BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Tinjauan Kasus
Pengkajian
Identitas
Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : IRT
Tanggal Masuk : 10 Januari 2018
Tanggal Pengkajian : 15 Januari 2018
No. Medrect : 993722
Diagnosa Medis : Hydrocephalus
Alamat : Kalijaga Kab. Cirebon
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Suami
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Klien mengatakan sakit kepala dan pusing dengan skala 6 dari (0-10)
Alasan masuk rumah sakit
Klien mengatakan masuk RSUD Gunung Jati kota Cirebon pada tanggal 10 Januari 2018 karena klien mengalami sakit kepala serta pusing namun klien mengaggap biasa saja, lalu lama kelamaan sakit dikepalanya semakin meningkat sebelum kemudian klien dibawa ke RSUD Gunung Jati Cirebon oleh anggota keluarganya. Waktu yang dialami sakit kepala dan pusing yaitu kurang lebih sekitar 30 menit dengan skala nyeri 6 dari (0-10).
Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit dan klien tidak memiliki riwayat penyakit menular hepatitis dan TBC ataupun penyakit lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga
Saat dikaji klien mengakatan didalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti DM, asma, hipertensi atau penyakit lainnya.
Genogram
Gambar 3.1
Genogram
Keterangan
: Keturunan : Keturunan
: Keturunan
: Keturunan
: Menikah: Menikah
: Menikah
: Menikah
: Laki-laki : Laki-laki
: Laki-laki
: Laki-laki
: Perempuam: Perempuam
: Perempuam
: Perempuam
: Klien: Klien
: Klien
: Klien
: Tinggal serumah: Tinggal serumah
: Tinggal serumah
: Tinggal serumah
Riwayat Psikologi, Spiritual dan Sosial
Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan masih ketergantungan pada orang lain dan aktivitas dibantu oleh anggota keluarganya. Hubungan klien dengan keluarga serta masyarakat cukup baik dan dekat sehingga klien mendapat banyak dukungan dan semangat agar klien dapat segera sembuh dan pulang. Sebagai seorang muslim klien menganggap keadaannya yang sekarang adalah ujian, dan klien selalu berdo'a dalam shalatnya untuk kesembuhannya dan kesehatan keluarganya.
Pola Aktivitas Sehari-hari
Tabel 3.1
Pola Aktivitas Sehari-hari
No
Pola Aktivitas
Di Rumah
Di Rumah Sakit
1
2
3
4
1
Nutrisi
Makan
Frekuensi
Jenis
Porsi
Keluhan
Minum
Frekuensi
Jenis
Keluhan
3 x/hari
Nasi, lauk, sayur
1 porsi
Tidak ada
7-8 gelas
Air putih
Tidak ada
3 x/hari
Nasi, lauk, sayur
1 porsi
Tidak ada
6-7 gelas
Air putih
Tidak ada
2
Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi
Warna
Keluhan
BAB
Frekuensi
Warna
Bau
Konsistensi
Keluhan
± 5 x / hari
Kuning jernih
Tidak ada
2 x / hari
Kuning
Khas
Lembek
Tidak ada
Terpasang kateter
Kuning jernih
Tidak ada
1 x / hari
Kuning
Khas
Lembek
Tidak ada
3
Personal hygiene
Mandi
Frekuensi
Penggunaan sabun
Oral hygiene
Frekuensi
Penggunaan pasta gigi
Cuci rambut
Frekuensi
Penggunaan shampo
2 x / hari
Ya
2 x / hari
2 x / hari
2 x / hari
ya
1 x / hari
Tidak
2 x / hari
2 x / hari
Tidak
Tidak
4
Pola istirahat dan tidur
Tidur siang
Tidur malam
± 4 jam / hari
7-8 jam / hari
2-3 jam
6-7 jam
Pemeriksaan Fisik
Kesadara : Composmentis
Keadaan umum : Lemah
Tanda-tanda vital
T : 120/90 mmHg
N : 82x/menit
R : 23x/menit
S : 36,4oC
GCS = E4 V5 M6 = 15
E4 = Membuka mata secara spontan
V5 = Orientasi baik
M6 = Mengikuti perintah
BB sebelum sakit : 58 kg
BB saat sakit : 55 kg
Sistem Panca Indera
Penglihatan
Bentuk simetris, konjungtiva ananemis, sclera anikhterik, reflek pupil positif terhadap cahaya, tidak ada nyeri tekan pada bola mata, fungsi penglihatan baik mampu melihat dan membaca papan nama pemeriksaan pada jarak ±30cm.
Pendengaran
Bentuk simetris kiri dan kanan, telinga tampak bersih, tidak terdapat cairan, tidak ada nyeri ketika digerakan, fungsi pendengaran normal klien dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar.
Pengecapan
Bentuk bibir simetris, warna bibir merah muda, stomatis tidak ada, fungsi pengecapan baik terbukti dengan klien dapat membedakan rasa manis dan asin.
Penciuman
Bentuk hidung simetris, keadaan cukup bersih dan tidak ada secret, fungsi penciuman baik terbukti dengan klien dapat mencium aroma kayu putih.
Perabaan
Warna kulit sawo matang, klien dapat membedakan rasa panas dan dingin serta dapat merespon terhadap sentuhan.
Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, klien tidak terlihat batuk-batuk, irama nafas teratur, tidak terdapat benjolan, getaran simetris, frekuensi pernafasan 23x/menit.
Sistem Kardiovaskuler
Tidak terdapat bunyi tambahan, bunyi jantung kuat, frekuensi 82x/menit, tekanan darah 120/90 mmHg.
Sistem Pencernaan
Bentuk bibir simetris, gusi merah muda, gigi berwarna putih, tidak ada caries, lidah tidak kotor, fungsi menelan baik, tidak ada stomatitis, fungsi menelan baik, abdomen datar dan lembut, bising usus 7x/menit, terdapat nyeri didaerah perut, kebiasaan BAB 1x/hari.
Sistem Persyarafan
Kesadaran klien composmentis dengan GCS
E (respon buka mata) : Spontan = 4
V (respon verbal) : Orientasi Baik = 5
M (respon motorik) : Menuruti Perintah = 6
Sistem Endokrin
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.
Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit teraba hangat dengan suhu 36,4oC. Turgor kulit baik CRT < 2 detik, rambut berwarna hitam, distribusi merata, kulit kepala bersih.
Sistem Urogenital
BAK terpasang kateter dengan volume 1500cc/24jam, warna kuning jernih.
Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas Atas
Bentuk simetris lengan kana dan kiri, sebelah kana terpasang infuse RL 20 tpm, suhu tangan dingin, warna kuku pucat, pendek dan bersih, tidak ada nyeri.
Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris kaki kanan dan kiri, tidak terdapat luka, tidak ada nyeri dan dapat digerakan.
5
5
5
5
Therapi
Tabel 3.2
Therapi
Nama Obat
Dosis
Ceftriaxone
Ranitidin
Ketorolac
2 x 1 wal
2 x 1 ampul
2 x 1 ampul
Data Penunjang
Tabel 3.3
Pemeriksaan Penunjang
Data hasil pemeriksaan hari rabu tanggal 10 januari 2018
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
Hematologi
HB
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
RDW CV
Basofil
Eosinofil
Neutrofil
Limposit
monosit
11,4 low
7830
384
3,80
31,1 low
81,8
30,0
36,6
12,5
0,2
2,4
69,3
23,1
4,9
12-18
4500-13000
150-400
3,8-5,4
37-54
82-98
27-34
32-36
11-16
0-1
1-3
50-70
20-40
2-8
9 / dl
/ ul
10˄3/ul
10˄6/ul
%
mikro m3
pg
g / dl
%
%
%
%
%
%
Kimia Klinik
Glukosa Sewaktu
Ureum
Kreatinin
Kalium
Natrium
Chlorida
129
16,30
0,50
4,18
148,9 High
116,8 High
70-140
15-45
0,45-0,75
3,6-5,5
135-145
98-108
Mg / dl
Mg / dl
Mg / dl
mm01 / L
mm01 / L
mm01 / L
Data hasil pemeriksaan hari sabtu tanggal 13 januari 2018
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
Sekresi dan ekskresi
Analisa cairan tubuh liquos
Makroskopis
Warna
Kekeruhan
Bekuan
Mikroskopis
Jumlah sel
Hitung jenis sel
PMN
MN
Kimiawi
BJ
PH
None
Pandy
Protein
Glukosa
Bening
Negativ
Negativ
Tidak ditemukan sel
Tidak ditemukan sel
Tidak ditemukan sel
1.000
8,0
Negativ
Negativ
20
92 high
Jernih
Negativ
Negativ
-
< 3
1-3
90-97
1.006-1.008
Negativ
Negativ
< 45
40-76
-
-
-
-
%
-
%
%
-
-
-
-
Mg/dl
Mg/dl
Gambar 3.4
CT-SCAN
Analisa Data
Tabel 3.5
Analisa Data
No
Tanggal
Data
Etilogi
Masalah
1
2
3
4
5
1
16 Januari 2018
DS: klien mengatakan
nyeri kepala (pusing)
DO:
skala nyeri 5 (0-10)
kesadaran composmentis
klien tampak lemas
TTV
TD = 120/90mmHg
N = 82x/menit
R = 23x/menit
S = 36,4oC
Peningkatan Tik
Desakan pada
jaringan
Sakit dan nyeri
kepala
Hidrosefalus
Nyeri kronis
DS: klien mengatakan takut akan
adanya infeksi pada luka operasi.
DO:
klien terpasang Vp Shunt
klien tampak gelisah
tampak luka post op
Pemasangan Vp Shunt
Tindakan pembedahan
Resiko infeksi
Resiko infeksi
DS: klien mengatakan kurang
pengetahuan tentang penyakitnya
DO:
klien selalu bertanya tentang penyakitnya
klien tampak lemas
Krisis pada keluarga
Kurangnya informasi terhadap penyakit
Kurangnya informasi terhadap penyakit
Diagnosa Keperawatan
Nyeri kronis berhubungan dengan peningkatan TIK.
Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi.
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit.
Intervensi Keperawatan
Tabel 3.6
Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Rencana Tindakan
Intervensi
Rasional
1
2
3
4
5
1
Nyeri kronis berhubungan dengan peningkatan TIK
Setelah dilakukan tindakan keperawatan slema 2 x 24 jam di harapkan nyeri kepala (pusing) berkurang/hilang dengan kriteria hasil :
Klien rileks
Skala nyeri berkurang
Kaji sla;a nyeri kepala, lokasi, lamanya sakit.
Ajarkan teknik relaksasi (tarik nafas dalam)
Observasi tanda-tanda vital :
TD = 120/90 mmHg
N = 82x/menit
R = 23x/menit
S = 36,4oC
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik 2x1 ampul
Untuk mengetahui intervensi yang akan diberikan selanjutnya
Mengurangi ketegangan dan membuat pasian lebih nyaman
Mengetahui perkembangan
Analgetik dapat mengurangi nyeri
1
2
3
4
5
2
3
Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi (pemasangan Vp Shunt)
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit
Setelah dilakukan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan tanda-tanda infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda infeksi.
Luka bersih, tidak lembab dan kotor.
Setelah dilakukan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan pesien mengetahui dan mengerti tentang penyakitnya dengan kriteria hasil :
Mengetahui penyakit, kondisi, dan pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
Lakukan perawatan luka denga teknik aseptic
Lakukan perawatan terhadap prosedur infasif seperti infus
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik 2x1vial
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antihistamin 2x1
Atur posisi senyaman mungkin
Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien
Jelaskan informasi tentang kondisi pasien
Diskusikan pemulihan, terapi atau penanganan
Memberikan pendidikan perawatan luka
Mengetahui tanda-tanda infeksi dan proses penyembuhan cepat
Untuk mengetahui memenuhi cairan elektrolit
Antibiotik dapat mencegah perkembangan mikroorganisme pathogen
Antihistamin dapat mengurangi produksi asal lambung
Untuk menjaga kenyamanan atau rileks
Mengetahui tantang akan penyakitnya
Mengetahui pasien dan keluarga tentang kondisi perkembangan
Untuk mengetahui intervensi yang akan deiberikan selanjutnya
Mengetahui agar pasien dan keluarga pasien dapat mengerti/paham tentang prosedur perawatan luka
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.7
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No
Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Tindakan dan Respon
Evaluasi
Paraf
1
2
3
4
5
6
1
16 Januari 2018
DX I
T :
R :
T :
R:
T:
R:
T:
R:
Kaji keluhan nyeri klien, lokasi, lamanya
Klien bersedia, skala nyeri 5 (0-10), lokasi pada kepala menetap, lamanya ± 1 menit
Ajarkan teknik relaksasi (tarik nafas dalam)
Klien bersedia, klien melakukan tarik nafas dalam
Observasi TTV
Klien bersedia, dengan hasil:
TD = 120/90 mmHg
N = 82 x/menit
R = 23 x/menit
S = 36,4oC
Pemberian analgetik kolaborasi dengan dokter sesuai intruksi
Klien bersedia, klien mendapat injeksi Ketorolac 2x1 ampul IV
S:
O:
A:
P:
Klien mengatkan nyeri berkurang
Skala nyeri 5 dari (0-10)
Tampak ekspresi wajah rileks
Tanda-tanda vital:
TD = 120/90 mmHg
N = 82 x/menit
R = 23 x/menit
S = 36,40C
Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan
2
16 Januari 2018
DX II
T:
R:
T:
R:
T:
R:
Kaji tanda-tanda infeksi
Klien bersedia, mengetahui tanda-tanda infeksi
Melakukan perawatan luka dengan teknik aseptik
Klien bersedia dan kooperatif
Kolaborasi pemberian antibiotik dan antihistamin
Klien bersedia, klien mendapat terapi injeksi Ceftriaxone 2x1 vial dan Ranitidin 2x1 ampul IV
S:
O:
A:
P:
Klien mengatakan masih cemas akan terhadap luka post op
Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi pada luka post op
Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan
3
16 Januari 2018
DX III
T:
R:
T:
R:
T:
R:
Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga klien terhadap penyakit
Klien dan keluarga klien bersedia dan kooperatif
Jelaskan informasi tentang kondisi klien
Klien dan keluarga klien bersedia dan kooperatif
Mendiskusikan penanganan dan pemulihan terapi
Klien dan keluarga klien bersedia dan kooperatif dalam akan diberikan tindakan selanjutnya
S:
O:
A:
P:
Klien dan kelurga klien mengatakan belum mengerti tentang informasi terhadap penyakit dan kondisi klien
Klien tampak melaksanakan
prosedur yang dijelaskan dengan benar
Klien dan keluarga klien selalu bertanya akan kemajuan kondisi klien
Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan
4
17 Januari 2018
DX I
T:
R:
T:
R:
T:
R:
T:
R:
Kaji tanda-tanda vital
Klien bersedia dengn kriteria hasil:
TD = 120/90 mmHg
N = 83 x/menit
R = 20 x/menit
S = 36,4oC
Kaji skala nyeri,lokasi nyeri,lama nyeri
Klien bersedia, skala nyeri 3 dari (0-10), lokasi nyeri menetap pada kepala, lamanya nyeri ± 1 menit
Ajarkan teknik relaksasi (tarik nafas dalam)
Klien bersedia dan melakukanya
Kolaborasi pemberian obat analgetik
Klien mendapat therapy ketorolac 2x1 ampul IV
S:
O:
A:
P:
Klien mengatakan nyeri masih terasa
Skala nyeri 3 dari (0-10)
Tanda-tanda vital:
TD = 120/90 mmHg
N = 83 x/menit
R = 20 x/menit
S = 36,40 C
Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan
5
17 Januari 2018
DX II
T:
R:
T:
R:
T:
R:
Kaji tanda-tanda infeksi
Klien bersedia dan mengetahui tanda-tanda infksi
Melakukan perawatan luka aseptik
Klien bersedia dan tampak luka post op sudah baik
Kolaborasi pemberian obat antibiotik dan anti histamine
Klien bersedia dan mendapatkan therapy ceftriaksone 2x1 vial IV dan ranitidine 2x1 ampul IV
S:
O:
A:
P:
Klien mengatakan masih terasa pusing
Tampak luka post op sudah baik
Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan
6
17 Januari 2018
DX III
T:
R:
T:
R:
Memberikan pengetahuan kepada klien dan keluarga klien mengenai kondisi klien
Klien dan keluarga bersedia dan kooperatif
Memberikan waktu dan memfasilitasi dalam dalam pemberian informasi terhadap penyakit dan kondisi klien
Klien bersedia dan selalu bertanya terhadap kondisi klien
S:
O:
A:
P:
Klien mengatakan masih kurang mengetahui informasi
Klien tampak selalu bertanya tentang kondisi klien
Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan
7
18 Januari 2018
DX I
T:
R:
T:
R:
T:
R:
Kaji tanda-tanda vital
Klien bersedia dengan hasil:
TD = 120/80 mmHg
N = 80 x/menit
R = 21 x/menit
S = 36,4oC
Kaji skala nyeri
Klien bersedia, skala nyeri 2 dari (0-10)
Kolaborasi pemberian obat analgetik
Klien mendapat therapy ketorolac 2x1 ampul IV
S:
O:
A:
P:
Klien mengatakan nyeri masih terasa
Skala nyeri 2 dari (0-10)
Tanda-tanda vital :
TD = 120/90 mmHg
N = 83 x/menit
R = 20 x/menit
S = 36,40 C
Masalah teratasi sebagian
Intervensi dilanjutkan
8
18 Januari 2018
DX II
T:
R:
T:
R: T:
R:
Kaji tanda-tanda infeksi
Klien bersedia dan tidak ada tanda-tanda infeksi
Lakukan perawatan luka
Klien bersedia dan tampak luk post op baik
Kolaborasi pemberin obat antibiotik
Klien mendapat therapi ceftriaksone 2x1 vial IV
S:
O:
A:
P:
Tampak luka post op baik
Tampak tidak ada tanda-tanda
infeksi
Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan
9
18 Januari 2018
DX III
T:
R: T:
R:
Memberi pengetahuan kepada klien dan kelurgaa klien mengenai kondisi klien
Klien dan keluaga bersedia dan kooperatif
Memberikan waktu dan memfsilitasi dalam pemberian indormasi terhadap penyakit,rencana tindakan dan kondisi klien
Klien bersedia dan kooperatif dan klien,keluarga salalu bertanya tentang kedaan klien
S:
O:
A:
P:
Klien mengatakan masih kurang mengetahui informasi
Klien dan keluarga tampak selalu bertanya tentang kondisi klien
Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan
Pembahasan
Penulis membahas pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. Y dengan Hydrocephalus selama 8 hari dari tanggal 10 – 18 Januari 2018. Pelaksanaan asuhan keperawatan melalui 5 tahapan proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaandan evaluasi.
Pengkajian
Tahap ini merupakan awal dari proses keperawatan yang diawali dengan pengumpulan data secara sistematis. Pengkajian fisik dilakukan secara persistem dengan menggunakan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dari klien, keluarga dan catatan keperawatan, maupun catatan dari tim kesehatan yang lain berupa data subjektif maupun objektif, yang kemudian dianalisis untuk ditegakan diagnosa keperawatan. Saat pengkajian penulis tidak mengalami hambatan yang berarti dalam mengumpulkan data, karena klien dan keluarga sangat kooperatif saat diberikan pertanyaan tentang penyakit klien.
Diagnosa Keperawatan
Setelah pengkajian dilakukan analisa data dan selanjutnya didokumentasikan dalam diagnosa keperawatan. Ada beberapa diagnosa keperawatan yang ada pada teori, yaitu :
Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan gangguan pertumbuhan fisik (hidrosepalus)
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, nausea, vomitus
Kerusakan integritas berhubungan dengan factor mekanik
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kontraktur sehubungan dengan imobilisasi fisik ditandai dengan kulit meregang dan membuat lesi diadera oksipital
Hambatan mobilisasi fisik
Resiko ketidakefektifan fungsi jaringan otak berhubungan dengan gangguan aliran darah keotak akibat peningkatan TIK, ditandai dengan pelebaran sutura dan vena diarea cerebral
Resiko cidera berhubungan dengan peningkatan tekanan TIK, fisik (ketidakmampuan menyangga kepala yang besar)
Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi (pemasangan Vp Shunt)
Berduka berhubungan dengan kelahiran anak dengan hidrosepalus
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang peroses penyakit
Ansietas berhubungan dengan ketakutan akan perkembangan anak selanjutnya
Defisiensi pengetahuan (sebutkan) berhubungan dengan kurang informasi
Perencanaan
Perencanaan dilakukan setelah ditentukan diagnosa keperawatan, dalam perancanaan meliputi tujuan yang terdiri dari waktu dan kriteria yang ingin dicapai dalam intervensi yang merupakan tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada diagnosa pertama penulis mengangkat tentang nyeri kronis berhubungan dengan peningkatan TIK, penulis merumuskan tujuan khusus klien rileks dan skala nyeri berkurang, untuk tujuan tersebut penulis merencanakan beberapa tindakan keperawatan yaitu kaji skala nyeri, ajarkan teknik relaksasi, observasi tanda-tanda vital, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.
Pada diagnosa ke dua penulis mengangkat tentang resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi, penulis merumuskan tujuan khusus tidak ada tanda-tanda infeksi, luka bersih tidak lembab dan kotor. Untuk tujuan tersebut penulis merencanakan beberapa tindakan keperawatan yaitu lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik, lakukan perawatan terhadap prosedur infasif seperti infus, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antihistamin.
Pada diagnosa ketiga penulis mengangkat mengenai kurangnya pengetahuan informasi tentang proses penyakit. Penulis merumuskan tujuan khusus untuk mengetahui penyakit, kondisi dan program pengobatan, agar pasien dan keluarga pasien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan.
Implementasi
Implementasi dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 16 januari 2018 klien masih dengan keadaan normal, penulis melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaan tindakan keperawatan penulis mendapat dukungan sepenuhnya dari klien,keluarga,perawat serta tim medis lain disamping adanya respon yang sangat kooperatif baik dari klien maupun keluarga sehingga penulis tidak dapat hambatan bararti.
Evaluasi
Untuk tahap evaluasi penulis menyajikan dalam bentuk SOAP di tandai dengan adnya kriteria hasil, yang dapat mempermudah penulis dalam menentukan tercapainya tindakan intervensi keperawatan yang dilaksanakan dan penulis juga menemukan kesenjangan pada tahap ini yaitu mengenai keterbatasaan waktu penulis sehingga tidak biasa melaksanakan evaluasi selama 24 jam. Oleh karena itu penulis melibatkan perawat yang ada diruangan untuk melanjutkan rencana tindakan dan evaluasi.
Hari pertama pelaksanaan tanggal16 januari 2018 dimana terdapat tiga diagnose keperawatan yang muncul yaitu :
Nyeri kronis berhubungan dengan peningkatan TIK masalah belum teratasi tanggal 18 januari 2018. Karena saat dilakukan pengkajian keadaan umum compos mentis, keadaan luka post op klien baik dan tampak meringis kesakitan dengan skala 2 dan diberikan terapi anti nyeri 2 x 1 hari.
Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi masalah belum teratasi tanggal 18 januari 2018. Karena saat dilakukan implementasi keperawatan kepala klien masih tampak tedapat luka post op. walaupun demikian klien diberikan terapi antibiotic 2 x 1 hari.
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit masalah belum teratasi tanggal 18 januari 2018. Karena klien dan keluarga klien masih belum mengerti proses penyakit, kondisi klien dan rencana tindakan medis selanjutnya