Propaganda Politik Melalui Media Massa : Analisa Dari Perspektif Teori Agenda Setting
Oleh : Gun Gun Heryanto *
ABSTRAK
Propag Propaganda anda dalam dalam politi politikk mem memain ainkan kan peran peran yang sangat sangat penting penting karena karena merupak merupakan an satu satu dianta diantara ra pendeka pendekatan tan persuasi persuasi politi politikk selain selain periklanan dan retorika. Dalam praktiknya, propaganda mengelaborasi pesan politik guna mendapatkan pengaruh secara persuasif. Biasanya diguna digunakan kan oleh oleh seseoran seseorang g atau atau sekelom sekelompok pok orang orang teror terorgan ganisi isirr yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan individuindividu masyarakat yang dipersatukan melalui manipulasi psikologis. Sementara itu, tak dapat dimungkiri bahwa hampir seluruh pendekatan persua persuasi si kepada kepada khalayak khalayak di era informa informasi si ini menempa menempatka tkan n media media massa sebagai instrumen saluran yang mesti digunakan. Media massa mempen mem pengaru garuhi hi perseps persepsii khalay khalayak ak tentan tentang g apa yang anggap anggap pentin penting. g. Dalam Dalam perspek perspektif tif teori teori agenda agenda settin setting, g, propag propaganda anda akan akan berjala berjalan n efektif, jika ada upaya pengemasan pesan dalam prioritas isi media. Isi pesan inilah yang menjadi tawaran dalam mempengaruhi cara berpikir kalayak. Prinsipnya sebenarnya “to tell what to think about” artinya membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting.
Key Words : Komunik Komunikasi asi Politik, Politik, Propag Propaganda anda,, Media Media Massa, Massa, Teori eori Agenda Agenda Setting, Citra Politik, Perubahan Persepsi
Pendahuluan
Diantar Diantaraa bahasan bahasan yang yang menonj menonjol ol dalam dalam kajian kajian Komuni Komunikas kasii Politi Politik k adalah adalah menyangk menyangkut ut isi pesan. pesan. Bahasa Bahasan n ini sama sama penting pentingny nyaa dari dari bahasan bahasan komunik komunikato atorr, media, khalayak dan efek komunikasi politik. Dalam beberapa literatur disebutkan, inti komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu *
Dosen Dosen di Fakult Fakultas as Dakwah Dakwah dan Komuni Komunikas kasii UIN Jakart Jakartaa dan Sekre Sekretar taris is Pusat Pusat Pengka Pengkajia jian n Komunikasi dan Media (P2KM). Kontak Pribadi : 081314272883. Email :
[email protected]
1
pengar pengaruh. uh.
Urgen Urgensiny sinyaa dalam dalam suatu sistem sistem politik politik tak diraguk diragukan an lagi, karena karena
komunik komunikasi asi politi politik k terjad terjadii saat saat keselu keseluruh ruhan an fungsi fungsi dari dari sistem sistem politi politik k lainny lainnyaa dijalankan. Tulisan ini, berupaya mengelaborasi masalah pesan politik terutama terutama yang ada kaitannya dengan aktivitas persuasi. Fokus bahasan berkaitan dengan propaganda sebagai salah satu pendekatan persuasi yang sangat populer dan banyak dilakukan oleh oleh
komu komuni nika kattor
poli politi tik k
seja sejak k
dahu dahullu
hing hingga ga
saat aat
ini. ni.
Kar Karena ena
dala dalam m
perkembanganny perkembangannyaa media massa banyak banyak digunakan digunakan sebagai sebagai medium penyampaian penyampaian pesan yang sangat diminati, maka bahasan ini secara spesifik mengamati propaganda polit politik ik melalu melaluii media media massa. massa. Teori eori agenda agenda settin setting g diper dipergun gunakan akan sebagai sebagai piliha pilihan n kerangka analisa dengan pertimbangan relevan dengan substansi pembahasan. Untuk melengkapi bahasan, juga akan dikemukan kritik terhadap terhadap beberapa konsepsi pokok teori tersebut.
Propaganda Sebagai Pendekatan Persuasi Politik Konseptualisasi
Menuru Menurutt Dan Nimmo Nimmo ada tiga tiga pendeka pendekatan tan kepada kepada persua persuasi si politi politik, k, yakni yakni propaganda, periklanan dan retorika. Semuanya serupa dalam beberapa hal yakni bertujuan purposif (purposif ), ), disengaja (intensional (intensional ) dan melibatkan pengaruh; terdiri atas hubunga hubungan n timbal timbal balik balik antara antara orangorang-ora orang ng dan semuany semuanyaa menghas menghasilk ilkan an berbaga berbagaii tingkat perubahan dalam persepsi, kepercayaan, nilai dan pengharapan pribadi. Tentu saja ketiganya juga memiliki kekhususan yang membedakan satu dengan lainnya.1
2
Bany Banyak ak ahli ahli mend mendef efin inis isik ikan an pers persua uasi si,, sala salah h satu satuny nyaa adal adalah ah Erwi Erwin n P. Bettin Bettinghau ghaus. s. Menuru Menurutt dia, dia, persua persuasi si tidak tidak lain lain adalah adalah usaha usaha yang yang disada disadari ri untuk untuk mengubah sikap, kepercayaan atau prilaku orang melalui transmisi pesan. Bisa saja, banyak banyak definisi definisi yang dikemukakan, dikemukakan, tapi diantara diantara karakteris karakteristik tik umumnya umumnya persuasi persuasi selalu melibatkan tujuan melalui pembicaraan. Sifatnya juga dialektis dan merupakan proses proses timbal balik. Dalam hal ini dengan sengaja atau tidak menimbulkan menimbulkan perasaan responsif pada orang lain. Selain dia juga bercirikan kemungkinan.2 Dari ketiga pendekatan persuasi seperti disebut di atas, propaganda memiliki catatan konseptual dan histroris yang menarik untuk diamati. Menurut Jacques Ellul dalam dalam Dan Nimmo, Nimmo, propaga propaganda nda sebagai sebagai komunik komunikasi asi yang yang digunak digunakan an oleh oleh suatu suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindaka tindakan-t n-tind indaka akan n suatu suatu massa massa yang yang terdir terdirii atas atas indivi individudu-ind indivi ividu, du, dipers dipersatu atukan kan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungkan di dalam suatu organisasi.3 Istilah Istilah propaganda propaganda ini dapat ditelusuri ditelusuri hingga masa Paus Paus Gregorius Gregorius XV yang membentuk suatu komisi para kardinal, Congregatio de propaganda Fide, Fide, untuk menum menumbuh buhka kan n keima keimana nan n kris kristi tiani ani diant diantar araa bangs bangsaa-ba bangs ngsaa lain lain.. Namu Namun n pada pada perkembangannya, propaganda meluas ke wilayah politik, yakni yakni diperuntukan untuk memperoleh pengaruh dan pada akhirnya kekuasaan. Praktek propaganda misalnya pernah dilakukan Partai Nazi, Hitler. Dengan manipulasi lambang dan oratori yang penuh penuh emosi, emosi, Hitler Hitler membang membangkit kitkan kan rasa rasa identi identifik fikasi asi,, komitm komitmen en dan keseti kesetiaan aan
3
khalayak. khalayak. Kata-kata Kata-kata yang sangat populer waktu itu “ Ein Ein Volk, ein Reich,ein Fuhrer ” (satu bangsa, satu imperium, satu pemimpin). Ellul Ellul membua membuatt tipolo tipologi gi propag propaganda anda yang yang menari menarik. k. Menuru Menurutny tnya, a, ada tipe tipe propaganda politik dan tipe propaganda sosiologi. Yang pertama, beroperasi melalui imba imbaua uann-im imbau bauan an khas khas berj berjang angka ka pend pendek. ek. Bias Biasany anyaa meli melibat batkan kan usaha usaha-u -usa saha ha pemerintah, partai atau golongan berpengaruh untuk mencapai tujuan strategis atau taktis taktis..
Sement Sementara ara yang kedua, kedua, tipenya tipenya berangs berangsur ur-an -angsu gsurr, meremb merembes es ke dalam dalam
lembaga-lembaga ekonomi, sosial dan politik. Melalui propaganda orang disuntik dengan dengan suatu suatu cara cara hidup hidup atau atau ideolo ideologi. gi. Hasiln Hasilnya ya,, suatu suatu konseps konsepsii umum umum tentan tentang g masyarakat yang dengan setia dipatuhi oleh setiap orang kecuali beberapa orang yang dianggap sebagai “penyimpang (deviants (deviants)”. )”. Berk Berkai aita tan n denga dengan n kons konsep epsi si ini ini diken dikenal al adany adanyaa prop propaga agand ndaa agit agitas asii dan propa propagand gandaa integr integrasi asi.. Agitas Agitasii berusa berusaha ha agar orangorang-ora orang ng bersed bersedia ia member memberikan ikan pengor pengorbana banan n yang yang besar besar bagi tujuan tujuan yang yang langsu langsung, ng, mengor mengorbank bankan an jiwa jiwa mereka mereka dala dalam m usah usahaa mewu mewuju judka dkan n cita cita-c -cit itaa dala dalam m taha tahapp-ta taha hap p yang yang meru merupak pakan an suat suatu u rangkai rangkaian. an. Sement Sementara ara propaa propaagand gandaa integr integrasi asi menggal menggalang ang kesesu kesesuaia aian n di dalam dalam menge mengeja jarr tuju tujuanan-tu tuju juan an jang jangka ka panj panjang ang.. Mela Melalu luii propa propaga ganda nda ini ini orang orang-o -ora rang ng mengabdikan diri kepada tujuan-tujuan yang mungkin tidak akan terwujud dalam waktu bertahun-tahun.
Propaganda Vertikal : Satu Kepada Banyak
4
Propag Propaganda anda dalam dalam realit realitasny asnyaa mengamb mengambil il bentuk bentuk vertik vertikal al dan horizo horizonta ntal. l. one-toBentuk yang pertama adalah representasi propaganda satu-kepada-banyak ((one-tomany). many). Seme Sement ntar araa prop propaga agand ndaa horiz horizont ontal al beker bekerja ja lebi lebih h di antar antaraa keang keanggot gotaa aan n kelompok ketimbang dari pemimpin kepada kelompok. Artinya yang kedua lebih bany banyak ak
meng menggu gunak nakan an
komu komuni nika kasi si inte interp rper erso sonal nal dan komu komuni nika kasi si orga organi nisa sasi si,,
ketimbang melalui komunikasi massa. Kala Kalau u
dulu dulu
komu komuni nika kasi si
satu satu-k -kep epad adaa-ba bany nyak ak
mung mungki kin n
diwa diwaki kili li
oleh oleh
propagandis propagandis-propa -propagandis gandis lewat pidato-pidat pidato-pidato o keliling keliling di depan kumpulan kumpulan partisan partisan mereka, tapi sekarang hal ini lebih sering dilakukan melalui media massa. Ada bebera beberapa pa hal pokok pokok yang yang biasa biasa dilakuk dilakukan an dalam dalam propag propaganda anda.. Dalam Dalam buk bukun uny ya Dan Dan Nimm Nimmo o meng mengul ulas as ada ada 7
tekn teknik ik prop propag agan anda da pent pentin ing g yang ang
memanfaatkan kombinasi kata, tindakan dan logika untuk tujuan persuasif.4 1. Name calling , memberi label buruk kepada gagasan, orang, objek atau tujuan agar orang menolak sesuatu tanpa menguji kenyataannya. Misalnya menuduh lawan pemilihan sebagai “penjahat”. 2. Glittering Glittering generalities generalities,, menggun menggunaka akan n “kata “kata yang yang baik” baik” untuk untuk meluki melukiska skan n sesuat sesuatu u agar agar mendapa mendapatt dukunga dukungan, n, lagi-l lagi-lagi agi tanpa tanpa menyeli menyelidiki diki ketepat ketepatan an asosiasi itu. Misal AS menyebut operasi mereka ke Afghanistan beberapa waktu lalu sebagai “Operasi Keadilan Tak Terhingga”, dengan misi “hukum tanp tanpaa bata batass” begi begitu tu juga juga saat saat mere merenc ncan anak akan an ser seranga angan n ke Irak, rak, AS menyebutnya sebagai misi kemanusiaan untuk membebaskan manusia dari teror senjata pemusnah massal.
5
3. Transfer ,
yakni mengident mengidentifika ifikasi si suatu suatu maksud dengan dengan lambang otorita otoritas, s,
misalnya “Pilih Kembali Mega di Pemilu 2004”. 4. Testimonial , memperoleh ucapan orang yang dihormati atau dibenci untuk mempromosikan atau meremehkan suatu maksud. Kita mengenalnya dalam dukungan politik oleh surat kabar , tokoh terkenal dll. 5. Plain folks, folks, imbauan yang mengatakan bahwa pembicara berpihak kepada khalayaknya dalam usaha bersama yang kolaboratif. Misalnya, “saya salah seorang dari anda, hanya rakyat biasa”. 6. Card stacking , memilih dengan teliti teliti pernyataan yang akurat dan tidak akurat, logis dan tak logis dan sebagainya untuk membangun suatu kasus. Misalnya kata-kata kata-kata “pembunuhan “pembunuhan terhadap terhadap pemimpin pemimpin kita, benar-benar benar-benar menunjukan menunjukan penghinaan terhadap partai kita !”. 7. Bandwagon, Bandwagon, usah usahaa untuk untuk meyaki meyakinka nkan n khalay khalayak ak akan akan kepop kepopul uler eran an dan dan kebenar kebenaran an tujuan tujuan sehing sehingga ga setiap setiap orang orang akan akan “turut “turut naik”. naik”. Prinsi Prinsip p satusatukepada-banyak kepada-banyak yang menjadi menjadi pegangan propaganda, propaganda, semakin semakin menemukan menemukan moment momentumny umnyaa seirin seiring g dengan dengan berkemb berkembangn angnya ya media media massa. massa. Orde Orde Baru Baru misalnya, secara terus menerus memanfaatkan TVRI sebagai ideological state aparatus. Dengan Dengan mengus mengusung ung propaga propaganda nda “pemba “pembangu ngunan” nan”,, dalam dalam waktu waktu yang yang relati relatiff lama lama mampu mampu bertaha bertahan n melaku melakukan kan korpor korporasi asi terhada terhadap p hampir hampir segenap segenap lapisa lapisan n masya masyaraka rakat. t. Persua Persuasi si model model ini terus terus dilakuk dilakukan an sehing sehingga ga rakyat mengidentifikasikan diri menjadi bagian dari anggota Orde Baru.
6
Media Massa Sebagai Saluran Propaganda Politik
Kalau merujuk kepada pendapat Blumler dan Gurevitch, ada empat komponen yang perlu diperhatikan dalam mengkaji sistem komunikasi politik. Pertama institusi politik politik dengan aspek-aspek aspek-aspek komunikasi komunikasi politiknya. politiknya. Kedua institusi institusi media dengan aspek-aspek komunikasi politiknya. Ketiga orientasi khalayak terhadap komunikasi politik. Keempat aspek-aspek komunikasi yang relevan dengan budaya politik.5 Pendapat hampir senada dikemukakan Suryadi, menurutnya sistem komunikasi politik terdiri dari elit politik, media massa dan khalayak. Dari kedua pendapat tadi dapat dapat kita kita temui temui posisi posisi pentin penting g media media dalam dalam propaga propaganda nda politi politik. k. Setiap Setiap persua persuasi si polit politik ik yang yang mencoba mencoba memani memanipula pulasi si psikol psikologi ogiss khalay khalayak ak sekara sekarang ng ini, ini, sangat sangat mempertimbangkan peranan media massa.6
Urgensi Media Massa
Untu Untuk k memp memper erkua kuatt argum argumen en bahw bahwaa media media sang sangat at pent pentin ing g dala dalam m pros proses es propaganda politik, baiknya kita memahami dulu karakteristik media massa. Media massa massa merupak merupakan an jenis jenis media media yang yang ditunj ditunjukan ukan kepada kepada sejumla sejumlah h khalaya khalayak k yang yang tersebar, heterogen, dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Perkat Perkataan aan “dapat “dapat”” menjad menjadii sangat sangat rasion rasional al karena karena sepert sepertii dikata dikatakan kan Alexis Alexis S.Tan, S.Tan, komunikator komunikator dalam media massa ini merupakan merupakan suatu organisasi organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara simultan kepada sejumlah besar masyarakat yang secara spasial terpisah.7
7
Dengan daya jangkau yang relatif luas dan dalam waktu yang serentak, mampu memainkan peran dalam propaganda. Relevan dengan pendapat Cassata dan Asante, sepe sepert rtii diku dikuti tip p Jala Jalalu ludd ddin in Rakh Rakhma mat, t, bila bila arus arus komu komuni nika kasi si mass massaa ini ini hany hanyaa dikenda dikendalik likan an oleh oleh komuni komunikat kator or,, situas situasii dapat dapat menunja menunjang ng persua persuasi si yang yang efekti efektif. f. Sebaliknya bila khalayak dapat mengatur arus informasi, siatusi komunikasi akan mendorong belajar yang efektif.8 Dalam konteks era informasi sekarang ini, institusi media massa seperti televisi dan surat kabar dipercaya memiliki kemampuan dalam menyelenggarakan produksi, reproduksi dan distribusi pengetahuan secara signifikan. Serangkaian simbol yang memberikan makna tentang realitas “ada” dan pengalaman dalam kehidupan, bisa ditransfor ditransformasik masikan an media massa dalam lingkungan publik. Sehingga Sehingga bisa diakses anggota masyarakat secara luas. Tentu entu saja saja dalam dalam perk perkem emba bangn ngnny nya, a, bany banyak ak piha pihak k yang yang terl terlib ibat at dala dalam m pemanfaatan media massa sebagai instrumen pemenuhan kepentingannya. Sebut saja state), pasar (market est group group), negara ( state), (market ), ), kelompok kepentingan (inter (interest ), kelompok kelompok penekan ( pressure pressure group) group ) dll. Menurut Denis McQuail, terdapat ciri-ciri khusus media massa antara lain9 : pertama memproduksi dan mendistribusikan “pengetahuan” dalam wujud informasi, pandangan dan budaya. Upaya tersebut merupakan respons terhadap kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu. Dalam konteks propaganda, kerja produksi dan distri distribus busii ini akan efekti efektiff untuk untuk wujud wujud inform informasi asi,, pandanga pandangan n dan budaya budaya sesuai sesuai dengan yang diharapkan propagandis.
8
Kedua, Kedua, menyedi menyediakan akan salura saluran n untuk untuk menghu menghubung bungkan kan orang orang terten tertentu tu dengan dengan orang lain dari pengirim ke penerima dan dari khalayak kepada anggota khalayak lainnya. lainnya. Dalam konteks konteks propaganda sangat urgen urgen dalam proses pengidentifi pengidentifikasian kasian diri khalayak sebagai anggota kelompok, entah itu partisan partai, anggota ideologi tertentu atau dalam nasionalisme sebuah negara. Ketiga, media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan publik. Ini dalam konteks propaganda merupakan suatu hal yang strategis, karena tujuan dari persuasinya ini juga adalah manipulasi psikologi khalayak. Keempat partisipasi anggota khalayak dalam institusi pada hakekatnya bersifat sukarela, tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Ini relevan dengan sifat per persu suas asii yang yang bukan bukan beru berupa pa pembi pembicar caraan aan keku kekuas asaan aan,, bukan bukan ancam ancaman an yang mengatakan “jika anda melakukan (tidak melakukan ) X, maka saya akan melakukan Y. Menurut Dan Nimmo mengutip Harold D. Lasswell, pembicaraan kekuasaan lebih dekat dekat kepada kepada kekeras kekerasan an dan ancaman ancaman ketimb ketimbang ang kepada kepada persua persuasi. si. Persua Persuasi si juga juga bukan pembicaraan kewenangan atau autoritas yang memerintahkan “lakukan X”. Namun, persuasi merupakan pembicaraan pengaruh yang bercirikan kemungkinan (“jika anda melakukan X, maka anda akan melakukan Y”), diidentifikasi melalui saling memberi dan menerima diantara pihak-pihak yang terlibat, meskipun dalam kenyataannya tidak sesederhana itu. 10 Kelima,
institusi
medi edia
dikaitkan kan
denga ngan
indust ustri
pasar
karena ena
ketergantung ketergantungannya annya pada imbalan imbalan kerja, teknologi dan kebutuhan kebutuhan pembiayaan. pembiayaan. Ini
9
meru merupak pakan an tunt tuntut utan an yang yang seri sering ngkal kalii meng mengar arahk ahkan an medi mediaa mass massaa untu untuk k lebi lebih h menonjolkan aspek komersialnya. Keenam meskipun media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun institusi ini ini sela selalu lu berk berkai aita tan n denga dengan n keku kekuas asaa aan n negar negaraa kare karena na adany adanyaa kesi kesinam nambu bunga ngan n pemaka pemakaian ian media. media. Dalam Dalam konteks konteks propag propaganda anda,, media media massa massa menjad menjadika ikan n diriny dirinyaa sebagai medium pesan politik sehingga kenyataannya kekuasaan dan pengaruh secara terus menerus diproduksi dan didistribusikan oleh media massa.
Pembentukan Citra Politik
Media massa yang bekerja untuk menyampaikan informasi dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi atau sering orang mengatakannya sebagai realitas tangan kedua kedua ( secondhand secondhand reality reality). ). TV maupu maupun n sura suratt kaba kabarr memi memili lih h toko tokoh h atau atau beri berita ta tertentu tertentu dengan mengesampingkan mengesampingkan tokoh dan berita berita lainnya. lainnya. Seringkali Seringkali khalayak cenderu cenderung ng memper memperoleh oleh inform informasi asi itu semata semata-ma -mata ta berdas berdasark arkan an pada pada apa yang yang dilaporkan media massa. Akhirnya, kita membentuk citra tentang lingkungan sosial kita berdarkan realitas kedua yang ditampilkan media massa. Lee Loevinger Loevinger dalam Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Rakhmat mengemukakan mengemukakan teori komunikasi komunikasi yang disebut ‘reflektive-pr ‘reflektive-projektive ojektive theory theor y’. Teori ini beranggapan bahwa media massa mencerm mencermink inkan an suatu suatu citra citra yang yang ambigu ambigu-me -menim nimbul bulkan kan tafsir tafsiran an yang yang bermaca bermacammmacammacam-seh sehing ingga ga pada media media massa massa setiap setiap orang orang mempro memproyek yeksik sikan an atau atau meliha melihatt citranya pada penyajian media massa. Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi
10
karena pada masyarakat masyarakat modern orang memperoleh memperoleh banyak informasi informasi tentang dunia dari media massa.11 Meng Mengen enai ai masa masala lah h ini ini Micha Michael el Schu Schuds dson on meny menyebu ebutk tkan an,, merupakan merupakan bagian
news (berita)
dari latarbelakan latarbelakang g melalui apa masyarakat masyarakat berpikir berpikir.. Dia juga
menegaskan Institusi berita sebagai aktor sosial ekonomi yang memiliki pengaruh sangat besar. Media merupakan suatu “sebab” terjadinya pendistribusian informasi dengan memilih konsumen yang visible dan terukur. terukur.12 Saat Saat media media member memberii publik publik suatu suatu item item berita berita,, dengan dengan sendir sendiriny inyaa mereka mereka memberikan legitimasi publik. Media massa membawa persoalan citra ini ke dalam forum publik, dimana hal ini dapat didiskusikan oleh khalayak secara umum. Citra yang dibangun tentu saja bukan sesuatu yang alami, melainkan hasil penyeleksian framing (politik pengemasan). media melalui political melalui political framing (politik Propa Propaga ganda nda polit politik ik mela melalu luii medi mediaa mass massaa seben sebenar arny nyaa meru merupa pakan kan upay upayaa mengem mengemas as isu, isu, tujuan, tujuan, pengaru pengaruh, h, dan kekuasa kekuasaan an politi politik k dengan dengan memanip memanipula ulasi si psikologi psikologi khalayak. Begitu urgennya urgennya media, sehingga Cater sebagaimana sebagaimana dikutip dikutip Bartholomew H Sparrow, menyebutnya sebagai institusi kekuatan keempat dalam suatu pemerintahan atau The Fourth Branch of Government . 13 Dala Dalam m
pela pelaks ksan anaa aann nny ya, prop propag agan anda da di medi mediaa
mass massaa
juga juga tida tidak k
bisa bisa
mengenyampingkan beberapa hal yang dikenal dalam rumusan Pamela Shoemaker influence”. 14 dan Stephen D. Reese sebagai model “hierarchy “hierarchy of influence”.
11
Kalau dideskripsikan mengikuti cara pandang model hierarchy of influence, influence, sekura sekurangng-kur kurangny angnyaa ada lima lima hal yang yang mempeng mempengaru aruhi hi berita berita media media termas termasuk uk di dalamnya isi propaganda yakni : 1. Pengaruh Pengaruh individu-ind individu-individu ividu pekerja pekerja media media seperti karakter karakteristi istik k pekerja media, media, latarbelakang personal dan profesional wartawan. 2. Pengar Pengaruh uh rutini rutinitas tas media media seper seperti ti tengat tengat waktu waktu (deadline (deadline), ), keterbatasan tempat space) dan lain-lain. ( space) 3. Pengar Pengaruh uh organisa organisasio sional nal antarala antaralain in kepemilik kepemilikan an modal (ownership (ownership), ), orientasi perusahaan, visi dan misi, budaya organisasi dan lain-lain. 4. Pengaruh Pengaruh dari luar luar organisasi organisasi media media seperti seperti dari dari partai politi politik k atau pemerintah pemerintah yang melakukan propaganda. 5. Pengaruh Pengaruh ideolog ideologii yang yang merupaka merupakan n sebuah sebuah pengaruh pengaruh paling paling menyeluruh menyeluruh dari semua pengaruh yang ada. Di sini ideologi dimaknai sebagai suatu kekuatan yang mampu membentuk kohesivitas kelompok. Dengan pengaruh dari kelima faktor tadi, propaganda bisa efektif atau tidak sangat tergantung pada kemampuan untuk memanfaatkan media massa secara efektif. Tentu saja, dalam hal ini harus dibarengi dengan pemahaman propagandis terhadap karakteristik media massa yang dipakai. Tidak semua media efektif menjadi medium propaganda dalam suatu konteks tempat dan kepentingan tertentu. Prinsip Propaganda di Media Massa
12
Tentu saja untuk mengefektifkan propaganda politik di media massa juga sangat perlu perlu memper memperhat hatika ikan n bebera beberapa pa prinsi prinsip-p p-prin rinsip sip umum umum yang yang dituru diturunka nkan n dari dari riset riset mengeni pengaruh komunikator dalam keberhasilan usaha persuasif 15 : Pertama status komunikator. Artinya setiap peran membawa status atau prestise tersen tersendir diri. i.
Secara Secara umum, semakin semakin tinggi tinggi posisi posisi atau status status seseor seseorang ang di tengah tengah
masyarakat, makan akan semakin mampu dia melakukan persuasi. Dengan demikian pemilihan propagandis terutama dalam media massa yang diorientasikan mencapai khalayak yang heterogen membutuhkan mereka yang punya status kuat. Misalnya saat saat Orde Orde Baru Baru,, Soeha Soehart rto o meru merupa pakan kan propa propaga gandi ndiss kons konsep ep developmentalism, developmentalism, sementara era Orde Lama Soekarno menjadi menjad i propagandis dari tujuan revolusi. Kedua Kedua kredib kredibili ilitas tas komuni komunikat kator or.. Sasara Sasaran n propaga propaganda nda memper mempersep sepsi si para para komunikator dengan beberapa cara. Sejauh mereka mempersepsi bahwa propagandis itu memiliki keahlian, dapat dipercaya dan memiliki otoritas, mereka menganggap bahwa komunikator itu kredibel. Memang pada perkembangannya, khalayak media dala dalam m mener menerim imaa pesan pesan juga juga memb membed edaka akan n anta antara ra apa yang yang dika dikata taka kan n denga dengan n kredibiltas sumbernya. Ketiga, daya tarik komunikator, hal ini meningkatkan daya tarik persuasif. Hal ini terutama berlaku pada homofili, yakni tingkat kesamaan usia, latarbelakang dll seperti dipersepsi orang. Persuasi itu sebagian besar berhasil bila orang mempersepsi komunikator seperti dirinya sendiri secara gamblang. Karena persuasi dalam hal ini propaganda propaganda politik merupakan upaya penyebaran informasi dan pengaruh satu-kepada-banyak maka instrumen teknologi yang dapat
13
menyebarkan menyebarkan pesan kepada kepada angota kelompok kelompok merupakan merupakan hal yang tepat dilakukan. dilakukan. Salah Salah seoran seorang g ahli ahli propag propaganda anda Goebbel Goebbels, s, dalam dalam memiki memikirka rkan n strate strategi gi kampany kampanyee persuasif persuasifnya nya membedakan membedakan antarahaltung antara haltung dengan Stimmung . Haltung merupakan upaya upaya mempeng mempengaru aruhi hi prilak prilaku, u, sikap sikap dan perbuat perbuatan an orang. orang. Sement Sementara ara stimmung merupakan morel mereka, penerimaan dan retensi imbauan persuasif. Berbaga Berbagaii pesan pesan propaga propagandi ndiss berhub berhubunga ungan n dengan dengan efekti efektiff tidakny tidaknyaa dua hal. hal. Pertama isi pesan, hal ini menyangkut model pilihan isi yang dikemukakan dalam propaganda di media massa. Bisa jadi isi yang mengancam orang (isi membangkitkan rasa takut) akan mempersuasi kalayak dalam kondisi tertentu. Kedua struktur pesan, bisa jadi karena media yang dipakai adalah media massa yang memiliki keterbatasan waktu atau tempat menyebabkan penyusunan struktur pesan yang efektif dan efesien. Namun terlepas dari segala keterbatasan waktu dan tempat, propaganda di media mass massaa bisa bisa dila dilakuk kukan an secar secaraa teru teruss-me mener nerus us sehi sehing ngga ga menj menjad adii suat suatu u terp terpaan aan (exposure). exposure). Misalnya, propaganda AS melawan terorisme disampaikan lewat mediamedia global yang berpengaruh secara internasional. Misalnya CNN, NBC, VOA, FOX dll. Hal itu juga dilakukan dengan membuat agenda setting di media-media selu seluru ruh h
duni dunia, a,
meng menguk ukuh uhka kan n
(reinforcement )
kala kalau u
ter teroris orisme me itu itu
meman emang g
penggeraknya adalah orang-orang Timur Tengah Tengah dan penganut Islam.
Agenda Setting Theory Analisa : Perspektif Agenda
14
Berbicara perspektif agenda setting theory sebenarnya merupakan model efek moderat. Ini dikembangkan oleh Maxwell E. McComb dan Donald L Shaw. Shaw. Menurut Jalaluddin Rakhmat perspektif ini menghidupkan kembali model jarum hipodermik, tetapi dengan fokus penelitian yang telah bergeser. Dari efek pada sikap dan pendapat bergeser kepada efek pada kesadaran dan pengetahuan atau dari afektif ke kognitif. Prinsipnya sebenarnya “to “to tell what to think about ” artinya artinya membentuk membentuk persepsi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting.16 Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan petunjuk tentang mana issue yang lebih penting. Karena itu, model agenda setting mengasumsikan adany adanyaa hubun hubunga gan n posit positif if anta antara ra peni penila laia ian n yang diber diberik ikan an media media kepa kepada da suat suatu u per perso soala alan n denga dengan n perh perhat atia ian n yang yang dibe diberi rika kan n khalay khalayak ak kepada kepada perso persoal alan an itu. itu. Singkatnya Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap dianggap penting penting pula oleh masyarakat. Begitu juga sebaliknya apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat. Propaganda politik di media massa seperti model yang yang kita bahas sebelumnya tentunya tentunya tidak lepas dari pembicaraa pembicaraan n soal efek, karena ini merupakan merupakan entry point bahas bahasan an agenda agenda settin setting. g. Propaga Propagandi ndiss yang yang hendak hendak menggun menggunaka akan n media media massa massa sebagai medium medium penyampaian penyampaian pesan politik sudah seharusnya seharusnya memahami memahami masalah masalah efek ini. Efek terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan ( subsequent effects). effects). Efek issues, apakah issue itu ada atau tidak ada dalam langsung ini berkaitan dengan issues, agenda khalayak (pengenalan); dari semua issues, issues, mana yang dianggap paling penting salience); bagaimana menurut khalayak ( salience); bagaimana issues itu diranking oleh responden dan
15
apakah rangkingnya itu sesuai dengan rangking media. Efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan (pengetahuan tentang tentang peristiwa peristiwa tertentu) atau tindakan tindakan (seperti memilih memilih kontestan pemilu atau melakukan aksi protes). Pada kenyataannya menurut perspektif teori agenda setting, media massa menyaring artikel, berita atau acara yang disiarkannya. gatekeepers” seperti penyunting, redaksi bahkan wartawan sendiri Secara selektif, “ gatekeepers” menentukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang yang harus disembunyikan. Yang ang
mena menari rik k
dice dicerm rmat ati, i,
kare karena na
pemb pembic icar ara, a,
pemi pemirs rsaa
dan dan
pend penden enga gar r
memperoleh kebanyakan informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berkaitan berkaitan dengan agenda masyarakat masyarakat (public agenda). agenda). Agenda masyarakat diketahui dengan dengan menany menanyakan akan kepada kepada anggota anggota masya masyarak rakat at apa yang yang mereka mereka pikirk pikirkan an dan bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah yang salience). tengah menarik perhatian masyarakat (community (community salience). Masyarakat tentunya memiliki hak untuk tahu (right (right to know) know) yang akhirnya menjadikan suatu isu atau peristiwa menjadi public menjadi public sought (permintaan sought (permintaan publik) akan inform informasi asi tentan tentang g isu atau atau perist peristiwa iwa terseb tersebut. ut. Media Media dengan dengan kepent kepenting ingan an teknis teknis,, idealisme dan pragmatismenya memilih, mengemas dan akhirnya mendistribusiakan kepada khalayak kalau sesuatu itu penting. Relevan dalam konteks ini, media melakukan pengemasan framing (framing ). ). Membuat fram framee berar berarti ti meny menyel eleks eksii beber beberapa apa aspek aspek dari dari pemah pemahama aman n atas atas real realit itas as dan membuatnya lebih menonjol. Esensinya dilakukan dengan berbagai cara antaralain, penemp penempata atan n (konte (kontekst kstuali ualisas sasi), i), pengula pengulangan ngan,, asosia asosiasi si terhad terhadap ap simbol simbol budaya budaya,, generalisasi, simplikasi dll. Framing merupakan cara bercerita yang menghadirkan
16
konstru konstruksi ksi makna makna atas atas perist peristiwa iwa-pe -peri risti stiwa wa yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan obyek obyek suatu suatu wacana. Sebuah upaya persuasif dalam kemasan propaganda politik di media massa dari persp perspekti ektiff agenda agenda settin setting g tentuny tentunyaa harus harus memper memperhat hatika ikan n bebepar bebeparaa hal pokok. pokok. Pertama, struktur makro, artinya makna umum dari suatu tampilan propaganda di media yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan. Kedua, super super struk struktur tur,, yang yang merupa merupakan kan strukt struktur ur propag propaganda anda yang yang berhubu berhubungan ngan dengan dengan kerang kerangka ka suatu suatu teks, teks, bagaima bagaimana na bagianbagian-bag bagian ian teks teks atau atau acara acara yang yang dibuat dibuat dan diarahkan kepada khalayak tersusun secara utuh. Ketiga, struktur mikro, ini merupakan propaganda yang dapat diamati melalui bagian kecil dari suatu teks atau acara di media massa. Kalau dalam wujud teks misalnya kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, atau gambar, dan angel pengambilan photo suatu kejadian. Hal-hal yang diamati dalam struktur mikro misalnya meliputi semantik yaitu yaitu bagaim bagaimana ana bentuk bentuk susunan susunan kalima kalimatt yang yang dipili dipilih. h. Stilistik , yaitu yaitu bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks berita, dan retoris yaitu bagaimana dan dengan cara apa penekanan itu dilakukan. Propaganda dalam media massa massa tentu saja berbeda dengan propaganda yang dilakukan lewat model rapat akbar partai dan ceramah di lapangan. Propaganda di media sangat dibatasi dengan waktu atau space yang disediakan. Oleh karena itu kemampuan pengemasan menjadi hal yang sangat pokok. Dar Dari
per perspek spekti tiff
agen agenda da
setti etting ng,,
medi edia
mas massa
meman emang g
tida tidak k
dapa dapatt
mempengaruhi orang untuk mengubah sikap, tetapi media massa cukup berpengaruh
17
terhadap apa yang dipikirkan orang. Ini berarti media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang anggap penting. Bila AS secara terus menerus memberi label Irak, Saddam Husein, Osama bin Laden sebagai biang teroris maka lambat laun khalayak internasional bisa mempengaruhi konstruk berpikir khalayak internasional mengenai teroris. Begitu juga saat pemerintah Megawati selalu mempersuasi Bangsa Indo Indone nesi siaa kalau kalau Abu Baka Bakarr Baasy Baasyir ir dan dan Jama Jamah h Islam Islamiy iyah ah seba sebaga gaii
oran orang g dan
kelompok membahayakan, maka kemungkinan besar hal ini berpengaruh pada cara berpikir masyarakat. Sama berpengaruhnya saat media selalu menampilkan tokoh tertentu, maka orang tersebut cenderung akan dianggap tokoh penting. Sepert Sepertii dikemuk dikemukakan akan di atas, atas, bahwa bahwa agenda agenda settin setting g ini merupak merupakan an upaya upaya memperbaharui memperbaharui kembali penelitian penelitian tentang tentang efek perkasa perkasa media yang sebelumnya sebelumnya bullet theory”. theory”. Dalam dibangun model jarum hipodermik yang sering juga disebut ““bullet konteks propaganda di media massa dengan model ini diasumsikan kalau komponenkomponen komponen komunik komunikato atorr, pesan pesan dan media media amat amat perkas perkasaa dalam dalam mempeng mempengaru aruhi hi komunikan. komunikan.
Pesan propaganda propaganda “disunt “disuntikan” ikan” langsung langsung ke dalam jiwa jiwa komunikan komunikan
yang dianggap pasif menerima brondongan pesan-pesan. Pada umumnya propaganda kalau menggunakan model ini bersifat linier dan satu arah. Sementara kalau menggunakan model Uses and Gratification justru kontras dengan jarum hipodermik. Model ini tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak diangap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan. kebutuhan. Karena Karena penggunaan media media hanyalah salah salah satu cara untuk memenuhi memenuhi kebutuh kebutuhan an psikol psikologi ogis, s, efek efek media media diangg dianggap ap sebaga sebagaii situas situasii ketika ketika kebutuh kebutuhan an itu
18
terpenuhi. Pendirinya antara lain Katz, Blumler dan Gurevitch. Dari perspektif teori teori ini berarti propaganda lewat media hanya menjadi salah satu alternatif bagi khalayak dala dalam m
mem memenuh enuhii
kebu kebutu tuha hann nny ya.
Kalau alau
khal khalay ayak ak
media edia
ter tersebu sebutt
tidak idak
membutuhkannya maka dengan sendirinya propaganda yang dilakukan tidak akan efektif. Agenda setting lahir lahir secara lebih lebih moderat, model ini ini mengasumsikan adanya adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan media pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak kepada persoalan tersebut. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula masyarakat dan apa yang dilupakan media akan dilupakan juga oleh publik. Dengan demikian propaganda melalui media massa akan efektif, kalau ada upaya mengemas pesan propaganda dalam dalam priori prioritas tas isi pesan media. media. Isi pesan inilah inilah yang yang menjad menjadii tawara tawaran n dalam dalam mempengaruhi cara berpikir kalayak. Menganalisa Menganalisa propaganda propaganda melalui media massa massa dari perspektif agenda agenda setting, memunculkan beberapa kritik yang perlu dikemukakan. Pertama, membagi tipologi pro propa paga gand ndaa
menj menjad adii
prop propag agan anda da
poli politi tik k
dan dan
prop propag agan anda da
sosi sosiol olog ogii
terl terlal alu u
menyederhanakan masalah terutama dalam tipologi waktunya. Dalam tipologi Ellul (1951) tersebut, propaganda politik melibatkan usaha-usaha pemerintah, pemerintah, partai atau atau golong golongan an berpen berpengaru garuh h untuk untuk mencapai mencapai tujua tujuan n strate strategis gis dan taktis taktis.. Ia berope beroperas rasii melalui melalui imbauan-imba imbauan-imbauan uan khas berjangka pendek. Padahal dalam perspektif perspektif agenda setting yang dipengaruhi oleh media massa itu adalah pengetahuan khalayak. Sesuatu dianggap penting oleh khalayak kalau secara terus menerus ditampilkan dalam media
19
massa. Ini artinya memerlukan suatu framing waktu dan framing isu dalam suatu kurun kurun waktu waktu terten tertentu, tu, sehing sehingga ga mempen mempengar garuhi uhi konstr konstruks uksii berpiki berpikirr masya masyarak rakat at terhadap isu tersebut. Kedua, salah salah satu karaketrist karaketristik ik propaganda propaganda
seperti seperti disebutkan disebutkan Dan Nimmo
terdiri atas hubungan timbal timbal balik antar orang-orang- bukan satu mendikte yang lain –dan –dan semu semuany anyaa
meng menghas hasil ilkan kan berb berbag agai ai tingk tingkat at peru peruba bahan han dala dalam m
pers perseps epsi, i,
kepercayan, nilai dan pengharapan pribadi.17 Peruasi disebutkan sebagai proses yang dialek dialektis tis,, baik baik persua persuader der maupun maupun yang yang dipers dipersuas uasii sama-s sama-sama ama respon responsif sif.. Hanya Hanya masalah masalahny nya, a, bagaima bagaimana na dalam dalam kontek kontekss media media massa massa
yang yang memili memiliki ki
karakt karakter er
delayed feedback. Seringkali proses dialektis tidak bisa terwujud secara baik dalam propaganda propaganda politik politik di media media massa. massa. Pesan politik politik baik permint permintaan aan dukungan, dukungan, isu isu atau kejadian politik yang dikemas dikemas menjadi menjadi prioritas prioritas media, memanipulasi memanipulasi aspek psikologis psikologis massa. massa. Secara real dalam masyarakat masyarakat yang daya kritisism kritisismenya enya rendah sepert sepertii di banyak banyak kasus kasus negaranegara-neg negara ara berkem berkembang bang,, propag propaganda anda tidak tidak banyak banyak memberi ruang untuk dialektis. Ketiga, kita juga perlu mengkritisi perspektif agenda setting dalam menganalisa propa propagand gandaa politik politik
di media media massa. massa.
Agenda Agenda settin setting g memanda memandang ng media media massa massa
melakukan ”to ”to tell what to think about ” artinya membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Dalam konteks ini, perlu dipertanyakan, apakah penilaian khalayak tentang suatu isu atau pesan propaganda yang dianggap penting itu karena penonjolan yang dilakukan oleh media atau karena faktor-faktor lain. Karena dalam realitasnya, seringkali carapandang seseorang mengenai mengenai pemahaman terhadap pesan
20
politik, sebelumnya sudah terbentuk melalui pengaruh interpersonal, melalui interaksi di organisasi, dalam norma kelompok atau melalui pemuka pendapat melalui jalinan komunikasi two-step flow-communication. flow-communication.
Penutup
Dari paparan di atas dapat kita simpulkan beberapa hal penting. Propaganda meru merupak pakan an sala salah h satu satu pende pendekat katan an dalam dalam pers persuas uasii polit politik ik,, sela selain in reto retori rika ka dan periklanan. periklanan. Secara sederhana sederhana propaganda propaganda didefinisik didefinisikan an sebagai komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungkan di dalam suatu organisasi. Karena kaitannya dengan karakteristik propaganda sebagai transmisi pesan satukepada-banyak, maka media massa menjadi medium pesan yang sangat efektif untuk digunakan. digunakan. Melalui Melalui upaya manipulasi manipulasi psikologis, psikologis, propaganda propaganda berupaya berupaya menyatukan menyatukan khalayak ke dalam suatu organisasi atau tujuan propagandis. Hanya Hanya saja saja,, dalam dalam pers perspe pekt ktif if teor teorii agend agendaa sett settin ing, g, medi mediaa mass massaa dala dalam m mengem mengemas as propaga propaganda nda politi politik k dipandan dipandang g tidak tidak seperk seperkasa asa bullet bullet theory theory yang memand memandang ang khalaya khalayak k sangat sangat pasif. pasif. Namun Namun demiki demikian, an, media media dipandan dipandang g berpera berperan n dalam menonjolkan pesan propaganda tertentu, untuk menjadi hal yang penting atau dianggap penting oleh khalayak.
21
1
CATATAN AKHIR : Komunikator,, Pesan dan Media . Bandung : Remaja Rosdakarya.h. 47 Nimmo, Dan (1993). Komunikasi (1993). Komunikasi Politik Komunikator Bettinghaus, Erwin P (1973). Persuasive Communication. Communication. Second Edition. New York : Reinhart and Winston. Inc.p.123 3 Nimmo, Dan. op.cit. 48 4 Ibid . 49-52 5 Blumler, Jay G. and Gurevitch, Michael (1995).The (1995). The Crisis of Public Communication . London and New York : Routledge.p.46 6 Suryadi,Syamsu. Elit Politik dalam Komunikasi Politik di Indonesia. Indonesia. Dalam Maswadi Rauf dan Mappa Nasrun Politik . Jakarta : Gramedia.h.23 (1993). Indonesia (1993). Indonesia dan Komunikasi Politik . 7 Tan, Alexis S (1981). Mass Communication Theories and Research. Publising, Inc.p.56 .p.56 Research . Ohio : Grid Publising, Inc 2
8
Rakhmat, Jalaluddin (1994). Psikologi (1994). Psikologi Komunikasi . Bandung : Remaja Rosdakarya.h. 56 McQuail, Denis (1987). Teori Komunikasi Massa. (terj.). ). Jakarta : Erlangga.h.40 Massa . Agus Dharma (terj. 10 p.cit.h. 23 Nimmo, Dan. o p.cit.h. 11 Rakhmat, Jalaluddin. Op.cit .h. .h. 74 12 Schudson, Michael (1995).The (1995).The Power of News. News . Massachusetts, London : Harvard University Press.p.29 13 Institution Uncertain Guardian Guardian . Baltimore and Sparrow, Bartholomew H (1999). The News Media as A Political Institution London : The Johns Hopkins University Press.p.5-20 14 Shoemaker, Shoemaker, Pamela J and Reese, Stephen D (1996). Mediating The Mediating The Message Theories of Influences on Mass Media Content . New York : Longman Ltd Longman Ltd .p.64 .p.64 15 Nimmo, Dan. Op.cit.h. Op.cit.h. 50 16 Rakhmat, Jalaluddin (1994). Metode Penelitian Komunikasi. Komunikasi . Bandung : Remaja Rosdakarya.h.47 17 Nimmo, Dan. op.cit.h. op.cit.h. 50-51 9