BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Perusahaan
2.1.1
Definisi Perusahaan
Menurut James M. Reeve et. al. (2009: 2) dalam bukunya Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia (Ed. 1) bahwa usaha atau perusahaan ( business )
adalah “suatu organisasi dengan sumber daya dasar ( input ), ), seperti bahan baku dan tenaga kerja, digabung dan diproses untuk menyediakan barang atau jasa ( output ) untuk pelanggan. ”
2.1.2
Jenis-Jenis Perusahaan (Usaha)
Setiap jenis usaha memiliki karakteristik yang unik. Terdapat tiga jenis usaha yang bertujuan mencari keuntungan, yaitu (Reeve James M et. al., 2009: 3): 1.
Usaha Jasa Usaha jasa (service businesses ) menyediakan jasa untuk pelanggan.
2.
Usaha Dagang Usaha dagang (merchandising businesses ) menjual produk yang diperoleh dari pihak lain ke pelanggan. Perusahaan seperti ini disebut peritel, yang mempertemukan produk dan pelanggan di suatu tempat.
3.
Usaha Manufaktur Usaha manufaktur ( manufacturing businesses ) mengubah input dasar dasar menjadi produk yang dijual kepada kepada pelanggan individu.
10
11
2.2
Persediaan ( Inventory Inventory)
2.2.1
Definisi Persediaan ( Inventory Inventory)
Persediaan merupakan salah satu investasi modal yang dimiliki perusahaan. Pada umumnya setiap perusahaan menggunakan sebagian besar uangnya untuk membeli persediaan. Oleh karena itu, persediaan memegang peranan pera nan penting dalam kelangsungan proses produksi. Dalam Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) yang diatur oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2009: 52), persediaan adalah aset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dalam proses produksi untuk untuk kemudian dijual; atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pembelian kerja. Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa persediaan merupakan aset yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam perusahaan dagang maupun dalam perusahaan manufaktur yang membutuhkan proses produksi. Menurut Weygandt, Kimmel dan Kieso (2011: 200-201), aktivitas perusahaan dagang adalah untuk menghasilkan pendapatan yang digunakan untuk membeli barang dagangan yang kemudian dijual kembali kepada pelanggan. Pendapatan dari barang dagang yang telah dijual dilaporkan sebagai penjualan (sales). Sedangkan beban dari membeli barang dagang tersebut dilaporkan sebagai Harga Pokok Penjualan-HPP ( Cost of Good Sold-COGS ). ). HPP dikurangkan dari penjualan untuk memperoleh laba bruto bruto ( gross profit ))..
12
2.2.2
Fungsi Perlunya Persediaan Bagi Suatu Perusahaan
Menurut Zulian Yamit (2003: 6) dalam bukunya “ Manajemen Persediaan Persediaan” mengemukakan bahwa terdapat empat faktor yang dijadikan sebagai fungsi perlunya persediaan, yaitu: 1.
Faktor Waktu Faktor waktu, menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum barang jadi sampai ke tangan konsumen. Waktu selama proses produksi ini diperlukan oleh perusahaan untuk membuat skedul produksi, mengolah bahan baku, pengiriman bahan baku, pengawasan bahan baku, produksi dan pengiriman barang jadi ke konsumen. konsumen. Oleh karena karena itu, perusahaan memerlukan memerlukan persediaan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan selama waktu tunggu (lead time).
2.
Faktor Ketidakpastian Waktu Datang Dari Supplier Faktor ketidakpastian waktu datang dari supplier , menyebabkan perusahaan memerlukan persediaan. Ketidakpastian ini biasanya menghambat proses produksi sehingga menyebabkan keterlambatan pengiriman ke pihak konsumen, hal ini biasanya terjadi karena persediaan bahan baku terikat pada supplier , persediaan dalam proses terikat pada konsumen.
3.
Faktor Ketidakpastian Penggunaan Faktor ketidakpastian penggunaan dari pihak perusahaan yang biasanya disebabkan karena adanya kesalahan peramalan permintaan, terdapat bahan baku yang rusak atau cacat, dan berbagai kondisi lainnya, lainnya, sehingga persediaan dilakukan untuk mengantisipasi ketidaktepatan peramalan maupun akibat lainnya tersebut.
13
4.
Faktor Ekonomis Faktor ekonomis, kejadian ini terjadi karena adanya keinginan perusahaan untuk mendapatkan alternatif biaya yang rendah dalam memproduksi atau membeli item dengan menentukan jumlah yang besar dengan tujuan untuk memperoleh potongan harga, sehingga biaya pembelian dan biaya transportasi per unit akan menjadi lebih rendah.
2.2.3
Tujuan dan Fungsi Persediaan
Dalam perusahaan seperti perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang memiliki persediaan, tujuan dan fungsi persediaan itu sendiri menurut Freddy Rangkuti (2002: 7) dalam bukunya “Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis” adalah seperti diuraikan di bawah ini:
1. Batch Stock/Lot Stock/Lot Size Inventory Persediaan yang diadakan karena membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat ini. 2.
Fluctuation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
14
3. Anticipation Stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau permintaan yang meningkat. Tujuan persediaan seperti diuraikan di atas, yaitu dengan adanya persediaan, maka perusahaan dapat melakukan efisiensi produksi dan penghematan biaya angkut serta untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan atau tidak beraturan dan atau untuk mengatasi jumlah permintaan konsumen yang telah diramalkan sebelumnya. Menurut Freddy Rangkuti (2002: 15) dalam buku “Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis”, fungsi utama persediaan yaitu:
1.
Fungsi Decoupling Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier . Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuations stock .
15
2.
Fungsi Economic Lot Sizing Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya).
3.
Fungsi Antisipasi Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories). Dari uraian di atas fungsi persediaan, yaitu untuk menghindari
keterlambatan barang, hilangnya barang dan dengan adanya persediaan, maka operasional perusahaan dapat terus berjalan sehingga pelayanan terhadap konsumen dapat terus berjalan dan pelayanan terhadap konsumen dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
2.2.4
Jenis Persediaan
Menurut Freddy
Rangkuti (2002: 14) dalam bukunya “ Manajemen
Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis ” menjelaskan jenis-jenis persediaan antara
lain:
16
1.
Persediaan Bahan Mentah ( Raw Material) Persediaan bahan mentah (raw material), yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
2.
Persediaan Komponen-Komponen Rakitan ( Purchased Parts/Components ) Persediaan komponen-komponen rakitan ( purchased parts/components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3.
Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong ( Supplies ) Persediaan bahan pembantu atau penolong ( supplies ), yaitu persediaan barang barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4.
Persediaan Barang Dalam Proses ( Work In Process ) Persediaan barang dalam proses (work in process ), yaitu persediaan barang barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi.
5.
Persediaan Barang Jadi (Finished Goods) Persediaan barang jadi ( finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa persediaan ditujukan untuk
mengantisipasi kebutuhan permintaan. Permintaan ini meliputi, persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir bahan-bahan pembantu
17
atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.
2.2.5
Sifat Persediaan
Menurut Sukrisno Agoes (2000: 189) dalam buku “Auditing” sifat persediaan adalah: 1.
Biasanya merupakan aktiva lancar (current assets ), karena masa perputarannya biasanya kurang atau sama dengan satu tahun.
2.
Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang dan industri.
3.
Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi, karena kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode akan mengakibatkan kesalahan dalam jumlah aktiva lancar dan total aktiva, Harga Pokok Penjualan (HPP), laba kotor dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan, pembagian deviden dan laba rugi ditahan, kesalahan tersebut akan terbawa ke laporan keuangan periode berikutnya.
2.2.6
Sistem Pencatatan Persediaan
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011: 202-203), ada dua sistem yang dikenal dalam pencatatan persediaan, yaitu: 1.
Sistem Periodik Persediaan dihitung dengan melakukan penghitungan fisik ( stock opname) pada setiap akhir periode. Hasil penghitungan tersebut dapat dipakai untuk
18
menghitung HPP, yang pada gilirannya dipakai guna menyusun laporan keuangan. Kelemahan dari sistem ini, yaitu apabila jumlah persediaannya banyak sekali cara ini sangat mahal. Sistem ini cocok diterapkan pada perusahaan yang jenis dan jumlah persediaannya tidak banyak. Sistem ini tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan karena penilaian persediaan dalam sistem ini berdasarkan penghitungan yang benar. Akan tetapi, cara ini tidak praktis dan ekonomis. 2.
Sistem Perpetual Perusahaan mencatat secara detail harga pokok dari setiap persediaan barang dagang yang dijual dan dibeli. Perusahaan menentukan HPP setiap kali transaksi penjualan terjadi. Sistem ini dapat menyajikan keterangan mengenai persediaan dan HPP secara terus menerus tanpa penghitungan fisik. Hal ini dapat dilaksanakan karena setiap transaksi yang berhubungan dengan persediaan selalu dicatat sedemikian rupa sehingga akun persediaan senantiasa menyajikan saldo persediaan secara fisik (stock opname).
2.2.7
Harga Pokok Penjualan
Beban pokok usaha Harga Pokok Penjualan (HPP) diakui menggunakan pendekatan kausalitas, yaitu mengaitkan beban secara langsung dengan penghasilan. Oleh karena itu, HPP diakui pada saat persediaan itu dijual. HPP dipengaruhi oleh sistem pencatatan dan penilaian persediaan. Menurut Weygandt, Kimmel dan Kieso (2011: 202-203), ada dua sistem yang dikenal dengan pencatatan persediaan, yaitu sebagai berikut:
19
1.
Sistem Periodik Setiap pembelian dicatat dalam akun “ Pembelian” dan penjualan dicatat dalam akun “Penjualan”. Perusahaan tidak mencatat secara detail harga pokok dari persediaan barang dagang yang dimiliki. Persediaan dan HPP tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Persediaan dihitung dengan melakukan perhitungan fisik (stock opname) pada setiap akhir periode. Hasil penghitungan tersebut dipakai untuk menghitung HPP.
2.
Sistem Perpetual Setiap pencatatan dilakukan secara terus menerus dimana setiap pembelian dan penjualan barang dagang dicatat dalam akun “Persediaan”. Perusahaan mencatat secara detail harga pokok dari setiap persediaan barang dagang yang dijual dan dibeli. Perusahaan menentukan HPP setiap kali transaksi penjualan terjadi. Sistem perpetual menyajikan informasi mengenai persediaan dan HPP setiap saat tanpa melakukan perhitungan fisik ( stock opname). Dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, sistem pencatatan persediaan tidak
diatur secara jelas. Selama sistem dapat menunjukkan kebenaran pencatatan maka ketentuan perpajakan dapat menerimanya. Menurut Wild dan Kwork (2001: 201-220), penilaian persedian barang dagang dibagi atas berikut: 1.
Specific Identification Method .
2.
Cost Flow Method (First-in, First-out (FIFO) dan Average-cost ).
3.
Estimasi persediaan (Gross Profit Method dan Retail Inventory Method ).
20
2.2.8
Metode FIFO
Metode masuk-pertama dan keluar-pertama ( First in First out -FIFO) ini berasumsi bahwa persediaan yang pertama kali dijual adalah persediaan yang pertama kali dibeli. Dengan demikian, biaya atas persediaan yang dibebankan sebagai HPP berasal dari persediaan yang dibeli pertama kali. Adapun metode FIFO dengan sistem perpetual yang digunakan untuk menghitung nilai persediaan
akhir, disajikan dalam kartu persediaan yang dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Kartu Persediaan Menggunakan Metode Perhitungan Biaya FIFO Diterima Dikeluarkan Persediaan Tgl.
Jml
Biaya Per Unit ($)
Feb. 1 4
200
7,00
10
200
8,00
Total Biaya ($) 1.400
800 400
8,00
200 300 100* 600
8,00 9,00
6,00
48.00
3.200
20 25 28
Total Biaya
1.600
11 12
Jml
Biaya Per Unit ($)
800 5.400
7,00 8,00
1.400 2.400
800 800 200 800 200 200 200 200 200 600
Biaya Per Unit ($) 6,00 6,00 7,00 6,00 7,00 8,00 7,00 8,00 7,00 8,00
300 400 400 600
8,00 8,00 8,00 9,00
Jml
Total Biaya ($) 4.800 4.800 1.400 4.800 1.400 1.600 1.400 1.600 1.400 4.800 2.400 2.400 3.200 5.400
Saldo ($) 4.800 6.200 7.800 3.000 6.200 2.400 2.400 8.600
Keterangan: *Retur ke gudang
Sumber: Buku Akuntansi Biaya Pengarang William K. Capter Penerbit Salemba Empat Tahun 2009 Halaman 326
21
2.3
Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1
Definisi Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu Jerry FitzGerald et. al. (Jogiyanto, 2005: 1). Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen ( components ), batas sistem (boundary ), lingkungan luar sistem ( environments ), penghubung ( interface ), masukan (input ), keluaran (output ), pengolah ( process) dan sasaran ( objectives ) atau tujuan ( goal).
2.3.2
Definisi Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Di dalam dunia bisnis kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi (Jogiyanto, 2005: 8).
2.3.3
Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan Robert A. L/K. Roscoe. Davis (Jogiyanto, 2005: 11).
22
2.3.3.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen ( Management Information System atau sering dikenal dengan singkatan MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen (Jogiyanto, 2005: 14). SIM merupakan kumpulan dari sistemsistem informasi. MIS tergantung dari besar-kecilnya organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem informasi sebagai berikut ini (Jogiyanto, 2005: 15): 1.
Sistem informasi akuntansi (accounting information systems ), menyediakan informasi dari transaksi keuangan.
2.
Sistem informasi pemasaran ( marketing information systems ), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
3.
Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information systems).
4.
Sistem informasi personalia ( personnel informastion systems).
5.
Sistem informasi distribusi (distribution information systems ).
6.
Sistem informasi pembelian ( purchasing information systems).
7.
Sistem informasi kekayaan ( treasury information systems ).
8.
Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems ).
9.
Sistem informasi penelitian dan pengembangan ( research and development information systems ).
10. Sistem informasi teknik ( engineering information systems ).
23
2.4
Program Aplikasi
Program aplikasi adalah sebuah program komputer yang ditujukan untuk pemakai agar bisa berinteraksi dengan suatu database (basis data). Program dapat dibuat menggunakan peranti pengembangan seperti Delphi, Visual Basic, Visual C# , Java ataupun PHP (Abdul Kadir, 2010: 4).
2.5
Bagan Alir ( Flowchart) Flowchart adalah bagan ( chart ) yang menunjukkan alir ( flow) di dalam
program atau prosedur sistem secara logika (Jogiyanto, 2005: 795). Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Pada waktu akan menggambar suatu bagan alir, analisis sistem atau pemrogram dapat mengikuti pedoman-pedoman sebagai berikut (Jogiyanto, 2005: 795). 1.
Bagan alir sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri dari suatu halaman.
2.
Kegiatan di dalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas.
3.
Harus ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan di mana akan berakhirnya.
4.
Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan, misalnya: “Persiapkan” dokumen, “Hitung”
gaji. 5.
Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir harus di dalam urutan yang semestinya.
24
6.
Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di tempat lain harus ditunjukkan dengan jelas menggunakan simbol penghubung.
7.
Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar. Ada lima macam bagan alir ( flowchart ), yaitu sebagai berikut ini (Jogiyanto,
2005: 796): 1.
Bagan Alir Sistem ( System Flowchart ) Bagan alir sistem (system flowchart ) merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem (Jogiyanto, 2005: 796).
2.
Bagan Alir Dokumen ( Document Flowchart ) Bagan alir dokumen ( document flowchart ) atau disebut juga bagan alir formulir ( form formulir ) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem (Jogiyanto, 2005: 800). Adapun simbolsimbol dari bagan alir dokumen dapat dilihat pada Tabel 2.2 (Jogiyanto, 2005: 801). Tabel 2.2 Simbol Bagan Alir Dokumen Simbol Keterangan Simbol titik terminal ( terminal point Simbol titik terminal symbol ) digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari sutau proses.
25
Simbol Simbol dokumen
Keterangan Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik atau komputer.
Simbol kegiatan manual
Menunjukkan pekerjaan manual.
Simbol simpanan offline
File non-komputer yang diarsip urut angka (numerical ).
N
Simbol simpanan offline
File non-komputer yang diarsip urut huruf (alphabetical ).
A
Simbol simpanan offline
File non-komputer yang diarsip urut tanggal (cronological ).
C
Simbol kartu plong
Menunjukkan yang input/output menggunakan kartu plong ( punched card ).
Simbol proses
Menunjukkan kegiatan proses operasi program komputer.
Simbol operasi luar
Menunjukkan operasi yang dilakukan di luar proses operasi komputer.
Simbol pita magnetic
Menunjukkan input/output menggunakan pita magnetik.
dari
yang
26
Simbol Simbol hard disk
Keterangan Menunjukkan menggunakan hard disk .
input/output
Simbol diskette
Menunjukkan input/ouput menggunakan diskette .
Simbol drum magnetik
Menunjukkan input/output menggunakan drum magnetik.
Simbol keyboard
Menunjukkan input/ouput menggunakan keyboard .
Simbol input/output
Simbol (input/output input/output symbol ) digunakan untuk mewakili data input/output .
Simbol display
Menunjukkan output yang ditampilkan di monitor.
Simbol hubungan komunikasi
Menunjukkan proses transmisi data melalui channel komunikasi.
Simbol garis alir
Menunjukkan arus dari proses.
Simbol penjelasan
Menunjukkan penjelasan dari suatu proses.
27
Simbol Simbol penghubung
3.
Keterangan Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.
Bagan Alir Skematik ( Schematic Flowchart ) Bagan alir skematik ( schematic flowchart ) merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain menggunakan simbolsimbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan
simbol-simbol
bagan
alir.
Penggunaan
gambar-gambar
ini
memudahkan untuk dipahami, tetapi sulit dan lama menggambarnya (Jogiyanto, 2005: 802). 4.
Bagan Alir Program ( Program Flowchart ) Bagan alir program ( program flowchart ) merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem (Jogiyanto, 2005: 802). Bagan alir program dibuat menggunakan simbol-simbol yang dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Simbol Bagan Alir Program Simbol Keterangan Simbol input/output Simbol input/output (input/output symbol ) digunakan untuk mewakili data input/output .
28
Simbol Simbol proses
Keterangan Simbol proses digunakan untuk mewakili suatu proses.
Simbol garis alir
Simbol garis alir ( flow lines symbol) digunakan untuk menunjukan arus dari proses.
Simbol penghubung
Simbol penghubung ( connector symbol ) digunakan untuk menunjukkan sambungan dari bagan alir yang terputus di halaman yang masih sama atau di halaman lainnya. Simbol keputusan ( decision symbol) digunakan untuk suatu penyeleksian kondisi di dalam program.
Simbol keputusan
5.
Simbol proses terdefinisi
Simbol proses terdefinisi ( predefined process symbol) digunakan untuk menunjukkan suatu operasi yang rinciannya ditunjukkan di tempat lain.
Simbol persiapan
Simbol persiapan ( preparatian symbol) digunakan untuk memberi nilai awal suatu besaran.
Simbol titik terminal
Simbol titik terminal (terminal point symbol ) digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari sutau proses.
Bagan Alir Proses ( Process Flowchart ) Bagan alir proses ( process flowchart ) merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur (Jogiyanto, 2005: 805).
29
2.6
Diagram Arus Data
2.6.1
Definisi Diagram Arus Data
Ide dari suatu bagan alir untuk mewakili arus data dalam suatu sistem bukanlah hal yang baru. Pada tahun 1967, Martin dan Estrin memperkenalkan suatu algoritma program dengan menggunakan simbol lingkaran dan panah untuk mewakili arus data. E. Yourdan dan L. L. Constantine juga menggunakan notasi simbol ini untuk menggambarkan arus data dalam perancangan program. G. E. Whitehouse tahun 1973 juga menggunakan notasi semacam ini untuk membuat model-model sistem matematika. Penggunaan notasi dalam diagram arus data ini sangat membantu sekali untuk memahami suatu sistem pada semua tingkat kompleksitasnya seperti yang diungkapkan oleh Chris Gane dan Trish Sarson. Pada tahap analisis, penggunaan notasi ini sangat membantu sekali di dalam komunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika. Diagram yang menggunakan notasi-notasi ini untuk menggambarkan arus dari data sistem sekarang dikenal dengan nama diagram arus data ( data flow diagram atau DFD). DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik di mana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik di mana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, microfiche , hard disk , tape, diskette dan lain sebagainya). DFD
merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (Structured Analysis and Design ). DFD merupakan alat yang cukup populer sekarang ini, karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem
30
dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD juga merupakan dokumentasi dari sistem yang baik (Jogiyanto, 2005: 700).
2.6.2
Simbol-Simbol DFD
Beberapa simbol yang digunakan di DFD untuk maksud mewakili (Jogiyanto, 2005: 700): 1.
Kesatuan Luar Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem ( boundary ) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar ( external entity ) merupakan suatu kesatuan ( entity ) di lingkungan luar sistem yang dapat
berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. Suatu kesatuan luar dapat disimbolkan dengan suatu notasi kotak yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Notasi Kesatuan Luar Model Yourdan/De Marco 2.
Arus Data Arus data (data flow) di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini mengalir diantara proses ( process), simpanan data ( data store) dan kesatuan luar (external entity ). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
31
Arus data sebaiknya diberi nama yang jelas dan mempunyai arti. Nama dari arus data dituliskan di samping garis panahnya. berikut simbol dari suatu arus data dapat dilihat pada Gambar 2.2. nama arus data Gambar 2.2 Notasi Arus Data Model Yourdan/De Marco 3.
Proses Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Untuk physical data flow diagram (PDFD), proses dapat dilakukan oleh orang, mesin atau komputer,
sedang untuk logical data flow diagram (LDFD), suatu proses hanya menunjukkan proses dari komputer. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau dengan simbol empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul. Adapun simbol proses yang digunakan penulis dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Notasi Proses Model Yourdan/De Marco 4.
Simpanan Data Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa sebagai berikut ini: a.
Suatu file atau database di sistem komputer.
b.
Suatu arsip atau catatan manual.
c.
Suatu kotak tempat data di meja seseorang.
32
d.
Suatu tabel acuan manual.
e.
Suatu agenda atau buku.
Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis horisontal paralel yang menutup di salah satu ujungnya. Adapun simbol simpanan data yang digunakan penulis dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Notasi Data Store Model Yourdan/De Marco
2.6.3
Pedoman Menggambar DFD
Pedoman untuk menggambar DFD adalah sebagai berikut ini (Jogiyanto, 2005: 713-714): 1.
Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar yang terlibat di sistem.
2.
Indentifikasikan semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar.
3.
Gambarlah terlebih dahulu suatu diagran konteks ( context diagram ). DFD merupakan alat untuk structure analysis . Pendekatan tersrtuktur ini mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar (disebut dengan top level ) dan memecah-mecahnya menjadi bagian yang lebih terinci (disebut
dengan lower level). DFD yang pertama-kali digambar adalah yang level teratas (top level) dan diagram ini disebut dengan context diagram . Dari context diagram ini kemudian akan digambar dengan lebih terinci lagi yang disebut
dengan overview diagram (level 0). Tiap-tiap proses di overview diagram akan digambar secara lebih terinci lagi dan disebut dengan level 1. Tiap-tiap proses di level 1 akan digambar kembali dengan lebih terinci lagi dan disebut dengan
33
level 2 dan seterusnya sampai tiap-tiap proses tidak dapat digambar lebih terinci lagi. Suatu context diagram selau mengandung satu dan hanya satu proses saja (sering kali diberi nomor proses 0). Proses ini mewakili proses dari seluruh sistem. Context diagram ini menggambarkan hubungan input atau output antara sistem dengan dunia luarnya (kesatuan luar).
2.7
Basis Data ( Database)
2.7.1
Konsep Basis Data
McFalden et al (1999) (Adi Nugroho, 2011: 5) dalam Modern Database Management menyebutkan bahwa data adalah fakta-fakta tentang segala sesuatu
di dunia nyata yang dapat direkam dan disimpan pada media komputer. Sedangkan basis data adalah kumpulan terorganisasi dari data-data yang berhubungan sedemikian rupa sehingga mudah disimpan, dimanipulasi, serta dipanggil oleh pengguna (Adi Nugroho, 2011: 5).
2.7.2
Model Data
Hal yang mendasari struktur basis data adalah model data, yaitu sekumpulan cara/perkakas/tool untuk mendeskripsikan data-data, hubunganya satu sama lain, semantiknya, serta batasan konsistensi. Model data menyediakan cara yang sempurna untuk mendeskripsikan perancangan basis data pada peringkat logika. Macam-macam model data, yaitu (Adi Nugroho, 2011: 12):
34
1.
Model E-R Model E-R (ERD) adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut dan hubungan antarentitas. Huruf E sendiri menyatakan entitas dan R menyatakan hubungan (dari kata relationship ). Model ini dinyatakan dalam bentuk diagram. Itulah sebabnya model E-R acapkali juga disebut sebagai diagram E-R (Abdul Kadir, 2009: 30). Model E-R melibatkan sejumlah notasi. Beberapa notasi dasar dalam model ER dapat dilihat pada Tabel 2.4 (Abdul Kadir, 2009: 31). Tabel 2.4 Notasi pada Model E-R Simbol Keterangan Entitas
Atribut
Hubungan
Kardinalitas hubungan
a.
Entitas Entitas adalah “sesuatu dalam dunia nyata yang keberadaannya tid ak bergantung pada yang lain” (Elmasri dan Navathe (Abdul Kadir, 2009:
35
31)). Entitas dapat berupa sesuatu yang nyata ataupun abstrak (berupa suatu konsep). Secara lebih rinci, Hoffer, dkk, (2005) menjelaskan bahwa entitas dapat berupa seseorang, sebuah tempat, sebuah objek, sebuah kejadian atau suatu konsep. Sebuah entitas dinyatakan dengan kata benda dan ditulis dengan huruf kapital (Abdul Kadir, 2009: 31). b.
Atribut Setiap entitas dinyatakan oleh sejumlah atribut. Atribut adalah properti atau karakteristik yang terdapat pada setiap entitas. Setiap atribut dinyatakan dengan kata benda. Supaya konsisten, Hoffer, dkk. (2005) menggunakan huruf kapital untuk setiap awal kata dan huruf kecil untuk yang lain. Jika atribut menggunakan lebih dari satu kata, antar kata dipisahkan oleh karakter garis bawah ( _ ) (Abdul Kadir, 2009: 32).
c.
Hubungan Hubungan ( relationship ) menyatakan keterkaitan antara beberapa tipe entitas. (1) Jenis hubungan Dalam banyak literatur, jenis hubungan antara dua tipe entitas dinyatakan dengan istilah hubungan one-to-one, one-to-many, manyto-one, dan many-to-many . Dengan mengasumsikan bahwa terdapat
dua buah tipe entitas bernama A dan B, penjelasan masing-masing jenis hubungan tersebut adalah sebagai berikut (Abdul Kadir, 2009: 46):
36
(a) Hubungan one-to-one Menyatakan bahwa setiap entitas pada entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B. Begitu pula sebaliknya. (b) Hubungan one-to-many Menyatakan bahwa setiap entitas pada entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B. Sedangkan setiap entitas pada B hanya bisa berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas A. (c) Hubungan many-to-one Menyatakan bahwa setiap entitas pada entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B dan setiap entitas pada tipe entitas B bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas A. (d) Hubungan m any-to-many Menyatakan bahwa setiap entitas pada suatu tipe entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B dan begitu pula sebaliknya. (2) Kekangan kardinalitas Kekangan kardinalitas (cardinality constraint ) (Hoffer, dkk., 2005) menyatakan jumlah instans entitas suatu tipe entitas yang dikaitkan dengan setiap instans pada tipe entitas lain. Menurut Silberschatz,
37
dkk. (2002), hal seperti itu disebut dengan istilah rasio kardinalitas atau pemetaan kardinalitas. Untuk menentukan jangkauan kardinalitas dalam hubungan dengan lebih cepat, terdapat dua jenis kekangan kardinalitas yang diterapkan dalam hubungan, yaitu: (a) Kardinalitas minimum Kardinalitas minimun adalah jumlah tersedikit suatu instans dari suatu tipe entitas yang dapat dikaitkan dengan setiap instans pada tipe entitas lain. Dalam hal ini jumlah minimumnya dapat berupa 0 atau 1. (b) Kardinalitas maksimum Kardinalitas maksimum adalah jumlah terbanyak dari instans suatu tipe entitas yang dapat dikaitkan dengan setiap instans pada tipe entitas lain. Nilainya dapat berupa 1 atau banyak. 2.
Model Relasional Model relasional adalah model yang menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel memiliki sejumlah kolom yang masing-masing memiliki nama unik (Adi Nugroho, 2011: 14).
38
2.7.3
Normalisasi
2.7.3.1 Definisi Normalisasi
Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel yang menunjukkan entitas sekaligus relasinya. Melalui normalisasi, akan didesain database relasional menjadi suatu set data yang memenuhi kriteria berikut ini (Ema
Utami, 2008: 32): 1. Memuat semua data penting yang dapat disediakan oleh database . 2. Memiliki redudancy data yang sesedikit mungkin. 3. Akomodasi multi value untuk tipe data yang diperlukan. 4. Mengijinkan update data yang efisien dalam database . 5. Terhindar dari bahaya kehilangan data yang tidak dikenal.
2.7.3.2 Tujuan Normalisasi
Tujuan utama dari normalisasi (umumnya minimal sampai pada level normalisasi ketiga), adalah mencegah terjadinya insertion anomaly, deletion anomaly dan update anomaly.
1. Insert Anomaly Insert anomaly merupakan kesalahan penambahan data ke dalam database .
Untuk sebuah database yang sudah normal, penambahan data hanya perlu ditambahkan ke satu tempat dalam database (tabel). Namun untuk database yang belum normal, penambahan data memungkinkan terjadinya penambahan data pada beberapa tempat dalam database . Dalam beberapa hal, kesalahan
39
dari manusia itu sendiri bisa menyebabkan penambahan data yang diperlukan manjadi hilang. 2. Delete Anomaly Delete anomaly merupakan kesalahan dalam menghapus data yang ada di
dalam database . Untuk database yang sudah normal, penghapusan data hanya dapat menghapus data dari sebuah tabel saja dalam database . Untuk database yang belum normal, penghapusan data bisa menyebabkan penghapusan data dari beberapa tabel di dalam database, jika terjadi kesalahan dari manusia itu sendiri, penghapusan data yang demikian bisa dimungkinkan penghapusan data tambahan yang diperlukan menjadi hilang padahal data tersebut juga harus dihapus. 3.
Update Anomaly Update anomaly merupakan kesalahan dalam mengubah data, baik dalam hal
penambahan, penghapusan atau keduanya.
2.7.3.3 Definisi Formal Bentuk-Bentuk Normalisasi
1. Bentuk Normalisasi Pertama (1NF) Suatu tabel dikatakan dalam bentuk normal pertama apabila: a.
Tidak ada baris data yang terduplikat atau berulang dalam tabel.
b.
Setiap sel memiliki nilai tunggal artinya tidak ada perulangan group atau array.
c.
Data dalam kolom (atribut dan field ) memiliki tipe data sejenis.
Secara singkat 1NF bertujuan untuk menghilangkan elemen data yang berulang.
40
2. Bentuk Normalisasi Kedua (2NF) Tabel dalam keadaan 2NF apabila tabel sudah dalam keadaan 1NF dan semua atribut yang bukan kunci, bergantung pada semua kunci dalam tabel. Dengan kata lain, 2NF bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan parsial. 3. Bentuk Normalisasi Ketiga (3NF) Tabel dalam keadaan 3NF apabila tabel dalam keadaan 2NF dan dalam tabel tersebut tidak ada ketergantungan transitif. Artinya sebuah field dapat menjadi atribut biasa pada suatu relasi tetapi menjadi kunci pada relasi lain. Setiap atribut yang bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key. 4. Bentuk Normalisasi Boyce-Codd (BCNF) Tabel dalam keadaan 3NF dan setiap determinan merupakan kunci kandidat. Determinan adalah suatu atribut/ field atau gabungan atribut di mana beberapa atribut lain bergantung pada atribut tersebut. Pada tahap BCNF, harus menghilangkan kunci kandidat yang bukan merupakan determinan. 5. Bentuk Normalisasi Keempat (4NF) Tabel dalam keadaan BCNF dan tidak ada ketergantungan multi value. 6. Bentuk Normalisasi Kelima (5NF) Tabel dalam keadaan 4NF dan setiap ketergantungan join dalam tabel merupakan akibat dari kunci kandidat tabel. 7. Bentuk Normalisasi Domain-Key (DKNF) Tabel dikatakan dalam keadaan DKNF jika setiap constraint tabel merupakan akibat dari definisi kunci-kunci dan domain.
41
2.7.4
Kamus Data
2.7.4.1 Definisi Kamus Data
Kamus Data (KD) atau Data Dictionary (DD) atau disebut juga dengan istilah systems data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhankebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan KD, analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. KD dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada tahap perancangan sistem. Pada tahap analisis, KD dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, KD digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database. KD dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD. Arus data di DAD sifatnya adalah global, hanya ditunjukkan nama arus datanya saja. Keterangan lebh lanjut tentang struktur dari suatu arus data di DAD secara lebih terinci dapat dilihat di KD (Jogiyanto, 2005: 725).
2.7.4.2 Isi Kamus Data
KD harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya. Untuk maksud keperluan ini, maka KD harus memuat hal-hal berikut ini (Jogiyanto, 2005: 726):
42
1. Nama Arus Data Karena KD dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DAD, maka nama dari arus data juga harus dicatat di KD, sehingga yang membaca DAD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu di DAD dapat langsung mencarinya dengan mudah di KD. 2.
Alias Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini ada. Alias perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen satu dengan yang lainnya.
3.
Bentuk Data Bentuk dari data ini perlu dicatat di KD, karena dapat digunakan untuk mengelompokkan KD ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.
4.
Arus Data Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan ke mana data akan menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di KD supaya memudahkan mencari arus data ini di DAD.
5.
Penjelasan Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di KD.
6.
Periode Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data ini.
7.
Volume Volume yang perlu dicatat di KD adalah tentang volume rata-rata dan volume puncak dari arus data.
43
8.
Struktur Data Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di KD terdiri dari item-item data apa saja.
2.7.4.3 Mendefinisikan Struktur Data
Struktur dari data terdiri dari elemen-elemen data yang disebut dengan item data, sehingga secara prinsip struktur dari data ini dapat digambarkan dengan menyebutkan nama dari item-item datanya. Nama dari item data saja yang dicatat di KD tidaklah cukup, masih diperlukan informasi lainnya dari struktur data tersebut, seperti misalnya informasi tentang apakah item data tersebut pasti ada atau hanya bersifat optional (dapat ada dan dapat tidak ada). Biasanya untuk menunjukkan informasi-informasi tambahan ini di KD dipergunakan notasi-notasi yang dapat dilihat pada Tabel 2.5 (Jogiyanto, 2005: 730).
=
Tabel 2.5 Notasi-Notasi untuk Mendefinisikan Struktur Data Notasi Arti Terbentuk dari (is composed ) atau terdiri dari (consist of ) atau sama dengan ( is equivalent of)
+ []
AND
Notasi | M{ }M () *
Salah satu dari (memilih salah satu dari elemen-elemen data di dalam kurung bracket ini) Arti Sama dengan simbol [ ] Iterasi (elemen data di dalam kurung brace beriterasi mulai minimum N kali dan maksimum M kali Optional (elemen data di dalam kurung parenthesis sifatnya optional, dapat ada dan dapat tidak ada) Keterangan setelah tanda ini adalah komentar
44
Walaupun notasi untuk menggambarkan suatu struktur data ini cukup populer dan banyak dibahas di buku-buku dan cukup mudah bagi analis sistem, tetapi kenyataannya notasi ini tidaklah begitu mudah bagi pemakai sistem untuk memahaminya. Kekurangan lainnya dari penggunaan notasi ini adalah tidak menjelaskan tipe dari item datanya (apakah numerik, alphanumerik, alphabetik, logical dan lain sebagainya), tidak menjelaskan lebar dari datanya (maksimum berapa digit atau berapa karakter) serta tidak menjelaskan jangkauan nilai data yang diijinkan. Keterangan-keterangan ini sangat perlu dalam tahap perancangan sistem, terutama dalam perancangan database. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan ini, maka dalam membuat kamus data dapat digunakan formulir yang dapat dilihat pada Gambar 2.5 (Jogiyanto, 2005: 731). Nama file data
:
Tipe file
:
Panjang Record
:
Media file
:
Penjelasan
:
Field Kunci
:
Struktur data
:
No. Urut
Nama Item Data Di Sistem Di Program
Tipe Lebar
Keterangan
Gambar 2.5 Formulir untuk Membuat Kamus Data
45
2.8
Microsoft Visual Basic
2.8.1
Mengenal Microsoft Visual Basic Microsoft Visual Basic adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk
pengembangan dengan memanfaatkan keistimewaan konsep-konsep antar muka grafis dalam Microsoft Windows . Aplikasi yang dihasilkan Visual Basic berkaitan erat dengan windows itu sendiri sehingga dibutuhkan pengetahuan bagaimana cara kerja Windows (Taryana Suryana, 2009: 1). Dalam pemrograman visual banyak istilah dan konsep untuk menyebut sesuatu yang membentuk sebuah aplikasi. Istilah-istilah tersebut memiliki arti yang sama dalam lingkungan pemrograman visual lainnya, seperti misalnya objek, property dan event .
2.8.2
Ruang Kerja Microsoft Visual Basic 6.0
Ruang kerja Microsoft Visual Basic 6.0 memiliki komponen-komponen, yang dapat dilihat pada Gambar 2.6 (Taryana Suryana, 2009: 4).
Gambar 2.6 Ruang Kerja Microsoft Visual Basic 6.0
46
Dalam Gambar 2.6 terdapat beberapa jendela windows yang aktif diantaranya (Taryana Suryana, 2009: 4): 1.
Windows Property Windows Property dalam Visual Basic 6.0 ini merupakan mekanisme normal
yang menjelaskan atribut-atribut dari objek. Setiap Objek Visual Basic memiliki property tertentu yang setting nya mengontrol tampilan dan ulah dari objek dalam suatu aplikasi. 2.
Windows Form
Sebuah form adalah area tampilan yang berhubungan dengan sebuah jendela yang akan dilihat ketika aplikasi berjalan. Ketika memulai sebuah proyek baru, Visual Basic menciptakan sebuah form kosong dan memberinya judul Form1.
Pada saat mendesain suatu aplikasi maka form merupakan canvas tempat menggambarkan berbagai bagian aplikasi. Dalam form ini dapat ditempatkan kontrol untuk keperluan aplikasi. 3.
Windows Project
Pada dasarnya project adalah sekumpulan form, module, class dan file sumber yang membentuk sebuah aplikasi. Jadi, Windows Project merupakan windows yang menampilkan listing semua file pembentuk project . File form berisi deskripsi dari form dan kode-kode yang berhubungan dengannya. Sedangkan modul berisi deklarasi dan prosedur. File class memuat karakteristikkarakteristik tertentu dalam class, meliputi property dan metodenya. Dua tombol yang terdapat pada sisi atas Windows Project digunakan untuk
47
menampilkan Windows Form (View Form) dan menampilkan window kodenya (Tombol View Code). 4.
Windows Layout Form Windows Layout Form adalah Tampilan perumpamaan form di dalam layar.
5.
ToolBar Toolbar merupakan kumpulan tombol-tombol yang mempunyai tugas untuk
pengaksesan terhadap aplikasi yang berada di bawah kendalinya dengan cepat. 6.
Toolbox Windows ini berisi kontrol-kontrol atau objek-objek yang akan ditempelkan
pada form sebagai element program aplikasi.
2.9
MySQL
2.9.1
Definisi MySQL MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan swedia yang pada saat itu
bernama TcX Data Konsult AB, dan pada akhirnya berubah nama menjadi MySQL AB. Sekitar tahun 1994-1995, Michael Widenius atau disebut “Monty ” yang adalah pengembang satu-satunya di TcX membuat database MySQL untuk mengembangkan aplikasi Web Client . Dengan berlandaskan pada aplikasi UNIREG dan ISAM yang dibuat sendiri, dia memutuskan untuk mencari antarmuka SQL yang sangat tepat untuk ditempelkan di atasnya. MySQL
adalah DataBase
Managament
System
( DBMS )
yang
didistribusikan secara gratis di bawah lisensi dari General Public License (GPL), dimana setiap orang bebas untuk menggunakannya tetapi tidak boleh untuk
48
dijadikan program induk turunan bersifat close source (komersial) (Deni Sutaji, 2012: 40). MySQL sebenarnya merupakan turunan dari salah satu konsep utama dalam
basis data sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language ). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basis data terutama untuk proses seleksi, pemasukan, pengubahan dan penghapusan data yang dimungkinkan dapat dikerjakan dengan mudah dan otomatis (Deni Sutaji, 2012: 40).
2.9.2
Keunggulan MySQL
Berikut adalah beberapa keunggulan dari MySQL, diantaranya (Deni Sutaji, 2012: 40-41): 1.
Portability
Dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi, diantaranya: Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X Server , Solaris , Asigma.
2.
Open Source
Didistribusikan secara gratis di bawah lisensi dari General Public License (GPL). 3. Multi User Dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan. 4.
Performance Tuning
Mempunyai kecepatan yang tinggi dalam menangani query.
49
5.
Column Type
Memiliki tipe data yang sangat kompleks, seperti: signed/unsigned integer, float, double, char, varchar, text, blob, date, time, datetime, timestamp, year
dan enum. 6.
Command dan Function
Memiliki operator dan fungsi penuh yang mendukung select dan where dalam query.
7.
Security
Memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti tingkat subnet mask , hostname , privilege user dengan sistem perijinan yang mendetail serta password yang
terenkripsi. 8.
Scalability dan Limits
Mampu menangani basis data dalam jumlah besar, dengan jumlah field lebih dari 50 juta, 60 ribu tabel dan 5 milyar record . Batas indeks mencapai 32 buah per tabel. 9. Localization Dapat mendeteksi pesan kesalahan (error code) pada klien dengan menggunakan lebih dari 20 bahasa. 10. Connectivity Dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix Socket , Named Pipes.
50
11. Interface Memiliki antarmuka (interface ) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API. 12. Clients dan Tools Dilengkapi dengan berbagai tool yang dapat digunakan untuk administrasi basis data sekaligus dokumen petunjuk online. 13. Struktur Tabel Memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani alter table , dibandingkan dengan PostgreSQL ataupun Oracle.
2.9.3
Koneksi Visual Basic 6.0 dengan Database MySQL
Untuk menghubungkan bahasa pemrograman Visual Basic 6 dengan database MySQL dibutuhkan sebuah koneksi. Adapun script koneksi model string
tersebut adalah sebagai berikut (Bunafit Nugroho, 2013: 28-29). Option Explicit Public Koneksi As New ADODB.Connection Public Rs_Barang As ADODB.Recordset Public strSQL As String 'Membuat Koneksi dengan Database MySQL Public Sub BukaDatabase() Set Koneksi = New ADODB.Connection Koneksi.CursorLocation = adUseClient Koneksi.ConnectionString = "" _ & "DRIVER={MYSQL ODBC 5.1 DRIVER};" _ & "SERVER=localhost;" _ & "DATABASE=tokodb;" _ & "UID=root;" _ & "PWD=;" _ & "OPTION=" 'Membuka Koneksi On Error Resume Next If Koneksi.State = adStateOpen Then Koneksi.Close Set Koneksi = New ADODB.Connection Koneksi.Open Else
51
Koneksi.Open End If 'Jika koneksi gagal, pesan error ditampilkan If Err.Number <> 0 Then MsgBox "Koneksi MySQL gagal", vbCritical, "Error" Else 'Jika koneksi berhasil, bisa menampilkan pesan MsgBox "Koneksi MySQL sukses", vbInformation, Sukses" End If End Sub
2.10
"Koneksi
XAMPP XAMPP adalah paket program berbasis Web, di dalamnya berisi; Software
Apache, PHP dan database MySQL. XAMPP adalah paket Web programming, di
sana telah tersedia tools phpMyAdmin yang hanya berjalan di sisi server Web untuk mengakses database MySQL (Bunafit Nugroho, 2013: 1). Berikut adalah paket – paket XAMPP: 1. Apache Aplikasi Web server . Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman Web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman Web. 2. MySQL MySQL merupakan aplikasi database server . Perkembangan dari SQL yang
merupakan kepanjangan dari Structured Query Language . SQL itu sendiri merupakan bahasa yang digunakan untuk mengolah database . 3.
PHPMyAdmin PHPMyAdmin merupakan aplikasi Web untuk melakukan administrasi dan
olah data di MySQL.
52
2.11
Crystal Report Crystal Report merupakan program yang terpisah dengan program
Microsoft Visual Basic 6.0, tetapi keduanya dapat dihubungkan ( Linkage).
Membuat Laporan dengan Crystal Report hasilnya lebih baik dan lebih mudah, karena pada Crystal Report banyak tersedia objek-objek maupun komponen yang mudah digunakan (Madcoms, 2010: 234).
2.12
Pengujian
2.12.1 Definisi Pengujian
Pengujian adalah serangkaian kegiatan yang dapat direncanakan di muka dan dilakukan secara sistematis (Roger S. Pressman, 2010: 550). Tujuan pengujian perangkat lunak adalah untuk menemukan kesalahan. Untuk perangkat lunak konvensional, tujuan ini dicapai melalui serangkaian langkah-langkah pengujian. Pengujian unit dan pengujian integrasi berkonsentrasi pada verifikasi fungsional terhadap sebuah komponen dan penggabungan komponen ke dalam arsitektur perangkat lunak. Pengujian validasi menunjukkan penelusuran pada persyaratan perangkat lunak, dan pengujian sistem memvalidasi perangkat lunak saat perangkat lunak tersebut dimasukkan ke dalam sistem yang lebih besar. Setiap langkah pengujian ini dilakukan melalui serangkaian teknik pengujian yang sistematis yang membantu perancangan test case. Dengan setiap langkah pengujian, tingkat abstraksi di mana perangkat lunak tersebut dipertimbangkan, dapat diperluas.