BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatkan kesejahteraan penduduk serta mengambil langkahlangkah pencegahan terhadap masalah kesejahteraan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab negara terhadap warganya. Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang Kependudukan
Nomor dan
52
Tahun
Pembangunan
2009
Keluarga
tentang
Perkembangan
menyebutkan
pengertian
kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat. Seperti yang telah dijelaskan di atas, masalah tingginya kelahiran penduduk serta kurangnya kesejahteraan masyarakat di Indonesia, maka pemerintah melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) sebagai jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut. Keluarga Berencana menurut pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan Kependudu kan dan Pembangunan Keluarga adalah “Upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlidungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas”. Ajaran Islam senantiasa berupaya memberikan kemudahan dan tidak menghendaki umatnya berada dalam kesulitan. Demikian pula dalam hal ikhtiar manusia untuk menentukan jumlah anak dan penggunaan alat sebagai metode penjarangan kelahiran dengan mengatur jarak (interval) kelahiran. KB dalam pengertian pertama ini diistilahkan dengan tahdid an-nasl (pembatasan (pembatasan kelahiran), dapat juga dipahami sebagai aktivitas individual untuk mencegah kehamilan (man’u al-hamli) al-hamli) dengan berbagai cara dan sarana (alat), misalnya dengan kondom, IUD, pil KB, dan sebagainya. KB dalam pengertian kedua diberi istilah tanzhim an-nasl (pengaturan (pengaturan kelahiran). Dengan adanya Keluarga Besar (KB) pemerintah berharap dapat
1
mengurangi jumlah kelahiran penduduk yang semakin lama semakin berkembang dengan pesat, hal ini diperlukan karena populasi manusia di muka bumi ini sudah semakin banyak dan daratan bumi sebagai tempat tinggal manusia tidak pernah bertambah tetapi sebaliknya sudah semakin berkurang akibat pemanasan global, hanya saja program pemerintah tersebut bertentangan dengan kaidah-kaidah hukum islam yang sampai saat ini masih terdapat pro dan kontra mengenai persepsi pandangan KB yang digunakan oleh masyarakat Indonesia
1.2 Tujuan 1. Memahami apa yang dimaksud KB beserta prosedurnya 2. Mengetahui peraturan KB di Indonesia 3. Mengetahui bagaimana hukum KB dalam pandangan Islam 4. Memahami bagaimana kaitan KB dengan kesehatan 5. Mengetahui dan memahami apa saja pro dan kontra KB dalam pandangan Islam maupun ketentuan di Indonesia
1.3 Manfaat 1. Mempelajari apa yang dimaksud KB beserta prosedurnya 2. Agar dapat mengetahui bagaimana peraturan KB di Indonesia 3. Agar dapat mengetahui bagaimana hukum KB dalam pandangan Islam 4. Agar dapat memahami bagaimana kaitan KB dengan kesehatan 5. Meningkatkan pengetahuan mengenai apa saja pro dan kontra KB dalam pandangan Islam maupun ketentuan di Indonesia
1.4 Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan KB (Keluarga Berencana)? 2. Bagaimana peraturan KB (Keluarga Berencana) yang ada di Indonesia? 3. Bagaimana hukum KB (Keluarga Berencana) dalam pandangan Islam? 4. Bagaimana kaitan KB (Keluarga Berencana) dengan kesehatan? 5. Apa saja pro dan kontra KB (Keluarga Berencana) dalam pandangan Islam maupun ketentuan di Indonesia?
2
BAB II ISI
2.1 Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alatalat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keluarga Berencana menurut WHO (dalam Hartanto, 2003: 26-27) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk: a.
Mendapatkan objektif-objektif tertentu,
b.
Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
c.
Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan,
d.
Mengatur interval di antara kehamilan,
3
e.
Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suamiisteri,
f.
Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2.2 Tujuan Keluarga berencana
2.2.1 Tujuan umum Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
2.2.2 Tujuan khusus 1)
Meningkatkan
jumlah
penduduk
untuk
menggunakan
alat
kontrasepsi. 2)
Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3)
Meningkatnya
kesehatan
keluarga
berencana
dengan
cara
penjarangan kelahiran
2.3 Jenis Kontrasepsi
2.3.1
Metode kontrasepsi tanpa alat bantu (KB sistem kalender atau abstinesia). (kurang MAL) Cara KB dengan sistem kalender adalah mengatur kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual pada saat wanita dalam masa subur. Masa subur berkaitan dengan terjadinya siklus menstruasi atau datang bulan. Masa subur wanita adalah kurang lebih satu minggu sebelum menstruasi dan satu minggu sesudah menstruasi.
2.3.2
Kontrasepsi dengan alat bantu Dengan alat bantu kontrasepsi memungkinkan sperma dan sel telur tidak dapat bertemu walaupun terjadi ejakulasi. Pemakaian alat kontrasepsi masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama di beberapa golongan agama. Namun saat ini masyarakat
4
telah banyak memanfaatkan alat kontrasepsi untuk membantu mengatur kelahiran anak. 2.4 Macam-Macam Alat Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar mendukung program kontraspesi untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk meningkatkan kesejahteraaan keluarga. Dalam hal ini pemerintah Indonesia menyelenggarakan program Keluarga Berencana atau KB melalui pengaturan kelahiran. Berikut ini contoh alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini beserta kelebihan dan kekurangan yang ditimbulkan dalam pemakaiannya. 2.4.1
Kondom Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada saat berhubungan badan dan biasanya dibuat dari bahan karet latex.
2.4.2
Pil KB Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah. Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui
mulut
(diminum),
berisi
hormon
estrogen
dan
atau
progesteron. Bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten. A. Kelebihan dari pil KB : 1) Sangat efektif sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar dan tidak terputus.
5
2) Bisa digunakan wanita segala usia. 3) Kesuburan segera kembali setelah dihentikan. 4) Mengatur siklus haid. B. Kekurangan dari pil KB: 1) Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual. 2) Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum pil. 3) Bisa merasakan sakit kepala ringan. 4) Berat badan bisa naik. 5) Biasanya haid akan terhenti. 6) Walau sangat jarang, wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35 tahun ke atas dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung atau penggumpalan darah dalam pembuluh.
2.4.3
Suntikan KB Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi. Suntikan KB ini cukup efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Namun suntik KB ini kurang disarankan digunakan untuk wanita yang merokok karena zat yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah. Alat kontrasepsi dengan cara ini banyak dipilih oleh wanita di Indonesia
dikarenakan
cara
kerjanya
yang
efektif
dan
cara
pemakaiannya yang praktis, selain itu harganya juga lebih murah. Sebelum suntikan diberikan, terlebih dahulu wanita diperiksa kondisi
6
badannya untuk memastikan
kesehatan
diri,
dan memastikan
kondisinya sedang dalam kondisi tidak hamil. A. Kelebihan dari suntikan KB : 1) Mudah digunakan. Hanya sekali suntik setiap tiga bulan dan bisa kembali subur saat ingin dihentikan. 2) Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan pembengkakan pinggul. 3) Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid. 4) Bisa digunakan wanita yang sudah punya anak ataupun baru menikah. 5) Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu. 6) Jika
digunakan
ibu
menyusui
enam
minggu
setelah
melahirkan, tidak mempengaruhi ASI. B. Kekurangan dari suntikan KB : 1) Awal pemakaian bisa terjadi bercak darah. 2) Bisa menyebabkan kenaikan berat badan. 3) Setelah setahun menggunakan dan berhenti haid belum teratur. 4) Kesuburan lambat kembali, membutuhkan waktu empat bulan atau lebih.
2.4.4
IUD IUD merupakan singkatan dari Intra Uterine Device, atau dikenal pula dalam Bahasa Indonesia sebagai AKDR yang merupakan singkatan dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, dan harus diganti apabila sudah dipakai dalam masa tertentu. Cara kerja IUD, banyak yang berpendapat bahwa cara kerja dari IUD ini adalah dengan menyulitkan bertemunya sperma dan sel telur. A. Kelebihan: 1)
Pencegahan kehamilan yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun.
7
2)
Tidak mengganggu hubungan seks dengan pasangan.
3)
Tidak terpengaruh obat-obatan.
4)
Bisa subur kembali setelah IUD dikeluarkan.
5)
Tidak mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI.
6)
Dapat mencegah kehamilan di luar kandungan.
B. Kekurangan: 1)
Terjadi perubahan siklus haid.
2)
Bisa merasakan pembengkakan di pinggul.
3)
Pemasangannya membutuhkan prosedur medis.
4)
Saat memasang dan mengeluarkan IUD, harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
5)
Bisa keluar dari rahim tanpa diketahui, sehingga Wanita yang memakai IUD harus rutin periksa ke tenaga kesehatan.
6)
Bisa merasakan nyeri setelah 3-5 hari pertama pemasangan.
7)
Saat haid, darah yang keluar cukup banyak sehingga bisa menyebabkan kurang darah
2.4.5
Implan Implant levonogestrel
adalah yang
suatu
alat
dibungkus
kontrasepsi dalam
yang
kapsul
mengandung silasticsilikon
( polidemetsilixane) dan di susukkan dibawah kulit. Banyak alasan dapat
dikemukakan
mengapa
implant
dikembangkan
dan
diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain: a.
Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna.
b.
Dengan sekali memasang implant KB maka subjek akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun.
c.
Implant mudah dilepas
d.
Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak ada keinginan mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi.
8
2.5 Peraturan di Indonesia tentang Keluarga Berencana:
A. Undang-undang
Republik Indonesia nomor 52 tahun 2009
pasal 1
tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga. a) Poin ke-8 Keluarga berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. b) Poin ke-9 Pengaturan kehamilan adalah upaya untuk membantu pasangan suami istri untuk melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak dan mengatur jarak kelahiran anak yang ideal dengan menggunakan cara, alat, dan obat kontrasepsi. B. Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Renstra BKKBN) tahun 2015-2019 memiliki arah kebijakan dan strategi diantaranya meningkatkan akses dan pelayanan KB yang merata dan
berkualitas
di
dalam
sistem
Jaminan
Kesehatan
Nasional,
meningkatkan advokasi dan KIE tentang KB dan Kesehatan Reproduksi di seluruh wilayah, menata dan menguatkan serta meningkatkan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana di pusat dan daerah serta menyerasikan landasan hukum dan kebijakan kependudukan dan keluarga berencana. C. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam mendukung program nawacita pemerintah mencanangkan program “Dua Anak Cukup” D. Rencana pembangunan jangka panjang nasional (RJPN) tahun 2010-2025 adalah mewujudkan penduduk tumbuh seimbang .
2.6 Hukum KB menurut perspektif Islam
Setiap individu pasti memiliki rencana untuk mencapai tujuan masingmasing, termasuk juga orang yang sudah menikah. Melalui perkawinan, pasangan suami istri pasti merencanakan segala sesuatu yang terkait dengan
9
keberlangsungan keluarganya. Keluarga berencana (KB) merupakan salah satunya, Islam sendiri berpandangan bahwa keluarga berencana bertujuan untuk kemaslahatan / kesejahteraan keluarga khususnya dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan yang dimaksud kemaslahatan / kesejahteraan bukanlah kesejahteraan yang bersifat material belaka, atau jasmaniah melainkan kemaslahatan yang bersifat rohaniah diniyah, kalau kemaslahatan yang bersifat duniawi sudah ditakuti, apalagi kemaslahatan ukhrowi harus lebih ditakuti, sebab tidak ada kesengsaraan yang lebih celaka daripada kesengsaraan yang bersifat ukhrowi. Oleh sebab itu semua pasangan muslim setiap saat, setiap waktu dianjurkan untuk menjarangkan kelahiran anak karena penyusuan dengan susu ibu dianjurkan oleh Al-Quran dalam surat Al-Baqarah : 233. Dari ayat ini bisa kita pahami, bahwa masa menyusui adalah dua tahun, apabila seorang ibu mengandung lagi pada masa dua tahun itu, berarti seorang ibu akan memikul beban yang sangat berat, baik fisik maupun mental, secara fisik seorang ibu yang mengandung memerlukan tambahan-tambahan gizi agar dapat memelihara daya tahan jasmaniahnya dan juga untuk menjaga kesehatan janin yang dikandungnya. Di samping itu bila sekaligus menyusui anak tetapi seorang ibu sudah mengandung lagi, sebab zat makanan dibagi dua antara bayi dengan janin yang dikandungnya. Selain jarak kelahiran harus diatur, jumlah anak perlu direncanakan sebaik-baiknya, oleh sebab itu apabila seorang ibu mengandung pada masa permulaan akan mengalami gejala kelainan pada mentalnya, misal merasa jijik dan benci terhadap sesuatu yang seharusnya tidak perlu. Oleh karena itu ayat di atas menunjukkan sesuatu pengertian yang tersirat yaitu masa dua tahun sesudah kelahiran adalah masa ibu menyusui, sehingga diatur suatu ihtiar agar selama masa tersebut ibu tidak mengandung lagi yakni untuk menjaga kesehatan rohaniah dan jasmaniahnya baik untuk ibu maupun anaknya. Untuk menjaga jarak kelahiram, ada wanita yang secara alami tidak hamil kembali selama berbulan-bulan setelah ia melahirkan. Keadaan alami ini bisa karena faktor menyusui, KB kalender, atau ‘azl. Selain itu ada juga
10
yang menggunakan alat bantuan seperti menggunakan suntik KB, pil KB, kondom, IUD, implant, dan sterilisasi. 1. ‘Azl ‘Azl adalah mengeluarkan sperma laki-laki di luar vagina wanita dengan tujuan mencegah kehamilan. “Dari Jabir ra berkata: Kami melakukan ‘azl pada masa Nabi Muhammad SAW dimana Al-Qur’an masih terus diturunkan, dan hal tersebut diketahui oleh Nabi SAW tetapi beliau tidak melarangnya (HR. Bukhari No. 5209 kitab An- Nikaah).” Syaikh Abu Muhammad bin Shalih bin Hasbullah dalam bukunya, mengatakan bahwa termasuk ‘azl adalah alat atau segala macam sarana yang digunakan oleh wanita untuk mencegah kehamilan dalam waktu terte ntu, baik itu berupa pil atau yang lainnya. Hukumnya boleh, dengan syarat pencegahan ini hanya berlaku sementara, tidak karena takut miskin atau takut rizqinya menjadi sempit. Jika menggunakan kontrasepsi ini dengan alasan karena takut miskin, takut tidak dapat membiayai kehidupannya, dan sebagainya, maka ini hukumnya akan menjadi haram mutlak, karena telah termasuk di dalamnya berprasangka bruk kepada Allah. “Dan janganlah kamu membunuh anak -anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberikan rizqi kepada mereka dan juga keadamu” Q.S. Al- Israa’ : 31 Beberapa alasan yang diperbolehkan untuk melakukan penundaan kehamilan adalah : 1. Seorang wanita tertimpa penyakit di dalam rahimnya, atau anggota badan yang lain, sehingga akan berbahaya jika dalam keadaan hamil. 2. Jika sudah memiliki anak banyak, sedangkan istri keberatan jika hamil lagi, dengan niatan memberikan pendidikan usia dini bagi anak, sampai siap untuk hamil kembali, dalam mengikuti Keluarga Berencana harus disertai dengan niat, karena niat dalam Islam mempunyai peranan sangat penting, niat yang dimaksud hanya ditujukan semata-mata untuk kesejahteraan lahir dan batin, dan meningkatkan taraf hidup demi masa depan yang lebih cerah, bukan karena takut terhadap keterbatasan
11
ekonomi, atau takut karena tidak dapat makan maupun yang lainnya. Adapun jika penggunaannya bermaksud berkonsentrasi dalam berkarir atau supaya hidup senang, sebagaimana yang dilakukan kebanyakan wanita zaman sekarang maka hukumnya tidak boleh. 2. Sterilisasi (Vasektomi dan Tubektomi) Sterilisasi iasalh memandulkan lelaki atau wanita dengan jalan operasi (pada umumnya) agar tidak dapat menghasilkan keturunan. Sterilisasi berbeda dengan cara atau alat kontrasepsi lainnya yang pada umumnya hanya bertujuan menghindari atau menjalankan kehamilan untuk sementara waktu saja.
Sedangkan
sterilisasi
ini,
sekalipun
secara
teori
orang
yang
disterilisasikan masih bisa dipulihkan lagi (reversable), tetapi para ahli kedokteran mengakui harapan tipis sekali untuk bisa berhasil. Sterilisasi pada laki-laki disebut vasektomi atau vas ligation dan sterilisasi pada wanita disebut tubektomi. Sterilisasi baik untuk laki-laki atau perempuan sama dengan abortus, bisa berakibat kemandulan, sehingga yang bersangkutan tidak lagi memiliki keturunan. Sedangkan menurut Islam hukum sterilisasi pada dasarnya haram (dilarang) karena ada beberapa hal yang prinsipal, yaitu: a. Strerilisasi berakibat kemandulan tetap. Hal ini bertentangan dengan tujuan pokok perkawinan menurut Islam, yakni perkawinan laki-laki dan wanita
selain
bertujuan
untuk
mendapatkan
kebahagiaan suami istri dalam hidupnya di dunia dan di akhirat, juga untuk mendapatkan keturunan yang sah yang diharapkan kelak menjadi anak yang sholeh. b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan jalan memotong dan menghilangkan sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran mani atau telur). c. Melihat
aurat
orang
lain
(aurat
besar)
pada
prinsipnya Islam melarang orang melihat aurat orang lain, meskipun sama jenis kelaminnya.
12
Akan tetapi apabila suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa (darurat), seperti untuk menghindari penurunan penyakit dari orang tua pada anak sterilisasi boleh dilakukan. Alasan lain jika terancamnya jiwa si ibu bila mengandung dan melahirkan bayi maka sterilisasi diperbolehkan menurut Islam. Hal ini berdasarkan kaidah hukum Islam yang menyatakan “keadaan darurat itu membolehkan hal-hal yang dilarang ” Artinya dalam kondisi seperti ini berlaku kaidah fiqh: Tulisan arab
“ Jika ada dua bahaya saling mengancam maka diwaspadai yang lebih besar bahayanya dengan melaksanakan yang paling ringan bahayanya ” (Jalaluddin asSuyuthi, al-Asyabah wa an- Nazha’ir, Bairut-Dar al-Kutub al-‘Illmiyyah, 1403 H, h, 87)
Sterilisasi dalam Islam pernah diputuskan dalam Muktamar NU ke-28 di Yogyakarta pada bulan November 1989 dalam keputusan tersebut dikatakan bahwa “ penjarangan kelahiran melalui cara apapun tidak dapat diperkenankan kalau mencapai batas mematikan fungsi keturunan secara mutlak. Karenanya sterilisasi yang diperkenankan hanyalah yang bersifat dapat dipulihkan kembali kemampuan berketurunannya dan tidak dapat merusak atau menghilangkan bagian tubuh yang berfungsi ” Ada juga pendapat yang menguatkan dari kitab Hasyiyah al- Bajuri ‘ala Fath alQarib: Tulisan arab
“ Begitu pula menggunakan obat yang menunda atau memutus kehamilan sama sekali maka dimakruhkan dalam kasus pertama dan diharamkan pada kasus kedua” Menurut sember diatas jika sterilisasi kandungan bagi laki-laki (vasektomi) dan perempuan (tubektomi) bisa dikembalikan pada kondisi seperti semula maka diperbolehkan tetapi hukumnya makruh. Namun jika ternyata kedua hal itu mematikan fungsi keturunan secara mutlak maka jelas diharamkan.
2.7 Hubungan antara KB dengan kesehatan
13
Peran program KB sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan reproduksi seseorang, baik itu untuk kesehatan reproduksi wanita maupun kesehatan reproduksi pria. Peran KB bagi kesehatan reproduksi wanita diantaranya yaitu menghindari dari bahaya infeksi, eklamsia, abortus, emboli obstetri, komplikasi masa puerpureum (nifas), serta terjadinya pendarahan yang disebabkan karena sering melakukan proses persalinan (Depkes, 2007). Selain itu program KB juga bertujuan untuk mengatur umur ibu yang tepat untuk melakukan proses persalinan, sebab jika umur ibu terlalu muda atau terlalu tua ketika melakukan persalinan,hal ini akan sangat beresiko mengakibatkan perdarahan serius yang bisa mengakibatkan kematian bagi ibu maupun bayinya (Depkes, 2007). Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Hal ini membuktikan bahwa Indonesia masih berada pada posisi tertinggi di Asia untuk angka kematian ibu. Angka tersebut juga masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 24 per 1000 kelahiran hidup. Oleh karena itu dengan program KB yang terus digalakan pemerintah, diharapkan nantinya MDGs 2015 dapat tercapai sesuai target. Program KB juga berperan bagi kesehatan reproduksi suami antara lain untuk mencegah terkena Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti sifilis, gonorhea, dan penyakit kelamin lain yang diakibatkan oleh tidak menggunakan alat kontrasepsi (kondom) ketika melakukan hubungan seksual dengan istrinya yang terkena PMS. Selain mencegah terkena penyakit menular seksual Program KB juga dimaksudkan untuk membantu pria yang mengalami gangguan disfungsi seksual serta membantu pasangan yang telah menikah lebih dari setahun tetapi belum juga memiliki keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia (Suratun,dkk,2008). Masalah lain yang sering ditemui di lapangan antara l ain PUS yang baru menikah enggan mengikuti Program KB dengan berbagai alasan antara lain takut kegemukan, beragam penyakit akan timbul sebagai efek samping penggunaan alat kontrasepsi.
14
Salah satu kunci kesuksesan program keluarga berencana nasional adalah adanya keterlibatan semua pihak, baik dari institusi pemerintah, swasta, masyarakat dan dalam lingkup yang lebih kecil adalah keterlibatan seluruh anggota keluarga itu sendiri. Pelayanan keluarga berencana ditujukan kepada pasangan usia subur, yang berarti harus melibatkan kedua belah pihak yakni istri maupun suami.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah bertujuan agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Undang-Undang
Nomor
52
Tahun
2009
tentang
Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.Keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Serta pencanangan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam mendukung program nawacita pemerintah yang mencanangkan program “Dua Anak Cukup”. Sekaligus rencana pembangunan jangka panjang nasional (RJPN) tahun 2010-2025 adalah mewujudkan penduduk tumbuh seimbang. Semua pasangan muslim setiap saat, setiap waktu dianjurkan untuk menjarangkan kelahiran anak karena penyusuan dengan susu ibu dianjurkan oleh Al-Quran dalam surat Al-Baqarah : 233. Dari ayat ini bisa kita pahami, bahwa masa menyusui adalah dua tahun, apabila seorang ibu mengandung lagi pada masa dua tahun itu, berarti seorang ibu akan memikul beban yang sangat berat, baik fisik maupun mental, secara fisik seorang ibu yang mengandung memerlukan tambahantambahan gizi agar dapat memelihara daya tahan jasmaniahnya dan juga untuk menjaga kesehatan janin yang dikandungnya. Di samping itu bila sekaligus menyusui anak tetapi seorang ibu sudah mengandung lagi, sebab zat makanan dibagi dua antara bayi dengan janin yang dikandungnya.
16
Dari Syaikh Abu Muhammad bin Shalih bin Hasbullah dalam bukunya, mengatakan bahwa termasuk ‘azl adalah alat atau segala macam sarana yang digunakan oleh wanita untuk mencegah kehamilan dalam waktu tertentu, baik itu berupa pil atau yang lainnya. Hukumnya boleh, dengan syarat pencegahan ini hanya berlaku sementara, tidak karena takut miskin atau takut rizqinya menjadi sempit. Jika menggunakan kontrasepsi ini dengan alasan karena takut miskin, takut tidak dapat membiayai kehidupannya, dan sebagainya, maka ini hukumnya akan menjadi haram mutlak, karena telah termasuk di dalamnya berprasangka bruk kepada Allah. Peran program KB sangat besar pengaruhnya terhadapkesehatan reproduksi seseorang, baik itu untuk kesehatan reproduksi wanita maupun kesehatan reproduksi pria. Peran KB bagi kesehatan reproduksi wanita diantaranyayaitu menghindaridari bahaya infeksi,eklamsia, abortus, emboli obstetri, komplikasi masa puerpureum(nifas), sertaterjadinya pendarahan yangdisebabkan karena sering melakukan proses persalinan(Depkes, 2007).Selain ituprogram KB jugabertujuan untuk mengatur umur ibu yang tepat untuk melakukan proses persalinan,sebab jika umur ibu terlalumudaatauterlalu tua ketika melakukan persalinan,hal ini akan sangat beresiko mengakibatkan perdarahan serius yang bisa mengakibatkan kematian bagi ibu maupun bayinya. Serta lainuntuk mencegah terkena Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti sifilis, gonorhea, dan penyakit kelamin lain yang diakibatkan oleh tidak menggunakan alat kontrasepsi (kondom) ketika melakukan hubungan seksual dengan istrinya yang terkena PMS. Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa KB baik digunakan baik dari segi kesehatan dan juga dari jasmani maupun rohani pada ibu. Tetapi ada beberapa juga yang menyebutkan bahwa KB tidak baik digunakan karena salah satu dari penghentian keturunan dan itu tidak dianjurkan. Dalam sebuah hadist yang menyebutkan bahwa Rasulullah memerintahkan umatnya berbuat hal yang melahirkan maslahat dan tak mengizinkan sesuatu yang menimbulkan bahaya. Menurut Al-Qaradhawi, di masa kini sudah ada beragam alat kontrasepsi yang
dapat
dipastikan
kebaikannya,
hal
inilah
yang
diharapkan
oleh
Rasulullah.Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid, Islam menganjurkan agar kehidupan anak-anak jangan sampai telantar sehingga menjadi tanggungan orang
17
lain. Dalam surat An-Nisa ayat 9 secara umum dapat menjadi motivasi keluarga berencana, tapi bukan jadi dasar langsung kebolehannya, ayat tersebut mengingatkan agar orang tua selalu memikirkan kesejahteraan jasmani dan rohani anak-anaknya. Sedangkan ada beberapa yang kontra dengan KB yaitu segi agama KB telah di haramkan oleh sebagian ulama. Adapun sebab pengharamannya itu adalah seolah – olah manusia telah mencampuri urusan ALLAH SWT dalam penciptaan makhluk-Nya, atau takut tidak tercukupi rizkinya, dan sebgian yang di haramkan oleh islam. Jika maksud mencegah kehamilan adalah menghentikan kemampuan untuk melahirkan secara permanen, maka ini bertentangan dengan risalah dan tujuan Islam dalam menjaga keberlangsungan manusia sampai batas masa yang ditentukan oleh Allah. Jadi dapat disimpulkan bahwa dapat melakukan atau menggunakan KB dengan syarat pencegahan ini hanya berlaku sementara, tidak karena takut miskin atau takut rizqinya menjadi sempit. Jika menggunakan kontrasepsi ini dengan alasan karena takut miskin, takut tidak dapat membiayai kehidupannya, dan sebagainya, maka ini hukumnya akan menjadi haram mutlak, karena telah termasuk di dalamnya berprasangka bruk kepada Allah. Sesuai dengan yang sudah tercantum dalam surat An-Nisa ayat 9, Al-Baqarah : 233, hadist serta pendapat dari beberapa ulama yang memang memperbolehkan selama niatnya untuk kesehatan dan untuk masa depan yang lebih baik.
3.2 Saran
Jika ingin menggunakan atau melakukan KB sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia nomor 52 tahun 2009
pasal 1 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta anjuran dari Al Qur’an dan hadist. Melakukan program KB untuk masa depan yang lebih baik, mengurangi terjadinya infeksi pada reproduksi, serta pelaksanaan program “Dua Anak Cukup”. DAFTAR PUSTAKA
Angriani Asnawi, Melan. Manajemen Program Keluarga Berencana di Kota Gorontalo. Diakses pada tanggal 19 September 2016.
18
Rifa’atin. 2008. Hukum Islam Tentang ‘Azl (Studi Komparatif Pandangan Imam Al-Gazali dan Ibnu Hazm. Diunduh dari http://digilib.uin suka.ac.id/1205/1/BAB%201,%20BAB%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.p df diakses pada 22 September 2016. Unknown. 2013. Comparison of family planning (KB) Based on Law Number 52 Year 2009 on Population Development and Family Development and Islamic Law Perspective. Riau: Universitas Riau. Diakses pada tanggal 22 September 2016. http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4578/JURNAL%20 ASLI%20DWI.pdf?sequence=1http://doktersehat.com/pengertian-dantujuan-keluarga-berencana-kb/ http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28404/4/Chapter%20II.pdf https://www.hsph.harvard.edu/population/policies/indonesia.population09.pdf. Diakses 22 September 2016 https://www.bkkbn.go.id/documents/RENSTRA.BKKBN2015-2019.pdf . Diakses 22 September 2016 https://www.hsph.harvard.edu/population/policies/indonesia.population09.pdf
19