PERAWATAN PRE OPERASI DAN POST OPERASI
Created by Mirah,SST
PERSIAPAN KULIT UNTUK PEMBEDAHAN (MENCUKUR)
PENCUKURAN RAMBUT a/menghilangkan rambut tubuh yang menjadi area operasi yang akan menjadi tempat mikroorganisme dan menghambat pandangan lapangan pembedahan.
• Mencegah
Infeksi
terjadinya
• Alat cukur biasa / listrik
•
Larutan Antiseptik
•
Lampu Portable
•
Gunting
•
Bengkok
•
Kapas Lidi
•
Selimut Mandi
•
Handuk
•
Perlak Kecil
–
Inspeksi kondisi umum kulit. Bila terdapat Lesi, Iritasi atau tanda infeksi, pencukuran seharusnya tidak dilakukan.
–
Tinjau kembali pesanan dari dokter untuk memastikan area yang akan dicukur. Area luas untuk pencukuran rambut tergantung pada tempat insisi, tempat pembedahan, dan pilihan dokter.
–
Jelaskan mengenai prosedur dan rasionalisasinya kepada pasien untuk pencukuran rambut.
–
Cuci tangan.
Lanjutan….
–
Tutup pintu ruangan atau tirai tempat tidur.
–
Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai dengan area mana yang akan dicukur.
–
Keringkan area yang akan dipotong dengan handuk.
–
Pakaikan selimut jika perlu dan diusahakan tidak
menghalangi area yang akan dicukur. –
Pegang alat cukur pada tangan yang dominan, sekitar 1 cm diatas kulit, dan gunting / cukur cukur pada arah tumbuh rambut.
–
Dengan ringan, sikat rambut yang tercukur dengan handuk.
Lanjutan… –
Bila mencukur area diatas permukaan tubuh, misalkan umbilikus atau lipat paha, bersihkan lipatan dengan kapas
lidi yang telah dicelupkan kedalam larutan antiseptik, kemudian dikeringkan. –
Beritahu pasien bahwa prosedur telah selesai.
–
Bersihkan dan rapihkan peralatan.
–
Melepaskan sarung tangan, kemudian
mencuci tangan.
• •
Jelaskan tujuan pencukuran. Pasien harus memahami bahwa pencukuran permukaan kulit lebih luas daripada area pembedahan yang sesungguhnya.
Tujuan : • Membantu paru – paru berkembang dan mencegah terjadinya akumulasi sekresi yang terjadi setelah anestesi.
PROSEDUR KERJA : 1.
Tidurr den Tidu denga gan n pos posis isii Sem Semii Fow Fowle lerr ata atau u Fow Fowle lerr den denga gan n lut lutut ut fl flek eksi si,, abdomen relaks dan dada ekspansi penuh.
2.
Letakkan tangan diatas perut.
3.
Bernaf Bern afas as pe pela lan n mel melal alui ui hi hidu dung ng de deng ngan an me memb mbia iark rkan an da dada da ekspansi dan rasakan perut mengempis dengan tangan yang ada diatasnya.
4.
Tahan nafas selama 3 detik.
5.
Kelu Ke luar arka kan n naf nafas as me mela lalu luii bib bibir ir ya yang ng ter terbu buka ka se seca cara ra pe pela lan n – pelan.
6.
Tarik Tari k dan dan ke kelu luar arka kan n na nafa fas s 3x, 3x, ke kemu mudi dian an se sete tela lah h in insp spir iras asii dii diiku kuti ti dengan batuk yang kuat/keras bila untuk mengeluarkan secret.
7.
Istirahat.
8.
Ulangi tahap 3 – 7.
Hal yang harus diperhatikan petugas : •
•
Jika ada insisi dibagian Thorax dan Abdomen, pasien dapat dipasang dengan gurita atau ditekan dengan bantal untuk mengurangi peregangan saat batuk. Lakukan latihan ini segera setelah operasi bila keadaan memungkinkan. Untuk pasien yang mempunyai masalah pernafasan misalnya pernafasn kronis diperlukan latihan ini setiap jam.
LATIHAN KAKI
Tujuan : • Memperlancar peredaran darah. • Mencegah Vena Stasis (keseimbangan vena) • Mempertahankan tonus otot (pergerakan otot)
PROSEDUR PELAKSANAAN : •
Lakukan dorsifleksi dan plantar fleksi pada kaki. Latihan kadang – kadang diberikan seperti dalam keadaan memompa. Gerakan ini akan membuat kontraksi dan relaksasi pada otot – otot betis.
•
Fleksi dan ekstensi pada lutut dan penekanan kembali lutut pada bed.
•
Naikkan dan turunkan kaki dari permukaan bed.
Merawat Luka Pengertian : Suatu Penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka,
menutup dan membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.
Tujuan : •
Menjaga luka dari trauma.
•
Immobilisasi luka.
•
Mencegah perdarahan.
•
Menjaga kontaminasi oleh kuman.
•
Mengabsorbsi drainase (menghilangkan cairan luka)
•
Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.
INDIKASI PERAWATAN LUKA
•
PERAWATAN LUKA
Balutan kotor dan basah akibat
eksternal. • Ada rembesan. •
Ingin mengkaji keadaan luka.
•
Dengan frekuensi tertentu untuk
mempercepat
• Mengganti balutan kering. • Mengganti balutan basah
ke kering.
debridement (tindakan
• Irigasi luka.
membersihkan luka dgn mengang
• Perawatan dekubitus
kat benda2 asing & jar mati dr
Luka sekitar).
Mengganti Balutan Kering/Luka Jahit Post Operasi O perasi
TUJUAN
Balutan kering melindungi luka dengan drainase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme.
INDIKASI
Untuk luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril.
PERSIAPAN ALAT Set balutan steril dalam bak instrumen steril : • Sarung tangan steril
•
Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih
• Gunting (menyesuaikan kondisi luka)
•
Salep antiseptik (bila diindikasikan)
• Balutan kassa dan kassa steril
•
Depres
•
Lidi watten
• Pinset 3 ( 2 anatomis, 1 sirurgis)
Lanjutan…
Di luar Bak instrumen Steril : • • • • • • • • •
Larutan Pembersih Gunting Perban Sarung tangan sekali pakai Plester , pengikat atau balutan sesuai kebutuhan Baskom berisi larutan klorin Kantung plastik Bengkok Selimut mandi Perlak pengalas
PROSEDUR PELAKSANAAN •
Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah – langkah perawatan luka.
•
Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur.
•
Letakkan baskom berisi larutan disinfektan dalam jangkauan anda. anda.
•
Letakkan bengkok di dekat pasien.
•
Tutup ruangan atau tirai sekitar tempat tidur.
•
Bantu pasien pada posisi yang nyaman dan selimuti area tubuh pasien yang bukan area luka. Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
Lanjutan… •
Pasang perlak pengalas.
•
Cuci tangan.
•
Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai, lalu lepaskan plester, dengan pinset.
•
Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan.. (Bila masih terdapat plester pada kulit, dapat dibersihkan dengan aseton)
•
Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien.
•
Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau NaCl.
•
Buang balutan kotor pada bengkok, lepaskan sarung tangan ke dalam larutan klorin dalam baskom.
•
Buka bak instrumen dan semua instrumen instrumen harus tetap berada dalam dalam bak instrumen.
Lanjutan… •
Kenakan sarung tangan steril.
•
Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau penutupan kulit dan karakter drainase. (Palpasi luka, bila perlu dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan menyentuh alat steril).
•
Bersihkan luka dengan kassa yang telah dibasahi dengan larutan antiseptik. Pegang kassa yang dibasahi dengan pinset, gunakan satu kassa untuk satu kali usapan. Bersihkan dari area yang tidak terkontaminasi ke daerah yang lebih terkontaminasi.
•
Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka.
•
Berikan salep antiseptik bila di indikasikan.
Lanjutan…
•
Pasang kassa steril kering pada insisi atau letak luka sebagai lapisan kontak, kemudian pasang kassa yang kedua untuk melindungi luka dari masuknya organisme.
•
Gunakan plester di atas balutan.
•
Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan (larutan klorin).
•
Buang semua bahan dan bantu pasien pada posisi yang nyaman.
•
Cuci tangan.
Pengertian : •
Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridemen ( Tindakan membersihkan luka dengan mengangkat benda – benda asing dan jaringan mati dari luka sekitar ).
Tujuan : • • •
Membersihkan luka terinfeksi dari nekrotik. Mengabsorbsi semua eksudat (cairan pada luka) dan debris luka(darah kotor). Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan.
Persiapan Alat : Set balutan steril dalam bak instrumen steril :
•
Sarung tangan steril
•
Gunting dan pinset steril (2 anatomis dan 1 sirurgis)
•
Depres
•
Lidi watten
•
Balutan kassa dan kassa steril
•
Kom untuk larutan antiseptik
•
Salep antiseptik
Lanjutan … Diluar Bak Instrumen :
Larutan pemberisih yang diresepkan dokter
•
•
Sarung tangan sekali pakai
•
Kantung plastik
•
Plester, pengikat, atau perban sesuai kebutuhan
•
Bantalan tahan air/perlak pengalas
•
Gunting perban
•
•
Baskom berisi larutan klorin
•
Bengkok
Selimut mandi
• Aseton
PROSEDUR PELAKSANAAN •
Jelaskan prosedur pada pasien.
•
Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur
•
Siapkan kantung plastik sekali pakai dan buat lipatan diatasnya dan siapkan juga bengkok di tempat yang terjangkau oleh anda
•
Tutup ruangan ruangan atau tirai tirai disekitar tempat tidur
•
Bantu pasien pada posisi yang nyaman dan pasang selimut pada area yang tidak luka
•
Cuci tangan secara menyeluruh
•
Letakkan bantalan tahan air/perlak pengalas
•
Kenakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau perban
Lanjutan…
•
Lepaskan plester dengan melepaskan ujungnya dan menarik secara perlahan
•
Dengan tangan yang menggunakan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, permukaan bawah balutan yang kotor jauhkan dari penglihatan klien
•
Bila balutan merekat pada jaringan di bawahnya, jangan dibasahi. dibasahi. Perlahan bebaskan bebaskan balutan dari eksudat yang mengering. Ingatkan pasien tentang penarikan dan ketidaknyamanan.
Lanjutan… •
Buang balutan kotor pada wadah (plastik) yang telah tersedia dan lepaskan sarung tangan sekali pakai
•
Siapkan peralatan balutan steril
•
Kenakan sarung tangan steril
•
Inspeksi luka
•
Bersihkan luka dengan larutan antiseptik. Pegang kassa yang
telah dibasahi dengan larutan menggunakan pinset. Gunakan satu kassa untuk satu usapan pembersihan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi. •
Pasang kassa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan buat kassa seperti kemasan kemasan dengan dengan melipat tepi kassa ke dalam luka sehingga permukaan luka kontak dengan kassa basah
Lanjutan…
•
Pasang kassa steril di atas kassa basah
•
Tutup dengan kassa, kemudian pasang plester
•
Bantu pasien pada posisi yang nyaman
•
Bereskan semua peralatan kemudian lepaskan sarung tangan
•
Cuci tangan
Cara memplester balutan yg baik
Cara memplester balutan yg salah
Cara memberikan balutan pada alat pergerakan
Cara memberikan balutan pada area pergerakan
Hal yang harus diperhatikan perawat perawat : • Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan basah kering yang baru dapat menyebabkan pasien merasa nyeri • Petugas harus memberikan obat analgesik dan waktu penggantian balutan sesuai dengan puncak efek obat
Pengertian : Suatu tindakan melepaskan jahitan yang biasanya dilakukan hari ke 5 – 7 atau sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi.
Tujuan : • Mempercepat proses penyembuhan luka • Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya
copus alenium (benda asing)
PERSIAPAN ALAT •
Set angkat jahitan steril
•
Plester
berisi pinset sirurgis 2,
•
Aseton
•
Alkohol 70%
•
Bethadine 10%
•
Bethadine Solution
•
Bengkok/kantung plastik
anatomis 1, gunting hecting up, lidi watten, kassa dalam bak instrumen kecil, sarung tangan steril •
Bengkok berisi lisol 2-3%
•
Kapas bulat
•
Korentang
•
Gunting plester
PROSEDUR PELAKSANAAN •
Memberi tahu dan menjelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
•
Mendekatkan alat ke dekat pasien
•
Membantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan, sehingga mudah melakukan pengangkatan jahitan
•
Meletakkan set jahitan di tempat yang terjangkau
•
Cuci tangan
•
Membuka set angkat jahitan secara steril
•
Memakai sarung tangan
•
Membuka balutan dan membuang balutan kotor ke dalam kantung plastik /bengkok
Lanjutan… •
Bekas – bekas plester dibersihkan dengan kapas aseton
•
Mendisinfeksi sekitar luka luka operasi dengan alkohol alkohol 70% dan mengolesi luka operasi dengan betadine 10%
•
Melepaskan jahitan satu persatu dengan cara : menjepit simpul jahitan dengan pinset sirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting benang tepat di bawah simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi lain yang tidak ada simpul
•
Mengolesi luka luka dan sekitarnya dengan dengan Bethadine solution
•
Menutup luka dengan kassa steril kering dan di plester
•
Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai,kemudian membereskan alat dan melepaskan sarung tangan
•
Cuci tangan
Hal yang harus diperhatikan : • Cermat dalam menjaga kesterilan • Mengangkat jahitan sampai bersih dan tidak ada yang ketinggalan • Peka terhadap privasi pasien