Pre dan Post Operasi Gastrointestinal APRIYULIN IDA SISWI ASTUTI INDAR YANTI THAMRIN PRIMA HADI SAPUTRA
Keperawatan Pre operatif Pengertian
Tahapan awal dari keperawatan per operatif. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat tergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan fase ini merupakan awalan yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikut.
1. Persiapan Klien di Unit Perawatan Persiapan fisik pre operatif yang dialami oleh pasien dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu a. Persiapan di unit perawatan b. Persiapan di ruang operatif Persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi antara lain !" status kesehatan fisik secara umum 2" status nutrisi #" keseimbangan cairan dan elektrolit $" Kebersihan lambung dan kolon
Pencukuran daerah operasi Personal hygiene Pengosongan kandung kemih %atihan pra operasi %atihan nafas dalam %atihan batuk efektif %atihan gerak sendi
&aktor resiko terhadap pembedahan 'sia (utrisi Penyakit kronis )penyakit obstruksi menahun" Ketidaksempurnaan respon endokrin *erokok +lkohol dan obat-obatan
Persiapan penunjang Pemeriksaan radiologi dan diagnostik &oto thoraks +bdomen &oto tulang )daerah fraktur" ' T scan */0 1(-03P /enogram ytoscopy *ammografi 0% 4K54 44 4H dll
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah6 hb, angka leukosit, limfosit, %47)laju endap darah", jumlah trombosit, protein total )albumin dan globulin", elektrolit )kalium, natrium dan chlorida", T 1T, ureum kretinin, 1'( dll 1iopsi Pemeriksaan kadar gula darah )K7"
Pemeriksaan status anastesi 7ilakukan pembiusan dilakukan untuk keselamatan selama pembedahan. ebelumnya dilakukan anastesi demi kepentingan pembedahan. Pasien akan mengalami pemeriksaan status fisik yang diperlukan untuk menilai sejauh mana resiko pembiusan terhadap diri pasien
0nform consent Hal ini sangat penting terkait dengan aspek hukum dan tanggung gugat. 1aik pasien maupun keluarganya harus menyadari bahwa tindakan medis, operasi sekecil apapun mempunyai resiko. leh karena itu setiap pasien yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis )pembedahan dan anastesi"
Persiapan mental5Psikis 'ntuk mengurangi dan mengatasi kecemasan pasien, perawat danpat menanyakan hal-hal yang terkait dengan persiapan operasi antara lain Pengalaman operasi sebelumnya Pengertian pasien tentang tujuan5alasan tindakan operasi Pengetahuan pasien tentang persiapan operasi baik fisik maupun penunjang Pengetahuuan pasien tentang situasi5kondisi kamar operasi dan petugas kamar operasi
Pegetahan pasien tentang prosedur )pre, intra, post operasi" Pengetahuan tentang latihan-latihan yang harus dilakukan sebelum operasi dan harus dijalankan setelah operasi seperti6 latihan nafas dalam, batuk efektif, /*, dll
Peranan perawat dalam memberikan dukungan mental dapat dilakukan dengan cara
*embntu pasien mengetahui tentang tindakantindakan yang dialami pasien sebelum operasi, memberikan informasi pada pasien tentang waktu operasi, hal-hal yang akan dialami oleh pasien selama proses operasi. *enunjukkan tempat kamar operasi *emberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindaka persiapan opeasi sesuai dengan tingkat perkembangan.
*emberikan kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan tentang segala prosedur yang ada. *egoreksi pengertian yang salah tentang tindakan pembedahan dan hal-hal lain karena pengetian yang salah akan menimbulakan kecemasan pada pasien Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian obat pre medikasi
bat-obatan Per *edikasi Persiapan pasien di kamar operasi
Prinsip tindakan drapping eluruh anggota tim dokter harus berkerjasama dalam pelaksanaan prosedur drapping Perawat yang bertindak sedagai instrumentator harus mengetahui dengan baik dan benar prosedur dan prinsip-prinsip drapping ebelum tindakan drapping dilakukan, harus yakin bahwa sarung tangan yang digunakan steril dan tidak kotor. Pada saat pelaksanaan tindakan drapping, perawat bertindak sebagai omloop harus berdiri di belakang instrumentator untuk mencegah kontaminasi
KEPERAWATAN POST OPERATIF Keperawatan post operatif adalah periode akhir dari keperawatan perioperatif. elama periode ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan e8ulibrium fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat dan inter9ensi segera membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan cepat, aman dan nyaman.
Tahapan Keperawatan Post peratif Perawatan post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi )reco9ery room" Perawatan post anastesi di ruang pemulihan )reco9ery room" Transportasi pasien ke ruang rawat Perawatan di ruang rawat
1erikut di bawah adalah form pengkajian post anasteshia /uang pemulihan post anastesi Penilaian (ama (ilai +khir /uangan +hli bedah5+nasteshia Tanggal Perawat /./ +rea pengkajian core aat penerimaan etelah! jam 2 jam # jam /espirasi nafas dalam dan batuk 'paya bernafas terbatas )dsipneu" Tidak adan upaya nafas spontan irkulasi )tekanan sisteolik" :; < dari pre anastesi =; < dari pre anastesi > =; < dari pre anastesi
Tingkat Kesadaran rientasi baik dan respon 9erbal positif Terbangun ketika dipanggil namanya Tidak ada respon ?arna kulit ?arna dan penampilan kulit normal Pucat, agak kehitaman, keputihan. 0kterik ianosis +kti9itas *ampu menggerakkan semua ekstrimitas *ampu menggerakkan hanya 2 ekstrimitas Tak mampu mengontrol ektrimitas Total Keterangan Pasien bisa dipindahkan ke ruang perawatan dari ruang P+'5// jika nilai pengkajian post anastesi @ A-:.
P4/+?+T+( 70 /'+( /+?+T *onitor tanda-tanda 9ital dan keadaan umum pasien, drainage, tube5selang, dan komplikasi. 1egitu pasien tiba di bangsal langsung monitor kondisinya. Pemerikasaan ini merupakan pemmeriksaan pertama yang dilakukan di bangsal setelah post operasi. b. *anajemen %uka +mati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan abnormal. bser9asi discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. *anajemen luka meliputi perawatan luka sampai dengan pengangkatan jahitan. *obilisasi dini *obilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi /*, nafas dalam dan juga batuk efektif yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan lendir. /ehabilitasi /ehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali. /ehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala. 7ischarge Planning *erencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondis5penyakitnya post operasi
Pengkaian Pengkajian segera pasien bedah saat kembali ke unit klinik terdiri atas yang berikut6 /espirasi a. Kepatenan jalan nafas b. Kedalaman c. &rekuensi d. Karakter pernafasan e. ifat dan bunyi nafas irkulasi a. Tanda-tanda 9ital termasuk tekanan darah b. Kondisi kulit (eurologi a. Tingkat respon 7rainase a. +danya drainase b. Keharusan untuk menghubungkan selang system drainase yang spesifik c. +danya kondisi balutan
Kenyamanan a. Tipe nyeri dan lokasi b. *ual atau muntah c. Perubahan posis yang dibutuhkan Psikologi a. ifat dari peryataan pasien b. Kebutuhan akan istirahat dan tidur c. angguan oleh kebisingan d. Pengunjung e. Ketersediaan bel pemanggil atau lampu pemanggil Keselamatan a. Kebutuhan akan pagar tempat tidur b. 7rainase selang tidak tersumbat c. airan 03 terinfus dengan tepat d. %etak 03 terbebat dengan baik Peralatan a. 7iperiksa untuk fungsi yang baik.
70+(+ K4P4/+?+T+( 1ersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan efek depresan dari medikasi dan agens anestetik (yeri dan ketidaknyamanan pascaoperatif lainnya. /isiko terhadap perubahan suhu tubuh hipotermia /isiko terhadap cedera yang berhubungan dengan status pascaanestesia. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Perubahan eliminasi urinarius yang berhubungan dengan penurunan akti9itas, efek medikasi, dan penurunan masukan cairan. Konstipasi yang berhubungan dengan penurunan motilitas lambung dan usu selama periode intraoperasi. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan efek depresan dan anesthesia, penurunan intoleransi akti9itas, dan pembatasan akti9itas yang diresepkan. +nsietas tentang diagnosispasca operatif, kemungkinan perubahan dalam gaya hidup, dan perubahan dalam konsep diri.
0(T4/34(0 K4P4/?+T+( *emastikan fungsi pernafasan yang optimal *eningkatkan ekspansi paru *enghilangkan ketidaknyamanan pasca operatif nyeri *enghilangkan kegelisahan menghilangkan mual dan muntah *enghilangakn distensi abdomen *enghilangkan cegukan *empertahankan suhu tubuh normal *enghindari cedera *empertahankan status nutrisi yang normal *eningkantkan fungsi urinarious yang normal *eningkatkan eliminasi usus Pengaturan posisi +mbulasi %atihan di tempat tidur
K*P%0K+0 PT P4/+0 yok yok yang terjadi pada pasien bedah biasanya berupa syok hipo9olemik, syok nerogenik jarang terjadi. Tanda-tanda syok secara klasik adalah sebagai berikut Pucat Kulit dingin, basah Pernafasan cepat ianosis pada bibir, gusi dan lidah (adi cepat, lemah dan bergetar Penurunan tekanan darah 'rine pekat
0nter9ensi mandiri keperawatan meliputi 7ukungan psikologis, Pembatasan penggunaan energi, Pemantauan reaksi pasien terhadap pengobatan Peningkatan periode istirahat. Pencegahan hipotermi dengan menjaga tubuh pasien agar tetap hangat karena hipotermi mngurangi oksigenasi jaringan *elakukan perubahan posisi pasien tiap 2 jam dan mendorong pasien untuk melakukan nafas dalam untuk meningkatkan fungsi optimal paru - Pencegahan komplikasi dengan memonitor pasien secara ketat selama 2$ jam. eperti edema perifer dan edema pulmonal.
Perdarahan Penatalaksanaan perdarahan seperti halnya pada pasien syok. Pasien diberikan posisi terlentang dengan posisi tungkai kaki membentuk sudut 2; derajat dari tempat tidur sementara lutut harus dijag tetap lurus. Trombosis 9ena profunda Trombosis 9ena profunda adalah trombosis yang terjadi pada pembuluh darah 9ena bagian dalam. Komplikasi serius yang bisa ditimbulkan adalah embolisme pulmonari dan sindrom pasca flebitis. /etensi urine /etensi urine paling sering terjadi pada kasus-kasus pembedahan rektum, anus dan 9agina. +tau juga setelah herniofari dan pembedahan pada daerah abdomen bawah. Penyebabnya adalah adanya spasme spinkter kandung kemih. 0nter9ensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemasangan kateter untuk membatu mengeluarkan urine dari kandung kemih. 0nfeksi luka operasi )dehisiensi, e9icerasi, fistula, nekrose, abses" 0nfeksi luka psot operasi seperti dehiseinsi dan sebaginya dapat terjadi karena adanya kontaminasi luka operasi pada saat operasi maupun pada saat perawatan di ruang perawatan. Pencegahan infeksi penting dilakukan dengan pemberian antibiotik sesuai indikasi dan juga perawatan luka dengan prinsip steril.
epsis epsis merupakan komplikasi serius akibat infeksi dimana kuman berkembang biak. epsis dapat menyebabkan kematian bagi pasien karena dapat menyebabkan kegagalan multi organ. 4mbolisme Pulmonal 4mbolsime dapat terjadi karena benda asing )bekuan darah, udara dan lemak" yang terlepas dari tempat asalnya terbawa di sepanjang aliran darah. 4mbolus ini bisa menyumbat arteri pulmonal yang akan mengakibatkan pasien merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk dan sesak nafas, cemas dan sianosis. 0nter9ensi keperawatan seperti ambulatori pasca operatif dini dapat mengurangi resiko embolus pulmonal. Komplikasi astrointestinal Komplikasi pada gastrointestinal paling sering terjadi pada pasien yang mengalami pembedahan abdomen dan pel9is. Komplikasinya meliputi obstruksi intestinal, nyeri dan juga distensi abdomen.