BAB II TINJAUAN TEORITIS
( Pre Operatif )
A. Defi Defini nissi Kepera Kep erawat watan an pre ope operat ratif if mer merupak upakan an tah tahapa apan n awa awall dar darii kep kepera erawat watan an per periop iopera erati tif. f. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat tergantung pada fase ini. Hal ini diseba disebabkan bkan fase ini merupakan awalan yang menja menjadi di landasan untuk kesuks kesuksesan esan tahapan-tahapan berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya. Pengakajian Pen gakajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi. B. Pe Pers rsia iapa pan n Pe Pemb mbed edah ahan an .
Prin Prinsi sip p mana manage geme ment nt pra pra opera operati tif f !anagement pra " bedah bertujuan untuk mencapai atau mempertahankan status fisik dan mental yang akan menjamin bahwa anak mampu untuk mengatasi trauma dari dari inte inter# r#en ensi si beda bedah. h. $ujua ujuan n sela selanju njutn tnya ya adal adalah ah untu untuk k meng menghi hila lang ngkan kan atau atau mengurangi terjadinya komplikasi selama atau setelah pembedahan dengan antisipasi
yang seksama dan pengobatan. %. $ipe pem pembeda bedaha han. n. Pem Pembeda bedaha han n
dapa dapatt
ter terenca encana na&&
dim dimana ana
per persiap siapan an
beda bedah h
memungkinkan dan kondisi umum anak dalam keadaan yang memuaskan& atau dalam keadaan darurat& dimana inter#ensi adalah dengan segera untuk mencegah timbulnya ketidakmampuan yang serius& komplikasi atau kematian. 'aktu persiapan minimal. Baik pada pembedahan terencana atau darurat terdapat beberapa prosedur tertentu yang diperlukan untuk memenuhi tujuan diatas ( a. $erpel rpelih ihar arany anyaa kes kesei eimb mban angan gan cair cairan an tubuh tubuh dan elekt elektro roli litt b. Pengantian cairan tubuh dan elektrolit c. !ember !emberika ikan n lingkun lingkungan gan yang sesuai sesuai.. Hal ini harus harus dipandang dipandang dalam kaitannya kaitannya dengan umur anak dan status status fisiknya& misalnya misalnya neonates neonates mempunyai mempunyai kebutuhan yang berbeeda dari bayi dan anak-anak
d. Aspek psikologi psikologis& s& pengenalan pengenalan bahwa ketakutan ketakutan dan kecemasan dapat menggangu menggangu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri dengan stress e. Persiapan Persiapan fisik& misalny misalnyaa persiapan kulit& kulit& la#ase rektal& la#ase la#ase gaster atau aspirasi aspirasi gaster f. Prem Premed edik ikas asii Hal ini didasarka didasarkan n pada berat badan badan anak. anak. Piliha Pilihan n obat obat tergan tergantun tung g pada pada ahli ahli anestes anestesii dan kondisi kondisi anak. anak. Atrop Atropine ine&& yang yang diberi diberiakan akan secara secara intram intramusc uscula ular& r& merupakan pilihan yang umum. )feknya adalah sebagai berikut ( * Dila Dilata tasi si dari dari pupil pupil kare karena na terj terjadi adiny nyaa block blockad adee dari dari tonus tonus koliner kolinergi gik k pada pada spingter pupillae %* Dosis Dosis yang yang kecil memperl memperlamb ambat at janting janting dan pada pada awalnya awalnya dapat dapat ditemu ditemukan kan gangguan dari hantaran atrio#entrikuler +* ,ekre ,ekresi si sali sali#a #a diha dihamb mbat at sehi sehing ngga ga meni menimb mbul ulka kan n keker kekerin inga gan n pada pada mulu mulut. t. $erdapat $erdapat juga penurunan motilitas usus. * ,ekr ,ekres esii hidu hidung ng&& mulut ulut&& far faring ing dan dan bron bronki ki menga engarrah pada pada terja erjadi diny nyaa
+.
kekeringan membrane mukosa pernafasan * Atrofi Atrofi yang yang diberiakan diberiakan sebagai sebagai premedikas premedikasii dengan alasan alasan /+* dan /* /* diatas diatas Pers Persia iapan pan Klie Klien n Di 0nit 0nit Per Peraw awat atan an a. Per Persiap siapan an 1i 1isik Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi antara lain ( * ,tatus ,tatus Kes Kesehat ehatan an 1isik 1isik secar secaraa 0mum ,ebelum ,ebelum dilaku dilakukan kan pembeda pembedahan& han& pentin penting g dilakuk dilakukan an pemeri pemeriksaa ksaan n statu statuss kesehatan kesehatan secara umum& meliputi meliputi identitas identitas anak& riwayat riwayat penyakit penyakit seperti seperti kesehatan masa lalu& riwayat kesehatan keluarga& pemeriksaan fisik lengkap& antara antara lain status status hemodinami hemodinamika& ka& status status kardio#askul kardio#askuler& er& status pernafasan& pernafasan& fungsi ginjal dan hepatik& fungsi endokrin& fungsi imunologi& dan lain-lain. ,elain itu anak harus istirahat yang cukup& karena dengan istirahat dan tidur yang cukup anak tidak akan mengalami stres fisik dan tubuh menjadi lebih rileks. %* ,tat ,tatus us 2utr 2utris isii Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan& lipat lipat kulit kulit trisep trisep&& lingka lingkarr lengan lengan atas& atas& kadar kadar protei protein n darah darah /album /albumin in dan globulin* globulin* dan keseimbanga keseimbangan n nitrogen. nitrogen. ,egala bentuk defisiensi defisiensi nutrisi harus di koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi gi3i buruk ini dapat mengakibatkan anak
mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan anak menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi& dehisiensi / terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu *& demam dan penyembuhan luka yang lama. Pada kondisi yang serius anak dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian pada anak tersebut. +* Keseimbangan 4airan dan )lektrolit Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output cairan. Demikaian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang normal. Kadar elektrolit yang biasanya dilakuakan pemeriksaan diantaranya dalah kadar natrium serum /normal ( + - mmol5l*& kadar kalium serum /normal ( +& - mmol5l* dan kadar kreatinin serum /6&76 - &6 mg5dl*. Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obatobatan anastesi. 8ika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan baik. 2amun jika ginjal mengalami gangguan seperti oliguri5anuria& insufisiensi renal akut& nefritis akut maka operasi harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal. Kecuali pada kasus-kasus yang mengancam jiwa. * Kebersihan 9ambung dan Kolon 9ambung dan kolon harus di bersihkan terlebih dahulu. :nter#ensi keperawatan yang bisa diberikan diantaranya adalah anak dipuasakan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan enema5la#ement. 9amanya puasa berkisar antara 7 sampai ; jam /biasanya puasa dilakukan mulai pukul %.66 ':B*. $ujuan dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi /masuknya cairan lambung ke paru-paru* dan menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan. Khusus pada anak yang menbutuhkan operasi 4:$< /segera*& seperti pada pasien kecelakaan lalu lintas. !aka pengosongan lambung dapat dilakukan dengan cara pemasangan 2=$ /naso gastric tube*. * Persoanal Hygiene
Kebersihan tubuh anak sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi. >* Pengosongan kandung kemih Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan kateter. ,elain untuk pengosongan isi bladder tindakan kateterisasi juga diperluka untuk mengobser#asi balance cairan. . Persiapan Bedah Darurat a. Kendatipun waktu yang ada untuk menyiapakan anak untuk pembedahan terbatas& sekalipun demikian penting untuk mempertimbangkan semua pokok yang telah disebutkan sebelumnya. 'alaupun demikian terdapat beberapa factor tambahan yang harus dipertimbangkan. b. 9ambung biasanya kosong dalam %setengah jam jika makanan ringan& misalnya bubur saring tetapi dapat memakan waktu sampai > jam untuk makanan yang berat. Penelitian pada indi#idu yang sehat memperlihatkan bahwa lambung memberikan respon terhadap perubahan dalam status emosional& misalnya& pada ketakutan yang mendadak dengan adanya #asokan striksi yang nyata dan penurunan sekresi asam. ,yok dan ketakutan akan menghambat pengosongan lambung& karena itu& penting untuk mengetahui waktu kecelakaan dalam kaitannya dengan masukan makanan. c. 8ika kecelakaan terjadi dalam waktu % sampai + jam setelah makan& harus diperkirakan bahwa makanan masi berada dalam lambung. 8iki terjadi suatu keraguan maka lebih aman untuk memasukan tabung lambung yang besar ukuran % 1= % )= untuk anak yang kecil& dan ukuran % 1= atau )= untuk anak yang lebih tua. Hal ini dapat menimbulkan muntah dan kemungkinan merupakan cara terbaik untuk menjamin agar partikel makanan diangkat& karena bahkan tabung yang besarpun tidak akan memungkinkan partikel yang besar untuk keluar dari apertura sisi dan lumen dari tabung. Dapat juga diberikan suatu la#ase lambung. 8ika terdapat keraguan mengenai keadaan lambung yang kosong& maka lebih aman untuk menunda pembedahan .
d. Pada anak yang sakit dengan obstruksi usus& maka untuk anak yang kecil dimasukan suatu tabung esofagal no. - 1= atau>-; )=& dan ukuran ? 1= atau )= untuk bayi pada masa neonates. ,ebelum operasi isi lambung di aspirasi dean alat spuit dan tabung dibiarkan terbuka& atau melekat pada alat penghisap pada #akum sebesar dalam Hg atau % cm Hg / Kpa* tabung ini tidak diklem dan bertindak sebagai jalan keluar untuk gas serta cairan. Hal ini penting karena dapat mencegah distensi abdomen yang dapat mengarah pada timbulnya kesukaran bernapas. 8uga terdapat bahaya besar bahwa bayi yang sakit atau lemah dapat menginhalsi .muntah& dan hal ini dapat dihindarkan dengan menjaga lambung bersih dari isisnya. e. Aspek psikolog. ,yok karena dirawat di rumah sakit kemungkinan sama dengan syok yang timbul karena alasan perawatan. Anak cenderung lebih tertekan & hampir seperti keadaan bodoh& tetapi hal ini tergantungpada kondisi dan umur anak dan luasnya cidera.orang tua akan berada dalam keadaan syok dan hal ini memer.lukan suatu pendekatan yang berbeda baik pada saat masuk perawatan dan persiapan pra-bedah. Baik anak dan orang tua harus ditangani dengan kesabaran dan pengertian. Penerangan harus diberikan mengenai rutinitas atau perawatan pra-bedah serta bagian yang diambil oleh orang tua dalam menyiapkan anak bagi pembedahan.
. Persiapan sekembalinya dari teater Bagian dari pesiapan pra-bedah adalah persiapan bagi kembalinya anak dari teater bedah. faktor pertama yang perlu dipertimbangkan adalah antisipasi. Alsan untuk pembedahan telah disetujui dengan dilakukannya penilaian klinik. Kendatipun penilaian semula tidak merupakan penilaian akhir& masih ada kemungkinan untuk mengantisipasi dan mmengadakan persiapan terhadap sebagian besar kemungkinan& misalnya anak yang menderita suatu dugaan apendisitis dapat mempunyai suatu luka tertutup atau drainase. Anak ini memerlukan suatu infus dan kemungkinan membutuhkan oksigen. :ni berarti bahwa peralatanuntuk keadaan ini harus
dipersiapkan. Pada rumah sakit yang modern dapat diperoleh oksigen dalam perpipaan tetapi harus disertai dengan adanya perlengkapan yang diperlukan. Hal ini termasuk penyedot dan peralatan resusitasi khusus. ,ingkatnya adalah peralatan harus dapat bekerja sepenuhnya setiap saat sehingga tidak timbul suatu keadaan darurat. >. Persiapan !ental5Psikis Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. ,etiap orang mempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi pengalaman operasi sehingga akan memberikan respon yang berbeda pula& akan tetapi sesungguhnya perasaan takut dan cemas selalu dialami setiap orang dalam menghadapi pembedahan. Berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan atau kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan antara lain ( a. $akut nyeri setelah pembedahan b. $akut terjadi perubahan fisik& menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal /body image* c. $akut keganasan /bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti* d. $akut5cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang mempunyai penyakit yang sama. e. $akut5ngeri menghadapi ruang operasi& peralatan pembedahan dan petugas. f. $akut mati saat dibius5tidak sadar lagi. g. $akut operasi gagal. Peranan perawat dalam memberikan dukungan mental dapat dilakukan dengan berbagai cara ( a. !embantu pasien mengetahui tentang tindakan-tindakan yang dialami pasien sebelum operasi& memberikan informasi pada pasien tentang waktu operasi& halhal yang akan dialami oleh pasien selama proses operasi& menunjukkan tempat kamar operasi& dll. b. Dengan mengetahui berbagai informasi selama operasi maka diharapkan pasien mejadi lebih siap menghadapi operasi& meskipun demikian ada keluarga yang tidak menghendaki pasien mengetahui tentang berbagai hal yang terkait dengan operasi yang akan dialami pasien. c. !emberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindakan persiapan operasi sesuai dengan tingkat perkembangan. =unakan bahasa yang sederhana dan jelas. !isalnya( jika pasien harus puasa& perawat akan menjelaskan kapan mulai puasa dan samapai kapan& manfaatnya untuk apa& dan jika diambil
darahnya& pasien perlu diberikan penjelasan tujuan dari pemeriksaan darah yang dilakukan& dll. Diharapkan dengan pemberian
informasi yang lengkap&
kecemasan yang dialami oleh pasien akan dapat diturunkan dan mempersiapkan mental pasien dengan baik. d. !emberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan tentang segala prosedur yang ada. Dan memberi kesempatan pada pasien dan keluarga untuk berdoa bersama-sama sebelum pasien di antar ke kamar operasi. e. !engoreksi pengertian yang saah tentang tindakan pembedahan dan hal-hal lain karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan pada pasien. f. Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian obat pre medikasi& seperti #alium dan dia3epam tablet sebelum pasien tidur untuk menurunkan kecemasan dan pasien dapat tidur sehingga kebutuhan istirahatnya terpenuhi. g. Pada saat pasien telah berada di ruang serah terima pasien di kamar operasi& petugas kesehatan di situ akan memperkenalkan diri sehingga membuat pasien merasa lebih tenang. 0ntuk memberikan ketenangan pada pasien& keluarga juga diberikan kesempatn untuk mengantar pasien samapi ke batas kamar operasi dan diperkenankan untuk menunggu di ruang tunggu yang terletak di depan kamar operasi. 4. Perawatan Pra Bedah . Bayi sampai tahun a. Kebersihan. Hal ini termasuk perawatan dari lubang hidung demikian juga kebersihan badan. 0mbilicus sudah pulih pada hari ke 6 setelah lahir& dan harus dalam keadaan bersih pada semua anak. b. Pakaian. Bayi yang muda dapat diasuh dalam suatau incubator dan perawatan umum adalah sama halnya seperti untuk neonatus. Bayi yang lebih tua harus mengenakan pakaian yang longgar yang mudah dilepaskan dan diganti. c. Hidrasi. Ketidakseimbangan caiaran dan elektrolit harus dikoreksi menurut kebutuhan anak dan seperti yang dianjurkan pleh dokter. 8ika hidrasi memuaskan& maka minuman terakhir harus diberikan - jam sebelum pembedahan. ,etiap rumah sakit mempunyai kebijakan tersendiri& misalnya& tidak diberikan apa-apa peroral lewat jam pagi jika anak dibawa ke ruang operasi sebelum tengah hari& anak dapat diberikan snack atau makanan pada jam 6 pagi
d. :dentifikasi. Penting sekali agar semua bayi yang menjalani pembedahan memiliki gelang identifikasi&memberikan nama& umur& bangsal dan nomor @,. e. Berat badan anak. Berat badan anak harus diperiksa dan dicatat pada formulir anastesi. Hal ini penting sehingga dapat diperhitungkan dosis yang tepat. f. Premedikasi. $ipe premidikasi akan ber#ariasi pada stiap rumah sakit dan pada setiap anak %. Anak " anak a. aspek psikologis. Anak diharapkan telah dipersiapkan untuk dirawat dan diberikan beberapa penerangan mengenai alasan sebab dirawat. Perawat harus menerangkan pada orang tua apa yang akan dilakukan serta diharapkann ya b. pemeriksaan. Hal ini tergantung pada keadan. Pada sebagian besar kasus& informasi yang diperlukan akan dapat diperoleh dari kunjungan kelinik. Pada saat masuk& semua nanak melalui pemeriksaan klinis lenkap mulai dari pemeriksaan jantung& abdomen dan torak. Analisa darah dan urin juga dilakukan secara rutin c. kebersihan. Hal ini berlaku untuk tubuh& umbilicus& kuku dan kepala. d. Persiapan saluran pencernaan. Hal ini hanya diperlukan jika diantisipasi suatu operasi pada saluran pencernaan& misalnya kolostomi& atau dimana gerakan saluran pencernaan tidak teratur. e. Pengosongan #esika urinaria. Hal ini penting pada semua kasus. esika urinaria yang penuh merupakan suatu bahaya& karena dapat mengalami kerusakan selama insisi abdomen. Keluarntya urin selama induksi anastesi dapat menggangu serta melibatkan penanganan anak secara berlebihan saat dianestesi. f. Hidrasi dan nutrisi. Hal ini dilakukan tergantung pada kondisi anak. Anak yang mulai berjalan dan anak yang lebih tua dapat diberikan susu atau jus pada jam pagi /jika bangun*. ,etelah jam pagi tidak boleh diberikan apa-apa lagi jika anak telah menuju ruang operasi di pagi hari. 8ika anak menuju ruang operasi siang hari maka anak dapat diberikan snack ringan pada jam 6 pagi. g. Pakaian. Harus dikenakan pakaian yang hangat& longgar. h. :dentifikasi. Bahaya untuk melakukan pembedahan pada anak yang keliru merupakan hal yang harus disadari oleh perawat. ,etiap anak harus memiliki i.
gelang pengenal yang mencatat nama& umur& bangsal dan diagnose. Pra medikasi. Berat badan anak harus dicatat pada formulir anestesi. Pramedikasi diberikan dengan alasan sebagai berikut ( 1) 0ntuk menyiapkan indi#idu bagi anestesi dan membantu proses operasi . %* Atropine sulfat dapat diberikan secara intramuscular atau subcutan.
anestesi. 'aktu pemberian pada anak yang lebih tua tidak boleh lebih dari +6 menit sebelum obat anestesi. D. Konsep Asuhan Keperawatan . Pengkajian Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh. Pengkajian pasien Pre operatif meliputi ( a. ,irkulasi =ejala ( riwayat masalah jantung& =8K& edema pulmonal& penyakit #ascular perifer& atau stasis #ascular /peningkatan risiko pembentukan trombus. b. :ntegritas ego =ejala ( perasaan cemas& takut& marah& apatis factor-faktor stress multiple& misalnya financial& hubungan& gaya hidup. $anda ( tidak dapat istirahat& peningkatan ketegangan5peka rangsang stimulasi simpatis. c. !akanan 5 cairan =ejala ( insufisiensi pancreas5D!& /predisposisi untuk hipoglikemia5ketoasidosis* malnutrisi /termasuk obesitas* membrane mukosa yang kering /pembatasan pemasukkan 5 periode puasa pra operasi*. d. Pernapasan =ejala ( infeksi& kondisi yang kronis5batuk& merokok. e. Keamanan =ejala ( alergi5sensiti#e terhadap obat& makanan& plester& dan larutan Defisiensi immune /peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan* !unculnya kanker atau terapi kanker terbaru @iwayat keluarga tentang hipertermia malignant5reaksi anestesi @iwayat penyakit hepatic /efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah koagulasi* @iwayat transfuse darah 5 reaksi transfuse. $anda ( menculnya proses infeksi yang melelahkan demam. f. Penyuluhan 5 Pembelajaran =ejala ( pengguanaan antikoagulasi& steroid& antibiotic& antihipertensi& kardiotonik glokosid&
antidisritmia&
bronchodilator&
diuretic&
dekongestan&
analgesic&
antiinflamasi& antikon#ulsan atau tranCuili3er dan juga obat yang dijual bebas& atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol /risiko akan kerusakan ginjal& yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia& dan juga potensial bagi penarikan diri pasca operasi*.
%.
Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Pre
+.
:nter#ensi a. Diagnosa :nter#ensi ( * 4iptakan suasana yang tenang %* ,ediakan informasi dengan memperlihatkan diagnosa& tindakan dan prognosa dampingi pasien untuk menciptakan suasana aman dan mengurangi ketakutan +* .Dengarkan dengan penuh perhatian * Kuatkan kebiasaan yang mendukung * 4iptakan hubungan saling percaya >* :dentifikasi perubahan tingkat kecemasan 7* Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan kecemasan b. Diagnosa % :nter#ensi ( * 8adilah pendengar yang baik untuk anggota keluarga %* Diskusikan kekuatan keluarga sebagai pendukung +* Kaji pengaruh budaya keluarga * !onitor situasi keluarga * Dukung keluarga dalam merencanakan dan melakukan terapi pasien dan perubahan gaya hidup >* :dentifikasi perlindungan yang dapat digunakan keluarga dalam menjaga status kesehatan c. Diagnosa + :nter#ensi ( *
Bantu klien melakukan ambulasi yang dapat ditoleransi.
%*
@encanakan jadwal antara aktifitas dan istirahat.
+* Bantu dengan aktifitas fisik teratur ( misal( ambulasi& berubah posisi& perawatan personal& sesuai kebutuhan. *
!inimalkan anietas dan stress& dan berikan istirahat yang adekuat
( Post Operatif ) ). Definisi Keperawatan post operatif adalah periode akhir dari keperawatan perioperatif. ,elama
periode ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan eCulibrium /keseimbangan* fisiologis pasien& menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat dan inter#ensi segera membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan cepat& aman dan nyaman. 0paya yang dapat dilakukan diarahkan untuk mengantisipasi dan mencegah masalah yang kemungkinan mucul pada tahap ini. Pengkajian dan penanganan yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi yang memperlama perawatan di rumah sakit atau membayakan diri pasien. !emperhatikan hal ini& asuhan keperawatan post operatif sama pentingnya dengan prosedur pembedahan itu sendiri. 1. Perawatan Pasca Bedah @utin . Perawatan 9uka Beberapa ahli bedah menghendaki agar luka di inspeksi setiap hari ke dua atau ketiga. 9uka yang didraenase harus di balut setiap hari. %. ,aluran Pencernaan 1ungsi saluran pencernaan tidak kembali sebelum hari kedua pasca pembedahan. Hal ini sebagian besar tergantung pada tipe pembedahan dan bentuk nutrisi yang diberikan. +. Diit Hal ini tergantung pada kondisi anak dan alas an serta tipe pembedahan& misalnya ( a. 2on abdominal ( ,uatu diit yang ringan dapat diberikan % sampai % jam setelah pembedahan. b. Abdominal ( pada awalnya& cairan dapat di berikan per oral ata parenteral. Kebutuhan atas nutrisi anak harus dikaji dengan baik. Bila mana ada kerusakan jaringan yang luas seperti luka bakar& maka diit yang diberikan harus tinggi protein. . Kebutuhan 2utrisi anak setelah Pembedahan
Kebutuhan nutrisi anak yang menjalani pembedahan sebagian telah di bicarakan dalam kaitannya dengan keseimbangan cairan dan elektrolit. !ayoritas anak-anak di ruangan bedah mempunyai masalah tidak nafsu makan. $erdapat keadaan yang akan mengganggu masukan makanan yang adekkuat. a. Penurunan !asukan * Anoreksia atau tidak ada nafsu makan hal ini dapat disebabkan oleh kondisi yang berkaitan dan merupakan akibat dari masukan makanan yang tidak adekuat. %* Kondisi tubuh sendiri dapat bertanggung jawab dalam penurunan masukan& misalnya& suatu lesi dari mulut atau traktus gastrointestinalis bagian atas dapat mencegah pengangkutan makanan kedalam lambung. +* :nter#ensi berulang yang membutuhkan anesthesia. !asa kelaparan pra dan pasca bedah yang berulang-ulang dapat menurunkan masukkan sampai tingkat yang tidak memuaskan. b. Kehilangan 4airan jaringan yang berlebihan Kehilangan dari setiap bahan harus diganti. 4ara normal untuk mengganti adalah melalui masukan makanan. c. Berkurangnya absorpsi Absorsi bahan makanan yang terpecah terjadi dalam usus kecil. 4idera usus& penyakit dan reseksi luas dari usus kecil akan mengarah pada terjadinya kehilangan bahan-bahan penting. Hal ini disebabkan oleh kegagalan untuk mengabsorpsi hamper semua unsur diit& misalnya protein& lemak dengan #itamin yang larut dalam lemak& karbohidrat& mineral& #itamin yang larut dalam air. d. Kebutuhan yang meningkat Akibat dari penurunan absorbs makan kebutuhn akan menjadi meningkat akan makanan untuk menggantikan makanan yang hilang. Peningkatan suhu tubuh juga meningkatkan kebutuhan akan makanan. 8ika anak mengalami pireksia& kecepatan metabolism akan meningkatkan kalori dan kalori akan di gunkan dengan lebih cepat. Anak yang sakit tidak mudah menerima diit pada kalori serta protein yang tinggi sehingga karena itu& untuk menjamin suatu masukan makanan yang adekuat & maka akan dipertimbangkan dengan dua cara alternatife ( * $ambahan cairan per oral
$ambahan ini di berikan sebagai tambahan untuk diit yang normal& biasanya dalam bentuk susu kocok& memberikan protein dan kalori tambahan dalam jumlah kecil. $ambahan harus memenuhi kriteria berikut ( a* Harus dapat diterima dan enak bagi anak serta mempunyai #ariasi dalam cita rasa. b* Harus disimpan dalam lemari es dan disajikan dingin& sehingga lebih dapat diterima oleh anak. c* Konsistensinya harus sesuai. d* Komposisinya harus diketahui& sehingga masukan dapat dihitung dengan mudah.jumlah yang dimakan ber#ariasi dengan umur dan berat badan %*
anak. Pemberian !akanan melalui tabung naso-gastrik Dapat diberikan baik setiap + atau jam dengan selang waktu selama malam hari sehingga jam tidur tidak terganggu.
. 1isioterapi Hal ini dapat mendorong timbulnya pernapasan yang dalam pada status pasca anestesi. 9atihan khusus digunakan untuk mengembalikan fungsi dari sendi dan otot yang mengalami kerusakan setelah fraktur dan cedera jaringan lunak. >. Ambulasi Prinsip yang terlibat& yaitu akti#itas otot mencegah pembentukan suatu thrombus dan menjamin terjadinya aliran darah balik #ena yang baik. Hal ini penting jika pasien cenderung untuk tetap dalam satu posisi. Penerapan Prinsip ( a. Proses ini harus secara berangsur-angsur& misalnya pada awalnya tungkai ditempatkan pada sisi tempat tidur& memungkinkan gerakan yang lembut. b. Dengan semakin kuatnya anak maka perlu dianjurkan berjalan dalam jarak pendek. c. Pada seluruh fase pasca bedah& harus terdapat penilaian yang konstan dan penilaian kembali terhadap keputusan yang telah diambil. 7. @ehabilitasi Penyembuhan anak-anak tergantung pada factor-faktor berikut ( a. Kondisi anak sebelum& selama dan sesudah pembedahan b. $enaga penyembuhan anak c. ,tatus social dan ekonomi keluarga ;. Balutan Bangsal Perawatan luka merupakan bagian rutin ddari perawatan yang terutama dilakukan dilakuka di bangsal lain. 'alaupun perawat sudah bekerja dengan seksama dan ahli sekalipun& tetapi prosedur ini tetap menyebabkan timbulnya kecemasan dan perasaan
tidak enak yang besar. ,uatu luka berkemungkinan lebih besar untuk mengalami kontaminasi jika anak merasa ketakutan& gelisah dan berontak. Prosedur akan memakan waktu lebihlama& karena itu meningkatkan tingkat kecemasan dan membuat pembalutan berikutnya menjadi lebih sukar untuk dilakukan. ,ebelum membahas tekniknya sendiri& karena itu penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor yang rele#an.
a. Kepercayaan Kepercayaan bukan merupakan sesuatu yang dating secara otomatis. Hal ini memerlukan usaha pada pihak perawat untuk menegakkan kepercayaan Antara dirinya dan anak. 8ika nyeri memang sudah ada hal ini akan meningkatkan ketakutan dan tambah nyeri. Karena itu penting tidak memberikan gambaran yang salah akan apa yang terjadi. $idak beralasan untuk menyatakan bahwa sesuatu tidak akan menimbulkan rasa nyeri jika hal tersebut sudah diketahui menimbulkan rasa nyeri. Anak kemungkinan tidak mau lagi menerima prosedur tersebut dengan mudah tetapi paling
tidak ia akan mengetahui bahwa ia diberikan cukup
informasi yang tulus. b. Pengalihan Pendekatan untuk setiap anak ber#ariasi. Anak yang kecil harus dialihkan perhatiannya dengan suatu cerita atau mainan. Hal ini akan membantu untuk memelihara suasana yang
tenang. Anak yang lebih tua lebih tertarik dengan
tindakan /tergantung dtipe dari luka* dan suka mengamati dan bertanya& sementara yang lain lebih memilihuntuk melihat sedikit mungkin. c. $ekhnik yang baik Penting untuk meneliti apa yang menyebabkan nyeri atau tidak nyaman pada anak dan berusaha untuk menemukan cara untuk menghindari hal ini. $eknik yang digunakan harus sesuai dengan anak dan lukanya. 8ika menyebabkan nyeri berlebihan pada anak atau anak sangat terganggu& maka akan lebih bijaksana untuk memberikan sedasi yang sesuai dan mengganti pembalut jika anak telah menjadi lebih tenang. $ekniknya sendiri harus mengikuti prinsip teknik aseptikyang dapat di modifikasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhananak dan luka& misalnya menggunakan fosep atau sarung tangan steril untuk membersihkan luka.
d.
diperhatikan.
Dorongan
semangat
dan
pengertian
biasanyamerupakan cara yang efekttif untuk menghilangkann rasa takut dan memperoleh suatu tindakan kerjasama. f. $eknik Pembalutan !asalah infeksi malah semakin luas selama perawatan luka dan suatu pengertian akan penularan infeksi merupakan prasyarat penting untuk teknik yang efisien yang didasarkan pada prinsip asepsis. g. $eknik Aseptik * Persiapan untuk prosedur pembalutan Paling kecil dibutuhkan dua perawat& seorang bertindak sebagai operator& yang lain sebagai asisten& tetapi jika seorang anak kecil akan diobati& maka mungkin diperlukan bantuan perawat ketiga. %* $roli. Perawat membasuh serta mengeringkan tanggannya. !asker dapat dikenakan tergantung pada kebijaksanaan dari bangsal atau rumah sakit. $roli dicuci setiap kali memulai ronda pembalutan serta diantara setiap pembalutan. Bagian atas troli dilap dengan alkohol 76 /atau desinfektan fenolik* dan biarkan kering. Kemasan pembalut& kemasan tambahan& losion dan peralatan tidak steril seperti pita perekat& dan #erban dan gunting #erban ditempatkan pada bagian bawCh rak dari troli& yag kemudian dibawa ke ruang pengobatan atau kesamping tempat tidur. +* Pasien. 8ika anak cukup dewasa& makan anak harus diberi penyuluhan mengenai prosedur. Asisten harus melepaskan pakaian anak5selimut tidur& dan tempat balutan luka dipaparkandengan anak berbaring dalam posisi yang sesuai.
* $ehnik. Baik operator dan asisten mencuci dan mengeringkan tangannya. 8ika pasien seorang bayi atau anak kecil& maka seorang anak harus berada bersama anak& memberikan dorongan kepadanya serta mencegah anak jangan jatuh.
pembalut sudah selesai& anak harus dihibur& diberi hadiah dan dikembalikan pada tempat tidurnya atau tempat bermain. >* 0rutan pembalut. 8ika mengatur suatu daftar pembalut& maka yang pertama harus dikunjungi adalah merke adengan luka yang bersih serta mereka yang akan diangkat jahitan-jahitan& sementara luka septik dan terkontaminasi pembalutnya harus ditempatkan pada akhir daftar. ,eiap pembalut harus dipertimbangkan sebagai prosedur terpisah dan perawat harus mengganti gaunnya diantara setiap kasus. ,eperti yang telah dinyatakan& troli harus dibersihkan dan diatur kembali sebelum melakukan pembalut berikutnya. 7* Penggunaan forsep untuk pembalut luka. Disini prinsipnya adalah menggunakan teknik tidak menyentuh. Diperlukan tiga forsep tetapi mungkin diperlukan forsep tambahan. 1orsep pertama digunakan untuk mengangkat pembalut kemudian disingkirkan. 1orsep kedua digunakan untuk merendam swab yang steril dalam losion dan memindahkan swab pada forcep ketiga. 1ocep ketiga digunakan untuk membersihkan luka. 0ntuk menggunakan pembalut steril yang bersih dapat digunakan baik forcep kedua atau forsep baru. Akan lebih menyenangkan jika forsep tangan kanan /kiri* digunakan untuk membersihkan luka dan forsep tangan kiri /kanan* untuk mencelup dan memindahkan. ,etelah selesai& semua peralatan dissposible ditempatkan dalam kantong yang dipersiapkan.
Peralatan
yang
akan
dikembalikan
ke
bagian
suplai
sterilisasipusat harus ditaruh bersama larutan desinfektan " deterjen dalam konteiner tertutup. :nstrument harus direndam semalam untuk mengangkat deposit serta memungkinkanbekerjanya desinfektan. 4ara ini dianggap efektif dibandingkan denganmeyimpan instrument yang mengalami kontaminasi dalam keadaan kering. Deposit lebih sukar untuk diangkat dan bahaya infeksi meningkat.
h. $ekhnik pembalutan khas * Pengangkatan jahitan.'aktu yang diperlukan jahitan untuk tetap dalam posisinya tergantung pada lokasi dan tengangan. Dapat ber#ariasi dai % sampai hari. 8aitan fasial diangkat dalam waktu sesingkat mungkin untuk mengurangi kemungkinan terjadinya suatu parut. Kebutuhan adalah seperti pada troli pembalut& yaitu kemasan pembungkus& ditambah gunting jahitan atau kater 5 pemotong. $eknik pembersihan luka dianjurkan agar luka tidak dibasahi sebelum jahitan dibuka. Area yang kering lebih kecil kemungkinan nya unntuk mengalami infeksi dibandingkan dengan area basah. Prinsip yang perlu diamati dalam mengangkat jahitan adalah ( a* Anak perlu santai& tenang untuk mencegah cedera akibat gerakan b* 0ntuk mencegah infeksi dari tempat inseersi jahitan dan jaringan dibawahnya& setiap bagian dari sutura yang terpapar tidak boleh ditarik melalui jaringan dibawahnya. c* 8ahitan harus dipotong pada sau bagian saja untuk menjamin tidak tertinggalnya bahan jahitan dibawah kulit. Pengecualian terhadap aturan ini adalah jahitan matras. %* 4ara. Pengangkatan jahitan tidak boleh
merupakan tindakan yang
menmbulkan nyeri kecuali jika jahitanmenjadi tertanam. Akan lebih baik pertama kali mengangkat jahitan yang longgar dan mudah dilepaskanterlebih dahulu. Hal ini juga hanya menimbulkan sedikit perasaan nyeri dan tidak enak. Hal ini akan menimbulkan keyakinan pada anak dan akan membuat prosedur akan lebih mudah. ,impul tidak boleh dijepit dengan forceps diseksi dan
diangkat karena
hal
ini dapat
menimbulkan
nyeri
dan
setiap
gerakandengan demikian akan lebih menibulkan kesukaran dalam tindakan. =unting atau kater diselipkan dibawah jahitanmemasuki kulit. ,impul kemudian ditahan dengan forceps dan jahitan dibawahnya ditarik dengan lembut.
keluar
+* Pembalut korset. $ipe pembalutan ini dapat digunakan jika diprlukan bantuan dalam usaha untuk menyaukan suatu luka. Dapat juga digunakan jika diperlukan pembalutan yang sering dan jika suatu pengikat tidak memuaskan& atau jika pitaperekat5plester harus seringkali dikenakan pada luka abdomen. Pembalut ini dibuat dengan )lastoplast /lebar cm*& dua potong dari padanya digunting menurut panjang yang diperlukan. ,atu ujung dari setiap potong dilipat kebawah& membentuk suatu penutup yang tidak melekat bagi pembalut. Dua sampai tiga lubang kecil dibuat dengan melubangi pada jarak cm dari tepi masing-masing potongan yang tidak melekat& dan pita yang tipis dijalin masuk melalui lobang ini serta diikatkan. Dengan demikian hanya diperlukan pelepasan pita untuk mengganti pembalut. 8ika pembalut dikenakan untuk memberikan topangan& maka elastoplas diletakkan cukup jauh ke belakang untuk memberikan pegangan yang mencukupi. * Pembalut 'atershed. $ipe pembalut ini berguna jika terdapat luka tertutup yang berdekatan dengan suatu fistula& kolostomi& atau luka basah. Pembalut ini dibuat dari pita perekat yang tahan air. Dua potongan yang sama sepanjang 6 cmdipotong dari pita adesif yang lebar. ,ekitar 7 sampai 7& cm dilipatkan satu sama lain& dan menyisakan %& cm bebas. Hal ini membentuk dasar dan diletakkan pada kulit diantara luka dan fistula. Dalam hal ini pentingagar kulit kering dan pita perekat5plester dikenakan dengan mulus tanpa adanya kerutan& yang akan mencegah terjadinya penutupan yang sempurna dan memungkinkan eksudat dari luka tembus keluar. * Penggunaan elastoplas atau pita perekat. erban atau pengikat tidak selalu berada pada kedudukannya pada anak yang berobat jalan dan dengan alasan ini maka )lastoplast merupakan hal yang ideal. 'alaupun demikian& pengangkatan plester seringkali merupakan bagian yang paling nyeri dari suatu pembalut dan jika hal ini harus sering dilakukan& maka kulit akan mengalami luka. 8ika hal ini dapat diantisipasi& maka sepotong elastoplas& yang dipototong sesuai dengan daerah sekeliling luka& kaan mengatasi masalah ini. Pembalut ini hanya perlu dibuka jika menjadi kotor. Plester yang
menutupi pembalut harus dipotong agar melekat pada plester disekelilingi. Pengangkatan akan lebih mudah dan tidak atau sedikit dirasaka perasaan yang tidak enak. Pengangkatan elastoplas atau perekat. Akan sangat nyeri dan tidak baik untuk mengangkat plester dari kulit tanpa terlebih dahulu melonggarkan menggunakan sedikit pelarut. !ethylated ether terasa dingin pada kulit dan beberapa anak merasa baunya tidak enak& walaupun demikian& cairan ini dapat menimbulkan kemerahan pada kulit. >* Pemendekan dari tabung drainase peritoneum. Hal ini merupakan tugas yang menyenangkan tetapi tidak perlu menimbulkan nyeri. Harus disiapkan suatu peniti besar steril yang dijepitkan pada sepasang forsep arteri yang kuat. Drain ditahan dengan forsep pembalut dan jika ada jahita maka dilakukan pemotongan. Kemudian drain diangkat secara lembut keatas sejauh %& sampai + cm tergantung pada instruksi dokter bedah. 8umlah pemendekan tergantung pada tipe luka dan jumlah drainase yang diharapkan. Drain ditahan dengan kuat menggunakan forceps setinggi kulit dan peniti diinsersi melalui drain tepat diatas forceps. Peniti dikancingkan dengan dan drain yang berlebihan diputus. Penting diingat bahwa drain tidak boleh dipotong sampai peniti telah dikancingkan dengan aman dan ditempatkan mendatar menyilang garis luka. Hal ini untuk mencegah drain bergeser kedalam luka. Kemudian diikuti prosedur pembalut rutin untuk melengkapi perawatan luka.
=. Komplikasi Post
ketidakmampuan jaringan dari organ-organ ini untuk menggunakan oksigen dan nutrien lain. a.
!anifestasi Klinis ( *
Pucat.
%* Kulit dingin dan terasa basah. +* Pernafasan cepat. *
,ianosis pada bibir& gusi dan lidah.
* 2adi cepat& lemah dan bergetar. >* Penurunan tekanan nadi. b. Pencegahan ( * $erapi penggantian cairan. %*
!enjaga trauma bedah pda tingkat minimum.
+* Pengatasan nyeri dengan membuat pasien senyaman mungkin dan dengan menggunakan narkotik secara bijaksana. *
Pemakaian linen yang ringan dan tidak panas /mencegah #asodilatasi*.
* @uangan tenang untuk mencegah stres. >*
Posisi supinasi dianjurkan untuk memfasilitasi sirkulasi.
7* Pemantauan tanda #ital. %. Hemorrhagi /Perdarahan* Hemorrhagi dikelompokkan menjadi + jenis& yaitu( Hemorrhagi Primer ( terjadi pada waktu pembedahan.
Hemorrhagi :ntermediari ( beberapa jam setelah pembedahan ketika kenaikan tekanan darah ke tingkat normalnya melepaskan bekuan yang tersangkut dengan tidak aman dari pembuluh darah yang tidak terikat. Hemorrhagi ,ekunder ( beberapa waktu setelah pembedahan bila ligatur slip karena pembuluh darah tidak terikat dengan baik atau menjadi terinfeksi atau mengalami erosi oleh selang drainage. a. !anifestasi Klinis =elisah& gundah& terus bergerak& merasa haus& kulit dingin-basah-pucat& nadi meningkat& suhu turun& pernafasan cepat dan dalam& bibir dan konjungti#a pucat dan pasien melemah. b. Penatalaksanaan ( *
Pasien dibaringkan seperti pada posisi pasien syok
%*
,edatif atau analgetik diberikan sesuai indikasi
+* :nspeksi luka bedah *
Balut kuat jika terjadi perdarahan pada luka operasi
*
$ransfusi darah atau produk darah lainnya
>*
+. $rombosis ena Profunda /$P* $rombosis ena Profunda /$P* adalah trombisis pada #ena yang letaknya dalam dan bukan superfisial. Dua komplikasi serius dari $P adalah embolisme pulmonari dan sindrom pasca flebitis. a.
!anifestasi klinis ( * 2yeri atau kram pada betis %* Demam& menggigil dan perspirasi
b.
+*
)dema
*
ena menonjol dan teraba lebih mudah
Pencegahan ( * 9atihan tungkai %*
Pemberian Heparin atau 'arfarin dosis rendah
+*
!enghindari penggunaan selimut yang digulung& bantal yang digulung atau bentuk lain untuk meninggikan yang dapat menyumbat pembuluh di bawah lutut
*
!enghindari menjuntai kaki di sisi tempat tidur dalam waktu yang lama
. )mbolisme Pulmonal ,uatu embolus adalah benda asing /bekuan darah& udara& lemak* yang terlepas dari tempat asalnya dan terbawa disepanjang aliran darah. Ketika embolus menjalar ke sebelah kanan jantung dan dengan sempurna menyumbat arteri pulmonal& gejala yang ditimbulkan mendadak dan sangat tiba-tiba. Pasien yang mengalami penyembuhan normal mendadak menangis dengan nyaring& nyeri seperti ditusuk-tusuk pada dada dan menjadi sesak napas& diaforetik& cemas& da n sianosis. Pupil dilatasi& nadi menjadi cepat dan tidak teratur& kematian mendadak dapat terjadi. . Komplikasi Pernapasan Komplikasi pernapasan merupakan masalah yang pa ling sering dan paling serius dihadapi oleh pasien bedah. Pencegahan dengan cara menurunkan resistensi pasien& dan penghisapan sekresi menggunakan selang edndotrake atau bronkoskopi. 8enis komplikasi pernapasan ( a. Hipoksemia b. Atelektasis c. Bronkhitis
d. Bronkopneumonia dan pneumonia e. Pneumonia lobaris f. Kongesti pulmonari hipostatik g. Pleurisi h. ,uperinfeksi >. @etensi 0rine @etensi urine dapat terjadi setelah segala prosedur pembedahan pembedahan& retensi terjadi paling sering setelah pembedahan pada rektum& anus& dan #agina& dan setelah herniorafi dan pembadahan pada abdomen bagian bawah. Penyebabnya diduga adalah spasme spinkter kandung kemih. 7. Komplikasi =astrointestinal Komplikasi yang timbul akibat gangguan ini dapat terjadi dalam beberapa bentuk& tergantung pada letak dan keluasan pembedahan. ,ebagai contoh& bedah mulut dapat menghadirkan masalah mengunyah dan menelan& sehingga diet harus dimodifikasi untuk bisa menyesuaikan kesulitan ini. Prosedur pembedahan lainnya& seperti gastrektomi& reseksi usus halus& ileostomi& dan kolostomi& mempunyai efek yang lebih drastis pada sistem gastrointestinal dan membutuhkan pertimbangan diet yang lebih mendalam.
H. Konsep Asuhan Keperawatan Post
%*
2adi meningkat Kaji sirkulasi perifer /kualitas denyut& warna& temperatur dan ukuranektremitas*.trombhoplebitis
pada
ekstrimitas
bawah
/edema&
kemerahan& nyeri*. +* HomanIs saign Keseimbangan 4airan Dan )lektrolit- :nspeksi membran mukosa ( warna dan kelembaban& turgor kulit& balutan. 2= tube& o ut put urine& drainage luka. * 0kur cairan. Kaji intake 5 out put. * !onitor cairan intra#ena dan tekanan darah. b. ,istem Persyarafan semua klien dengan anesthesia umum. Kaji fungsi serebral dan tingkat kersadaran depresi fungsi motor.-respon pupil& kekuatan otot& koordinasi. c. ,istem Perkemihan * Kontrol #olunter fungsi perkemihan kembali setelah >-; jam post anesthesia inhalasi& :& spinal. @etensio urine. Anesthesia& infus :& manipulasi operasi abdomen bawah /distensi buli-buli*. Pencegahan( :nspeksi& Palpasi& Perkusi kaji warna& jumlah urine& out puturine. %* Dower catheter J komplikasi ginjal +6 ml 5 jam. d. ,istem =astrointestinal * 6 klien dengan =A selama % jam pertama dapat menyebabkan stress dan iritasiluka =: dan dapat meningkatkan $:K pada bedah kepala dan leher serta $:K meningkat. %* !ual muntah. +* Kaji fungsi gastro intestinal dengan auskultasi suara usus.suara usus /-*& distensi abdomen& tidak flatus. * Kaji paralitic ileus. * :nsersi 2= tube intra operatif
mencegah
komplikasi post operatif
dengandecompresi dan drainase lambung. a* !eningkatkan istirahat. b* !emberi kesempatan penyembuhan pada =: trac bawah. c* !emonitor perdarahan. d* !encegah obstruksi usus. e* :rigasi atau pemberian obat. 8umlah& warna& konsistensi isi lambung tiap >-; jam. e. ,istem :ntegumen * 9uka bedah sembuh sekitar % minggu. 8ika tidak ada infeksi& trauma& malnutrisi&obat-obat steroid. %* Penyembuhan sempurna sekitar > bulan sampai satu tahun. +* Ketidak efektifan penyembuhan luka dapat disebabkan ( a* :nfeksi luka. b* Diostensi dari udema 5 palitik ileus.
f.
c* $ekanan pada daerah luka. d* Dehiscence. e* )#iscerasi. Drain dan Balutan ,emua balutan dan drain dikaji setiap menit pada saat di ruang PA@& /8umlah&warna& konsistensi dan bau cairan drain dan tanggal obser#asi*& dan
minimal tiap ; jam saat di ruangan. g. Pengkajian 2yeri 2yeri post operatif berhubungan dengan luka bedah & drain dan posisi intra operati#e. Kaji tanda fisik dan emosi peningkatan nadi dan tekanan darah& hypertensi& diaphorosis& gelisah& menangis. Kualitas nyeri sebelum dan setelah pemberian analgetika. h. Pemeriksaan 9aboratorium Dilakukan untuk memonitor komplikasi. Pemeriksaan didasarkan pada prosedur pembedahan& riwayat kesehatan dan manifestasi post operati#e. $est yang la3im adalah elektrolit& =lukosa& dan darah lengkap. %. Diagnosa Keperawatan a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan efek depresan dari b. c. d. e. f.
medikasi dan agens anestetik. 2yeri dan ketidaknyamanan pasca operatif. @isiko terhadap perubahan suhu tubuh ( hipotermia. @isiko terhadap cedera yang berhubungan dengan status pasca anetesia. Perubahan nutrisi( Kurang dari kebutuhan tubuh Perubahan eliminasi urinarius yang berhubungan dengan penurunan akti#itas& efek
medikasi& dan penurunan masukan cairan. g. Konstipasi yang berhubungan dengan motilitas lambung dan usus selama periode intraoperatif. h. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan intoleransi akti#itas& dan pembatasan akti#itas yang diresepkan. i. Ansietas tentang diagnosis pasca operatif& kemungkinan perubahan dalam gaya hidup& dan perubahan dalam konsep diri. +. :nter#ensi a. Diagnosa :nter#ensi ( * 9atih pasien untuk napas dalam %* Kaji bunyi napas pasien +* =unakan spirometri insentif * Kaji suhu tubuh pasien *
* Anjurkan pasiem untuk pemeriksaan rotgen dada
7* Anjurkan pasien untuk mengobah posisi setiap % jam sekali ;* Ajarkan pasien untuk batuk efektif ?* 9atih pasien untuk melakukan ambulasi dini 6* Hindarkan pasien dari penderita infeksi pernapasan atas b. Diagnosa % :nter#ensi ( * 9akukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi& karakteristik& durasi& frekuensi& kualitas dan faktor presipitasi %* * )#aluasi keefektifan kontrol nyeri 7* $ingkatkan istirahat ;* Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil c. Diagnosa + :nter#ensi ( *
Pertahankan ruangan pada suhu yang nyaman dan sediakan selimut untuk mencegah menggigil
+*
Pantau kondisi pasien terhadap disritmia jantung
d. Diagnosa :nter#ensi ( *
9indungi pasien dari penyebab yang dapat mencedrai diri
%*
Anjurkan menggunkaan restrain bila dibutuhkan
+*
Deteksi masalah-masalah sebelum mereka mengakibatkan cedera
e. Diagnosa :nter#ensi ( *
Auskultasi abdomen untuk mendeteksi adanya paralisis ileus& dan bising usus normal
%*
Kembalikan pasein pada masukan diet normal bila pasien telah pulih benar dari efek anestesi dan tidak merasa mual
+*
f. Diagnosa > :nter#ensi ( *
Kaji pasien apakah berkemih atau dengan kateter
%*
Haluaran urin kurang dari +6 ml selama % jam berurutan harus dilaporkan
+*
!asukan dan haluaran dicatat bagi semua pasien setelah prosedur operatif urologic atau prosedur yang kompleks dan bagi semua pasien lansia
g. Diagnosa 7 :nter#ensi ( *
Auskultasi abdomen untuk mendeteksi adanya bising usus& jika bising usus terdengar& diet pasien secara bertahap sitingkatkan.
%*
Auskultasi abdomen atau usus untuk mendeteksi adanya distress abdomen& nyeri akibat gas& dan konstipasi
+*
h. Diagnosa ; :nter#ensi ( *
!enyesuaikan antara akti#itas dan istirahat
%*
,ecara progresif meningkatkan ambulasi
+*
!elanjutkan akti#itas normal dalam kerangka waktu yang ditetapkan
*
!elakukan akti#itas yang berhubungan dengan perawatan diri
*
:kut serta dalam program rehabilitasi /bila memungkinkan*