ahkan, terlalu dibesarbesarkan sehingga membuat para pembacanya bingung. !ermasalahan yang muncul adalah masalah peminjaman istilahistilah atau katakata asing yang pada dasarnya sudah populer di masyarakat. !enggunaan istilah asing tersebut telah bertaburan di media massa. 4etapi, penggantian istilah asing yang tidak ada penggantinya dalam bahasa Indonesia akan menimbulkan kesulitan. Fntuk menghindari kesalahankesalahan tersebut, maka perlu dilakukan penyuntingan atau editing
baik menyangkut pemakaian kalimat, pilihan kata,
ejaan, serta pemakaian bahasa jurnalistikyang baik secara umum. 0gar penulis
atau #arta#an mampu memilih kosakata yang tepat, maka
mereka dapat
memperkaya kosakata dengan latihan penambahan kosakata dengan teknik sinonimi, dan antonimi. Dalam teknik sinonimi penulis dapat mensejajarkan kelas kata yang sama, yang nuansa maknanya sama atau berbeda. Dalam teknik antonimi penulis bisa mendaftar katakata dan la#an katanya.
2.+ Dam*ak Bahasa Me"a Massa Terha"a* Bahasa In"%nesa
3anyak orang yang mengatakan bah#a bahasa dalam media massa merusak bahasa Indonesia. Salah satunya dalam diskusi kelompok tentang 3ahasa Media Massa dalam 8ongres I 3ahasa Indonesia, 8amis 7& Oktober, *&&' di akarta, Hendry (narasumber Sekretaris enderal !ersatuan "arta#an Indonesia$ menilai, bah#a ada sekitar %& persen dari ') media yang kurang sehat dan tidak sehat menurut data De#an !ers (*&&+$. amun tidak semua bahasa dalam media massa kurang sehat dan baik. Media massa juga mempunyai manfaat dan peran penting dalam perkembangan bahasa dan pendidikan. Menurut !rof Dr Mikihiro Moriyama, dosen bahasa Indonesia pada an1an FniEersity di agoya, epang, - !ada masa pemerintahan orde baru, Indonesia hanya menggunakan bahasa resminya yaitu bahasa Indonesia yang digunakan di ruang publik, sedangkan bahasa asingnya hanya bahasa Ingris /. Ia juga berkata - amun, sekarang di media massa, khususnya teleEisi, kita bisa mendengar berita dalam bahasa a#a, Sunda, juga bahasa Mandarin, padahal dulu semasa Orba bahasa Mandarin tidak diperkenankan digunakan di ruang publik /. Dan menurut !rof.Dr. Hendry H Hoed bah#a - bahasa media massa tidak merusak bahasa Indonesia, melainkan memperkaya bahasa Indonesia karena penggunaan bahasa media massa di sesuaikan dengan karakteristik masing masing dari pembaca, tetapi bahasanya masih terpaku pada kode etik jurnalistik/. Misalnya pada media cetak berupa 8oran 8ompas yang bahasanya di sesuiakan dengan pembacanya, seperti orang yang bekerja di kantor. 3erbeda dengan 8oran kompas yang menggunakan bahasa intelektual majalah Aaul yang bahasanya menggunakan bahasa gaul kerena di sesuaikan dengan pembacanya, seperti anak remaja.
3ahasa dalam media massa juga mempunyai fungsi sebagai media pembelajaran di sekolah. 8arena menurut 0ri Subagyo, 8oordinator 3idang 9itbang Gorum 3ahasa Media Massa (G3MM$ :abang Daerah Istime#a =ogyakarta bah#a -3ahasa media massa disadari atau tidak menjadi salah satu acuan dalam penggunaan bahasa, baik Indonesia, daerah maupun bahasa asing dengan baik dan benar, oleh karena itu fungsi atau peran media massa tidak sebatas menyebarluaskan informasi, kontrol sosial, sumber gagasan, dan mendidik masyarakat, tetapi lebih dari itu juga memberi pembelajaran dalam penggunaan bahasa dengan baik dan benar. Selain itu, Ia juga mengatakan -Mendidik masyarakat melalui media massa tidak sebatas untuk membuka #a#asan dan me#ujudkan masyarakat melek informasi, namun lebih dari itu juga terkait dengan bahasa. Sebab, bahasa yang digunakan media massa terutama media cetak, sudah la1im dijadikan acuan masyarakat dalam berbahasa, bahkan bisa dijadikan bahan pelajaran di sekolah/. Sedangkan banyak orang menilai bahasa dalam media itu kurang baik dan benar dan terlau Eulgar dan bebas. Seperti menurut Sasongko 4ejo, 8etua Fmum G3MM Indonesia mengatakan -Sebagian besar media massa belum memiliki komitmen dan perhatian soal kebahasaan. 9ebih banyak (media massa$ yang berorientasi kepada pasar/. amun pada dasarnya bahasa dalam media massa yang salah adalah kesalahan narasumber dan #arta#an. Menurut 4D 0smadi, 8etua Gorum 3ahasa Media Massa (G3MM$ !usat mengatakan -3anyak kesalahan bahasa di media massa yang dilakukan tidak saja oleh nara sumber, tetapi justru dari pemahaman #arta#annya/. adi, apa yang diomongkan nara sumber tanpa dipahami makna bahasanya langsung dikutip dan ditulis #arta#an, sehingga justru terjadi kesalahan bahasa pada media massa Selain itu, 4D 0smadi menilai -Media massa terjebak dengan penggunaan bahasa teknis instansi misalnya di kepolisian seperti 48! (tempat kejadian perkara$, curanmor (pencurian kendaraan bermotor$, maupun raskin (beras untuk #arga miskin$. 8eadaan itu jelas akan mempengaruhi pengembangan 3ahasa Indonesia di media massa yang menyebabkan menjadi kurang baik/.
Dan mengapa bahasa media massa saat ini terkesan Eulgar, terbuka dan banyak menggunakan bahasa pasar2. 8arena hal tersebut adalah tuntutan perkembangan teknologi dan kecepatan pada media untuk menyampaikan informasi yang mudah di serap oleh masyarakat selain itu juga di latar belakangi oleh kebebasan pers. Hal ini menurut 0r#an 4uti 0rtha, redaktur senior 8edaulatan
masyarakat.
Menurut 0rifin
0sydhad,
"akil
!emimpin
Detik.com dalam diskusi di 9embaga !ers Dr. Soetomo, akarta, umat *7 Oktober *&&@. Mengatakan -"alau ia mendukung penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, akomodasi terhadap bahasa pasar terpaksa dilakukan, Seiring kecepatan penyampaian informasi dan demi kecepatan pe mbaca dalam memahami konten yang disampaikan. Selain 0rifin,
BAB III PENUTUP 3.1 &esm*ulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bah#a bahasa junalistik itu merupakan bahasa yang digunakan oleh para pe#arta berita dalam menyampaikan infomasi atau berita khususnya media massa. Dan penggunaan bahasa Indonesia dalam ragam jurnalistik secara umum masih belum sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini karena para redaktur dan editor surat kabar masih belum sepenuhnya berpedoman pada >jaan =ang Disempurnakan (>=D$, serta masih kurangnya pengetahuan para #arta#an mengenai pemakaian ejaan dan tata tulis yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sehingga mengakibatkan adanya penyimpanganpenyimpangan dalam media
massa. Seperti, penyimpangan klerikal (ejaan dan tanda
penyimpangan gramatikal
baca$,
(pemenggalan, morfologis, dan sintaksis$,
dan
penyimpangan semantik serta penyimpangan dari aspek ke#acanaannya. Dan penggunaan bahasa yang belum sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia tersebut dapat berpengaruh pada penggunaan dan pengembangan bahasa Indonesia di masyarakat. 8arena media massa yang beredar di masyarakat memberikan banyak konstribusi yang besar terhadap upaya memasyarakatkan bahasa Indonesia yang baik dan benar melalui tulisantulisannya, khususnya pada halaman utama dan terakhir yang biasa pertama kali dibaca oleh pembaca.
Daftar !ustaka
Muna. *&)7. Bahasa Media Massa Tidak Merusak Bahasa Indonesia. onlineJ dalam mbakmuna01.blogspot.com/2013/10/bahasa-media-massa-tidakmerusak-bahasa.html . Diakses pada )& Maret *&). !anggabean, ason "alker. *&)7. Bahasa Jurnalistik dan Media Massa alam !erkembangan Bahasa. onlineJ dalam "ason#alkerpanggabean . blospot . com /2013/0$/makalah-bahasa-"urnalistik-dan-media.html