BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang SDIDTK! 2.1.1. Pengertian
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kemb ke mban ang g pa pada da ba balit litaa da dan n an anak ak pr prase aseko kola lah. h. De Deng ngan an di ditem temuk ukan an se secar caraa di dini ni penyimpangan/masalah
tumbuh
kembang,
maka
intervensi
akan
mudah
dilaku dil akukan kan,, ten tenaga aga kes keseha ehatan tan jug jugaa mem mempun punya yaii wak waktu tu dala dalam m mem membua buatt ren rencana cana tindakan/in tinda kan/intervens tervensii yang tepat, terutam terutamaa ketik ketikaa harus melib melibatkan atkan ibu/k ibu/keluarg eluarga. a. ila penyimpangan penyimpangan terlam terlambat bat diketa diketahui, hui, maka interv intervensiny ensinyaa akan lebih sulit dan hal ini akan berengaruh terhadap ter hadap tumbuh kembang anak !Depkes "I, #$%$&. 'enu 'e nuru rutt (u (urs rsala alam m de dete teks ksii di dini ni me meru rupa paka kan n up upay ayaa pe penj njar arin inga gan n ya yang ng dilaksanakan secara komprehensi) untuk mengetahui adanya penyimpangan pada tumbuh kembang bayi dan balita serta untuk mengoreksi adanya )aktor resiko !(ursalam, #$$*&. Dengan adanya )aktor resiko yang yang telah diketahui, maka upaya untuk meminimalkan dampak pada anak bisa dicegah. +paya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak. Dengan demikian dapat tercapai tumbuh kembang yang optimal !Depkes "I, #$%$&.
2.1.2. Tu"uan Pelaksanaan SDIDTK !Depkes "I, #$%$&. a. Tu"uan umum
gar semua balita dan anak prasekolah tumbuh dan berkembang secara optimal optim al sesuai deng dengan an poten potensi si genet genetikny iknya, a, sebag sebagai ai indik indikator ator keberh keberhasilan asilan adalah -* balita dan anak prasekolah terjangkau oleh kegiatan SDIDTK
b. Tu"uan khusus
%& Te Tersel rseleng enggar garany anyaa keg kegiata iatan n stim stimula ulasi si tum tumbuh buh kembang kembang pada sem semua ua bal balita ita dan anak prasekolah di wilayah kerja puskesmas
5
6
#& Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada semua balita dan anak prasekolah di wilayah kerja puskesmas & Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja puskesmas 0& Terselenggaranya rujukan terhadap kasus1kasus yang tidak bisa ditangani di 2uskesmas. 2.1.#. Jenis Kegiatan SDIDTK
Kegiatan deteksi dini tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah dapat dilakukan di semua tingkat pelayanan, secara menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga !orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya& masyarakat !kader kesehatan, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat& dan tenaga pro)esional !kesehatan, pendidikan dan sosial&. da jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa3 !Sahara, ". #$$$& a. Deteksi Dini Pen$im%angan Pertumbuhan 4enis kegiatan yang dilaksanakan meliputi 3 pengukuran erat adan
terhadap Tinggi adan !/T& dan pengukuran 5ingkar Kepala nak !5K& Tabel #.% 2elaksana dan lat yang Digunakan untuk Deteksi Dini 2enyimpangan 2ertumbuhan Tingkat 2elayanan 2elaksana lat yang Digunakan Keluarga masyarakat • 6rang tua K'S • Kader kesehatan Timbangan • • 2etugas 2+D, • dacin K, T2 dan 7uru TK 2uskesmas Dokter Table /T • • idan 7ra)ik 5K • • hli gi8i Timbangan • • 2etugas lain lat ukur tinggi • • badan 2ita pengukur • lingkar kepala Sumber3 uku 2edoman 2elaksanaan SDIDTK !Depkes, #$%$&
7
b. Deteksi Pen$im%angan Perkembangan 4enis kegiatan yang dilaksanakan
meliputi
skrining/pemeriksaan
perkembangan menggunakan Kuesioner 2ra Skrining 2erkembangan !K2S2&, Tes Daya 5ihat !TD5& dan Tes daya Dengar !TDD&. Tabel #.# 2elaksanaan dan lat yang digunakan untuk Deteksi Dini 2enyimpangan 2erkembangan nak Tingkat 2elayanan 2elaksana lat yang Digunakan Keluarga dan uku KI 6rang tua • Kader kesehatan, • 'asyarakat •
K, T2 2etugas pusat
• •
K2S2 TD5 TDD
• 2+D terlatih 7uru TK terlatih • 2uskesmas Dokter K2S2 • • idan TD5 • • 2erawat TDD • • Sumber3 uku 2edoman 2elaksanaan SDIDTK !Depkes, #$%$&.
&. Deteksi Pen$im%angan 'ental (m)si)nal 4enis kegiatan yang dilaksanakan meliputi 3 deteksi dini masalah mental
emosional pada anak prasekolah menggunakan Kuesioner 'asalah 'ental 9mosional !K''9&, deteksi dini autis pada anak pra sekolah menggunakan Ceklist for Autism in Todlers !:;T& dan deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak pra sekolah menggunakan kuesioner 7angguan 2emusatan 2erhatian Dan ;iperaktivitas !722;&
dapun jadwal kegiatan dan jenis skrining atau deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah adalah sebagai berikut 3 Tabel.#.. 4adwal Dan 4enis Kegiatan Deteksi Dini 2ertumbuhan Dan 2erkembangan 2ada alita Dan nak 2ra Sekolah
8
Keterangan 3 /T 3 erat adan terhadap Tinggi adan 5K 3 5ingkar Kepala K2S2 3 Kuesioner 2ra Skrining 2erkembangan TDD 3 Tes Daya Dengar TD5 3 Tes Daya 5ihat K''9 3 Kuesioner 'asalah 'ental 9mosional :;T 3 Ceklist for Autism in Toddler 722; 3 7angguan 2emusatan 2erhatian dan ;iperaktivitas
2.1.*. Indikat)r Keberhasilan Kegiatan SDIDTK di Puskesmas !Depkes,
#$%$&. Indikator untuk melihat tingkat keberhasilan kegiatan SDIDTK di tingkat puskesmas adalah sebagai berikut 3
a. Indikat)r In%ut
Tersedianya buku KI !Kesehatan Ibu dan nak&, uku 2edoman Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang nak,
9
Dini Tumbuh Kembang, "egister Kohort Kesehatan alita Dan nak 2rasekolah, 5aporan Kesehatan alita Dan nak 2rasekolah, lat Deteksi Dini Tumbuh Kembang b. Indikat)r %r)ses
2erencanaan kegiatan SDIDTK, peran serta kader kesehatan, masyarakat dan orang tua, supervisi, monitoring atau evaluasi kegiatan SDIDTK. &. Indikat)r )ut%ut
:akupan SDIDTK balita dan anak pra sekolah !&, 2ersentase balita dan anak prasekolah dengan tingkat perkembangan sesuai !S&, meragukan !'& dan penyimpangan !2&.
2.1.+. As%ek,As%ek Pertumbuhan Dan Perkembangan Soetjiningsih. #$%0&. a. As%ek %ertumbuhan.
2arameter pertumbuhan yang sering digunakan untuk pemantauan pertumbuhan sebagaimana dalam pedoman deteksi dini tumbuh kembang anak adalah terhadap T dan lingkar kepala. 1! Berat Badan. erat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting
karena digunakan untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. 2! Tinggi Badan. Tinggi badan merupakan
ukuran
antropometri
terpenting
kedua.
Keuntungan dari pengukuran tinggi badan ini adalah alatnya yang murah, mudah di buat dan di bawa sesuai keinginan. Selain itu tinggi badan merupakan indikator yang baik untuk pertumbuhan )isik yang sudah lewat dan untuk perbandingan terhadap perubahan relati), seperti nilai berat badan dan lingkar lengan atas. Tinggi badan untuk anak kurang dari # tahun sering disebut dengan panjang badan. #! -ingkar Ke%ala. 2engukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menaksir pertumbuhan otak. 2ertumbuhan lingkar kepala umumnya mengikuti pertumbuhan otak, sehingga bila ada hambatan atau gangguan pada pertumbuhan lingkar kepala, maka pertumbuhan otak biasanya juga terhambat.
10
b. As%ek %erkembangan.
%& 'otorik kasar ! gross motor & adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot1otot besar sehingga memerlukan cukup tenaga seperti duduk, berdiri dan sebagainya. #& 'otorik halus ! fine motor adaptive& adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot1otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya memasukkan manik1manik ke dalam botol, menempel dan menggunting. & Kemampuan bicara dan bahasa !language&
adalah
aspek
yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara secara spontan. 2ada masa bayi kemampuan bahasa bersi)at pasi), sehingga pernyataan akan perasaan atau keinginan dilakukan melalui tangisan dan gerakan. Semakin berta mbahnya usia anak, akan menggunakan bahasa akti) yaitu berbicara. 0& Sosialisasi dan kemandirian ! personal social & adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. 2.1.. 'ekanisme Pelaksanaan kegiatan SDIDTK di Tingkat Puskesmas
+ntuk mendukung kegiatan SDIDTK berjalan dengan baik maka didalam pelaksanaannya ditunjuk seorang pelaksana kegiatan SDIDTK oleh kepala puskesmas yang bertanggungjawab mengelola kegiatan SDIDTK di puskesmas. 'ekanisme pelaksanan kegiatan SDIDTK di tingkat pelayanan kesehatan dasar meliputi3 !Depkes "I, #$%$& 1! Peren&anaan Kegiatan
2erencanaan kegiatan ini sangat diperlukan guna mendukung kelancaran dan tercukupinya kebutuhan pelayanan kegiatan SDIDTK. Kegiatan perencanaan yang dilakukan meliputi perencanaan 3
11
a. Sasaran
Semua anak umur $1= tahun yang ada di wilayah kerja puskesmas. 2enentuan sasaran sangat penting, diharapkan dengan penentuan sasaran yang tepat, maka semua anak umur $1= tahun diwilayah kerja puskesmas tersebut terjangkau oleh pelayanan SDIDTK. 2enentuan sasaran berdasarkan ketentuan sebagai berikut 3 Sasaran bayi 3 :" !Crude Birth Ratee & > jumlah penduduk Sasaran balita 3 4umlah kelahiran bayi dalam satu tahun > 0 Sasaran anak prasekolah 3 ,# > jumlah penduduk
b. Tenaga
'engingat kegiatan SDIDTK ini meliputi beberapa rangkaian kegiatan yang terbagi dalam pokok kegiatan, untuk itu memerlukan dukungan jumlah tenaga yang sesuai untuk e)isien dan e)kti)itas pelaksanaan. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan melibatkan peran serta keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan puskesmas.
&. Sarana
Kebutuhan sarana dalam pelaksanaan kegiatan SDIDTK meliputi kebutuhan tempat dan alat deteksi dini tumbuh kembang yang terdiri dari alat ukur berat badan !timbangan&, alat ukur tinggi badan, pita pengukur lingkar kepala, tabel /T, gra)ik lingkar kepala, K'S, uku KI, kuesioner K2S2, TD5, TDD dan alat SDIDTK. 4adwal pelayanan 2engaturan jadwal kegiatan SDIDTK perlu dilakukan, sehingga diharapkan semua sasaran dapat terjangkau. 2elayanan kegiatan SDIDTK dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung. 2elayanan kegiatan SDIDTK di dalam gedung dapat dilaksanakan pada pelayanan puskesmas, sedangkan di luar gedung dilaksanakan pada saat posyandu maupun kunjungan pemeriksaan kesehatan di taman kanak1kanak !TK& dan Play Group !27&
2! Intervensi Dini Dan /u"ukan Dini
12
a. Intervensi Dini
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak yang perkembangannya menyimpang atau tidak sesuai dengan umurnya. Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensi) di rumah selama dua minggu yang diikuti dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan. 2emberian intervensi dini ini mengajak peran serta dan keterlibatan orang tua, anggota keluarga, pengasuh anak dan lingkungan sekitar anak.
b. /u"ukan Dini
"ujukan diperlukan jika masalah atau penyimpangan perkembangan anak tidak dapat di tangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi dini. "ujukan penyimpangan tumbuh kembang anak dilakukan secara berjenjang sebagai berikut 3 1. Tingkat keluarga dan mas$arakat. Keluarga dan masyarakat dianjurkan untuk membawa anaknya ke tenaga
kesehatan di puskesmas atau rumah sakit apabila ditemukan keluhan dalam petumbuhan dan perkembangan anak. 2. Tingkat %uskesmas dan "aringann$a. 2ada rujukan dini, bidan dan perawat di posyandu, puskesmas pembantu maupun polindes melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai standar pelayanan yang terdapat pada buku pedoman. ila kasus penyimpangan tersebut ternyata memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan rujukan ke tim medis di puskesmas !dokter, bidan, perawat, nutrisionis dan tenaga kesehatan terlatih lainnya&. #. Tingkat rumah sakit ru"ukan. ila kasus tersebut tidak dapat ditangani di tingkat puskesmas atau memerlukan tindakan yang khusus maka perlu di rujuk ke rumah sakit !tingkat rujukan primer& yang mempunyai )asilitas klinik tumbuh kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli gi8i, serta laboratorium atau pemeriksaan penunjang diagnostik. "umah sakit provinsi sebagai tempat rujukan sekunder diharapkan memiliki klinik tumbuh kembang anak yang
13
didukung oleh tim dokter spesialis anak, kesehatan mata, T;T, rehabilitasi medik, ahli terapi !)isioterapis, terapi bicara& ahli gi8i dan psikolog. #! Pen&atatan dan Pela%)ran
2encatatan dan pelaporan kegiatan SDIDTK di tingkat puskesmas dan jaringannya menggunakan sistem yang sudah ada dengan tambahan beberapa )ormulir untuk mencatat dan melaporkan kegiatan ini. 2uskesmas yang telah melaksanakan program kegiatan SDIDTK perlu menyediakan )ormulir pencatatan dan pelaporan berikut 3 a. Instrumen pencatatan kegiatan SDIDTK anak di tingkat puskesmas dan jaringannya, meliputi 3 %.
'onitoring kegiatan SDIDTK di tingkat puskesmas dan jaringannya dilaksanakan dengan cara mengkaji data sekunder dari laporan bulanan hasil
14
kegiatan SDIDTK dan juga laporan bulanan kunjungan supervisi lapangan. Di tingkat puskesmas, data yang tercatat di dalam buku register kohort akan diperbaharui setiap bulan selama periode satu tahun kalender. pabila data tersebut diolah dan dianalisa secara baik, maka setiap puskesmas akan memilki data atau in)ormasi sebagai berikut 3 %. Data dasar seperti jumlah sasaran menurut jenis kelamin dan kelompok umur #. Data kunjungan baru yang digunakan untuk menghitung kontak pertama . Kunjungan SDIDTK pada balita dan anak prasekolah menggunakan K2S2 dalam setahun # kali 0. nak balita dan prasekolah yang mempunyai masalah perkembangan. Dengan adanya data tersebut maka setiap puskesmas dapat membuat rencana kerja bulanan untuk menjangkau dan memberikan pelayanan SDIDTK pada seluruh balita dan prasekolah yang namanya tercantum dalam buku register kohort. Dalam memonitor hasil kegiatan SDIDTK, laporan bulanan kegiatan SDIDTK diolah dan dianalisa sehingga setiap puskesmas akan mempunyai data hasil kegiatan SDIDTK per desa atau kelurahan per bulan yang meliputi cakupan kontak pertama SDIDTK dan jumlah anak yang tingkat perkembangnnya sesuai !S& dan yang menyimpang !'&. 2ertemuan bulanan di tingkat puskesmas dapat diman)aatkan untuk memonitor pelaksanaan kegiatan SDIDTK di posyandu, puskesmas pembantu, puskesmas, sekolah taman kanak1kanak dan sebagainya.
b. (valuasi
9valuasi kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak dilakukan akhir tahun dengan mengolah dan menganalisa laporan tahunan puskesmas. Data yang dilihat adalah data cakupan kontak pertama SDIDTK dan cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah. 9valuasi kegiatan SDIDTK di puskesmas dan jaringannya dilaksanakan dengan cara mengkaji data sekunder laporan tahunan hasil kegiatan SDIDTK, diantaranya dengan membandingakn hasil cakupan SDIDTK tahun ini dengan tahun1tahun sebelumnya dan sebagainya. Sedangkan rapat kerja tahunan program KI dapat diman)aatkan untuk ajang evaluasi pelaksanaan kegiatan SDIDTK, di puskesmas dan jaringannya.
15
2.2. Puskesmas 2.2.1. Batasan Puskesmas.
2uskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja !Depkes "I, #$$0&. 2uskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan )ungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatanmasyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok !Trihono. #$$*&.
2.2.2. A0as Pen$elenggaraan !8war, . #$%$&.
Sebagai sarana pelayanan terdepan tingkat pertama di Indonesia, pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada empat a8as yaitu 3 a. A0as %ertanggung"aaban ila$ah
Dalam
menyelenggarakan
program
kerjanya,
puskesmas
harus
melaksanakan a8as pertanggungjawaban wilayah artinya puskesmas harus bertanggung jawab atas masalah kesehatan yang terjadi diwilayah kerjanya. Dengan adanya a8as ini maka pelaksanaan program puskesmas tidak dilaksanakan secara pasi) saja, dalam arti hanya menanti kunjungan masyarakat ke puskesmas, melainkan secara akti) yaitu memberikan pelayanan kesehatan sedekat mungkin kepada masyarakat. 5ebih dari itu, karena puskesmas harus bertanggung jawab atas masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya, maka banyak dilakukan berbagai program pemeliharaan kesehatan danpencegahan penyakit yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat.
b. A0as %eran serta mas$arakat
Dalam
menyelenggarakan
program
kerjanya,
puskesmas
harus
melaksanakan a8as peran serta masyarakat, artinya berupaya melibatkan masyarakat dalam menyelenggarakan program kerja tersebut. entuk peran serta
16
masyarakat dalam pelayanan kesehatan banyak macamnya. Salah satunya adalah pos pelayanan terpadu !2osyandu&
&. A0as keter%aduan
Dalam
menyelenggarakan
program
kerjanya,
puskesmas
harus
melaksanakan a8as keterpaduan, artinya berupaya memadukan program kegiatan tersebut bukan saja dengan program kesehatan lain !lintas program& tetapi juga dengan program dari sektor lain !lintas sektor&. Dengan dilaksanakan a8as keterpaduan ini, berbagai man)aat akan dapat diperoleh. agi puskesmas dapat menghemat sumber daya, sedangkan bagi masyarakat lebih mudah memperoleh pelayan kesehatan.
d. A0as ru"ukan
Dalam
menyelenggarakan
program
kerjanya,
puskesmas
harus
melaksanakan a8as rujukan, artinya jika tidak mampu menangani masalah kesehatan harus merujuk ke sarana kesehatan yang lebih mampu. +ntuk pelayanan kedokteran, jalur rujukan adalah rumah sakit. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalur rujukannya adalah berbagai kantor kesehatan.
2.2.#. ungsi dan Peran Puskesmas Dalam Sistem Kesehatan 'as$arakat
!8war, . #$%$&. a.
17
#& 'emberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara e)ekti) dan e)isien. & 'emberikan bantuan yang bersi)at bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan. 0& 'emberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat. *& ekerja sama dengan sektor1sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program 2uskesmas. b. 2eran 2uskesmas Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. 2eran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta system evaluasi dan pemantauan yang akurat.
2.2.*. 3rganisasi Puskesmas.
6rganisasi 2uskesmas disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja 2uskesmas. 6rganisasi 2uskesmas paling sedikit terdiri atas3 !Depkes "I, #$%0& a. b. c. d. e.
kepala 2uskesmas? kepala sub bagian tata usaha? penanggung jawab +K' dan Keperawatan Kesehatan 'asyarakat? penanggung jawab +K2, ke)armasian dan 5aboratorium? dan penanggungjawab jaringan pelayanan 2uskesmas dan jejaring )asilitas pelayanan kesehatan.
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing1masing puskesmas. 2enyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan 2eraturan Daerah. Sebagai acuan dapat
18
dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut3 !Depkes "I, #$$*& a. Kepala 2uskesmas b. +nit Tata +saha yang bertanggungjawab membantu Kepala 2uskesmas dalam pengelolaan3 Data dan in)ormasi • 2erencanaan dan penilaian • Keuangan • +mum dan pengawasan • c. +nit 2elaksana Teknis