UNHAS
Universitas Hasanuddin
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Fisiografi Cekungan Cekungan Kutai Cekungan
K utai utai merupakan cekungan dengan luas 165.000 k m2 dan
memiliki ketebal ketebalan sedim sedimen antara 12.000-14.00 12.000-14.000 0 meter m eter . Hal ini menyebabkan Cekungan
K utai utai dikatakan sebagai cekungan ter luas dan terdal terda la m di Indonesia
yangb ter letak di pantai tim ti mur K alimantan dan daerah paparan sebel sebelumnya. nya. Cekungan
K utai utai merupakan cekungan hidrokarbon yang berum beru mur Tersier dim dimana
minyak dan gas bum bu mi terperangkap pada batupasir berum beru mur Miosen dan Pleistosen Pleistosen..
C ekungan
ini terbentuk pada batupasir berum beru mur Miosen dan Plestosen Plestosen..
Cekungan
ini terbentuk dan berkem berkembang akibat proses-proses pem pemisahan diri
akibat tegangan di dal dala m lempeng Mikro Sunda yang menyertai interaksi antara lempeng Sunda dan lempeng Pasifik disebel disebelah tim timur . Lempeng Hindia-Austra -Australlia di sel selatan, dan lempeng Laut Cina sel selatan di utara (Satyana, (Satyana, et. et. Al., Al., 1999). Secara tektonik, pada bagian utara
Cekungan
K utai utai terdapat
Cekungan
Tarakan yang dipisahkan oleh punggungan Mangkal angka lihat yang merupakan suatu daerah tinggian batuan dasar yang terjadi pada Oligoser Oligoser . Di sebel sebelah sel selatan, cekungan ini dijum dijumpai
Cekungan
Barito yang dibatasi Sesar Adang, yang terjadi
pada Za man Miosen Tengah. engah. Pada Pada bagian tenggara cekungan ini, terdapat paparan Paternoster dan gugusan penggunungan Meratus, sedangkan batas barat dari cekungan adal ada lah daerah tinggi K uching (pegunungan K alimantan Tengah) engah) yang berum berumur Pra-T ra-Tersier ersier dan merupakan bagian dari inti benua. benua. Tinggian ini menghasil enghasi lkan sedim sedimen tebal tebal yang berum berumur Neogen. eogen. Pada bagian tim ti mur dari
On The Job Training Trai ning Report Report
1
UNHAS
Universitas Hasanuddin
cekungan ini terdapat delta Mahakam yang terbuka ke Selat Makassar . Gambar Cekungan
K utai dapat dilihat sebagai Berikut :
Gambar 3.1 Fisiografi Cekungan K utai (Peterson dkk ., 1997 dalam Mora dkk ., 2001) III.2 Stratigrafi Cekungan Kutai
Sedimen Tersier pada
Cekungan
K utai ber lanjut sejak pertengahan Eosen
sampai Eosen Atas. Endapan-endapan sedimen berumur Tersier tersebut memper lihatkan adanya sik lus transgresi dan regresi dapat dilihat pada tabel berikut :
On The Job Training Report
2
UNHAS
Universitas Hasanuddin
Gambar 3.2 K olom stratigrafi dan tatanan tektonik Cekungan K utai (Satyana, et. al.1999) Suksesi statigrafi Tersier
Cekungan
K utai dimulai dengan pengendapan
sedimen alluvial For masi Haloq pada cekungan bagian dalam (Satyana et al., 1999). Berkaitan dengan pemekaran basement,
Cekungan
K utai mengalami
penurunan selama akhir Paleosen hingga Oligosen dan menjadi tempat pengendapan Lempung Mangkupa mengindikasikan adanya pengangkatan yang
On The Job Training Report
3
UNHAS
Universitas Hasanuddin
menginterupsi penurunan cekungan. Pasir Berium ini berasosiasi dengan serpih pada beberapa tempat yang mengindikasikan terjadinya pengankatan secara lokal. Setelah pengendapan Pasir Berium ini cekungan mengalami penurunan secara cepat yang diakibatkan oleh mekanisme pelenturan cekungan b( asin sagging ), menghasilkan pengendapan lempung laut For masi Atan dan karbonat For masi K edango (Satyana & Blantoro, 1996, 0p. cit. Satyana et al., 1999). K emudian aktivitas tektonik mengangkat sebagian dari batas
Cekungan
K utai pada akhir
Obligosen, pengangkatan ini berkaitan dengan pengendapan Vulkanik Sembulu di bagian timut dari cekungan. Fase kedua suksesi statigrafi terjadi berkaitan dengan pengankatan cenkungan dan inversi yang dimulai pada Awal Miosen (Satyana et al., 1999). Pada kala ini mulai diendapkan serangkaian endapan alluvial dan delta yang terdiri dari sedimen delta For masi Pamaluan, Pulubalang, Balikpapan, dan K a mpung Baru. Endapan-endapan ini berprogradasi ke arah timur dan mulai diendapkan sejak Awal Miosen hingga Pleistosen. For masi Pamaluan yang diendapkan diatas For masi Atan dan K endango tersusun oleh batulempung, serpih dengan sisipan napal, batupasir, dan batugamping. For masi ini terbentuk pada Akhir Oligisen hingga Miosen Awal dengan lingkungan pengendapan berupa laut dalam. For masi Pamaluan adalah fase regresi yang berkembang di
C ekungan
K utai dan mengalami progradasi
secara cepat ke arah timur (Satyana et. Al., 1999). K elompok Bebulu yang diendapkan di atas For masi Pamaluanterdiri atas For masi Pulau Balang dan For masi Maruat. For masi Pulau Balang tersusun oleh
On The Job Training Report
4
UNHAS
Universitas Hasanuddin
batulempung, batupasir, dan batulempung karbonat. Sedangkan For masi Maruat tersusun oleh batugamping paparan. K elompok ini terbentuk pada Meosen Awal bagian bawah hingga Meosen awal bagian atas dengan lingkungan pengendapan delta-delta dangkal (Satyana et al.,1999). K elompok K a mpung Baru yang diendapkan di atas kelompok Balikpapan terdiri For masi Tanjung Batu dan For masi Sepinggan. For masi Tanjung Batu tersususn oleh batupasir, batulempung, dan batulanau. Sedangkan Sepinggan tersususn oleh batupasir, batulempung, batulanau, dan batubara. K elompok ini terbentuk pada Meosen Akhir hingga Plio-Pleistosen dengan lingkungan pengendapan delta hingga laut dangkal (Satyana et al., 1999). K elompok Mahakam yang diendapkan di atas kelompok K a mpung Baru terdiri dari For masi Attaka. For masi Attaka tersusun oleh batulempung, batupasir dan kalkarenit boik lastik yang diendapkan pada daerah neritik pada kala Pleistosen sampai R osen. Sedangkan For masi Handil tersusun oleh batupasir yang diendapkan pada lingkungan delta pada kala Holosen. Sementara itu endapan kuarter Delta Mahakam tersusun oleh pasir, lumpur, kerikil, dan endapan pantai yang terbentuk . Pada lingkungan sungai, rawa, pantai, delta dengan hubungan yang tidak selaras terhadap batuan yang ada di bawahnya. For masi Attaka inilah yang merupakan daerah yang menjadi objek dalam proses interpretasi. Dari For masi Attaka ini terdapat proyek ³O´ yang mulai berproduksi pada Juni 2002. Proyek ³O´ ini mempunyai sumur produksi sebanyak 7 sumur namun saat ini hanya 3 sumur diantaranya yang aktif yaitu O-1, O-4, dan O-7.
On The Job Training Report
5
UNHAS
Universitas Hasanuddin
Stratgrafi dan kondisi lingkungan proyek ³O´ pada For masi Attaka tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 3.3 Stratigrafi daerah Proyek ³O´ pada For masi Attaka (Chevron Indonesia Company) Sedimen (1998),
C ekungan
tersusun
oleh
K utai secara umum menurut Allen danChambers endapan-endapan
sedimen
berumur tersier yang
memper lihatkan endapan fase transgresi dan regresi laut.
On The Job Training Report
6
UNHAS
Universitas Hasanuddin
Þ
Fase Transgresi Paleogen Fase sedimen Paleogen di mulai ketika terjadi fase tektonik ekstensional dan pengisian rift pada kala Eosen. Pada masa ini,
Cekungan
Barito, K utai, dan
Tarakan merupakan Zona Subsidence yang saling terhubungkan (Chambers & Moss, 2000). K emudian sedimentasi Paleogen mencapai puncak pada fase pengisian di saat cekungan tidak mengalami serpih laut dalam secara regional dan batuan karbonat pada Oligosen Akhir .
Þ
Fase R egresi Neogen Fase ini dimulai pada Miosen Akhir hingga sekarang, yang menghasilkan progradasi delta yang masih ber lanjut hingga sekarng. Sedimen regresi ini terdiri dari lapisan-lapisan sedimen k lastik delta hingga paralis atau laut dangkal dengan Proradasi dari barat kearah timur dan banyak dijumpai lapisan batubara.
III.3 Petroleum System Cekungan Kutei
Þ
Batuan induk Batuan induk utama pada Miosen yaitu
mud stone,
Cekungan
K utai adalah batuan berumur
serpih, lempung, dan batubara. Batuan induk ini
terbentuk pada lingkungan pengendapanparalic, delta, sampai laut dangkal. Analisa geokimia pada serpih, lempung, dan batubara Miosen menunjukkan bahwa batuan induk ini dapat menghasilkan waxy oil dan gas dari per campuran kerogen dengan tipe yang berbeda. Nilai TOC berkisar antara 0.14 ± 15.37% dan rata ± rata berkisar antara 0.5 ± 1.0%. Endapan serpih organic dari
d elta
plain bawah sampai lingkungan d elta front diketahui
On The Job Training Report
7
UNHAS
Universitas Hasanuddin
sebagai batuan induk pada barat laut K alimantan dan
C ekungan
K utai.
Serpih memuat 2 ± 3% produksi karbon organic dari kategori tipe III (Anshary, 2008).
Þ
Batuan R eservoar Akumulasi minyak dan gas bumi yang terdapat di daerah Mahakam, umumnya ditemukan pada reservoir yang berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir pada For masi Balikpapan. R eservoar karbonat tidak ter lalu banyak mengandung akumulasi hidrokarbon bernilai ekonomis. Akumulasi hidrokarbon justru ditemukan dalam endapan turbidit. Pada lapangan minyak yang berada di darat ( onshore), reservoar pada umumnya terdiri dari sedimen ± sedimen fl uvial dan
d istributary
channel, dimana jarak antara
tubuh batupasir dan jumlah akomdasi sedimen sangat
mengontrol
konektivitas dari reservoar ± reservoar tersebut (Anshary, 2008). R eservoar yang terdapat pada bagian dalam lepas pantai ( inner offshore) terdiri dari sedimen ± sedimen lower d elta plain dan sedimen ± sedimen
d elta
front . Sedimen ± sedimen
d istrib utary
channel juga hadir
dengan dimensi yang sama denngan reservoar darat namun lebih jarang muncul. R eservoar pada d elta front terdiri dari sedimen ± sedimen
mouth
bar (Anshary, 2008).
Þ
Perangkap ( Trap), Sekat (S eal), dan Lapisan Penutup Lapangan ± lapangan minyak dan gas yang berada di Delta Mahakam memiliki perangkap struktur dan stratigrafi. R eservoar ± reservoar yang berupa endapan fl uvial,
d istributary
On The Job Training Report
channel, dan
mouth
bar biasanya
8
UNHAS
Universitas Hasanuddin
terdapat di bagian sayap dari antik llin dan dapat juga muncul sebagai perangkap campuran antara struktur dan stratigrafi. K omponen± komponen stratigrafi di bagian utara dan selatan Sungai Mahakam Modern, dimana paleo-channel -nya miring terhadap sumbu struktur . Perangkap struktur terbentuk pada Miosen Akhir karena adanya pergerakan tektonik yang mendesak batuan dasar dan batuan sedimen di atasnya, pergerakan tersebut berarah ke barat menghasilkan pengangkatan dan erosi 1.000 kaki sedimen berumur Oligosen dan Miosen (Anshary, 2008). Lapisan penutup yang berada di Delta Mahakam umumnya berupa batulempung-serpih sedangkan di bagian laut didominasi oleh sejumlah besar mud stone.
Þ
Migrasi P aleogen P lay
Migrasi primer hidrokarbon terjadi pada batuan induk Eosen Tengah± Eosen Akhir seccara vertical maupun lateral. Pada bagian lepas pantai dari Cekungan
K utai, jalur migrasi vertical dari P aleogen Kitchen terjadi sesar ±
sesar berarah NNE ± SSW menuju reservoar lowstan d berumur Miosen Tengah ± Miosen Akhir . Migrasi lateral dari daerah
mat ure
kitchen juga
difasilitasi melalui reservoar lowstand yang miring ke timur menuju perangkap stratigrafi atau struktur yang ada pada daerah tersebut. N eogen P lay
Migrasi hidrokarbon dari batuan induk berumur Miosen Awal ± Miosen Tengah terjadi setelah Miosen Tengah. Jalur migrasi pada umumnya vertical
On The Job Training Report
9
UNHAS
Universitas Hasanuddin
dan mungkin memiliki migrasi lateral yang berasal dari pusat cekungan. Pembentukan perangkap terjadi sejak Miosen Tengah sampai sekarang (Anshary, 2008).
On The Job Training Report
10